Anda di halaman 1dari 2

CERITA RAKYAT KALIMANTAN

PENULIS : TUTI A WINDRI dan WAHYU UNTARA


PENERBIT : CV. SINAR CEMERLANG ABADI
CETAKAN : ISBN 979-736-790-8
TAHUN dan KOTA : 2007 KOTA JAKARTA
Meringkas cerita Putri Junjung Buih
Di Kalimantan terdapat sebuah kerajaan. Kerajaan tersebut
bernama Kerajaan Amuntai. Kerajaan itu di perintah oleh dua
saudara.
Patmaraga atau terkenal dengan nama RajaTua, serta
Sukmaraga, adiknya.Sukmaraga ingin mempunyai putra. Setiap
malam ia dan permaisurinya berdoa kepada para dewa agar
diberi sepasang anak kembar. Keinginan itu pun terkabul. Ia
mendapat petunjuk untuk pergi ke sebuah pulau di dekat kota
Banjarmasin. Dalam pertapaannya mendapat petunjuk agar
istrinya memakan bunga kastuba.
Sukmaraga pun mengikuti perintah tersebut. Beberapa
bulan istrinya pun hamil. Istrinya melahirkan sepasang anak
kembar.
Mendengar berita yang membahagiakan, RajaTuapun
timbul keinginan untuk mempunyai putra lagi.
Ia memohon para dewa agar diberi putra. Dalam doanya,
Raja Tua bermimpi disuruh dewa bertapa di Candi Agung, yang
berada di luar kota.
Dalam perjalanan pulang ia menemukan bayi terapung-
apungdi atas segumpalan buih. Kelak, bayi itu di beri nama
Putri Junjung Buih.
Raja Tua memerintahkan tetua istana, Datuk Pujung, untuk
mengambil bayi. Namun, alangkah terkejutnya rombongan itu,
ketika mendengar sang bayi dapat berbicara. Sebelum diangkat
dari buih-buih bayi itu meminta untuk ditenunkan selembar
kain dan sehelai selimutyang harus diselesakan dalam waktu
setengah hari.Ia meminta untuk dijemput empat puluh seorang
wanita cantik.
Raja Tua lalu mengadakan sayembara. Sayembara itu
akhirnya di menangkan oleh seorang wanita, yang bernama
Ratu Kuripan. Selain menenun ia dapat memenuhi persyaratan
dalam waktu yang singkat.
Ratu Kuripan mengerjakannya sangat mengagumkan.
Kain dan selimut yang ditenunnya pun indah.

Raja Tua kemudian mengangkat Ratu Kuripan menjadi


pengasuh Putri Junjung Buih.

Anda mungkin juga menyukai