Anda di halaman 1dari 16

Linear Algebra

Topic 1 : Sistem Persamaan Linear

Topic 2 : Determinan Matriks

Topic 3 : Invers Matriks

● Topic 1 : Sistem Persamaan Linear


Persamaan Linear adalah persamaan yang memiliki variabel yang berpangkat satu dan
tidak terjadi perkalian antar variabel.

Sebagai contoh, 2x + 5y = 10 adalah persamaan linear karena variabel x dan y tidak


saling menkalikan satu sama lain. Sedangkan 2xy + 3x + 5y = 15 bukanlah sebuah
persamaan linear karena terjadi perkalian antara variabel x dan y, yang hasilnya adalah
xy.

Sistem persamaan linear adalah kumpulan dari beberapa persamaan linear yang
memiliki
variabel yang sama. Terdapat dua jenis sistem persamaan linear, yaitu konsisten dan
tidak konsisten. Sebuah sistem persamaan linear disebut konsisten jika memiliki
sedikitnya satu solusi, sedangkan sistem persamaan linear yang tidak mempunyai
solusi disebut tak konsisten.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan solusi Sistem Persamaan
Linear adalah:

1. Aturan Cramer
Memiliki syarat yaitu determinan matrix memiliki koefisien ≠ 0.

Contoh Soal:
2x1 + x2 - x3 = 3
x1 + x2 + x3 = 1
x1 - 2x2 - 3x3 = 4

Jawaban:
Ubah persamaan menjadi sebuah matrix terlebih dahulu seperti berikut:

Lalu jabarkan matrix seperti berikut untuk menentukan determinan dari A atau |A|:

Lakukanlah perkalian silang dari kiri ke kanan, lalu lakukan perkalian silang dari kanan
ke kiri dan kurangi hasil dari kedua perkalian silang, maka akan didapatkan hasil
sebagai berikut:
|A| = {(2)(1)(-3) + (1)(1)(1) + (-1)(1)(-2)} - {(-1)(1)(1) + (2)(1)(-2) + (1)(1)(-3)}
|A| = –3 + 8
|A| = 5
Koefisien matriks adalah 5 dan 5 ≠ 0, yang berarti syarat telah terpenuhi.
Tahap selanjutnya adalah mencari nilai dari |A1|, |A2|, dan |A3| yang digunakan untuk
mendapatkan nilai dari X1, X2, dan X3.

Cara yang digunakan untuk mencari nilai dari |A1|, |A2|, dan |A3| sama seperti cara
untuk mencari nilai dari |A| diatas.

|A1| = {(3)(1)(-3) + (1)(1)(4) + (-1)(1)(-2)} - {(-1)(1)(4) + (3)(1)(-2) + (1)(1)(-3)}


|A1| = 10

|A2| = {(2)(1)(-3) + (3)(1)(1) + (-1)(1)(4)} - {(-1)(1)(1) + (2)(1)(4) + (3)(1)(-3)}


|A2| = -5
|A3| = {(2)(1)(4) + (1)(1)(1) + (3)(1)(-2)} - {(3)(1)(1) + (2)(1)(-2) + (1)(1)(4)}
|A3| = 0

Setelah mendapatkan nilai dari |A1|, |A2|, dan |A3|, tahap terakhir adalah mencari nilai
dari X1, X2, dan X3 sebagai solusi.

2. Eliminasi Gauss
Mencari solusi dengan mengubah matriks menjadi matriks segitiga atas atau matriks
segitiga bawah.

Contoh Soal:
2x1 + x2 - x3 = 3
x1 + x2 + x3 = 1
x1 - 2x2 - 3x3 = 4

Jawaban:
Sama seperti aturan cramer, ubahlah persamaan menjadi bentuk matriks terlebih
dahulu, tetapi kali ini dalam bentuk AX = B, dimana B adalah ruas kanan dari
persamaan diatas.
Lalu, persamaan matriks akan diubah menjadi matriks segitiga atas atau bawah dengan
menggunakan OBE (Operasi Baris Elementer), pada contoh ini matriks akan diubah
menjadi matriks segitiga bawah.

Tukar B1 dengan B2

B2 = B2 - 2B1
B3 = B3 - B1

B3 = B3 - 3B2

Setelah matriks telah menjadi bentuk matriks segitiga bawah atau atas, nilai dari X1, X2,
dan X3 dapat dicari dengan cara substitusi.
5X3 = 0
X3 = 0

-X2 - 3X3 = 1
-X2 - 3(0) = 1
X2 = -1

X1 + X2 + X3 = 1
X1 + (-1) + (0) = 1
X1 = 2
3. Eliminasi Gauss-Jordan
Cara yang merupakan lanjutan dari eliminasi Gauss, matriks diubah menjadi bentuk
matriks identitas, sehingga nilai dari X1, X2, dan X3 dapat ditemukan secara langsung.

Contoh Soal:
2x1 + x2 - x3 = 3
x1 + x2 + x3 = 1
x1 - 2x2 - 3x3 = 4
Jawaban (melanjutkan dari tahap terakhir jawaban soal eliminasi Gauss):

B2 = -B2 (Baris kedua dikali negatif 1)


B3 = B3 / 5

B1 = B1 - B2

B1 = B1 + 2B3
B2 = B2 - 3B3

X1 = 2
X2 = -1
X3 = 0
4. Invers Matriks
Cara menyelesaikan sistem persamaan linear dengan mengubah bentuk matriks
menjadi bentuk invers, jika persamaan matriks adalah AX = B, maka bentuk invers dari
persamaan matriks tersebut adalah X = A -1B.

Contoh Soal:

2x + 5y = 100
x + 2y = 20

Jawaban:

Ubah persamaan menjadi bentuk matriks AX = B terlebih dahulu.

Lalu, ubah bentuk matriks tersebut menjadi bentuk invers, yaitu X = A -1B.

x = -100
y = 60
● Topic 2 : Determinan Matriks
Determinan matriks dinotasikan dengan menggunakan garis lurus di awal dan akhir
variabel, contohnya adalah |A|.

1. Matriks Ordo Dua (2x2)


Misalnya terdapat sebuah matriks 2x2, yaitu sebagai berikut:

Maka, rumus determinan dari matriks tersebut adalah |A| = ad - bc.

Contoh Soal:

Jawaban:
|A| = (5)(-2) - (7)(1)
|A| = -10 - 7
|A| = -17

Determinan matriks memiliki beberapa sifat-sifat, diantaranya adalah:


1. Jika salah satu baris atau kolom dikalikan oleh sebuah bilangan, maka nilai
determinan juga akan dikalikan dengan bilangan tersebut.

Contoh Soal:

|A| = (5)(-2) - (7)(1)


|A| = -10 - 7
|A| = -17
Jika baris pertama dikalikan 2, maka:

|A| = (10)(-2) - (14)(1)


|A| = -20 - 14
|A| = -34

2. Setiap terjadi pertukaran baris atau kolom, maka nilai determinannya akan
dikalikan dengan (-).

Contoh Soal:

|A| = (5)(-2) - (7)(1)


|A| = -10 - 7
|A| = -17

Jika baris pertama ditukar dengan baris kedua, maka:

|A| = (1)(7) - (-2)(5)


|A| = 7 + 10
|A| = 17

3. Apabila dalam satu baris atau kolom memiliki seluruh elemen bernilai 0, maka
nilai determinannya akan 0.
Contoh Soal:

|A| = (0)(7) - (-2)(0)


|A| = 0 - 0
|A| = 0

4. Nilai determinan tidak akan berubah apabila salah satu baris atau kolomnya
ditambah dengan perkalian suatu bilangan dengan baris atau kolom lainnya.

Contoh Soal:

|A| = (5)(-2) - (7)(1)


|A| = -10 - 7
|A| = -17

Misal:
B1 = B1 + 3B2

Maka:
|A| = (8)(-2) - (1)(1)
|A| = -16 - 1
|A| = -17
2. Matriks Ordo Tiga (3x3)
Determinan dari matriks 3x3 dapat ditentukan menggunakan aturan Sarrus (Cara yang
digunakan untuk menentukan determinan pada contoh soal aturan Cramer diatas).

Misalkan terdapat sebuah matriks sebagai berikut:

Maka rumus determinannya adalah:

|A| = {(a11)(a22)(a33) + (a12)(a23)(a31) + (a13)(a21)(a32)} - {(a13)(a22)(a31) + (a11)(a23)(a32) +


(a12)(a21)(a33)}

Contoh Soal:

Jawaban:

|A| = {(3)(1)(1) + (-2)(4)(-4) + (5)(2)(3)} - {(5)(1)(-4) + (3)(4)(3) + (-2)(2)(1)}


|A| = 65 - 12
|A| = 53
3. Matriks Ordo Empat dan selanjutnya
Untuk mencari determinan dari matriks ordo empat dan selanjutnya, ada
beberapa cara yaitu :

● OBE (Operasi Baris Elementer)


Untuk mencari determinan pada matriks ordo empat dan selanjutnya, dapat
dilakukan dengan cara mengubah matriks menjadi matriks segitiga atas atau
segitiga bawah, lalu mengalikan seluruh elemen diagonal utamanya.

- Contoh Soal
Hitunglah determinan dari matriks ordo empat berikut !

Jawab :
● Menggunakan Ekspansi Lapace atau Kofaktor
Dalam menggunakan Ekspansi Lapace untuk mencari determinan pada matriks
ordo empat dan selanjutnya, pertama kita dapat menerapkan rumus pada kolom
yang memiliki elemen yang paling kecil.

Rumus :

- Contoh Soal
Hitunglah determinan dari matriks ordo empat berikut dengan
menggunakan Ekspansi Lapace !

Jawab :
Jika diperhatikan, kolom 3 merupakan kolom yang memiliki elemen paling
kecil, maka :
● Topic 3 : Invers Matriks

Invers matriks adalah sebuah kebalikan (invers) dari kedua matriks. Apabila matriks
tersebut dikalikan akan menghasilkan matriks persegi (AB = BA = |).

Berikut adalah beberapa cara untuk mencari invers matriks, yaitu :

1. OBE (Operasi Baris Elementer)

Rumus : [A|I]OBE → [I|A−1]

Contoh soal :

Tentukan invers matriks dari matriks ordo 3 x 3 berikut :

Jawab :
Jadi, invers dari matriks tersebut adalah :

2. Kofaktor

Rumus : A -1 = 1/|A| adjoint A

Contoh Soal :

Carilah Invers dari matriks ordo 3 x 3 berikut dengan menggunakan Kofaktor !

Jawab :

● Tentukan determinan dari matriks A


|A| = {(−1)(2)(2) + (0)(0)(−1) + (1)(1)(3)} − {(1)(2)(−1) + (−1)(0)(3) + (0)(1)(2)} = 1

● Tentukan Kofaktor matriks A

● Lalu tentukan adjoint matriks A

● Tentukan Invers matriks dengan rumus

- good luck belajarnyaa!! 😆👍 -

Anda mungkin juga menyukai