LANDASAN TEORI
II-1
mengelupas pelapisnya berupa cat yang mengakibatkan bak truk lebik mudah
berkaran, dan bak truk jenis ini bak truk dengan harga yang relatif mahal.
II-2
b. Lambang-lambang yang digunakan dalam Peta Kerja
Peta-peta kerja yang digunakan pada saat ini ialah peta-peta kerja
dikembangkan oleh Gilberth. Untuk membuat peta kerja, Gilberth mengusulkan
40 buah lambang yang dapat digunakan, yang kemudian disederhanakan menjadi
4 buah lambang. Pada tahun 1947, American Siciety of Mechanical engineers
(ASME) membuat standar lambang-lambang peta kerja sebanyak 5 lambang.
Lambang yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Operasi
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat
baik fisik maupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan
informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi. Contoh pekerjaannya
menyerut, memotong, memahat, merakit dan lain sebagainya. Lambang ini
juga digunakan untuk menyatakan aktivitas administrasi, misalnya aktivitas
perencanaan dan perhitungan.
b. Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan
mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Contoh
pekerjaannya mengukur dimensi benda, memeriksa warna benda, membaca
alat ukur tekanan uap pada suatu mesin dan sebagainya.
c. Transportasi
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau
perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian
dari suatu operasi. Contoh pekerjaannya yaitu memindahkan bahan,
memindahkan benda kerja dari satu mesin ke mesin lainnya, dan lain-lain.
d. Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak
mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu. Contoh pekerjaannya yaitu
benda kerja menunggu untuk diproses, bahan menunggu untuk diangkut, dan
sebagainya.
II-3
e. Penyimpanan
Proses menyimpan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu
yang cukup lama. Contoh pekerjaannya yaitu bahan baku disimpan dalam
gudang, barang jadi disimpan di gudang, dan sebagainya.
II-4
Sebelum membuat peta proses operasi terdapat prinsip-prinsip yang harus
diketahui terlebih dahulu. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat kepala judul “Peta Proses Operasi” yang diikuti oleh identifikasi
serta lainnya seperti nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, dan
nomor peta.
2. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan sesuai dengan urutan
operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau secara
berurutan sesuai dengan proses yang terjadi.
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri
dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
II-5
Gambar 2.1 Contoh Peta Proses Operasi
II-6
b. Analisa Suatu Peta Proses Operasi
Ada empat hal yang perlu diperhatikan agar diperoleh suatu proses kerja yang
baik melalui analisa peta proses operasi, yaitu analisa terhadap bahan-bahan,
operasi, pemeriksaan, dan terhadap waktu penyelesaian suatu proses. Keempat hal
tersebut di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bahan-bahan
Harus mempertimbangkan semua alternatif dari bahan yang digunakan,
proses penyelesaian dan toleransi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
fungsi, realibilitas, pelayanan, dan waktunya.
2. Operasi
Juga dalam hal ini harus dipertimbangkan mengenai semua alternatif yang
mungkin untuk proses pengolahan, pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau
metode perakitannya, beserta alat-alat dan pelengkapan yang digunakan.
Perbaikan yang mungkin bisa dilakukan, misalnya dengan menghilangkan,
menggabungkan, merubah atau menyederhanakan operasi-operasi yang
terjadi.
3. Pemeriksaan
Pemeriksaan harus mempunyai standar kualitas. Suatu obyek dikatakan
memenuhi syarat kualitasnya jika setelah dibandingkan dengan standar
ternyata lebih baik atau minimal sama. Proses pemeriksaan bisa dilakukan
dengan teknik samping atau satu persatu dari semua obyek yang dibuat
tentunya cara yang terakhir tersebut dilaksanakan apabila jumlah produksinya
sedikit.
4. Waktu
Waktu penyelesaian harus dipersingkat dengan mempertimbangkan semua
alternatif mengenai metoda, peralatan dan tentunya penggunaan
perlengkapan-perlengkapan khusus.
II-7
terjadi selama satu proses berlangsung, serta di dalamnya memuat pula informasi-
informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak
perpindahan.
Simbol-simbol yang digunakan dalam peta aliran proses
1. Operasi
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat,
baik fisik maupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan
informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi. Operasi merupakan
kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses, dan biasanya terjadi
pada suatu mesin atau stasiun kerja. Lambang ini juga bisa digunakan untuk
menyatakan aktifitas administrasi.
2. Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan
mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Lambang
ini digunakan jika dilakukan pemeriksaan terhadap suatu obyek atau
membandingkan obyek tertentu dengan suatu standar. Suatu pemeriksaan
tidak menjuruskan bahan ke arah menjadi suatu barang jadi.
3. Transportasi
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau
perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian
dari suatu operasi. Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari operasi atau
disebabkan oleh petugas pada tempat bekerja waktu operasi atau pemeriksaan
berlangsung bukanlah merupakan transportasi.
4. Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja dan perlengkapan tidak
mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu. Kejadian ini menunjukkan
bahwa suatu obyek ditinggalkan untuk sementara tanpa pencatatan sampai
diperlukan kembali.
5. Penyimpanan
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu
yang cukup lama. Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali, biasanya
memerlukan suatu prosedur perizinan tertentu. Lambang ini digunakan untuk
II-8
menyatakan suatu obyek yang mengalami penyimpanan permanen, yaitu
ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu. Prosedur
perizinan dan lamanya waktu adalah dua hal yang membedakan antara
kegiatan menunggu dan penyimpanan.
Kegunaan peta aliran proses yaitu digunakan untuk mengetahui aliran bahan
atau aktivitas orang mulai dari awal suatu proses sampai aktivitas terakhir. Dapat
memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu produk. Digunakan
untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau yang dilakukan oleh
orang selama proses berlangsung. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan
perbaikan proses atau metode kerja.
Peta aliran proses dapat menganalisa kondisi-kondisi kerja yang ada guna
memperoleh keuntungan atau perbaikan proses kerja seperti:
Mengeliminir operasi-operasi yang tidak perlu,
Mengurangi jarak perpindahan dari satu operasi ke operasi lainnya,
Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia karena kegiatan menunggu,
Menunjukkan operasi-operasi mana yang seharusnya memiliki kemungkinan
untuk digabungkan,
Menunjukkan langkah-langkah operasi maupun pemeriksaan yang terlalu
berlebihan ataupun pengulangan (duplikasi),
Menunjukkan pekerjaan – pekerjaan dan lokasi dimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan.
II-9
Gambar 2.2 Contoh Peta Aliran Proses
II-10
Terdapat dua hal utama yang membedakan antara peta proses operasi dengan
peta aliran proses. Adapun perbedaan dari kedua peta tersebut, yaitu:
Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar,
termasuk transportasi, menunggu dan menyimpan. Sedangkan pada peta
proses operasi, terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.
Pada aliran proses menganalisa setiap komponen yang akan diproses
secara lebih lengkap dibanding peta proses operasi, dan memungkinkan
untuk digunakan disetiap proses atau prosedur, baik di pabrik atau kantor.
II-11
Tujuan utama yang harus di analisis dari kelompok kerja ini adalah
minimumkan waktu menunggu (delay). Dengan berkurangnya waktu menunggu
berarti kita bisa mencapai tujuan lain yang lebih nyata diantaranya:
Bisa mengurangi ongkos produksi atau proses.
Bisa mempercepat waktu penyelesaian produksi atau proses.
II-12
2.6 Diagram Aliran
Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan lantai
dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam
peta aliran proses. Kegunaannya yaitu lebih memperjelas suatu peta aliran proses,
apalagi jika arah aliran merupakan faktor yang penting dan menolong dalam
perbaikan tata letak tempat kerja.
II-13
Gambar 2.3 Contoh Diagram Aliran
II-14
menganggur adalah suatu kerugian. Oleh karena itu, waktu menganggur baik pada
pekerja maupun mesin harus dihilangkan atau setidaknya diminimumkan. Namun
tentunya harus masih berada dalam batas-batas kemampuan manusia dan mesin.
II-15
kemudian di ikuti oleh informasi-informasi yang melengkapi meliputi
nomor peta, nama pekerjaan yang dipetakan, metode sekarang atau
usulan, tanggal dipetakan dan nama orang yang membuat peta tersebut.
Setelah semua identifikasi lengkap dinyatakan, langkah berikutnya
adalah menguraikan semua elemen pekerja yang terjadi, untuk itu
tiga jenis kolom (bar) digunakan untuk melambangkan elemen-elemen
yangbersangkutan. Kolom-kolom tersebut dibuat memanjang dari atas
kebawah dengan panjang masing-masing sebanding dengan lamanya
waktu pelaksanaan yang bersangkutan.
II-16
Gambar 2.4 Contoh Peta Pekerja-Mesin
II-17
pekerja selama melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan studi ini, kita bisa
membuat peta tangan kanan-tangan kiri. Dengan kata lain, peta tangan kanan-
tangan kiri merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan gerakan-
gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan.
Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur
yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukan perbandingan
antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika
melakukan suatu pekerjaan. Melalui peta ini kita bisa melihat semua operasi
secara cukup lengkap, yang berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut.
Peta ini sangat peraktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual, yakni saat
setiap siklus dari pekerja terjadi dengan cepat dan terus berulang. Itulah sebab
dengan menggunakan peta ini kita bisa melihat dengan jelas pola-pola gerakan
yang tidak efisien, dan atau bisa melihat adanya pelanggaran terhadap prinsip-
prinsip ekonomi gerakan yang terjadi pada saat pekerjaan manual tersebut
berlangsung.
II-18
2.9 Tata Letak Fasilitas Pabrik
Tata Letak Fasilitas Pabrik adalah tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas
pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan
berguna untuk luas area penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi
lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material baik
yang bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya.
Tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi
dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun
kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan dan suatu desain produk yang bagus
akan tidak ada artinya akibat perencanaan tata letak yang sembarangan saja.
Karena aktivitas produksi suatu industri secara normalnya harus berlangsung
lama dengan tata letak yang tidak selalu berubah-ubah, maka setiap kekeliruan
yang dibuat didalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian-
kerugian yang tidak kecil.
II-19
Pada umumnya, tat letak yang baik akan memberikan output yang lebih besar
dengan ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan jam kerja pegawai
yang lebih kecil dan jam kerja mesin yang lebih kecil.
2. Mengurangi delay
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi dan beban dari tiap-tiap
departemen atau mesin adalah bagian dari tanggung jawab perancang tata
letak fasilitas. Pengaturan yang baik akan mengurangi waktu tunggu atau
delay yang berlebihan yang dapat disebabkan oleh adanya gerakan balik
(back-tracking), gerakan memotong (cross-movement), dan kemacetan
(congestion) yang menyebabkan proses perpindahan terhambat.
3. Mengurangi jarak perpindahan barang
Dalam proses produksi, perpindahan barang atau material pasti terjadi. Mulai
dari bahan baku memasuki proses awal, pemindahan barang setengah jadi,
sampai barang jadi yang siap untuk dipasarkan disimpan dalam gudang.
Mengingat begitu banyaknya perpindahan barang yang terjadi dan betapa
besarnya peranan perpindahan barang, terutama dalam proses produksi, maka
perancangan tata letak yang baik akan meminimalkan biaya perpindahan
barang tersebut.
4. Penghematan pemanfaatan area
Perancangan tata letak yang baik akan mengatasi pemborosan pemakaian
ruang yang berlebihan.
5. Pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi
lainnya.
6. Proses manufaktur yang lebih singkat
Dengan memperpendek jarak antar proses produksi dan mengurangi bottle
neck, maka waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu produk akan
lebih singkat sehingga total waktu produksi pun dapat dipersingkat.
7. Mengurangi resiko kecelakaan kerja
Perancangan tata letak yang baik juga bertujuan untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman, dan nyaman bagi para pekerja yang terkait di
dalamnya.
8. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
II-20
Dengan penataan lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib, pencahayaan
yang baik, sirkulasi udara yang baik , dsb, maka suasana kerja yang baik akan
tercipta sehingga moral dan kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal
ini berpengaruh pada kinerja karyawan yang juga akan meningkat sehingga
produktivitas kerja akan terjaga.
9. Mempermudah aktivitas supervisor
Tata letak yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk
mengamati jalannya proses produksi.
II-21
Tata letak yang berorientasi pada proses sangat baik untuk menangani produksi
komponen dalam batch kecil, atau disebut job-lot, dan untuk memproduksi beragam
komponen dalam bentuk dan ukuran yang berbeda. Kelemahan tata letak ini aada pada
peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan
waktu lebih lama untuk berpindah dalam sistem karena penjadualan sangat sulit,
penyetelan mesin beruba, dan penanganan bahan yang unik. Peralatan yang memiliki
kegunaan umum membutuhkan tenaga kerja terampil, dan persediaan barang setengah
jadi menjadi lebih tinggi karena adanya ketidakseimbangan proses produksi. Tenaga
kerja terampil yang dibutuhkan juga meningkat, dan jumlah barang setengah jadi
cukup tinggi sehingga mengakibatkan kebutuhan modal meningkat.
II-22
Gambar 2.8 Contoh Layout Produk
3. Layout kelompok, sering juga disebut group layout
Pengaturan tata letak fasilitas produksi ke dalam departemen tertentu atau
kelompok mesin bagi pembuatan produk yang memerlukan proses operasi yang
sama.Setiap produk diselesaikan pada daerah tersendiri dengan seleruh urutan
pengerjaan dilakukan pada depertemen tersebut.
II-23
4. Layout posisi tetap, sering disebut fixed position layout
Pengaturan material atau komponen produk akan tetap pada posisinya,
sedangkan fasilitas produksi seperti peralatan, perkakas, mesin, dan pekerja
yaag bergerak berpindah menuju lokasi material tersebut. Misalnya pabrik
perakitan pesawat terbang, perakitan kapal, dan pembuatan gedung. Layout ini
mengatasi kebutuha tata letak proyek yang tidak berpindah atau proyek yang
menyita tempat yang luas.
II-24
Gambar 2.11 Contoh Layout U
II-25
rakitan seperti pabrik kendaraan bermotor, elektronik, karena lebih efisien dan
fleksibel dalam menghadapi perubahan permintaan.
Perlu diingat, bahwa prinsip yang selalu dipegang dalan memilih layout
adalah yang baik apapun tipenya, variasi ataupun tingkatannya tidak menjadikan
masalah pada prakteknya tujuan kita dapat terpenuhi dan terpuaskan
II-26
tertua dan bisa digunakan dalam perjanjian antara dua pihak, yaitu antara
pekerja dan majikan atau sistem kontrak jam kerja.
2. Pemberian upah menurut hasil kerja
Pada sistem ini para pekerja akan dibayar sesuai dengan jumlah produksi
yang dihasilkannya, sehingga semakin banyak produk yang dihasilkan akan
semakin besar imbalan yang diterima.
3. Pemberian upah menurut waktu yang dihemat
Rencana upah ini berdasarkan pada jumlah waktu yang dapat dihemat tiap
pekerja dan menyelesaikan pekerjaannya. Rencana upah ini juga bertujuan
untuk menurunkan ongkos produksi per unit dan juga untuk menambah
penghasilan pekerja.
a. Karakteristisk Upah
Saudara mahasiswa, kita akan membahas karakteristik kontrak kerja antara
pekerja dan perusahaan berupa penetapan upah per satuan (piece rates) dan upah
per jam (time rates). Masalah yang muncul pada kontrak kerja kerja akan
mempengaruhi produktivitas tenaga kerja dan tingkat keuntungan perusahaan.
Jenis kontrak kerja yang dipilih sangat penting karena pemberi kerja sering tidak
tahu produktivitas pekerja yang sebenarnya, sementara pekerja menginginkan
upah yang besar dengan kerja yang sekecil mungkin.
Sistem upah per satuan mengkompensasi pekerja berdasarkan pada output
yang dihasilkan oleh pekerja. Sebagai contoh pekerja garmen dibayarkan
berdasarkan pada seberapa banyak jumlah celana yang dihasilkan, para tenaga
penjual dibayar sesuai dengan besarnya komisi tertentu dari volume penjualannya.
Sedangkan kompensasi upah pekerja per jam sangat bergantung kepada jumlah
jam kerja yang dialokasikan pekerja dalam pekerjaannya dan tidak berhubungan
sama sekali dengan jumlah output yang dihasilkan pekerja. Perusahaan yang
memiliki biaya pengawasan yang tinggi jika memberikan tingkat upah per satuan
yang kecil kepada pekerja maka hanya sedikit pekerja yang mau menerima upah
yang demikian sedikitnya (low take home salaries). Sehingga perusahaan yang
menghadapi biaya pengawasan yang tinggi lebih memilih upah per jam
(berdasarkan waktu), sementara perusahaan yang menghadapi biaya pengawasan
II-27
yang rendah memilih tingkat upah per satuan. Oleh karenanya, upah per satuan
sering dipakai untuk membayar pekerja yang outputnya dapat diamati dengan
mudah misalkan jumlah celana yang diproduksi, volume penjualan pada periode
yang lalu, semetara upah per jam ditawarkan bagi para pekerja yang outputnya
sulit untuk diukur seperti upah bagi para professor di Universitas atau para pekerja
pada tim produksi software.
2.11 Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu
dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga
barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi,
pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan
produksi dan konsumsi.
Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang
diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan
ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan
meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran
merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana
seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai
keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran
sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan
melalui proses pertukaran.
Definisi pemasaran yang paling sesuai dengan tujuan tersebut adalah suatu
proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain.
Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan
(needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands).
II-28
a. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak
dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari
pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen
pemasaran dapat diartikan suatu proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,
penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang
melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup
barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan
menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait.
b. Konsep Pemasaran
Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada
konseop pemasaran ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan
organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan
kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran.
Dewasa ini konsep pemasaran mengalami perkembangan yang semakin maju
sejalan dengan majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan tidak lagi
berorientasi hanya pada pembeli saja, akan tetapi berorientasi pada masyarakat
atau manusia. Konsep yang demikianlah yang disebut dengan konsep pemasaran
masyarakat .
Ada tiga faktor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep
pemasaran :
1. Orientasi konsumen
Pada intinya, jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini,
maka :
Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan
dipenuhi.
II-29
Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
Menentukan produk dan program pemasarannya.
Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan
menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.
Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model
yang menarik.
2. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan
Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua
elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Hindari adanya pertentangan
antara perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi
masalah koordinasi dan integrasi ini dapat menggunakan satu orang yang
mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer
pemasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan bagian dalam
perusahaan turut serta dalam suatu upaya yang terkoordinir untuk memberikan
kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
3. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen
Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan profit atau laba.
Dengan laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan
kemampuan yang lebih besar. Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari
sebuah perusahaan. Banyak perusahaan yang mempunyai tujuan lain disamping
laba. Dengan menggunakan konsep pemasaran ini, hubungan antara perusahaan
dan konsumen akan dapat diperbaiki yang pada akhirnya akan menguntungkan
bagi perusahaan.
c. Fungsi Pemasaran
Adapun fungsi dari pemasaran adalah sebagai berikut:
Fungsi Pertukaran, dimana dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk
dari produsen baik dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran
produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual
kembali.
II-30
Fungsi Distribusi Fisik, dimana suatu produk dilakukan dengan cara
mengangkut serta menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen
mendekati kebutuhan konsumen dengan banyak cara baik melalui air,
darat,dan udara. Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan
produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.
Fungsi Perantara, dimana untuk menyampaikan produk dari tangan produsen
ke tangan konsumen dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang
menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik.
2.12 Limbah
II-31
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
b. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:
1. Volume limbah
2. Kandungan bahan pencemar
3. Frekuensi pembuangan limbah
c. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi
4 yaitu:
1. Limbah cair
2.Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
d. Pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah
II-32
2. Limbah Industri Kimia dan Bahan Bangunan
Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air
sangat besar, mengeakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan
kelingkungan sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya
terkandung mikroorganisme, senyawa organik dan anorganik baik terlarut
maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses
permentasi berlangsung. Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses
produksinya juga, air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan
hasil perasan, endapan CaSO4, gas berupa uap alkohol. kategori limbah industri
ini adalah llimbah bahan beracun berbahayan (B3) yang mencemari air dan udara.
II-33
Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas
Kebisingan, mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh
darah, ketegangan otot, menurunya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran
dan efisiensi kerja.
Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius,
yang diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-
pusing pikiran kacau dan melemahkan penglihatan dan pendengaran.
Bila keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti
dengan kematian.
Karbon Dioksida (CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian
sakit kepala, pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan
telinganya berdenging.
Belerang Dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat
menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan,peradangan lensa
mata (pada konsentrasi 20 ppm),pembengkakan paru-paru/celah suara.
Minyak pelumas, buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi
dari sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan keseungai, kolam
atau sawah.
Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan
bila tercampur dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh
yang membahayakan.
II-34