1. Rasional
Di era global kita menghadapi bermacam-macam tantangan, baik dalam
bidang ekonomi, kesehatan, politik, maupun dalam bidang sosial dan
budaya. Upaya pemecahan tantangan-tantangan tersebut, memerlukan
kemampuan berpikir kreatif, yaitu suatu kemampuan individu yang unik berupa aktivitas
kognitif yang menghasilkan cara-cara baru dalam memandang suatu masalah atau situasi.
Kreativitas membantu manusia untuk dapat menemukan berbagai alternatif jalan keluar
terhadap masalah yang dihadapi. Tanpa adanya kreativitas, manusia akan sulit berkembang di
tengah keadaan dunia yang serba dinamis. Pada dasarnya, setiap orang dilahirkan di dunia
dengan memiliki potensi kreatif. Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia,
yaitu kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan paling
tinggi bagi manusia (Maslow, dalam Munandar, 2009).
Kreativitas merupakan salah satu aspek perkembangan siswa yang membutuhkan
perhatian dari orang dewasa seperti orang-tua dan guru di sekolah. Siswa yang memiliki
potensi kreatif mempunyai kebutuhan dan masalah khusus. Jika mendapat pembinaan yang
tepat, memungkinkan mereka mengembangkan potensi kreativitasnya secara utuh dan
optimal, mereka dapat memberikan sumbangan yang luar biasa kepada masyarakat, bangsa
dan Negara. Tetapi jika kreativitas siswa tidak berkembang atau bahkan dibatasi, maka
kemampuan yang dimilikinya tidak akan tersalurkan dengan baik dan akan memberikan
peran yang kurang optimal dalam kehidupanya di masa yang akan datang.
Kreativitas dapat diidentifikasi (ditemukenali) dan dipupuk melalui pendidikan yang
tepat (Munandar, 2009). Namun sangat disayangkan kreativitas sebagai kemampuan untuk
melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah, merupakan bentuk
pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal.
Siswa lebih dituntut untuk berpikir linier, logis, penalaran, ingatan atau pengetahuan yang
menuntut jawaban paling tepat terhadap permasalahan yang diberikan.
Selain itu, kebanyakan informasi disajikan dalam bentuk verbal dan kurang
memberikan latihan kemampuan berpikir kreatif. Salah satu faktor penting dalam
perkembangan kreativitas siswa, ialah upaya lingkungan sekolah untuk menciptakan kondisi
yang memungkinkan kreativitas dapat berkembang. Kewajiban guru pembimbing untuk
2. Konsep Kunci
Guna memberikan gambaran tentang model bimbingan kelompok
dengan teknik mind mapping untuk mengembangkan kreativitas siswa
SMPN 2 Semarang, maka dibawah ini disajikan beberapa konsep kunci
yaitu:
2.3.2 Kreativitas
Kreatif sebagai operasionalisasi dari konsep kreativitas mempunyai nilai
penting dalam kehidupan individu.Dengan kreativitas seseorang dapat
melakukan pendekatan secara bervariasi dan memiliki bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu persoalan.Dari potensi kreatifnya, seseorang dapat
menunjukkan hasil perbuatan, kinerja/karya, baik dalam bentuk barang maupun gagasan
secara bermakna dan berkualitas.
Utami Munandar (2009:47) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan
untuk mengolaborasi suatu gagasan. Utami Munandar menekankan bahwa kreativitas sebagai
keseluruhan kepribadian merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya (Asrori, 2008:41).
4. Peran Konselor
Konselor dalam Bimbingan Kelompok teknik mind mapping ini
berperan sebagai perencana, model, motivator, fasilitator, inspirator,
dan evaluator.
1. Sebagai Perencana, konselor membuat rencana kegiatan layanan
bimbingan kelompok agar layanan dapat dilakukan secara efektif.
2. Sebagai model, konselor membantu siswa sebagai contoh/teladan yang baik dalam
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
8. Anggota Kelompok
Perekrutan anggota kelompok dalam model bimbingan kelompok
dengan Teknik Mind Mapping ini, dirumuskan sebagai berikut:
1. Jumlah Anggota: Kelompok dibentuk dalam format kecil dengan
anggota kelompok dibatasi 10 siswa. Karena diasumsikan bahwa
kekurang efektifan kelompok akan mulai dirasakan jika anggotakelompok melebihi
10 orang (Prayitno,2004:9).
2. Karakteristik Anggota: Anggota sebaiknya bersifat heterogen.
3. PK dan AK heterogen. Hal ini dimaksudkan agar hubungan interaksinya dapat lebih
dinamis.
9. Sifat Topik
Topik yang dibahas dalam model bimbingan kelompok Dengan
Teknik Mind Mapping ini adalah topik yang bersifat umum dan tidak
rahasia.Topik yang dipilih adalah dalam bentuk topik tugas, konselor
menugaskan kepada konseli untuk membahas topik-topik yang telah
ditentukan. Topik/materi yang diberikan yaitu topik yang mengarah pada pencapaian
berkembangnya kreativitas.
Interaksi yang dibentuk dalam model ini adalah interaksi multi arah,
hubungan antara anggota kelompok dengan pemimpin kelompok
dipandang sebagai ”kawan” atau “sahabat” yang memiliki kedudukan
setingkat. Terjalin interaksi multi arah, yakni antara anggota kelompok dengan dipandu