Anda di halaman 1dari 5

Vandalisme untuk Mengeskpresikan Pesan sebuah Kreativitas atau Kriminalitas?

RISMELTY MARDIUS
Jakarta, 16 / Januari / 2007

DAPIL DKI Jakarta II


SMA NEGERI 90 JAKARTA
mrismelty@gmail.com

LATAR BELAKANG
Sebagai manusia yang hidup pada zaman milenial ini, pasti akan mencari lingkungan
tempat tinggal yang dapat memberikan rasa nyaman dan aman. Hal itu dapat dirasakan jika
lingkungan tersebut memiliki karakteristik suasana yang bersih, indah, dan tertib. Oleh karena
itulah Tuhan yang Maha Esa telah memberikan kita alam yang indah serta nyaman sebagai
penunjang produktivitas kita sehari hari.
Namun, nyatanya banyak sekali pemuda yang memiliki kreativitas yang sangat tinggi
tetapi sering kali tidak memiliki wadah yang tepat untuk mengekspresikan hal tersebut.
Sehingga banyak di antara mereka mengekspresikan dalam tindakan negatif dan dapat
merugikan lingkungan sekitar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat yang takut
akan rusaknya lingkungan sekitar. Selain itu, hal ini juga menjadi tugas baru bagi pemerintah
dalam memberantas kenakalan remaja yang meresahkan ini.
Salah satu kenakalan remaja yang sedang marak terjadi adalah vandalisme. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), vandalisme ialah perbuatan merusak atau
menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga (keindahan alam dan sebagainya). Artinya
kegiatan ini adalah kegiatan perusakan milik orang lain yang dilakukan dengan tidak
bertanggung jawab dan memiliki kecenderungan terhadap nilai yang negatif. Dari pernyataan
tersebut dapat kita lihat bahwa kenakalan remaja ini, sangat merugikan bagi lingkungan
sekitarnya.
Hasil yang didapat ketika melakukan vandalisme hanyalah lingkungan yang kotor yang
tak enak untuk dipandang. Tentu saja dengan lingkungan seperti itu dapat menggangu
kenyamanan masyarakat sekitar. Pemerintah sendiri sudah aktif bergerak untuk memberantas
kenakalan remaja ini. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk mengatasi hal ini mulai dari

1
kampanye hingga membuat regulasi mengenai vandalisme. Namun nyatanya, masih banyak
remaja yang belum memahami dampak perbuatan tersebut bagi diri sendiri, keluarga,
masyarakat, maupun negara Indonesia.

PERMASALAHAN
Saat ini, banyak sekali anak muda yang menganggap bahwa vandalisme merupakan seni
yang bernilai harganya. Namun ternyata hal tersebut tidaklah benar vandalisme menimbulkan
kerugian sangat banyak sebagai salah satu contoh di negara maju seperti Amerika Serikat juga terjadi
vandalisme yang menimbulkan kerugian besar. Secara keseluruhan, akibat vandalisme 1990 di AS
merugikan negara senilai $600 juta dan setahun kemudian (1991) kerugian meningkat menjadi $1 miliar
(Arnold, 1996:11).
Remaja di Indonesia sendiri sering menganggap bahwa vandalisme bukanlah suatu
pelanggaran besar dan menganggap bahwa kenakalan remaja ini tidak membawa pengaruh buruk
bagi lingkungan sekitar. Namun jika kita perhatikan secara saksama banyak sekali aksi-aksi
vandalisme yang menimbulkan kerugian besar baik secara finansial maupun moral. Tak sedikit
juga hasil dari vandalisme ini adalah gambar-gambar yang tidak pantas untuk diperlihatkan dan
kalimat-kalimat provokasi yang dapat merusak kedamaian serta ketenteraman bermasyarakat.
Oleh karena itu pemerintah harus memberikan perhatian khusus terhadap kasus kenakalan
remaja ini.

2
PEMBAHASAN / ANALISIS
Vandalisme sedang marak di Indonesia, bahkan pelakunya tampak enggan untuk
meninggalkan tempat tersebut tanpa menghiasinya dengan karya mereka. Hal ini membuat
lingkungan di indonesia terlihat kumuh dan kotor. Berkaca dengan hal tersebut instalasi
pemerintah semakin memperketat keamanan dalam menghadapi perilaku nakal tersebut.
Hal ini dibuktikan dengan disahkannya UU KUHP terbaru pada Desember lalu, pidana
terkait kenakalan telah diatur dalam pasal 331 yang berbunyi “Setiap Orang yang di tempat
umum melakukan kenakalan terhadap orang atau barang yang dapat menimbulkan bahaya,
kerugian, atau kesusahan, dipidana denda paling banyak kategori II,” demikian bunyi Pasal 331.
Sehingga dapat dijelaskan bahwa setiap orang yang melakukan kenakalan yang dapat
menyebabkan bahaya, kerugian ataupun kesusahan akan mendapatkan pidana denda paling
banyak kategori ll. Lalu merujuk pada Pasal 79, pidana denda kategori II yaitu senilai Rp
10.000.000.
Jika kita melihat ketentuan UU KUHP di atas, sangat menjanjikan. UU KUHP tersebut di
atas dinilai cukup mampu memberikan efek jera bagi pelaku vandalisme, khususnya para remaja.
Namun dikutip dari menpan.go.id menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md, memastikan bahwa Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) baru akan diimplementasikan pada 2026 (PANRB, 2023).
Tiga tahun bukanlah jarak yang sebentar untuk mendisiplinkan kenakalan remaja yang
melakukan vandalisme. Oleh sebab itu saya mengusulkan inovasi saya sebagai upaya
pemberantasan vandalisme dengan cara membangun Balai Pengembangan Kreativitas Remaja
Indonesia (BASRI). Didalam program ini saya akan membangun pelatihan dasar untuk
mengasah bakat para anak muda di Indonesia agar bakat tersebut berguna bagi masa depan
mereka dan bernilai harganya.
Sebagai wakil rakyat, DPR RI dapat memaksimalkan 3 fungsinya yaitu, legislasi,
anggaran, dan pengawasan yang dimiliknya untuk menekan angka vandalisme. Dengan hal ini,
saya dapat melakukan visualisasi dimana saya menjadi anggota DPR, dan saya menemukan
beberapa hal sebagai berikut untuk mengatasi permasalahan ini:
1. Fungsi Legislasi
Melihat kenakalan remaja menjadi urgensi saat ini, DPR selaku wakil rakyat wajib menghasilkan
undang-undang yang dapat memajukan kepentingan rakyat. UU KUHP pasal 331 memang dapat
menekan angka vandalisme yang dilakukan para remaja. Namun, UU KUHP ini harus segera

3
diimplementasikan meninjau perilaku pelaku vandalisme semakin meresahkan warga Indonesia.
Harapannya dengan KUHP pasal 331 ini dapat mengatasi permasalahan mengenai vandalisme
yang terjadi diindonesia.
2. Fungsi Anggaran
Sebagai seorang legislator, saya akan mengalokasikan APBN ( Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Indonesia) yang dimiliki semaksimal mungkin untuk bekerja sama dengan instalasi
pendidikan yang dapat membantu untuk memberikan program edukasi dan memberikan wadah
baru penganti untuk para remaja mengekspresikan diri seperti program andalan saya yaitu
membangun Balai Pengembangan Kreativitas Remaja Indonesia (BASRI). Selain itu, saya juga
akan bekerja sama dengan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia ) agar mengalokasikan dana untuk
membuat iklan edukasi yang semenarik mungkin mengenai dampak dan sangsi bagi para pelaku
vandalisme.
3. Fungsi pengawasan
Saya akan berkerja sama dengan instalasi terkait untuk mengawasi bagaimanakah keefektifan
regulasi yang telah dijalankan sebelumnya. Hasil dari pengawasan inilah dapat menjadi bahan
evaluasi DPR apakah program tersebut perlu di amandemen ataupun sudah berjalan seperti yang
diharapkan. Jika kedepannya peraturan ini tidak berdampak baik bagi masyarakat Indonesia,
DPR harus segera melakukan usulan amandemen agar vandalisme ini segera dapat diatasi
dengan baik oleh pemerintah.

KESIMPULAN / SARAN
Anak remaja di Indonesia saat ini sangatlah kreatif dalam mengekspresikan diri. Namun
kurangnya perhatian dan wadah untuk menampung kreativitas tersebut membuat para remaja
mengekspresikannya dengan kecenderungan negatif. Di sinilah peran pemerintah sesungguhnya,
selain memberikan regulasi yang telah sesuai untuk memberikan efek jera yang dapat menekan
angka vandalisme, DPR juga harus mewadahi kreativitas anak muda dan mengasah bakat
tersebut. Dengan harapan kreativitas tersebut dapat lebih bermanfaat kedepannya dan tidak
merugikan lingkungan sekitar kembali.

4
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA

Payana, K. P. D., Dewi, A. A. S. L., & Widyantara, I. M. M. (2022). Penegakan Hukum


Pidana terhadap Pelaku Vandalisme pada Rambu Lalu Lintas. Jurnal Interpretasi
Hukum, 3(1), 37-42.
Menpan.go.id, “Berlaku Tiga Tahun Lagi, KUHP Bukan untuk Lindungi Presiden”, 24
Januari 2023, https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/berlaku-tiga-
tahun-lagi-kuhp-bukan-untuk-lindungi-presiden#:~:text=Semarang%2C
%20InfoPublik%20%2D%20Menteri%20Koordinator%20Bidang,baru%20akan
%20diimplementasikan%20pada%202026. [09 Juli 2023].
CNN Indonesia, “Daftar Pasal KUHP Baru Berpotensi Kriminalisasi & Ancam Demokrasi”,
08 Desember 2022, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221207123700-12-
884010/daftar-pasal-kuhp-baru-berpotensi-kriminalisasi-ancam-demokrasi [09 Juli
2023].
suara.com, “Aturan KUHP Anyar, Coret-Coret Tembok di Jalanan Bisa Dipidana dan Denda
Rp 10 Juta”, 08 Desember 2022, https://www.suara.com/news/2022/12/06/124655/
aturan-kuhp-anyar-coret-coret-tembok-di-jalanan-bisa-dipidana-dan-denda-rp-10-juta
[10 Juli 2023].
Daryono, D. (2010). Faktor-faktor penyebab terjadinya tindakan vandalisme koleksi
perpustakaan dan upaya pencegahannya. Media Pustakawan, 17(1&2), 22-27.
Romadhony, M. T. (2019). Studi tentang Perilaku Vandalisme serta Penanganannya pada
Siswa di SMP Negeri se-Kecamatan Sampang (Doctoral dissertation, State University
of Surabaya).

Anda mungkin juga menyukai