Anda di halaman 1dari 5

Materi:

Analisisi Korelasi

Tujuan:

3.4.1 Peserta didik mampu menghitung nilai korelasi product moment


3.4.2 Peserta didik mampu menghitung nilai koefisien determinasi
3.4.3 Peserta didik mampu menginterpretasikan nilai korelasi product moment
dalam proses analisis regresi linear
3.4.4 Peserta didik mampu menginterpretasikan nilai korelasi product moment
dalam proses analisis regresi linear berdasarkan suatu persamaan garis
regresi linear

D. Analisis Korelasi

1. Pengertian
Analisis korelasi merupakan salah satu metode statistika yang paling banyak digunakan
didalam berbagai penelitian ilmiah. Sejauh ini kita sudah dapat menemukan persamaan garis
regresi untuk data bivariat dan kita sudah tahu bahwa garis regresi yang sudah ditemukan
dengan perhitungan rumus yang diberikan adalah garis yang paling tepat mewakili data yang
ada. Meskipun demikian, kita masih ada kendala untuk interpretasi lebih lanjut jika hanya
menggunakan garis tersebut.
Analisis korelasi merupakan bentuk analisis inferensial yang digunakan untuk
mengetahui derajat atau kekuatan hubungan, bentuk atau hubungan kausal atau hubungan
timbal balik diantara variabel-variabel penelitian. Selain itu, analisis ini dapat digunakan
untuk mengetahui besarnya pengaruh suatu variabel bebas atau beberapa variabel bebas
secara bersama terhadap variabel teikat melalui analisis koefisien determinasi.

2. Korelasi Product Momennt


Koefisien korelasi product moment merupakan koefisien korelasi yang bisa
memberikan informasi arah tren data dan tingkat korelasi. Penemu dari korelasi product
moment adalah Karl Pearson, sehingga korelasi product moment sering disebut dengan
korelasi Pearson.
Rumus Korelasi Product Moment
Konsep korelasi product moment menggunakan konsep yang sama dengan metode kuadrat
terkecil, yaitu jumlah kuadrat. Sebelumnya telah dibahas dua jenis jumlah kuadrat variabel, yaitu
𝑆𝑆𝑥𝑦 dan 𝑆𝑆𝑥𝑥 . Kali ini akan digunakan tiga jenis jumlah kuadrat, yaitu 𝑆𝑆𝑥𝑦 , 𝑆𝑆𝑥𝑥 , dan 𝑆𝑆𝑦𝑦 .
Penjelasannya sebagai berikut:
1) Jumlah kuadrat selisih variabel independen x terhadap rata-ratanya dan variabel dependen y
terhadap rata-ratanya.
(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑆𝑆𝑥𝑦 = ∑(𝑥 − 𝑥̅ )(𝑦 − 𝑦̅) atau 𝑆𝑆𝑥𝑦 = ∑ 𝑥𝑦 − 𝑛
2) Jumlah kuadrat selisih variabel independen x terhadap rata-ratanya.
(∑ 𝑥)(∑ 𝑥)
𝑆𝑆𝑥𝑥 = ∑(𝑥 − 𝑥̅ )(𝑥 − 𝑥̅ ) = ∑(𝑥 − 𝑥̅ )2 atau 𝑆𝑆𝑥𝑥 = ∑ 𝑥 2 − 𝑛
3) Jumlah kuadrat selisih variabel dependen y terhadap rata-ratanya.
(∑ 𝑦)(∑ 𝑦)
𝑆𝑆𝑦𝑦 = ∑(𝑦 − 𝑦̅)(𝑦 − 𝑦̅) = ∑(𝑦 − 𝑦̅)2 atau 𝑆𝑆𝑦𝑦 = ∑ 𝑦 2 − 𝑛

Untuk menghitung nilai korelasi product moment (r), masukkan nilai dari ketiga jenis jumlah
kuadrat ke dalam rumus Korelasi Product Moment di bawah ini:
𝑆𝑆𝑥𝑦
𝑟= , nilai r yang diperoleh akan selalu berada pada interval −1 ≤ 𝑟 ≤ 1
√𝑆𝑆𝑥𝑥 .𝑆𝑆𝑦𝑦

Hubungan nilai r dan hubungan antara dua variabel digambarkan sebagai berikut:

Selain itu, bisa digambarkan juga antara hubungan nilai r dan penyebaran data dari garis regresi.
Penggambarannya sebagai berikut:
Jika nilai mutlak dari r semakin mendekati 0 (semakin kecil) maka semakin lemah atau
tidak ada korelasi antara variabel x dan y. Jika nilai mutlak dari r semakin mendekati 1 (semakin
besar) maka semakin kuat korelasi antara variabel x dan y. Nilai r mutlak digunakan karena
tanda positif dan negatif dari nilai r hanya menunjukkan arah tren data.
Agar nilai r dapat mendiskripsikan lebih jelas tentang suatu korelasi antara dua variabel,
nilai r sering disebut dalam interval tertentu untuk mendeskripsikan tingkat hubungan korelasi
tiap interval. Perhatikan tabel berikut sebagai pedoman menentukan tingkat hubungan korelasi.

Contoh soal:
1. Tabel berikut ini merupakan daftar nilai ulangan tengah semester dan nilai ulangan akhir
semester pelajaran matematika dari 7 siswa di kelas XI
Nilai Ulangan Tengah Semester 67 90 80 79 88 94 59
Nilai Ulangan Akhir Semester 80 95 76 85 93 84 67
a. Buatlah diagram pencar dari data tersebut, bagaimana prediksi nilai koefisien korelasi
berdasarkan diagram pencarnya? Apakah mendekati 0, -1, atau 1?
b. Hitunglah nilai r. Apakah nilai r sesuai dengan prediksi berdasarkan diagram pencar?

Jawab:
a. Diagram pencar
b.

(∑ 𝑥)(∑ 𝑦) (557)(580)
𝑆𝑆𝑥𝑦 = ∑ 𝑥𝑦 − = 46.738 − = 46.738 − 46.151,43 = 586,57
𝑛 7
(∑ 𝑥)(∑ 𝑥) (557)(557)
𝑆𝑆𝑥𝑥 = ∑ 𝑥𝑥 − = 45.291 − = 45.291 − 44.321,29 = 969,71
𝑛 7
(∑ 𝑦)(∑ 𝑦) (580)(580)
𝑆𝑆𝑦𝑦 = ∑ 𝑦𝑦 − = 48.620 − = 48.620 − 48.057,14 = 562,86
𝑛 7
𝑆𝑆𝑥𝑦 586,57 586,57
𝑟= = = 738,79 = 0,794
√𝑆𝑆𝑥𝑥 𝑆𝑆𝑦𝑦 √(969,71).(562,86)

Diperoleh r=0,794 maka sesuai dengan prediksi dari diagram pencar bahwa koefisien korelasi r
mendekati 1.

2. Untuk setiap kumpulan pasangan data di bawah ini, hitunglah nilai koefisien korelasinya:
a. (1,5), (2,8), (3,11), (4,14), (5,17)
b. (−3,6), (2, −1), (2,2), (1,3), (3,4)
Jawab:
a.

(∑ 𝑥)(∑ 𝑦) (15)(55)
𝑆𝑆𝑥𝑦 = ∑ 𝑥𝑦 − = 195 − = 195 − 165 = 30
𝑛 5
(∑ 𝑥)(∑ 𝑥) (15)(15)
𝑆𝑆𝑥𝑥 = ∑ 𝑥𝑥 − = 55 − = 55 − 45 = 10
𝑛 5
(∑ 𝑦)(∑ 𝑦) (55)(55)
𝑆𝑆𝑦𝑦 = ∑ 𝑦𝑦 − = 695 − = 695 − 605 = 90
𝑛 5
𝑆𝑆𝑥𝑦 30 30
𝑟= = = 30 = 1
√𝑆𝑆𝑥𝑥 𝑆𝑆𝑦𝑦 √(10).(90)

Jadi, nilai koefisien korelasinya r = 1.

b.
(∑ 𝑥)(∑ 𝑦) (5)(14)
𝑆𝑆𝑥𝑦 = ∑ 𝑥𝑦 − = −1 − = −1 − 14 = −15
𝑛 5
(∑ 𝑥)(∑ 𝑥) (5)(5)
𝑆𝑆𝑥𝑥 = ∑ 𝑥𝑥 − = 27 − = 27 − 5 = 22
𝑛 5
(∑ 𝑦)(∑ 𝑦) (14)(14)
𝑆𝑆𝑦𝑦 = ∑ 𝑦𝑦 − = 66 − = 66 − 39,2 = 26,8
𝑛 5
𝑆𝑆𝑥𝑦 −15 −15
𝑟= = = 24,28 = −0,6177
√𝑆𝑆𝑥𝑥 𝑆𝑆𝑦𝑦 √(22).(26,8)

Jadi, nilai koefisien korelasinya r = -0,6177.

“SELAMAT BELAJAR”

Anda mungkin juga menyukai