Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH br MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

“ Menggali Pemahaman dan Tantangan Implementasi Pancasila Dalam


Kehidupan Bermasyarakat, Bangsa Dan Bernegara “

DISUSUN OLEH :
NI KOMANG AYU WULANDARI
2315124077

POLITEKNIK NEGERI BALI


JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI
D4 MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI 2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa hormat dan keinginan untuk mendalami nilai-nilai luhur Pancasila,
penulis dengan bangga menyajikan laporan berjudul "Menggali Pemahaman dan Tantangan
Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Bangsa, Dan Bernegara." Makalah ini
merupakan hasil dari eksplorasi mendalam tentang peran Pancasila sebagai fondasi ideologis
negara Indonesia.
Pancasila, sebagai pilar utama pembangunan karakter dan identitas bangsa, memiliki
nilai-nilai universal yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Dalam laporan ini,
penulis berusaha merinci pemahaman mendalam terkait prinsip-prinsip Pancasila, sekaligus
menyoroti berbagai tantangan yang mungkin dihadapi dalam upaya implementasinya di tengah
kompleksitas kehidupan masyarakat kontemporer.
Proses penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang turut serta
memberikan inspirasi dan bimbingan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada teman – teman dan pihak – pihak yang telah memberikan dorongan dan
wawasan berharga sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa pembahasan mengenai Pancasila
sebagai ideologi negara tidaklah terbatas, namun diharapkan laporan ini dapat menjadi kontribusi
kecil dalam menggali pemahaman lebih dalam tentang esensi Pancasila. Semoga makalah ini
juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi pembaca dalam meresapi nilai-nilai luhur Pancasila
demi mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan berkeadilan.
Akhirnya, penulis menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak
yang telah berperan dalam perjalanan penyusunan makalah ini. Tanpa kerjasama dan dukungan
dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud. Selamat membaca, dan semoga laporan ini
dapat memberikan kontribusi positif dalam pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila di
tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Jimbaran, 04 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................................................... ii
Daftar Isi....................................................................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan................................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................................ 3
2.1 Pemahaman Nilai – Nilai Pancasila...................................................................................................3
2.2 Implementasi Nilai – Nilai Pancasila................................................................................................3
2.3 Dampak Kurangnya Implementasi Nilai – Nilai Pancasila.....................................................4
2.4 Peran Pancasila dalam Menentukan Norma dan Moral...........................................................5
2.5 Faktor Penghambat Implementasi Nilai - Nilai Pancasila.......................................................6
2.6 Rekomendasi Dan Solusi Untuk Mengatasi Faktor Penghambat Dan Meningkatkan
Implementasi Nilai -Nilai Pancasila.............................................................................................................. 7
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................................. 9
3.2 Saran............................................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Secara etimologi, Pancasila dalam bahasa Sansekerta (Bahasa Brahmana India), berasal
dari kata ‘Panca’ dan ‘Sila’. Panca berarti lima, sila atau syila yang artinya batu sendi atau dasar.
Kata sila juga berasal dari kata susila, yang berarti tingkah laku yang baik. Jadi secara
kebahasaan dapat disimpulkan bahwa Pancasila dapat berarti lima batu sendi atau dasar.
Atau dapat juga berarti lima tingkah laku yang baik (Kumawi basyir: 2013) dalam
(Nurafifah dan Dewi, 2021). Secara terminologi, Pancasila digunakan oleh Bung Karno sejak
sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara.
Eksistensi Pancasila tidak dapat dipisahkan dari situasi menjelang lahirnya negara Indonesia
merdeka pada 17 Agustus 1945. Setelah mengalami pergulatan pemikiran, para pendiri
bangsa ini akhirnya sepakat dengan lima pasal yang kemudian dijadikan sebagai landasan
hidup dalam berbangsa dan bernegara (Nurafifah dan Dewi, 2021).
Pancasila adalah ideologi terbuka, yang bersifat khas dan orisinil. Kelima sila dalam
Pancasila ini memang bersifat universal sehingga dapat ditemukan dalam gagasan berbagai
masyarakat lain. Letak kekhasan dan orisinilitasnya yaitu sebagai falsafah dan ideologi Negara.
(Yolanda, dkk: 2019) dalam (Nurafifah dan Dewi, 2021) . Kedudukan Pancasila di negara
Indonesia sudah jelas, yakni sebagai dasar negara, pandangan hidup masyarakat Indonesia
dalam segala aspek kehidupan terutama dalam bemasyarakat, berbangsa, dan bernegara
serta sebagai ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup berbangsa dan benegara, tentu
nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila merupakan hasil kristalisasi dan
kebenarannya sudah diakui sehingga menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup negara
Indonesia. Tak hanya itu, nilai yang menjadi pandangan hidup sepenuhnya harus senantiasa
di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut bertujuan agar makna yang
tekandung dalam Pancasila dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin
(Nurafifah dan Dewi, 2021)
.
Penghayatan dan pengamalan terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam
Pancasila harus dilaksanakan oleh segenap bangsa. Hal tesebut bertujuan agar terciptanya
masyarakat yang berbudi pekerti luhur dan memiliki sikap yang sesuai dengan nilai yang
tekandung dalam Pancasila. Namun dewasa ini, masyarakat Indonesia belum sepenuhnya
menghayati dan mengamalkan nilai tersebut. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia
belum memahami sepenuhnya nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
benegara yang dirumuskan melalui Pancasila yang dijadikan sebagai dasar negara,
pandangan hidup, dan ideologi nasional dalam mencapai tujuan bangsa Indonesia
(Nurafifah dan Dewi, 2021)
.
Krisnamukti (2020) dalam (Nurafifah dan Dewi, 2021) mengungkapkan, seluruh
tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menggunakan Pancasila sebagai
dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap,
perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia. Oleh karena itu, memahami nilai yang
terkandung dalam Pancasila merupakan hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Tak hanya dengan memahami, namun seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, nilai
tersebut juga harus di amalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan begitu, tujuan
hidup bangsa dapat tercapai.
Penjelasan di atas sedikitnya sudah dapat mengungkapkan keadaan masyarakat Indonesia
yang belum memahami mengenai Pancasila itu sendiri dan pengamalan yang belum
terlaksanakan dengan baik. Dari permasalahan yang sudah dijelaskan tesebut, makalah ini
bertujuan untuk membahas Pemahaman dan Tantangan Implementasi Pancasila Dalam

1
Kehidupan Bermasyarakat, Bangsa Dan Bernegara. Hal ini berguna agar masyarakat
Indonesia paham mengenai arti

2
makna dari nilai Pancasila serta implementasinya. Sehingga, masyarakat Indonesia
dapat merealisasikan makna tersebut dalam kehidupan sehari-hari

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, penulis menemukan
beberapa rumusan masalah dalam laporan ini, yaitu
1) Sejauh mana masyarakat Indonesia telah memahami nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara, pandangan hidup, dan ideologi nasional?
2) Bagaimana penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat menciptakan masyarakat
yang berbudi pekerti luhur dan memiliki sikap yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut?
3) Apa dampak dari kurangnya pemahaman dan kurangnya implementasi nilai-nilai Pancasila
dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia?
4) Bagaimana peran Pancasila sebagai dasar moral atau norma dalam menentukan baik buruk
dan benar salahnya sikap, perbuatan, dan tingkah laku bangsa Indonesia?
5) Apa saja faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia?
6) Apa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan implementasi nilai-
nilai Pancasila di kalangan masyarakat Indonesia?

I.3 Tujuan
Adapun Tujuan penulis dalam pembuatan laporan ini adalah dapat dilihat sebagai berikut.
1) Menilai sejauh mana masyarakat Indonesia mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Mengidentifikasi dampak kurangnya pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila
dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia.
3) Membahas peran Pancasila sebagai dasar moral atau norma dalam menentukan baik buruk
dan benar salahnya sikap, perbuatan, dan tingkah laku bangsa Indonesia.
4) Menjelaskan faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
5) Merumuskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan
implementasi nilai-nilai Pancasila di kalangan masyarakat Indonesia.

I.4 Manfaat
Makalah ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1) Memberikan kontribusi dalam meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi nasional.
2) Mengidentifikasi dampak negatif dari kurangnya pemahaman dan implementasi nilai-nilai
Pancasila dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia, sehingga dapat menjadi dasar
untuk perbaikan.
3) Menyoroti peran Pancasila sebagai dasar moral atau norma dalam menentukan baik buruk
dan benar salahnya sikap, perbuatan, dan tingkah laku bangsa Indonesia.
4) Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam mengimplementasikan nilai-
nilai Pancasila, sehingga dapat diatasi untuk meningkatkan implementasi.
5) Memberikan wadah untuk refleksi dan pemikiran kritis terhadap implementasi nilai-nilai
Pancasila, sehingga masyarakat dapat lebih aktif dalam menyikapi isu-isu kebangsaan.
6) Mengajak masyarakat untuk aktif dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta masyarakat yang bermoral dan berbudaya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pemahaman Nilai – Nilai Pancasila


Pemahaman nilai-nilai Pancasila merupakan pemahaman konsep Pancasila yang
mengandung gagasan, cita-cita, dan nilai dasar yang bulat, utuh dan mendasar mengenai
eksistensi manusia dan hubungan manusia dengan lingkungannya, sehingga dapat dipergunakan
sebagai landasan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Konsep tersebut
meliputi konsep religiositas, suatu konsep dasar yang mengandung gagasan dan nilai dasar
mengenai hubungan manusia dengan suatu realitas mutlak, apapun namanya. Sebagai akibat
terjadilah pandangan tentang eksistensi diri manusia, serta sikap dan perilaku devosi manusia
dalam hubungannya dengan yang Maha Esa. Konsep humanitas, suatu konsep yang
mendudukkan manusia dalam tata hubungan dengan manusia yang lain. Manusia didudukkan
dalam saling ketergantungan sesuai dengan harkat dan martabatnya dalam keadilan dan
keberadaban sebagai makhluk ciptaan yang maha benar. Konsep nasionalitas, suatu konsep yang
menyatakan bahwa manusia yang bertempat tinggal di bumi nusantara ini adalah suatu kelompok
yang disebut bangsa. Sikap loyalitas warganegara terhadap negarabangsanya merupakan suatu
bentuk tata hubungan antara warganegara dengan bangsanya. Berdasarkan pernyataan di atas
bahwa pemahaman Pancasila adalah pemahaman terhadap cita-cita yang merupakan dasar,
pandangan, gagasan, atau paham. Jadi Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia
dipahami sebagai tujuan bersama dan keniscayaan bangsa Indonesia (Azzahra, t.t.).

II.2 Implementasi Nilai – Nilai Pancasila


Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila sila 1 sampai sila 5 harus diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Implementasi nilai nilai Pancasila bertujuan agar
tidak terjadi perpecahan antar masyarakat. Nilai yang terdapat pada Pancasila adalah nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan
(Ardhani dkk., t.t.)
. Penerapan nilai-nilai sila Pancasila adalah sebagai berikut.
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama ini mengandung nilai luhur yang berkaitan dengan ketuhanan. Contoh
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
a. Tertib melakukan ibadah sesuai dengan agama yang dianut,
b. Menghormati setiap perbedaan terutama perbedaaan keyakinan,
c. Tidak memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain,
d. Tidak mengganggu ketika ada orang lain yang sedang beribadah,
e. Membina kerukunan dengan orang lain walaupun berbeda keyakinan.
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila kedua ini mengandung nilai penghormatan kepada orang lain walaupun banyak
perbedaan. Contoh penerapannya dalam kehidupan sehari hari, yaitu:
a. Membantu teman yang membutuhkan bantuan atau pertolongan,
b. Tidak membeda-bedakan teman,
c. Menerapkan sikap toleransi,
d. Menghargai perbedaan yang ada,
e. Bersikap adil tanpa membeda-bedakan.
3) Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini mengandung nilai persatuan diantara banyaknya perbedaan yang ada di
masyarakat. Contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
a. Tidak menyombongkan diri sendiri,
b. Bergotong royong membersihkan lingkungan,
c. Memakai produk-produk dalam negeri,
d. Menghargai dan menghormati semua teman,
e. Saling membantu satu sama lain.
3
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Sila keempat ini mengandung nilai demokrasi, musyawarah untuk mencapai mufakat.
Contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
a. Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi,
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain,
c. Mengambil keputusan secara musyawarah,
d. Memberikan suara saat pemilihan umum,
e. Menerima dan melaksanakan keputusan yang diperoleh dari musyawarah dengan ikhlas
dan tanggung jawab.
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila kelima ini menyadarkan masyarakat bahwa semua rakyat Indonesia memiliki hak dan
kewajiban yang sama dimata hukum. Contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu:
a. Bersikap adil kepada siapapun,
b. Menjaga hak dan kewajiban orang lain
c. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
d. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
e. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama

II.3 Dampak Kurangnya Implementasi Nilai – Nilai Pancasila


Kurangnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia
dapat berdampak secara signifikan pada berbagai aspek kehidupan dan pembangunan nasional.
Atau menurut (Rahman, 2018) Terdapat beberapa penyimpangan nilai Pancasila pada era
modern. Penyimpangan-penyimpangan tersebut secara tidak sadar dilakukan secara menyeluruh
dan oleh setiap individu—walau ada pula yang tetap memegang teguh nilai-nilai tersebut.
Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
1) Pada Sila Pertama
Kendati setiap orang memiliki hak untuk melakukan dan/atau tidak melakukan suatu
kegiatan tertentu, namun pada sudut pandang Pancasila, pelaksanaan ibadah adalah
kewajiban bagi setiap diri yang bertakwa. Ada banyak bentuk penyimpangan sila pertama, di
antaranya: melanggar peraturan agama, meninggalkan ibadah, menganggap dirinya sebagai
Tuhan dan Rasul, meningalkan agama, dan sebagainya. Dalam Sila pertama secara jelas
dikatakan bahwa, “Ketuhanan yang Maha Esa”, yang diartikan setiap diri berhak dan wajib
memiliki agama sebagai suatu kepercayaan. Lebih dari itu, dari sila pertama ini, Indonesia
dapat dikatakan telah mengakomodir masyarakat yang beragama.
2) Pada Sila Kedua
Pada sila kedua menyoroti tentang sisi humanis. Di era sekarang, masyarakat Indonesia telah
banyak melanggar sila kedua. Masyarakat Indonesia di era sekarang telah lumrah dengan
praktik tidak memanusiakan manusia. Hal itu tentu amat berlawanan dengan sila kedua dari
Pancasila. Contoh praktis pelanggaran sila kedua Pancasila adalah pembunuhan,
penganiyayaan, perbudakan era modern, perampokan, penjarahan dan tindak kriminal lain.
Contoh kasus di atas adalah bentuk dari pelanggaran Pancasila sila kedua.
3) Pada Sila Ketiga
Penyimpangan sila ketiga dapat dilihat dari mulai melunturnya nilai-nilai kesatuan Bangsa.
Masing-masing kelompok masyarakat berdiri di atas nama kelompoknya sendiri. Prinsip
individualisme—bahkan rasisme—kini mulai membabi buta. Masyarakat kini sudah tidak
canggung lagi memaki dan menganggap kelompok lain yang bertentangan sebagai lawan.
Contoh praktis pelanggaran sila ketiga ini dapat dilihat dari mulai banyaknya bentrokkan
antarwarga, meningginya angka persekusi bagi kalangan minoritas, meningginya isu SARA
4
dan masih banyak lagi. Kondisi-kondisi seperti di atas melambangkan kebobrokan persatuan
bangsa dan pelanggaran Pancasila yang nyata.
4) Pada Sila Keempat
Sila keempat secara umum membahas tentang bagaimana bentuk kepemimpinan dan
keorganisasian yang ada di Indonesia. Sebagai negara majemuk, Pancasila mengakomodir
semua golongan, dengan menerapkan bentuk pemerintahan yang berorientasi pada rakyat,
kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan. Akan tetapi, pada praktiknya, pemerintahan
— termasuk juga organisasi dan kelompok—dijalankan dengan sistem keuntungan pribadi.
Ada banyak contoh kasus yang menyinggung bobroknya sila keempat ini. Di antara banyak
kasus tersebut, kasus korupsi, kolusi dan nepotisme adalah bentuk nyata dari pelanggaran sila
keempat. Keuntungan pribadi menjadi orientasi pada pelaksanaan pemerintahan. Walau
terdapat beberapa pemimpin yang jujur dan adil, praktik kotor sebagaimana dijelaskan di atas
seakan sudah menjadi rahasia umum di masyarakat Indonesia.
5) Pada Sila Kelima
Sila kelima menyinggung tentang keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia. Akan tetapi, pada
praktiknya, Indonesia masih memiliki pola ketidakadilan pada banyak sektor. Pendidikan,
kesehatan hingga praktik sosial, banyak mencerminkan ketidakadilan. Pada praktik
pendidikan, masih banyak anak-anak kurang mampu yang tidak mendapat mengenyam
bangku sekolah, pada anggaran pendidikan telah mencapai angka paling tinggi. Pada sisi
kesehatan, masih banyak kalangan miskin yang terpaksa mengonsumsi obat warung karena
tidak mampu berobat ke rumah sakit. Indonesia memang telah memiliki sistem Kartu
Indonesia Sehat. Namun pada pelaksanaannya, masih ada beberapa kasus rumah sakit dan
instansi kesehatan yang menolak pasien miskin karena anggaran kesehatahn untuk Kartu
Indonesia Sehat tidak kunjung dibayar pemerintah.

II.4 Peran Pancasila dalam Menentukan Norma dan Moral


Peran Pancasila dalam menentukan norma dan moral di Indonesia mencakup sejumlah
aspek yang berpengaruh pada pembentukan karakter dan perilaku masyarakat. Berikut adalah
penjelasan lebih rinci.
1) Pedoman Etika dan Moral
Pancasila memberikan pedoman konkret mengenai etika dan moral. Nilai-nilai seperti gotong
royong, keadilan, kebersamaan, dan ketuhanan tidak hanya menjadi ajaran, tetapi juga norma
yang diharapkan menjadi dasar berpikir dan bertindak bagi setiap individu.
2) Moralitas Sosial
Nilai-nilai Pancasila membentuk landasan moralitas sosial. Persatuan Indonesia, salah satu
sila Pancasila, mendorong kesatuan dalam keberagaman dan mengajarkan pentingnya saling
menghormati. Ini menciptakan landasan bagi norma sosial yang mengarah pada
keseimbangan dan keharmonisan masyarakat.
3) Landasan Hukum Moral
Pancasila tidak hanya menjadi panduan moral tetapi juga menetapkan landasan hukum
moral. Prinsip-prinsip dalam Pancasila tercermin dalam konstitusi dan undang-undang,
menciptakan dasar hukum yang mencerminkan nilai-nilai moral seperti keadilan dan
kesejahteraan bersama.
4) Keberlanjutan Budaya Moral
Pancasila, diajarkan dalam pendidikan, memberikan keberlanjutan bagi budaya moral
Indonesia. Dengan demikian, nilai-nilai tersebut diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya, menciptakan kontinuitas dalam pembentukan karakter dan perilaku moral.
5) Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila bukan sekadar norma dan moral, melainkan pandangan hidup bangsa. Nilai-nilai
seperti cinta tanah air, keadilan sosial, dan persatuan menjadi integral dalam cara pandang
dan sikap masyarakat Indonesia terhadap kehidupan sehari-hari.

5
6) Penentu Kualitas Kepemimpinan
Pancasila menciptakan standar moral untuk pemimpin. Pemimpin diharapkan
mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam keputusan dan tindakan mereka, menciptakan
kepemimpinan yang bermoral dan bertanggung jawab.
7) Pilar Pembangunan Karakter
Pancasila menjadi pilar pembangunan karakter bangsa. Dengan memahami dan menerapkan
nilai-nilai Pancasila, masyarakat diharapkan mampu membentuk karakter yang kuat, adil,
dan bermartabat.
Dalam keseluruhan, peran Pancasila bukan hanya sebagai seperangkat norma dan moral,
melainkan sebagai pemandu hidup yang membentuk karakter, norma, dan moralitas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.

II.5 Faktor Penghambat Implementasi Nilai - Nilai Pancasila


Faktor-faktor penghambat implementasi nilai-nilai Pancasila di Indonesia sangat
kompleks dan melibatkan berbagai aspek dalam masyarakat. Berikut adalah penjelasan secara
rinci mengenai beberapa faktor utama yang menghambat implementasi nilai-nilai Pancasila:
1) Kurangnya Pemahaman
Salah satu faktor utama adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai
Pancasila. Pendidikan yang kurang efektif dan kesadaran yang rendah terhadap filosofi dan
makna sebenarnya dari setiap sila Pancasila dapat menghambat implementasi yang efektif.
2) Tingginya Tingkat Korupsi
Korupsi menjadi faktor penghambat serius dalam implementasi nilai-nilai Pancasila. Praktek
korupsi merusak prinsip-prinsip moralitas dan keadilan yang diamanatkan oleh Pancasila,
sehingga menghambat tercapainya tujuan kesejahteraan bersama dan persatuan.
3) Polarisasi Politik
Adanya polarisasi politik yang tinggi dapat menghambat implementasi nilai-nilai Pancasila
yang menekankan permusyawaratan dan perwakilan. Politik yang terfokus pada kepentingan
kelompok tertentu dapat merugikan semangat kesatuan dan persatuan yang diadvokasi oleh
Pancasila.
4) Globalisasi dan Pengaruh Budaya Asing
Globalisasi dan arus budaya asing dapat menghambat implementasi nilai-nilai Pancasila
karena adanya pengaruh nilai dan norma yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Hal
ini dapat merubah pola pikir dan perilaku masyarakat.
5) Ketidaksetaraan Ekonomi
Ketidaksetaraan ekonomi yang tinggi dapat menciptakan ketidakpuasan dan ketidakadilan
dalam masyarakat. Kesenjangan ekonomi yang besar bertentangan dengan prinsip keadilan
sosial yang dianut oleh Pancasila dan dapat menjadi penghambat implementasi nilai-nilai
tersebut.
6) Krisis Moral dan Etika
Krisis moral dan etika, seperti penurunan integritas dan moralitas dalam masyarakat, dapat
menghambat implementasi nilai-nilai Pancasila. Kehilangan nilai-nilai moral dapat
memengaruhi norma-norma sosial dan mengancam implementasi yang berarti
7) Kurangnya Kesadaran Akan Kepentingan Bersama
Kurangnya kesadaran akan kepentingan bersama dan semangat gotong royong dapat
menghambat implementasi nilai-nilai Pancasila yang menekankan kerjasama dan
kebersamaan dalam mencapai kesejahteraan bersama.
8) Konflik Sosial dan Kekerasan
Konflik sosial dan kekerasan, baik yang bersifat etnis, agama, atau politik, dapat
menghambat implementasi nilai-nilai persatuan dan keadilan yang dianut oleh Pancasila.

6
9) Kurangnya Peran Aktif Masyarakat
Kurangnya peran aktif masyarakat dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari dapat menjadi hambatan. Masyarakat yang pasif atau tidak terlibat
secara aktif dapat mengurangi dampak positif dari implementasi nilai-nilai Pancasila.
10) Kondisi Konstitusional dan Hukum yang Lemah
Kelemahan dalam sistem konstitusional dan hukum dapat menghambat penegakan nilai-nilai
Pancasila. Perlindungan hukum yang tidak memadai dapat merugikan implementasi nilai-
nilai tersebut.
Penting untuk memahami dan mengatasi faktor-faktor penghambat ini secara holistik
melalui pendekatan pendidikan, sosial, ekonomi, dan politik untuk meningkatkan pemahaman
dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia

II.6 Rekomendasi Dan Solusi Untuk Mengatasi Faktor Penghambat Dan Meningkatkan
Implementasi Nilai -Nilai Pancasila
Untuk mengatasi faktor penghambat dan meningkatkan implementasi nilai-nilai
Pancasila di Indonesia, berikut adalah beberapa rekomendasi dan solusi:
1) Penguatan Pendidikan Pancasila
Rancang kurikulum yang menekankan pendekatan praktis dan aplikatif, mengintegrasikan
materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Tambahkan elemen pengajaran berbasis
pengalaman untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa.
2) Kampanye Kesadaran Masyarakat
Gelar kampanye melalui media massa, termasuk televisi, radio, dan media sosial. Gunakan
narasi dan konten yang mudah dipahami dan relevan dengan kehidupan masyarakat.
Libatkan tokoh masyarakat, selebriti, dan pemuka agama sebagai juru kampanye.
3) Pengembangan Materi Pembelajaran Inovatif
Buat aplikasi pembelajaran berbasis teknologi untuk menyampaikan nilai-nilai Pancasila
dengan cara yang menarik. Libatkan para ahli dan praktisi dalam pengembangan materi
untuk memastikan keakuratan dan ketepatan dalam menyampaikan pesan.
4) Pelibatan Aktif Pemuda
Bentuk organisasi pemuda dengan tujuan mempromosikan nilai-nilai Pancasila. Berikan
dukungan finansial dan pelatihan kepemimpinan untuk membantu pemuda dalam
mengembangkan inisiatif mereka sendiri.
5) Penguatan Lembaga Pendidikan Keagamaan
Adakan dialog antara lembaga pendidikan keagamaan dengan pemerintah untuk
menyelaraskan nilai-nilai Pancasila dengan ajaran agama. Tawarkan insentif dan bantuan
untuk memperbarui kurikulum dan melibatkan komunitas keagamaan dalam pengajaran.
6) Penegakan Hukum yang Tegas
Tingkatkan kapasitas lembaga penegak hukum dalam menangani kasus korupsi dan
pelanggaran moral lainnya. Perkuat kerja sama antara lembaga penegak hukum, kejaksaan,
dan pengadilan untuk memastikan penegakan hukum yang efektif.
7) Kolaborasi dengan Pihak Swasta dan LSM
Bentuk kemitraan strategis dengan perusahaan swasta untuk mendukung program-program
implementasi nilai-nilai Pancasila. Libatkan LSM dalam pemantauan dan evaluasi agar
kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan.
8) Program Kreativitas Seni dan Budaya
Galakkan pengembangan program seni dan budaya yang menyoroti nilai-nilai Pancasila.
Sediakan dana dan dukungan untuk festival seni, pameran budaya, dan produksi karya seni
yang mencerminkan semangat persatuan dan keberagaman.
9) Pemberdayaan Perempuan
Fasilitasi program pelatihan dan pendidikan untuk memberdayakan perempuan. Dorong
keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dan kegiatan sosial yang dapat
mempromosikan nilai-nilai Pancasila.
7
10) Peningkatan Akses Informasi
Kembangkan platform online yang menyediakan materi edukatif dan forum diskusi
mengenai Pancasila. Gunakan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan informasi dan
merangsang diskusi publik.

8
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki nilai-nilai dasar yang mencakup ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Meskipun memiliki posisi yang jelas sebagai
dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi nasional, pemahaman dan implementasi nilai-nilai
Pancasila di masyarakat belum sepenuhnya optimal.
Dari rumusan masalah, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia masih
menghadapi tantangan dalam memahami nilai-nilai Pancasila dan mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya pemahaman, tingginya tingkat korupsi, polarisasi
politik, pengaruh budaya asing, ketidaksetaraan ekonomi, krisis moral, dan faktor-faktor lainnya
menjadi penghambat utama dalam mencapai implementasi yang efektif.
Dalam konteks ini, peran Pancasila sangat penting dalam menentukan norma dan moral
di Indonesia. Pancasila memberikan pedoman etika, moralitas sosial, landasan hukum moral,
keberlanjutan budaya moral, pandangan hidup bangsa, penentu kualitas kepemimpinan, dan
menjadi pilar pembangunan karakter. Namun, tantangan penghambat memerlukan upaya konkret
untuk meningkatkan implementasi nilai-nilai Pancasila.
Rekomendasi dan solusi yang diajukan mencakup penguatan pendidikan Pancasila
dengan pendekatan praktis, kampanye kesadaran masyarakat melalui media massa,
pengembangan materi pembelajaran inovatif, pelibatan aktif pemuda, penguatan lembaga
pendidikan keagamaan, penegakan hukum yang tegas, kolaborasi dengan pihak swasta dan LSM,
serta program kreativitas seni dan budaya.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan masyarakat Indonesia dapat lebih
memahami, menghayati, dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga terwujud masyarakat yang bermoral, berbudaya, dan berkeadilan sesuai
dengan falsafah dan ideologi negara.

III.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka diperoleh saran
sebagai berikut adalah :
1) Perjelas konsep-konsep utama yang kompleks dengan memberikan definisi yang lebih rinci
dan contoh konkret.
2) Beri lebih banyak contoh kasus atau studi untuk mendukung argumen dan memperkuat
relevansi konsep-konsep Pancasila
3) Luaskan penjelasan pada poin-poin kunci, terutama yang berkaitan dengan implementasi
nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan serta jelaskan dampaknya secara
mendalam.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ardhani, M. Della, Utaminingsih, I., dkk. (t.t.). IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI. diambil dari https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/gk/article/download/16167/8109.
Azzahra, P. (t.t.). "IMLEMENTASI NILAI PANCASILA DALAM PEMAHAMAN MAHASISWA (Implementation of
pancasila values in student)". diambil dari https://osf.io/c2rqj/download#:~:text=Pemahaman%20nilai%2Dnilai
%20Pancasila%20merupakan,hidup%20bermasyarakat%2C%20berbangsa%20dan%20bernegara.
Nurafifah, W., dan Dewi, D. A. 2021. "Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa,
dan Bernegara". De Cive : Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 1(4), 98–104.
https://doi.org/10.56393/decive.v1i4.227.
Rahman, A. 2018. "NILAI PANCASILA KONDISI DAN IMPLEMENTASINYA DALAM MASYARAKAT
GLOBAL", 3(1). diambil dari https://www.neliti.com/id/publications/330230/nilai-pancasila-kondisi-dan-
implementasinya-dalam-masyarakat-global.

10

Anda mungkin juga menyukai