Disusun Oleh :
Kelas : B
NIM : R0220058
BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
KAJIAN TEORI.........................................................................................................................4
2.1 Pengertian Korupsi......................................................................................................4
2.2 Pendidikan Anti Korupsi dalam Rangka Memberantas Korupsi................................4
BAB III......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
3.1 Dampak Masif yang Ditimbulkan Oleh Tindakan Korupsi.............................................5
A. Dampak Ekonomi........................................................................................................5
B. Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat..............................................................6
C. Runtuhnya Otoritas Pemerintah..................................................................................7
D. Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi..................................................................7
E. Dampak Terhadap Penegakkan Hukum......................................................................8
F. Dampak Terhadap Pertahanan dan Keamanan............................................................8
G. Dampak Kerusakan Lingkungan.................................................................................9
3.2 Aktualisasi Nilai - Nilai Pancasila dalam Mengatasi Tindak Korupsi di Indonesia........9
3.4 Peran Generasi Muda dalam Memberantas Korupsi......................................................12
BAB IV....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
4.2 Saran...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa orde baru tindak korupsi semakin merajalela, bahkan sampai
melibatkan para pejabat yang berkuasa. Para koruptor melakukan berbagai cara untuk
menguras anggaran demi memperkaya diri sendiri dan golongannya. Beralihnya orde
baru ke orde baru pun tidak dapat menghilangkan budaya korupsi ini. Korupsi justru
terasa semakin marak terjadi.
2
diminimalisir atau pun diberantas. Maka dalam pemberantasannya tidak bisa hanya
oleh instansi tertentu saja dan tidak bisa dengan pendekatan parsial. Hal itu harus
dilakukan secara luas serta bersama-sama, oleh lembaga penegak hukum, lembaga
pemasyarakatan, dan setiap individu sebagai anggota masyarakat [ CITATION Sur15 \l
1033 ]. Salah satu yang harus digerakkan adalah keterlibatan generasi muda dalam
upaya pencegahan tindak korupsi dengan berlandaskan pendidikan anti korupsi yang
mengimplementasikan nilai - nilai pancasila di dalamnya. Salah satu yang harus
digerakkan adalah keterlibatan generasi muda dalam upaya pencegahan tindak korupsi
dengan berlandaskan pendidikan anti korupsi yang mengimplementasikan nilai - nilai
pancasila di dalamnya.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruption”, yang berarti busuk, rusak,
menggoyahkan, memutar balik [ CITATION Cha09 \l 1033 ]. Korupsi dalam Webster’s
New Collegiate Dictionary adalah dorongan untuk berbuat keliru karena supa atau
sarana – sarana tidak sah atau tidak semestinya serta rusaknya kejujuran, keutamaan, juga
prinsip moral[ CITATION Rob98 \l 1033 ]. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 31
Tahun 1999, korupsi adalah tindakan setiap orang melawan hukum dengan melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara[ CITATION Kom19 \l 1033 ].
Sedangkan menurut Leiken korupsi adalah “penggunaan kekuasaan publik (public power)
untuk mendapatkan keuntungan (material) pribadi atau kemanfaatan politik”
[ CITATION Rob97 \l 1033 ].
Akhir-akhir ini kita sering menyaksikan perilaku koruptif terjadi dimana – mana.
Hal tersebut dipicu oleh hilangnya nilai-nilai anti korupsi, seperti jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil yang ada dalam setiap diri
manusia. Maka dari itu para generasi muda perlu mendapatkan pendidikan anti korupsi
agar tindakan korupsi tidak terus dilakukan secara turun - temurun. Pendidikan Anti
korupsi adalah sebuah gerakan budaya dalam menumbuhkan nilai anti korupsi sejak
dini[ CITATION Kom21 \l 1033 ]. Tujuan perlunya pendidikan anti korupsi bagi generasi
muda adalah agar generasi muda mendapatkan pengetahuan secara detail tentang korupsi
dan pemberantasannya dan membentuk karakter antikorupsi pada diri setiap generasi
4
muda serta membangun semangat dan perannya sebagai agen perubahan bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara yang bersih, jujur, dan bebas dari ancaman korupsi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Dampak Ekonomi
1) Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Korupsi menjadi penyebab terganggunya pertumbuhan ekonomi dan investasi
dalam negeri. Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dengan
menimbulkan distorsi dan ketidakefisienan yang tinggi. Korupsi juga
meningkatkan biaya perdagangan karena kerugian dari pembayaran ilegal,
biaya manajemen negosiasi pejabat korup, dan resiko pembatalan perjanjian
karena penyelidikan.
2) Penurunan Produktivitas
Dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi dan investasi, maka akan
berdampak terhadap produktivitas. Pendirian pabrik – pabrik dan usaha baru
menjadi bermasalah akibat tidak adanya investasi. Dengan turunnya
produktivitas maka akan memunculkan masalah baru, seperti tingginya angka
PHK dan meningkatnya angka pengangguran, dan akhirnya angka kemiskinan
masyarakat juga meningkat.
3) Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik
Korupsi berakibat pada menurunnya kualitas barang dan jasa bagi public
dengan cara mengurangi pemenuhan syarat – syarat keamanan bangunan,
ambruknya bangunan sekolah, kurang nyaman dan tidak layaknya angkutan
umum, dan lain – lain. Selain itu, korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan dan infrastruktur dan menambah tekanan terhadap anggaran
pemerintah.
4) Menurunnya Pendapatan Negara dari Sektor Pajak
5
Pajak berfungsi sebagai stabilisasi harga untuk mencegah terjadinya inflasi,
selain itu, pajak berupa retribusi akan digunakan pemerintah untuk melakukan
pembangunan dan membuka kesempatan kerja dalam rangka menyejahterakan
rakyat. Turunnya penghasilan yang berasal dari pajak akibat pegawai dan
pejabat pajak korupsi akan berdampak pada pembangunan yang tidak
maksimal.
6
C. Runtuhnya Otoritas Pemerintah
a) Matinya Etika Sosial Politik
Korupsi bukan suatu bentuk tindak pidana biasa karena telah merusak sendi-
sendi kehidupan mendasar, yaitu etika sosial dan kemanusiaan. Kejujuran
sudah mulai hilang, yang menyuarakan kebenaran justru mendapat hukuman.
Para koruptor justru dilindungi oleh kekuatan politik. Bahkan, para koruptor
yang tertangkap bertindak seolah-olah tidak salah ataupun malu.
b) Tidak Efektifnya Peraturan dan Perundang – Undangan
Peraturan dan perundang – undangan berfungsi untuk mengatur substansial
yang berguna dalam memecahkan permasalahan di dalam masyarakat. Namun,
dalam praktiknya seseorang yang terkena masalah akan berusaha dengan
menghalalkan segala cara agar tidak disalahkan. Peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku menjadi mandul karena setiap perkara selalu
diselesaikan dengan korupsi.
c) Birokrasi Tidak Efisien
Adanya ketidakefisienan dalam birokrasi membuat banyak investor yang
tertarik untuk menanamkan modalnya ke Indonesia harus melewati proses –
proses yang berbelit-belit ketika mengajukan perizinan usaha dan investasi.
Panjangnya prosedur yang harus dilewati dan ketidak jelasan waktu
penyelesaian sangat rentan terhadap tindakan korupsi.
7
c) Menguatnya Pluktorasi
Korupsi telah membuat pemerintahan menghadapi konsekuensi menguatnya
pluktorasi ( sistem politik dikuasai oleh pemilik modal) karena mayoritas
perusahaan besar melakukan transaksi dengan pemerintah.
d) Hancurnya Kedaulatan Rakyat
Dengan adanya pluktorasi, maka kekayaan negara hanya dinikmati oleh
sekelompok tertentu bukan oleh rakyat. Perusahaan besar mengendalikan
politik dan sebaliknya politik digunakan untuk keuntungan perusahaan besar.
Kedaulatan yang seharusnya berada di tangan rakyat, kini telah berada di
tangan partai politik.
8
negara tetangga, karena mereka lebih banyak memberikan bantuan dan
kemudahan hidup. Bahkan tak jarang mereka rela berpindah kewarganegaraan.
c) Menguatnya Sisi Kekerasan dalam Masyarakat
Kondisi kemiskinan memicu berbagai kerawanan sosial lainnya yang
membuat masyarakat semakin frustasi hingga rela melakukan apapun untuk
bertahan hidup. Masyarakat menjadi apatis terhadap berbagai program dan
keputusan pemerintah, sehingga masyarakat cenderung menyelamatkan diri
dengan cara – cara yang negatif.
3.2 Aktualisasi Nilai - Nilai Pancasila dalam Mengatasi Tindak Korupsi di Indonesia
Pancasila, yang sejak awal kemerdekaan hingga detik ini menjadi sumber dari
segala sumber hukum di Indonesia. Pancasila sebagai dasar falsafah Indonesia
memberikan konsekuensi logis berupa segala bentuk aturan hukum yang ada di
Indonesia didasarkan Pancasila. Hukum positif yang ada di indonesia, tidak boleh
bertentangan dari nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai falsafah bangsa indonesia,
9
dibentuk dan diambil dari kebudayaan dan kebiasaan murni bangsa Indonesia.
pancasila sebagai tolok ukur segala tindakan pemerintah dalam membuat kebijakan,
dan masyarakat dalam melakukan tindakan-tindakan kehidupan sehari-hari.
[ CITATION Nug15 \l 1033 ].
Berikut adalah aktualisasi nilai – nilai pancasila yang dapat dilakukan dalam
rangka menekan angka korupsi menurut [ CITATION Had18 \l 1033 ] :
10
menanggulangi tindakan korupsi di masa yang akan datang, melihat korupsi merupakan
budaya yang sudah mengakar.
1. Aspek Penindakan
- Peka dan aktif melapor jika ada hal – hal yang berbau tindakan
korupsi.
- Mengembangkan upaya pemberantasan korupsi secara bersama dan
terorganisir dengan memanfaatkan kebebasan informasi dan
teknologi.
2. Aspek Pencegahan
- Menciptakan mindset zero tolerance terhadap tindakan korupsi,
seperti tidak memilih calon pemimpin yang korup.
- Menghimbau kepada masyarakat tentang bahaya laten korupsi
sekecil apapun.
- Menerapkan budaya anti korupsi pada diri sendiri dan lingkungan
sekitarnya.
3. Aspek Pendidikan
- Melakukan penerapan yang didapat dari pendidikan dengan
melakukan aksi sosial.
- Menyelenggarakan kegiatan – kegiatan ilmiah, seperti seminar,
penelitian soal isu korupsi, dan sebagainya.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Korupsi merupakan bencana besar bagi Negara Indonesia yang mengancam
keutuhan negara karena telah masuk ke dalam berbagai sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Korupsi membawa dampak yang masif di setiap sektor kehidupan bangsa.
Pembangunan sosial dan pemerataan ekonomi yang dilakukan pun menjadi terhambat.
Melihat dampak dan bahaya yang ditimbulkan dari tindakan korupsi ini, maka kita harus
segera melakukan upaya pemberantasannya.
4.2 Saran
Terkait upaya dalam melakukan pemberantasan terhadap tindakan korupsi, penulis
menyarankan beberapa hal, yaitu :
1. Sebaiknya menanamkan mindset tidak toleran terhadap korupsi pada diri
sendiri terlebih dahulu sebelum memberikan pendidikan terhadap orang
lain.
2. Dalam memberikan pendidikan anti korupsi sebaiknya lebih menekankan
pembentukkan karakter, bukan hanya teori saja.
3. Agar pendidikan anti korupsi yang diberikan tertanam dalam pribadi setiap
generasi muda, hendaknya kegiatan pembelajaran dibarengi dengan
penerapan aksi nyata.
4. Hendaknya orang tua di rumah juga menerapkan dan memberikan
pendidikan anti korupsi sejak dini terhadap anaknya.
12
DAFTAR PUSTAKA
A, D. (2019, December 2). Nilai - Nilai Pancasila Dalam Menyikapi Korupsi di Indonesia.
Retrieved from OSF Preprints: https://doi.org/10.31219/osf.io/zaxvt
Chaerudin, Dinar, S. A., & Fadillah, S. (2009). Strategi pencegahan dan penegakan hukum
tindak pidana korupsi . Bandung: Refika Aditama.
Hadi, K. (2010). Korupsi Birokrasi Pelayanan Publik di Era Otonomi Daerah. Jurnal
Penelitian Politik, 51-70.
Hadji, K. (2018). Aktualisasi Nilai - Nilai Pancasila Sebagai Norma Dalam Mencegah
Korupsi di Indonesia. Literasi Hukum, 54 - 59.
Klitgaard, R. E. (1998). Membasmi Korupsi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Komisi Pemberantasan Korupsi. (2021). Pusat Edukasi Antikorupsi. Retrieved from
Pendidikan Antikorupsi: https://aclc.kpk.go.id/pendidikan-antikorupsi
Kompas.com. (2019, December 11). Kompas.com. Retrieved from Skola:
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/11/185540869/korupsi-pengertian-
penyebab-dan-dampaknya?page=all#:~:text=Korupsi%20juga%20diartikan
%20sebagai%20tindakan,keuangan%20negara%20atau%20perekonomian%20negara.
Leiken, R. S. (1997). Controlling the Global Corruption Epidemic. Journal Storage, 55-73.
Nugrahaningsih, W., & Utami, I. W. (2015). Pancasila Sebagai Sumber Hukum Bagi Anti
Koruosi dan Menjunjung Hak Asasi Manusia. Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 2,
190-201.
Nur, D. L. (2018, October 28). Kompasiana.com. Retrieved from Peran Pemuda dalam
Mencegah Korupsi: https://www.kompasiana.com
Suroto. (2015). Terapi Penyakit Korupsi : Peran PKN. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan,
766-772.
Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi. (2011). Buku Pendidikan Antikorupsi untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI .
Tim Supervisi Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK . (2018). Modul
Pendidikan Anti Korupsi untuk Mahasiswa. Jakarta: Direktorat Pendidikan dan
Pelayanan Masyarakat KPK.
Widhiyaastuti, I. G., & Ariawan, I. G. (2018). MENINGKATKAN KESADARAN
GENERASI MUDA UNTUK BERPERILAKU ANTI KORUPTIF MELALUI
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI. Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 17-23.
13