Anda di halaman 1dari 1

MISTERI TELAGA WARNA

Di Jawa Barat ada sebuah tempat wisata alam yang indah dan dikenal sebagai Telawa Warna. Lokasi
tepatnya berada di Puncak, Cisarua, dan masuk di wilayah perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Cianjur. Konon, Telaga Warna adalah bekas istana yang tenggelam dari Kerajaan Kutatanggeuhan. Baca juga:
Asal-usul Danau Laut Tador, Berisi Air Mata Anak yang Disia-siakan Orang Tuanya Legenda asal-usul Telaga
Warna telah diceritakan turun-temurun dan kemudian menjadi salah satu cerita rakyat Jawa Barat. Baca juga:
Asal-usul Danau Singkarak dan Sungai Ombiln Berikut adalah cerita singkat dari legenda asal-usul Telaga
Warna, seperti dikutip dari laman Kemendikbud. Baca juga: Asal-usul Danau Maninjau, Kisah Tempat
Penghakiman Siti Rasani dan Giran oleh Bujang Sembilan Legenda asal-usul Telaga Warna Alkisah di Jawa
Barat berdiri Kerajaan Kutatanggeuhan yang dipimpin raja bernama Prabu Swarnalaya. Prabu Swarnalaya
memimpin didampingi permasurinya yang cantik yaitu Ratu Purbamanah. Di masa kepemimpinannya
pekerjaan ini cukup makmur, dan Prabu Swarnalaya sangat dicintai oleh rakyatnya. Dengan semua berkah
yang didapatkan, ternyata Prabu Swarnalaya merasa bahagia. Hal ini karena setelah sekian lama menikah,
Prabu Swarnalaya dan Ratu Purbamanah belum dikaruniai keturunan. Setelah ditelusuri, ternyata penyebabnya
adalah Prabu Swarnalaya sendiri yang melanggar pantangan berburu rusa di Gunung Mas. Hal itu dikatakan
nujum istana yang mendapat wangsit bahwa tiap rusa yang dibunuhnya menjadi simbol hilangnya satu
keturunan dari Prabu Swarnalaya. Rasa sedih dan penyesalai meliputi Prabu Swarnalaya karena merasa hal ini
menjadi kesalahannya. Sebagai cara untuk membayarnya, Prabu Swarnalaya harus berangkat bertapa pada
malam bulan purnama ke sebuah gua kecil di gunung Mas tanpa diketahui siapapun dan melepas semua
atribut kerajaan. Segala halang rintang telah dilalui, hingga akhirnya Prabu Swarnalaya bisa kebali dari
pertapaannya. Ratu Purbamanah yang khawatir langsung menyambutnya dengan berbagai hidangan yang
nikmat. Beberapa bulan kemudian pertapan Prabu Swarnalaya membuahkan hasil, sang permaisuri
dinyatakan telah mengandung. Setelah sembilan bulan, Prabu Swarnalaya dan Ratu Purbamanah akhirnya
memiliki seorang putri cantik bernama Dewi Kuncung Biru. Dewi Kuncung Biru tumbuh menjadi putri yang
cantik dan gemar bersolek, terutama mengenakan perhiasan mahal. Prabu Swarnalaya dan Ratu Purbamanah
memang memanjakannya dengan limpahan harta dan kasih sayang yang tak terukur. Namun hal itu membuat
Dewi Kuncung Biru menjadi sangat manja. Hingga suatu hari saat menjelang hari ulang tahunnya, Dwi
Kuncung bisru meminta ayahnya untuk menghiasi tiap helai rambutnya dengan emas dan permata. Prabu
Swarnalaya dan Ratu Purbamanah terkejut mendengar permintaan putrinya dan berkata bahwa hal tersebut
tidak masuk akal. Helai rambut Dewi Kuncung Biru terlalu banyak dan mustahil untuk menghias semuanya
dengan emas dan permata. Mendengar hal itu Dewi Kuncung Biru marah dan kesal karena keinginannya tidak
dikabulkan. Kemarahan Dewi Kuncung Biru terdengar ke luar istana, dan membuat rakyat tergerak untuk
menyumbangkan harta mereka sebagai hadiah bagi sang putri. Prabu Swarnalaya dan Ratu Purbamanah
terharu dengan rasa cinta rakyat kepada putrinya dan menggelar pesta yang meriah dengan hidangan yang
lezat sebagai rasa terima kasih. Pada saat pesta berlangsung, kotak berisi perhiasan yang sangat banyak itu
pun diberikan kepada Dewi Kuncung Biru. Ketika melihat isinya, Dewi Kuncung Biru justru kecewa karena
perhiasan yang ia dapat tak seindah harapannya. Dengan sombong Dewi Kuncung Biru melempar kotak itu
beserta isinya ke lantai dan membuatnya jatuh berserakan. Semua orang termasuk Prabu Swarnalaya dan
Ratu Purbamanah terbelalak melihat sikap Dewi Kuncung Biru yang tak seindah parasnya. Ternyata alam pun
murka akan sikap Dewi Kuncung Biru, seketika gemuruh datang diikuti hujan dan badai. Tanah di sekitar
istana juga terbelah, disusul dengan adanya air bah yang menenggelamkan semua yang ada di sekitarnya.
Bersamaan dengan berhentinya hujan, Kerajaan Kutatanggeuhan pun menghilang dan digantikan dengan
sebuah telaga yang berisi ikan cantik berwarna-warni. Lokasi telaga yang konon menjadi tempat
tenggelamnya Kerajaan Kutatanggeuhan kemudian dikenal hingga saat ini sebagai Telaga Warna.

Anda mungkin juga menyukai