Kedua bersaudara itu bernama Patmaraga atau Raja Tua, dan adiknya
Sukmaraga atau Raja Muda.
Kedua raja yang rukun tersebut, sayangnya belum memiliki keturunan. Namun
hasrat Sukmaraga untuk memperoleh anak, ternyata lebih besar daripada sang
kakak.
Dia terus berdoa kepada para dewa, agar mendapatkan putra kembar.
Akhirnya para dewa mengabulkan permohonan itu, dengan syarat harus bertapa
dahulu di suatu pulau.
Setelah bertapa sekian lama, datanglah sebuah wangsit, yang meminta istrinya
untuk memakan Burung Katsuba.
Singkat cerita, sang permaisuri mengandung dan lahirlah sepasang bayi kembar
yang sehat dan rupawan. Kabar tersebut memacu semangat Patmaraga untuk
juga segera memiliki anak.
Rupanya para dewa mengabulkan permintaan Raja Tua, namun dengan cara
berbeda.
Ketika sedang melewati sungai, dia melihat seorang bayi perempuan yang
terapung di sungai, dan berada di atas gumpalan buih. Bayi tersebut kemudian
mendapat julukan Putri Junjung Buih.