Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini Indonesia memasuki era globalisasi yang mau tidak mau kita harus
terlibat di dalamnya. Oleh karena itu kita sebagai warga Negara Indonesia
harus mempersiapkan diri untuk ikut terjun dalam gelanggang globalisasi
tersebut. Ini adalah kewajiban kita bukan saja sebagai warga Negara Indonesia
akan tetapi juga sebagai warga dunia (global citizenship). Seorang warga
dunia yang baik perlu berbekal pengetahuan, sikap, dan nilai, serta aktivitas
sosial yang mendunia sehingga dapat mengikuti perubahan dunia yang begitu
cepat.
Oleh karena itu, guru dan siswa harus mampu mengembangkan kemampuan,
kesadaran, dan wawasan global agar dapat mengenali, memahami, dan
memecahkan segala permasalahan dan ketidakmenentuan di lingkungan
sekitar mereka. Pengertian lingkungan di sini yang dimaksud yaitu lingkungan
lokal, nasional, dan dunia. Pentingnya wawasan dalam perspektif global perlu
dibangun agar setiap warga Negara Indonesia menyadari tentang peran dan
fungsi dia sebagai warga Negara dan warga dunia.
Terjadinya interaksi dalam masyarakat dunia yang sangat beragam budayanya
kadang-kadang bisa menimbulkan kekurangharmonisan, sehingga konsep
berteman dan bertetangga dengan baik dengan sesama umat manusia yang
mendiami bumi ini menjadi penting. Terdapat satu prinsip bahwa sekalipun
ada perbedaan budaya dalam masyarakat dunia, tetapi pada dasarnya mereka
mempunyai berbagai macam keinginan dan kebutuhan yang sama, seperti
kebutuhan akan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang bersih dan
sehat, kebutuhan untuk hidup harmonis, keinginan untuk bekerjasama, dan
sebagainya yang bisa terwujud antara lain bila kita sudah mempelajari
perspektif global. Hal ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masingmasing individu dan seluruh masyarakat bahwa mereka berkesempatan dan
bertanggung jawab untuk berperan serta meningkatkan lingkungan sosial dan
fisik dunia.
B. Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Jelaskan peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global!
2. Bagaimana nilai budaya dalam arus globalisasi?
3. Jelaskan pentingnya kesadaran dan wawasan dalam perspektif global!
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah hal-hal berikut:
1. Mengetahui peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global.
2. Mengetahui nilai budaya dalam arus globalisasi.
3. Mengetahui pentingnya kesadaran dan wawasan global dalam perspektif
global.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Kesadaran Dalam Perspektif Global


Dalam kehidupan global yang pertama kali harus disadari adalah bahwa
manusia merupakan warga Negara global, sebagai penduduk dunia yang
memiliki hak dan kewajiban tertentu. Hak merupakan cornerstone of
citizenship (Stainer, 1996:20), merupakan inti dari kehidupan warga dunia.
Sedangkan kewajiban merupakan panggilan atau tanggung jawab atau tugas
kita sebagai warga dunia. Selain itu, perlu kita sadari bahwa di dunia ini tidak
hanya ada kita, akan tetapi pada orang lain yang bermukim di seluruh belahan
dunia. Oleh karena itu, kita harus banyak mempelajari tentang dunia dan
seisinya.
Oleh karena itu, siswa kita merupakan bagian dari dunia maka dia harus
diberikan pengetahuan tentang keberadaan dia sebagai penduduk dunia. Tugas
guru adalah mengglobalkan pengetahuan dan sikap serta kesadaran siswa
terhadap

dunia.

Guru seperti

ini

adalah

guru

global

atau Global

Teacher (Steiner, 1996).


Globalisasi terjadi karena adanya perkembangan IPTEK dan komunikasi yang
semakin maju, dan yang jadi pertanyaan adalah bagaimana ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat menimbulkan globalisasi.
Kesadaran tentang terjadinya globalisasi adalah sikap menerima suatu
kenyataan bahwa planet tempat kita berada ini semakin menyempit dengan
adanya terobosan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sikap dalam
menghadapi globalisasi ini adalah bukan melawan arus globalisasi akan tetapi
kita harus dapat menjinakkan globalisasi itu sendiri. Globalisasi adalah
suatu proses yang berlanjut, bila kita lambat mengikutinya maka kita akan
semakin ketertinggalan. Tetapi juga akan berakibat fatal apabila kita salah
dalam memperlakukannya.
Kita menyadari betul bahwa perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) begitu pesat menurut Makagiansar (Mimbar, 1989).
Kemajuan IPTEK ini ditandai dengan berbagai temuan yang mengagumkan.
Kita ketahui berbagai temuan dalam ilmu pengetahuan yang berdampak dunia,
misalnya tentang pengembangbiakkan makhluk hidup melalui sel yaitu

cloning, dan ditemukannya hijau daun (klorofil) sebagai obat pembasmi


kanker (Republika, 10 Februari 1998). Selain itu, kemajuan dalam bidang
teknologi informasi terutama penggunaan komputer dan satelit juga
merupakan faktor yang mempercepat arus globalisasi ini. Masih banyak
contoh lainnya yang membuktikan bahwa kemajuan dalam IPTEK
mempunyai dampak secara global.
Perkembangan teknologi komunikasi dimulai dengan diciptakannya pesawat
telepon oleh Alexander Grahan Bell (Yaya, 1998) pada tahun 1976). Hal ini
membawa perubahan besar terhadap teknologi komunikasi. Teknologi
komunikasi ini lebih diperkuat lagi dengan berkembangnya teknologi
komputer yang diciptakan oleh Atansoff dan Clifford Berry tahun 1939. Kedua
teknologi tersebut secara bersinergi memberikan landasan yang kuat bagi
perkembangan teknologi komunikasi modern.
Dengan adanya teknologi telepon ini tidak lagi mengenal batas administrasi
Negara. Telepon mempunyai jangkauan yang sangat jauh dan luas, namun
demikian manusia tidak puas, selalu merasakan adanya kekurangan,
bagaimana kalau orang yang ditelepon tidak ada di tempat? Bukankah
komunikasi tersebut akan terhenti sampai di situ? Oleh karena itu, para
ilmuwan terus berpikir, maka munculah teknologi untuk mensinergikan
sehingga bersinerginya telepon dan computer sehingga muncul surat
elektronik, pager, telepon genggam, dan internet yang dapat mengatasi
kekurangan teknologi telepon seperti disebutkan di atas.
Teknologi merupakan alat dan jalan untuk menggunakannya sangat tergantung
pada orangnya. Apabila digunakan untuk hal yang negatif maka teknologi
menjadi sesuatu yang jelek dan menakutkan, sebaliknya apabila digunakan
untuk kepentingan yang positif maka teknologi menjadi sesuatu yang baik dan
sangat mengasyikkan. Di sinilah pentingnya kesadaran dan wawasan agar
teknologi lingkungan untuk kepentingan yang positif.
Saat ini, kita memasuki abad dunia tanpa tapal batas administrasi Negara.
Kita merasakan bahwa dunia menjadi semakin sempit, dan transparan. Suatu
peristiwa yang terjadi di satu belahan dunia akan dengan cepat diketahui di
belahan dunia lainnya. Pengaruhnya dapat menembus langsung ke pelosokpelosok dunia. Untuk ini kita dapat mengetahui dari Koran, televisi, radio,

telepon, internet, e-mail, dan sebagainya. Inilah teknologi komunikasi yang


merupakan media informasi bagi manusia.
Sadarkah kita, bahwa di rumah saat ini sudah dipenuhi dengan alat dan media
sebagai hasil kemajuan teknologi, misalnya TV, radio, telepon, parabola dan
sebagainya. Alat dan media tersebut mempersempit dunia. Kita dapat
mengetahui apa yang terjadi di Timur Tengah, Eropa, dan Amerikan secara
sekejap.
Di sinilah kita memerlukan kesadaran yang tinggi serta wawasan yang luas.
Dengan kesadaran bahwa kita merasakan adanya kebutuhan memahami
masalah global, serta dengan wawasan yang luas kita dapat memilih dan
memilah informasi atau nilai mana yang diperlukan dan mana yang tidak,
mana yang sesuai dengan nilai budaya kita dan mana yang tidak.
1. Landasan Yang Diperlukan Dalam Kesadaran Perspektif Global
a. Nasionalisme ( Kesadaran Nasional )
Nasionalisme berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti bangsa.
Ada beberapa tokoh mengemukakan tentang pengertian Nasionalisme :
Imawan mengutip pendapat Haas (Yaya, 1998) bahwa nasionalisme
yang kuat dapat menjadi pilar terhadap pengaruh buruk dari
perkembangan teknologi yang pesat ini. Nasionalisme menunjuk pada
totalitas kultur, sejarah, bahasa, psikologi serta sentiment social
lainnya yang menarik orang pada satu perasaan saling memiliki citacita maupun nilai kemasyarakatan.
Nasionalisme adalah cinta tanah air dengan prinsip baik buruk adalah
negeriku. Namun dalam melaksanakannya nasionalisme itu tidak
disikapi secara kaku, atau merupakan kesetiaan yang buta.
Nasionalisme tetap perlu dilandasi oleh logika dan rasional.
Dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah cara yang tepat
digunakan

untuk

menyatukan

beberapa

perbedaan,

karena

nasionalisme lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada


kepentingan individu. Jika nasionalisme dapat tertanam pada setiap
individu warga Indonesia, maka negara yang bersifat pluralistis ini,
artinya negara yang didalamnya terdapat banyak keragaman dan
perbedaan, akan menjadi negara yang damai tanpa ada konflik etnik
dan konflik kefanatikan terhadap daerahnya masing-masing.

Nasionalisme harus mampu menangkal perbedaan suku, adat-istiadat,


ras dan agama. Namun juga tidak lagi baik buruk adalah negaraku dan
bangsaku. Yang baik harus kita ambil dan yang buruk kita tinggalkan.
Kita memiliki kesadaran nasionalisme yang cukup kuat, misalnya
kesetiakawanan sosial, ketahanan nasional, dan musyawarah nasional.
b. Norma Dan Agama
Bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang agamis, patuh terhadap
aturan dan norma yang ada, baik itu norma adat, sosial, susila dan
norma lainnya. Semua agama dan norma ini memberikan landasan
kepada kita untuk dapat memilih dan memilah informasi yang dapat
kita gunakan. Norma dan agama adalah pilar utama untuk menangkal
pengaruh negatif seiring dengan gelombang globalisasi.
c. Nilai Budaya Bangsa
Bangsa kita memiliki nilai budaya yang luhur, yang dapat dijadikan
pilar dan filter terhadap berbagai pengaruh yang negatif, serta sebagai
pendukung bagi nilai dan pengaruh, yang membawa dampak positif
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai contoh adalah Pela
Gandong di Ambon untuk landasan kerukunan, pepatah guru
kencing berdiri, murid kencing berlari untuk keteladanan, rawe-rawe
rantas malang-malang putung sebagai simbol kebersamaan, dan
silih-asah

silih-asih

dan

silih-asuh

untuk

acuan

pendidikan

masyarakat. Bukankah nilai budaya ini juga akan menjadi faktor


pendukung sekaligus pilar terhadap globalisasi.
Tiga hal tersebut merupakan faktor pendukung dan sekaligus menjadi
pilar terhadap pengaruh negatif yang perlu diperkokoh dalam rangka
memasuki era globalisasi.
Marilah kita melihat kembali globalisasi. Menurut Emil Salim
(Mimbar Pendidikan, 1989), terdapat 4 bidang kekuatan gelombang
globalisasi yang paling menonjol, yaitu:
1) Kekuatan pertama yang membuat dunia menjadi transparan dan
sempit adalah gelombang perkembangan IPTEK yang amat
tinggi. Kekuatan ini Nampak antara lain penggunaan computer
dan satelit. Dengan teknologi ini sekarang orang dapat dengan

cepat dapat menghimpun informasi dunia dengan rinci tentang


segala hal, misalnya kekayaan laut, hutan, dan lain-lain. Dengan
kemajuan IPTEK yang begitu kuat pengaruhnya sehingga dapat
mengubah perspektif atau sikap, pandangan dan perilaku orang.
Dengan kemajuan ini pula bahwa sekarang orang dapat
berkomunikasi
2)

dengan

cepat

dimanapun

mereka

berada

melalui handphone, internet, dan lain-lain.


Kekuatan kedua adalah kekuatan ekonomi. Ekonomi global yang
terjadi saat ini demikian kuat, sehingga peristiwa ekonomi yang
terjadi di suatu Negara akan dapat dengan mudah diikuti dan
mempengaruhi Negara lain. Globalisasi dalam ekonomi nampak
sebagai suatu keterkaitan mata rantai yang sulit dilepaskan. Krisis
moneter yang melanda Indonesia saat ini, tidak terlepas dari

3)

kegiatan ekonomi di Negara-negara ASEAN dan bahkan dunia.


Hal ketiga yang paling banyak disoroti saat ini adalah masalah
lingkungan hidup, kita masih ingat tentang peristiwa kebakaran
hutan di Indonesia yang berdampak dunia. Pengaruh asap
kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera dapat dirasakan di
Negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, bahkan
Filiphina. Dampaknya sangat terasa di seluruh dunia, dimana
semua penerbangan ke Indonesia tertunda karena adanya

4)

gangguan asap.
Politik merupakan kekuatan keempat yang dirasakan sebagai
kekuatan global. Misalnya krisis Teluk dampaknya sangat
dirasakan secara global di Negara-negara lain, baik dalam segi
politik maupun ekonomi. Adanya kekisruhan politik dalam negeri
juga berdampak besar terhadap perkembangan pariwisata,
perdagangan dan sebagainya.

Kalau kita cermati hal tersebut, dampak yang dirasakan oleh dunia
terhadap sesuatu gejala itu diakibatkan oleh pesatnya kemajuan dalam
bidang

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi.

Kemajuan

IPTEK

menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan


lainnya, antara Negara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian

maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh


karena itu diyakini bahwa orang yang menguasai informasi itu yang
akan menguasai dunia.
Masalah lingkungan hidup saat ini sudah merupakan masalah dunia
dan bukan hanya masalah Negara yang bersangkutan. Kita masih ingat
bahwa Singapura, Jepang, Australia, dan Amerika mengirimkan
bantuan ke Indonesia untuk memadamkan api tersebut. Bukankah itu
menjadi bukti bahwa masalah lingkungan hidup merupakan masalah
global.
Benar apa yang dikatakan Adikusumo (Mimbar Pendidikan, 1989)
bahwa globalisasi adalah spektrum perubahan sosial yang sulit
diantisipasi. Perubahan berskala global berlangsung dengan dimensi
aspirasi manusia pada akhir abad 20, yang ditandai dengan ciri khas
berupa kekentalan informasi.
Globalisasi ditandai dengan abad serba berubah, era kompetitif, dan
era informasi. Oleh karena itu globalisasi merupakan dampak dari
kemajuan IPTEK maka untuk menguasainya juga kita harus menguasai
IPTEK. Salah satu cara untuk menguasai IPTEK ini adalah
meningkatkan pendidikan bangsa Indonesia.
Saat ini sering kita dengar istilah alih teknologi. Ini pun tidak akan
menolong banyak tanpa kita menguasai IPTEK-nya itu sendiri.
Dengan menguasai IPTEK kita dapat menjinakkan globalisasi. Dengan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kita tidak hanya pintar
mengekor, mengikuti arahnya globalisasi tanpa kendali, akan tetapi
kita harus dapat mengendalikan globalisasi sesuai dengan akar budaya
bangsa kita sendiri.
Dalam kaitannya dengan globalisasi ini ada suatu mitos yaitu think
globally and act. Orang harus berfikir dan berwawasan secara global,
akan tetapi tidak melupakan landasan kita yaitu nasionalisme, agama
dan norma serta nilai budaya yang ada, karena itu sebagai identitas
bangsa kita. Namun kita juga tidak perlu meninggalkan masalah lokal
karena kita hadapi dan kita rasakan secara langsung sehari-hari. Untuk
kepentingan global kita harus mulai dari masalah lokal. Inilah yang
menurut Steiner (1996) sebagai peran global teacher atau guru

global, yaitu kita yang berwawasan global namun bertindak dari lokal
sehingga mencapai yang lebih lokal. Sebagai contoh adalah peristiwa
kebakaran hutan, walaupun dampaknya mendunia dan mengglobal,
namun kita tidak perlu menunggu bantuan dari PBB untuk
memadamkannya. Kita sendiri berusaha untuk memadamkannya,
karena itu terjadi di daerah kita.
Sebaliknya ada masalah-masalah global yang berdampak lokal atau
nasional. Sebagai contoh adalah pengaruh La Nina yang menyebarkan
perubahan musim yang tidak teratur, ini disebabkan oleh adanya
penurunan suhu udara di sekitar daerah ekuator. Akibatnya
mempengaruhi sistem pertanian di daerah kita. Untuk ini kita harus
menyesuaikan dengan perubahan sistem tersebut, misalnya jenis
tanaman, serta penyesuaian musim tanam.
Ciri-ciri globalisasi yaitu:
a)
b)
c)
d)

Padat informasi
Kompetisi yang sehat
Komunikasi yang lancar
Keterbukaan

Dengan demikian dalam era globalisasi ini informasi menjadi sangat


penting, maka kuasailah informasi. Informasi ibarat darah dalam tubuh
apabila kita ingin bertahan hidup maka kita harus menguasai
informasi.
Dalam globalisasi kita menyadari bahwa setiap bangsa adalah saling
bersaing dan berpacu dengan segala perubahan dan kemajuan. Kita
akan kalah dalam persaingan kalau kita tidak siap dan tidak
mengantisipasinya. Kesiapan kita dalam bersaing adalah penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Mochtar Buchari (Mimbar Pendidikan, 1989), peningkatan
daya saing itu adalah dalam hal berikut ini :
1) Peningkatan produksi dan mutu produk.
2) Penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa yang digunakan secara
internasional.
3) Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4) Penguasaan IPTEK.
B. Pentingnya Wawasan Dalam Perspektif Global

Dalam menghadapi globalisasi tanpa adanya persiapan yang kuat maka


globalisasi akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan akan berubah menjadi
sesuatu yang negatif. Cara untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi
globalisasi ini adalah dengan cara meningkatkan kesadaran dan memperluas
wawasan kita. Cara untuk meningkatkan dan memperluas wawasan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, dan cara yang paling efektif adalah melalui
pendidikan.
Meningkatkan dan memperluas wawasan global merupakan unsur penting
untuk memahami masalah global. Menurut Makagiansar (Mimbar Pendidikan,
1989) agar kita dapat meningkatkan wawasan global ini, maka pendidikan
memegang peranan penting. Melalui pendidikan maka seseorang harus
mampu mengembangkan 4 hal berikut:
1. Kemampuan mengantisipasi (anticipate), artinya pendidikan berusaha
menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK
yang begitu cepat.
2. Mengerti dan mengatasi situasi (cope), artinya dapat mengembangkan
kemampuan dan sikap peserta didik untuk menangani dan berhadapan
dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap suatu masalah serta
keinginan untuk mengatasi masalah merupakan faktor yang harus
dikembangkan pada diri anak.
3. Mengakomodasi
(acomodate),
perkembanagn
ditimbulkannya.

IPTEK
Dalam

yang

artinya
pesat

mengatasi

dan

dapat
segala

(cope)

dan

mengakomodasi
perubahan

yang

mengakomodasi

(acomodate) perlu dikembangkan sikap bahwa anak didik tidak larut oleh
perubahan, tetapi ia harus mampu mengikuti dan mengendalikan
perubahan agar tumbuh menjadi suatu yang positif dan bermanfaat bagi
kehidupan.
4. Mereoriantasi (reorient), artinya persepsi dan wawasan kita tentang dunia
perlu diorientasikan kembali karena perkembanagn IPTEK dan perubahan
sosial yang cepat. Melalui pendidikan kita memperluas persepsi anak. Kita
mendidik untuk dapat mengadakan reorientasi sikap dan nilai, sehingga
memperoleh wawasan yang semakin luas

10

Kita bisa memanfaatkan gelombang globalisasi untuk mendorong proses


pembangunan nasional. Ini berarti dibutuhkan kemampuan untuk menjinakkan
gelombang globalisasi. Kepandaian untuk menjinakkan itu karena kita
memiliki akal atau kemampuan intelektual, sehingga kita tidak akan
mengekor, tetapi tumbuh berkembang dengan jati diri yang kuat yang berakar
pada nasionalisme yang kokoh. Oleh karena itu, sangat penting menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pendidikan yang bertugas
memberikan landasan yang kuat sejak SD, termasuk mutunya. HAR Tilaar
(1988) mengemukakan pendapat tentang kondisi yang menceluskan konsepkonsep inovasi yang dapat meningkatkan wawasan tentang masalah global dan
globalisasi, seperti berikut:
1. Di dalam era globalisasi kita berada dalam suatu masyarakat yang kompetitif,
artinya pribadi dan masyarakat berada pada kondisi untuk menghasilkan
sesuatu yang terbaik dan berkualitas.
2. Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik di
dalam jasa, barang, maupun investasi modal (kualitas di atas kuantitas).
3. Era globalisasi merupakan era informasi dengan sarananya yang dikenal
sebagai superhighway. Oleh sebab itu, pemanfaatan informasi superhighway
merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern dan dengan demikian perlu
dikuasai anggota masyarakat.
4. Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat dan canggih.
Oleh karena itu, penguasaan terhadap sarana komunikasi seperti bahasa
merupakan syarat mutlak
5. Era globalisasi ditandai oleh maraknya kehidupan bisnis. Oleh karena itu,
kemampuan bisnis, manajer, merupakan tuntutan masyarakat masa depan.
6. Era globalisasi merupakan era teknologi. Oleh karena itu, masyarakatnya
harus melek digital.

11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Makagiansar, bahwa peran pendidikan dalam meningkatkan
wawasan

global

warga

negara

Indonesia

adalah

harus

mampu

mengembangkan 4 hal, yaitu kemampuan mengantisipasi, mengenali dan


mengatasi

masalah,

mengakomodasi

perkembangan

IPTEK,

dan

mereorientasikan sikap, nilai, dan wawasan. Dalam globalisasi, kita tidak bisa
memungkiri bahwa kemajuan yang dicapai oleh negara kita juga merupakan
hasil sentuhan atau interaksi dengan negara lain. Kita harus terbuka pada
dunia luar, tetapi harus tetap kokoh berakar pada nilai budaya kita.
B. Saran
Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita harus dapat menyeleksi
kebudayaan-kebudayaan yang datang dari luar negeri. Kita harus bisa
memilah-milah kebudayaan mana yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan
adab negeri kita. Demikian pula sebagai seorang calon pendidik, kelak kita
harus bisa menanamkan mental yang sesuai dengan kepribadian bangsa
kepada peserta didik kita nanti agar dampak negatif dari adanya globalisasi
tidak merambah kepada generasi penerus bangsa. Dan hanya dampak
positifnya saja yang mereka terima.

12

DAFTAR PUSTAKA

Wihardit, K. & Sumaatmaja, H. N. 2007. Perspektif Global. Jakarta:Universitas


Terbuka.

13

PENTINGNYA KESADARAN DAN WAWASAN DALAM PERSPEKTIF


GLOBAL

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah


Perspektif Global

Oleh
1.
2.
3.
4.
5.

EKO
DWI RAHMA
ERMA ATIKA
KARLIN LARASTI
MUNAWAROH

825186427
824944929
825033098
924971972
825031972

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PRINGSEWU
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

14

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulisan makalah yang berjudul Pentingnya Kesadaran dan Wawasan dalam
Perspektif Global yaitu untuk mengetahui tentang pentingnya wawasan
perspektif global dalam era globalisasi seperti saat ini.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah yang disusun untuk
memenuhi tugas matakuliah Perspektif Global ini. Penulis juga menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
dapat dijadikan masukan dari pembaca sangat diharapkan guna menyempurnakan
makalah ini dalam kesempatan berikutnya.
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta para pembaca.

Pringsewu, April 2016


Penulis

15

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................

ii

DAFTAR ISI...........................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan Masalah...........................................................................

1
2
2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pentingnya Kesadaran Dalam Perspektif Global .......................
B. Pentingnya Wawasan Dalam Perspektif Global..........................

3
10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................
B. Saran...........................................................................................

13
13

DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai