Anda di halaman 1dari 4

PERSPEKTIF GLOBAL

MODUL 3 PENTINGNYA KESADARAN DAN WAWASAN PERSPEKTIF GLOBAL


Kegiatan Belajar 1

Pentingnya Kesadaran dalam Perspektiof Global

Menurut kamu filsafat yang ditulis oleh Loren Bagus (1996)bahwa yang dimaksud dengan
kesadaran mengandung arti keinsyafan terhadap ego, diri atau benda. Kesadaran adalah
kemampuan untuk melihat dirinya sendiri sebagaimana orang lain dapat melihatnya. Dengan kata
lain kesadaran adalah “pengakuan diri”

Jika dikaitkan dengan perspektif global maka kesadaran adalah pengakuan bahwa kita adlah
bukan semata-mata sebagai warga negara tetapi juga warga dunia, yang mempunyai
ketergantungan terhadap orang lain dan bangsa lain, serta terhadap 9alam sekitar baik secara lokal,
nasional, dan global.

Sedangkan yang dimaksudkan wawasan menurut Ensiklopedia Nasional Indoesia Jilid 17 (1991)
adalah sikap pandang atau cara pandang yang melihat sesuatu sebagai suatu kepentingan. Jika
dikaitkan dengan perspektif global, wawasan global adalah suatu pemahaman terhadap
pengetahuan, fenomena, masalah, dan peristiwa yang bersifat global untuk kepnetingan umat
manusia, sehingga kita berusaha untuk mempertahankannnya.

Dalam kehidupan global yang pertama kali harus disadari adalah bahwa manusia adalah warga
global, sebagai penduduk dunia yang memiliki hak dan kewajiban tertentu. Hak merupakan
conerstone of citizenship (steiner,1996:20), merupakan inti dari kehidupan warga dunia, sedangkan
kewajiban merupakan panggilan atau tanggung jawab atau tugas kita sebagai warga dunia. Perlu
disadari juga bahwa di dunia ini bukan hannya ada kita namunada orang lain juga yang tinggal di
selluruh belahan dunia.

Kunci pokok dari perspektif global adalah “ menghormati orang lain “, oleh karena itu ,
informasi, komunikasi terbuka dan mau mendengar merupakan keterampilan dasar bagi warga
negara untuk memahami dunia.

Kesadaran tentang terjadinya globalisasi adalah sikap / menerima suatu kenyataan bahwa
planet tempat kita tinggal ini semakin menyempit dengan adanya terobosan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sikap dalam menghadapi globalisasi ini adalah bukan melawan arus
globalisasi akan tetapi kita harus dapat “menjinakkan” globalisasi itu sendiri. Globalisasi adalah suatu
proses yang berlanjut, bila kita lambat engikutinya maka kita akan semakin ketinggalan, tetapi akan
berakibat fatal pula jika kita salah dalam menggunakannya.

Salah satu faktor yang mendorong kuatnya globalisasi ini adalah adanya kemajuan yang pesat
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Makagiansar (Mimbar, 1989) bahw perkembangan
dalam bidang ilmu penegtahuan dan teknologi (iptek) begitu pesat. Temuan dalam ilmu
pengetahuan yang berdampak pada dunia, contohnya pengembangbiakan makhluk melalui sel yaitu
“kloning” serta ditemukannya hujau daun (klorofil) sebagi obat pembasmi kanker (republika, 10
februari 1998). Dibidang teknologi informasi terutama penggunaan komputer dan satelit juga
merupakan faktor yang mempercepat arus globalisasi ini. Perkembangan teknologi komunikasi
dimulai dengan diciptakannya pesawat telepon oleh Alexander Graham Bell (Yaya, 1998) pada tahun
1876, ini mebawa perubahan besar terhadap teknologi komunikasi juga diperkuat oleh dengan
berkembangnya teknologo komputer yang diciptakan oleh Atanasoff dan Clifford Berry tahun 1939.
Kedua teknologi ini sangat berperan memberikan landasan yang kuat bagi perkembangan teknologfi
komunikasi modern saat ini.

Dengan adanya teknologo telepon ini tidak lagi mengenal batas administrasi negara. Telepon
mempunyai jangkauan yang sangat luas dan jauh, namun manusia slalu merasa kurang puas karena
ada kurangnya yaitu bagaimana jika orang yang ditelepon tidak ada di tempat? Bukankah
komunikasi akan berhenti sampai disana saja, maka para ilmuwan terus berpikir, lalu dimuculkan
teknologi untuk mensinergikan sehingga sinerginya telepon dan komputer tersebut memunculkan
surat elektronik ( e-mail), pager, telepon genggam, dan internet yang dapat mengatasi kekurangan
teknologi telepon seblumnya.

Teknologi merupakan alat dan jalan, yang penggunaannya sanagt tergantung pada orangnya.
Apabila digunakan untuk hal yang negatif maka teknologi akan menajdi sesuatu yang jelek dan
menakutkan. Sebaliknya jika digunakan untuk hal yang positif maka akan menjadi sesuatu yang baik
dan mengasyikkan. Disinilah pentingnya kesadaran dan wawasan agar teknologi untuk kepentingan
yang positif.

Pada abad ini kita memasuki abad “dunia tanpa tapal batas” administrasi, dimana kita
merasakan bahwa dunia menjadi semakin sempit, ddan transparan, seperti jika ada suatu peristiwa
yang terjadi di belahan dunia lain, informasi tersebut akan menembus langsung ke pelosok pelosok
dunia dengan cepat melalui koran, telebisi, radio, telepon, internet dan sebagainya. Itulah teknologi
komunikasi merupakan media informasi bagi manusia.

Tiga (3) pilar yang dijadikan landasan untuk menduking kesadaran dan wawasan.

1. Nasionalisme (kesadaran nasional)


Imawan mengutip pendapat Haas (Yaya, 1998) bahwa nasionalisme yang kuat dapat menjadi
pilar terhadap penagruh buruk dari perkembangan teknologi yang pesat ini. Nasionalisme
menunjuk pada totalitas kultur, sejarah, bahasa, psikologi serta sentimen sosial lainnya yang
menarik pada satu perasaan saling memiliki cita-cita maupun nilai masyarakat.
Nasionalisme adalah cinta tanah air dengan prinsip baik buruk adalah negeriku. Dalam
melaksanakan nasionalisem itu tidak disikapi secara kaku, atau merupakan kesetiaan yang
buta. Nasionalisme harus mampu menangkal perbedaan suku, adat-istiadat, ras adan
agama. Kita memiliki kesadaran nasionalisme yang cukup kuat, misalnya kesetiakawanan
sosial, ketahanan sosial, dan musyawarah nasional.
2. Norma dan Agama
Norma dan agama adalah pilar utama untuk menangkal pengaruh negatif seiring dengan
gelombang globalisasi.
3. Nilai Budaya Bangsa
Bangsa kita memilki nilai budaya yang luhur, yang dapat dijadikan pilar dan filter terhadap
berbagai pengaruh negatif, serta sebagai pendukung bagi nilai dan pengaruh, yang
membawa dampak positif bagi kehiduoan baerbangsa dan bernegara.
Tiga hal tersebut merupakan faktor pendukung dan sekaligus menjadi pilar terhadap pengaruh
negatif yang perlu diperkokoh dalam rangka memasuki era globalisasi.
Terdapat 4 bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling menonjol menurut Emil Salim
(Mimbar Pendidikan,1989), yaitu:
1. Kekuatan pertama yang membuat dunia menjadi transparan dan sempit adalah gelombang
perkembangan IPTEK yang amat tinggi.
2. Kekuatan kedua adalah kekuatan ekonomi
3. Kekuatan ketiga adalah masalah lingkungan hidup.
4. Politik merupkan kekuatan keempat yang diraskan sebagai kekuatan global.

Adikusumo (Mimbar Pendidikan, 1989) bahwa globalisasi adalah spektrum perubahan sosial
yang sulit diasntipasi. Perubahan berskala global itu langsung berkaitan dengan dimensi aspirasi
manusia pada akhir abad 20, yang ditandai dengan ciri khas berupa kekentalan informasi. Globalisasi
ditandai dengan abad serba berubah, era kompetitif, dan era informasi. Oleh karena globalisasi
merupakan dampak dari kemajuan IPTEK maka untui menguasainya juga kita harus menguasai
IPTEK. Salah satu cara untuk menguasai IPTEK ini adalah meningkatkan pendidikan bangsa
Indonesia.

Jika kita lihat kembali gelmbang dasyat dri globalisasi ini, yaitu dalam bidang IPTEK, ekonomi,
lingkungan dan politik, maka faktor nasionalisme, norma dan agama, serta nilai budaya secara
bersinergi dapat menjinakkan globalisasi.

Globalisasi mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positif karena kita dapat
mengambil keuntungahn dan perkembangan ilmu dan kemajuan dari negara lain, akan tetapi akan
berubah menjadi dampak negatif jika kita tidak mempersiapkan diri dengan berebagai bekal
pengetahuan, norma dan ideologi yang kuat, dan jika kita tidak siap kita akan tergilas, dan jauh
ketinggalan dari bangsa lain.

Dalam kaitannya dengan globalisasi ini ada suatu mitos yaitu “ think globally and act locally”.
Orang harus berpikir dan berwawasan secara global, aka tetapi tidak melupakan landasan kita yaitu
nasionalisme, norma dan agama, serta nilai budaya yang ada, karena itu sebagai identitas kita. Kita
ridak perlu meninggalkan masalah lokal karna itu kita hadapi dan kita rasakan secara langusng
sehari-hari. Menurut Steiner (1996) sebagai perang “ global teacher” atau guru global, yaitu kita
berwawasan global namun bertindak dari mulai lokal sehingga mencapai yang lebih global.

Ciri – ciri Globalisasi adalah:

1. Padat informasi
2. Kompetisi yang sehat
3. Komunikasi yang lancar
4. Keterbukaan

Menurut Buchari (Mimbar Pendidikan, 1989), peningkatan daya saing itu sebagai berikut:

1. Peningkatan produksi dan mutu produk.


yang dimaksud disini bukan hanya dalam pengertian indstri saja akan tetapi dalam
pendidikan juga.
2. Penguasaan bahasa inggris
Bukan hanya sebagai bahasa internasional saja, tetapu]I juga sebagai sumber ilmu
pengetahuan menggunakan bahasa inggris.
3. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kegiatan Belajar 2

Pentingnya Wawasan dalam Perspektif Global

Menurut Makagiansar (Mimbar Pendidikan, 1989) agar kita dapat meningkatkan wawasan
global ini, maka pendidikan memliki peran penting. Empat (4) hal yang harus dikembangkan melalui
pendidikan:

1. Kemampuan Mengantisipasi (anticipate)


Pendidikan berusaha menyiapkan anak didik untuk dapat mengatisipasi perkembangan
IPTEK yang begitu cepat.
2. Mengerti dan mengatasi situasi ( cope )
Mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik untuk dapat menangani dan
berhadapan dengan situasi baru.
3. Mengakomondasi (accommodate)
Mengakomondasi perkembangan IPTEK yang pesat dan segala perubahan yang
ditimbulkannya.
4. Mereorintasi (reorient)
Meninjau kembali perkembangan IPTEK yang telah di akomodasi

Nilai budaya yang merupakan identitas budaya harus kita pertahankan, tetapi ada nilai yang
perlu diubah atau disesuaikan dengan pekembangan. Kita harsu dapat menyeleksi nilai budaya kita,
mana yang mendukung dan mana yang menghambat proses globalisasi, misalnya motto “mangan,
ora mangan kumppul”, “hujan uang di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri”. Motto
seperti ini tidak sesuai lagi untuk masa dengan kehidupan global yang sudah berkembang sanngat
jauh dan harus diubah.

Hal yang harus di waspadai adalah :

1. Harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.


2. Menguasai informasi dallam berbgai bidang, dan mengolah serta memahami pesan – pesan
yang ada dalam informasi tersebut, setelah itu menarik kesimpulan dan menyeleksinya
untuk digunakan di kehidpan sehari hari.
3. Memanfaatkan pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi dan sebagainya untuk memhami
informasi tersebut.

Menurut HAR Tilaar (1998) tentang kondisi yang mencetuskan konsep konsep inovasi yang
dapat meningkat wawasan anda tentang masalah global dan globalosasi, seperti berikut:

1. Di dalam era globalisasi kita berada di dalam suatu masyarakat yang kompetitif, artinya
pribadi dan masyarakat bearda pada kondisi untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik dan
berkualitas.
2. Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik di dalam jasa, barang
maupun investasi modal kualitas di atas kuantitas.
3. Era globalisasi merupakan era informasi dengan sarana – sarana nya yang dikenal sebagai
superhighway.
4. Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat dan canggih.
5. Era globalisasi ditandai oleh maraknya kehidupan bisnis.
6. Era globalisasi merupakan era teknologi.

Kesadaran dan Wawasan global merupakan unsur pokok yang sangat mendukung perspektif
global ke masyarakat ke arah yang lebih maju.

Anda mungkin juga menyukai