NO. DOKUMEN
TANGGAL TERBIT
NO. REVISI
HALAMAN
Ditetapkan,
Kepala UPTD PuskesmasYosodadi
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas dasar limpahan
rahmat karunia-Nya sehingga penyusunan Pedoman/ Manual Mutu
Puskesmas ini dapat diselesaikan dengan baik. Manual mutu ini disusun
sebagai acuan bagi UPTD Puskesmas Yosodadi dalam membangun
sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan Administrasi dan
Manajemen, Kesehatan Masyarakat (UKM), maupun penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Perorangan (UKP).
Kami menyadari penyusunan pedoman ini masih jauh dari sempurna
untuk itu kritik, saran dan masukan sangat kami harapkan sebagai bahan
perbaikan semoga dengan tersusunnya pedoman ini dapat bermanfaat
bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
khususnya dan manajemen pelayanan kesehatan umumnya.
HALAMAN JUDUL......................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Ruang Lingkup.................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................
D. Landasan Hukum dan Acuan...........................................................................
E. Istilah dan Definisi............................................................................................
PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
a. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Yosodadi
UPTD Puskesmas Yosodadi berjarak 3 km dari Pusat
Pemerintahan Kota Metro. UPTD Puskesmas Yosodadi masuk
wilayah Kecamatan Metro Timur dengan luas wilayah kerja ± 258
Ha, yang terdiri dari dua kelurahan yaitu :
1) Kelurahan Yosodadi
2) Kelurahan Yosorejo
Puskesmas Yosodadi juga memiliki 1 Puskesmas Pembantu
yaitu : Puskesmas Pembantu Yosorejo.
Pada tahun 2008 Puskesmas Yosodadi berdiri dan diresmikan
oleh Bapak Walikota Metro pada Bulan Februari 2008.
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Yosodadi adalah sebagai
berikut :
1. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Pekalongan
Kab. Lampung Timur
2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Puskesmas Iringmulyo
dan Kecamatan Batang Hari dan Kab.
Lampung Timur
3. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Metro Pusat
4. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Metro Pusat
Kelurahan
Yosodadi
Kelurahan
Yosorejo
PJ Administrasi dan
Manajemen Puskesmas
dr. Devi Aria Luthfiana
2. Kebijakan Mutu
1) Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan UPTD Puskesmas
Yosodadi berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan, harapan
serta keselamatan pasien dengan kebijakan mutu “Memberikan
pelayanan kesehatan secara profesional yang berorientasi
pada peningkatan kepuasan pelanggan dan keselamatan
pasien dengan terus berupaya memperbaiki mutu pelayanan
dan SDM”.
2) UPTD Puskesmas Yosodadi mempunyai Budaya Mutu yang
diterapkan pada wilayah kerja Puskesmas, yaitu “ 5 R “ (Ramah,
Rapi, Resik, Rajin, Rawat):
1) Ramah dalam melayani
2) Rapi dalam berpakaian dan bekerja
3) Resik memelihara lingkungan tempat kerja
4) Rajin dalam bekerja
5) Rawat pasien dengan sepenuh hati
B. Ruang Lingkup
Lingkup manual mutu ini disusun berdasarkan ISO 9001:2008 dan
standar akreditasi puskesmas, yang meliputi persyaratan umum sistem
manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber
daya, dan proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP), sebagaimana yang diuraikan pada proses pelayanan.
Dalam penyelenggaraan UKM dan UKP ini memperhatikan
keselamatan sasaran/Pasien dengan menerapkan manajemen risiko.
Sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 dibangun atas 8 (delapan)
prinsip. Kedelapan prinsip yang merupakan ruh dari standar ISO
9001:2008 ini dituangkan dalam bentuk klausul-klausul (persyaratan)
sistem manajemen ISO yang berjumlah 8 klausul. Kedelapan prinsip itu
adalah:
1) Fokus Pada Pelanggan
Keberlangsungan suatu perusahaan sangatlah bergantung
kepada pelangganya. Oleh karena itu pelanggan menjadi salah satu
fokus penting yang harus diperhatikan. Perusahaan yang
menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 diharuskan
memiliki strategi khusus untuk terus menerus memantaukepuasan
pelanggan.
Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
Meneliti dan memahami kebutuhan dan harapan pelanggan.
Memastikan bahwa tujuan organisasi selaras dengan kebutuhan
dan harapan pelanggan.
Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan di seluruh tingkat organisasi.
Mengukur kepuasan pelanggan (Survey kepuasan pelanggan) dan
menindaklanjuti hasilnya.
Memastikan pendekatan yang seimbang antara kepuasan
pelanggan dan kepuasan pihak berkepentingan lainnya (seperti
pemilik, karyawan, pemasok, pemodal, masyarakat lokal dan
masyarakat secara keseluruhan).
2) Kepemimpinan
Pemimimpin merupakan elemen terpenting didalam suatu
organisasi. Keberhasilan suatu organisasi biasanya dimulai dari
kecakapan pemimpin dalam memaksimalkan potensi sumberdaya
yang dimilikinya. Beberapa yang harus dilakukan terkait dengan
prinsip ini adalah
Memperhatikan semua pihak yang berkepentingan termasuk
pelanggan,pemilik,karyawan,pemasok,pemodal masyarakat lokal
dan masyarakat secara keseluruhan.
Membangun visi yang jelas tentang masa depan organisasi.
Menetapkan tujuan dan target yang SMART (Spesific, Measurable,
Achievable, Realistic, Time Target).
Menyediakan sumber daya yang diperlukan baik sumber daya
manusia atau asset.
Memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
karyawan.
3) Keterlibatan Karyawan
Sebaik apapun strategi yang ditetapkan pihak manajemen tidak
akan ada gunanya bila tidak diamini oleh seluruh karyawan yang ada
diorganisasi. Oleh karena itu, peran aktif dar karyawan sangat
dibutuhkan untuk keberhasilan implementasi sistem manajemen
mutu.
Beberapa hal yang harus dialakukan untuk prinsip ini adalah:
Setiap karyawan harus memahami pentingnya kontribusi dan
peran mereka dalam organisasi.
Setiap karyawan harus mengidentifikasi hambatan terhadap
kinerja mereka.
Setiap karyawan harus memahami tugas dan tanggung jawab
mereka.
Setiap karyawan harus secara aktif mencari kesempatan untuk
meningkatkan kompetensi,pengetahuan dan pengalaman.
Setiap karyawan bebas berbagi pengetahuan dan pengalaman.
4) Pendekatan Proses
Sebuah hasil yang hendak dicapai akan lebih efisien diraih ketika
kegiatan-kegiatan dan sumberdaya terkait dikelola sebagai suatu
kesatuan proses yang tidak dapat dipisahkan. Ini juga berarti bahwa
yang terpenting dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
adalah proses bukan hasil. Artinya target yang tidak tercapai
bukanlah masalah majour yang tidak dapat dimaafkan ketika
kegagalan tersebut dianalisi dan dilakukan perbaikan kedepannya.
Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
Mendefinisikan dan menetapkan semua kegiatan yang
diperlukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Menetapkan tanggungjawab yang jelas dan akuntabilitas
untuk mengelola kegiatan kunci (utama) organisasi.
Menganalisis dan mengukur dari kemampuan kegiatan kunci.
Mengidentifikasi interaksi proses antara suatu bagian dengan
baigian yang lain didalam organisasi.
Berfokus pada faktor-faktor seperti sumberdaya,metode,dan
bahan-bahan yang akan meningkatkan kegiatan kunci dari
organisasi.
Mengevaluasi risiko, konsekuensi dan dampak dari kegiatan
pada pelanggan, pemasok dan pihak berkepentingan lainnya.
A. Persyaratan Umum
UPTD Puskesmas Yosodadi menetapkan, mendokumentasikan,
memelihara Sistem manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi
puskesmas. Sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya
persyaratan pengendalian terhadap proses-proses penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat, baik penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat (UKM) maupun penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Perorangan (UKP), yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi
proses dalam penyelenggaraan pelayanan, kejelasan penanggung jawab,
penyediaan sumber daya, penyelenggaran pelayanan itu sendiri, mulai dari
perencanaan yang berdasarkan dari kebutuhan masyarakat/ pelanggan,
verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan, dan
verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring
dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
Sitem manajemen mutu UPTD Puskesmas Yosodadi didokumentasikan
dalam bentuk :
Manual/pedoman mutu UPTD Puskesmas Yosodadi
Prosedur Kerja
Sasaran Mutu
Formulir
Rekaman
Upaya-upaya yang dilakukan :
UPTD Puskesmas Yosodadi memiliki kebijakan dan manual mutu
Kepala puskesmas menunjukan penanggung jawab manajemen
mutu
Ada kejelasan tugas, wewenang dan tanggung jawab
penanggungjawab manajemen mutu
Memiliki komitmen bersama seluruh jajaran puskesmas untuk
meningkatkan mutu dan kinerja (pernyataan tertulis, foto)
Melakukan perbaikan mutu secara berkesinambungan
B. Pengendalian Dokumen
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang
disusun, meliputi :
Dokumen Level 1 : Menjelaskan Kebijakan dan uraian singkat
sistem manajemen mutu UPTD Puskesmas
Yosodadi (terdiri atas SK);
Dokumen Level 2 : Menjelaskan rincian metode dan cara kerja
pelaksanaan proses/ sistem manajemen
mutu UPTD Puskesmas Yosodadi berupa
Pedoman/Manual;
Dokumen Level 3 : Sebagai penunjang pelaksanaan prosedur
pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas
Yosodadi yang terdiri dari berupa formulir-
formulir dan Standar Operasinal Prosedural
(SOP);
Dokumen Level 4 : Rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai
akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman dan
prosedur, distribusi, penyimpanan, pencarian
kembali, dan proses penarikan dokumen
yang kedaluwarsa, maupun formulir-formulir,
catatan-catatan hasil kegiatan serta dokumen
lainnya.pelaksanaan kebijakan, pedoman,
dan prosedur
Penyimpanan Dokumen/Arsip:
a. Semua dokumen mutu/akreditasi aktif/terkendali, memiliki masa
berlaku 3 (tiga) tahun, setelah itu perlu dilakukan evaluasi (direvisi,
diganti, atau tidak terkendali)
b. Dokumen rekam medik yang tidak aktif wajib disimpan sekurang-
kurangnya selama 3 (tiga) tahun, setelah itu dilakukan evaluasi
(direvisi, diganti, atau tidak terkendali)
c. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di puskesmas harus
dipelihara dan disimpan minimal 3 (tiga) tahun
d. Penyimpanan dokumen/arsip perkantoran sesuai dengan sistem
penyimpanan dokumen/arsip pemerintah daerah Kota Metro
e. Penyimpanan dokumen mutu/akreditasi disimpan dimasing-masing
kelompok pelayanan sedangkan di sekretariat tim
mutu/administrasi dan manajemen menyimpan masker dokumen
semua kelompok pelayanan dan program
f. Untuk prosedur kerja yang masih terkendali (belum lebih dari 3
tahun) dan memakai istilah prosedur tetap (protap) masih biasa
digunakan. Selanjutnya apabila protap tersebut sudah lebih dari 3
tahun, direvisi dengan format baru (Standar Operasional
Prosedur/SOP)
Sistem penomoran :
a. Surat masuk dan surat keluar sesuai dengan aturan pemerintah
Kota Metro, yaitu kode 800 adalah kode surat keluar
b. Penomoran dokumen di kelompok pelayanan dilakukan oleh
kelompok pelayanan masing-masing disesuaikan dengan sistem
pengkodean yang telah ditentukan
c. Penomoran dokumen diurutkan sesuai dengan pengkodean
d. Format dokumen diatur/diseragamkan dengan contoh format
terlampir
Format Standar Operasional Prosedur
Format Rekam Medis
Format Resep
Format Kasir
Format Rujukan Eksternal
Format Rujukan Internal
Format Inform Consent/Penolakan Tindakan
Status dokumen :
a. Dokumen induk (Master Dokumen) adalah dokumen asli dan
telah disahkan oleh Kepala UPTD Puskesmas Yosodadi,
dijadikan sebagai dokumen master. Dokumen tersebut disimpan
di ruang Tata Usaha.
b. Dokumen terkendali adalah copy dokumen yang didistribusikan
ke tiap unit/ pelaksana di Puskesmas dan terdaftar dalam Daftar
Distribusi Dokumen Terkendali. Dokumen didistribusikan ke tiap
unit untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan
ditarik bila ada perubahan (revisi). Dokumen ini diberi
tanda/stempel “TERKENDALI”. Stempel “TERKENDALI” ini
berada di sudut kanan atas dokumen dengan ukuran cap 5 cm x
1,5 cm dan tinta cap berwarna biru.
c. Dokumen tidak terkendali adalah dokumen yang didistribusikan
oleh Penanggung jawab Manajemen Mutu untuk kebutuhan
eksternal atau atas permintaan pihak di luar FKTP digunakan
untuk keperluan insidentil, tidak dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan pekerjaan. Dokumen ini harus distempel “TIDAK
TERKENDALI”.
Stempel “TIDAK TERKENDALI” ini berada di sudut kanan atas
dokumen dengan ukuran cap 5 cm x 1,5 cm dan tinta cap
berwarna biru.
d. Dokumen kedaluwarsa adalah dokumen yang sudah tidak
berlaku lagi karena telah mengalami revisi. Dokumen ini sudah
tidak dapat lagi dijadikan acuan melaksanakan pekerjaan, dan di
stempel “KEDALUWARSA”. Dokumen induk diidentifikasi dan
sisanya dimusnahkan.
Stempel “KEDALUWARSA” ini berada di sudut kanan atas
dokumen dengan ukuran cap 5 cm x 1,5 cm dan tinta cap
berwarna biru.
Penataan Dokumen :
1. Untuk memudahkan dalam pencarian dokumen mutu/akreditasi
puskesmas dikelompokkan masing-masing bab/kelompok
pelayanan dengan diurutkan setiap urutan kriteria dan elemen
penilaian dan diberikan daftar secara berututan;
2. Penataan dengan menggunakan file dan otner yang sudah
disepakati yaitu warna kuning;
3. Setiap dokumen tim mutu diberi label sesuai urutan Kriteria dalam
instrument
4. Penyimpanan dokumen ada pada setiap UKM/UKP dan semua
master dokumen disimpan disekretariat yang dikelola oleh masing-
masing penanggung jawab;
5. Dokumen SOP/SK yang dibuat oleh masing-masing
pelaksana/upaya dibuat rangkap 3 (tiga) untuk master, untuk tim
admen, dan untuk pelaksana/upaya;
6. Penyimpanan dokumen ada disetiap UKM/UKP dan untuk
dokumen mutu disimpan disekretariat (admen,UKM/UKP) dan
dikelola oleh masing-masing penanggung jawab.
A. Komitmen Manajemen
Kepala puskesmas, penanggung jawab manajeman mutu, penanggung
jawab UKM, penanggung jawab UKP, dan seluruh karyawan/i puskesmas
bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada
manual mutu ini.
Memiliki bukti komitmen bersama seluruh jajaran puskesmas untuk
meningkatkan mutu dan kinerja (pernyataan tertulis, foto)
Kepala puskesmas dan masing-masing penanggung jawab pelayanan
wajib memahami konsep sistem manajemen mutu dan menjalankan
dengan konsisten, mengkomunikasikan dengan semua karyawan
tentang pentingnya mutu dan kepuasan pelanggan,
mensosialisasikan kebijakan-kebijakan mutu dan sasaran yang ingin
dicapai, melakukan evaluasi, memastikan tersedianya sumber daya
untuk mendukung mutu pelayanan, dan melakukan perbaikan terus-
menerus disemua apek kegiatan.
C. Kebijakan Mutu
Pimpinan Manajemen UPTD Puskesmas Yosodadi telah menetapkan
suatu kebijakan mutu pelayanan Puskesmas yang diketahui dan dimengerti
oleh seluruh jajaran pengelola dan seluruh karyawan Puskesmas. Kebijakan
mutu tersebut adalah :
“Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional yang berorientasi
pada peningkatan kepuasan pelanggan dan keselamatan pasien dengan
terus berupaya memperbaiki mutu pelayanan dan SDM”.
1. Kepala Puskesmas
Tanggung Jawab, Wewenang Dan Peran Kepala Puskesmas
Dalam peningkatan Mutu Puskesmas
1. Kepala Puskesmas melakukan sosialisasi kepada para staf
tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan
regulasi melalui berbagai kesempatan seperti rapat, surat
edaran, pidato pembukaan acara dan sebagainya.
2. Kepala Puskesmas menerbitkan Kebijakan mutu
3. Kepala Puskesmas menetapkan Sasaran mutu
4. Kepala Puskesmas memastikan adanya kegiatan untuk menilai
efektifitas sistem manajemen mutu melalui pelaksanaan
Prosedur Tinjauan manajemen
5. Kepala Puskesmas memastikan sumberdaya untuk
melaksanakan sistem manajemen mutu tersedia
6. Kepala Puskesmas harus mengetahui persyaratan yang diminta
oleh pelanggan. Untuk mengetahui persyaratan pelanggan
maka Puskesmas akan menjalankan Prosedur Identifikasi
Persyaratan Pelanggan
7. Kepala Puskesmas memastikan bahwa persyaratan tersebut
telah terpenuhi untuk mencapai kepuasan pelanggan.
8. Kepala Puskesmas menyusun Kebijakan Mutu sesuai
dengan tujuan Puskesmas, mencakup komitmen untuk
memenuhi persyaratan dan perbaikan berkelanjutan serta
menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan
meninjau sasaran mutu.
9. Kepala Puskesmas memastikan bahwa Kebijakan Mutu
dikomunikasikan dan dipahami oleh setiap staf.
10. Kepala Puskesmas akan meninjau Kebijakan Mutu secara
berkala minimal setiap tahun agar tetap sesuai
11. Kepala Puskesmas menetapkan Sasaran Mutu (termasuk
persyaratan produk) sesuai pada fungsi dan tingkatan yang
relevan, dapat diukur dan konsisten dengan Kebijakan Mutu.
12. Kepala Puskesmas menetapkan Rencana Pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu termasuk Rencana Pencapaian Sasaran Mutu.
13. Kepala Puskesmas memastikan integritas pelaksanaan sistem
manajemen mutu tetap terjaga meski sedang melakukan
perbaikan/penyempurnaan sistem manajemen mutu.
14. Kepala Puskesmas menetapkan dan mengkomunikasikan Uraian
Tugas dan Wewenang seluruh staf terkait dengan sistem
manajemen mutu
15. Kepala Puskesmas menetapkan Wakil Manajemen melalui
Surat Keputusan Pengangkatan Wakil Manajemen mutu.
16. Kepala Puskesmas menetapkan Prosedur Komunikasi Internal
dan memastikan telah terjadi komunikasi untuk membahas
efektivitas Sistem Manajemen Mutu.
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi dalam lingkungan
kantor atau organisasi. Komunikasi ini bisa terjadi antara karyawan dengan
karyawan maupun karyawan dengan atasan.
Komunikasi internal termasuk mutu pelayanan puskesmas yang telah
mengembangkan mutu pelayanan dimana pelaksanaannya mencakup 3
(tiga) bentuk komunikasi yaitu:
1. Komunikasi Vertikal : komunikasi yang dilakukan antara bawahan/pegawai
puskesmas dengan Kepala Puskesmas.
2. Komunikasi horizontal : komunikasi yang dilakukan antar karyawan.
3. Komunikasi diagonal : yang dilakukan antar programer.
Komunikasi dilakukan dapat berupa lisan dan tertulis.
Mekanisme komuniasi internal dilakukan melalui kegiatan apel,
pertemuan lokakarya mini bulanan, pertemuan bidang/tim, rapat tinjauan
manajemen, diskusi, lapran lisan dan atau tuilsan, disposisi surat dari pejabat
struktur maupun dari penanggungjawab program kepada pelaksana dan
media komunikasi berupa sms, telepon, email dan whatsapp.
H. Peraturan Internal
1. Setiap hari senin seluruh karyawan mengikuti :
Apel pagi pada pukul 07.30 WIB
Apel siang pada pukul 14.30 WIB, Pembina bergantian.
2. Keseragaman memakai kerudung bagi karyawan perempuan.
Senin : Warna Coklat susu seragam Pemda Kerudung Kheki
Selasa : Warna Coklat susu seragam Pemda Kerudung Kheki
Rabu : Warna Putih Hitam seragam Kerudung Pink Salem
Kamis : Warna Putih Hitam seragam Kerudung Pink Salem
Jumat : Batik Lampung/ Kota Metro/ Pakaian Olahraga
Sabtu : Batik Lampung/ Kota Metro
Setiap bulan di tanggal 17, memakai seragam Korpri, bawahan
gelap/hitam, kerudung putih.
3. Penanggung jawab ruangan bertanggung jawab menjaga kebersihan
dan kerapihan ruangan.
4. Setiap hari jumat melaksanakan jumat bersih, baik di dalam gedung
maupun luar gedung.
5. Petugas dilarang berkumpul dalam ruang pelayanan saat jam
kerja ,kecuali petugas piket pelayanan ruang tersebut.
6. Pada saat jam kerja karyawan yang ijin keluar karena ada keperluan
pada saat jam kerja wajib memberitahukan/mencatat keperluan izin
keluar kantor pada buku izin karyawan dimeja petugas informasi.
7. Tidak menyimpan barang pribadi/makanan/tempat bekas makanan di
dalam ruang pelayanan saat jam pelayanan.
8. Seluruh karyawan harus berperilaku sesuai dengan tata nilai
Puskesmas Yosodadi BERSINAR ( Bersih, Sehat, Indah, Nyaman,
Aman, Ramah).
9. Seluruh karyawan harus bekerja sesuai dengan Budaya Mutu
Puskesmas Yosodadi, “5 R” (Ramah, Rapi, Resik, Rajin, Rawat).
10. Seluruh karyawan mampu cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan
benar.
11. Seluruh karyawan wajib memakai atribut lengkap.
12. Seluruh karyawan wajib melaksanakan 5S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan, Santun) dalam melayani pelanggan dan antar karyawan.
13. Dalam setiap memberikan pelayanan petugas wajib menggunakan
alat pelindung diri (APD).
14. Laporan dari setiap penanggung jawab upaya Puskesmas dan
pelaksana upaya/kegiatan Puskesmas maksimal tanggal 5 setiap
bulannya dan sudah diserahkan ke Dinas Kesehatan maksimal
tanggal 10 setiap bulannya.
15. Setiap petugas yang diperintahkan untuk melaksanakan perjalanan
Dinas, hasil kegiatannya harus dilaporkan ke Kepala Puskesmas dan
di tulis di buku notulen kegiatan luar gedung.
16. Petugas piket yang berhalangan hadir sesuai jadwal harus mencari
pengganti sendiri dan petugas pengganti harus mengisi daftar
pergantian jaga.
17. Setiap SK dan SOP harus disosialisasikan.
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Dalam upaya peningkatan mutu perlu dilakukan pembahasan bersama
antara manajemen dan pelaksanaan tentang permasalahan permasalahan
yang terkait dengan implementasi sistem manajemen mutu, penerapan
sasaran/indikator mutu dan kinerja serta umpan balik masyarakat/pelanggan
tentang mutu/kinerja puskesmas.
Pembahasan masalah mutu dan kinerja dapat dilakukan dalam unit kerja
antar unit kerja untuk masalah-masalah yang bersifat teknis dan operasional
yang dilakukan baik terjadwal (minimal dua kali dalam setahun) maupun
incidental sesuai dengan kebutuhan. Permasalahan mutu, kinerja, dan
permasalahan yang terjadi dalam penerapan sistem manajemen mutu secara
periodik juga perlu dibahas bersama yang melibatkan seluruh jajaran yang
ada dalam organisasi. Pembahasan tersebut dilakukan dalam pertemuan
tinajuan manajemen atau pertemuan telaah manajemen mutu dan kinerja.
Pertemuan tinjauan manajemen adalah proses evaluasi terhadap
kesesuaian dan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu yang
dilakukan secara berkala dan melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan
operasional kegiatan organisasi. Tinjauan manajemen dipastikan
terdokumentasi atau dinotulenkan. Rapat tinjauan manajemen dilakukan
minimal dua kali dalam setahun, dipimpin oleh Penaggung jawab mutu/ Ketua
tim mutu.
Tujuan Khusus:
1. Terlaksananya pertemuan tinjauan manajemen mutu di FKTP sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.
2. Terbitnya kesepakatan tindak lanjut dari proses-proses terkait
implementasi sistem manajemen mutu.
3. Tersedianya kriteria untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
4. Teridentifikasinya peluang yang cukup untuk melakukan perbaikan
terus-menerus (continous improvement)
C. Masukan Tinjauan Manajemen
1) Agenda tinjauan manajemen mencakup antara lain sebagai berikut
a. Hasil audit
b. Umpan balik pelanggan
c. Kinerja proses
d. Pencapaian sasaran mutu
e. Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
f. Tindak lanjut terhadap tinjauan manajemen yang lalu
g. Perubahan terhadap kebijakan mutu
h. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen
mutu/sistem pelayanan
2) Agenda Pertemuan Tinjauan Manajemen
a. Pembukaan oleh wakil manajemen mutu
b. Arahan dari Kepala Puskesmas
c. Tinjauan terhadap pertemuan tinjauan manajemen yang lalu
d. Perubahan hasil audit internal
e. Umpan balik/keluhan pelanggan
f. Hasil penilaian kepuasan pelanggan
g. Hasil penilaian kinerja
h. Masalah-masalah operasional yang terkait dengan penerapan
sistem manajemen mutu, penyelenggaraan pelayanan (UKP
dan UKM)
i. Rencana perbaikan/perubahan yangperlu dilakukan baik pada
sistem manajemen mutu maupun sistem pelayanan (UKP dan
UKM)
j. Rekomendasi perbaikan
k. Penutup
3) Langkah-langkah Pertemuan Tinjauan Manajemen
a. Penanggung jawab manajemen mutu bersama kepala
puskesmas mempersiapkan pertemuan/tinjauan manajemen
yang meliputi ; rencana waktu, tempat, agenda, dan siapa saja
yang akan diundang
b. Penanggung jawab manajemen mutu mengundang peserta
pertemuan
c. Penanggung jawab manajemen mutu memimpin pertemuan,
tinjauan manajemen; melaksanakan sesuai agenda, memimpin
proses paparan/diskusi pertemuan berlangsung
d. Penanggung jawab manajemen mutu melakukan pemantauan
perbaikan sesudah pertemuan tinjauan manajemen
D. Luaran Tinjauan
Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah keputusan dan
tindakan yang berhubungan dengan ;
1. Peningkatan efektifitas sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan
2. Peningkatan pelayanan terkair dengan persyaratan pelanggan
3. Identifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan baik pada sistem
manajemen mutu maupun sistem pelayanan
4. Penyediaan sumber daya yangperlu dilakukan agak sistem
manajemen mutu dan sistem pelayanan efektif
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
3. Pengorganisasian
Pengorganisasian dilakukan dengan menetapkan tugas pokok dan
fungsi masing-masing pegawai dengan Surat Keputusan Kepala
Puskesmas seperti yang tertuang dalam struktur organisasi puskesmas
yang telah ditetapkan oleh Walikota
4. Pengarahan dan Pengendalian
Pengarahan dan pengendalian petugas dilakukan melalui kegiatan
monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan tugas masing-
masing pegawai dalam kegiatan lokakarya mini dll.Hal ini dilakukan juga
dalam rangka meningkatkan koordinasi dan pengintegrasian kegiatan antar
petugas maupun antar unit kerja/pelayanan.
Dokumen terkait :
- Persyarakan kompetensi
- Hasil analisis kompetensi pegawai
- Prosedur penilaian kerja
- Prosedur pelatihan dan kaji banding
- Prosedur pengendalian rekaman
- Uraian tugas karyawan
- Data karyawan
C. Manajemen Keuangan
1. Kebutuhan dana
a. Sumber dana
Sumber dana UPTD Puskesmas Yosodadi berasal dari Dana
APBD, BOK dan dana dari JKN.
b. Pengalokasian dana
1) Dana APBD
Pemanfaatan dana dilakukan untuk :
Belanja Pegawai:
- Belanja honorarium penanggungjawab pengelola
keuangan
Belanja Barang dan Jasa
- Belanja barang habis pakai : bahan bakar, pelumas, dan
air mineral
- Belanja jasa tenaga kebersihan
2) Dana BOK
Pemanfaatan dana dilakukan untuk :
Biaya transport petugas kegiatan program
Biaya transport peserta kegiatan program
Biaya belanja snack dan makan minum kegiatan program
Biaya belanja alat/ bahan kebutuhan kantor baik cetak
maupun kertas
Biaya jasa honor tenaga kontrak yang dibiayai BOK
3) Dana JKN
Pemanfaatan dana dilakukan untuk :
Pembiayaan jasa pelayanan petugas
Pembiayaan operasional
- Belanja barang dan jasa
- Belanja modal
2. Pengelolaan Dana
a. Menetapkan petugas pengelolaaan keuangan terdiri dari
bendahara pengeluaran, bendahara penerimaan, bendahara bantu
dan kasir
b. Ada uraian tugas dan tanggung jawab pengelola kauangan
c. Adanya aturan tentang tatacara perencanaan, penyelenggaraan
dan evaluasi barupa ; kebijakan pengelola keuangan, SOP
(menerima dana, pengeluaran dana, pengklaiman, pengelolaan
kas kecil) dan pembuatan laporan keuangan setiap 3 (tiga) bulan
d. Pengelolaan dana sesuai aturan Pemerintah Kota Metro, standar
prosedur operasional dan aturan-aturan yang berlaku
e. Pemanfaatan dana sesuai dengan yang telah dianggarkan dalam
DPA (Daftar Pengguna Anggaran)
3. Proses Pembelian
UPTD Puskesmas Yosodadi menjamin bahwa setiap barang yang
dibeli sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Untuk pengadaan
yang menggunakan dana APBN/APBD mengacu paca Perpres No.70
tahun 2012 merupakan perubahan ke dua dari perpres No.54 tahun
2010 tentang peraturan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Sedangkan untuk pengadaan yang menggunakan jasa layanan
mengacu kepada Puraturan Walikota tentang sistem prosedur
pengadaan barang dan jasa pada UPTD Puskesmas Yosodadi.
a. Kepala UPTD Puskesmas Yosodadi menetapkan prosedur
pengadaan barang di puskesmas
b. Tim pengadaan terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua)
orang anggota menentukan pengadaan barang yang sesuai
dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan
c. Sebelum pelaksanaan barang/jasa harus terlebih dahulu dibuat
sebelum pelaksanaan
d. Sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa semua
persyaratan produk harus dibahas secara jelas
e. Komunikasi pada setiap tahap pelaksanaan harus
terdokumentasi
f. Unit terkait : Kepala Puskesmas, petugas penerima hasil
pekerjaan dan bendahara barang
g. Dokumen terkait : prosedur pengadaan barang dan jas
puskesmas
Informasi pembelian
a. Tim pengadaan barang/jasa menjamin yang tepat sebelum
dikomunikasikan ke rekanan
b. Informasi memasukkan persyaratan pembelian untuk
persetujuan pembelian barang menurut kriteria, meliputi :
spesifikasi barang, harga, pembayaran, pengiriman, dan
pelayanan purna jual
D. Infrastuktur
Yang termasuk fasilitas fisik infrastruktur di UPTD Puskesmas Yosodadi
adalah sistem penyediaan air bersih, sistem manajemen air limbah, fasilitas
manajemen limbah padat, sistem kelistrikan, fasilitas drainase, prasarana
parker dan sistem telekomunikasi.
a. Sistem air bersih
Penanggung jawab program Kesehatan Lingkunga (Kesling) membuat
perencanaan pengawasan sarana dan mutu air, perbaikan sarana dan
kualitas air dan memastikan air bersih yang digunakan mencukupi dari
segi kuantitas.
b. Sistem penyaluran air kotor dan/ air limbah
Pengelolaan limbah medis UPTD Puskesmas Yosodadi selain
tergantung pada administrasi dan organisasi yang baik, juga
memerlukan kebijakan dan pendanaan yang memadai dan
sekaligus partisipasi aktif dari semua pihak yang ada di unit
pelayanan.
Kepala puskesmas membentuk tim yang bertanggung jawab
terhadap penyediaan air bersih, limbah, drainase dan kebersihan
lingkungan puskesmas. Tim kesling puskesmas menyusun
perencanaan pengelolaan secara terstruktur, sistematis dan
intensif.
Tersedianya sistem pengelolaan air limbah yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan
dilengkapi dengan penutup.
Di dalam sistem penyaluran air limbah dari dapur disediakan
perangkap untuk memisahkan kotoran.
c. Sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksius
Sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksius harus
direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas
perwadahan, tempat penampungan sementara, dan
pengolahannya.
Mempertimbangkan penempatan dan jenis pewadahan yang tidak
menganggu kesehatan penghuni lingkungan serta tidak
mengundang datangnya vector.
Mempertimbangkan penempatan Tempat Penampungan
Sementara (TPS); memisahkan antara limbah medis dan limbah
non medis (organic dan non organic) ; besarnya TPS disesuaikan
dengan volume limbah.
Sistem pembuangan sampah maupun limbah medis dan bahan
berbahaya (Lab) dilakukan kerja sama (MOU) dengan pihak ketiga
yang secara berkala dilakukan pengangkutan ke tempat
pembuangan akhir.
d. Sistem kelistrikan
Pentingnya pengelolaan listrik yang aman dan bertanggung jawab.
Ancaman arus pendek dan sengatan arus listrik adalah dua contoh
bahaya.
Adanya aturan tentang tata cara perencanaan sumber daya listrik
(berdasarkan analisis kebutuhan sumber daya listrik),
penyelenggaraan evaluasi.
Sistem kelistrikan dan penempatan harus mudah dioperasikannya,
diamati dan dipelihara, tidak membahayakan dan tidak mengangu
lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain.
Memiliki daya listrik darurat; genset
Perawatan instalasi listrik terdiri dari perawatan rutin dan
perbaikan/rehab. Perawatan rutin dilakukan secara rutin dan
berkala, sedangkan perbaikan/rehab dilakukan hanya terhadap
instalasi listrik yang rusak.
Perawatan rutin meliputi :
a) Mengganti Lampu-Lampu Penerangan,Gedung, Jalan & Taman
Yang Putus;
b) Pemeliharaan Panel Listrik;
c) Service Kubikel;
d) Service Dan Spalir Trafo;
a. Service Genset.
Perbaikan/rehab, pengadaan meliputi :
a) Pengadaan Barang Persediaan Lampu, Kabel, Skring Dll;
b) Pengganti Trafo, Kubikel, Panel Listrik;
c) Rehab instalasi listrik gedung dan luar gedung.
e. Lahan parkir
Perancangan dan perencanaan disusun dengan memperhatikan
kebutuhan dan harapan pelanggan, kondisi lokasi dan social
masyarakat sekitar.
f. Sistem komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan atau komunikasi di
lingkup dan keluar puskesmas, dalam mendukung pelayanan di
puskesmas. Alat komunikasi berupa telepon kabel, seluler, ataupun
alat komunikasi lainnya.
Perawatan instalasi komunikasi terdiri dari perawatan rutin dan
perbaikan/ rehab. Perawatan rutin dilakukan secara rutin dan
berkala, sedangkan perbaikan/rehab dilakukan hanya terhadap
instalasi listrik yang rusak.
E. Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja di UPTD Puskesmas Yosodadi berperan terhadap
terciptanya pekerjaan yang bermutu dengan cukup memadainya fasilitas
kesehatan maupun sarana IT komputer pendukung pekerjaan. Maka
diperlukan penerapan manajemen lingkungan kerja sebagai berikut:
Memastikan lingkungan kerja yang nyaman, bersih, dan aman
Menunjuk penanggung jawab pengelola kebersihan lingkungan
puskesmas dan penanggung jawab keamanan puskesmas
Ada uraian tugas dan tanggung jawab pengelola
Adanya aturan tentang tata cara perencanaan, penyelenggaraan, dan
evaluasi
Kenyamanan lingkungan juga berkaitan dengan sistem penghawaan
dan pencahayaan
Kepala Puskesmas mewajibkan semua karyawan untuk menjalankan
program tata graha
Setiap penggangung jawab pelayanan bertanggung jawab untuk
memastikan program 5R (Ringkas – Rapih – Resik –Rawat – Rajin)
dipahami dan dijalankan oleh seluruh karyawan
Dokumen terkait : prosedur tata graham
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
b. Akses UKM
Rencana kegiatan yang telah tertuang dalam RPK dan POA
disosialisasikan atau komunikasikan ke masyarakat sasaran
melalui pertemuan loka karya mini, lintas sector, pertemuan
lintas sector tingkat kecamatan, atau melelui media
brosur/leaflet/papan pengumuman.
Kepastian pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal yang ditetapkan,
dan menginformasikan bila terjadi perubahan jadwal kegiatan.
Informasi umpan balik diperolah melalui sms, kotak saran, smd
atau md, survey kepuasan, atau wawancara langsung setelah
pelaksanaan kegiatan.
3. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian Proses Penyelenggaraan Upaya
UPTD Puskesmas Yosodadi merencanakan dan melaksanakan
upaya penyelenggaraan kesehatan masyarakat, dalam keadaan
terkendali dan mencakup :
1) Ketersediaan informasi tentang upaya penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat.
2) Menetapkan sop pelayanan yang dibutuhkan
3) Menggunakan dan memelihara peralatan yang sesuai dengan
pelayanan
4) Menetapkan aktifitas pengukuran dan pemantauan
d. Analisis Data
Data-data proses atau implementasi manajemen mutu harus
dikelola dengan baik.
Analisa data dengan teknik yang sesuai, contoh dengan
statistic.
Analisa data dilakukan oleh setiap koordinator program,
kegiatannya untuk mengetahui tingkat kinerja dengan melihat
kesenjangan dan miss opportunity sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikan.
Prosedur analisa data dibuat oleh wakil/penanggung jawab
mutu dan menjadi acuan untuk semua.
Analisa data mengarah kepada identifikasi ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan perbaikan yang diperlukan.
Data dianalisa antara lain untuk memantau :
- Kepuasan pelanggan.
- Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan/program
puskesmas.
- Karakteristik dan kecenderungan proses pelayanan
puskesmas.
- Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah
berikutnya.
Dokumen terkait : SOP analisis data.
e. Peningkatan Berkelanjutan
Seluruh karyawan dan penanggung jawab program wajib
melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap efektifitas
manajemen mutu sesuai tugas, tanggung jawab dan wewenang.
Semua perbaikan mengacu kepada komitmen yang tertuang
dalam kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data
tindakan koreksi dan prevensi serta tinjauan manajemen.
Dokumen terkait : prosedur tindakan koreksi dan pencegahan.
f. Tindakan Korektif Dan Preventif
Penyebab-penyebab terjadinya ketidak sesuaian dipastikan
dieliminasi dan dicegah agar tidak terjadi lagi.
Tujuan dari tindakan koreksi dan prevensi adalah mencegah
terulangnya masalah yang sama dan untuk meningkatkan
kinerja puskesmas secara keseluruhan.
Upaya tindakan koreksi dan prevensi dipastikan sesuai dengan
skala dampak yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut.
Agar tindakan koreksi berjalan lancer dan efektif, dipastikan
prosedur tindakan koreksi mencakup :
- Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan.
- Menentukan penyebab-penyebab masalah.
- Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi.
- Menyimpan rekaman mutu tindakan koreksi.
- Meninjau efektifitas tindakan koreksi.
Koordinator unit bertanggung jawab memastikan tindakan
koreksi dan prevensi yang telah dilaksanakan efektif.
Tindakan koreksi dan prevensi harus sesuai dengan dampak
masalah.
Memiliki prosedur tindakan koreksi dan prevensi.
b. Kewajiban
1) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang
masalah kesehatannya
2) Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter, dokter gigi dan
petugas Puskesmas
3) Mematuhi ketentuan yang berlaku di Puskesmas
4) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
c) Ruang lingkup
- Resiko terkait pelayanan
Berhubungan langsung dengan pelayanan
pasien
Konsekuensi hasil pelayanan yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan
Kerahasian dan pemberian informasi yang
sesuai
Perlindungan dari pelecehan, kelalaian dan
serangan
Pasien diberitahu tentang resiko
Pelayanan non diskriminatif
Perlindungan barang berharga pasien dari
kerusakan, kerugian.
- Resiko terkait staff medis
Kredensial terhadap tenaga kesehatan
Tindakan medis dilakukan sesuai kompetensi
dan prosedur baku
Pasien dikelola dengan benar
Pelatihan tenaga kesehatan
- Resiko terkait karyawan
Menjaga lingkungan yang aman
Kebijakan kesehatan pegawai
- Resiko terkait Properti
Melindungi asset kerugian akibat bencana
kebakaran, banjir dll
Catatan rekam medik non elektronik dan catatan
keuangan dilindungi dari kerusakan dan
perusakan
Ikatan kerjasama dan asuransi untuk melindungi
fasilitas dari kerugian
- Resiko lain-lain
Manajemen bahan berbahaya lainnya, bahan
kimia, bahan biologis menular
Manajemen limbah
Manajemen ambulance, bahan bakar
- Resiko terkait hukum dan peraturan
b. Keselamatan pasien
Keselamatan pasien (patient safety) adalah reduksi dan
meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem
pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang
terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum. (The
Canadian Patient Safety Dictionary, Oktober 2003)
Keselamatan pasien menghindarkan pasien dari cedera/cedera
potensial dalam pelayanan yang bertujuan untuk membantu
pasien.
Tujuan Patient Safety terciptanya budaya keselamatan
pasien di Puskesmas, meningkatnya akuntabilitas (tanggung
jawab) Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat,
menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan) di Puskesmas,
terlaksananya program-program pencegahan, sehingga tidak
terjadi pengulangan KTD (kejadian tidak diharapkan).
h. Analisis Data
1. Data-data proses atau implementasi sistem manajemen
mutu harus dikelola dengan baik
2. Data dianalisa dengan menggunakan teknik-teknik yang
sesuai, misalkan menggunakan teknik statistik.
3. Analisa data dilakukan oleh setiap Koordinator Pelayanan,
kegiatannya untuk mengetahui tingkat kinerja masing-
masing proses/melihat kesenjangan-kesenjangan yang ada
sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.
4. Prosedur analisa data dibuat oleh WMM dan menjadi
acuan bagi semua fungsi lainnya.
5. Hasil analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian
ketidak-sesuaian ketidak-efektifan dan tindakan-tindakan
perbaikan yang diperlukan.
6. Data dianalisa antara lain untuk memantau:
- Kepuasan pelanggan
- Kesesuaian terhadap persyaratan Pelayanan Puskesmas
- Karakteristik dan kecenderungan proses,Pelayanan
Puskesmas
- Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang
diperlukan.
Dokumen Terkait : SOP Analisis Data
i. Peningkatan Berkelanjutan
Peningkatan kinerja Puskesmas dilakukan secara
berkesinambungan. Jika hasil pelayanan atau hasil program
dan kegiatan yang tidak mencapai target, maka dilakukan
upaya perbaikan berupa koreksi, tindakan korektif maupun
tindakan preventif.
j. Tindakan Korektif
Sasaran/indikator perbaikan mutu dan kinerja perlu disusun
sebagai tolok ukur upaya perbaikan mutu dan kinerja. Dalam
penilaian kinerja Puskesmas, jika terjadi hasil yang tidak
sesuai harus ditindak lanjuti dengan koreksi, tindakan
korektif.
k. Tindakan Preventif
Upaya preventif dilakukan dengan mengantisipasi
kemungkinan terjadinya hasil yang tidak sesuai.