Anda di halaman 1dari 23

Psikologi Keluarga A-6

Parenting
Remaja
Kelompok 4
1. Putri Alya Karina - 195120300111001
2. Litara Fathin Asyifa - 195120300111042
3. Naura Thabina Nastiti - 195120300111048
4. Woro Nauraningrum Enindari - 19520307111042
5. Mario Johansjah - 195120300111053
6. Nayla - 195120301111036
7. Annisa Amalia Putri Pratama - 195120307111013
Contents
1. Introduction

2. Sources of Perturbation

3. Changes in Child's Social Context

4. The Adolescent's Parent

5. Features of The New Parent-Child Equilibrium

6. Developmental Changes in The Parent-Adolescent

Relationship & Individual Differences

7. Parenting and Adolescent Adjustment


Introduction
Dengan bertumbuhnya anak menjadi remaja dari
anak anak tentunya menjadi tantangan tersendiri
bagi orang tua yang berperan dalam mengasuhnya.
Seperti pada penelitian oleh Halimah (2009),
dimana para orang tua yang memiliki anak usia
remaja merasa sangat kerepotan, memakan banyak
waktu, serta kerap merasa tidak nyaman.

Penyebab utama dari permasalahan yang dialami


orang tua tersebut adalah karena kurangnya
pengetahuan orang tua mengenai bagaimana cara
mengasuh anak yang kemudian berdampak pula pada
hubungan mereka dengan sang anak. (Sanders,
1999)
Sources of 01 Perkembangan pada Usia Remaja

Perturbation in
the Family at 02
Perubahan dalam Konteks Sosial
Remaja

Adolescent
01 Perkembangan Pada Usia Remaja
Pubertas
Umumnya terjadi pada usia 9-13 tahun
Ciri-ciri: perubahan pada tinggi dan bentuk tubuh, mulai berkembangnya ciri seksual primer dan sekunder
Pada masa pubertas, terjadi gejolak hormon -> mengalami perubahan emosi yang cepat
Perubahan fisik dan emosi pada remaja menyebabkan hubungan dgn orang tua menjadi renggang

Perubahan Kognitif
Remaja mulai mampu berpikir abstrak dan analitis
Muncul keinginan untuk berpendapat dan mengambil keputusan
Cenderung tidak mematuhi aturan orang tua -> mempertanyakan aturan dan perintah yang diberikan orang tua
Contoh: anak diminta untuk menyapu kamar oleh orang tuanya -> anak berkata “kan ini kamar saya, kenapa
ibu dan ayah merasa terganggu?”
Orang tua yang belum siap menghadapi perubahan pola berpikir remaja akan mengalami konflik dan
menganggap anaknya membangkang
01 Perkembangan Pada Usia Remaja
Perubahan Identitas Diri

Muncul keinginan untuk mencari jati diri


Ingin mengetahui siapa diri mereka, bagaimana jati diri mereka membuat mereka menjadi unik
Remaja menjadi lebih mandiri, memiliki tanggung jawab lebih, dan merasa ingin dilihat sebagai orang
dewasa
Orang tua belum siap dengan perubahan pada individu remaja -> mengalami konflik dgn remaja

Perubahan Sosial
Remaja cenderung menghabiskan waktu bersama teman sebaya
Teman sebaya -> role model, memberi pengaruh terhadap remaja
Dampak positif teman sebaya -> melakukan kegiatan positif, lebih berprestasi, dll.
Dampak negatif teman sebaya -> pergaulan bebas; merokok, meminum alkohol, tawuran, dll.
Tantangan orang tua dlm pengasuhan remaja: bagaimana mengawasi pergaulan anaknya dengan teman sebaya
02 Perubahan dalam Konteks Sosial Remaja

Meningkatnya Waktu Senggang


diluar Pengawasan Orang Tua
Remaja memiliki banyak waktu senggang di luar pengawasan orang tua
Selain kegiatan akademik dan ekstrakurikuler, remaja melakukan
aktivitas di luar pengawasan orang tua, seperti bermain bersama
teman sebaya
Mobilisasi lebih mudah -> dpt menaiki kendaraan umum tanpa orang
tua atau mengendarai kendaraan sendiri (bagi yg sudah memiliki SIM)
Tantangan bagi orang tua: bagaimana cara mengawasi kegiatan sehari-
hari remaja tanpa mengekang dan memberi terlalu banyak batasan
Sebuah penelitian menemukan bahwa remaja yang memiliki adaptasi
yang baik cenderung memiliki orang tua yang mengetahui dengan siapa
mereka bergaul dan aktivitas apa saja yang sering dilakukan.
(Herstein, 2005)
02 Perubahan dalam Konteks Sosial Remaja

Ekspektasi Terhadap
Kemandirian Remaja di Sekolah

Remaja di bangku SMP/SMA memiliki tuntutan untuk manajemen diri


yang baik
SD -> ada komunikasi antara guru dengan ortu, segala informasi
akademik disampaikan oleh guru
SMP/SMA -> tidak ada/sedikit komunikasi antara guru dgn ortu,
segala informasi akademik disampaikan oleh anak kpd ortu
Bagaimana cara orang tua memantau perkembangan akademik anak agar
prestasinya tetap konsisten
02 Perubahan dalam Konteks Sosial Remaja

Meningkatnya Akses Menuju


Media Massa
Remaja menghabiskan banyak waktu di media massa (televisi, film,
musik, sosial media, dll)
Memiliki kebebasan dalam mengakses media massa -> batasan usia
untuk memiliki akun sosial media, memiliki akses internet pada
gadget pribadi, dll.
Dampak negatif media massa: banyak konten beredar yang tidak
pantas dilihat oleh anak di bawah umur
Changes in Child's Social
Context
Terdapat redefinisi sosial individu, dimana beberapa ahli
teori berpendapat bahwa sifat remaja jauh lebih dipengaruhi
oleh cara masyarakat mendefinisikan peran ekonomi dan
sosial kaum muda daripada oleh perubahan biologis atau
kognitif pada periode tersebut. Akibatnya, remaja di
masyarakat industri Barat mengalami pelonggaran pembatasan,
juga peningkatan otonomi dan kesempatan di sejumlah bidang.
Remaja mungkin menyambut kebebasan yang baru ditemukan ini,
tetapi orang tua mungkin menganggap transisi sosial semacam
itu sebagai tantangan bagi kemampuan mereka untuk memantau
dan mengendalikan perilaku, pengaruh, dan aktivitas dalam
kehidupan remaja mereka.

Peningkatan waktu tanpa pengawasan


Meningkatnya harapan akan otonomi di sekolah
Peningkatan eksposur ke media massa yang dipilih sendiri
The Adolescent's Parents
Orang tua dari seorang remaja sering dihadapkan pada
serangkaian perubahan perkembangan pribadi yang
dapat membuat tugas mengasuh seorang remaja menjadi
sangat menantang. Orang dewasa di usia paruh baya
mungkin merasakan peningkatan kekhawatiran tentang
penampilan fisik atau pilihan hidup mereka. Isu-isu
ini terutama menonjol dalam menghadapi peluang
remaja mereka yang mulai tumbuh dan pematangan fisik
dan seksual. Selain itu, pertengkaran orang tua-
remaja karena masalah duniawi, serta deidealisasi
orang tua, dapat berdampak buruk pada kesehatan
mental orang tua. Periode di mana seorang anak
memasuki masa remaja ditandai sebagai titik rendah
dalam kepuasan hidup orang tua, dan tampaknya sangat
sulit bagi orang tua dengan jenis kelamin yang sama
dengan remaja mereka.
The Adolescent's Parents
bagi remaja, fase dalam siklus kehidupan keluarga
ini adalah masa dengan cakrawala yang tak terbatas
sementara bagi orang tua mereka, ini adalah saat
untuk menerima pilihan yang dibuat ketika mereka
masih muda. Tumpang tindih krisis ini kemungkinan
akan berdampak pada kehidupan keluarga, sekali lagi
berpotensi mengganggu keseimbangan interpersonal
yang terbentuk pada masa kanak-kanak tengah (Hamill,
1994; Steinberg dan Steinberg, 1994).
Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan mental orang tua selama masa remaja ini
penting, karena penelitian menunjukkan bahwa orang
tua yang tertekan secara emosional (misalnya,
depresi, cemas, meragukan diri sendiri) merasa dan
kurang efektif sebagai orang tua (Gondoli dan
Silverberg, 1997).
Parent-child 01
Detachment and Pyschoanalytic
Theory (Freud, 1958)

Equilibrium pada
remaja Melalui 02
Individuation & Neoanalytic
Theory

Sudut Pandang
Perkembangan 03
Integrating Individuality and

Teori
Connectedness
01
Detachment and
Pyschoanalytic
Theory (Freud, 1958)
Tugas perkembangan pada masa remaja yang sehat adalah untuk
“menjauh” dari orang tuanya.

Dettachment pada remaja mengakhiri masa latensi/pra-remaja.

Konflik antara orang tua dan remaja dipandang sebagai


sesuatu yang normatif.

Keharmonisan yang stabil antara orang tua dan remaja


dipandang sebagai penghalang perkembangan intrapsikis remaja
yang akan menyebabkan sifat kekanak-kanakan.

Equilibrium → Remaja menjadi pemarah, suka menentang, dan


tidak dapat diprediksi
02
Individuation &
Neoanalytic Theory
Individuation →memisahkan diri secara psikologis
dari orang tuanya yang bersifat gradual dan
progresif.

Perspektif neoanalitik memandang sikap rebelious pada


remaja sebagai proses emansipasi emosi dan perilaku.

Individuasi yang berhasil tidak harus disertai dengan


konflik secara terang-terangan dengan orang tua.

Equilibrium → melibatkan remaja yang lebih


"terpisah" yang telah menolak orang tuanya secara
kognitif atau intrapsikis
03

Integrating Individuality
and Connectedness
Equilibrium→ remaja yang bertanggung jawab, mandiri,
kompeten serta orang tua yang secara gradual memberikan
kebebasan pada remaja.

Konflik bukan satu-satunya cara untuk mencapai


equilibrium

Orang tua merupakan partisipan aktif yang dapat


memfasilitasi perkembangan emosional yang sehat untuk
remaja.

Remaja yang diberikan kebebasan serta diizinkan untuk


menyatakan pendapat dalam keluarga yang berpandangan
terbuka akan memiliki self-esteem serta coping mechanism
yang baik.
Developmental Changes
in the Parent-Adolescent
Relationship & Individual
Differences
Perubahan perkembangan hubungan orangtua-anak biasa dikaitkan
dengan proses pematangan biologis & kognitif mereka.

Perubahan hormon berhubungan dengan pubertas pada masa remaja


mengakibatkan remaja mulai merasa ingin terlepas dari
orangtua dan dapat mengambil keputusannya sendiri sehingga
sering mengakibatkan konflik dengan orangtua.

Perkembangan biologis dan kognitif ini mengakibatkan


penyesuaian kembali mengenai peran antara orangtua dan remaja
dimana remaja melewati fase dari hubungan vertikal orangtua-
remaja menuju hubungan horizontal orangtua-remaja.
Developmental Changes in the
Parent-Adolescent
Relationship & Individual
Differences
Akibat hubungan horizontal ini akan lebih sering menimbulkan konflik
karena perbedaan pendapat orang tua dan remaja mengenai perilaku yang
sesuai. Hubungan orangtua-remaja yang memiliki terlalu banyak konflik
dapat mempengaruhi perkembangan psikososial dan remaja akan lebih
banyak memiliki masalah internal, eksternal, dan kesulitan penyesuaian
diri.

Namun dibalik itu semua, konflik ini sebenarnya baik untuk menentukan
kembali otoritas orangtua dengan kebutuhan anak remajanya. Hal ini
dinilai dapat membantu anak remaja untuk lebih mandiri serta untuk
memperbaiki kembali hubungan orangtua-remaja sehingga dapat mengurangi
konflik yang terjadi dan kembali membangun kedekatan. Jadi konflik ini
memainkan peran penting mengenai kualitas hubungan orangtua-anak.
Developmental Changes in the
Parent-Adolescent
Relationship & Individual
Differences
Perubahan hubungan orangtua-remaja dan konflik yang terjadi bergantung
pada hubungan orangtua-anak ketika mereka belum memasuki masa remaja.
Orangtua yang memiliki relasi yang baik dengan anak mereka cenderung
memiliki sedikit kesulitan dan sebaliknya bagi mereka yang memiliki
relasi buruk akan mengalami kesulitan yang lebih parah.

Menurut sebuah penelitian, remaja akan mulai mengalami konflik hubungan


dengan orangtua pada usia 12 tahun, kemudian akan meningkat pada usia
sekitar 16 tahun dan kembali menurun ketika menginjak usia 20 tahun.
Namun hubungan tiap orangtua-remaja berbeda-beda, bahkan banyak juga
yang tidak mengalami peningkatan konflik dan menurunnya kedekatan.

https://doi.org/10.1111/cdep.12278 (https://srcd.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/cdep.12278)
Parenting and Adolescent Adjustment
Individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha
mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak
tergantung pada orang tua merupakan ciri-ciri masa remaja awal
(12-15 tahun). Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap
bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat
dengan teman sebaya.

Keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membantu


proses penyesuaian diri remaja untuk dapat berinteraksi dengan
teman-teman di sekolah serta menjalin hubungan dengan orang-
orang dewasa di luar lingkungan rumah dan sekolah, yaitu
lingkungan masyarakat.

Remaja dapat menjadi lebih baik ketika keluarga mereka terlibat


dalam pengambilan keputusan bersama (di mana remaja memainkan
peran penting tetapi orang tua tetap terlibat dalam keputusan
akhir) daripada pengambilan keputusan sepihak oleh orang tua
atau remaja (Lamborn, Dornbusch, dan Steinberg, 1996).
Parenting and Adolescent Adjustment
Menurut Berns (2004) keluarga memiliki lima fungsi dasar, yaitu:
1. Reproduksi
2. Sosialisasi/edukasi
3. Penugasan peran sosial
4. Dukungan ekonomi
5. Dukungan emosi/pemeliharaan

Menurut Yusuf (2004) faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi


penyesuaian diri sebagai berikut:
a. Faktor keberfungsian keluarga
b. Pola hubungan orang tua dan anak antara lain: Overprotection,
permissiveness, Rejection, acceptance, domination, submission,
puntiveness/Overdiscipline
c. Faktor kelas sosial dan status ekonomi yaitu :
1. Kelas ke bawah (Lower Class)
2. Kelas menengah (Middle Class)
3. Kelas atas (Upper Class)
Parenting and Adolescent Adjustment

Setiap orang tua bertanggung jawab membimbing anak


kepada penyesuaian diri, agar anak dapat mencapai
kemandiriannya.

Hal itu sejalan dengan pernyataan dari Steinberg (2001)


yaitu
“Orang tua perlu mengetahui bagaimana itu remaja yang
sehat, dan menilai apakah anaknya berada pada lintasan
yang sehat, bagaimana memfasilitasi perkembangan
kesehatan anak mereka di masa remaja, dan bagaimana
mendapatkan bantuan ketika masalah muncul”.
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai