Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH KONDISI ALAM

TERHADAP PERTUMBUHAN
SINGKONG CASSAVA DI
KAMPUNG CASSAVA (FIELD
OBSERVATION)
UNTUK KELAS X SMA YAPPENDA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

YAYASAN PENDIDIKAN PENGAJARAN DEWASA


1
SMA YAPPENDA
Jalan Swasembada Timur V No. 10, Kebon Bawang, Tanjung Priok,
RT.6/RW.10, Kb. Bawang, Tj. Priok, Kota Jkt Utara,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14320

2
Bab I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Singkong (Cassava) merupakan komoditas yang potensial sebagai
produk pengganti terigu. Ubi kayu bisa dijadikan tepung yang dikenal
dengan nama mocaf (modified cassava flour). Mocaf adalah produk tepung
dari singkong yang diproses menggunakan prinsip memodifikasi sel
singkong melalui fermentasi. Proses fermentasi ini akan menghasilkan
tepung yang secara karakteristik dan kualitas hampir menyerupai tepung
terigu.1

1 Rosmiati, Mia, DKK. "Efisiensi usaha dan nilai tambah pengolahan ubi kayu menjadi modified cassava flour (mocaf) pada kelompok wanita tani
Medal Asri, Desa Sukawangi Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang." Jurnal Sosioteknologi 17.1 (2018): 14-20.
3
1.2 Rumusan Masalah
Masalah penelitian sebaiknya berupa pernyataan yang menunjukkan
keterkaitan antara variabel-variabel yang akan diteliti, baik untuk penelitian
yang bersifat deskriptif maupun yang bersifat eksperimen. Dengan perkataan
lain, masalah penelitian merupakan pernyataan penelitian dan diikuti
pertanyaan penelitian yang mendorongnya untuk mengadakan penelitian.
Karena itu, masalah penelitian harus dirumuskan secara spesifik agar dapat
menjadi penuntun bagi penelitian di lapangan.
Masalah penelitian yang secara sepintas telah tersirat dalam latar
belakang penelitian, penting untuk dinyatakan secara lebih jelas,
operasional, dan terukur dalam rumusan kalimat-kalimat pertanyaan yang
akan dicari jawabannya dalam penelitian. Selain itu, rumusan masalah
hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti, memungkinkan
dikumpulkannya data untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan.
Contoh rumusan masalah “Apakah paparan sinar matahri secata rutindi
pagi hari dapat mempengruhi pertumbuhan kecambah yang ditanam pada
media kapas ?”

4
1. Tujuan penelitian

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian adalah


menemukan informasi empiris, objektif, logis mengenai sesuatu atau
menentukan keterkaitan di antara variabel-variabel yang dipermasalahkan.
Dengan demikian, maka tujuan penelitian yang dirumuskan harus
mencermikan dan konsisten dengan masalah-masalah yang dikemukakan
sebelumnya. Jelaslah bahwa penelitian yang akan dilaksanakan mengarah
pada jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang telah dinyatakan
dalam masalah penelitian (rumusan masalah).
Tujuan penelitian menyatakan secara jelas, sasaran yang ingin dicapai
setelah pelaksanaan penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan
pada bagian sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada
isi dan rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, yang
bersifat ringkas, jelas, padat, dan terukur. Tujuan penelitian biasanya
diformulasikan (dirumuskan) dalam bentuk kalimat pernyataan.

2. Manfaat Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan pentingnya penelitian terutama yang


bertalian dengan pengembangan disiplin keilmuan, pembangunan dalam arti
luas dan kepentingan praksis sebuah bidang kajian. Dengan kata lain,
uraian dalam subbab manfaat penelitian berisi alasan kelayakan akademis
dan praksis atas masalah yang diteliti. Kebermanfaatan penelitian harus
dinyatakan dengan mengacu kepada siapa, dalam hal apa, dan untuk apa
nilai manfaat tersebut.
3. Kajian Pustaka

Bagian ini terdiri atas kajian teori, kajian penelitian yang relevan.
Kajian pustaka memuat kajian referensi yang relevan dan sesuai dengan
penelitian yang dilakukan.
Pemilihan dan penetapan kajian teori dilakukan dengan pertimbangan
azas relevansi dan kemutakhiran. Bagian ini tidak boleh hanya merupakan
rangkaian teori-teori atau kumpulan teori tanpa pemaknaan yang sistematis
oleh peneliti. Penetapan dan penggunaan teori-teori ini seyogyanya
mengarah kepada teori yang hendak digunakan dalam mengkaji masalah
yang dirumuskan dan secara eksplisit harus mampu dirumuskan dan
ditetapkan suatu teori dasar yang nantinya digunakan untuk menakar,
membedah, dan memformulasikan pengujian dan/atau penelaahan variabel
penelitian. Jenis teori, batasan teori, prosedur penggunaan, menentukan arah
penelitian tersebut, baik

5
menyangkut instrumentasi yang digunakan (dalam proses perancangan
maupun validasinya), perumusan hipotesisnya, maupun tahapan
verifikasinya. Pada bagian ini, secara jelas dan objektif harus dipaparkan
tentang gagasan, konsep, pemikiran, teori, prinsip, dalil, dan temuan dalam
penelitian terdahulu yang bertautan secara langsung maupun tidak langsung
dengan focus masalah yang akan diteliti. Penelitian dapat memulai dengan
mengemukakan penelitian-penelitian yang relevan dengan apa yang akan
diteliti secara kronologis, atau disistematisasikan menurut masalahnya.
Berdasarkan kajian dan telaah terhadap berbagai temuan penelitian tersebut,
maka penelitian dapat memetik hal-hal yang bertalian dengan masalah, teori
yang akan digunakan, metode yang digunakan, dan temuan-temuannya
dengan memberikan penguatan, atau komentar, kritik, evaluasi, dan
sebagainya, sehingga tidak memunculkan atau menyiratkan kesan bahwa
bagian ini adalah kumpulan atau penumpukan rangkaian teori semata.
Penelitian dituntut untuk mampu “membahasakan” bagian setiap bagian dari
pertemuan yang relevan untuk mendukung gagasan utama atau pokok
permasalahan penelitiannya, sehingga jelas “posisi peneliti” di antara teori
atau temuan penelitian yang telah dihasilkan oleh orang lain pada kajian
yang sejenis.

pola seperti di atas, peneliti dengan tegas dapat mengemukakan bagian-


bagian atau aspek-aspek mana yang berhubungan dan yang tidak
berhubungan dengan bagian-bagian atau aspek-aspek yang akan dikaji
sekarang, masalah-masalah mana yang sudah diteliti orang dan masalah-
masalah mana yang belum digarap sehingga peneliti bisa menempatkan di
mana posisi masalah yang akan ditelitinya. Bisa saja terjadi, bahwa fokus
masalah yang akan dikajinya sama atau telah dikaji oleh peneliti lain lebih
dulu, namun bilamana metode, pelibatan dan jumlah variabel, objek atau
subjek penelitian, serta lokasi atau latar penelitiannya berbeda, maka
penelitian tersebut layak untuk dilanjutkan.
Pada konteks inilah, kejujuran akademis, kedirian akademis siswa, dan
gradasi karya yang akan dihasilkannya dipertaruhkan (dinilai dan
ditempatkan pada level tertentu). Kajian teori dan kepustakaan setiap
variabel ditunjang minimal tiga sumber primer dengan menunjukkan bukti
fisik (hard copy).mekanisme pengujian, dan yang lainnya harus mampu
dirumuskan dan dinyatakan secara jelas pada bagian ini.
Penting dipahami dan dilakukan pada bagian ini, bahwa dalam
mengutip, memaknai, menyenerai, sumber-sumber kepustakaan pada bagian
ini hendaknya menggunakan kata-kata sendiri, dengan menjauhkan kesan
menjiplak aslinya. Sesekali memang diperkenankan

6
untuk mengutip secara utuh sebuah teori, prinsip, generalisasi, konsep, dan
fakta dari sumber aslinya, dengan cara menuliskannya sesuai dengan
kaidah-kaidah yang dibenarkan secara akademis. Pengutipan sebuah sumber
atau kepustakaan wajib hukumnya untuk mencantumkan nama penulis dan
tahun penerbitan sumber kepustakaan tersebut. Bilamana kutipan langsung
lebih dari 4 baris, maka penulisannya harus diketik satu spasi dengan
mencantumkan nama penulis, tahun penerbit, dan halaman tempat kutipan di
buku atau sumber aslinya.
2. BAB II LANDASAN TEORI

1. Deskripsi Teori
Merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertetu dan menguji keefektifan produk tersebut.

2. Penelitian yang Relevan


Penelitian relevan adalah deskripsi tentang kajian penelitian yang
sudah pernah dilakukan seputar masalah yang diteliti. Dengan demikian,
penelitian yang akan dilakukan merupakan kajian atau perkembangan
dari peneliti s ehingga dapat terlihat jelas bahwa k pengulangan atau
duplikasi.
3. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir ditujukan untuk memperjelas variabel yang diteliti
sehingga elemen pengukurnya dapat dirinci secara kongkrit.
4. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan mencerminkan dugaan sementara atau memprediksi
perubahan apa yang akan terjadi pada objek penelitian jika suatu tindakan
dilakukan.

3. BAB III METODE PENELITIAN


1. Metode Penelitian

Kandungannya mencakup antara lain: jenis penelitian, subjek


penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan
indikator/parameter penelitian, waktu dan tempat penelitian dan
prosedur/tahapan penelitian.

2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian, ada 2 jenis yang dipergunakan yaitu deskripsi
kualitatif dengan data pembahasan dan hasil penelitian berupa
pendeskripsian dalam bentuk kata-kata. Deskripsi kuantitatif, data
pembahasan dan hasil penelitian berupa angka.

3. Sumber Data
Sumber data adalah asal atau tempat data penelitian dapat diperoleh.

7
4. Metode Pengumpulan Data
Pada bagian ini, yang perlu dirumuskan lebih dulu adalah data apa
yang hendak dikumpulkan dengan mengacu pada fokus masalah dan
rumusan masalah yang telah diformulasikan sebelumnya. Setelah kepastian
yang bertalian dengan jenis data yang diperlukan telah ditetapkan, maka
langkah selanjutnya adalah menentukan cara atau metode yang akan
digunakan untuk menjaring atau mengumpulkan data.
Ketepatan pemilihan metode dan alat pengumpulan data sangat
menentukan kualitas data yang didapatkan, dan pada akhirnya akan
menentukan kualitas hasil suatu penelitian. Oleh karena itu, instrumentasi
ini harus mendapatkan penggarapan yang cermat, sehingga memenuhi
syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik. Untuk itu biasa dituntut validasi
instrument atas alat pengumpulan data yang akan digunakan.
Peneliti harus cermat memilih dan menggunakan prosedur itu sesuai
dengan karakteristik alat ukurnya. Contoh, misalnya masalah penelitian
yang akan diteliti adalah mengenai “hasil belajar siswa”, maka data yang
diperlukan ialah “skor” siswa dalam tes atau ujian, sehingga metode
pengumpulan dta yang relevan adalah dengan melaksanakan hasil belajar
siswa. Contoh lainnya, peneiti hendak mengumpulkan data tentang “sikap
siswa”, maka jenis data yang diperlukan adalah “pernyataan” atai “prilaku “
siswa. Sehingga metode pengumpulan data yang relevam untik ni adalah
dengan wawancara atau menyebar kuesioer.

Metode pengumpulan data semacam itu tentu memerlukan instrumen


atau alat pengumpulan data penelitian, yang biasa berupa: perangkat tes,
pedoman wawancara, lembar observasi, catatan lapangan terstruktur, dan
kuesioner. Masing-masing instrumen itu harus sudah dilampirkan ketika
mengajukan usulan penelitian. Di dalam karya tulis harus dijelaskan,
misalnya, siapa dan berapa jumlah subjek yang dites, kapan dan dimana, apa
yang diteskan, dsb. Tentang wawancara dijelaskan siapa yang akan
diwawancarai, cara mewawancarai, kapan, dan dimana. Dijelaskan isi
kuisioner, siapa yang diberi kuesioner, berapa jumlah yang disebarkan dan
berapa jumlah yang dikembalikan, dsb. Data yang sudah dikumpulkan itu
kemudian ditata dan diorganisasikan agar mudah diolah dan dianalisis.
Wawancara yang direkam harus ditranskripsikan dulu melalui bahasa tulis.
Data tersebut, misalnya, diklasifikasikan, ditabelkan, diurutkan, dan
sebagainya.

Metode pengumpulan data yang sering digunakan yaitu sebagai berikut.

a. Metode observasi

8
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung. Yang harus peneliti perhatikan dalam metode ini yaitu:
1) Peneliti mengetahui pengetahuan tentang apa yang diobservasi.
2) Menentukan cara untuk melakukan observasi.
3) Menentukan variabel yang akan diamati.
4) Menentukan alat pencatat dan cara penggunaannya.
b. Metode kuesioner
Pengumpulan data dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan yang
isinya sesuai dengan tujuan penelitian.
c. Metode wawancara
Pengumpulan data melalui proses tanya jawab dengan responden.
d. Metode uji laboratorium
e. Metode studi pustaka.

I. TEKNIK PENULISAN
Bagian ini memuat ketentuan tentang jenis, warna, ukuran, berat kertas, tata
cara pengetikan, penggunaan nomor urut, penyajian tabel dan gambar, cara
merujuk kutipan, cara menulis daftar pustaka, bahasa karya tulis ilmiah, dan
beberapa catatan penting dalam penulisan tugas akhir.

A. Bahan

1. Sampul Penjilidan
Karya tulis harus dijilid spiral warna putih dengan pembatas
berwarna Kuning untuk jurusan IPS, sedangkan pembatas warna Pink
Fanta untuk jurusan IPA. Untuk cover di print di kertas concord warna
putih dan dilaminating.

Setelah halaman judul, halaman persetujuan pernyataan keaslian


karya, kata pengantar, daftar isi, setiap akhir bab, dan akhir lampiran
harus diselingi kertas warna Kuning untuk IPS dan kertas warna Pink
Fanta untuk IPA.

2. Kertas

Jenis kertas yang digunakan adalah kertas HVS, warna putih,


ukuran A4 (21 x 29,7 cm) dengan berat 70 gram.

3. Power Point untuk sidang KTI (FIELD OBSERVATION)


Powerpoint terdiri dari maksimal 10 Slide yang di dalamnya
mencakup bab dan sub bab yang akan dipresentasikan.

9
B. Pengetikan

1. Teknik Pengetikan
Pengetikan menggunakan komputer, dengan paket aplikasi Word,
jenis huruf Times New Roman (TNR), ukuran font 12, dengan tinta hitam
dan spasi 1,5. Pada bagian sampul dan halaman judul boleh digunakan
ukuran font yang lebih besar sepanjang tidak merusak tatanan
pemenggalan kata atau kelompok kata.
Huruf miring (italic) digunakan untuk kata-kata serapan dari bahasa
asing, istilah asing, dan hal-hal lain yang dianggap penting. Huruf tebal
(bold) digunakan untuk menuliskan subjudul, dan istilah. Judul bab
diketik dengan huruf capital-bold. Lambang atau huruf non- Latin
(Jawa,Bali,Arab, Sansekerta, dll.) yang tidak dapat dikerjakan oleh
komputer boleh ditulis tangan dengan tinta hitam.

2. Jarak Spasi
1) Jarak 4 spasi digunakan pada jarak antara judul bab dengan teks di
bagian bawahnya.
2) Jarak 3 spasi digunakan pada jarak antara judul subbab atau sub-
subbab dan baris di atasnya.
3) Jarak 1,5 spasi digunakan untuk jarak antar baris dalam naskah, jarak
antara awal paragraf dan baris di atasnya dan antara subjudul atau
subjudul-subjudul dengan baris berikutnya.
4) Jarak 1 spasi digunakan (a) jarak antar baris dalam abstrak, (b) jarak
antar baris dalam satu sumber bacaan dalam daftar pustaka,
(c) jarak antar baris pada judul tabel atau judul gambar (jika judul
lebih dari satu garis).
5) Penggunaan tab (spasi) pada awal paragraf diberikan jarak 1 cm
menjorok ke dalam.

3. Margin

Margin atau baris tepi pengetikan diatur dengan jarak sebagai


berikut: (1) kiri: 4 cm, (2) atas: 4 cm, (3) kanan: 3 cm, dan (4) bawah:
3 cm.

4. Letak Nomor Halaman


Nomor halaman, dengan angka Arab, diletakkan di tengah- bawah
pada halaman judul/BAB, kanan-atas pada halaman selain halaman judul .
Adapun jarak antara baris teks dan nomor halaman tersebut adalah 2 cm,
dengan catatan bahwa nomor halaman harus terletak di bawah bagi
halaman BAB (Halaman awal setiap bab).

5. Penggunaan Nomor Urut


Karena karya tulis itu bersistem, maka penulis tidak mungkin
menghindari adanya urutan. Paling tidak, di dalam karya tulis ada

10
lima bab berturut-turut yang memerlukan nomor urut. Di dalam sebuah
bab juga terdapat sebuah bagian dan ini pun memerlukan nomor urut.
Mungkin juga di dalam paparan diperlukan urutan itu. Menurut tradisi
akademis, untuk menunjukkan urutan tadi kita dapat menggunakan
lambang angka, baik angka arab (1,2,3 dst) maupun angka romawi, baik
romawi besar (I, II, III dst), maupun romawi kecil (I, ii, iii, dst), atau
lambang huruf Latin, baik huruf biasa (a, b, c, dst) maupun yang capital
(A, B, C, dst)
1) Angka Romawi

a) Angka Romawi besar digunakan untuk urutan bab.

b) Angka Romawi kecil digunakan untuk halaman-halaman bagian


awal karya tulis (sebelum Bab I).

2) Angka Arab digunakan untuk:

a) Menomori halaman-halaman pada bagian inti karya tulis, dari Bab


I sampai denan Daftar Pustaka dan (jika ada) Indeks.

b) Penomoran sistem digit urutan subjudul (dalam bab) atau subjudul


dalam sub-subjudul, atau bawahannya lagi. Contoh Lihat
penomoran pada 5.2 dan nomor-nomor di bawahnya dan
kemungkinan tambahannya.

Contoh:

A. Sub judul

f. Sub-sub judul

a) Sub-sub-sub judul

Dengan catatan, bahwa 4 angka digit tersebut adalah batas angka


yang diijinkan. Perhatikan pula cara penulisan digit: tidak ada titik
dibelakang angka terakhir.

b) Cara Merujuk Kutipan


Ada dua cara mengutip sumber bacaan, yakni kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah cara seorang penulis
mengutip secara utuh isi sebuah pendapat ataupun teori yang termuat dalam
buku, jurnal, koran, majalah, dan sumber lainnya. Kutipan tidak langsung
adalah cara seorang penulis memakai kembali sebuah pendapat, teori, atau
generalisasi menurut bahasanya sendiri, tanpa mengurangi makna awal yang
terdapat dalam tulisan itu sendiri.

11
Untuk kutipan langsung, maka penulis harus mencantumkan nama
penulis dan/atau buku, kemudian tahun penerbitan, dan halaman dimana
kutipan tersebut berada pada sumber yang dikutip. Untuk penulisan karya
tulis, sangat dianjurkan untuk melakukan kutipan tidak langsung karena
akan menjadi penanda seberapa paham penulis terhadap apa yang dibaca
atau ditelaah dari sebuah sumber. Disisi lain kutipan tidak langsung akan
memberikan warna “ketokohan akademis”, penulis, karena mampu
merekonstruksi kembali struktur kalimat sebuah kutipan dengan bahasanya
sendiri, tanpa mengurangi makna dasar atas apa yang dikutipnya. Untuk
kutipan tidak langsung, nama penulis sumber dapat disebut di depan, di
tengah, ataupun di belakan gagasan yang dikutip, seperti contoh berikut.
1) Dantes (2009 : 221-225) menyatakan bahwa………………………
2) Bertalian dengan konsepsi assesmen, Koyan (2011 : 21) menyatakan
3) ……………………… Sebagaimana dikatakan oleh Bawa (2009 : 31)
Realitasnya, dalam penulisan sebuah karya akademis, termasuk di
dalamnya penulisan karya tulis, pengutipan secara langsung tidak dapat
dihindari. Kutipan langsung dapat saja pendek ataupun kutipan panjang.
Kutipan pendek langsung ialah kutipan yang sebanyak-banyaknya berisi 4
baris, atau 40 kata. Kutipan ini ditulis diantara dua tanda petik rankap
(“………”), tetap masuk ke dalam baris-baris teks karena masih dianggap
sebagai bagian terpadu dari teks. Nama penulis yang diikuti dapat di depan
ataupun di belakang kutipan, seperti contoh berikut:
1) Mengacu pada beberapa generalisasi dan temuan penelitian tentang
pendidikan multikultur tersebut. Dantes (2009 : 29) menegaskan,
bahwa konsep multikultur merupakan “sebuah lukisan sosial yang
senantiasa melekat pada kedirian sebuah komunitas yang harus dikelola
sebagai modalitas sosial menuju kehidupan yang lebih harmoni.”
2) Simpulan dari kajian empiris di atas adalah bahwa “terdapat korelasi
yang signifikan antara tingkat pemahaman hukum Negaea terhadap
perilaku melanggar hukum yang dilakukan oleh masyarakat di daerah
perkotaan” (Lasmawan, 2007: 212).

Jika kutipan panjang-panjang lebih dari empat baris, maka kutipan itu
ditulis “terpisah” dari teks, ditulis agak menjorok ke dalam (5 ketukan),
jarak satu spasi, tanpa tanda petik rangkap. Contoh:
Sebagaimana dikatakan Goleman (1999: 46) bahwa: IQ hanya
menyajikan sedikit penjelasan tentang perbedaan nasib orang-orang yang
bakat, pendidikan dan peluangnya kurang lebih sama. Ketika 95 mahasiswa
Harvard dari Angkatan 1940an dilacak sampai mereka berusia setengah
baya, maka mereka yang memperolah tesnya palig tinggi di perguruan
tinggi tidaklah terlampau sukses dibandingkan rekan-rekannya yang IQ-nya
lebih rendah jika diukur menurut gaji, produktivitas, atau status di bidang
pekerjaan mereka.

12
Nama penulis, berikut tahun penerbitan dan halaman buku dapat juga
ditempatkan di belakang kutipan langsung panjang tersebut, seperti contoh:
Sebagaimana kita ketahui, IQ merupakan……………hanya pekerjaan
mereka (Goleman, 2010: 46)

Jika penulis karya tulis tidak memperoleh buku asli atau tidak
membacanya sendiri, tetapi mengutipnya dari buku atau karya orang lain,
misalnya mengutip tentang konsepsi pendidikan multikultur dari Prof. Dr.
Nroman Dantes, yang dimuat dalam buku karangan Lasmawan, maka
penyebutan nama penulisan asli menjadi sebagai berikut: sebagaimana
dikatakan oleh Dantes (dalam Lasmawan, 2010: 175)

Jika mengenai gagasan tertentu pengutip mendapatkannya dari


beberapa sumber, maka semua sumber itu dapat disebut dengan cara sebagai
contoh di bawah ini.

Pendidikan multikultur sudah menjadi kebutuhan bagi setiap bangsa


yang menyatakan dirinya sebagai bangsa yang berbhineka, oleh sebab itu,
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran logikanya
mengedepankan pada elaborasi kemultikulturan, sehingga apa yang
diperoleh oleh siswa di sekolah dengan apa yang dialaminya dalam
kehidupan sehari-hari tidak stagnan (Dantes, 2009: 221; Marhaeni, 2009:
93; Lasmawan, 2008: 121 ).

c) Cara Menulis Daftar Rujukan /Daftar Pustaka


Mengenai Daftar Pustaka sudah disinggung sepintas pada bagian C.
Bagian ini merupakan paparan yang lebih rinci tentang bagaimana menulis
daftar pustaka. Daftar Pustaka merupakan daftar buku, makalah, artikel,
bulletin, jurnal, atau sumber lain yang ditulis baik secara langsung maupun
tidak langsung (semua sumber yang dicantuman di dalam tulisan atau batang
tubuh karya tulis, wajib ditulis di daftar pustaka). Bahan yang dibaca sendiri,
tapi tidak dikutip seyogyanya tidak dicantumkan dalam daftar. Bahan yang
tidak dibaca sendiri, tetapi dipetik dari sumber bacaan yang dibaca, juga
tidak perlu ditulis dalam daftar pustaka.

Pada hakikatnya ada lima unsur yang harus dituliskan dalam daftar
pustaka. Urutan kelima unsur yang dibakukan oleh Pusat Bahasa,
sebagaimana tampak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ke-3,
2001), dan buku-buku lain terbitan lembaga tersebut, adalah sebagai berikut:

13
1) Nama pengarang tanpa gelar akademik dengan urutan: nama akhir
(diakhiri dengan titik), dan (kalau ada) nama depan dan nama tengah
(diakhiri dengan titik):

Hasan, Said Mahid.

Budisantosa Sukamto, Katharina Endriati (ed.)


2) Tahun Penerbitan, menggunakan angka arab, diakhiri dengan titik:

2009.
2010a
2010b

3) Judul sumber berupa buku, semua dicetak miring (italic), tiap kata
diawali dengan huruf kapital kecuali kata tugas (kata sambung, dsb),
diakhiri dengan titik. Contoh: Educational Psychology in the Classroom.
Untuk sumber yang sumber berupa artikel, makalah, dsb. Judul diletakkan
di antara tanda petik rangkap (“………”), huruf dicetak biasa, tiap kata
diawali dengan huruf kapital kecuali kata tugas, diakhiri dengan titik.
Contoh: “identifikasi faktor-faktor Pendorong Timbulnya Sikap Progresif
Siswa di Daerah Perkotaan.”

4) Kota penerbitan, diakhiri dengan titik dua. Contoh: Bandung:

5) Penerbit, dapat nama penerbit atau nama lembaga, akhiri dengan titik.
Contoh:

Gramedia.

Kementrian Pendidikan Nasional.


Universitas Pendidikan Ganesha.

Kalau penulisan kelima unsur itu melebihi satu baris, maka baris kedua
dan seterusnya diawali pada ketukan ke-5 dari tepi kiri, dan jarak antarbaris
adalah satu spasi. Jarak antara sumber yang satu dan sumber yang lain
adalah 1.5 spasi.

14
a. Sumber Berupa Buku

Buku atau sumber lain, dapat ditulis oleh satu orang atau lebih.
Orang atau orang-orang tersebut dapat betul-betul merupakan penulis,
dapat pula editor sekian banyak artikel dalam sebuah buku. Semua itu
menyebabkan perbedaan cara penulisan sumber bacaan, sebagaimana
tampak pada contoh-contoh berikut.
1) Penulisan satu orang, menulis hanya satu buku atau artikel:

Dantes, Nyoman. 2010. Statistik Multivariat. Singaraja: Unit


Penerbitan Undiksha

2) Penulisan satu orang, menulis lebih dari satu buku dalam satu tahun
yang sama

Tilaar, H.R. 2009a. Reformasi Sistim Pendidikan Nasional di Era


Otonomi Daerah. Bandung: Rosdakarya
Tilaar, H.R. 2009b. Menggagas Pembaharuan Managemen
Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakarya

Jika dua buku tersebut terbit dalam tahun yang berbeda, maka huruf
di belakang tahun (a,b) dihilangkan

3) Penulis dua orang: nama orang kedua ditulis menurut urutan biasa,
tidak ada pembalikan nama.

Contoh:

Mulyasa, E dan Encep Supriadi.2006. Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Bandung: Rosdakarya

4) Penulisan 3 orang atau lebih yang ditulis hanya nama orang pertama.
Nama-nama penulis lainnya diganti dengan et.al atau dkk. (dengan
kawan-kawan)

Contoh:

Shaver, Robert et.al. 2003. The New Paradigm of Learning.


Washington DC. Singapore. Helsinki: McMonash and Sons.

5) Penulis buku adalah editor: Jika editornya satu orang, di belakang


namanya ditambahkan dengan (ed), jika dua orang atau lebih,
tambahannya ialah (eds). Contoh :

Al Muktar, Suwarma (ed.). 2009. Inovasi Pemikiran Pendidikan IPS


dan Konstelasi Keilmuan Disiplin Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: UPI
Press.

15
Pederson, James and Mika Milkiapple (eds.). 2008. Handbook of
Social Studies. NY: McMilland.

b. Sumber Berupa Artikel

Sebuah artikel dapat terdapat dalam buku kumpulan karangan, atau


bisa juga ada dalam jurnal, majalah, bulletin, atau koran. Dalam hal ini,
judul artikel ditempatkan di antara tanda petik rangkap (“…..”), hurufnya
dicetak biasa.
Contoh :
Dantes, Nyoman. 2007. “Pengembangan Materi dan Model Pendidikan
Multikultural dalam Pembelajaran IPS SMP” (halaman 21-26). Jurnal
Penelitian Pendidikan dan Humaniora. Singaraja: Lembaga Penelitian
Undiksha.
Lasmawan, Wayan dkk. 2009. “Vonis MatiTerhadap Mayat: Rekonstruksi
Pemaknaan Adat Istiadat pada Masyarakat Hindhu Bali”. Media
Komunikasi Sosial, Volume 3, Tahun ke XVII (halaman 75-79).
Wibisono, Encep. 2009. “Meretas Nilai-Nilai Demokrasi dalam Praktek
Pendidikan di Era Otonomi”. Pikiran Rakyat, 21 Januari 2009, halaman 5,
kolom 2-6.

Bentuk sumber yang ditulis mirip dengan artikel ialah makalah. Dalam
hal makalah, yang perlu ditambahkan adalah nama temu ilmiah dimana
makalah itu disajikan, kota, dan tanggal penyelenggaraan.

Contoh :

Dantes, Nyoman. 2009. “Penelitian Kualitatif” (Makalah). Disajikan pada


Workshop Penelitian bagi Dosen UNHI Bali, Tanggal 23-24 Oktober 2009

c. Sumber Lain-lain
Sumber lain yang dimaksud, dapat saja berupa dokumen resmi, seperti:
Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Awig-awig
Desa Adat, Bisama, Patwa, Anggaran Dasar, dan dokumen lain yang
dibukukan. Dalam hal ini kadang-kadang penerbitnya tidak disebutkan,
atau ada lembaga yang bertanggung jawab menerbitkan, tetapi pasti bukan
penulis perorangan. Untuk itu, cara penulisannya dapat dilakukan
sebagaimana contoh berikut.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2009 tentang
Tata Cara Pengelolaan Keuangan Negara. 2009. Jakarta: Kementrian
Keuangan RI.

16
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2008. Pedoman Umum
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah. Jakarta: Kementrian
Pendidikan Nasional RI.

Sumber lain yang khas adalah karya tulis terjemahan. Dalam hal
ini terjemahan, nama pengarang yang disebut adalah nama pengarang asli,
tahun penerbitannya adalah tahun penerbitan naskah terjemahan,
ditambahkan kata terjemahan diikuti nama penerjemah serta judul naskah
asli dan tahun terbitnya, terakhir adalah kata penerbitan dan penerbit
terjemahan.
Polumin, Ivant et.eal. 1979. Kehidupan di dalam Air: Khasanah
Pengetahuan Bagi Anak-Anak. Terjemahan Waluta Subani, Underwriter
Life. 1979. Jakarta: Tira Pustaka.

Untuk materi atau sumber yang diambil dari internet, maka


penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu pada contoh berikut.

Caims, Len. 2008. “Capability Going Beyond Competence”.


http://www.lle.mdx.ac.uk/hec/ journal/2-2/3-5.htm. Diunduh tanggal 21
Februari 2009.
Lasmawan, Wayan. 2009. Spektrum Pendidikan IPS.
http:www.google.ac.id.lasmawanblogs/2-6/3-6.htm. Diunduh tanggal 10
September 2010.

Untuk materi atau sumber yang diambil dari jurnal, maka


penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu pada contoh berikut.

Clark, Cathy Bishop. 1995. Cognitive Style and it’s Effect on the Stages
of Programming. Journal of Research on Computing in Education,
Volume 27, Number 4, Summer 1995.
Natajaya, I Nyoman, Faktor Biaya Sebagai Masukan dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 1 Tahun XXXVI Januari 2003.

Untuk materi atau sumber yang diambil dari makalah, maka


penulisannya dapar dilakukan dengan mengacu pada contoh berikut.

Candiasa, I Made, Policy Analysis On the Improvement of Educational


Quality, Paper, disajikan pada Seminar Internasional “Succeeding in a
Globalizing World” Tanggal 6-8 November 2007 di Jakarta.

17
Sadia, Wayan. 2009. Inovasi Pembelajaran dan Pembelajaran Bermakna.
Makalah. Disajikan pada Seminar Sehari Dies Natalis Universitas
Mahasaraswati Bali, Tanggal 23 Oktober 2009 di Denpasar.

Untuk materi atau sumber yang diambil dari tesis dan/atau disertasi,
maka penulisannya dapat mengacu pada contoh berikut.
Atmadja, Bawa I Nengah. 1998. Memudarnya Demokrasi Desa. Disertasi.
(tidak diterbitkan). Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

d. Sistem Paragraf

Untuk penyusunan karya tulis ilmiah, sebenarnya ada beberapa


model atau sistem penulisan paragraf, tetapi yang digunakan dalam
pedoman ini ialah sistem Eropa,

Sebagaimana yang diterapkan dalam penulisan pedoman ini. Intinya,


awal paragraf atau alinea ditulis agak menjorok ke dalam, setelah ketukan
ke-5, dan jarak antar paragraf sama dengan jarak antarbaris. Jika
dibagankan menjadi sebagai berikut:

.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
................................

.................................................................................................................
.................................................................................................................
..........................................................................................

18
e. Bahasa Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah, termasuk tesis, harus ditulis dalam ragam


bahasa baku, termasuk jika tesis ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak
peduli apa pun latar belakang akademis penulisnya. Dalam hal bahasa
Indoesia baku, ada tiga pedoman yang wajib digunakan yakni
(1) Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD); (2) Tata Bahasa
Baku Bahasa Indoensia (TBB), Edisi Ketiga; (3) Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), Edisi Ketiga.

Buku EYD mencakupi lima hal pokok, yaitu (1) Pemakaian Huruf;
(2) Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring; (3) Penulisan Kata; (4)
Penulisan Unsur Serapan; (5) Pemakaian Tanda Baca.

19
Halaman Judul
Contoh.

BAHAYA YANG MENGANCAM DI


SEKITAR PRODUK MINUMAN KEMASAN
KARTON

Karya Tulis
Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Ujian Akhir Semester
Ganjil
kelas X di SMA YAPPENDA JAKARTA

isusun Oleh : Amanada

Putri
X IPA 3

20
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG

BAHAYA YANG MENGINTIP DI SEKITAR PRODUK MINUMAN


KEMASAN KARTON

Oleh :
Amanada Putri
Kelas : X IPA 3

Karya Tulis ini telah diperiksa dan disetujui serta dinyatakan memenuhi
syarat sidang Karya Tulis Ilmiah oleh :

Pembimbing

…………………………………………….
Contoh Lembar Pernyataan

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa karya tulis yang saya susun
sebagai syarat untuk mengikuti PAS semester ganjil kelas X SMA YAPPENDA
Jakarta seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian
tertentu dalam penulisan ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah
dituliskan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan norma, kaidah, serta etika
akademis.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya tulis ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi-sanksi dari SMA YAPPENDA sesuai peraturan yang
berlaku di SMA YAPPENDA.

Jakarta, (tanggal, bulan, tahun)

Yang membuat pernyataan,

( Nama Siswa )
Contoh Format Daftar Tabel

DAFTAR TABEL

Tabel
(halaman)

1.1 Komponen dan Indikator untuk Mengukur Perilaku Kepemimpinan Kepala


Sekolah .............................................................................................................

1.2 Komponen dan Indikator untuk Mengukur Motivasi Kerja Guru .....................

2.1 Komponen dan Indikator untuk Mengukur Disiplin Kerja Guru .......................

3.1 Komponen dan Indikator untuk Mengukur Kinerja Guru ..................................


Contoh Format Daftar Gambar

DAFTAR GAMBAR

Gambar
(halaman)

2.1 Segi Empat Kepemimpinan dari Universitas Ohio ...........................................

3.1 Perilaku Kontinum Pemimpin ...........................................................................

4.1 Managerial Grid ................................................................................................

4.2 Tiga Dimensi Kepemimpinan ............................................................................


Contoh Format Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
(halaman)

1 Cover Instrumen Penelitian ...................................................................................

2 Kata Pengantar Permohonan Pengisian Instrumen Peneliti...................................

3 Kuisioner Penelitian ..............................................................................................

4 Analisis Uji Coba Instrumen .................................................................................


TATA TERTIB SISWA KARYA TULIS ILMIAH (FIELD OBSERVATION )
SMA YAPPENDA TAHUN 2022/2023

1. Seluruh siswa wajib membuat Karya Tulis Ilmiah tanpa menggunakan Jasa Pembuatan dan atau segala bentuk
joki dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.yang dibuktikan dengan Pernyataan Orisinalitas dan
ditandatangani oleh siswa.
2. Seluruh siswa wajib memiliki buku panduan untuk mempermudah penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
3. Seluruh siswa wajib masuk grup whatsApp bersama pembimbing untuk mempermudah dalam komunikasi
dengan pembimbing.
4. Seluruh siswa wajib menggunakan seragam sesuai hari ketika melakukan bimbingan KTI secara offline.
5. Seluruh siswa wajib aktif melakukan bimbingan atau pendampingan minimal 1x pertemuan setiap minggunya
6. Seluruh siswa wajib melaksanakan kegiatan pembimbingan offline selesai KBM maksimal pukul 17.00.
7. Seluruh siswa wajib membawa dan mengisi kartu konsultasi yang telah diberikan oleh pembimbing setiap
konsultasi atau bimbingan.
8. Seluruh siswa wajib membuat hardcopy KTI (setelah revisi pembimbing) 1 rangkap dengan ketentuan :
● Cover di print berwarna di kertas concord putih kemudian di laminating

● Kertas pembatas dan sampul belakang untuk siswa jurusan IPS berwarna kuning sedangkan siswa
jurusan IPA berwarna Pink Fanta
● Seluruh printout KTI di jilid spiral kawat warna putih
9. Seluruh siswa wajib mengumpulkan soft file KTI berbentuk PDF, PowerPoint dan link video presentasi
penelitan diserahkan kepada pembimbing sesuai jadwal yang ditentukan.
10. Seluruh siswa wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tahun 2022/2023 dengan tertib dan penuh
tanggung jawab
11. Seluruh siswa bersedia menerima seluruh konsekuensi jika ditemukan kecurangan dalam proses penyusunan
Karya Tulis Ilmiah (Field Observation) dan ketidaksesuaian isi dalam meneliti.

Jakarta, 23 September 2022


Mengetahui,
Ketua Pelaksana

Dzaqiah Tsabatullah, S.Pd


RUBRIK PENILAIAN PENULISAN KARYA ILMIAH (KI) FIELD OBSERVATION

SMA YAPPENDA 2022/2023

Aspek yang dinilai Skor maks Penilaian


I. Orisinalitas Penelitian
1 Judul Penelitian 5
2 Inovasi KI yang dipilih 2
II. Bagian Utama KI
BAB 1
1) Berisikan informasi yang melatarbelakangi permasalahan yang dibahas
10
secara teoretik maupun empirik
3
2) Mendeskripsikan masalah atau tujuan penulisan KI 5
3) Menuliskan manfaat dari hasil penelitian 5
BAB 2
1) Berisikan teori yang relevan dengan masalah yang telah dipaparkan
10
pada BAB 1

2) Eksplorasi konsep penelitian dari berbagai sumber (sumber buku,


5
jurnal, artikel, dll)
4
3) Penelitian diperjelas/didukung dengan data (foto, diagram maupun
5
gambar yang mendukung sesuai dengan pembahasan dalam KI
4) Menuliskan kerangka berfikir dengan sistematis dan terarah 5
5) Merumuskan hipotesis sesuai sengan teori penelitian 5
BAB 3
1) Menentukan Jenis penelitian yang tepat untuk KI 5
5 2) Menentukan sumber data yang akurat dan sesuai dengan penelitian 5
3) Menentukan teknik pengumpulan data dan analisis data yang tepat 5
III. Sistematika Penulisan KI
Makalah terorganisasi dengan baik dan lengkap
1) Kata pengantar, daftar isi/ tabel/ gambar 3
6 2) Pendahuluan, berisi: latar belakang masalah, tujuan dan manfaat 5
3) Bagian inti berisi paparan topik-topik bahasan 5
4) Memuat daftar rujukan/ pustaka dan lampiran (jika ada) 5
IV. Lain-lain
7 1) Tata cara penulisan yang tepat sesuai EYD 10
JUMLAH SKOR 100
RUBRIK PENILAIAN PENYAJIAN KARYA ILMIAH (KI) FIELD OBSERVATION

SMA YAPPENDA 2022/2023

Aspek yang dinilai Skor maks Penilaian


I. Penggunaan Bahasa
1) Mennggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah dan baku 10
2) Menjabarkan hasil penelitian dengan sistematis 15
II. Media Pesentasi
1) Mencantumkan poin penting dari penelitian 15
2) Tidak menggunakan efek / animasi yang berlebihan 10
III. Penguasaan Materi
1) Tidak membaca power poin terlalu sering 15
2) Menjabarkan hasil penelitian dengan jelas, lugas dan tepat 15
IV. Kerapihan dalam berpakaian
1) Berpakaian seragam rapih 10
2) Rambut / hijab ditata rapih dan tidak menggunakan aksesoris 10
JUMLAH SKOR 100
KARTU KONSULTASI PEMBIMBINGAN
PENULISAN KARYA ILMIAH

FIELD OBSERVATION (FO)


SMA YAPPENDA TAHUN 2022/2023

Nama Siswa : ...........................................................

NIS : ..........................................................
FOTO
Kelas : .........................................................
UK.
Guru Pembimbing : ......................................................... 3X4

Judul KI (FO) : ..................................................................................................

...................................................................................................

HARI/ MATERI TANDA TANGAN


NO TANGGAL SARAN PEMBIMBING
KONSULTASI PEMBIMBING

Catatan :
1. Kartu ini dibawa dan ditandatangani oleh Pembimbing pada saat konsultasi
2. Kartu ini dibawa pada saat Penyerahan Karya llmiah, apabila diperlukan dapat dipergunakan sebagai
bukti pembimbingan

Anda mungkin juga menyukai