Anda di halaman 1dari 14

UJIAN AKHIR SEMESTER I

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM PEMBERANTASAN


DAMPAK MASIF TINDAKAN KORUPSI

Disusun Oleh :

Nama : I Ajeng Nur Azhari

Kelas : B

NIM : R0220058

Dosen : Wijianto, S.Pd, M.Sc.

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2020


DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
KAJIAN TEORI.........................................................................................................................4
2.1 Pengertian Korupsi......................................................................................................4
2.2 Pendidikan Anti Korupsi dalam Rangka Memberantas Korupsi................................4
BAB III......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
3.1 Dampak Masif yang Ditimbulkan Oleh Tindakan Korupsi.............................................5
A. Dampak Ekonomi........................................................................................................5
B. Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat..............................................................6
C. Runtuhnya Otoritas Pemerintah..................................................................................7
D. Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi..................................................................7
E. Dampak Terhadap Penegakkan Hukum......................................................................8
F. Dampak Terhadap Pertahanan dan Keamanan............................................................8
G. Dampak Kerusakan Lingkungan.................................................................................9
3.2 Aktualisasi Nilai - Nilai Pancasila dalam Mengatasi Tindak Korupsi di Indonesia........9
3.4 Peran Generasi Muda dalam Memberantas Korupsi......................................................12
BAB IV....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
4.2 Saran...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korupsi bukanlah permasalahan baru bagi rakyat Indonesia. Korupsi sudah


ada sejak zaman penjajahan Belanda, karena korupsi berkembang maka kongsi
dagang Belanda yang bernama VOC mengalami kebangkrutan pada tahun 1602.
Budaya korupsi terus berlanjut meskipun Indonesia telah mendapatkan kemerdekaan.

Pada masa orde baru tindak korupsi semakin merajalela, bahkan sampai
melibatkan para pejabat yang berkuasa. Para koruptor melakukan berbagai cara untuk
menguras anggaran demi memperkaya diri sendiri dan golongannya. Beralihnya orde
baru ke orde baru pun tidak dapat menghilangkan budaya korupsi ini. Korupsi justru
terasa semakin marak terjadi.

Permasalahan korupsi yang berkembang di Indonesia sudah berada di titik


meresahkan. Beberapa strategi pemberantasan dan penindakkan tegas yang dilakukan
pemerintah hingga sekarang ini ternyata tidak membuat para koruptor jera. Hal ini
disebabkan karena korupsi telah menyusup ke dalam berbagai sektor kehidupan
bangsa Indonesia, dari kalangan pejabat elit hingga kalangan masyarakat umum.
Seperti yang telah disampaikan oleh[ CITATION Kis10 \l 1033 ] bahwa setiap sendi
kehidupan masyarakat Indonesia telah terjerat virus korupsi, baik pemerintah dan
masyarakat secara umum.

Masuknya korupsi ke dalam setiap sendi kehidupan masyarakat Indonesia


mengakibatkan angka praktiknya semakin tinggi dan lebih parahnya masyarakat telah
menganggap wajar permasalahan tersebut, sehingga para koruptor pun semakin leluasa
dalam melakukan aksinya dengan bebas. Korupsi sendiri merupakan permasalahan
yang memberi dampak yang masif bagi Indonesia karena tidak hanya merusak
keuangan negara dan potensi ekonomi negara, tetapi juga telah meluluh-lantakan pilar-
pilar sosio budaya, moral, politik, dan tatanan hukum serta keamanan nasional
[ CITATION Sur15 \l 1033 ]. Hal inilah yang menjadikan masalah korupsi sulit untuk

2
diminimalisir atau pun diberantas. Maka dalam pemberantasannya tidak bisa hanya
oleh instansi tertentu saja dan tidak bisa dengan pendekatan parsial. Hal itu harus
dilakukan secara luas serta bersama-sama, oleh lembaga penegak hukum, lembaga
pemasyarakatan, dan setiap individu sebagai anggota masyarakat [ CITATION Sur15 \l
1033 ]. Salah satu yang harus digerakkan adalah keterlibatan generasi muda dalam
upaya pencegahan tindak korupsi dengan berlandaskan pendidikan anti korupsi yang
mengimplementasikan nilai - nilai pancasila di dalamnya. Salah satu yang harus
digerakkan adalah keterlibatan generasi muda dalam upaya pencegahan tindak korupsi
dengan berlandaskan pendidikan anti korupsi yang mengimplementasikan nilai - nilai
pancasila di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak masih yang ditimbulkan oleh tindakan korupsi ?


2. Bagaimana cara mengaktualisasikan nilai - nilai pancasila dalam mengatasi
tindak korupsi di Indonesia?
3. Apakah pendidikan anti korupsi pada generasi dapat mencegah tindakan
korupsi ?
4. Bagaimana peran pemuda dalam memberantas tindak korupsi ?

3
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruption”, yang berarti busuk, rusak,
menggoyahkan, memutar balik [ CITATION Cha09 \l 1033 ]. Korupsi dalam Webster’s
New Collegiate Dictionary adalah dorongan untuk berbuat keliru karena supa atau
sarana – sarana tidak sah atau tidak semestinya serta rusaknya kejujuran, keutamaan, juga
prinsip moral[ CITATION Rob98 \l 1033 ]. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 31
Tahun 1999, korupsi adalah tindakan setiap orang melawan hukum dengan melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara[ CITATION Kom19 \l 1033 ].
Sedangkan menurut Leiken korupsi adalah “penggunaan kekuasaan publik (public power)
untuk mendapatkan keuntungan (material) pribadi atau kemanfaatan politik”
[ CITATION Rob97 \l 1033 ].

2.2 Pendidikan Anti Korupsi dalam Rangka Memberantas Korupsi

Pendidikan merupakan membahas hal yang mendasar dan hakiki menyangkut


manusia serta kehidupannya. Oleh karena itu, selama manusia hidup selama itu juga
pendidikan tetap ada. Pendidikan bukan sekedar kegiatan transfer ilmu, akan tetapi
pendidikan harus mampu menjadikan manusia sebagai pribadi yang bermoral.

Akhir-akhir ini kita sering menyaksikan perilaku koruptif terjadi dimana – mana.
Hal tersebut dipicu oleh hilangnya nilai-nilai anti korupsi, seperti jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil yang ada dalam setiap diri
manusia. Maka dari itu para generasi muda perlu mendapatkan pendidikan anti korupsi
agar tindakan korupsi tidak terus dilakukan secara turun - temurun. Pendidikan Anti
korupsi adalah sebuah gerakan budaya dalam menumbuhkan nilai anti korupsi sejak
dini[ CITATION Kom21 \l 1033 ]. Tujuan perlunya pendidikan anti korupsi bagi generasi
muda adalah agar generasi muda mendapatkan pengetahuan secara detail tentang korupsi
dan pemberantasannya dan membentuk karakter antikorupsi pada diri setiap generasi

4
muda serta membangun semangat dan perannya sebagai agen perubahan bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara yang bersih, jujur, dan bebas dari ancaman korupsi.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Dampak Masif yang Ditimbulkan Oleh Tindakan Korupsi


Korupsi berdampak bagi berbagai aspek kehidupan serta menimbulkan efek yang
berkesinambungan seperti domino [ CITATION Tim11 \l 1033 ]. Meluasnya praktik
korupsi memiliki dampak terhadap setiap sendi kehidupan bangsa, antara lain :

A. Dampak Ekonomi
1) Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Korupsi menjadi penyebab terganggunya pertumbuhan ekonomi dan investasi
dalam negeri. Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dengan
menimbulkan distorsi dan ketidakefisienan yang tinggi. Korupsi juga
meningkatkan biaya perdagangan karena kerugian dari pembayaran ilegal,
biaya manajemen negosiasi pejabat korup, dan resiko pembatalan perjanjian
karena penyelidikan.
2) Penurunan Produktivitas
Dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi dan investasi, maka akan
berdampak terhadap produktivitas. Pendirian pabrik – pabrik dan usaha baru
menjadi bermasalah akibat tidak adanya investasi. Dengan turunnya
produktivitas maka akan memunculkan masalah baru, seperti tingginya angka
PHK dan meningkatnya angka pengangguran, dan akhirnya angka kemiskinan
masyarakat juga meningkat.
3) Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik
Korupsi berakibat pada menurunnya kualitas barang dan jasa bagi public
dengan cara mengurangi pemenuhan syarat – syarat keamanan bangunan,
ambruknya bangunan sekolah, kurang nyaman dan tidak layaknya angkutan
umum, dan lain – lain. Selain itu, korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan dan infrastruktur dan menambah tekanan terhadap anggaran
pemerintah.
4) Menurunnya Pendapatan Negara dari Sektor Pajak

5
Pajak berfungsi sebagai stabilisasi harga untuk mencegah terjadinya inflasi,
selain itu, pajak berupa retribusi akan digunakan pemerintah untuk melakukan
pembangunan dan membuka kesempatan kerja dalam rangka menyejahterakan
rakyat. Turunnya penghasilan yang berasal dari pajak akibat pegawai dan
pejabat pajak korupsi akan berdampak pada pembangunan yang tidak
maksimal.

B. Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat


a) Mahalnya Harga Jasa dan Pelayanan Publik
Praktek korupsi yang terjadi menciptakan ekonomi biaya tinggi yang berimbas
pada mahalnya harga jasa dan pelayanan public, karena harga yang ditetapkan
harus menutupi kerugian pelaku ekonomi akibat besarnya modal yang
dilakukan karena penyelundupan yang mengarah ke tindak korupsi.
b) Pengentasan Kemiskinan Berjalan Lambat
Adanya korupsi membuat masyarakat sulit untuk mendapatkan akses ke
lapangan kerja yang disebabkan latar belakang pendidikan, sedangkan untuk
membuat pekerjaan sendiri banyak terkendala oleh kemampuan, masalah
teknis, dan pendanaan.
c) Terbatasnya Akses Bagi Masyarakat Miskin
Korupsi mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, di mana semua harga – harga
melambung tinggi dan semakin tidak terjangkau oleh rakyat miskin. Hal inilah
yang menjadi penyebab rakyat miskin tidak bisa mendapatkan berbagai
macam akses dalam kehidupannya.
d) Meningkatnya Angka Kriminalitas
Melalui praktik korupsi, kejahatan dapat leluasa melanggar hukum, menyusup
ke berbagai organisasi negara. Semakin tinggi korupsi, semakin besar pula
kejahatan.
e) Solidaritas Sosial Semakin Langka dan Demoralisasi
Korupsi yang masif membuat masyarakat tidak memiliki pedoman dalam
menjalankan kehidupan sehari – hari. Himpitan hidup membuat sifat
kebersamaan hanya menjadi retorika saja. Masyarakat semakin lama menjadi
individualis yang hanya mementingkan kehendaknya saja.

6
C. Runtuhnya Otoritas Pemerintah
a) Matinya Etika Sosial Politik
Korupsi bukan suatu bentuk tindak pidana biasa karena telah merusak sendi-
sendi kehidupan mendasar, yaitu etika sosial dan kemanusiaan. Kejujuran
sudah mulai hilang, yang menyuarakan kebenaran justru mendapat hukuman.
Para koruptor justru dilindungi oleh kekuatan politik. Bahkan, para koruptor
yang tertangkap bertindak seolah-olah tidak salah ataupun malu.
b) Tidak Efektifnya Peraturan dan Perundang – Undangan
Peraturan dan perundang – undangan berfungsi untuk mengatur substansial
yang berguna dalam memecahkan permasalahan di dalam masyarakat. Namun,
dalam praktiknya seseorang yang terkena masalah akan berusaha dengan
menghalalkan segala cara agar tidak disalahkan. Peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku menjadi mandul karena setiap perkara selalu
diselesaikan dengan korupsi.
c) Birokrasi Tidak Efisien
Adanya ketidakefisienan dalam birokrasi membuat banyak investor yang
tertarik untuk menanamkan modalnya ke Indonesia harus melewati proses –
proses yang berbelit-belit ketika mengajukan perizinan usaha dan investasi.
Panjangnya prosedur yang harus dilewati dan ketidak jelasan waktu
penyelesaian sangat rentan terhadap tindakan korupsi.

D. Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi


a) Munculnya Kepemimpinan Korup
Hubungan transaksional sudah berjalan dari hulu yang pada akhirnya pun
memunculkan pemimpin yang korup juga karena proses yang dilakukan juga
transaksional. Masyarakat juga seolah-olah digiring untuk memilih pemimpin
yang korup dan diberikan mimpi-mimpi dan janji akan kesejahteraan yang
menjadi idola rakyat sekaligus menerima suap dari calon pemimpin tersebut.
b) Hilangnya Kepercayaan Publik pada Demokrasi
Terjadinya korupsi besar – besaran yang dilakukan oleh para pejabat
pemerintah atau petinggi partai politik menyebabkan berkurangnya
kepercayaan hingga hilangnya kepercayaan public terhadap pemerintahan
yang sedang berjalan. Masyarakat menjadi apatis terhadap keputusan yang
dibuat pemerintah.

7
c) Menguatnya Pluktorasi
Korupsi telah membuat pemerintahan menghadapi konsekuensi menguatnya
pluktorasi ( sistem politik dikuasai oleh pemilik modal) karena mayoritas
perusahaan besar melakukan transaksi dengan pemerintah.
d) Hancurnya Kedaulatan Rakyat
Dengan adanya pluktorasi, maka kekayaan negara hanya dinikmati oleh
sekelompok tertentu bukan oleh rakyat. Perusahaan besar mengendalikan
politik dan sebaliknya politik digunakan untuk keuntungan perusahaan besar.
Kedaulatan yang seharusnya berada di tangan rakyat, kini telah berada di
tangan partai politik.

E. Dampak Terhadap Penegakkan Hukum


a) Fungsi Pemerintahan Mandul
- Korupsi menghambat peran negara dalam pengaturan alokasi
- Korupsi menghambat negara melakukan pemerataan akses dan aset
- Korupsi melemahkan peran pemerintah dalam menjaga stabilitas
ekonomi dan politik.
Pemerintahan yang telah terkontaminasi korupsi akan mengabaikan tuntutan
pemerintahan yang layak. Pemimpin akan mengabaikan kewajibannya Karena
perhatiannya teralihkan untuk kegiatan korupsi semata.
b) Hilangnya Kepercayaan Rakyat Terhadap Lembaga Negara
Banyaknya korupsi yang terjadi di lembaga – lembaga negara seperti yang
diberitakan di media massa mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga negara hilang.

F. Dampak Terhadap Pertahanan dan Keamanan


a) Kerawanan HANKAMNAS karena Lemahnya Alusista dan SDM
Adanya korupsi terhadap anggaran dan kekayaan negara membuat kualitas
dan integritas dari TNI kurang maksimal. Sehingga negara lain mudah
menerobos batas wilayah Negara Indonesia dari segala sisi.
b) Lemahnya Garis Batas Negara
Korupsi membuat kurangnya fasilitas dan adanya kemiskinan yang terjadi di
daerah-daerah perbatasan membuat masyarakat lebih cenderung dekat dengan

8
negara tetangga, karena mereka lebih banyak memberikan bantuan dan
kemudahan hidup. Bahkan tak jarang mereka rela berpindah kewarganegaraan.
c) Menguatnya Sisi Kekerasan dalam Masyarakat
Kondisi kemiskinan memicu berbagai kerawanan sosial lainnya yang
membuat masyarakat semakin frustasi hingga rela melakukan apapun untuk
bertahan hidup. Masyarakat menjadi apatis terhadap berbagai program dan
keputusan pemerintah, sehingga masyarakat cenderung menyelamatkan diri
dengan cara – cara yang negatif.

G. Dampak Kerusakan Lingkungan


a) Menurunnya Kualitas Lingkungan
Kerusakan lingkungan hidup dipicu oleh berbagai sebab, seperti :
- Eksploitasi besar – besaran terhadap hasil hutan
- Eksploitasi tidak dibarengi dengan upaya penanaman kembali
(reboisasi) yang baik
- Lemahnya penegakan hukum, penegakan tersebut hanya mampu
mejangkau pelaku di lapangan saja, sementara aktor di balik perusakan
tersebut belum dapat terjangkau.
- Aktivitas Illegal loging
Hal – hal diatas menyebabkan kerusakan terhadap kualitas lingkungan dan
juga bencana seperti banjir, kerusakan tanah, kekeringan, menurunnya kualitas
air, dan masih banyak lagi.
b) Menurunnya Kualitas Hidup
Kerusakan lingkungan hidup akan menurunkan kualitas lingkungan, namun
lebih jauh akan berdampak terhadap kualitas hidup manusia, serta kualitas
hidup global.

3.2 Aktualisasi Nilai - Nilai Pancasila dalam Mengatasi Tindak Korupsi di Indonesia
Pancasila, yang sejak awal kemerdekaan hingga detik ini menjadi sumber dari
segala sumber hukum di Indonesia. Pancasila sebagai dasar falsafah Indonesia
memberikan konsekuensi logis berupa segala bentuk aturan hukum yang ada di
Indonesia didasarkan Pancasila. Hukum positif yang ada di indonesia, tidak boleh
bertentangan dari nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai falsafah bangsa indonesia,

9
dibentuk dan diambil dari kebudayaan dan kebiasaan murni bangsa Indonesia.
pancasila sebagai tolok ukur segala tindakan pemerintah dalam membuat kebijakan,
dan masyarakat dalam melakukan tindakan-tindakan kehidupan sehari-hari.
[ CITATION Nug15 \l 1033 ].

Berikut adalah aktualisasi nilai – nilai pancasila yang dapat dilakukan dalam
rangka menekan angka korupsi menurut [ CITATION Had18 \l 1033 ] :

1. Membumikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,


dan bernegara secara terus – menerus dan aktual.
2. Aktualisasi melalui internalisasi nilai-nilai Pancasila, baik melalui
pendidikan formal maupun nonformal. Pada tataran pendidikan formal
perlu revitalisasi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
di sekolah. Sebagai sebuah nilai, Pancasila tidak cukup hanya
dipelajari, tetapi harus diresapi, dihayati, dan dipahami secara
mendalam.
3. Aktualisasi melalui keteladanan para pemimpin baik pemimpin formal
(pejabat negara) maupun informal (tokoh masyarakat). Dengan
keteladanan yang dijiwai nilai-nilai Pancasila, diharapkan masyarakat
luas akan mengikuti.

3.3 Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi

Dalam rangka memberantas tindak korupsi dibutuhkan karakter berintegritas


tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan suatu edukasi atau pendidikan,
karena pada dasarnya pendidikan memiliki suatu peran penting dalam pembentukan
karakter terhadap suatu bangsa, khususnya para generasi muda. Pendidikan yang
dirancang khusus untuk hal ini adalah pendidikan anti koruptif. Pendidikan ini tidak
dirancang untuk memberantas korupsi tanpa mencegah dengan jalan melatih orang untuk
memiliki kesadaran untuk berperilaku anti koruptif [ CITATION Wid18 \l 1033 ].

Dengan pembentukkan karakter dengan melalui pendidikan anti koruptif akan


mempertajam dan mengasah idealisme serta integritas para generasi muda, sehingga
terbentuk pandangan bahwa korupsi adalah perbuatan yang melawan hukum yang harus
ditanggulangi dan diberantas. Selain itu, pembentukkan karakter ini dimaksudkan untuk

10
menanggulangi tindakan korupsi di masa yang akan datang, melihat korupsi merupakan
budaya yang sudah mengakar.

3.4 Peran Generasi Muda dalam Memberantas Korupsi


Dalam rangka melakukan pemberantasan tindak korupsi, generasi muda memiliki
peran penting di dalamnya. Peran tersebut dibagi menjadi 3 poin, yaitu penindakan,
pencegahan, dan juga pendidikan. Peran para generasi muda dalam poin – poin tersebut
adalah :

1. Aspek Penindakan
- Peka dan aktif melapor jika ada hal – hal yang berbau tindakan
korupsi.
- Mengembangkan upaya pemberantasan korupsi secara bersama dan
terorganisir dengan memanfaatkan kebebasan informasi dan
teknologi.
2. Aspek Pencegahan
- Menciptakan mindset zero tolerance terhadap tindakan korupsi,
seperti tidak memilih calon pemimpin yang korup.
- Menghimbau kepada masyarakat tentang bahaya laten korupsi
sekecil apapun.
- Menerapkan budaya anti korupsi pada diri sendiri dan lingkungan
sekitarnya.
3. Aspek Pendidikan
- Melakukan penerapan yang didapat dari pendidikan dengan
melakukan aksi sosial.
- Menyelenggarakan kegiatan – kegiatan ilmiah, seperti seminar,
penelitian soal isu korupsi, dan sebagainya.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Korupsi merupakan bencana besar bagi Negara Indonesia yang mengancam
keutuhan negara karena telah masuk ke dalam berbagai sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Korupsi membawa dampak yang masif di setiap sektor kehidupan bangsa.
Pembangunan sosial dan pemerataan ekonomi yang dilakukan pun menjadi terhambat.
Melihat dampak dan bahaya yang ditimbulkan dari tindakan korupsi ini, maka kita harus
segera melakukan upaya pemberantasannya.

Upaya pemberantasan korupsi dapat dilakukan dengan mengaktualisasikan nilai –


nilai pancasila dan memberikan pendidikan anti korupsi terhadap para generasi muda.
Upaya ini dimaksudkan agar para pemuda memiliki mindset dan karakter tidak toleran
terhadap tindak korupsi. Upaya ini juga bermaksud menggandeng para generasi muda
dalam rangka memberantas korupsi sebagaimana perannya sebagai agen perubahan bagi
bangsa. Peran para pemuda dalam menghadapi korupsi ini terbagi menjadi 3 aspek, yaitu
aspek penindakan, pencegahan, dan pendidikan.

4.2 Saran
Terkait upaya dalam melakukan pemberantasan terhadap tindakan korupsi, penulis
menyarankan beberapa hal, yaitu :
1. Sebaiknya menanamkan mindset tidak toleran terhadap korupsi pada diri
sendiri terlebih dahulu sebelum memberikan pendidikan terhadap orang
lain.
2. Dalam memberikan pendidikan anti korupsi sebaiknya lebih menekankan
pembentukkan karakter, bukan hanya teori saja.
3. Agar pendidikan anti korupsi yang diberikan tertanam dalam pribadi setiap
generasi muda, hendaknya kegiatan pembelajaran dibarengi dengan
penerapan aksi nyata.
4. Hendaknya orang tua di rumah juga menerapkan dan memberikan
pendidikan anti korupsi sejak dini terhadap anaknya.

12
DAFTAR PUSTAKA

A, D. (2019, December 2). Nilai - Nilai Pancasila Dalam Menyikapi Korupsi di Indonesia.
Retrieved from OSF Preprints: https://doi.org/10.31219/osf.io/zaxvt
Chaerudin, Dinar, S. A., & Fadillah, S. (2009). Strategi pencegahan dan penegakan hukum
tindak pidana korupsi . Bandung: Refika Aditama.
Hadi, K. (2010). Korupsi Birokrasi Pelayanan Publik di Era Otonomi Daerah. Jurnal
Penelitian Politik, 51-70.
Hadji, K. (2018). Aktualisasi Nilai - Nilai Pancasila Sebagai Norma Dalam Mencegah
Korupsi di Indonesia. Literasi Hukum, 54 - 59.
Klitgaard, R. E. (1998). Membasmi Korupsi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Komisi Pemberantasan Korupsi. (2021). Pusat Edukasi Antikorupsi. Retrieved from
Pendidikan Antikorupsi: https://aclc.kpk.go.id/pendidikan-antikorupsi
Kompas.com. (2019, December 11). Kompas.com. Retrieved from Skola:
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/11/185540869/korupsi-pengertian-
penyebab-dan-dampaknya?page=all#:~:text=Korupsi%20juga%20diartikan
%20sebagai%20tindakan,keuangan%20negara%20atau%20perekonomian%20negara.
Leiken, R. S. (1997). Controlling the Global Corruption Epidemic. Journal Storage, 55-73.
Nugrahaningsih, W., & Utami, I. W. (2015). Pancasila Sebagai Sumber Hukum Bagi Anti
Koruosi dan Menjunjung Hak Asasi Manusia. Jurnal Serambi Hukum Vol. 08 No. 2,
190-201.
Nur, D. L. (2018, October 28). Kompasiana.com. Retrieved from Peran Pemuda dalam
Mencegah Korupsi: https://www.kompasiana.com
Suroto. (2015). Terapi Penyakit Korupsi : Peran PKN. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan,
766-772.
Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi. (2011). Buku Pendidikan Antikorupsi untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI .
Tim Supervisi Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK . (2018). Modul
Pendidikan Anti Korupsi untuk Mahasiswa. Jakarta: Direktorat Pendidikan dan
Pelayanan Masyarakat KPK.
Widhiyaastuti, I. G., & Ariawan, I. G. (2018). MENINGKATKAN KESADARAN
GENERASI MUDA UNTUK BERPERILAKU ANTI KORUPTIF MELALUI
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI. Jurnal Ilmiah Prodi Magister Kenotariatan, 17-23.

13

Anda mungkin juga menyukai