Anda di halaman 1dari 2

C.

Hubungan Negara dengan Warga negara dan Penduduk


1. Siapa warga negara
Pasal 26 ayat 2 dengan tegas menyatakan bahwa yang menjadi warga negara adalah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain, misalnya peranakan
Belanda, Tinghoa, Arab yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai
tanah airnya dan bersikap setia kepada negara RI yang disahkan dengan UU sebagai warga
negara.

Syarat-syarat menjadi warga negara juga harus ditentukan dengan UU (pasal 26 ayat 2) :
1) UU no. 62 tahun 1958 tentang Kewarganegara
2) UU no. 3 tahun 1976 tentang Perubahan atas Kewarganegaraan
3) UU no. 14 tahun 1959 tentang Paspor.

2. Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan


Negara RI menganut asas bahwa setiap warga negara mempunyai kedudukan yang
sama di hadapan hukum dan Pemerintah sebagai konsekuensi prinsip kedaulatan rakyat
yang bersifat kerakyatan.
Pasal 27 ayat 1 menyatakan kesamaan kedudukan warga negara di dalam hukum dan
pemerintahan, serta berkewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada
kecualinya. Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan tidak
ada diskriminasi antara warga negara.

Namun, satu-satunya pengecualian dari prinsip pokok yang dianut oleh UUD 1945 adalah
ketentuan bahwa untuk menjadi presiden, haruslah orang Indonesia asli. Begitu juga
mengenai ketetapan MPR No. III/MPR/1973 yang mengharuskan calon Wakil Presiden harus
orang Indonesia asli.

3. Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak


Hak ini dijelaskan pada pasal 27 ayat 2 yang memancarkan asas keadilan sosial dan
kerakyatan.

4. Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul


Pasal 28 menetapkan hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya yang akan diatur
dengan UU. Pasal in mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokratis.
Sebagai pelaksanaan, pasal ini terdapat di dalam :
a. UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik
b. UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum
c. UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPRD.

5. Kemerdekaan Memeluk Agama


Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 menyatakan: "Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa". Selanjutuya dalam penjelasan dinyatakan bahwa ayat in menyatakan
kepercayaan bangsa Indoncsia terhadan Tuhan Yang Maha Esa.
Pasal 29 ayat 2 menyatakan : "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya".
Kebebasan agama merupakan salah satu hak yang paling asasi di antara hak-hak asasi
manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber pada martabat manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan.

6. Hak dan Kewajiban Pembelaan Negara


Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 menyatakan hak dan kewajiban setiap warga negara ikut
serta dalam usaha bela negara dan ayat 2 menyatakan pengaturannya.

7. Hak mendapatkan Pengajaran


Sesuai dengan tujuan RI yang tercantum dalam Alinea ke-4 pembukaan UUD 1945.
Maka, pasal 31 ayat 1 menetapkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran. Sistem pengajaran nasional diatur dengan UU pasal 31 ayat 2.

8. Kebudayaan Nasional Indonesia


Pasal 32 menetapkan agar pemerintah memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia.
Salah satu unsur budaya yang penting yang ditunjukkan dalam Penjelasan UUD (Pasal 36)
adalah Bahasa Daerah, yang akan tetap dihormati dan dipelihara oleh Negara.

9. Kesejahteraan Sosial
Pasal 33 dan 34 UUD 1945 mengatur kesejahteraan sosial.
Pasal 33 yang terdiri 3 ayat menyatakan :
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
c. Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal 33 ini merupakan pasal yang penting dan esensial, karena menyangkut
pelaksanaan demokrasi ekonomi dan keadilan sosial. Semangat mewujudkan
keadilan sosial terpancar pula di dalam pasal 34 yang mengatur bahwa fakir miskin
dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.

Anda mungkin juga menyukai