Anda di halaman 1dari 31

PROTOTYPE APLIKASI PROUCTI ZONE MOBILE BERBASIS

ANDROID
“MANAJEMEN LAYANAN”

Dosen pengampu : Nerviana Treseli M.Kom

Disusun oleh kelompok 5

Khairunnisa: 701210118

Lia Apriani: 701210120

M. Firmansyah Alfarisi: 701210040

Hilmansyah Ega Nasution: 701210113

Riyansah Maulana: 701210037


PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN AJARAN 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas prototype yang
berjudul “Prototype Aplikasi Producti Zone Mobile berbasis Android” ini
tepat waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas ibu
Nerviana Treseli M.Kom pada bidang Studi Manajamenen layanan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuanya sehingga kami dapat, menyelesaikan
makalah ini.kami menyadari makalah yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...II

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...….

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..

A. Latar Belakang………………………………………………………...….
B. Tujuan…………………………………………………………...
C. Manfaat……………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...

A. Metode Prototype…………………………………………………………
B. Hasil Perancangan…………………………………………………………

BAB III PENUTUPAN……………………………………………………………

A. KESIMPULAN……………………………………………………………
B. SARAN……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAK…………………………………………………………….12

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Aplikasi mobile atau sering juga disingkat dengan istilah Mobile
Apps adalah aplikasi dari sebuah perangkat lunak yang dalam
pengoperasiannya dapat berjalan diperangkat mobile (Smartphone, Tablet,
iPod, dll), dan memiliki sistem operasi yang mendukung perangkat lunak
secara standalone. Platform pendistribusibusian aplikasi mobile yang
tersedia, biasanya dikelola oleh owner dari mobile operating system,
seperti store (Apple App), store (Google Play), Store (Windows Phone)
dan world (BlackBerry App)). Aplikasi mobile dapat berasal dari aplikasi
yang sebelumnya telah terpasang didalam perangkat mobile maupun juga
yang dapat diunduh melalui tempat pendistribusiannya. Secara umum,
aplikasi mobile memungkinkan penggunanya terhubung ke layanan
internet yang biasanya hanya diakses melaului PC atau Notebook. Dengan
demikian, aplikasi mobile dapat membantu pengguna untuk lebih mudah
mengakses layanan internet menggunakan perangkat mobile mereka.
Aplikasi berbasis Android / Web adalah sebuah aplikasi
yangdisusun dan dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman serta
dapat diakses dari manapundan kapanpun dengan pengguna yang bisa
dibatasi atau dengan tanpa batas (siapapun bisa meng-akses, contohnya
aplikasi toko online, dll). Aplikasi berbasis android web ini
adalah sebuahaplikasi yang mengharuskan pengguna aplikasi dimaksud
terkoneksi pada jaringan internet atau intranet.
prototype adalah sebuah proses perancangan sistem dengan cara
membentuk contoh dan juga standar ukuran yang akan dikerjakan
nantinya. Apabila perusahaan menggunakan prototype, maka para
pengembang dan pelanggan akan saling berinteraksi sampai hasil yang
terbaik keluar.
Aplikasi producti zone ini merupakan sebuah aplikasi daily routin
atau catatan kegiatan sehari hari, aplikasi ini sebuah aplikasi pengingat
jadwal kegiatan yang telah di rencakan oleh seorang user. Selain sebagai
pengingat jadwal aplikasi ini juga berisikan tentang target harian, jadwal
ibadah, olahraga, serta pengelolaan keuangan.

2. Tujuan
Aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan seorang user untuk
mencatat kegiatan yang akan dilakukan dalam satu hari, serta sebagai
pengingat dari kegiatan yang telah dilist

3. Manfaat
Mempermudah user dalam melaksanakn kegiatan pada satu hari
tesebut .
BAB II
PEMBAHASAN

1. Metode Prototype
Metode Prototype Dalam perancangan system ini, penulis
menggunakan Metode Prototype, karena metode ini dapat memberikan
ide bagi analis sistem atau pemrogram untuk menyajikan gambaran
yang lengkap. Dengan demikian, calon pengguna sistem akan dapat
melihat pemodelan dari sistem itu baik dari sisi tampilan maupun
teknik procedural yang akan dibangun. Prototyping adalah salah satu
pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara langsung
mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau
komponen-komponen perangkat lunak akan bekerja dalam
lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual dilakukan. Tahapan-
tahapan pada model prototype ini dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.

Planning Analysis Design Implementation System Prototype


Implementations System Gambar.
Model Prototype bisa dibilang juga adalah sebuah cetak biru
(blueprint) atau model dari sebuah sistem atau perangkat yang nanti
bisa dikembangkan ke depannya. Prototype dapat dikatakan bentuk
awalnya saja. Berikut ini adalah beberapa tahapan dari model proses
prototype yang akan digunakan.
a. Dokumentasi kebutuhan
Tahap ini adalah tahap awal untuk membicarakan basic
requirement dari pembangunan sebuah perangkat lunak. Pada
tahap ini akan dibuat kesepakatan awal untuk pembuatan
perangkat lunak, diantaranya adalah kebutuhankebutuhan umum
dari pembangunan perangkat lunak. Dan juga memperlihatkan
kelemahan dari sitem yang telah berjalan sehingga dapat
diperbaiki.
b. Pembuatan prototype
Pada tahap ini akan dibuat sebuah prototype dari sistem yang akan
dibuat. Pembuatan prototype ini akan berjalan pada localhost,
dengan membuat dua buah server pada localhost. Server tersebut
mewakili pelanggan dan admin. Pembuatan prototype ini
dimaksudkan untuk menguji apakah XMLRPC bisa digunakan
untuk pengambilan data pada aggregasi website. Dan untuk
memberikan sample pada konsumen tentang cara kerja dari web
yang akan dibangun nantinya.
c. Review atau evaluasi Prototype
Tahap ini adalah tahap evaluasi dari prototype yang telah dibuat.
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian pada perangkat lunak
yang telah berjalan pada prototype. Selain itu juga akan
dilakukan evaluasi dari kekurangan prototype yang nantinya
akan digunakan untuk pembuatan iterasi prototype selanjutnya.
Dengan kata lain tahap ini adalah titik balik dari pengulangan
prototype sebelum akhirnya akan dibuat perangkat lunak secara
utuh. Dengan melakukan pembahasan antara web developer
atau peneliti dan konsumen atau admin dari web tersebut.
Maka akan diperoleh apakah sudah pada tahap akhir
prototype ataukah masih ada perbaikan.
d. Pembuatan perangkat lunak
Tahap ini adalah pembangunan dari perangkat lunak secara
keseluruhan. Setelah melalui beberapa proses dari pembangunan
prototype, dan merupakan final dari pembangunan perangkat
lunak. Perangkat lunak yang dibangun ini akan disimpan pada
beberapa virtual host dengan DNS yang berbeda sehingga dapat
terlihat hasilnya bahwa XMLRPC bisa mengambil data pada web
server yang berbeda. Perangkat lunak yang dihasilkan sudah dapat
digunakan oleh user sebagai bahan perbandingan untuk
implementasi pada suatu perusahaan.
e. Pengujian
Tahap ini adalah tahap akhir dari pembangunan perangkat lunak
sebelum diberikan pada end user. Pengujiannya akan
menggunakan blackbox testing. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui adanya bugs atau error pada program.

2. Hasil perancangan
A. Logo

Ini adalah logo dari aplikasi producti zone dimana


logo ini melambangkan kraetivitas dalam diri
B. Tampilan awal
Ini adalah gambaran tampilan awal jika user memasuki aplikasi,
sebelum melakukan login. Disana teerdapat beberapa menu utama,
yaitu target harian, ibadah, keungan, olahraga, dan lain lain.

C. Tampilan Login
Tampilan Ketika membuat akun sebelum log in, harus melakukan
register terlebih dahulu dengan memasukan nama, nomore
handphone, email, serta password sebagai keamanan akun.

Setelah melakukan register maka akan langsung di arahkan pada


tampilan log in ini, dengan memasukan email dan password yang
telah didaftarkan.

D. Tampilan setelah login


Tampilan setelah login maka aka nada tertera nama akun, fitur-
fitur yang bisa digunakan kemudian terdapat juga berita yang
sedang trending pada hari tersebut, disana juga di sediakan fitur
untuk top up atau mengisi e-wallet yang dimana bisa digunakan
untuk membeli makanan sehat yang tersedia pada cart. Saat telah
berhasil melakukan kegiatan atau list sudah terpenuhi maka aka
ada reward berupa koin, yang mana koin tersebut dapat ditukarkan
kembali menjadi uang.

E. Tampilan Target Harian


Pada fitur target harian, user dapat mengisi hal atau kegiatan yang
akan dilaksanakan, dapat menuliskan pada kolom hari,
menyesuaikan dengan tanggal. Disana juga terdapat kata kata
motivasi yang bisa membuat user bersemangat untuk menjalani
kegiatan hari ini.

F. Fitur Ibadah
Pada fitur ini terdapat list ibadah yang bisa dilakukan setelah
ibadah sholat wajib, dan ada kata motivasi untuk user agar
bersemangat menjalankan ibadah.

G. Tampilan Jurnal Keungan

Pada fitur keuangan user dapat mencatat pendapatan harian,


tagihan, kebutuhan yang diperlukan , beban atau tanggungan yang
harus dibayarkan, tabungan, serta note sesuatu keinginan.

H. Tampilan Inbox
Pada kolom inbox terdapat fitur untuk berkomunikasi dengan
pengguna producti zone lainnya, pada fitur ini kita bisa mencari
orang dengan username yang sama-sama menggunakan aplikasi
producti zone.

Tampilan setelah kita mencari orang yang diinginkan


menggunakan username
Tampilan ketika user didalam room chat dengan user yang lainnya,
user bisa melakukan call, vidcall, atau pun voice note

I. Tampilan Akun User

Pada pojok kiri bawah terdapat kolom akun dimana jika di klik
maka akan timbul identitas pennguna akun tersebut.
J. Tampilan History

J.Tampilan bantuan
Pada pojok kanan atas terdapat bantuan dimana disana tersedia
beberapa fitur tentang aplikasi.

Ini adalaah beberapa fitur yang tersedia pada bantuan yaitu,pusat


bantuan, info aplikasi, hubungi kami, ketentuan dan kebijakan
privasi.
BAB III
STRATEGI

1. Strategi Manajemen
A. Strategi Manajemen For IT Service
Manajemen For IT Service (ITSM) adalah pendekatan terstruktur
untuk pengelolaan layanan TI. ITSM bertujuan untuk memastikan bahwa
layanan TI yang diberikan kepada pengguna memenuhi kebutuhan mereka
dan memberikan nilai bagi bisnis.
ITSM dapat meningkatkan produktivitas sehari-hari dengan cara
berikut:
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan TI. ITSM membantu
tim TI untuk lebih fokus pada kebutuhan pengguna dan
mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dalam pengiriman
layanan TI. Hal ini dapat membantu mengurangi waktu dan biaya yang
dibutuhkan untuk memberikan layanan TI, sehingga meningkatkan
produktivitas.
 Meningkatkan kualitas layanan TI. ITSM membantu tim TI untuk
menetapkan standar dan proses yang jelas untuk pengelolaan layanan
TI. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa layanan TI yang
diberikan konsisten, andal, dan memenuhi kebutuhan pengguna.
 Meningkatkan kepuasan pengguna. ITSM membantu tim TI untuk
lebih memahami kebutuhan pengguna dan memberikan layanan yang
memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini dapat membantu meningkatkan
kepuasan pengguna, yang dapat berdampak positif pada produktivitas.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan ITSM untuk


meningkatkan produktivitas sehari-hari:

 Pemanfaatan otomatisasi. ITSM dapat membantu tim TI untuk


mengotomatiskan tugas-tugas yang berulang, sehingga tim TI dapat
fokus pada tugas-tugas yang lebih strategis.
 Peningkatan komunikasi dan kolaborasi. ITSM dapat membantu tim TI
untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antar tim, sehingga
dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-
tugas.
 Peningkatan visibilitas dan kontrol. ITSM dapat membantu tim TI
untuk meningkatkan visibilitas dan kontrol terhadap layanan TI,
sehingga dapat lebih cepat mengidentifikasi dan mengatasi masalah.

B. Servis Portofolio Manajement


portofolio layanan TI. Fitur-fitur tersebut dapat membantu tim TI untuk
meningkatkan produktivitas sehari-hari dengan cara berikut:
 Meningkatkan visibilitas dan kontrol terhadap portofolio layanan TI.
Producti Zone menyediakan tampilan yang komprehensif tentang
portofolio layanan TI, termasuk informasi tentang layanan, metrik
kinerja, dan risiko. Hal ini dapat membantu tim TI untuk lebih
memahami portofolio layanan TI mereka dan mengidentifikasi area
yang perlu ditingkatkan.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan layanan TI.
Producti Zone menyediakan alat-alat untuk mengotomatiskan tugas-
tugas yang berulang, seperti manajemen permintaan layanan dan
manajemen masalah. Hal ini dapat membantu tim TI untuk menghemat
waktu dan meningkatkan produktivitas.
 Meningkatkan kepuasan pengguna. Producti Zone menyediakan alat-
alat untuk mengelola pengalaman pengguna, seperti pengelolaan
umpan balik dan manajemen kasus. Hal ini dapat membantu tim TI
untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna dan
meningkatkan kepuasan pengguna.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan Servis Portofolio


Manajement di dalam aplikasi Producti Zone:
 Mengelola siklus hidup layanan TI. Producti Zone dapat digunakan
untuk mengelola siklus hidup layanan TI, mulai dari perencanaan dan
pengembangan hingga pengoperasian dan pensiun. Hal ini dapat
membantu tim TI untuk memastikan bahwa layanan TI dikelola secara
efektif dan memenuhi kebutuhan pengguna.
 Mengelola risiko layanan TI. Producti Zone dapat digunakan untuk
mengelola risiko layanan TI, seperti risiko kegagalan layanan, risiko
keamanan, dan risiko kepatuhan. Hal ini dapat membantu tim TI untuk
mengurangi risiko terhadap layanan TI dan melindungi bisnis.
 Mengelola biaya layanan TI. Producti Zone dapat digunakan untuk
mengelola biaya layanan TI, seperti biaya pengembangan, biaya
operasi, dan biaya pemeliharaan. Hal ini dapat membantu tim TI untuk
memastikan bahwa layanan TI dikelola secara efisien dan biayanya
dapat dikendalikan.

C. Financial Manajemen for it service


Berikut adalah beberapa contoh penerapan Financial Manajemen for IT
Service di dalam aplikasi Producti Zone:
 Mengelola anggaran layanan TI. Producti Zone dapat digunakan untuk
mengelola anggaran layanan TI, mulai dari perencanaan hingga
pelacakan. Hal ini dapat membantu tim TI untuk memastikan bahwa
anggaran layanan TI dikelola secara efektif dan memenuhi kebutuhan
bisnis.
 Mengelola pengeluaran layanan TI. Producti Zone dapat digunakan
untuk mengelola pengeluaran layanan TI, mulai dari pencatatan hingga
pelaporan. Hal ini dapat membantu tim TI untuk memastikan bahwa
pengeluaran layanan TI dapat dikendalikan dan sesuai dengan
anggaran.
 Mengelola kinerja layanan TI. Producti Zone dapat digunakan untuk
mengelola kinerja layanan TI, mulai dari pelaporan hingga analisis.
Hal ini dapat membantu tim TI untuk mengidentifikasi area yang perlu
ditingkatkan dalam pengelolaan keuangan layanan TI.

Berikut adalah beberapa fitur Financial Manajemen for IT Service di


dalam aplikasi Producti Zone:
 Manajemen anggaran: Producti Zone menyediakan alat untuk
membuat, mengelola, dan melacak anggaran layanan TI. Alat ini
dapat membantu tim TI untuk memastikan bahwa anggaran
layanan TI memenuhi kebutuhan bisnis dan dikelola secara efektif.
 Manajemen pengeluaran: Producti Zone menyediakan alat untuk
mencatat, mengelola, dan menganalisis pengeluaran layanan TI.
Alat ini dapat membantu tim TI untuk memastikan bahwa
pengeluaran layanan TI dapat dikendalikan dan sesuai dengan
anggaran.
 Manajemen kinerja: Producti Zone menyediakan alat untuk
melaporkan dan menganalisis kinerja layanan TI. Alat ini dapat
membantu tim TI untuk mengidentifikasi area yang perlu
ditingkatkan dalam pengelolaan keuangan layanan TI.

D. Demand manajement
Demand Management adalah proses untuk memahami, memprioritaskan,
dan memenuhi permintaan layanan TI. Demand Management bertujuan
untuk memastikan bahwa layanan TI yang diberikan memenuhi kebutuhan
pengguna dan bisnis.

Producti Zone menyediakan fitur-fitur untuk mendukung Demand


Management, seperti:
 Manajemen permintaan layanan: Producti Zone menyediakan alat
untuk menerima, memproses, dan menyelesaikan permintaan
layanan TI. Alat ini dapat membantu tim TI untuk memahami
permintaan layanan TI dan memprioritaskannya sesuai dengan
kebutuhan bisnis.
 Manajemen kebutuhan: Producti Zone menyediakan alat untuk
mengumpulkan dan mengelola informasi tentang kebutuhan
pengguna. Alat ini dapat membantu tim TI untuk memahami
kebutuhan pengguna dan memastikan bahwa layanan TI yang
diberikan memenuhi kebutuhan tersebut.
 Manajemen kapasitas: Producti Zone menyediakan alat untuk
mengelola kapasitas layanan TI. Alat ini dapat membantu tim TI
untuk memastikan bahwa layanan TI memiliki kapasitas yang
memadai untuk memenuhi permintaan pengguna.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan Demand Management
di dalam aplikasi Producti Zone:
 Menyortir permintaan layanan berdasarkan prioritas. Producti Zone
dapat digunakan untuk menyortir permintaan layanan berdasarkan
prioritas, seperti tingkat urgensi dan dampak bisnis. Hal ini dapat
membantu tim TI untuk memastikan bahwa permintaan layanan
yang paling penting diselesaikan terlebih dahulu.
 Melacak kinerja layanan TI. Producti Zone dapat digunakan untuk
melacak kinerja layanan TI, seperti tingkat kepuasan pengguna dan
tingkat kepatuhan. Hal ini dapat membantu tim TI untuk
mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dalam Demand
Management.
 Memprediksi permintaan layanan TI di masa depan. Producti Zone
dapat digunakan untuk memprediksi permintaan layanan TI di
masa depan. Hal ini dapat membantu tim TI untuk memastikan
bahwa layanan TI memiliki kapasitas yang memadai untuk
memenuhi permintaan pengguna di masa depan.

E. Busines Realtoinship Manajement


Business Relationship Management (BRM) adalah proses untuk
membangun dan memelihara hubungan antara tim TI dan bisnis. BRM
bertujuan untuk memastikan bahwa layanan TI memenuhi kebutuhan
bisnis dan mendukung strategi bisnis.

Producti Zone menyediakan fitur-fitur untuk mendukung BRM, seperti:

 Manajemen kontrak: Producti Zone menyediakan alat untuk


mengelola kontrak layanan TI. Alat ini dapat membantu tim TI untuk
memastikan bahwa kontrak layanan TI memenuhi kebutuhan bisnis
dan melindungi kepentingan bisnis.
 Manajemen kasus: Producti Zone menyediakan alat untuk mengelola
kasus bisnis. Alat ini dapat membantu tim TI untuk memahami
kebutuhan bisnis dan memberikan solusi yang tepat.
 Manajemen hubungan: Producti Zone menyediakan alat untuk
mengelola hubungan dengan pemangku kepentingan bisnis. Alat ini
dapat membantu tim TI untuk membangun hubungan yang kuat
dengan pemangku kepentingan bisnis dan memastikan bahwa
kebutuhan bisnis terpenuhi.

Fitur-fitur tersebut dapat membantu tim TI untuk meningkatkan produktivitas


sehari-hari dalam hal BRM dengan cara berikut:

 Meningkatkan visibilitas dan kontrol terhadap hubungan bisnis. Producti


Zone menyediakan tampilan yang komprehensif tentang hubungan bisnis,
termasuk informasi tentang kontrak, kasus, dan pemangku kepentingan.
Hal ini dapat membantu tim TI untuk lebih memahami hubungan bisnis
dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan hubungan bisnis.
Producti Zone menyediakan alat-alat untuk mengotomatiskan tugas-tugas
yang berulang, seperti manajemen kontrak dan manajemen kasus. Hal ini
dapat membantu tim TI untuk menghemat waktu dan meningkatkan
produktivitas.
 Meningkatkan kepuasan bisnis. Producti Zone menyediakan alat-alat
untuk mengelola pengalaman bisnis, seperti pengelolaan umpan balik dan
manajemen kasus. Hal ini dapat membantu tim TI untuk memberikan
layanan yang lebih baik kepada bisnis dan meningkatkan kepuasan bisnis.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan BRM di dalam aplikasi


Producti Zone:
 Menyusun rencana hubungan bisnis. Producti Zone dapat
digunakan untuk menyusun rencana hubungan bisnis yang
mencakup tujuan, sasaran, dan strategi. Hal ini dapat membantu
tim TI untuk memastikan bahwa hubungan bisnis dikelola secara
efektif.
 Melacak kinerja hubungan bisnis. Producti Zone dapat digunakan
untuk melacak kinerja hubungan bisnis, seperti tingkat kepuasan
bisnis dan tingkat kepatuhan. Hal ini dapat membantu tim TI untuk
mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dalam BRM.
 Membangun hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan
bisnis. Producti Zone dapat digunakan untuk membangun
hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan bisnis melalui
komunikasi dan kolaborasi. Hal ini dapat membantu tim TI untuk
memahami kebutuhan bisnis dan memberikan solusi yang tepat.
2. Service Design
A. Design Coordination
Tahapan ini pada Aplikasi adalah menggambarkan integrasi desain
yang disiapkan oleh anggota tim proyek yang berbeda untuk
menciptakan satu set informasi terpadu yang dapat dibangun tanpa
bentrokan antar komponen. Bertujuan agar ketika tim proyek
mengerjakan desain mengurangi adanya kegagalan pada desain dan
meminimalisir biaya.
B. Service Cataloge Management
Tahap Service Cataloge Management dalam Aplikasi ini adalah
menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk merancang,
mengembangkan dan memelihara katalog IT
C. Service Lavel Managemnt
Aplikasi ini memberikan ruang untuk setiap pengguna memberi kritik
dan saran aplikasi ini, agar team bias meningkatkan layanannya.
D. Availability Managemnt
Dalam pengertian Availability Managemnt ialah proses pengelolaan
dari internal untuk memastikan ketersediaan layanan pada saat
diperlukan oleh pengguna. Dalam Aplikasi ini kita telah menyediakan
fitur atau history tentang kegiatannya, jadi setiap saat penggunka bias
melihat hasil dari aktivitas mereka
F. Capacity Management
Capacity management adalah proses untuk memastikan bahwa aplikasi
memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Proses ini mencakup perencanaan, pemantauan, dan peningkatan
kapasitas aplikasi. Capacity management penting untuk memastikan
bahwa aplikasi dapat berjalan dengan lancar dan memenuhi kebutuhan
pengguna. Jika aplikasi tidak memiliki kapasitas yang cukup, maka
dapat mengalami masalah seperti kelambatan, kemacetan, atau bahkan
kegagalan.
G. Service Continuity Management
Service Continuity Management (SCM) adalah proses untuk
memastikan bahwa aplikasi dapat terus berjalan dalam keadaan darurat.
Proses ini mencakup perencanaan, penerapan, dan pengujian rencana
kontinjensi.SCM penting untuk memastikan bahwa aplikasi dapat tetap
tersedia untuk pengguna dalam keadaan darurat. Jika aplikasi tidak
dapat terus berjalan dalam keadaan darurat, maka dapat menyebabkan
kerugian finansial, kerusakan reputasi, atau bahkan bahaya bagi
pengguna.
H. Information Security Management
Information Security Management (ISM) adalah proses untuk
melindungi informasi dari segala bentuk ancaman dan risiko yang
mungkin terjadi. Dalam sebuah aplikasi, ISM mencakup kebijakan,
prosedur, praktik, dan teknologi yang digunakan untuk melindungi
informasi yang digunakan atau disimpan oleh aplikasi. ISM penting
untuk memastikan bahwa informasi dalam aplikasi tetap aman dari
pencurian, penyalahgunaan, atau kerusakan. Informasi yang dilindungi
oleh ISM dapat berupa data pribadi, data keuangan, atau data rahasia
lainnya.

G. Supplier Management
Proses mengelola hubungan dengan pemasok atau bisa juga disebut
pengguna adalah proses untuk membangun dan memelihara hubungan
yang baik dengan pengguna aplikasi tersebut. Proses ini penting untuk
memastikan bahwa aplikasi ini dapat digunakan dengan nyaman oleh
user.

3. Service Transition
Tahap service transition pada pembuatan aplikasi adalah tahap di mana
aplikasi yang telah dirancang dan dibangun diimplementasikan ke dalam
lingkungan operasional. Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa
aplikasi dapat berjalan dengan lancar dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Berikut adalah beberapa hal yang biasa dilakukan dalam pembuatan
aplikasi pada tahap service transition:

 Transition Planning and Support


Ditahap ini kami menyusun rencana, jadwal, proses dan sumber daya
yang diperlukan untuk merilis aplikasi ini ke lingkungan publik.
 Change Management
Ditahap ini kami menentukan setiap tanggung jawab dan pemegang
kepentingan dalam proyek aplikasi ini.
 Service Asset dan Configuration Management
Pada tahapan ini kami menentukan model layanan, fitur dan aset apa
saja yang akan kami gunakan untuk aplikasi ini.
 Release and Deployment Management
Ditahap ini kami menjadwalkan rilis aplikasi dan penyebaran aplikasi
dalam lingkup oprasional.
 Service Validation and Testing
Kemudian kami mevalidasi apakah aplikasi ini layak dan sesuai
dengan tujuan dengan melakukan beberapa tes yang melibatkan
pemangku kepentingan.
 Change Evaluation
Kemudian mengevaluasi aplikasi tersebut terutama pada fitur dan
layanan yang kami sediakan.
 Knowledge Management
Ini tahap dokumentasi, semua proses harus didokumentasikan untuk
kebutuhan pembelajaran kedepannya.

4. Service Operation

Service Operation
Tahap dalam siklus hidup layanan TI yang mencakup semua kegiatan
operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Tujuannya adalah untuk
menyediakan layanan TI yang memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

1. Event Managemet
Di tahap ini kami memantau sistem dan infrastruktur TI untuk mendeteksi atau
kondisi yang tidak normal pada Producti Zone. Dengan Mendeteksi kejadian
dan mengklasifikasikannya tersebut maka tingkat kepentingan dan dampaknya
terhadap layanan TI dapat diketahui. Dan juga mengkoordinasikan upaya
pemulihan layanan sesegera mungkin

2. Incident Management
Pada tahapan ini kami Mendeteksi dan mencatat insiden Producti Zone. Ini
dapat melibatkan pengawasan sistem, laporan pengguna, atau pendeteksian
otomatis. Mengklasifikasikan insiden berdasarkan tingkat kepentingan dan
dampaknya terhadap layanan TI. Hal ini membantu tahapan kami dalam
penentuan prioritas dan alokasi. Dan juga kami akan melakukan Tindakan
memulihkan layanan TI. Dan diakhiri Dokumentasi dan laporan sebagai bukti
hasil manejemen insiden

3. Request Fulfillment
Pada tahapan ini kami Producti Zone Mencatat setiap permintaan yang masuk,
baik melalui sistem pelaporan atau pusat layanan. Selanjutnya kami akan
mengklasifikasikan permintaan berdasarkan jenis layanan atau informasi yang
diminta. Dan mengidentifikasi sumber daya dan persetujuan. Membuat laporan
mengenai pemenuhan permintaan, mencatat langkah-langkah yang diambil,
dan mendokumentasikan proses untuk pengelolaan pengetahuan.

4. Problem Management
Pada tahapan ini kami mengidentifikasi masalah atau ketidaknormalan yang
mungkin menjadi penyebab insiden atau memiliki potensi untuk menyebabkan
insiden di masa depan. Selanjutnya kami menetapkan langkanh langkah atau
pencagahan untuk memastikan bahwa masalah tersebut tidak terjadi lagi dan
menyimpan pengetahuan tentang masalah dan solusinya agar dapat digunakan
sebagai referensi di masa depan.

5. Access management
Tahap ini kami Menganalisis dan mengidentifikasi pengguna yang meminta
akses, serta memverifikasi identitas mereka untuk memastikan bahwa hak
akses diberikan kepada orang yang berhak. Selanjutnya menetapkan tingkat
hak akses yang sesuai dengan peran dan tanggung jawab pengguna, sejalan
dengan kebijakan keamanan dan kebutuhan bisnis.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Prototype adalah sebuah proses perancangan sistem dengan cara
membentuk contoh dan juga standar ukuran yang akan dikerjakan
nantinya. Apabila perusahaan menggunakan prototype, maka para
pengembang dan pelanggan akan saling berinteraksi sampai hasil yang
terbaik keluar.
Aplikasi producti zone ini adalah sebuah aplikasi target harian yang akan
dilaksanakan, dimana didalam nya terdapat beberapa fitur seperti ibadah,
olahraga, keuangan, target harian, serta list target yang terlah terlaksana.
B. Saran
Pembuatan prototype ini mungkin masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki, masih banyak yang belum lengkap, semoga kedepannya
penulis bisa mengembankan prototype ini dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai