Makalah Ilmu Fiqih Kontemporer Erna Novita Semester 2
Makalah Ilmu Fiqih Kontemporer Erna Novita Semester 2
DOSEN PENGAMPU :
MUHAMMAD IKHSANUDIN, M.Pd.I.
DISUSUN OLEH:
ERNA NOVITA
NIM:
2386230056
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Zakat 2
B. Syarat-syarat dan Dasar Hukum Zakat 4
C. Nisab Zakat dan Cara Perhitungannya 7
BAB III 10
PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Zakat Profesi dan Zakat Hasil Perkebunan?
2. Menjelaskan syarat dan dasar hukum dari Zakat Profesi dan Zakat Hasil Perkebunan?
3. Menjelaskan terkait Nisab dan cara perhitungan dari Zakat Profesi dan Zakat Hasil
Perkebunan yang wajib dikeluarkan?
C. Tujuan Masalah
1. Mahasiswa mampu memaparkan tentang pengertian dari Zakat Profesi dan Zakat
Hasil Perkebunan itu sendiri!
2. Mahasiswa mampu memberikan penjelasan tentang syarat serta dalil hukum terkait
Zakat Profesi dan Zakat Hasil Perkebunan yang dipaparkan!
3. Mahasiswa mampu mengetahui banyak nya Nisab Zakat serta cara perhitungan
Zakat Profesi dan Zakat Hasil Perkebunan!
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Zakat berasal dari bahasa Arab yang artinya menyucikan. Zakat adalah bentuk
sedekah kepada umat islam. Zakat diperlakukan dalam islam sebagai kewajiban atau
seperti pajak. Di dalam rukun Islam, berzakat ada di urutan ketiga, setelah sholat.
Meskipun zakat diwajibkan bagi umat islam, tidak semua orang bisa berzakat. Ada
beberapa syarat untuk berzakat, misalnya memiliki harta yang cukup atau tidak
kekurangan.
Dalam pandangan Islam, memberikan hartanya kepada orang lain yang
membutuhkan bisa mensucikan jiwa mereka dan juga sebagai pengingat bahwa harta itu
bukanlah milik mereka, namun milik Allah SWT yang dititipkan kepada mereka. Umat
Islam percaya bahwa semakin banyak memberi maka Allah SWT akan memberikan nya
berkali-kali lipat di akhirat.
Zakat adalah sebuah praktik ibadah di mana orang Islam memberikan 2,5% dari
hartanya untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan. Saat ini, di sebagian besar
negara yang bermayoritas umat Islam, memberikan zakat bersifat sukarela, namun ada
juga beberapa negara yang zakat nya diurus juga oleh pemerintah. Di negara seperti
Inggris misalnya, orang-orang Islam di sana membayarkan zakat dengan memberikannya
langsung ke badan amal.
Berdasarkan pengertian zakat, maka zakat diartikan sebagai suatu konsepsi ajaran
Islam yang mendorong orang muslim untuk mengasihi sesama, mewujudkan keadilan
sosial serta berbagai dan mendayakan masyarakat, selanjutnya untuk mengentaskan
kemiskinan. Pelajari lebih jauh mengenai zakat dalam buku Keutamaan Zakat, Infak,
Sedekah.
2
gaji, honorarium, dan insentifseperti PNS atau pegawai perusahaan.
Kata profesi berasal dari bahasa Inggris “Profession” berarti pekerjaan. Kata
profesi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb)tertentu, begitu juga menurut
Ensiklopedia Manajemen adalah suatu jenis pekerjaan karena sifatnya menuntut
pengetahuan yang tinggi, khusus dan latihan yang istimewa yang termasuk kedalam
profesi, misalnya pekerjaan dokter, ahli hukum, akuntan, guru, arsitek, ahli astronomi
dan pekerjaan sesifat lainnya.
Jadi yang dimaksud dengan profesi di sini adalah pekerjaan atau keahlian
profesional tertentu. Bila dikaitkan dengan zakat, maka zakat profesi adalah zakat yang
dikenakan pada tiap-tiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu baik yang
dilakukan sendirian maupun dilakukan bersama dengan orang atau lembaga lain yang
menghasilkan uang gaji, honorarium, upah bulanan yang memenuhi nisab, yang dalam
istilah fikih dikenal dengan nama al-mal al-mustafad.
Zakat profesi adalah zakat yang di keluarkan dari hasil apa yang di peroleh dari
pekerjaan dan profesinya. Misalnya pekerjaan yang menghasilkan uang baik itu
pekerjaan yang dikerjakan sendiri tampa tergantung dengan orang lain, berkat
kecekatan tangan ataupun otak (professional). Maupun pekerjaan yang dikerjakan
seseorang buat pihak lain baik pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan
memperoleh upah yang diberikan, dengan tangan, otak, ataupun keduanya.
Penghasilan dari pekerjaan seperti itu berupa gaji, upah, ataupun honorarium. Yang
demikian itu apabila sudah mencapai nisabnya dan haulnya pendapatan yang ia
hasilkan harus di keluarkan zakatnya.
Menurut Wikipedia, zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan
profesi ( guru, dokter, aparat, dan lain-lain ) atau hasil profesi bila telah sampai pada
nisabnya. Berbeda dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan dan
perdagangan, sumber pendapatan dari profesi tidak banyak dikenal di masa generasi
terdahulu.
3
Menurut ajaran islam, alam semesta beserta isinya adalah milik Allah SWT. Termasuk
semua yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, berkat keadilan dan kasih sayang Allah
kepada manusia, maka alam semesta beserta isinya dipersiapkan untuk kesejahteraan
manusia, dengan memelihara dan mengambil manfaatnya, dengan syarat tidak
merusaknya.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa pada harta yang dimiliki seseorang, di
dalamnya terdapat hak bagi orang lain. Hak yang utama berupa zakat, sedangkan
Islam juga menganjurkan agar manusia bersedekah, berqurban, berwakaf,berinfaq,
berqurban, beraqiqah, senantiasa memuliakan tamu,menghormati tetangga, serta
mentaati aturan pemerintah demi kemaslahatan umum dan ketangguhan negara.
Zakat hasil pertanian merupakan salah satu jenis Zakat Maal, objeknya meliputi
hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-
umbian, sayur-mayur, buah-buahan dan lain-lain.
1. Zakat Profesi
a. Syarat-syarat Zakat Profesi
Seperti yang kamu ketahui bahwa ada beberapa hal yang harus dipenuhi
seseorang untuk dikatakan wajib mengeluarkan zakat, seperti beragama Islam, Baligh
dan berakal, orang yang merdeka (bukan budak), dan lain sebagainya.
Namun, perlu kamu ketahui bahwasanya pada Zakat Profesi, ada beberapa hal
lain yang mesti kamu ketahui terkait syarat-syarat untuk dikatakan wajib
mengeluarkan Zakat, yaitu sebagai berikut.
4
dari kebutuhan pokok dan syarat tertentu yang ada di bawah ini.
Adapun hukum dasar zakat profesi terdapat dalam Q.S. At-Taubah ayat
103 yang berbunyi:
ٌ ﻋِﻠﻴ
ﻢ َ ﺳِﻤﻴٌﻊ
َ ﻢ َواﻟَّﻠُﻪ
ْ ﻦ َﻟُﻬ
ٌ ﺳَﻜ
َ ﻚ
َ ﺻَﻠﺎَﺗ
َ ن
َّ ﻢ ِإ
ْ ﻋَﻠْﻴِﻬ
َ ﻞ
ِّ ﺻ
َ ﻢ ِﺑَﻬﺎ َو
ْ ﻢ َوُﺗَﺰِّﻛﻴِﻬ
ْ ﻫ
ُ ﻄِّﻬُﺮ
َ ﺻَﺪَﻗًﺔ ُﺗ
َ ﻢ
ْ ﻦ َأْﻣَﻮاِﻟِﻬ
ْ ﺧْﺬ ِﻣ
ُ
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
5
2.) Hadist
Dalam hadits dari Hakim bin Nizam, Rasulullah SAW bersabda, “Tangan atas
lebih baik daripada tangan bawah. Mulailah (dalam membelanjakan harta) dengan
orang yang menjadi tanggung jawabmu. Sedekah paling baik adalah yang dikeluarkan
dari kelebihan kebutuhan. Barang siapa berusaha menjaga diri (dari keburukan), Allah
akan menjaganya. Barang siapa berusaha mencukupi diri, Allah akan memberinya
kecukupan." (HR Bukhari).
Kemudian ada juga Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim yang berbunyi: “Barangsiapa yang diberi harta oleh Allah lalu ia tidak
menunaikan zakatnya, maka pada hari kiamat hartanya itu akan dijadikan seekor ular
besar yang berbisa yang akan melilit lehernya, kemudian ular itu akan menggigit kedua
pipinya sambil berkata: Aku hartamu, aku simpananmu.”
6
pertanian merupakan tanaman yang ditanam dengan tujuan untuk dijual untuk
kemudian dijadikan kebutuhan pokok; dan,
6.) Hasil pertanian merupakan tanaman yang ditanam di lahan milik muzakki sendiri
dan bukan lahan atau tanah milik orang lain.
Artinya: “Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang
yang rukuk.” (Q.S. Al-Baqarah: 43)
Artinya: “Dan Dia-lah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang
tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun
dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya).
Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada
waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”(Q.S. Al-An'am : 141)
2.) Hadist
Dari Ibnu Abbas ra. Bahwasanya Nabi Saw mengutus Muadz ke Yaman,
lalu menuturkan is hadisnya, dan di dalamnya disebutkan, “Sesungguhnya Allah
telah mewajibkan zakat kepada mereka pada harta mereka yang diambil dari orang
kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang miskin mereka.” (HR. Bukhari
Muslim, dan lafal milik Bukhari)
Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan: ”Atau apabila tanaman itu
menyerap ar dengan akarnya, zakatnya ialah sepersepuluh, dan tanaman yang
disiram dengan menggunakan binatang atau tenaga manusia, zakatnya adalah
seperdua puluh.”
Diriwayatkan dari Ibnu umar RA, ia berkata: “Nabi SAW bersabda:
“Terhadap tanaman yang disirami hujan dari langit dan dari mata air atau yang
digenangi air selokan, dikeluarkan zakat sepersepuluhnya, sedangkan terhadap
tanaman yang diairi dengan sarana pengairan sepersepuluhnya” (HR. Bukhari dan
Ahmad).
Apabila profesi yang dijalankan tidak menghasilkan pendapatan yang tetap dan
pendapatan dalam 1 bulannya tidak mencapai nisab, maka hasil pendapatannya selama
1 tahun dikumpulkan baru dihitung. Kemudian, zakat baru ditunaikan jika penghasilan
bersihnya sudah mencukupi nisab.
Pertanian yang mengharuskan membeli air irigasi supaya sawah mereka dapat
tumbuh. Untuk pertanian jenis ini jumlah zakat pertanian yang harus dikeluarkan
adalah 5 persen dari seluruh hasil panen. Jumlah 5 persen lainnya diasumsikan sebagai
biaya pembelian pupuk, perawatan lahan, obat hama, dan lain-lain.
Pada saat ini sangat jarang kita temukan sawah yang benar-benar tadah hujan
maupun sawah irigasi. Bagaimana bila sawah dikelola menggunakan kedua cara
pengairan, yaitu air hujan dan air irigasi? Jika kita mengacu kepada pendapat Imam Az-
Zarkawi, maka besar zakat hasil pertanian sawah jenis ini adalah 7,5%. Besar prosentase
7,5 adalah nilai tengah dari 5 persen dan 10 persen.
8
5.000.000. Ketika panen hasilnya sebanyak 10 ton beras. Berapakah zakat hasil tani
yang harus dikeluarkannya?
Jawab:
Ketentuan zakat hasil tani:
Nisab 653 kg beras, Tarifnya 5%, Waktunya: Ketika menghasilkan (Panen)
Jadi zakatnya:
Hasil panen 10 ton = 10.000 kg (melebihi nisab) 10.000 x 5% = 500 kg
Jika dirupiahkan:
Jika harga jual beras adalah Rp 10.000 maka 10.000 kg x Rp 10.000 = Rp 100.000.000
100.000.000 x 5% = Rp 5.000.000
Maka zakatnya adalah 500 kg beras atau Rp 5.000.000
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat yang juga dikenal sebagai zakat profesi ini ialah zakat yang ditunaikan dari
hasil gaji yang didapat setiap bulan atau dalam waktu tertentu. Besaran zakatnya pun
sama dengan mayoritas zakat maal yang lain, yakni sebesar 2,5%. Pada praktiknya, zakat
penghasilan bisa ditunaikan setiap bulan dengan nilai nishab per bulan yaitu setara
dengan nilai sepeduabelas dari 85 gram emasil (seperti nilai yang sudah disebutkan di atas)
dengan kadar 2,5 persen. Jadi, apabila penghasilan per bulan Anda sudah melebihi nilai
nishab bulanan, maka Anda diwajibkan untuk menunaikan zakat dari 2,5 persen
penghasilan tersebut. Apabila penghasilan dalam satu bulan tidak mencapai nishab,
maka hasil pendapatan selama 1 tahun dikumpulkan atau dihitung, kemudian zakat
ditunaikan jika penghasilan bersihnya sudah cukup nishab.
Zakat hasil pertanian merupakan salah satu jenis Zakat Maal, objeknya meliputi
hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-
umbian, sayur-mayur, buah-buahan dan lain-lain. Nisab untuk zakat pertanian adalah
sebanyak 5 wasaq atau sekitar 653 kg beras. Jika hasil panen mencapai nisab tersebut.
Kadar zakat pertanian adalah sebesar 5% atau 1/20 dari hasil panen atau produksi
pertanian setelah dipotong biaya produksi. Sedangkan jika tanpa biaya produksi maka
kadarnya sebesar 10%.
B. Saran
Sebagai bentuk ibadah wajib, maka seharusnya umat Islam menyadari betul arti
penting zakat. Islam yang rahmatul lillalamin sangat memperhatikan kesejahteraan umat.
Dikarenakan pentingnya zakat profesi untuk pendistribusian pendapatan maka sebaiknya
zakat profesi langsung diambil/dipotong dari setiap gaji, upah atau honorarium seorang
muslim.
10
DAFTAR PUSTAKA
Putra, T. W. (2019).Penghimpunan Dana Zakat Infak Dan Sedekah di Badan Amil Zakat
Nasional. Laa Maisyir: Jurnal Ekonomi Islam, 6(2), 246-260.
Putra, T. W. (2019).Manajemen Zakat pada Badan Amil Zakat Nasional Kota Makassar.
JURNAL HUKUM EKONOMI SYARIAH, 2(2), 203-221.
Putra, T. W., Sofyan, A. S., & Mongkito, A. W. (2020).Maqasid Zakat dalam Mengentaskan
Kemiskinan. TASAMUH: Jurnal Studi Islam, 12(2), 355-372.
11