Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH SEJARAH INDOINESIA

GURU MATA PELAJARAN : Bpk. JAMALUDDIN, S.Pd

PUTRI JUNJUNG BUIH

NAMA : Maulida
KELAS XI IPS B

SMA NEGERI 1 CANDI LARAS SELATAN


TAHUN 2022
Legenda: “Puteri Junjung Buih” (Cerita Rakyat Kalimantan Selatan)

Ini adalah salah satu cerita rakyat Kalimantan Selatan yaitu legenda “Puteri Junjung
Buih” yang dikisahkan secara turun temurun.
Sering pula dilantunkan sebagai sebuah dongeng untuk pengantar tidur anak-anak.
Alkisah dulu pada suatu masa, di Kalimantan Selatan terdapatlah sebuah kerajaan
yang bernama Kerajaan Amuntai.
Tapi Kerajaan Amuntai ini cukup unik, karena berbeda dengan kerajaan pada
umumnya. Bedanya adalah kerajaan ini diperintah oleh dua orang bersaudara.
Raja yang pertama atau yang lebih tua bernama Parmaraga.
Sedangkan Raja kedua, atau adik dari raja yang pertama mempunyai nama
Sukmaraga.
Mereka mampu membagi tugas kerajaan dengan baik, sehingga perselisihan dapat
dihindarkan
Tapi sayang, ada satu hal yang membuat kedua raja tersebut bersedih.
Karena dua raja kakak adik ini sama-sama belum punya keturunan atau anak.
Walau sama-sama ingin punya anak, tapi Raja Kedua yang bernama Sukmaraga
mempunyai keinginan yang lebih besar untuk punya anak.
Bermacam cara dilakukan agar secepatnya diberikan keturunan. Akan tetapi, hasrat
Sukmaraga untuk memperoleh anak rupanya lebih besar dibandingkan kakaknya. Ia terus
memohon kepada para dewa, agar diberikan putra kembar, Para dewa mengabulkan
permohonan Sukmaraga. Ia diperintahkan melakukan tapa di suatu pulau, tak jauh dari kota
Banjarmasin sekarang.
Oleh karena itu, Sukmaraga berusaha lebih keras untuk dapat memiilki anak.
Maka setiap malam ia dan permaisurinya memohon kepada para dewa agar dikarunia
sepasang putera kembar.
Setelah sekian lama berdoa, ternyata akhirnya doa tersebut ada tanda-randa akan
dikabulkan oleh para dewa.
Sukmaraga lalu mendapatkan petunjuk dari para dewa.
Dia disuruh pergi untuk bertapa ke sebuah pulau di dekat kota Banjarmasin.
Tanpa menunggu lama-lama, kemudian Sukmaraga memutuskan untuk segera
berangkat menuju pulau tersebut untuk bertapa.
Akhirnya mulailah Sukmaraga bertapa di sana.
Kemudian di dalam pertapaannya, ia mendapat wangsit agar meminta istrinya
menyantap bunga Kastuba.
Setelah mendapat wangsit, dengan segera Sukmaraga pun mengikuti perintah itu.
Ia lalu mencari bunga Kastuba, kemudian menyerahkan pada istrinya untuk disantap.
Ternyata benarlah petunjuk yang dia dapatkan dari para dewa. Maka beberapa bulan
kemudian istrinya pun jadi hamil.
Betapa bahagianya Raja Nomor Dua ini. Istrinya pun jadi riang ceria.
Kedua pasangan kerajaan ini lalu melalui har-hari yang penuh senyuman.
Mereka menikmati masa kehamilan dan berharap banyak semoga anaknya lahir
selamat dan sehat.
Setelah lebih dari 9 bulan masa kandungan, akhirnya sang permaisuri melahirkan
dengan selamat.
Alangkah lengkapnya kebahagiaan raja dan permaisuri, karena anak mereka adalah
kembar.
Kemudian kedua orang tua memandang dengan penuh kasih pada anak mereka.
Betapa senangnya hati mereka, karena kedua anak tersebut mempunyai wajah dan
penampilan yang bersih dan rupawan.
Di lain pihak, Raja Pertama atau Raja Tua pun merasa ingin juga punya anak, karena
dia melihat betapa bahagianya sang adik yang memiliki anak.
Oleh karena itu Raja Tua kemudian juga ingin berdoa seperti yang telah dilakukan
oleh Raja Muda dulu.
Raja Tua atau Parmaraga pun segera berdoa dan memohon kepada para dewa supaya
dikaruniai keturunan.
Setelah beberapa waktu berdoa, akhirnya dia juga mendapat wangsit. Parmaraga
disuruh dewa untuk pergi bertapa ke Candi Agung.
Candi ini terletak di luar kota Amuntai.
Karena keinginan yang kuat, kemudian Raja Tua pun segera pergi ke Candi Agung.
Di tempat itu dia pun mulai melakukan pertapaan dengan tekun.
Setelah selesai menjalankan pertapaan, dia pun segera pulang.
Dalam perjalanan pulang, Raja Tua menemukan seorang bayi perempuan sedang
terapung-apung di sebuah sungai.
Raja tersebut menemukan seorang bayi yang terapung-apung diatas segumpalan buih.
Oleh karena itu, bayi yang sangat elok itu, kelak suatu saat nanti akan bergelar Puteri
Junjung Buih.
Dengan sigap, Raja Tua segera memerintahkan pengetua istana yang bernama Datuk
Pujung, untuk mengambil bayi tersebut.
Bayi itu pun diambil dan diselamatkan. Tapi betapa terkejutnya rombongan kerajaan
tersebut, karena bayi itu sudah dapat berbicara.
Bahkan ketika sebelum diangkat dari buih-buih itu, bayi tersebut meminta untuk
ditenunkan selembar kain dan sehelai selimut yang harus diselesaikan dalam waktu setengah
hari.
Tak tanggung-tanggung, ternyata sang bayi juga meminta untuk dijemput dengan
empat puluh orang wanita cantik.
Setelah menyaksikan peristiwa ajaib ini, dan setelah mendengar permintaan bayi tadi,
lalu Raja Tua dengan segera melaksanakan sayembara untuk memenuhi permintaan
bayi tersebut.
Sang Raja kemudian menyampaikan hadiah sayembara, yaitu akan mengangkat orang
yang dapat memenuhi permintaan bayi tersebut menjadi pengasuh dari puteri ini.
Lalu diadakanlah sayembara tersebut, setelah selesai, didapati pemenangnya adalah
seorang wanita yang bernama Ratu Kuripan.
Ratu Kuripan memiliki banyak keahlian, di samping pandai menenun, wanita ini pun
memiliki kekuatan gaib yang luar biasa.
Setelah dilihat oleh semua orang, ternyata Ratu Kuripan dapat memenuhi persyaratan
sayembara hanya dalam waktu yang sangat cepat.
Bahkan dia pun menyelesaikan pekerjaannya dengan hasil yang luar biasa dan
mengagumkan.
Kain dan selimut yang ditenunnnya sangatlah indah, membuat semua orang senang
melihatnya.
Hadiah sayembara pun segera diumumkan oleh Raja Tua. Karena dia dulu
menjanjikan, kemudian Raja Tua mengangkat Ratu Kuripan menjadi pengasuh si puteri, yang
diberi nama “Putri Junjung Buih”.
Pemberian nama Putri Junjung Buih, ternyata diilhami oleh proses penemuan sang
bayi,
yang dulu ditemukan oleh Raja Tua yang pada waktu itu sang bayi sedang terapung-
apung di atas segumpalan buih pada sebuah sungai.

Puteri Junjung Buih adalah seorang Putri Raja dari Kerajaan Negara Dipa menurut
Hikayat Banjar. Putri ini berasal dari unsur etnis pribumi Kalimantan. Dalam cerita sejarah
putri ini berasal dari buih yang muncul di sungai, Puteri Junjung Buih merupakan anak
angkat dari Lambung Mangkurat yang di perolehnya ketika betapa. Konon Puteri Junjung
Buih adalah anak dari Ngabehi Hileer. Kerajaan-kerajaan di Kalimantan biasanya mengaku
sebagai keturunan dari putri pribumi ini.

Putri Raja ini kemudian menikah dengan Pangeran Suryanata dari Majapahit. Dan
memiliki keturunan, salah seorang anak mereka yaitu Pangeran Aria Dewangga dan menikah
dengan Putri Kabuwaringin, puteri dari Lambung Mangkurat. Dan dari mereka berdualah
yang menurunkan raja-raja dari Kerajaan Negara Daha, Kerajaan Negara Dipa hingga
Kesultanan Banjar dan Kesultanan Kotawaringin. Dalam mitologi rakyat pesisir Kalimantan
seorang raja haruslah keturunan dari raja puteri ini sehingga raja-raja Kalimantan mengaku
sebagai keturunan Puteri Junjung Buih.

Pesan moral dari Contoh Cerita Rakyat Pendek Putri Junjung Buih adalah kita tak
boleh menyerah atau patah semangat, ketika menginginkan sesuatu, asal kita berniat baik dan
bertanggung jawab dengan keinginan tersebut.

Daftar Rujukan
https://kumparan.com/selidik/puteri-junjung-buih/full
https://dongengceritarakyat.com/contoh-cerita-rakyat-pendek-putri-junjung-buih/
https://indosastra.com/cerita-anak-rakyat-dongeng/legenda-puteri-junjung-buih-cerita-
rakyat-kalimantan-selatan/

Anda mungkin juga menyukai