Anda di halaman 1dari 127

STRATEGI TAHFIZH AL-QUR’AN DALAM PENCAPAIAN

TARGET HAFALAN SISWA


(StudI Kasus Kelas V SD Azhari Islamic School Rasuna, Jakarta)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.)

Disusun Oleh:

Nur Maulida (15311591)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1440 H/2018 M
STRATEGI TAHFIZH AL-QUR’AN DALAM PENCAPAIAN
TARGET HAFALAN SISWA
(Studi Kasus Kelas V SD Azhari Islamic School Rasuna, Jakarta)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.)

Disusun Oleh:

Nur Maulida (15311591)

Dosen Pembimbing

Dr. Hj. Romlah Widayati, M. Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1440 H/2018 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan.iudul *strategi rahfizh Al-Qur'an dalam pencapaian Target
Hafalan siswa studi Kasus Kelas v sD Azhari Islamic school Rasuna', yang
disusun oleh NIur Maulida dengan NIM 15311591 telah diujikan dalam
sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-eur'an (rle) Jakarta
pada tanggal 2019. slaipsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
mernperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.pd).

Jakarta, ll September 2019

Dekan tr'akultas Tarbiyah

Dr. Esi I{airani, M.Pd


Sidang Munaqasyah

W
Ketua Sidang

Dr. Esi Hairanii, M.Pd


Penguji I
Sekretaris Sidang

e--
Reksiana, M.Pd
Penguji II

Azizan Fitriana, MA
LEMBAR PERI..IYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah in:

Nama Nurmaulida
NIM 15311591

Program Studi Pendidikan Agama Islam


Fakultas Tarbiyah l

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi deng;an judul *strategi

Tahfuh Al-Qur'an dalam Pencapaian TaTget Hafalan Siswa Studi Kasus


Kelas V SD Azhari Islamic School Rasuna" adalah merupakan hasil karya
sendiri den benar keasliannya. Apabila ternyata ili kemudian hari penulisan
Skripsi ir.i plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya
bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi
berdasarkan aturan tata tertib yang berlaku d Institut Imu Al-Qur'an Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tidal: dipaksakan.

Jakarta, 13 Agustus 2019

I'enulis.
^EP{ *-

ffi/ffl
,mp,M*F
l.lur Maulida
(1s311s91)

ilt
MOTTO

“BERPACU JANGAN MENOLEH”

iv
KATA PENGANTAR

Tiada untaian kata yang indah selain ucapan rasa syukur atas kehadirat
Allah SWT yang telah memberkan segala rahmat, karunia dan ridho-Nya
serta dianugrahi kesehatan jasmani dan rohani, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Tahfizh Al-Qur‟an dalam
Pencapaian Target Hafalan Siswa Studi Kasus Kelas V SD Azhari Islamic
School Rasuna”

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpah kepada


baginda alam, sang penyempurna akhlak manusia dan uang selalu diucapkan
sebagai bentuk kerinduan yang tak ada hentinya yakni Nabi Muhammad
Saw, semoga kita semua mendapatkan syafa‟atnya di yaumil akhir kelak
Aamiin Yaa Rabbal‟alamin.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari


bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyaampaikan
terimakasih kepada yang terhormat:

1. Kepada orang tua, Bapak Abdul Gani yang selalu sabar dan tidak
pernah berhenti memberikan dukungan serta do‟anya kepada
anaknya. Terimakasih atas segala cinta dan kasih sayang yang tulus,
memberikan nasehat-nasehat kebaikan, yang selalu menjadi
penyemangat dan motivasi kepada penulis. Jazakumullah Khairan
Katsiran atas segala yang telah diberikan oleh kedua orang tua
kepada penulis.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA., selaku rektor
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.

v
3. Ibu Dr. Esi Hairani, M.Pd., selaku dekan Fakultas Tarbiyah Institut
Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
4. Ibu Reksiana, M.Pd, selaku ketua Prodi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
5. Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M. Ag, selaku Pembimbing Skripsi
terimakasih atas segala bimbingannya.
6. Kepada seluruh Instruktur Tahfizh Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta yang selalu memotivasi serta sabar dalam membimbing
penulis dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur‟an.
7. Kepada seluruh dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang
telah banyak memeberikan ilmu-ilmu pengetahuan baik umum
maupun Agama kepada penulis.
8. Kepada Staf Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta
yang telah melayani penulis dalam segala kebutuhan kuliah dengan
baik dan sabar.
9. Kepada Ibu Kepala Sekolah, Ustadzah Nur Faizah Dimyathi, MA,
Guru Koordinator Ustadzah Wiaam M. Syairozi, M.Ed serta guru-
guru dan siswa-siswi yang berada di SD Azhari Islamic School atas
kerjasama dan bantuannya dengan penulis agar dapat menyelesaikan
tugas akhir ini.
10. Untuk kakak-kakak yang tercinta saya Nur Azizah, Tuti Amalia,
Abdul Basit, Maria Ulfa, Siti Habibah, dan Fajar Shodiq yang selalu
membimbing, menyemangati, untuk saya menimba ilmu di IIQ
sampai selesai S1, dan semua keluarga besarku yang di Jakarta, yang
senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan do‟anya
Jazakumullah Khairan keluargaku.
11. Untuk teman yang selalu menyemangati saya sampai detik ini, yaitu
Nur Arsy Ayda Rahmawati, Siti Wulandari, Rahmah Safitra, dan

vi
yang lainnya. Terimakasih atas dukungannya dan semangatnya,
bantuan yang kalian berikan kepada saya, semoga Allah selalu
memberkahi hidup kita semuanya.
12. Untuk teman-teman seperjuanganku angkatan 2015 terkhusus kelas
C, yang dari awal masuk ke Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
Tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak akan
mungkin penulis sampai disini. Terimakasih untuk canda tawa dan
perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan
manis yang kita ukir.
13. Serta semua pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT
memberikan balasan yang berlipat ganda.

Akhirnya, kritik dan saran yang membangun diharapkan oleh penulis


dei kemajuan di masa depan pada bidang pendidikan. tak lupa, permohonan
maaf disampaikan kepada semua pihak atas segala kesalahan yang disengaja
maupun tidak sengaja oleh penulis.

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING I


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN …………………………………………… iii
MOTTO ………………………………………………………………... iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………….... V
DAFTAR ISI …………………………………………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….. X
DAFTAR TABEL ……………………………………………………... xi
PEDOMAN TRANSLITERASI …………………………………….... xii
ABSTRAK ……………………………………………………………... Xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………........ 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………….... 6
C. Pembatasan Masalah …………………………………………... 7
D. Perumusan Masalah ………………………………………….... 7
E. Tujuan Penelitian …………………………………………….... 7
F. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 7
G. Tinjauan Pustaka ………………………………………………. 8
H. Sistematika Penulisan …………………………………………. 11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Strategi Menghafal Al-Qur‟an …………………………............ 13
1. Pengertian Strategi …………..……………………………. 13
2. Pengertian Tahfizh Al-Qur‟an ……………………………. 18
3. Pengertian Al-Qur‟an ……………………………………... 19
4. Dasar Hukum Menghafal Al-Qur‟an ……………………... 20
5. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an ………………………... 23

viii
6. Metode Menghafal Al-Qur‟an ……………………………. 26
B. Langkah-langkah Menghafal Al-Qur‟an …………………….... 30
1. Faktor-faktor Pendukung Menghafal Al-Qur‟an ……….... 30
2. Faktor-faktor Penghambat Menghafal Al-Qur‟an ………... 42
3. Syarat-syarat dalam Menghafal Al-Qur‟an ………………. 46
C. Kiat-kiat Menghafal Al-Qur‟an ……………………………….. 50
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………... 59
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………. 59
B. Metode dan Pendekatan Penelitian ……………………………. 59
C. Sumber Data ………………………………………………….... 61
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….. 62
E. Dokumentasi Azhari Islamic School …………………………... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………………. 79
A. Pelaksanaan Tahfizh Al-Qur‟an di SD Azhari Islamic School .... 79
B. Analisis Pelaksanaan Tahfizh Al-Qur‟an di SD Azhari Islamic 80
School …………………………………………………………...
a. Strategi Penerapan Tahfizh Al-Qur‟an …………………….. 80
b. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pencapaian 83
Taregt Hafalan ……………………………………………...
c. Proses Menuju Keberhasilan ………………………………. 84
BAB V PENUTUP ……………………………………………………. 92
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 92
B. Saran ………………………………………………………….... 93
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengajuan Skripsi


Lampiran 2 Surat Mohon Kesedian Menjadi Pembimbing
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Wawancara dan Penelitian
Lampiran 4 Surat Kesediaan Penguji Munaqasyah
Lampiran 5 Hasil Wawancara
Lampiran 6 Hasil Dokumentasi

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Susunan Organisasi SD Azhari Islamic School Rasuna


2018/2019
Tabel 2 Pemetaan Tenaga Pengajar SD Azhari Islamic School
Rasuna
Tabel 3 Sarana dan Prasarana Ruang Kelas, Laboratorium dan
Perpustakaan

xi
PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Konsonan
Arab Latin Arab Latin
‫أ‬ A ‫ط‬ Th

‫ب‬ B ‫ظ‬ Zh

‫ت‬ T ‫ع‬ „

‫ث‬ Ts ‫غ‬ Gh

‫ج‬ J ‫ف‬ F

‫ح‬ H ‫ق‬ Q

‫خ‬ Kh ‫ك‬ K

‫د‬ D ‫ل‬ L

‫ذ‬ Dz ‫م‬ M

‫ر‬ R ‫ن‬ N

‫ز‬ Z ‫و‬ W

‫س‬ S ‫ه‬ H

‫ش‬ Sy ‫ء‬ ,

‫ص‬ Sh ‫ي‬ Y

‫ض‬ Dh

2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah A ‫أ‬ a~ ‫َي‬ Ai
Kasrah I ‫ي‬ i~ ‫َ و‬ Au
Dhammah U ‫و‬ u~

xii
3. Kata Sandang
a. kata sandang yang diikuti alif-lam (‫ )ال‬qamariyah.

Kata sandang yang diikuti alif-lam (‫)ال‬ qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh: ‫ البقرة‬: al-


Baqarah
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (‫ )ال‬syamsiyah.

Kata sandang yang diikuti alif-lam (‫)ال‬ syamsiyah


ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya. Contoh: ‫ الرجل‬: ar-Rajul
c. Syaddah (Tasydid)
Syaddah (Tasydid) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
(َ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid.
Aturan in berlaku secara umum, baik tasydid yang berada di
tengah kata, di akhir kata atupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh: ‫آمنّب‬
ّ ِ‫ب‬: Aamanna billaahi
‫بلل‬
d. Ta Marbuthah (‫)ة‬

TaMarbuthah(‫ )ة‬apabia berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh


kata sifat (na‟af), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf “h”. Contoh: : ‫ألفئدة‬al-Af’idah

Sedangkan ta marbuthah (‫ )ة‬yang diikuti atau disambungkan (di-


washal) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh: ‫عبملت نبصبت‬: ‘Amilatun Nashibah

xiii
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-
lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula pada dalam
alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold)
dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali
dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal
nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh: „Ali Hasan al-„Ardh,
al- „Asqallani, al-Farmawi dan seterusnya. Khususnya untuk
penulisan kata Al-Qur‟an dan nama-nama surahnya menggunakan
huruf kapital. Contoh: Al-Qur‟an, Al-Baqarah, Al-Fatihah dan
seterusnya.

xiv
ABSTRAK
Nur Maulida, (15311591). Skripsi dengan judul “Strategi Tahfizh Al-
Qur’an dalam Pencapaian Hafalan Siswa Studi Kasus Kelas V SD
Azhari Islmaic School Rasuna. Prodi Pendidikan Agama Islam, Tahun
2019.
Tujuan penelitian ini: 1) Untuk mengetahui strategi tahfizh Al-Qur‟an di SD
Azhari Islamic School Rasuna 2) Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung
dan penghambat di SD Azhari Islamic School Rasuna 3) Untuk mengetahui
apa saja pencapaian target hafalan siswa SD Azhari Islamic School Rasuna.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di SD Azhari Islamic School Rasuna berada di Jl. KH. Ilyas
No. 39 Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan. Waktu penelitian ini
dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Juli 2019. Subyek penelitian
Kepala Sekolah, Guru Koordinator Tahfizh beserta peserta didik SD Azhari
Islamic School. Dengan menggunakan teknik puposive sampling. Metode
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Strategi Tahfizh Al-Qur‟an
yang dilakukan SD Azhari Islamic School Rasuna adalah: a) satu hari
setoran minimal 4-5 ayat, setengah halaman, atau sehalaman yang akan
disetorkan pada guru tahfizh, b) membuat target yang jelas, c) menghafal
dari bagian juz belakang ke depan, d) mengulang hafalan sebelum masuk
KBM, setelah shalat dzuhur, dan sebelum pulang sekolah, e) menambah
hafalan ketika waktu KBM pada pagi hari, f) setiap kelasnya akan di bagi 2
kelompok dan hafalan tersebut disetorkan pada guru tahfizh, g) untuk guru
tahfizh dalam mengajar memiliki standar kemampuan menghafal minimal 18
juz dan lebih diutamakan yang menghafal 30 juz Al-Qur‟an, h) untuk siswa
yang kurang mampu dalam menghafal diberikan waktu kesempatan dalam
menghafal di luar jam sekolah. Pencapaian target hafalan siswa yakni dengan
berbeda-beda setiap kenaikan kelasnya, jika kelas 1 SD menghafal 1 juz
yaitu juz 30,. Kelas 2 SD menghafal 2 juz yaitu juz 29-28. Kelas 3 SD
menghafal 3 juz yaitu juz 27, 26, 25. Kelas 4 SD menghafal 4 juz yaitu juz
24, 23, 22, 21. Kelas 5 SD menghafal 4 juz yaitu juz 20, 19, 18, 17. Kelas 6
SD menghafal 4 juz yaitu juz 16, 15, 14, 13.

Kata Kunci: Stategi Tahfizh Al-Qur’an, Pencapaian Target Hafalan

xv
ABSTRACT
Nur Maulida, (15311591). Thesis with the title, “Tahfizh Al-Qur’an
Strategy in Achieving Memorization of Student in Case Study of Class V
SD Azhari Islamic School Rasuna. Islamic Educatio Study Program,
2019
The purpose of this study: 1) To find out the strategies of Al-Qur‟an tahfizh
in Rasuna Islamic Azhai Elementary School, 2) To find out the supporting
and inhibiting factors in Rasuna Islamic Elementary School Rasuna School.
3) To find out what are the achievement targets of memorizing students of
Azhari Islamic Elementary School Rasuna.
This research use desciptive qualitative approach. The research was carried
out at Rasuna Islamic School Azhari Elementary located on Jl. KH. Ilyas No.
39 Karet Kuningan, Setiabudi, South Jakarta. The time of this research
subjects werw the principal, teacher coordinator tahfizh and studenrs of SD
Azhari Islamic School. By using puposive sampling technique. Methods of
observation, interviews and documentation.
The results of the study show that: firts, the tahfizh Al-Qur‟an strategy
undertaken by Rasuna Islamic School Azhari Elemntary School is: a) a
minimum of 4-5 verses, half a page, or a day to be deposited to the tahfizh
teacher, b) making a target what is clear, c) memorizing from the juz section
back to front, d) repeating memorization berfore enterig the KBM, after the
midday prayer, and berfore going home from school, e) adding memorization
when KBM time in the morning, f) each class will be divided into 2 groups
and memorization is deposited to the teacher tahfizh, g) for the teacher
tahfizh in teaching has the ability to memrize 30 juz of the Qur‟an, h) for
students who are less able to memorize given the opportunity to memorize at
outside school hours. Achivement of students memorization targets is
different from each grade increase, if grade 1 elementary school memorizes1
juz, that is juz 30. Grade 2 elemetary school memorizez 2 juz is juz 29-28.
Grade 3 elementary school memorizes 3 juz, namely juz 27, 26, 25. Grade 4
elementary school memorizes 4 juz, namely juz 24, 23, 22, 21. Grade 5
elementary school memorize 4 juz, namely juz 20, 19, 18, 17. Grade 6
lementary is memorizing 4 juz, namely juz 16, 15, 14, 13.
Keywords: Tahfizh Al-Qur’an Strategy, Achievment of Memorandum
Targets

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur‟an adalah kalam Allah SWT, yang mengandung mukjizat,
diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul (yaitu Nabi Muhammad
SAW), melalui perantara malaikat jibril As. Tertulis pada mushaf,
diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, membacanya bernilai ibadah,
dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas. 1
Al-Qur‟an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dengan bahasa arab, yang terpelihara kemurniaannya
hingga akhir zaman. Sebagaimana firman Allah SWT:

(9 :{51}‫ (الحجر‬       

“Seseungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan


sesungguhnya kami benar-benar menjaganya.” (QS. Al-Hijr (15): 9)

Maha suci Allah SWT, yang telah menciptakan kita sebagai manusia
di muka bumi ini yang diberi potensi akal dan pikiran untuk
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh karena itu
Allah SWT, menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi agar potensi
tersebut bisa berjalan dan menuntut ilmu guna memperluas pemikiran
serta wawasannya, baik itu menyangkut masalah dunia maupun akhirat,
sehingga ia menjadi manusia yang berakhlak mulia dan berilmu.
Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II, pasal 3 yang
menyatakan:

1
Anshori, Ulumul Qur’an Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), cet. 1, h. 18

1
2

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta diidk secara
aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirii, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketermpilan dirinya yang diperlukan
masyarakat dan bangsa dan Negara. Pendidikan nasinal juga berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bagsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta diidk agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.2

Rasulullah SAW, menerima Al-Qur‟an melalui pengajaran malaikat


Jibril As, lafadz-lafadz Al-Qur‟an didiktekan satu persatu agar bisa
ditirukan dan dihafal Nabi Muhammad SAW, kemudian beliau
mengajarkan ayat-ayat itu kepada para sahabatnya dengan metode yang
sama, dan beliau memerintahkan untuk menuliskan ayat-ayat itu
dihadapannya dengan menunjuk beberapa sahabat yang bisa menulis
bersama para saksi sahabat-sahabat lainnya. Metode pengajaran seperti
itu disebut dengan talaqqi yaitu guru membacakan, sementara murid
mendengarkan lalu menirukan apa yang diajarkan oleh seorang guru
sampai hafal.3
Menghafal Al-Qur‟an merupakan suatu aktifitas yang sangat mulia
dimata Allah SWT, menghafal Al-Qur‟an sangat berbeda dengan
menghafal kamus atau buku, dalam menghafal Al-Qur‟an harus benar
tajwid dan fasih dalam melafalkannya. Jika penghafal Al-Qur‟an belum
bisa membaca dan belum mengetahui tajwidnya maka akan susah dalam
menghafal Al-Qur‟an. Bahkan di tengah majunya ilmu pengetahuan dan

2
Undang-undang Sisdiknas, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: sinar Grafika,
2003), h. 5-6
3
Deden Makhyaruddin, Rahasia Nikamtnya Menghafal Al-Qur’an, (Bandung:
Mizan Media Utama, 2013), h. 79-80
3

teknologi muncul upaya pemalsuan tersebut dalam segala bentuk


terhadap isi ataupun redaksi oleh orang kafir.
Keberadaan guru (pengajar) sangat berpengaruh dalam metode belajar
Al-Qur‟an secara talaqqi, dengan metode tersebut Al-Qur‟an bukan
sekedar terjaga huruf-huruf secara lisan ataupun tulisan, akan tetapi
terjaga pula cara membacanya dengan baik dan benar sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid. Menghafal Al-Qur‟an boleh dikatakan sebagai
langkah awal dalam suatu proses memahami dan mempelajari isi
kandungannya setelah memhami langkah selanjutnya adalah
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Allah SWT
menganugerahkan kepada para pengahafal AL-Qur‟an berupa
kemudahan untuk memahami isi kandungannya. Segala puji bagi Allah
SWT yang telah menurunkan Al-Qur‟an kepada hambanya dan tidak ada
kebengkokan di dalamnya dan memudahkan Al-Qur‟an sebagai
pelajaran sebagaimana firman Allah SWT:

(51 :{15}‫ (القمر‬       

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran,


maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar (54):
17)

Allah SWT telah menyebutkan ayat ini di dalam surah Al-Qamar


sebanyak 4 kali, untuk menegaskan bahwa Allah SWT, telah
memudahkan lafadz Al-Qur‟an untuk dibaca dan dihafalkan serta mudah
untuk dipahami, juga mudah untuk ditadabburi (dihayati) bagi siapa saja
yang ingin mengambil pelajaran darinya. Dari sini mendorong kita untuk
selalu memperbanyak membaca Al-Qur‟an, menghafal, mempelajari dan
mengajarkannya kepada orang lain, karena Allah SWT menjadikan
4

penghafal Al-Quran sebagai keluarganya dan memiliki kedudukan


khusus di sisi-Nya.4
Kegiatan menghafal Al-Qur‟an mempunyai peranan penting yang
tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih pada masa kini, yang telah
banyak terjadi usaha pemalsuan ayat-ayat Al-Qur‟an, tentu nilai penting
itu semakin bertambah. Nilai penting ini akan membawa kemanfaatan,
baik untuk diri sendiri maupun kaum muslimin seluruhnya.5
Menghafalkan Al-Qur‟an bukanlah perkara yang mudah dan ringan jika
tidak dilakukan dengan meluangkan usaha, kemampuan, serta niat yang
sungguh-sungguh untuk menyelesaikan hafalannya. Pendidikan dianggap
sebagai solusi yang paling tepat untuk mensukseskan hafalan Al-Qur‟an.
Melalui pendidikan proses menghafalkan berjalan secara teratur dan
terarah, hal ini dikarenakan adanya aturan-aturan yang telah ditetapkan,
baik itu pendidikan formal dan non formal.
Azhari Islamic School Rasuna merupakan salah satu sekolah cabang
Al-Azhar Cairo Mesir yang ada di Indonesia dengan visi terwujudnya
menjadi acuan sistem pendidikan Islam sebagai dasar peradaban,
sedangkan misinya adalah membentuk sistem lembaga pendidikan yang
berwawasan luas, berakhlak mulia, terampil, kreatif, berpikiran bebas,
dan berkarya,serta mendorong terbentuknya SDM yang memiliki
komitmen ke Islaman, dan memiliki kompetensi yang unggul
mengembangkan kurikulum yang mampu menhantarkan pribadi-pribadi
penghafal Al-Qur‟an yang berprestasi dan berakhlak mulia.
Kurikulum di Azhari Islamic School menggunakan kombinasi
kurikulum dalam sistem pembelajaran siswanya yaitu kurikulum Al-

4
Yahya Abdul Fattah, Revolusi Menghafal AL-Qur’an, (Solo: Insan Kamil, 2010),
cet. 1, h. 7-8
5
Zaki Zamani dan M. Syukron Maksum, Metode Cepat Menghafal Al Qur’an,
(Yogyakarta: Al Barokah, 2014), h. 28.
5

Azhari Cairo Mesir untuk pembelajaran Bahasa Arab, Islamic Studies,


dan tahfizh Qur‟annya, sedangkan untuk pelajaran umum yang lainnya
menggunakan kurikulum Diknas Kementrian Pendidikan. Dengan
kombinasi dua kurikulum tersebutlah diharapkan siswa dapat memahami
ilmu pengetahuan dan agama dengan baik. Kemudian diharapkan
menjadi calon-calon yang tinggi, memiliki Islam yang menyeluruh,
akhlak mulia, budi pekerti yang baik, pengetahuan teknologi informasi
yang luas, serta bersikap disiplin, mandiri dan bertanggung jawab dalam
segala hal.
SD Azhari Islamic School Rasuna adalah salah satu sekolah yang di
dalamnya mewajibkan seluruh siswanya menghafal Al-Qur‟an dan
menjadikan Al-Qur‟an hidup di dalam pribadi dan jiwa anak didik.
Selama proses sekolah enam tahun siswa di Azhari wajib menghafal
sesuai dengan ketentuan kurikulum yang ada di sekolah, adapun program
hafalan ada empat kategori, pertama program hafalan 1juz untuk kelas I
SD, kedua program hafalan 2 juz untuk kelas II SD, ketiga program
hafalan 3 juz untuk kelas III SD, dan keempat program hafalan 4 juz
untuk kelas IV, V, VI SD. Sehingga seiring berjalannya waktu tidaklah
semudah yang kita pikirkan dalam menghafal AL-Qur‟an, tentunya
banyak terjadi Kendala-kendala dalam proses menghafal yang peserta
didik alami di Azhari, baik dalam hal metode mengahafalnya,
bacaannya, tajwidnya, kedisiplinannya, motivasi menghafal dan lain
sebagainya yang dialami oleh siswa.
Tahfizh Al-Qur‟an di SD Azhari Islamic School Rasuna merupakan
salah satu program unggulan yang wajib bagi seluruh siswa dan
termasuk ke dalam kurikulum Al-Azhar Cairo Mesir, tentunya seluruh
siswa wajib menyetorkan hafalan yang mereka persiapkan sebelumnya
kepada guru tahfizhnya masing-masing di dalam kelas sesuai dengan
6

target program yang ia pilih masing-masing, baik itu hafalan mereka


lancar atau masih belum lancar, terbata-bata dan tersendat. Dari macam-
macam kendala dan kesulitan-kesulitan siswa tersebut dalam proses
menghafal Al-Qur‟an yang wajib mereka hafal untuk memenuhi syarat
pencapaian kurikulum yang ada di sekolah SD Azhari Islamic School
Rasuna dengan baik sesuai target kurikulum di sekolah, maka saya
terdorong untuk menelitinya dan menjadikannya sebagai bahan
penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Tahfizh Al-Qur’an dalam
pencapaian target hafalan siswa Studi Kasus Kelas V SD Azhari Islamic
School Rasuna Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang disajikan pada latar belakang
masalah tersebut, maka permasalahan penelitian ini dapat penulis
identiifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan tahfizh yang dilakukan oleh guru di SD
Azhari Islamic School?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pencapaian dalam
hafalan siswa di SD Azhari Islamic School?
3. Bagaimana proses menghafal Al-Qur‟an di SD Azhari Islamic
School?
4. Bagaimana pencapaian target hafalan siswa dalam menghafal Al-
Qur‟an di SD Azhari Islamic School?
5. Bagaimana evaluasi menghafal Al-Qur‟an di SD Azhari Islamic
School?
6. Bagaimana hasil hafalan Al-Qur‟an siswa dengan pencapaian target
hafalan di SD Azhari Islamic School?
7

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian perlu dilakukan untuk
memberikan pemahaman yang lebih spesifik dan mengerucut serta
menghindari pembahasan yang terlalu meluas. Dalam hal ini maka
pembahasan dalam penelitian ini terfokus pada strategi tahfizh Al-
Qur‟an dalam pencapaian target hafalan siswa. Adapun subyek
penelitiannya ialah SD Azhari Islamic School Rasuna.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah diatas, maka penulis
merumuskan masalah pokok yaitu: “Bagaimana strategi tahfizh Al-
Qur‟an dalam pencapaian target hafalan siswa?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana strategi tahfizh Al-Qur‟an dalam pencapaian target hafalan
siswa di SD Azhari Islamic School Rasuna.
F. Manfaat Penilitian
Manfaat penelitian menunjukkan pada pentingnya penelitian
dilakukan, baik untuk pengembangan ilmu dan referensi penilitian lebih
lanjut dengan kata lain menfaat penelitian berisi uraian yang
menunjukkan bahwa yang dipilih memang layak di teliti.
Hasil penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun
praktis bagi penulis dan pembaca, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan,
acuan, dan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Menjadi bahan referensi bagi calon guru dan kepala sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, terutama kurikulum yang
8

berlandaskan pendidikan Islam untuk melaksanakan


pembelajaran mengahfal Al-Qur‟an.
b. Penelitian ini dapat memberikan motivasi bagi kepala
sekolah dan seluruh staff di SD Azhari Islamic School untuk
lebih meningkatkan strategi tahfizh Al-Qur‟an.
c. Bagi peneliti, memberikan wawasan dan pengalaman praktis
di bidang penelitian. Serta memberikan pengetahuan yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain mengenai strategi
tahfizh Al-Qur‟an dalam pencapaian target hafalan.
G. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan, penulis menemukan
teori-teori, konsep, dan asumsi yang dijadikan landasan teoritis untuk
penilaian yang akan dilakukan dengan melibatkan berbagai sumber
bacaan yang relevan serta terkait dengan permasalahan yang dikaji.
Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, ada
beberapa penilitian yang dapat dijadikan bahan telaah saya antara lain:
1. Nurliati IAIN Sumatra Utara Medan, Pascasarjana Program Studi
Pendidikan Islam (Konsenrasi Manajemen Pendidikan Islam) tahun
2010 dalam tesis yang berjudul “Implementasi Manajemen
Pembelajaran Tahfizh di Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Univa
Medan”. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan
pembelajaran tahfizh Al-Qur‟an, bagaimana peranan guru
pembimbing dalam memberikan pengaruh siswa dalam pembelajaran
tahfizh Al-Qur‟an, bagaimana pengevaluasian pembelajaran tahfizh
Al-Qur‟an di Madrasah Tsanawiyah Mu‟allimim Univa Medan.
Penelitian ini menggunkan peneliian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Populasi penelitain ini di Madrasah Tsanawiyah
9

Mu‟allimim Univa Medan. Instrument penelitian adalah wawancara,


observasi, dan dokumentasi.
Skripsi yang ditulis oleh Nurliati membahas implementasi
manajemen pembelajaran Tahfizh di Madrasah Tsanawiyah
Mu‟allimin Univa Medan bedanya yang penulis teliti adalah strategi
Tahfizh Al-Qur‟an dalam pencapaian target hafalan siswa di SD
Azhari Islamic School Rasuna.
2. Lu‟luatul Maftuhah UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan tahun 2014 dalam skripsi yang berjudul “Metode
Pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an Bagi Anak MI di Rumah Tahfizh Al-
Hikmah Gubugrubuh Gunung Kidul “. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana pembelajaran tahfizh Al-Qur‟an di Al-Hikmah
Gubukrubuh dan bagaiamana metode yang digunakan dalam
pembelajaran tahfizh Al-Qur‟an di Al-Hikmah Gubukrubuh.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
deskriptif. Populasi penelitian ini adalah MI Rumah Tahfizh Al-
Hikmah Gubugrubuh Gunung Kidul. Instrument penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Skripsi yang ditulis oleh Lu‟luatul Maftuhah membahas metode
pembelajaran Tahfizh Al-Qur‟an bagi anak MI di Rumah Tahfizh Al-
Hikmah Gubugrubuh Gunung kidul bedanya dengan penulis tulis
adalah strategi Tahfizh Al-Qur‟an dalam pencapaian target hafalan
siswa di SD Azhari Islamic School Rasuna.
3. Sefty Nur „Ainy UIN Syarif Hidayatullah, fakultas ilmu tarbiyah dan
ilmu komunikasi tahun 2017 dalam skripsi yang berjudul “Metode
Bimbingan Menghafal Al-Qur’an pada Anak Pamulang di Sahabat
Bumi Bintaro”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui metode
apa yang digunakan dalam bimbingan menghafal Al-Qur‟an,
10

bagaimana proses pelaksanaan metode bimbingan menghafal Al-


Qur‟an, serta faktor pendukung dan penghambat dalam proses
penerapan metode menghafal pada anak pamulang di sahabat bumi
bintaro. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan deskriptif. Populasi penelitian ini di Sahabat Bumi
Bintaro. Instrument penelitian adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
Skripsi yang ditulis oleh Sefty Nur „Ainy membahas metode
bimbingan menghafal Al-Qur‟an pada anak pamulang di Sahabat
Bumi Bintaro bedanya dengan yang penulis teliti adalah strategi
Tahfizh Al-Qur‟an dalam pencapaian target hafalan siswa di SD
Azhari Islamic School Rasuna.
4. Arif Nur Hidayat Institur Agama Islam Negeri Surakarta, fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tahun 2017 dalam skripsi yang berjudul
“Manajemen Pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an di Sekolah Tahfizh
Tingkat Dasar (STID) Tabarok Surakarta”. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana manajemen pemebelajaran Tahfizh Al-
Qur‟an di sekolah tahfizh tingkat dasar (STID) Tabarok Surakarta.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatof dengan pendekatan
deskriptif. Populasi penelitain ini di sekolah Tahfizh tingkat dasar
(STID) Tabarok Surakarta. Instrument penelitian adalah wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
Skripsi yang ditulis oleh Arif Nur Hidayat membahas manajemen
pembelajaran Tahfizh Al-Qur‟an di Sekolah Tahfizh Tingkat Dasar
(STID) Tabarok Surakarta bedanya yang penulis teliti adalah strategi
Tahfizh Al-Qur‟an dalam pencapaian target hafalan siswa di SD
Azhari Islamic School Rasuna.
11

5. Elsa Yusi Nopita, Institut Ilmu Al-Qur‟an fakultas Ilmu Tarbiyah


tahun 2018 dalam skripsi yang berjudul “Peran Guru Tahfizh Dalam
Memotivasi Siswa Untuk Menghafal Al-Qur’an Sesuai Pencapaian
Kurikulum Di SMP Azhari Islamic School Cilandak” penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran guru tahfizh dalam
memotivasi siswa untuk menghafal Al-Qur‟an sesuai pencapaian
kurikulum di SMP Azhari Islamic School Cilandak. Penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Populasi penelitain ini di sekolah SMP Azhari Islamic School
Cilandak. Instrument penelitian adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
Skripsi yang ditulis oleh Elsa Yusi Nopita membahas peran guru
tahfizh dalam memotivasi siswa untuk menghafal Al-Qur‟an sesuai
pencapaian kurikulum di SMP Azhari Islamic School Cilandak,
bedanya yang penulis teliti adalah strategi Tahfizh Al-Qur‟an dalam
pencapaian target hafalan siswa di SD Azhari Islamic School Rasuna.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dapat diartikan sebagai sebuah usulan yang
dibuat secara ringkas yang menggambarkan apa saja aspek yang akan
dilakukan dalam sebuah penelitian, kemudian dirancang dan disesuaikan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Melalui proposal penelitian atau
pihak-pihak terkait akan memahami penelitian yang akan dilaksanakan.6
Sistematika penulisan adalah penjelasan tentang bagian-bagian yang
akan ditulis di dalam penelitian secara sistematis.7

6
Happy Susanto, Panduan Praktis Menyusun Proposal, (Jakarta: Trans Media
Pustaka, 2008), cet.1, hal.57
7
Huzaemah T. Yanggo, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, (Jakarta:
IIQ Press, 2011), hal. 22
12

Bab I PENDAHULUAN meliputi: Latar belakang masalah,


identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II KERANGKA TEORI meliputi, strategi menghafal Al-
Qur‟an, pengertian tahfizh Al-Qur‟an, pengertian Al-Qur‟an, dasar
hukum menghafal Al-Qur‟an, keutamaan menghafal Al-Qur‟an,
metode menghafal Al-Qur‟an, faktor-faktor pendukung menghafal Al-
Qur‟an, faktor-faktor penghambat menghafal Al-Qur‟an, syarat-syarat
dalam menghafal Al-Qur‟an, dan kiat-kiat menghafal Al-Qur‟an
dengan baik dan lancar (mutqin).
Bab III METODOLOGI PENELTIAN meliputi, tempat dan waktu
penelitian, metode dan pendekatan penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, dan dokumentasi SD Azhari Islamic School
Rasuna.
Bab IV HASIL PENELITIAN meliputi, pelaksanaan tahfizh Al-
Qur‟an, dan analisis pelaksanaan tahfizh Al-Qur‟an di SD Azhari
Islamic School Rasuna.
Bab V PENUTUP merupakan penutup dari pembahasan penelitian ini
yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Strategi Menghafal Al-Qur’an


Adapun Strategi Menghafal Al-Qur‟an meliputi:
1. Pengertian Strategi
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai
pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.1
Sedangkan menurut J.R David Strategi merupakan sebuah ara atau
metode, dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan,
method, or series of activities designed to schives a particular
educational goal. Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang ditujukan untuk tujuan pendidikan tertentu.2 Begitu juga seorang
penghafal Al-Qur‟an yang mengharapkan hasil yang baik dalam proses
menghafal Al-Qur‟an, ia akan menerapkan suatu strategi agar bisa
menghafal dengan baik dan benar.
Strategi menghafal Al-Qur‟an adalah suatu proses penentuan rencana
para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat dicapai.3

1
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010), cet. 4, h. 5
2
Wina Sanjaya, Strategi pembelaMaran berorientasi standar proses pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006M,…, h. 124
3
Husein Umar, Strategic Management in Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2001), h. 31

13
14

Dengan demikian, untuk mempermudah membentuk kesan dalam


ingatan terhadap ayat-ayat yang dihafal, maka diperlukan strategi
menghafal yang baik.4 Strategi itu antara lain adalah sebagai berikut:
1. Strategi pengulangan ganda
Untuk mencapai tingkat hafalan yang baik tidak cukup dengan
sekali proses menghafal saja. Untuk menanggulangi masalah
seperti ini maka perlu sistem pengulangan ganda. Umpamanya,
jika pada waktu pagi hari telah mendapatkan hafalan satu
halaman maka untuk mencapai tingkat kemapanan hafalan yang
mantap, perlu pada sore harinya diulang kembali menghafalanya
satu per satu ayat yang telah di hafalnya di pagi hari.posisi akhir
tingkat kemapanan suatu hafalan itu terletak pada peletakan ayat-
ayat yang dihafalnya pada bayangan, serta tingkat keterampilan
lisan dalam memproduksi kembali terhadap ayat-ayat yang telah
dihafalnya. Semakin banyak pengulangan maka semakin kuat
pelekatan hafalan itu dalam ingatannya, lisan pun akan
membentuk gerak refleks sehingga seolah-olah ia tidak berpikir
lagi untuk melafalkannya. Sebagaimana orang membaca surat Al-
Fatihah, karena sudah terlalu seringnya membaca maka surat itu
sudah menempel pada lisannya sehingga mengucapkannya
merupakan gerak refleksif.5
2. Tidak beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang
dihafal benar-benar hafal
Pada umumnya kecendrungan seseorang dalam menghafal Al-
Qur‟an telah cepat-cepat selesai, atau cepat mendapat sebanyak-
banyaknya. Hal itu menyebabkan proses menghafal itu selesai

4
Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Bumi Aksara:
Jakarta, 2005), cet. 3, h. 67
5
Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, …, h. 67-68
15

menjadi tidak konstan, atau tidak stabil, karena kenyataan antara


ayat-ayat Al-Qur‟an itu ada sebagian yang mudah di hafal dan
ada pula sebagian darinya yang sulit menghafalkannya. Karena
itu, memang dalam menghafal Al-Qur‟an diperlukan kecermatan
dan ketelitian dalam mengamati kalimat-kalimat dalam suatu ayat
yang hendak dihafalnya, terutama dalam ayat-ayat yang panjang.
Hendaknya penghafal tidak beralih kepada ayat lain sebelum
dapat menyelesaikan ayat-ayat yang sedang dihafalnya. Biasanya
ayat-ayat yang sulit dihafal, dan akhirnya dapat kita kuasai
walaupun dengan pengulangan yang sebanyak-banyaknya.6
3. Menghafal urutan-urutan ayat yang dihafalnya dalam satu
kesatuan jumlah setelah benar-benar hafal ayat-ayatnya
Untuk mempermudah proses ini, maka memakai Al-Qur‟an yang
biasa disebut Qur‟an pojok akan sangat membantu jenis mushaf
Al-Qur‟an ini mempunyai cirri-ciri:
a. Setiap juzu‟ berdiri dari sepuluh lembar
b. Pada setiap muka/halaman diawali dengan awal ayat, dan
diakhiri dengan akhir ayat
c. Memiliki tanda-tanda visual yang cukup membantu dalam
proses menghafal Al-Qur‟an.
Dengan menggunakan mushaf seperti ini, maka penghafal
akan lebih mudah membagi-bagi sejumlah ayat dalam rangka
menghafal rangkaian ayat-ayatnya. Dalam hal ini sebaiknya
setelah mendapat hafalan ayat-ayat sejumlah satu halaman,
lanjutkanlaah dengan mengulng-ulangi sejumlah satu halaman
dari ayat yang telah dihafalnya.7

6
Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, …, h. 68
7
Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an,..., h. 68-69
16

4. Menggunakan satu jenis Mushaf


Diantara strategi menghafal yang banyak membantu proses
menghafal Al-Qur‟an ialah menggunakan satu jenis mushaf.
Memang tidak ada keharusan menggunakan satu jenis mushaf
tertentu, mana saja jenis mushaf yang disukai boleh dipilih asal
tidak berganti-ganti. Hal ini perlu diperhatikan, karena
bergantinya penggunaan satu mushaf kepada mushaf yang lain
akan membingungkan pada hafalan dalam bayangannya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa aspek visual sangat
mempengaruhi dalam pembentukan pola hafalan, untuk itu akan
lebih memberikan keuntungan jika orang yang sedang menghafal
Al-Qur‟an hanya menggunakan satu jenis mushaf saja.8
5. Memahami (pengertian ayat-ayat yang dihafalnya)
Memahami pengertian, kisah atau asbabun nuzul yang
terkandung dalam ayat yang sedang dihafalnya merupakan unsure
yang sangat mandukung dalam mempercepat proses menghafal
Al-Qur‟an. Pemahaman itu sendiri akan lebih memberi arti bila
didukung dengan pemahaman terhadap makna kalimat, tata
bahasa dan struktur kalimat dalam satu ayat. Dengan demikian
maka penghafal yang menguasai bahasa Arab dan memahami
struktur bahasanya akan lebih mendapatan kemudahan daripada
mereka yang tidak mempunyai bekal penguasaan bahasa Arab
sebelumnya. Cara seperti ini, pengetahuan tentang ulumul Al-
Qur‟an akan banyak sekali terserap oleh para penghafal ketika
dalam proses menghafal Al-Qur‟an.9

8
Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, ..., h. 69
9
Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, ..., h.69-70
17

6. Memperhatikan ayat-ayat yang serupa


Ditinjau dari aspek makna, lafal, dan susunan atau struktur
bahasanya diantara ayat-ayat dalam Al-Qur‟an banyak yang
terdapat keserupaan atau kemiripan antara satu dengan yang
lainnya. Ada yang benar-benar sama, ada yang hanya berbeda
susunan kalimatnya saja. Adapun ayat-ayat dalam proses itu
justru akan banyak memberikan keuntungan dalam proses
menghafal Al-Qur‟an, karena:
a. Membantu mempercepat dalam proses menghafal Al-Qur‟an,
karena apabila terdapat satu penggal ayat tertentu yang
menyerupai ayat lainnya, atau satu ayat yang panjang
menyerupai ayat yang lainnya, atau mungkin benar-benar
sama akan menarik perhatian penghafal untuk
memperhatikannya secara saksama, sehingga ia benar-benar
memahami teknis dan struktur ayat-ayat yang memiliki
kesamaan.
b. Dengan berlalunya waktu dan banyaknya pengulangan
terhadap ayat-ayat yang telahh dihafalkannya seorang yang
hafal Al-Qur‟an akan menyimpulkan berbagai macam illat dan
hukumnya yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan ayat
yang serupa, baik dalam bentuk maupun kandungan isinya,
atau kandungannya saja tanpa bentuk dan sebaliknya.
c. Adanya persamaan, atau keserupaan dalam kalimat berarti
telah memberikan hasil ganda terhadap ayat-ayat yang
dihafalnya, karena dengan menghafal satu ayat berarti telah
memperoleh hasil dua, tiga, atau empat bahkan sampai lima
ayat atau lebih dari ayat-ayat yang serupa dalam Al-Qur‟an.
18

7. Disetorkan pada seorang pengampu


Menghafal Al-Qur‟an memerlukan adanya bimbingan yang terus
menerus dari seorang pengampu, baik untuk menambah setoran
hafalan baru, atau untuk takrir, yakni mengulang kembali ayat-
ayat yang telah disetorkannya terdahulu. Menghafal Al-Qur‟an
dengan sistem setoran kepada pengampu akan lebih baik
dibanding dengan menghafal sendiri dan juga akan memberikan
hasil yang berbeda.
Dalam hal ini ada dua sistem yang biasa ditempuh dalam
pembiasaan program menghafal Al-Qur‟an, yaitu: sistem
tradisional pesantren dan sistem klasikal atau terprogram.
Sistem pembinaan tradisional pesantren memiliki kualitas
bimbingan yang lebih intensif dengan perhatian dari pembimbing
yang lebih besar dibandingkan dengan sistem terprogram yang
biasanya dipergunakan dalam sistem pembinaan klasikal ini
berarti sistem pembinaan menjanjikan lebih banyak pertemuan
untuk setoran dan takrir.
Sistem setoran untuk tambahan hafalan baru sebaiknya
dilakukan setiap hari dengan target satu atau dua muka hafalan
baru. Setiap kali setoran diusahakan dengan membaca dua kali
setoran sebelumnya.
2. Pengertian Tahfizh Al-Qur‟an
Dalam gramatika bahasa arab (ilmu sharaf), tahfizh adalah kata
jadian. Dia merupakan isim mashdar (kata benda abstrak) dari wazan
(bentuk kata) fa’ala yufa’ilu taf’ilan, yang dalam disiplin ilmu sharaf
disebut ruba’i mazid bi ziyadah al-tadh’uf al-ta’diyah alias kata berbasis
empat huruf, yang dari akar katanya telah mendapatkan tambahan huruf
19

berupa tasydid atau penggandaan huruf, dengan makna transitif yang


berarti: membuat orang lain jadi hafal Ini semua.10
Menghafal merupakan suatu aktivitas menanamkan suatu materi
verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diprodusikan (diingat)
kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli dan menyimpan
kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat ke
alam sadar.11
3. Pengertian Al-Qur‟an
Al-Qur‟an adalah sumber utama ajaran Islam dan merupakan
pedoman hidup bagi setiap muslim. Al-Qur‟an bukan sekedar memuat
petunujuk tentang hubungan manusia dengan tuhannya, tetapi juga
mengatur hubungan manusia dengan sesamanya (hablum min Allah wa
hablum min An-nas), bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna, maka langkah pertama
yang harus dilakukan adalah memahami kandungan isi Al-Qur‟an dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh
dan konsisten.12
Adapun pengertian Al-Qur‟an menurut para ahli Ushul fiqih, dan
Bahasa Arab yang dikutip dalam bukunya Rosihon Anwar Ulum Al-
Qur‟an sebagai berikut:
“Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
lafazh-lafazhnya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai
nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada
mushaf dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nas.”

10
A. Muhammad Zen, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur’an, (Jakarta: Percetakan
Online, 2012), cet. 1, h. 1
11
Zakiah Drajat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 89
12
Said Agil Husin Al Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,
(Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 3
20

4. Dasar Hukum Tahfizh Al-Qur‟an


Al-Qur‟an adalah kitab suci bagi pemeluk agama Islam, sebagai
pedoman hidup dan sumber hukum. Tidak semua manusia sanggup
menghafal Al-Qur‟an, dan tidak semua kitab suci dapat dihafal. Hanya
saja kitab suci Al-Qur‟an yang bisa dihafal dan hamba-hamba yang
terpilihlah yang sanggup menghafalnya. Hal ini sesuai dengan firman
Allah:

(71 :{45}‫ (القمر‬       
“Dan sesuangguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran,
maka adakah orang yang mengmbil pelajran.” (QS. Al-Qamar {54}: 17)

Ayat ini terdapat empat kali disebutkan dalam surat Al-Qamar (ayat
17, 22, 32, dan 40) yang menjelaskan bahwa Al-Qur‟an itu mudah
dibaca, dihafal dan dipahami maknanya bagi orang-orang yang mau
menghafal dan mempelajarinya. Namun, apakah mereka mau mengambil
nasihat dari ayat tersebut.

          

          

)53: {54}‫ (فاطر‬ 


“Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang yang kami pilih
diantara hamba-hamba kami. Lalu diantara mereka ada yang
menganiaya diri mereka sendiri dan diantara mereka ada yang
pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang ebih dahulu berbuat
kebaikan dengan izin Allah, yang demikian itu adalah karunia yang
amat besar.” (QS. Fathir (35): 32)

Al-Qur‟an adalah sebagai dasar hukum Islam dan pedoman hidup


umat manusia, selain diturunkan kepada hambanya yang terpilih, juga
diturunkan melalui ruhul Amin Jibril as, dengan hafalan yang berangsur-
21

angsur sesuai dengan kebutuhan umat pada masa itu, masa sekarang, dan
pada masa yang akan datang. Selama dua puluh tiga tahun, Nabi
Muhammad SAW menerima wahyu Al-Qur‟an dari Allah melalui
Malaikat jibril, tidak melalui tulisan, melainkan dengan lisan (hafalan).
Dari ayat ini berarti orang-orang yang hafal Al-Qur‟an adalah hamba-
hamba yang dipilih dan pilihan Allah untuk mewarisi Al-Qur‟an. Ayat
ini memberikan isyarat dan indikasi bahwa Al-Qur‟an harus dihafal.13
Hal ini telah dibuktikan dengan firman Allah surah Al-A‟la ayat 6-7,
yaitu:

             

)1-6: {71}‫ (االعلى‬

“Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka


kamu tidak akan lupa, kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya
Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.”(QS. Al-„Ala {97}:
6-7)

Dari ayat tersebut jelaslah bahwa Al-Qur‟an diturunkan bukan dengan


tujuan hafalan. Dari uraian ayat tersebut tidak ada yang menunjukkan
perintah tentang menghafal Al-Qur‟an karena ayat-ayat itu menunjukkan
kalam ikhbar bukan kalam insya‟. Oleh karena itu, menghafal Al-Qur‟an
bukan kewajiban umat. Namun bila dilihat dari segi positif dan
kepentingan umat islam maka sangat diperlukan adanya para penghafal
Al-Qur‟an sebagai penjaga keaslian Al-Qur‟an yang menjadi sumber
pedoman hidup umat Islam. Oleh karena itu dasar bagi orang-orang yang
menghafal Al-Qur‟an adalah:
a. Memang Al-Qur‟an itu diturunkan secara hafalan

13
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun, (Tangerang:
Transpustaka, 2013), h. 18-19
22

b. Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW


c. Melaksanakan anjuran Nabi Muhammad SAW
Umat Islam pada dasarnya berkewajiban untuk secara rill dan
konsekuen berusaha memelihara Al-Qur‟an, karena pemeliharaan
terbatas sesuai dengan sunnatullah yang telah ditetapkan-Nya tidak
menutup kemungkinan kemurnian ayat-ayat Al-Qur‟an akan diusik dan
diputar balikan oleh musuh-musuh Islam, apabila umat Islam sendiri
tidak mempunyai kepedulian terhadap pemeliharaan kemurnian Al-
Qur‟an. Salah satu usaha nyata dalam proses pemeliharaan kemurniaan
Al-Qur‟an itu ialah dengan menghafalkannya.14
Demikian pula mengajarkannya. Mengajarkan membaca Al-Qur‟an
adalah “fardhu kifayah” dan merupakan ibadah yang utama. Rasulullah
SAW bersabda:

‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬ ِ ِ ُّ ‫الر ْْح ِن‬ ِ


ِّ ِ‫ َع ِن الن‬,ُ‫ َرض َي اللَّوُ َعْنو‬,‫السلَم ِّي َع ْن عُثْ َما َن‬
َ ‫َِّب‬ َ َّ ‫َع ْن اَِ ِْب َعْبد‬
15
)‫ َخْي ُرُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم الْ ُق ْرا َن َو َعلَّ َموُ (رواه البخاري‬:‫ال‬
َ َ‫ق‬
“Dari Abdurrahman as-sulami dari Utsman, Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang memelajari Al-Qur’an dan
mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Dengan demikian, jelaslah bahwa menghafal Al-Qur‟an hukumnya


fardhu kifayah. Pendapat ini mengandung pengertian bahwa orang yang
mengahafal Al-Qur‟an tidak boleh kurang dari jumlah mutawattir.
Artinya, apabila dalam suatu masyarakat tidak ada seorang pun yang
hafal Al-Qu‟an, maka berdosa semuanya. Namun, jika sudah ada, maka
gugurlah kewajiban dalam suatu masyarakat tersebut.16

14
Ahsin Sakho Muhammad, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2010), h. 21-22
15
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhori Kitab Bad al-
Wahyu, (Mesir: dari al-Syu‟bah,1407 H), juz 6, h. 236
16
Rofi‟ul Wahyudi dan Ridhoul Wahidi, Sukses menghafal Al-Qur’an meski sibuk
kuliah, (Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2016), h. 14
23

5. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an


Al-Qur‟an adalah firman Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi
Muuhammad Saw, dengan lafazh dan maknanya yang membacanya
dijadikan sebagai ibadah dan membuat umat manusia tidak mampu
menandingi satu surat yang terpendek sekali pun daripadanya.17
Membaca Al-Qur‟an, meski tanpa memahami artinya, sudah termasuk
amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda
sebab yang dibaca adalah kitab suci Allah. Al-Qur‟an adalah sebaik-baik
bacaan orang mukmin, entah dibaca di kala senang atau di kala susah.
Bukan hanya iu saja. Al-Qur‟an juga obat dan penawar bagi orang yang
gelisah jiwanya.18
Menurut Ahsin Sakho Muhammad, dalam buku keutamaan menghafal
Al-Qur‟an diantaranya:
a. Mendapatkan kedudukan yang tinggi dalam pandangan Allah.
Seorang penghafal Al-Qur‟an sudah pasti cinta kepada
Kalamullah. Allah mencintai mereka yang cinta kepada kalam-
Nya.
b. Penghafal Al-Qur‟an akan meraih banyak sekali pahala. Bisa
digambarkan, jika setiap huruf yang dibaca seorang mendapatkan
10 pahala, jumlah huruf Al-Qur‟an (sebagaimana disebutkan Imam
Sayuthi dalam al-itqan) adalah 671.323 huruf maka bisa
dibayangkan berapa juta pahala yang dihasilkan ketika seorang
penghafal Al-Qur‟an berulang kali membaca ayat-ayat Al-Qur‟an.

17
Ibrahim Eldeeb, Be A Living Qur’an Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat Al-
Qur’an dalam Kehidupan Sehari-hari, (Tangerang: Ummul Qura, 2009), cet. 1, h. 118
18
Ahmad Muhaimin Zen, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur’an, (Jakarta:
Percetakan online.com, 2012), h. 20
24

c. Penghafal Al-Qur‟an yang menjunjung nilai-nilai Al-Qur‟an


dijuluki dengan “Ahlullah” atau keluarga Allah atau orang yang
dekat dengan Allah.
d. Nabi Muhammad SAW pernah menyegerakan penguburan sahabat
yang meninggal dalam Perang Uhud, yang hafalannya lebih
banyak dari pada lain-nya. Ini penghargaan bagi mereka yang hafal
Al-Qur‟an.
e. Nabi SAW memerintahkan para sahabat agar yang menjadi imam
shalat adalah mereka yang paling bagus bacaan Al-Qur‟annya,
sekaligus juga hafal

‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬ ِ


َ ‫ال َر ُس ْو ُل اللَّو‬ َ َ‫َع ْن اَِ ِْب َم ْسعُ ْوٍد الْبَ ْد ِر ْي َر ِض َي اللَّوُ َعْنوُ ق‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬
19 ِ َ‫ي ُؤُّم الْ َقوم اَقْ راُ ُىم لِ ِكت‬
)‫اب اللَّ ِو (رواه ابو داود‬ ْ َ َْ َ
“Dari Abi Mas’ud al-Badri berkata, Rasulullah Saw bersabda:
“yang paling berhak menjadi pemimpin suatu kaum adalah yang
paling qori” (paling banyak hafalannya) terhadap Kitabullah.”
(HR. Abu Daud)

Nabi telah menghantarkan para penghafal Al-Qur‟an dalam jabatan


yang mulia yaitu menjadi pemimpin umat saat shalat. Jika
penghafal Al-Qur‟an sudah diberi tempat yang mulia oleh Nabi,
maka dia bisa mengembangkan diri untuk bisa berkiprah lebih jauh
lagi dalam membimbing masyarakat.
f. Nabi menjajikan bahwa orang tua penghafal Al-Qur‟an akan diberi
mahkota oleh Allah pada hari kiamat nanti.
g. Penghafal Al-Qur‟an telah mengaktifkan sel-sel otaknya yang
berjumlah miliaran melalui kegiatan menghafal. Kegitan ini
potensi untuk menjadikan otaknya menjadi makin kuat dan cerdas.
19
Abu Daud, Sunan Abu Daud Kitab Man Ahaqqu bi al-Imamah, (Beirut: Darr al-
Kitab al-„Araby, h), Juz 1, h. 227
25

Sama seperti anggota tubuh lainnya, jika dilatih terus-menerus


akan menjadi kuat.
h. Penghafal Al-Qur‟an termasuk orang-orang terdepan dalam
menjaga keaslian, kemurnian, kelestarian kitab suci Al-Qur‟an.
Kegiatan mereka sehari-hari adalah membaca teks Al-Qur‟an
sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi kepada para sahabtnya.
Mereka adalah salah satu gerbong estafet pembaca Al-Qur‟an yang
berjuang kepada bacaan Nabi Muhammad.
i. Seorang penghafal Al-Qur‟an yang selalu membaca ayat-ayat Al-
Qur‟an akan menciptakan dirinya menjadi manusia shaleh. Getaran
bacaan Al-Qur‟an akan memengaruhi sel-sel tubuhnya, sehingga
akan menciptakan DNA (Deoxyribonucliec) atau asam
deoksiribonukleat yaitu sel-sel pembawa genetika seseorang. DNA
yang dibawa oleh hafizh Al-Qur‟an besar kemungkinan positif. Hal
ini akan membuatnya (atas izin Allah) mempunyai keturunan yang
saleh pula. Nabi Muhammad SAW adalah titisan darah Nabi
Ibrahim As.
j. Penghafal Al-Qur‟an akan mendapatkan syafaat Al-Qur‟an pada
hari kiamat. Al-Qur‟an akan terus mengawal “shahib” nya
semenjak dari kubur sampai masuk surga.
k. Penghafal Al-Qur‟an yang selalu muraja‟ah (mengulang
hafalannya) ia sebenarnya tengah melakukan olahraga otak dan
lidah. Pada saat penghafal Al-Qur‟an muraja‟ah, otaknya akan
berjalan bagai kumparan yang terus-menerus bergerak. Hal ini
sangat bermanfaat bagi kesehatan otak dan urat saraf lainnya.
l. Karena Al-Qur‟an adalah kitab “Mubarak” yang penuh berkah
atau tempat menumpuknya kebaikan. Sebagaimana Firman Allah
SWT:
26

        

)37: {53}‫ (ص‬


“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan
supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
fikiran.” (QS. Shad (38):29)

Informasi yang dihafal dalam otaknya adalah kalam Allah yang


penuh kesucian dan kemuliaan. Penghafal Al-Qur‟an akan
mendapatkan keberkahan dalam kehidupannya. Dia akan
merasakan kepuasan tersendiri dalam hidupnya yang tidak bisa
diukur dengan materi. Allah memberikan penghargaan di dunia
sebelum penghargaan di akhirat.20
6. Metode Tahfizh Al-Qur‟an
Kata metode berasal dari kata Yunani, yaitu metha (melalui atau
melewati) dan hodos (jalan atau cara) sedangkan menrut kamus bahasa
indonesia metode adalah cara kerja yang bersistem guna memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan agar mencapai suatu tujuan yang telah
direncanakan, sedangkan menurut istilah metode adalah suatu cara
tertentu (khusus) yang tepat guna menyajikan suatu materi pendidikan,
sehingga tercapai tujuan pendidikan tersebut, baik berupa tujuan jangka
pendek, dimana peserta didik dapat menerima pendidikan dengan
mudah serta dapat menangkap makna yang terkandung di dalamnya
dan pada akhirnya peserta didik dapat mengamalkan materi pendidikan
denga tanpa unsur pemaksaan (penekanan).21

20
Ahsin Sakho Muhammad, Menghafalkan Al-Qur’an, (Jakarta: PT. Qaf Media
Kreativa,2017), cet. 1, h. 27-33
21
Abdullah Sukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan
Pesantren,(Jakarta: raja Grafindo Persada, 2005), h. 71-72
27

Setiap aktivitas memiliki metode yang tidak hanya satu. Masing-


masing metode memiliki plus minus, namun perlu diketahui bahwa
metode hanya sekedar cara untuk menghafal. Metode hanyalah cara
jalan yang kebetulan pernah ada orang yang menggunakannya. Maka
bagi yang tidak cocok dengan satu metode, jangan sampai hal itu
menghambat si penghafal untuk sampai pada tujuan. Sekiranya ia
memiliki cara sendiri dari hasil ijtihadnya dan dirasa cocok maka itu
lebih baik.22 Secara garis besar, ada beberapa metode menghafal Al-
Qur‟an yang dapat kita terapkan. Kita bisa memilih salah satu atau
lebih dari beberapa cara berikut, yaitu:
a. Metode Talaqqi
Metode talaqqi adalah sebuah metode menghafal Al-Qur‟an, di
mana seorang murid menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang
baru dihafal kepada seorang guru.23 Metode ini sering dipakai orang
untuk menghafal Al-Qur‟an, karena terjadi kerja sama yang sangat
seimbang anatara guru dan murid. Metode talaqqi dianggap sangat
praktis dan maksimal untuk diterapkan dalam pengahfaalan surat-
surat pendek dalam beberapa ayat Al-Qur‟an, karena metode ini
mencerminkan keterlibatan seorang murid secara langsung kepada
gurunya. Metode ini juga sangat efektif dalam mempercepat hafalan,
karena murid diberikan kebebasan oleh gurunya untuk menghafal
Al-Qur‟an tapi tetap dalam pengawasan ketika akan memulai
menghafal Al-Qur‟an.

22
Ulin Nuha Mahfudhon, Jalan Penghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Pt Elex Media
Komputindo, 2017), h. 104
23
Abu Firly Bassam Taqiy, Cara Cepat Belajar Baca Tulis Al-Qur’an,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media: 2017), cet. 1 h. 147
28

b. Metode Tasmi’
Metode tasmi’ merupakan alternatif dalam mempercepat hafalan Al-
Qur‟an, metode ini sering dipakai oleh orang buta yang mengahafal
Al-Qur‟an atau seseorang yang masih baru belajar membaca Al-
Qur‟an. Metode ini dilakukan dengan mendengar langsung dari guru
yang menjadi pembimbingnya atau dari kaset sebagaimana yang
sering dilakukan oleh orang-orang pada zaman sekarang ini.24
c. Metode Wahdah atau Mengahfal Per Ayat
Metode ini bisa dianggap sebagai metode yang paling gampang
untuk menghafal Al-Qur‟an, karena anda hanya dituntut untuk
menghafal satu ayat dua puluh kali sampai anda benar-benar hafal.
Setelah anda hafal satu ayat melalui pengulangan, barulah anda
pindah ke ayat berikutnya sampai anda menguasainya. Metode ini
anda harus lakukan setiap kali menghafal sampai selesai satu
halaman. Barulah setelah anda menyelesaikan satu halaman, anda
bisa memulai kembali dengan menghafal per ayat sampai benar-
benar anda hafal.25
d. Metode menghafal per halaman
Metode menghafal per halaman memang merupakan metode yang
cukup berat untuk seorang pemula dalam memulai bacaan Al-
Qur‟an, karena menghafal satu halaman dalam satu waktu
membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi, agar anda mampu secara
cepat menguasai hafalan anda. Jika anda merasa mampu menghafal
satu halaman dalam satu waktu, anda bisa mencoba metode ini.
Dengan catatan, anda harus benar-benar yakin kalau anda mampu
dengan cepat menguasai hafalan anda.

24
Abu Firly Bassam Taqiy, Cara Cepat Belajar Baca Tulis Al-Qur’an,…, h. 149
25
Abu Firly Bassam Taqiy, Cara Cepat Belajar Baca Tulis Al-Qur’an,…, h. 150
29

Menghafal satu halaman bisa menggunakan mushaf Madinah


sebagai langkah awal bagi anda untuk benar-benar hafal. Ketika
anda ingin menghafal satu halaman, anda harus membacanya
sepuluh sampai dua puluh kali untuk memperlancar bacaan hafalan
anda. Setelah anda lancar membacanya, barulah anda mencoba
untuk menghafalnya dengan penuh ketenangan dan konsentrasi
tingkat tinggi. Anda harus bisa memastikan bahwa satu halaman
yang anda hafal, sudah bisa dikuasai dengan baik. Jangan sampai
anda pindah ke halaman berikutnya, jika anda masih tertatih-tatih
menghafalnya. Sebelum memulai halaman berikutnya, anda harus
mengulanginya sampai apa yang anda hafalkan sudah masuk dalam
relung-relung hatti anda.26
e. Metode kitabah
Metode kitabah adalah metode yang digunakan bagi penghafal Al-
Qur‟an untuk mempercepat penguasaan hafalan yaitu penghafal
terlebih dahulu menulis beberapa ayat ynag hendak dihafalkan pada
secarik kertas yang telah tersedia sebelumnya.27 Metode ini sering
dipakai oleh para ulama zaman dahulu untuk mempercepat
hafalannya, karena banyak tantangan yang harus dihadapi dalam
melestarikan dan memberdayakan bacaan Al-Qur‟an melalui tulisan.
f. Metode Sima’i
Sima’i artinya mendengar. Yang dimaksud dengan metode ini ialah
mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini akan
sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat ekstra,

26
Abu Firly Bassam Taqiy, Cara Cepat Belajar Baca Tulis Al-Qur’an,…, h. 152-
153
27
Abu Firly Bassam Taqiy, Cara Cepat Belajar Baca Tulis Al-Qur’an,…, h. 154
30

terutama bagi penghafal tunanetra, atau anak-anak yang masih di


bawah umur yang belum mengenal tulis baca Al-Qur‟an.28
g. Metode Gabungan
Metode ini gabungan dari metode wahdah dan metode kitabah,
hanya saja kitabah (menulis) di sini lebih memiliki fungsional
sebagai uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya. Maka
dalam hal ini, setelah penghaafl selesai menghafal ayat yang
dihafalnya, kemudian ia mencoba menuliskannya di atas kertas yang
telah disediakan untuknya dengan hafalan pula, jika ia telah mampu
memproduksi kembali ayat-ayat yang dihafalnya dalam bentuk
tulisan, maka ia bisa melanjutkan kembali untuk menghafal ayat-
ayat berikutnya, tetapi jika penghafal belum mampu memproduksi
hafalan ke dalam tulisan secara baik, maka ia kembali
menghafalkannya sehingga ia benar-benar mencapai nilai hafalan
yang valid. Kelebihan metode ini adalah adanya fungsi ganda, yakni
berfungsi untuk menghafal dan sekaligus berfungsi untuk
pemantapan hafalan. Pemantapan hafalan dengan cara ini pun akan
baik sekali, karena dengan menulis akan memberikan kesan visual
yang mantap.29
B. Langkah-langkah Menghafal Al-Qur’an
1) Faktor-faktor pendukung menghafal Al-Qur‟an
Beberapa kaidah berikut ini juga sangat penting untuk digunakan
dalam menghafal Al-Qur‟an. Namun, keberadaannya cukup dijadikan
alternatif dari kaidah-kaidah pokok.
Akan tetapi, barang kali pandangan dan pendapat setiap orang
berbeda-beda tentang kelompok kaidah ini dari satu masa ke masa

28
Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an,…, h. 64
29
Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an,…, h. 65
31

yang lainnya. Namun, berpegangan kepada semua kaidah ini baik


yang bersifat pokok maupun tambahan insyaAllah akan membuahkan
hasil yang lebih memuaskan, dan itu sangat jelas.30
Jika sepakat dengan kaidah pendukung ini, hendaknya tidak
melupakan kaidah-kaidah pokok. Sebab, yang pokok adalah faktor
penopang terbaik bagi dalam menghafal Al-Qur‟an. Berikut ini
faktor-faktor pendukung dalam menghafal Al-Qur‟an sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan yang jelas
Setiap pekerjaan yang sukses dalam hidup ini memerlukan
perencanaan yang jelas. Sedangkan perencanaan harus memilki
target dan tujuan yang jelas. Potensi yang dimiliki seseorang
dengan yang lain sangat berbeda. Persoalan inilah harus
mendapatkan perhatian yang serius. Ada orang yang berdaya ingat
kuat dan cepat hafal, sementara ada juga yang sebaliknya. Ada
orang yang memungkinkan baginya meluangkan waktu yang
cukup banyak dalam menghafal Al-Qur‟an, namun di sisi lain ada
orang yang waktu luang untuk mengahafal hanya sedikit.31
Satu hal yang juga penting dalam menyusun sebuah
perencanaan ialah seberapa lamakah waktu yang dibutuhkan. Jika
anda ingin menghafal Al-Qur‟an dengan sempurna. Anda harus
menentukan target waktu kapan anda harus menyelesaikannya.
Apakah anda ingin menyelesaikannya selama tiga tahun, lima
tahun, sepuluh tahun, atau mungkin lebih, atau barangkali kurang?.
Selain itu anda harus membuat program tahapan yang jelas
dalam mencapai target tersebut. Apa saja yang akan anda hafal di

30
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an, (Solo: Aqwam, 2007), cet. 1, h. 85
31
Raghib As-Sirjani danAbdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 86-87
32

tahun pertama? Kemudian, apa saja yang akan anda hafal di tahun
kedua? dan seterusnya.32
Dalam hal ini peluang berijtihad sangat terbuka lebar. Anda
sebaiknya mengkhatamkan hafalan Al-Qur‟an dalam jangka waktu
lima tahun. Ini jika memang anda memulainya dari nol atau hanya
sedikit perbendaharaan hafalan Al-Qur‟an yang anda miliki. Tetapi
kalau anda sudah hafal setengah Al-Qur‟an (lima belas juz),
seperampatnya (tujuh setengah juz), atau beberapa juz, maka
hitugan waktunya bisa dikurangi sesuai kadar hafalan yang anda
miliki.33
Kita semua paham bahwa 1 juz Al-Qur‟an terbagi dalam 8
rubu‟. Berarti, dalam menyusun perencanaan anda membutuhkan 8
pekan untuk menghafal 1 juz Al-Qur‟an. Selanjutnya, anda
membutuhkan 48 pekan (kurang lebih sebelas bulan) untuk
menghafal 6 juz Al-Qur‟an (empat puluh delapan rubu‟). Dari
semua ini, jumlah yang ada baru sebanyak seperlima Al-Qur‟an.
Sebab, seluruh Al-Qur‟an berjumlah 30 juz. Sebagaimana telah
kita ketahui bersama bahwa dalam setahun ada 52 pekan. Dengan
demikian, dalam 1 tahun masih tersisa 4 pekan lagi. Dari waktu
yang tersisa ini, saya menyatakan anda memanfaatkan 4 pekan ini
untuk muraja‟ah (mengulangi hafalan). Dalam waktu selama 4
minggu ini. Anda bisa mengulang ayat-ayat yang telah anda hafal
selama setahun terakhir. Sehingga, berarti anda tengah mengulang-
ulang hafalan sebanyak seperlima Al-Qur‟an. Dalam hal ini saya

32
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h.87
33
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur‟an,…, h. 88
33

lebih menyarankan kepada anda bahwa waktu-waktu muraja‟ah


anda jadwalkan ketika bulan ramadhan.
Biasanya pada bulan ramadhan kebanyakan umat Islam bisa
meluangkan waktu yang cukup untuk membaca Al-Qur‟an dan
mengulangi hafalan. Di samping itu, anda juga mendapatkan
kemudahan untuk lebih bisa menjalankan shalat sebelum subuh,
yakni shalat lail atau shalat tahajjud. Anda juga bisa mengulang
hafalan dan mendengarkan hafalan secara kesuluruhan dari imam
shalat tarawih. Selain itu, anda juga bisa mendengarkannya
kembali ketika shaat tahajjud pada sepuluh malam terakhir.
Sekiranya Allah SWT menganugerahkan nikmat iktikaf kepada
anda, ibadah ini dapat menjadi momen yang sangat tepat untuk
muraja‟ah.34
Berdasarkan perencanaan ini dalam setahun anda telah
menghafal seperlima Al-Qur‟an. InsyaAllah anda akan hafal Al-
Qur‟an dalam lima tahun. Satu hal yang perlu dipahami dengan
baik ialah perencanaan lima tahun ini ditujukan untuk orang yang
sama sekali belum menghafal Al-Qur‟an. Tetapi kalau anda sudah
menghafal lima juz misalnya, maka anda hanya membutuhkan
waktu empat tahun saja. Kalau anda sudah menghafal sepuluh juz,
maka anda hanya membutuhkan waktu tiga tahun saja, dan
seterusnya.35
b. Bergabunglah dalam sebuah kelompok
Dalam kondisi seperti ini, cara yang paling tepat memerangi
setan ialah anda harus bergabung bersama kawan, saudara, dan

34
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 89
35
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 90
34

kenalan anda. Seorang maupun lebih, tujunnya adalah agar saling


tolong menolong dalam menghafal Al-Qur‟an. Allah berfirman:

          


)3:{4}‫…(المائدة‬.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran…” (QS. Al-Maidah {5}:2)

Jika anda tidak semangat, ini pasti akan terjadi ada saudara anda
yang akan mengingatkannya. Begitu juga jika saudara anda yang
tidak semangat ini juga pasti akan terjadi anda bisa
mengingatkannya. Beginilah semestinya, ada nilai tolong-
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Dengan begitu, anda
akan mengalahkan setan.36
c. Bacalah Al-Qur‟an kecil dalam saku anda
Membawa Mushaf Al-Qur‟an ukuran kecil di saku sangat
efektif membantu hafalan. Banyak para penghafal Al-Qur‟an yang
telah menghafalkannya 80% Al-Qur‟an lewat Mushaf sakunya di
tempat-tempat yang berbeda dan waktu-waktu yang tidak
ditentukan.
Bagi mereka duduk menetap di suatu tempat dengan
berkosentrasi tidak menjadi satu unsur terpenting untuk menghafal.
Karena, sepanjang hari secara umum manusia terikat dengan
berbagai perjanjian dan acara. Ia selalu berpindah dari satu janji
(acara) ke janji yang lain. Namun, barangkali ia mempunyai waktu
luang yang cukup singkat, dan waktu yang sangat singkat tersebut
adalah waktu yang sering bisa dimanfaatkan untuk menghafal.

36
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur‟an,…, h. 91-92
35

Namun, bisa jadi ia tidak menemukan mushaf Al-Qur‟an untuk


menghafal. Sehingga, di sinilah peranan penting mushaf Al-Qur‟an
saku ini.37
Misalnya, jika anda pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan
angkutan umum, mungkin ini bisa memakan satu seperempat jam,
setengah jam, atau terkadang setiap hari selama satu jam anda di
angkutan umum. Dalam kesempatan inilah anda bisa
memanfaatkannya untuk menghafal Al-Qur‟an. Cara seperti ini
akan bisa menguatkan hafalan dan memperbesar pahala. Jika anda
lupa terhadap satu ayat, anda bisa membuka mushaf Al-Qur‟an dan
mengulangi kembali dari awal ayat, lalu anda meneruskan tasmi‟
(pengulangan).38
d. Dengarkanlah bacaan imam shalat baik-baik
Pada hakikatnya, seorang muslim yang sangat antusias dan
bersemangat menghafal Al-Qur‟an, ia sebenarnya juga sangat
antusias, bahkan sudah sehausnya untuk melakukan shalat
berjamaah di masjid. Saya juga berpesan kepada anda agar
memilih masjid yang diimami seorang hafizh yang mahir dan
menguasai ilmu tajwid serta kaidah bacaan. Apalagi jika suaranya
merdu dan memahami makna ayat-ayat yang dibacanya.
Bersama imam, anda bisa menelusuri ayat demi ayat dan
lembaran-lembaran Al-Qur‟an. Anda pun bisa mengulangi hafalan
kemarin, hafalan bulan sebelumnya, atau hafalan tahun
sebelumnya bersama sang imam. Anda juga akan terbiasa
mendengar ayat-ayat yang belum anda hafal. Sehingga, hal

37
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 93
38
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 94
36

tersebut bisa mempermudah anda dalam menghafalnya kemudian.


Berusahalah menghayati makna ayat-ayat yang dibacakan imam
ketika melaksanakan shalat-shalat jahr (bacaan imam yang
dikeraskan), yakni ketika shalat subuh, maghrib, dan isya.39
Dengan demikian, di samping bisa menguatkan hafalan,
mengambil manfaat dengan menghayati maknanya. Anda juga
telah berusaha untuk memenuhi unsur kekhusyukan dalam shalat.
Selain itu, anda akan memperoleh pahala yang sangat besar dari
ayat tersebut. Sebab, anda telah menguasai dan memahami
kandungannya.40
e. Mulailah dari juz-juz Al-Qur‟an yang mudah dihafal
Anda tidak mesti menghafal Al-Qur‟an sesuai urutan dalam Al-
Qur‟an, apalagi sewaktu awal-awal menghafal. Saya justru lebih
cendrung apabila anda memulai dari juz-juz Al-Qur‟an yang
mudah. Hal ini dilakukan agar anda bisa menghafalnya dengan
cepat serta menghasilkan hafalan yang baik dalam waktu yang
relatif singkat.41
Namun, para penghafal Al-Qur‟an telah sepakat bahwa ada
beberapa surat dari Al-Qur‟an yang mudah untuk dihafal. Karena
itu, saya berpesan agar anda memulai dari surat-surat tersebut.
Secara umum, surat-surat tersebut adalah yang biasa anda
dengarkan ketika shalat dan banyak mengandung kisah-kisah.
Sebagai contoh, anda bisa memulai dari beberapa juz atau surat
berikut ini:

39
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an, h. 94-95
40
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an, h. 96
41
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur‟an,…, h. 96
37

1) Juz 30 (juz „Amma)


2) Juz 29
3) Suarat Al-Baqarah
4) Surat Ali Imran
5) Surat Yusuf
6) Juz ke 27
7) Surat yasin
8) Surat Al-Qashash
9) Surat Al-Anfal
10) Surat Al-Ahzab
11) Surat Luqman
12) Surat Shad
Banyak orang merasa khawatir menghafal dua surat ini (surat
Al-Baqarah dan surat Ali Imran) karena jumlah ayatnya yang
sangat banyak. Namun, hakikatnya tidak demikian dan justru
sebaliknya.42 Ada sejumlah alasan, yaitu:
Pertama: karena banyak sekali ayat-ayat yang sudah sering
didengar dari kedua surat tersebut. Sebab, ia sering sekali
dibacakan para imam di kala shalat. Kedua: kedua surat ini
mengandung banyak kisah serta sebab-sebab diturunkannya
beberapa ayat. Orang yang telah mengetahui dan menguasai
kisahnya, akan sangat mudah untuk menghafal ayat-ayat kisah
tersebut. Surat Al-Baqarah berbicara tentang sikap Bani Israi
terhadap Rasulullah SAW kemudian, surat ini banyak berbicara
tentang hukum-hukum Islam, seperti puasa, haji, utang-piutang,
infak-sedekah, dan riba. Di dalamnya juga terdapat ayat kursi dan

42
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 97-98
38

penutup surat Al-Baqarah yang sangat sering didengarkan, serta


kisah tentara Thalut yang semua ini diketahui oleh kebanykan umat
Islam. Sedangkan surat Ali Imran berbicara mengenai berbagai
syubhat yanng dilontarkan Ahli Kitab mengenai Islam seta
jawabannya. Surat ini berbicara pula tentang Perang Uhud. Selain
itu, surat ini juga sangat populer dalam shalat jahr yang dilakukan
dengan bacaan keras (Subuh,Maghrib dan Isya). Ketiga: hal yang
perlu diingat pula, bahwa di hari kiamat kelak surat Al-Baqarah
dan Ali Imran ini akan membela penghafalnya.43
Selain itu anda juga memulai menghafal surat-surat yang
mempunyai keistimewaan tersendiri atau anjuran khusus untuk
membacanya. Sebab, hal itu bisa memudahkan anda untuk
membacanya tanpa melihat mushaf Al-Qur‟an, atau khusyuk
duduk untuk membacanya. Misalnya: surat Al-Kahfi, surat Al-
Mulk, surat As-Sajadah dan surat Al-Insan, surat Al-Jumu‟ah dan
surat Al-Munafiqun, surat Qaf.
Disini, saya juga berpesan untuk tidak memulai menghafal
beberapa surat berikut ini karena relatif sulit, beberapa surat
tersebut ialah: surat Yunus, sura Fathir, juz ke 28, surat An-Nisa‟,
surat An-Nahl, surat Al-Ankabut, surat Az-Zumar. Namun, disini
saya ingin menjelaskan kembali bahwa pilihan ini tidaklah mutlak.
Sebab, boleh jadi mudah bagi seseorang, tetapi ternyata sangat sulit
bagi orang lain. Hanya orang yang diberi taufiq dan pertolongan
Allah yang bisa melakukannya.44

43
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 98
44
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 99-101
39

f. Gunakanlah satu jenis mushaf Al-Qur‟an dalam menghafal


Al-Quran telah dicetak berbagai corak serta gaya tulisan yang
beragam, baik dari segi bentuk maupun ukurannya. Selain itu, ada
Al-Qur‟an yang satu halamannya berisi dua belas baris, empat
belas baris, lima belas baris, serta beberapa corak dan bentuk Al-
Qur‟an lainnya. Selanjutnya, baris dalam salah satu Mushaf Al-
Qur‟an dimulai dengan kalimat tertentu dari ayat tertentu.
Sementara pada Mushaf Al-Qur‟an yang lain baris yang sama
dimulai dengan kalimat yang lain, dari ayat yang lain, dan dari
surat ynag lain pula.45
Untuk jenis Mushaf, saya menyarankan menggunakan Mushaf
Madani (Madinah Al-Munawwarah) dalam menghafal ini saya
tujukan kepada orang yang sama seklai belum mulai menghafal
pada jenis Mushaf yang lain. Sebab, ada beberapa hal penting yang
didapatkan dari Mushaf Madani ini.46 Di antaranya:
1) Mushaf Madani adalah Mushaf yang paling banyak tersebar
sekarang ini, di setiap tempat dan dengan berbagai ukuran. Hal
ini juga akan sangat mempermudah anda mendapatkannya
guna mengulangi hafalan anda
2) Tulisannya sangat jelas dan bentuk khath (tulisannya) juga
mudah dibaca
3) Mushaf ini tergolong istimewa karena susunannya sangat baik
dan teratur. Tidak ada satu ayat pun biasanya yang terbagi ke
dalam dua halaman. Akan tetapi, setiap halaman diakhiri

45
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 101
46
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 102
40

dengan akhir ayat tentunya hal ini sangat membantu dalam


menghafal.
g. Jangan berpindah hafalan sebelum benar-benar hafal
Semangat yang berkobar untuk menyelesaikan hafalan Al-
Qur‟an membuat anda berpindah dari rubu‟ ke rubu‟ yang lain,
dan dari satu surat ke surat yang lain dengan cepat. Padahal,
hafalan anda belum betul-betul mantap dan kuat. Sedangkan
kaidah hafalan mengatakan, selagi menggunakan dan upaya
keras belum dikerahkan untuk menghafal, ia hanya bisa
bertahan sebentar dalam ingatan. Karena itu, jangan anda
berpindah dari satu ayat ke ayat yang lain, atau dari satu rubu‟
ke rubu‟ yang lain, kecuali kalau anda benar-benar lengket dan
mantap. Hal ini supaya waktu yang anda gunakan untuk
menghafal tidak lelah banyak dibandingkan manfaat dan
kekurangan yang sebenarnya akan anda peroleh.47
h. Membagi-bagi surat yang panjang
Untuk surat yang panjang, biasanya kita membagi surat ini
kedalam beberapa bagian kecil supaya lebih mudah
menghafalnya. Fenomena yang sering menimpa kebanyakan
penghafal Al-Qur‟an yang tidak menjalankan strategi atau
kaidah penting ini ialah, ia selalu melakukan tasmi‟ dengan baik
selagi masih dalam bagian surat yang benar-benar ia hafal.
Namun, ketika ia berpindah ke bagian yang lain dalam surat
yang sama, ia berhenti dan tidak ingat lagi. Jika ada orang yang
mengingatkan awal bagian atau potongan selanjutnya, ia dengan

47
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 103-104
41

lancar membacakan bagian tersebut. Kemudian, ia berhenti lagi


pada bagian hafalan berikutnya dan seterusnya.
Masalah inilah yang ingin kita hindari dari penerapan kaidah
ini. Sehingga, kita bisa menjamin persambungan bacaan dan
kekuatan hafalan. Hal ini perlu diperhatikan, khususnya para
hafizh (penghafal Al-Qur‟an) yang menjadi imam shalat, serta
lebih khusus lagi pada shalat-shalat yang panjang seperti shalat
Subuh, Tarawih, dan Tahajjud.48
i. Perlombaan menghafal Al-Qur‟an Al-Karim
Perlombaan menghafal Al-Qur‟an merupakan sarana yang
paling efektif untuk menguatkan dan mematangkan hafalan.
Pada dasarnya, manusia akan berusaha lebih sempurna dan lebih
baik kalau ada ujian. Ia juga akan mempercepat hafalan dan
bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu jika pelaksanaan
ujian sudah ditentukan.
Kedua perkara ini, yakni kemahiran (kesempurnaan) dan
kecepatan, akan terealisasi denan baik pada acara perlombaan
menghafal Al-Qur‟an Al-Karim. Allah SWT Berfirman:

)36 : {35}‫ (المطففين‬    

“…Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-


lomba.” (QS. Al-Muthaffifin {83}; 26)

Namun, pasanglah niat yang jelas dan ikhlas bahwa anda


ingin memperkuat dan mempertajam hafalan demi mengharap
ridha Allah SWT semata. Jika anda menghafal Al-Qur‟an secara
berkelompok, boleh kalian membuat program rutin untuk tasmi‟
48
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 104-105
42

(mengulang hafalan). Ada baiknya pula jika orang yang


ditunjuk sebagai pemimpin majelis menghafal tersebut
menyediakan hadiah-hadiah ringan serta tidak memberatkan
para anggotanya. Ini untuk memotivasi mereka agar
meneruskan hafalan dan sebagai penyemangat bagi orang yang
mulai malas melanjutkan tugas suci ini secara sungguh-
sungguh.49
2) Faktor-faktor penghambat menghafal Al-Qur‟an
Proses menghafal Al-Qur‟an tidaklah selalu mulus seperti yang
dibayangkan para penghafal Al-Qur‟an. Para penghafal Al-Qur‟an akan
sering dihadapkan berbagai kendala yang sebagian besar hanya dapat
diatasi oleh mereka sendiri. Untuk meraih kesuksesan tentunya banyak
rintangan. Oleh sebab itu, para penghafal Al-Qur‟an harus bertekad
untuk dapat mengatasi semua rintangan tersebut.50 Berikut ini akan
dijabarkan beberapa kendala dalam menghafal Al-Qur‟an, diantaranya:
a. Malas di tengah proses hafalan (futur)
Kendala terbesar yang dihadapi penghafal Al-Qur‟an adalah
menurunnya semangat di tengah proses penghafal. Hal ini
manusiawi, namun jika tidak segera diatasi hafalan bisa
terbengkalai. Salah satu cara unruk menghilangkan malas atau futur
adalah dengan motivasi diri, membaca kata-kata motivasi, membaca
sejarah orang terdahulu, belajar dari orang yang telah berhasil
menghafal Al-Qur‟an ataupun melihat kisah-kisah para penghafal

49
Raghib As-Sirjani dan Abdurrahman Abdul Khaliq, Cara Cerdas Menghafal Al-
Qur’an,…, h. 115-116
50
Rachmat Morado Sugiarto, Cara Gampang Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta:
Wahyu Qolbu, 2019), cet. 1, h. 126
43

Al-Qur‟an melalui audio visual merupakan sebagian cara agar dapat


menghilangkan kemalasan.51
Oleh karena itu, para penghafal Al-Qur‟an harus senantiasa
berdoa kepada Allah agar terhindar dari rasa malas walau hanya
sesaat, karena kemalasan akan menghambat jalan menjadi hafizh.52
b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat
Salah satu kunci kesuksesan menghafal adalah dengan
memaksimalkan waktu yang tersedia, tidak menyia-nyiakan waktu
dengan kegiatan yang kurang bermanfaat.53 Pesan yang mendalam
dalam hadits Nabi dikatakan:

‫ ِم ْن ُح ْس ِن اِ ْسالَِم‬:‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬ ِ


َ ‫ال َر ُس ْو ُل اللَّو‬ َ َ‫ ق‬,ََ ََ ‫َع ْن اَِ ِْب ُىَريْ َرَة‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬
54
‫الْ َم ْرِء تَ ْرُكوُ َما الَ يَ ْعنِْي ِو‬
“Diantara tanda baiknya ke-Islaman seseorang adalah dengan
meinggalkan yang tidak bermanfaat baginya.”

Di zaman sekarang media televisi, komputer, ponsel, dan yang


lainnya jika tidak digunakan secara bijak dan tepat akan banyak
meenyita waktu. Sikap berlebihan dalam menonton televisi, main
video game, bersosial media di ponsel tidak memberi manfaat bagi
muslin bahkan akan menghalangin jalannya menjadi hafizh.55
c. Tidak fokus
Tidak fokus atau kurangnya konsesntrasi dalam proses menghafal
merupakan salah satu kendala terbesar bagi penghafal Al-Qur‟an.
Setiap orang yang menghafal Al-Qur‟an harus menajamkan pikiran

51
Rachmat Morado Sugiarto, Cara Gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 126
52
Rachmat Morado Sugiarto, Cara Gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 127
53
Rachmat Morado Sugiarto, Cara Gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 128
54
Sunan Ibnu Majah, jilid 2 h. 1315 hadits 3976, At-Turmidzi, jilid 4 h. 558 hadits
2317 dari Abu Hurairah R.A.
55
Rachmat Morado Sugiarto, Cara Gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 128-129
44

dan fokusnya. Berusahalah untuk selalu fokus dnlam kegiatan


menghafal. Tanpa fokus hafalan akan sulit untuk disempurnakan.56
d. Putus asa
Putus asa datang dari diri sendiri ataupun datang dari orang lain.
Putus asa menjadi rintangan terbesar di tengah proses menghafal jika
penghafal kemudian memutuskan mundur, tidak mau menghafal
lagi. Allah melarang hamba-Nya berputus asa, akan tetapi ia harus
terus berharap, apapun kondisi yang dihadapinya.57
e. Terpengaruh dengan perkataan negatif dari teman
Teman yang baik mampu memberi dampak baik bagi penghafal
Al-Qur‟an. Sebaliknya, teman yanng tidak baik bisa memberi
dampak negatif bagi temannya. Jika ada seorang teman berkata pada
temannya: “Untuk apa kamu mengahafal Al-Qur‟an sudah banyak
dicetak, tidak perlu lagi dihafal.”
Penghafal Al-Qur‟an harus mempunyai pendirian. Dalam
pertemanan ia harus memilih teman yang dapazt memotivasinya
untuk menyelesaikan hafalan bukan teman yang membuatnya
mundur dari menghafal.58
f. Berpikiran negatif
Sang penghafal mungkin lancar hafalannya di awal proses
hafalan, namun di tengah-tengah ia menghadapi kesusahan dalam
menghafal ayat-ayat, sehingga ia berpikir bahwa ia tidak akan bisa
melanjutkan hafalan. Pikiran-pikiran seperti ini harus segera
dihilangkan. Jika tidak, besar kemungkinan penghafal Al-Qur‟an
akan berhenti menghafal.59

56
Rachmat Morado Sugiarto, Cara Gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 129
57
Rachmat Morado Sugiarto, Cara Gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 129
58
Rachmat Morado Sugiarto, Cara gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 130
59
Rachmat Morado Sugiarto, Cara gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 130
45

g. Jenuh dalam menghafal


Suatu aktifitas apabila dilakukan secara terus menerus dapat
membuat jenuh. Penghafal Al-Qur‟an sering merasa jenuh dalam
kegiatan ketika menghafl. Untuk menghilangkan kejenuhan ketika
menghafal, gerakan-gerakan olahraga, tadabbur alam, membaca
buku atau jalan-jalan dapat dilakukan. 60
h. Waktu yang sempit
Luangkan waktu untuk menghafal Al-Qur‟an setiap harinya. Hari
yang diisi dengan menghafal Al-Qur‟an akan diberkahi oleh Allah
SWT. Kurangnya waktu untuk menghafal Al-Qur‟an akan
menghmbat proses menjadi hafizh. Sesibuk apapun anda dalam
urusan dunia luangkanlah waktu untuk menghafal. 61
i. Malas mengulang hafalan
Menghafal dan mengulang adalah dua kegiatan tahfizh yang tidak
terpisahkan. Kurangnya mengulang hafalan dapat menyebabkan
lupa. Minimal dalam sehari penghafal mengulang hafalannya
sekali.62
j. Menghafal ayat terlalu panjang
Penghafal Al-Qur‟an sering menghadapi ayat-ayat panjang
seperti ayat tentang hutang-piutang dalam surat Al-Baqarah atau
ayat-ayat panjang lainnya. Potonglah ayat-ayat panjang itu kepada
beberapa bagian. Selanjutnya, setiap bagian dibaca berulang-ulang
sampai hafal. Apabila sudah melekat dalam pikiran, bisa dilanjutkan
ke penggalan ayat berikutnya.63

60
Rachmat Morado Sugiarto, Cara gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 131
61
Rachmat Morado Sugiarto, Cara gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 131
62
Rachmat Morado Sugiarto, Cara gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 131
63
Rachmat Morado Sugiarto, Cara gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 132
46

Jika para penghafal Al-Qur‟an menemukan hambatan pada ayat


yang lebih panjang, misalnya ayat tentang hutang-piutang dalam
surat Al-Baqarah maka tidak mengapa apabila dibagi kedalam
beberapa penggalan. Pemenggalan ayat dilakukan untuk
memudahkan proses menghafal. Jika para penghafal Al-Qur‟an
sudah yakin bahwa ayatnya sudah dikuasai mereka bisa mengulang
dari awal ayat.64
k. Kurang motivasi untuk tetap menghafal
Dalam kegiatan menghafal, sang penghafal membutuhkan banyak
motivasi baik di awal, tengah, atau akhir kegiatan menghafal.
Motivasi bisa datang dari diri sendiri atau dari orang lain. Karena
itulah peran pembimbing/mursyid sangat penting dalam memotivasi
para penghafal agar tetap konsisten dalam menghafal. Peran lainnya
ialah peran muhafizh/pengajar tahfizh, hendaknya ia memberikan
motivasi di sela-sela kegiatan hafalan, sehingga para penghafal tetap
bersemangat dalam menghafal.
Beberapa kendala yang telah dijelaskan di atas adalah hambatan
terbesar dalam menghafal Al-Qur‟an. Tidak menutup kemungkinan
jika ada kendala lainnya yang akan dihadapi penghafal. Namun yang
terpenting adalah seorang penghafal harus mampu melewati segala
rintangan yang ia hadapi dengan sabar, ketekunan dan perjuangan
untuk mencapai cita-cita menjadi hafizh.65
3) Syarat-syarat dalam Menghafal Al-Qur‟an
Dalam proses menghafal Al-Qur‟an beberapa syarat yang harus
dilakukan oleh calon penghafal Al-Qur‟an agar segala dengan
tujuan, kemudian bisa mencapai target hafalan dengan baik sesuai

64
Rachmat Morado Sugiarto, Cara gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 133-136
65
Rachmat Morado Sugiarto, Cara gampang Menghafal Al-Qur’an,…, h. 136
47

dengan keinginan, karena dengan mengetahui syarta-syarat sebelum


menghafal bisa membantu terlaksananya proses penghafal Al-
Qur‟an. Adapun syarat-syarat mengahafal Al-Qur‟an menurut
Muhaimin Zen dalam bukunya metode pengajaran tahfizh Al-Qur‟an
ada 6 sebagai berikut:
a. Niat yang Ikhlas
Niat yang ikhlas, bulat, dan mantap sangat diperlukan dari
calon penghafal sebab apabila sudah ada niat yang bulat dan
mantap, ada hasrat atau kemauan, maka kesulitan apapun yang
merintang akan diterjang. Sebaliknya, bila orang menghafalkan
Al-Qur‟an karena terpaksa atau dipaksa orang lain, atau disadari
motivasi ingin mendapat fasilitas dan materi semata, maka
umumnya dia tidak berhasil. Maklumlah, dia menghafal tanpa
suatu kesadaran diri sendiri dan rasa tanggung jawab, apabila
yang memaksa atau yang menyuruh sudah jenuh, jenuh pula dia
menghafalnya.66
b. Menjauhi Sifat-sifat Tercela
Sifat madzmumah alias tercela harus dijauhi oleh setiap
muslim, terutama calon penghafal Al-Qur‟an. Sifat madzmumah
sangat besar pengaruhnya terhadap orang-orang yang menghafal
Al-Qur‟an, karena Al-Qur‟an adalah kitab suci yang tidak boleh
dinodai. Diantara sifat madzmumah adalah sebagai berikut:
1) Ujub
Ujub adalah sikap hati yaitu perasaan mengagumi diri
sendiri. Misalnya, mengagumi kemampuan dirinya untuk
menghafal Al-Qur‟an, kemampuan membaca kitab suci itu

66
A. Muhammad Zen, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur’an,…, h. 25
48

dengan baik dan dengan suara merdu, atau ketekunan dirinya


membaca siang dan malam.
2) Riya‟
Riya‟ adalah pamer atau memperlihatkan sesuatu pada orang
lain. Apabila orang melakukan suatu amalam baik supaya
dilihat orang lain, guna mendapat pujian, pengakuan,
pemberian atau lain sebagainya. Saudara kembar riya‟ adalah
sum‟ah, yaitu melakukan sesuatu supaya didengar orang
lain.supaya orang-orang mendengar tentang kemahirannya
dalam membaca Al-Qur‟an, tentang keluasan ilmunya atau
tentang ketekunannya dalam beribadah.
Apabila calon penghafal Al-Qur‟an dihinggapi dua atau
tiga sifat ini, maka itu akan memperlemah motivasinya. Dia
akan malas menghafal Al-Qur‟an manakala tidak ada orang
yang melihat dan mengaguminya. Dia lebih bersemangat
apabila perbuatannya itu dilihat dan dikagumi orang lain.
3) Hasud
Hasud adalah dengki atau iri hati, yaitu tidak senang melihat
atau mendengar orang lain mendapat kenikmatan, dan ingin
berusaha agar kenikmatan tersebut berpindah kepada
dirinya.67
c. Izin Orang Tua, Wali atau Suami
Izin dari orang tua, wali atau suami juga ikut menentukan
keberhasilan dalam menghafal Al-Qur‟an. Apabila seorang
anak telah memperoleh izin menghafal dari orangtua atau wali,
apabila seorang istri telah memperoleh isin menghafal dari

67
A. Muhaimin Zen, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur’an,…, h. 26-28.
49

suami, maka dia telah memiliki keleluasaan untuk mengatur


waktunya guna menghafal Al-Qur‟an.
Ketidakrelaan orangtua, wali, dan suami akan membawa
pengaruh batin kepada calon penghafal. Bisa-bisa dia
dihinggapi rasa bimbnag dan pikirannya menjadi kacau satu
hal yang pada gilirannya nanti dapat mengakibatkannya sulit
untuk menghafal.68
d. Kontinuitas
Kontinuitas dan kedisiplinan dalam segala-galanya,
termasuk kedisiplinan dalam waktu, tempat dan terhadap
materi-materi yang dihafal sangat diperlukan. Singkronisasi
antara penggunaan waktu dan materi yang dihafal merupakan
keharusan, hal ini harus menjadi barometer dan target harian
baginya, dengan disiplin waktu ini anda diajar menjadi orang
yang jujur, konsekuen, dan bertanggung jawab dalam segala
hal.
e. Sanggup Mengorbankan Waktu Tertentu
Apabila penghafal sudah menetapkan waktu tertentu untuk
menghafal materi baru, maka waktu tersebut tidak boleh
diganggu untuk kepentingan yang lain.69
f. Sanggup Mengulang-ulang Materi yang sudah Dihafal
Menghafalkan Al-Qur‟an itu ibarat orang berburu binatang
di rimba yang banyak buruannya. Biasanya, pemburu lebih
asyik menembak binatang yang ada di depannya dari pada
menjaga binatang hasil buruannya. Padahal, jika tidak diikat
dengan kuat, hasil buruan bisa lepas lagi, begitu juga seorang

68
A. Muhaimin Zen, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur’an,…, h. 31-32
69
A. Muhaimin Zen, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur’an,…, h. 34
50

yang menghafal Al-Qur‟an umumnya mereka lebih senang


menghafal materi baru dari pada mengulang-ulang materi yang
sudah dihafal. Padahal kunci keberhasilan menghafal Al-
Qur‟an adalah mengulang-ulang hafalan yang telah dihafal
atau ditakrir.70
C. Kiat-kiat Menghafal Al-Qur’an
Al-Qur‟an mudah dihafal dan mudah hilang dari ingatan. Hafalan
yang sudah disetorkan ke instrukur dan tersimpan di memori otak belum
terjamin akan terjaga terus dan melekat selama-lamanya. Hafalan dapat
bertahan paling lama 12 jam. Oleh karena itu, yang perlu mendapat
perhatian serius adalah “mempertahankan hafalan”. Untuk
mempertahankan hafalan ini ada caranya yang disebut takrir
(mengulang-ulang hafalan).71 Adapun pembagian takrir (mengulang-
ulang hafalan) menurut Muhammad Zen dalam bukunya Tahfizh Al-
Qur‟an Metode Lauhun sebagai berikut:
1. Takrir Sambil Menghafal
Upaya-upaya memelihara hafalan itu sudah harus dilakukannya
sejak dini, yakni sewaktu dia menghafal. Jadi selain menambah
hafalan baru, dia harus pula melakukan usaha usaha
mempertahankan hafalan yang sudah dikuasai dengan cara antara
lain:
a. Takrir Sendiri
Seseorang yang mengahafal Al-Qur‟an harus bisa memanfaatkan
waktu untuk takrir dan untuk menambah hafaan. Hafalan yang baru
harus selalu di takrir, minimal dua kali sehari dalam jangka waktu
satu minggu. Sedang hafalan yang lama harus di takrir setiap hari

70
A. Muhaimin Zen, Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur’an,…, h. 35
71
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 91
51

atau dua hari sekali. Artinya semakin banyak hafalan harus semakin
banyak pula waktu yang dipergunakan untuk takrir.72
b. Takrir dalam Shalat
Seorang yang menghafal Al-Qur‟an hendaknya bisa
memanfaatkan hafalannya sebagai bacaan dalam shalat, baik sebagai
imam maupun dalam shalat sendiri. Selain menambah keutamaan
(pahala), cara demikian juga akan menambah kemampuan hafalan.73
c. Takrir Bersama
Seorang yang mengahafal Al-Qur‟an perlu melakukan takrir
bersama dengan dua teman atau lebih. Dalam takrir ini setiap orang
membaca materi takrir yang ditetapkan secara bergantian, misalnya
masing-masing satu halaman, dua halaman atau ayat per ayat. Ketika
seorang membaca, yang lain mendengarkan dan membetulkan jika
ada yang salah.74
d. Takrir kepada Instruktur atau Guru
Seorang yang menghafal Al-Qur‟an harus selalu menghadap
instruktur atau guru untuk takrir hafalan yang sudah diajukan.
Materi takrir yang dibaca harus lebih banyak dari pada materi
tahfizh, yaitu satu banding sepuluh. Artinya, apabila penghafal
sanggup menyetor hafalan baru dua halaman setiap hari, maka harus
diimbangi dengan takrir 20 halaman (satu juz).75
2. Takrir pasca hafal
Seorang hafizh harus menjaidkan takrir (pengulanga bacaan Al-
Qur‟an) sebagai wiridnya. Tentang bagaimana cara takrir itu
dilakukan, hal ini terserah pada masing-masing. Antara satu dan lain

72
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 91
73
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 91
74
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 91
75
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 92
52

orang berbeda-beda cara, sesuai karakter, kebiasaan dan


ketersediaan waktunya.76 Adapun cara takrir bagi para hafizh
menurut Muhaammad Zen dalam bukunya Tahfizh Al-Qur‟an
Metode Lauhun sebagai berikut:
a. Fami bi Syauqin
Sekali lagi orang yang sudah selesai menghafal 30 uz
seharusnya dapat meluangkan waktunya setiap hari untuk
melakukan takrir sendiri secara istiqamah, sehingga sekali
dalam seminggu, sekali dalam dua minggu, atau minimal
sekali dalam sebulan. Yang paling baik ialah khatam dalam
seminggu. Cara yang dipakai adalah dengan membagi Al-
Qur‟an menjadi tujuh bagian, yang diistilahkan dalam kata
fami bi syauqin yang secara harfiyah artinya lisan selalu dalam
kerinduan.
Fami bi syauqin merupakan singkatan masing-masing
hurufnya merupakan batas untuk takrir setiap hari. Inilah
rinciannya:

1) Fa‟ (hari pertama): dari surat Al-Fatihah sampai akhir surat


An-Nisa‟

2) Mim (hari kedua): dari surat Al-Maidah sampai akhir surat


At-Taubah

3) Ya‟ (hari ketiga): dari surat Yunus sampai akhir surat Al-
Nahl

4) Ba‟ (hari keempat): dari surat Bani Israil sampai surat Al-
Furqan

76
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 92
53

5) Syin (hari kelima): dari surat As-Syu‟ara sampai akhir surat


Yasin

6) Waw (hari keenam): dari surat As-Saffat sampai akhir surat


Al-Hujurat

7) Qaf (hari ketujuh): dari surat Qaf sampai surat An-Nas

Para ulama Al-Qur‟an yang mengamalkan cara tersebut,


biasanya dimulai pada hari jum‟at dan khatam pada hari kamis
(malam jum‟at). Setelah khatam dilanjutkan dengan shalat
malam empat rakaat, pada masing-masing rakaat setelah
membaca surat Al-Fatihah membaca surat Yasin (rakat
pertama), surat Ad-Dukhan (rakaat kedua), surat As-Sajadah
(rakaat ketiga), dan surat Al-Mulk (rakaat keempat). Selepas
shalat, dilanjutkan dengan membaca istighfar dan zikir lalu
memanjatkan doa.77

b. Takrir dalam Shalat

Cara ini dapat dilakukan shalat sendirian atau dia menjadi


imam dalam shalat berjamaah yang makmumnya khusus para
hafizh atau makmumnya bukan hafizh namun mereka adalah
ahli Ibadah, pecinta Al-Qur‟an (muhib Al-Qur‟an) atau orang-
orang yang siap untuk melakukan shalat yang panjang.78
Adapun takrir yang bisa dipakai dalam shalat sebagai berikut:

1) Shalat Tarawih 20 rakaat

77
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 93
78
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 94
54

Pada tiap rakaat setelah membaca surat Al-Fatihah, anda


membaca satu halaman pojok Al-Qur‟an. Dengan demikian pada
tiap-tiap shalat anda membaca dua halaman pojok, dan begitu
selesai seluruh shalat tarawih yang berjumlah 20 rakaat dan 10
kali salam itu. Anda telah membaca satu juz (20 halaman pojok)
Al-Qur‟an. Jadi, setiap di bulan Ramadhan anda membaca satu
juz secara hafalan sebagai takrir. Apabila bulan Ramadhan itu
terdiri atas 30 hari, maka selama bulan tersebut anda
menkhatamkan Al-Qur‟an. Jika bulan Ramadhan itu hanya terdiri
atas 29 hari, maka ada satu juz (juz 30) yang belum anda
selesaikan di luar shalat tarawih.79

2) Shalat Fardhu

Cara ini dapat dilakukan di lingkungan anggota keluarga.


Anda menjadi imam, sedangkan makmumnya adalah isteri, anak-
anak, keponakan, dan orang-orang lain yang tinggal di rumah
anda. Adapun caranya ialah pada tiap rakaat, setelah Al-Fatihah
anda membaca satu halaman pojok Al-Qur‟an, dan pada seluruh
shalat anda membaca dua halaaman pojok Al-Qur‟an secara
hafalan, untuk rakaat ketiga dan keempat tidak ada kesunnahan
membaca Al-Qur‟an elain surat Al-Fatihah. Jadi, kita hanya
melakukan takrir pada rakaat pertama dan kedua.80

3) Shalat Tahajjud

Salat tahajjud sambil membaca Al-Qur‟an adalah amalan


kesukaan Nabi Muhammad SAW. Aisyah menuturkan beliau

79
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 95
80
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 95
55

pernah membaca surat Al-Baqarah, Ali Imran dan An-Nisa‟


dalam salat malam beliau. Beliau membacanya dengan sangat
pelan. Setiap kali berjumpanya dengan ayat berisi kabar gembira
(tentang surga dan rahmat Allah), beliaau berdoa serta memlas
supaya diberi kenikmatan itu, dan setiap kali sampai pada ayat
berisi ancaman beliau memohon perlindungan darinya. Artinya,
beliau benar-benar menikmati dan meresapi bacaan beliau.81
Salat tahajjud lebih baik dilakukan sendiri, tidak berjamaah,
boleh di masjid, boleh di rumah. Adapun jumlah rakaatnya, yang
paling baik ialah delapan rakaat dengan empat kali
82
salam,dilanjutkan dengan salat witir sebanyak tiga rakaat.
Pada setiap rakaat, setelah surat Al-Fatihah hendaknya anda
membaca Al-Qur‟an sebanyak dua halaman pojok. Jika dikalikan
dengan delapan rakaat, maka dihasilkan angka 16. Artinya, dalam
semalam anda membaca 16 halaman pojok dalam salat tahajjud.
Selepas salat tahajjud, anda melakukan salat witir sebanyak
tiga rakaat. Dalam dua rakat pertama, anda boleh melakuka takrir,
melanjutkan bacaan salat tahajjud tadi, sebagaimana dalam salat
tahajjud, dalam salat witir anda juga membaca Al-Qur‟an
sebanyak dua halaman pojok. Berarti, pada dua rakaat itu anda
membaca empat halaman pojok. Ditambah dengan 16 halaman
pojok yang anda baca pada salat tahajjud, maka lengkaplah 20
halaman pojok atau satu juz setiap malam. Adapun pada satu
rakaat terkahir, seteah Al-Fatihah anda membaca surat Al-Ikhlas,

81
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 97
82
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 98
56

Al-Falaq, dan An-Nas lalu diakhiri dengan doa salat witir dan
tahajjud.83
4) Salat Dhuha
Takrir dalam salat dhuha caranya sama dengan takrir dalam
salat tahajjud. Yaitu pada setiap rakaat setelah Al-Fatihah anda
membaca Al-Qur‟an sebanyak dua halaman pojok. Dikalikan
delapan rakaat, hasilnya 16 halaman pojok. Artinya, dalam salat
dhuha ini anda membaca 16 halaman pojok, karena satu juz
terdiri dari 20 halaman. Maka anda perlu menambh empat
halaman lagi untuk mencapai satu juz. Sisa empat halaman itu
anda baca selepas rangkaian salat dhuha, dan sebelum doa slat
dhuha.84
c. Sima‟an
Takrir dengan cara sima‟an dapat dilakukan dengna beberapa
cara sebagai berikut:
1) Sima‟an perorangan
Seorang hafizh membaca Al-Qur‟an secara hafalan dari juz
1 sampai juz 30, disima‟ oleh sejumlah orang. Seluruh Al-
Qur‟an dihaflakannya dalam satu majelis, dan membacanya
dengan tartil serta memperhatikan hukum-hukum berikut
makhraj (tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat huruf.
Dengan cara membaca seperti itu, diperlukan waktu sekitar
setengah jam untuk menyelesaikan satu juz. Berarti untuk
menghabiskan seluruh Al-Qur‟an dibutuhkan waktu sekitar 15
jam. Tentang waktunya kapan, itu tergantung pada situasi dan

83
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 98
84
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 98-99
57

kondisi pembaca serta kesanggupan para penyima‟nya. Boleh


dilakukan setelah salat subuh, boleh pula seusai salat isya‟.
Jika dimulai setelah salat subuh, pukul 06.00 umpamanya,
maka selesai seluruh Al-Qur‟an, kira-kira pukul 12 malam
sikurangi waktu-waktu jeda untuk salat zhuhur, makan siang,
salat ashar, salat maghrib, makan malam dan salat isya‟, atau
dimulai setelah salat isya‟ pukul 20.00, jika dibaca terus-
menerus kecuali untuk istirahat sejenak, salat subuh berjamaah
dan makan pagi, maka pukul 12.00 siang insyaallah khtam.
Dilanjutkan dengan salat zhuhur berjamaah dan diakhiri
dengan khatmil Qur‟an.
Dengan cara demikian, maka hasil takrirnya terjamin
signifikan, hafalan pun semakin mantap karena di sima‟ oleh
orang banyak. Kalau terjadi salah bacaan atau huruf yang
terlewatkan, itu kecil sekali. Cara semacam ini sangat
dianjurkan.85
2) Sima‟an keluarga dalam satu rumah
Sima‟an keluarga hampir sama dengan sima‟an perorangan.
Hanya saja jumlah penyima‟ dan materi hafalan yang disima‟
berbeda. Dalam sima‟an keluarga, penyima‟ adalah anggota
keluarga sendiri dan tidak seluruh Al-Qur‟an dibaca habis
dalam satu majelis. Waktunya bisa disepakati dan ditentukan
bersama. Umpamanya setiap ba‟da (usai) salat maghrib satu
juz dan setiap ba‟da (usai) salat subuh dua juz. Ini adalah
waktu-waktu yang baik untuk membaca Al-Qur‟an, sesuai
dengan anjuran Nabi Muhammad SAW.

85
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 99
58

Jika ini dilakukan secara rutin dan istiqamah, maka setiap


hari si hafizh menghasilkan takrir terhadap hafalannya
sebanyak tiga juz. Dalam tempo 10 hari ia bisa merampungkan
takrir sebanyak 30 juz. Cara takrir semacam ini cocok bagi
hafizh yang mempunyai kesibukan di siang hari. Entah sebagai
pengusaha, pelaku bisnis, pejabat, pegawai, politisi, dan lain-
lain.86
3) Sima‟an dua orang
Dalam sima‟an ini, dua orang membaca dan menyima‟
secara bergantian. Mula-mula seorang dari mereka membaca
Al-Qur‟an secara hafalan, disima‟ oleh yang lain tanpa
melihat mushhaf Al-Qur‟an. Setelah itu, temannya mambaca
secara hafalan, sedang hafizh pertama menyima‟ dengan tanpa
melihat mushhaf Al-Qur‟an.
Tentang berapa banyak yang dibaca, ini tergantung
kesepakatan. Boleh satu juz atau setengah juz. Jadi, jika
disepakati satu juz, misalnya maka pergantian dilakukan pada
setiap satu juz. Soal waktunya kapan, itu juga tergantung
kesepakatan bersama. Mungkin tiap-tiap ba‟da salat maghrib
dengan mengambil materi hafalan sebanyak lima juz setiap
malam. Mungkin pula ba‟da salat isya‟ atau ba‟da sakat
subuh.
Apabila cara semacam ini dilakukan secara istiqamah,
berarti selama enam malam dapat dikhataman 30 juz. Itulah
cara yang dilakukan oleh banyak sahabat Nabi Muhammad

86
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 100
59

SAW, salafuna al-shalihun (generasi pertama kita yang


shaleh-shaleh) dan huffazh-huffazh lain.87
4) Sima‟an kelompok
Sima‟an kelompok dilakukan oleh sejumlah hafizh yang
cukup banyak. Misalnya 30 orang, mereka dibagi menjadi tiga
kelompok, masing-masing terdiri atas sepuluh orang.
Kelompok pertama membaca juz 1 sampai juz 10, kelompok
kedua membaca juz 11 sampai juz 20, dan kelompok ketiga
juz 21 sampai juz 30.88
Para anggota kelompok ini membaca secara bergantian
hingga materi yang ditentukan habis. Ketika seorang
membaca, para hafizh lain dalam kelompok itu menyima‟
setelah selesai semua, mereka berkumpul untuk melakukan
khataman dan doa bersama. Cara seperti ini biasanya
dilakukan pada acara-acara tertentu. Mengingat keterbatasan
waktu. Sedang untuk tujuan takrir, cara ini kurang efektif.
Namun, berkumpul untuk membaca Al-Qur‟an dengan cara
seperti ini sangat besar pahala dan berkahnya (bukan mustahil,
berkat berkah tersebut, hafalan menjadu kian bagus) serta
dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda:

‫ َما اِ ْجتَ َم َع قَ ْوِم‬:‫صلّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬ ِ


َ ‫ال َر ُس ْو ُل اللَّو‬ َ َ‫َع ْن اَِِب ُىَريْ َرَة ق‬
َ َ‫ال ق‬

,‫اب اللَّ ِو َعَّز َو َج َّل‬ ِ ِ ِ ِ ِ


َ َ‫ِ ِْف بَْيت م ْن بُيُ ْوت اللَّو تَبَ َارَك َوتَ َع َاَل يَتلُ ْو َن كت‬

87
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 100
88
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 101
60

ِ
َّ ‫ َو َغ ِشيَْت ُه ُم‬,ُ‫الس ِكْي نَة‬
‫ َو َحفَّْت ُه ُم‬,ُ‫الر ْْحَة‬ َّ ‫ت َعلَْي ِه ُم‬
ْ َ‫ االَّ نََزل‬,‫َويَتَ َد َار ُس ْونَوُ بَْي نَ ُه ْم‬
89
)‫(رواه مسلم و ابو داود‬.ُ‫ َوذَ َكَرُى ُم اللَّوُ فِْي َم ْن ِعْن َده‬,ُ‫الْ َمالَئِ َكة‬
“Tidaklah orang-orang berkumpul di salah satu dari rumah-
rumah Allah, dan mereka membaca kitab Allah serta saling
menyimak di antara mereka kecuali akan diliputi oleh
rahmat Allah, di sekitari oleh para malaikat turun
mengelilingi mereka dan Allah menyebut-nyenbut mereka
pada para malaikat di sisi-Nya”. (H.R. Muslim dan Abu
Dawud)

d. Takrir sambil mengkaji


Cara ini dilakukan oleh satu kelompok yang terdirii atas 10
orang atau lebih, materi yang di takrir dan dikaji tidak usah
banyak-banyak. Cukup satu surat saja. Caranya adalah sebagai
berikut:
1) Masing-masing anggota kelompok membaca hafalan satu
halaman pojok secara bergantian. Di saat yang satu
membaca, yang lain mendengarkan dan menegur bila
terjadi salah baca atau keliru tajwidnya.
2) Setelah materi yang ditentukan selesai dibaca, masing-
masing orang mempersentasikan dan menerangkan apa-apa
yang ada dalam materi dari segi:
a) Ilmu Qiraat
b) Rasm
c) Asbab An-Nuzul (bila ada)
d) Munasabah (korelasi ayat dengan ayat lain)

89
Imam Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj An-Naisaburi, Shahih Muslim, h. 684, juz
9, hadits ke-2699
61

e) Muhkam (maknanya jelas tanpa perlu ditakwil) dan


mutasyabihah (maknanya kabur perlu ditakwil)
f) Bagian-bagian dari Ulumul Qur’an (ilmu-ilmu Al-
Qur‟an).
3) Satu orang bagi mempersentasikan isi dan kandungannya.
4) Selanjutnya, hal-hal yang di diskusikan, lalu dibuka forum
tanya jawab kemudian disimpulkan.
5) Setelah disimpulkan lalu ayat yang dikaji dibaca ulang
dengan hafalan seperti semula, masing-masing orang
membaca satu halaman (pojok), mereka membaca secara
berururtan dan bergantian.
Melalui metode ini hafalan Al-Qur‟an mereka akan lebih
mantap karena dibarengi dengan pemahaman dan penghayatan
terhadap lainnya.90
e. Takrir dengan alat bantu
Takrir dengan menggunakan alat bantu praktis sekali. Tidak
memerlukan waktu atau tempat resmi. Bisa dilakukan sambil
beristirahat, melepas lelah, menjelang tidur dan sambil bekerja atau
di dalam mobil. Beginilah caranya:
a) Ambil rekaman kaset CD bacaan murattal yang sesuai dengan
suara anda, mau Syekh Mahmud Khalil al-Husairi, Syekh
Hudzaifi, Syekh al-Sudais atu lainnya.
b) Kaset/CD tersebut didengarkan sambil ditirukan bacaanya pelan-
pelan dan diulang-ulang.
c) Putar lagi kaset/CD tersebut dari awal tanpa anda ikuti. Anda
hanya mendengrkan.

90
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun,…, h. 102
62

d) Setelah itu anda baca sendiri tanpa mengikuti suara kaset


tersebut.
e) Putar lagi kaset/CD tersebut. Dengarkan dan ikuti bacaannya,
iramanya, pelan-pelan dan diulang-ulang. Insya allah anda akan
merasakan manfaatnya dan bertambah mantap hafalan anda.91

91
A. Muhammad Zen, Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun, h. 102-103
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD) Azhari Islamic
School Rasuna, di Jl. KH. Ilyas no. 39 Setiabudi, Jakarta Selatan.
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan februari sampai dengan
bulan juli 2019. Awal observasi pada bulan Februari minggu ke 2,
penyusunan proposal pada minggu ke 3-4, seminar proposal pada
bulan maret minggu ke 2, pengajuan izin penelitian minggu ke 3.
Untuk pengumpulan data yaitu: observasi lanjutan pada bulan april
minggu ke 1-3, dokumentasi pada bulan mei minggu ke 2-3,
wawancara pada bulan juni- juli. Alasan peneliti, meneliti di Azhari
karena sekolah di SD Azhari Islamic School menggunakan kombinasi
kurikulum Al-Azhar Cairo Mesir dan kurikulum Diknas Kementrian
Pendidikan. Tahfizh Al-Qur’an merupakan program unggulan yang
wajib bagi siswanya dan termasuk ke dalam kurikulum Al-Azhar
Cairo.
B. Metode dan Pendekatan Penelitian
Dalam suatu penulisan karya ilmiah lazimnya, diperlukan data
yang obyektif, pembahasan penelitian dibahas secara teoritis dan
empiris. Maka dalam menulis dan menguraikan skripsi ini
pembahasan teoritis bersumber pada kepustakaan yang merupakan
karangan ahli yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut
Denzin dan Licoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada. Maksud latar belakang diisni

63
64

adalah situasinya harus alami tidak rekayasa atau direncanakan, agar


hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan yang terjadi dalam
lingkungan tersebut.1
Penelitian deskriptif disebut juga penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada, baik yang bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. Penelitian
ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,
kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.2
Dalam penelitian ini instrumennya adalah orang atau human
instrument, peneliti itu sendiri. Untuk mendapatkan instrument, maka
peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan luas, sehingga
mampu bertanya, menganalisis, dan mengkontruksi situasi sosial
yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Untuk dapat
menemukan data yang jelas dan rinci, diperlukan suatu pengamatan
yang intensif terhadap aktifitas yang dilakukan oleh subyek dan
wawancara yang mendalam pula kepada informan.
Dengan demikian penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan menguraikan atau menggambarkan keadaan serta
fakta yang berhubungan dengan penelitian di SD Azhari Islamic
School Rasuna dan tentunya akan ditunjang oleh data yang penulis
peroleh dari perpustakaan yakni data yang penulis dapatkan dari buku
yang ada hubungannya dengan menghafal Al-Qur’an, sedangkan data
dari lapangan yakni data yang penulis dapatkan dari tempat penelitian
yaitu SD Azhari Islamic School Rasuna. Dalam hal ini penulis akan

1
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandun: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 5
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 6, h. 72
65

menyajikan apa adanya, sehingga peroleh hasil dan keadaan dengan


sebenar-benarnya.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bagi
dalam dua kelompok, yaitu data primer dan data sekunder:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber
utama. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara
dengan kepala sekolah, guru tahfizh, dan siswa SD Azhari Islmic
School Rasuna.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung dari
sumbernya. Data sekunder dari penelitian ini berasal dari
dokumen-dokumen, data-data, serta sumber buku yanag berkaitan
dengan fokus pembahasan, jurnal, literatur, dan dokumen lain yang
berhubungan dengan penelitian.
Sumber data adalah subjek tempat asal data diperoleh, dapat
berupa bahan pustaka, atau orang (informan atau responden). Adapun
unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan dan ditentukan
oleh peneliti dari subjek penelitian. Adapun objek penelitian atau
variabel penelitian adalah masalah pokok yang dijadikan fokus
penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.3
Demikianlah pengertian secara umum gambaran tentang sumber
data. Jika diambil kesimpulan maka data itu sangat diperlukan dalam
sebuah penelitian, ia merupakan informasi yang dibutuhkan dan akan

3
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Pustaka Setia: Bandung, 2001), h. 151
66

menjadikan penelitian menjadi relavan, sehingga penelitian tersebut


dapat diakui keabsahannya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini penulis terjun langsung pada objek
penelitian untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti
menggunakan cara sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan
pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap
kondisi lingkungan objek penelitian data yang mendukung
kegiatan penelitian, sehingga dapat digambarkan secara jelas
tentang kondisi objek penelitian.
Dalam observasi ini, peneliti melakukan sebanyak 3kali untuk
melihat dan mengamati secara langsung keadaan di sekitar
lingkungan sekolah SD Azhari Islamic School Rasuna, peneliti
melihat cara guru tahfizh dalam mengajarkan menghafal Al-
Qur’an dan membaca Al-Qur’an dengan metode talaqqi dan
muraja’ah serta melihat yang dilakukan oleh guru tahfizh dalam
pencapaian hafalan siswa. Hal ini dilakukan untuk mencari dan
mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa wawancara adalah suatu kejadian atau suatu
proses interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau
orang yang diwawancarai melalui komunikasi langsung. Dapat
pula dikatakan bahwa wawancara juga merupakan percakapan
tatap muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber
67

informasi, dimana pewawancara bertanya langsung tentang suatu


objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya.4
Dalam proses wawancara ini, penulis menggunakan alat
rekaman telepon genggam untuk mengetahui bagaimana strategi
tahfizh Al-Qur’an dalam pencapaian target hafalan siswa di SD
Azhari Islamic School Rasuna. Dalam penelitian ini alat
pengumpulan data berupa pedoman wawancara dengan instrument
berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang ditujuakan kepada kepala
sekolah, koordinator tahfizh, dan dua siswa kelas 5 SD Azhari, hal
ini peneliti lakukan untuk mencari tau bagaimana sistem
pembelajaran tahfizh Al-Qur’an, metode menghafal Al-Qur’an,
kegiatan-kegiatan tahfizh, bagaimana cara pencapaian target
hafalan siswa dalam mengahafal Al-Qur’an, serta yang berkaitan
dengan tahfizh untuk proses pencapaian kurikulum Al-Azhar Cairo
selama 6 tahun.
Agar wawancara dapat dijadikan teknik pengumpulan data yang
efektif, hendaknya disusun terlebih dahulu panduan wawancara
sehingga pertanyaan yang diajukan menjdi terarah dan setiap
jawaban atau informasi yang diberikan oleh responden segera
dicatat.
Instrumen yang digunakan adalah berkas pedoman atau
petunjuk yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
Kepala Sekolah, Guru Tahfizh dan kepada siswa SD Azhari
Islamic Schoo, agar wawancara trsebut terarah dan mencapai
tujuan penelitian.

4
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,
Cet. 4 h. 372
68

Berikut ini adalah kisi-kisi waancara yang penulis melakukan


wawancara kepada informan yang telah disebutkan:
No. Variabel Indikator
1. Strategi tahfizh Al-Qur’an Strategi tahfizh Al-Qur’an
melaksanakan dengan cara:
a. Satu hari setoran minimal 4-
5 ayat, setengah halaman,
atau sehalaman yang akan
disetorkan pada guru tahfizh.
b. Membuat target yang jelas.
c. Menghafal dari bagian juz
belakang ke depan.
d. Mengulang hafalan sebelum
masuk KBM, setelah shalat
dzuhur, dan sebelum pulang
sekolah.
e. Menambah hafalan ketika
waktu KBM pada pagi hari
f. Setiap kelasnya akan di bagi
kelompok dan hafalan
tersebut disetorkan pada
guru tahfizh.
g. Untuk guru tahfizh dalam
mengajar memiliki standar
kemampuan menghafal
minimal 18 juz dan lebih
diutamakan yang menghafal
30 juz Al-Qur’an.
69

h. Untuk siswa yang kurang


mampu dalam menghafal
diberikan waktu kesempatan
dalam menghafal di luar jam
sekolah.
2. Pencapaian target hafalan a. Pencapaian target hafalan
sudah disesuaikan pada
kurikulum Al-Azhar cairo
b. Hasil belajar siswa sama
seperti belajar di tempat
sekolah pada umumnya.
c. Memahami hukum-hukum
bacaan Al-Qur’an dan bisa
membacanya.

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah
prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya. Yang dapat
dijadikan acuan dalam penelitian dengan dokumentasi ini peneliti
menggali data serta informasi berdasarkan catatan-catatan yang
ada di tempat penelitian.5
Dokumentasi ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari
record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang
penyidik.6 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-

5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: PT. Bineka Cipta, 2002), h. 135
6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,…, h. 161
70

Data mengenai latar belakang SD Azhari Islamic School


Rasuna, visi, misi, strategi tahfizh dalam pencapaian target hafalan
Al-Qur’an, startegi menjaga hafalan Al-Qur’an dan faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan strategi tahfizh Al-
Qur’an di SD Azhari Islamic School Rasuna.
Dokumentasi ini dilakukan untuk kegiatan yang berkenaan
dengan kegiatan menghafal Al-Qur’an yang dilaksanakan di SD
Azhari Islamic School Rasuna. Teknik dokumentasi dipergunakan
untuk melengkapi sekaligus menambah keakuratan, kebenaran
data atau informasi yang dikumpulkan dari bahan-bahan
dokumentasi yang ada dilapangan serta dapat dijadikan bahan
dalam pengecekan keabsahan data.
Analisis dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data
yang bersumber dari arsip dan dokumen yang berada ditempat
penelitian atau yang berada di luar tempat penelitian yang ada
hubungannnya dengan penelitian tersebut. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data yag sudah tersedia dalam catatan
dokumen. Fungsinya sebagai pendukung dan pelengkap bagi data-
data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.
E. Dokumentasi SD Azhari Islamic School Rasuna
1. Profil Sd Azhari Islamic School
SD Azhari Islamic School ini berlokasi di Jl. KH. Ilyas No. 39
Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan. Azhari Islamic School
adalah salah satu cabang dari Al-Azhar Cairo Mesir yang ada di
Indonesia. Dengan mengkombinasikan antara kurikulum Nasional
Kementrian Pendidikan dan kurikulum Al-Azhar Cairo Mesir.
SD Azhari Islamic School berdiri sejak tahun 2007, yang berada
di bawah naungan Yayasan Cakrawala Insan Azhari. Brdasarkan
71

kepada perjanjian kerjasama antara Azhari Islamic School dengan


Al-Azhar Cairo Mesir pada tanggal 12 Januari 2004.
Didirikannya Azhari berdasarkan perkembangan zaman saat ini
dengan berkomitmen mendirikan sebuah sekolah sebagai rujukan
bagi pembentukan generasi bangsa muslim yang memiliki aqidah
yang hanif, kuat dan tercermin dalam perilaku sehari-hari. Seiring
berkembangnya kemajuan teknologi dan perkembangan zaman saat
in i serta minimnya pengetahuan siswa terhadap Al-Qur’an masih
sangat lemah, maka untuk itu kami mendirikan SD Azhari Islamic
School ini dengan mengembangkan sistem penguasaan dan hafal Al-
Qur’an dengan wajib bagi para siswanya, yang biasanya disebut
sebagai program tahfizh di Azhari.
Selain memiliki keunggulan dalam bidang tahfizh Al-Qur’an,
Azhari Islamic School memberikan sistem pendidikan interaktif
dengan rintisan tiga bahasa, sehingga siswa memasuki dunia modern
yang semakin berkembang dengan wawasan yang luas dan dibekali
dengan pemahaman Islam yang menyeluruh. Dan kami juga
berusaha menciptakan keseimbangan antara pengetahuan agama dan
pengethauan dibidang umum. Konsep pendidikan yang diterapkan
oleh Azhari Islamic School terintegrasi dengan Al-Qur’an dan
Sunnah, yang mengacu pada kurikulum Al-Azhar Cairo Mesir dan
kurikulum Diknas Kementrian.
Siswa dari SD Azhari Islamic School diharapkan menjadi calon-
calon pemimpin masa depan yang memiliki kemampuan akademis
yang baik, memiliki akhlak mulia, serta menjadi calon pemimpin
yang cinta dengan Al-Qur’an serta menghafalkannya, untuk program
tahfizh khusus SD minimal menghafal 18 juz Al-Qur’an.
72

 Visi SD Azhari Islamic School adalah menjadi acuan


sistem pendidikan Islam sebagai dasar peradaban
 Misi SD Azhari Islamic School adalah
1) Membimbing dan mengajar siswa untuk memiliki
keimanan yang kuat, berwawasan luas, berakhlak mulia,
terampil, kreatif, berpikiran bebas, dan berkarya.
2) Menggunakan dan mengembangkan Kurikulum Al-Azhar
Cairo Mesir.
3) Mengimplementasikan nilai-nilai keislaman dan keilmuwan
sebagai bagian masyarakat global.
2. Struktur Organisasi dan Tenaga Pengajar SD Azhari

GURU/KARYAWAN STATUS

Elementary's Principal
Nur Faizah Dimyathi, MA.

Wahyu Setiadi, S.pd Wakabid Kurikulum

Amaliani Khoirunnisa, A.Md Homeroom Teacher 1A

Dewi Isna Hartati, A.Md Homeroom Teacher 4A

Homeroom Teacher 5
Hidayah Muflihah, S.pd

Wiaam Mohammad Syairozi, M.Ed Homeroom Teacher 3A

Kamalia Soleh, Lc Homeroom Teacher 2A

Riko Aris Setiyawan, S.H Homeroom Teacher Ast 2A

Fajar Arif Rohmatulloh Homeroom Teacher Ast 6

Homeroom Teacher 6,
Muhammad Nurman, Lc Wakabid Kesiswaan

Homeroom Teacher 2B
Lalu Maswandi
73

Ida Fitri Wahyuni, S.Th.I Homeroom Teacher 1B

Nur Hamimah, S.pd Homeroom Teacher 3B

Homeroom Teacher Ast 4A


Rio Ganja Sukma
Muhammad Araaf Rahmanninov, Sport Teacher
S.pd.
Homeroom Teacher Ast 3A
Satria Suryana, S.Pd.I

Ardiansyah Admin

Fahmy Hasan Salim, S.S.I Guru Tahfidz Piket 2A

Fathi Nashrullah Guru Tahfizh Kls 2B dan 1B

Native Arabic
Emad Hamdy El Sayed Ali

Iqra Yunus Palejwala Native English

Sayed Safee Peters Native English

Nur Aini Fitria, S.Pd Guru Math

Guru Arabic
Juliani Nur Fadilah, Lc.

Iswatun Hasanah, S.S.I Guru Arabic

Lia Riyani,S.Pd Guru Arabic

Guru Tahfizh
Faqihus Silmi Al-Haq SH.
Guru Arabic
Wulandari, S.Pd

Soraya Kuswara Munawar Guru Tahfizh

Maimunah Hilaliyah Guru Tahfizh

 Jumlah Siswa Pada Tahun Ajaran 2019/2020


74

NO DATA KELAS SISWA JUMLAH

1 Kelas 1A 18

2 Kelas 1B 19

3 Kelas 2 A 17

4 Kelas 2 B 18

5 Kelas 3 A 17

6 Kelas 3 B 18
7 Kelas 4 A 23
8 Kelas 4 B 23
9 Kelas 5 A 15
10 Kelas 5 B 14
11 Kelas 6 A 17

3. Sarana dan Prasarana SD Azhari Islamic School


1. Identitas sekolah
1) Kode Registrasi (NSS): -
NPSN: 20112405
Nama Resmi Sekolah: SDS Azhari Islamic School Rasuna
2) Akreditasi Program Unggulan
Status Akreditasi: A
Status Sekolah: Swasta
3) Alamat Lengkap Sekolah
Jalan: KH. Ilyas No. 39
Kelurahan: Karet Kuningan
Kecamatan: Setiabudi
Kaupaten: Jakarta Selatan
75

Provinsi: DKI Jakarta


Nomor Telepon; 021-57950043/ 021-57950042
E-mail: azharirasuna@gmail.com
Website: www.azhari.sch.id
2. Keadaan Sekolah
1) Luas Lahan : --
2) Luas Bangunan :-
3) Jumlah Rombel : 10
4) Ruang Kelas SD : 10
5) Laboratorium IPA :1
6) Masjid :1
7) Perpustkaan :1
8) Kantor Guru :1
9) Toilet :8
10) Tempat Wudhu :2
11) Laboratorium Komputer :1
12) Perpustakaan :1
13) Kantin Sekolah :1
4. Profil Tenaga Pengajar di SD Azhari Islamic School
Guru yang mengajar di SD Ahari didukung oleh sumber daya
manusia yang handal sesuai dengan bisang yang diajrnya masing-
masing, lulusan dari universitas yang terkemuka baik itu di
Indonesia maupun luar nageri yang embantu mengajarkan
berbagai ilmu pengetahuan kepada siswa, baik itu pengetahuan
yang bersifat agama maupun diantaranya sebagai berikut:
a. Lulusan S-1 dan S-2 dari universitas negeri maupun swasta,
serta lulusan luar negeri yang terkemuka. Seperti universitas
Indonesia (UI), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IIQ (Institut
76

Ilmu Al-Qur’an), Universitas Al-Azhar Cairo (Mesir) dan lain


sebagainya.
b. Khusus untuk guru tahfizhnya memiliki standar kemampuan
wajib hafalan 30 juz Al-Qur’an
c. Setiap guru didik dan diberi bekal untuk membimbing siswa di
uusia remaja
d. Pengembangan SDM dilakukan secara berkala oleh konsultan
dan praktisi pendidikan berpengalaman.
5. Target Lulusan dan Strategi Pencapaiannya di SD Azhari
Islamic School
a. Islamic Character
 Memiliki aqidah Islam yang kokoh
 Memilki bekal hafalan Al-Qur’an sebagai dasar ilmu
pengetahuan
 Memiliki akhlak yang baik
b. Global Minded
 Lulus dalam ujian berstandar nasional
 Lulus dalam ujian berstandar Al-Azhar Cairo (kurikulum Al-
Azhar Cairo)
c. Leadership
 Mampu menghafal Al-Qur’an 18 juz untuk SD dan 6 juz untuk
SMP (sesuai dengan kurikulum Al-Azhar)
 Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
 Mampu menghafal minimal 20 Hadits
 Mampu bersaing dalam setiap kompetiisi
 Mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris dan Bahasa
Arab
 Memilki jiwa bertanggung jawab
77

 Mampu menyampaikan pendapat dengan baik


 Mampu menjadi imam dalam shalat
6. Konsep Pembelajaran
 Menggunakan kurikulum 2013, Al-Azhar Cairo, dan
diperkaya dengan buku-buku Singapura untuk materi sains,
matematika, dan Bahasa Inggris. Tingkat SMP menggunakan
Cambridge untuk materi Bahasa Inggris dan marshall
Cavendish untuk IPA.
 Menjadikan siswa sebagai pusat pengembangan potensi
(student learning center)
 Memadukan kecerdasan dan talenta siswa
 Menumbuhkan kreativitas siswa
 Mengembangkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
siswa
 Mengintegrasikan ilmu agama, science, keterampilan dan
karakter
 Menumbuhkan kompetensi belajar siswa
 Mengembangkan kemampuan komunikasi dalam 3 bahaa yaitu
Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia
 Pengembangan aktualisasi diri (berinteraksi, social, dan
mandiri)
 Islam berwawasan nasional
 Dipadukan dengan pengembangan ESQ (Emotional and
Spiritual Quotient)
7. Kegiatan Sekolah
 Idul Adha
Kegiatan ini mengajarkan kepada peserta didik tentang arti
pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ismail AS yang sangat
patuh dan taat terhadap perintah Allah SWT.
78

 Hut RI
Kegiatan ini merupakan ajang perlombaan antar siswa untuk
mengisi kemerdekaan HUT RI dengan menanamkan nilai-nilai
nasionalisme dan patriotism.
 Market Day
Untuk mengembangkan aktualisasi diri dan melatih jiwa
entrepreneurship atau kewirausahaan para siswa, maka sekolah
mengadakan kegiatan “Market Day’ yang di dalam acaranya
para siswa diajarkan tentang jual beli secara syar’i.
 Semarak Muharram
Kegiatan memperingati tahun baru Islam ini diisi dengan pawai
keliling dan lomba-lomba keislaman seperti tahfizh, ibadah-
ibadah, dan lain-lain.
 Outing Class
Kegiatan ini menitiberatkan langsung terhadap tema
pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap jenjang kelasnya.
 Excellent Day
Kegiatan ini merupakan ajang pentas seni dan kreatifitas siswa-
siswi untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan pentingnya
kebersamaan antar sesame.
 Field Trip
Untuk menerapkan konsep pembelajaran learning by doing dalam
kurun waktu persemester siswa-siswi akan diajak untuk berkarya
wisata yang tempat dan tujuannya akan disesuaikan dengan tema
pelajaran saat itu.
 Daurah Qur’an
Kegiatan ini melatih siswa-siswI untuk lebih intensive dalam
menghafal Al-Qur’an. Kegiatan ini dibentuk seperti pesantren
kilat yang diperuntukkan kepada siswa kelas 4-6 SD.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Tahfizh Al-Qur’an di SD Azhari Islamic School


Program menghafal Al-Qur’an di SD Azhari Islamic School Rasuna
sudah menjadi kewajiban utama seperti layaknya mata pelajaran di
sekolah, dan memakai kurikulum Al-Azhar Cairo yang sudah ditentukan
untuk SD minimal menghafal 18 juz. Kegiatan menghafal Al-Qur’an ini
mulai diterapkan di SD Azhari Islamic School sejak bulan juli 2007.
Kegiatan menghafal dilakukan pada waktu KBM di mulai dan untuk
murajaah dilakukan di luar KBM yaitu sebelum masuk, setelah shalat
dzuhur, dan sebelum pulang sekolah. SD Azhari Islamic School
menerapkan metode talaqqi dan murajaah. Metode talaqqi yaitu siswa
mendengarkan dan mengikuti bacaan guru tahfizh secara berulang kali
kemudian mengulang sendiri sampai hafal lalu disetorkan kepada guru
tahfizh berdasarkan target hafalan harian yang akan dicapai. Sedangkan
metode murajaah yaitu siswa mengulang hafalan yang sudah dihafal
sebelumnya dan disimak kepada guru atau teman. Metode ini sangat
dibutuhkan oleh siswa untuk menghafal Al-Qur’an. Di setiap kelasnya
akan dibagi 2 kelompok kecil dan didampingi oleh guru tahfizh. Program
menghafal Al-Qur’an ini berfokus pada kemampuan menghafal,
membaca, dan menulis. Selama masa studi siswa mampu membaca Al-
Qur’an dengan standar bacaan yang baik dan benar.

79
80

Gambar 1.1 Dokumentasi kegiatan Tahfizh Al-Qur’an pada


waktu KBM jam pertama atau kedua dengan metode Talaqqi
Gambar 1.2 Dokumentasi Kegiatan Tahfizh Al-Qur’an sebelum
masuk KBM dengan metode Murajaah
Dalam strategi pelaksanaan tahfizh Al-Qur’an ini dilakukan pada
setiap kenaikan kelasnya, dengan cara ujian hafalan yang sudah
dimilikinya selama setahun, untuk kelas 1 dan 2 SD mengikuti ujian
hafalan dengan ujian lisan saja sedangkan kelas 3-6 SD mengikuti ujian
Qur’an dan ujian tulis.
Jika kelas 1SD menghafal juz 30 maka dalam persemester harus
mencapai setengah juz 30, kelas 2SD menghafal juz 29 dan juz 28
maka dalam persemester harus mencapai satu juz, kelas 3 SD
menghafal juz 27, 26, 25 maka dalam persemester harus mencapai satu
setengah juz, kelas 4-6 SD masing-masing mengahafal 4 juz Al-Qur’an
maka dalam persemester nya harus mencapai dua juz Al-Qur’an.1
B. Analisis Strategi Pelaksanaan Tahfizh Al-Qur’an di SD Azhari
Islamic School
a. Strategi penerapan Tahfizh Al-Qur’an
Menghafal merupakan proses berusaha meresapkan sesuatu ke
dalam pikiran agar selalu ingat. Dalam hal ini, menghafal

1
Wawancana dengan Koordinator Tahfizh, Ustadzah Wiaam M. Syairozi, M.Ed, di
SD Azhari Islamic School Rasuna, 09 juli 2019
81

difokuskan pada menghafal Kalamullah, yakni Al-Qur’an. Kegiatan


ini dilakukan karena Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi manusia
agar mereka tidak tersesat ke jalan yang salah. Oleh karena itu,
sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk menjaganya dengan cara
menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Adanya strategi berfungsi untuk memudahkan seseorang dalam
mencapai sesuatu yang diinginkan. Strategi juga sebagai jalan
seseorang dalam mencapai target yang diinginkan. Dalam menghafal
Al-Qur’an tidak semerta-merta seseorang itu langsung hafal Al-
Qur’an dan selesai 30 juz. Dalam proses menghafal pasti ada jalan
yang dilaluinya.
Sebagai seorang murid sekolah yang dituntut dengan tugas dan
juga berkeinginan untuk menjadi penghafal Al-Qur’an, tentu tidak
mudah dalam pelaksanaannya. Mereka akan mencari berbagai
strategi untuk memudahkan pencapaian kedua hal tersebut. Strategi
pelaksanaan tahfizh Al-Qur’an di SD Azhari Islamic School sebagai
berikut:
1. Satu hari setoran minimal 4-5 ayat, setengah halaman, atau
sehalaman yang akan disetorkan pada guru tahfizh
2. Membuat target yang jelas
3. Menghafal dari bagian juz belakang ke depan
4. Mengulang hafalan sebelum masuk KBM, setelah shalat
dzuhur, dan sebelum pulang sekolah
5. Menambah hafalan ketika waktu KBM pada pagi hari
6. Setiap kelasnya akan di bagi 2 kelompok dan hafalan
tersebut disetorkan pada guru tahfizh
82

7. Untuk guru tahfizh dalam mengajar memiliki standar


kemampuan menghafal minimal 18 juz dan lebih diutamakan
yang menghafal 30 juz Al-Qur’an
8. Untuk siswa yang kurang mampu dalam menghafal diberikan
waktu kesempatan dalam menghafal di luar jam sekolah.
Sedangkan strategi dalam menghafalkan Al-Qur’an yang di
dapatkan dalam teori adalah: strategi pengulangan ganda, tidak
beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal
benar-benar hafal, menghafal urutan-urutan yang sedang dihafalnya
dalam satu kesatuan jumlah setelah benar-benar hafal ayatnya,
menggunakan satu jenis mushaf, memahami (pengertian) ayat-ayat
yang dihafalnya, memperhatikan ayat-ayat yang serupa, dan
disetorkan pada seorang pengampu.
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa strategi
yang digunakan oleh SD Azhari Islamic Schhol Rasuna sesuai
dengan teori. Namun ada tambahan strategi yang memiliki
keunggulan dibandingkan dengan strategi pada umumnya. Dengan
adanya strategi-strategi tersebut siswa yang juga merangkap menjadi
penghafal Al-Qur’an di sekolah akan mampu menyelesaikan hafalan
dalam pencapaian target hafalan Al-Qur’an.
Untuk metode menghafal Al-Qur’an di SD Azhari Islamic
School Rasuna menggunakan metode Talaqqi dan Murajaah.
Sedangkan di dalam teori metode menghafal Al-Qur’an menurut
Abu Firly Bassam Taqiy dalam buku cara cepat belajar baca tulis
Al-Qur’an, metode tersebut adalah metode Talaqqi, Tasmi’, Wahdah
Atau Menghafal Per Ayat, Menghafal Per Halaman, dan Kitabah.
Cara menggunakan metode tersebut berbeda-beda, ada yang
sebelum menghafal harus menuliskan ayatnya terlebih dahulu, ada
83

juga yang harus dibaca berulang-ulang kali sebelum menghafalnya.


Namun berbeda juga dalam menghafal dari juz awal dan juz akhir.
Dapat disimpulkan bahwa data lapangan dan data teori yang di
dapatkan oleh peneliti memiliki kesamaan di dalamnya yaitu
menghafal memakai metode Talaqqi dan Murajaah.
Adapun setiap kelasnya akan dibagi dalam 2 kelompok kecil
dan didampingi oleh guru tahfizh, agar selama menghafal siswa
mampu membaca Al-Qur’an dengan standar bacaan yang baik dan
benar. Untuk target hafalan Al-Qur’an di SD Azhari Islamic School
minimal mendapat 18 juz, yaitu kelas 1 SD menghafal juz 30, kelas
2 SD menghafal juz 29 dan 28, kelas 3 SD menghafal juz 27-25,
kelas 4 SD juz 24-21, kelas 5 SD menghafal juz 20-17, kelas 6 SD
menghafal juz 16-13.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pencapaian Target
Hafalan
Setiap penghafal Al-Qur’an pasti memiliki faktoe pendukung dan
penghambat, adapun faktor pendukung dan penghambat dalam
pencapaian target hafalan ialah:
1. Membuat perencanaan target yang jelas
Dalam menghafal Al-Qur’an harus membuat perencanaan
yang jelas agar target pencapaian hafalan Al-Qur’an tersebut
tercapai.
“Untuk hafalan siswa setiap harinya sudah mempunyai target
masing-masing setiap kelasnya, maka siswa harus menambah
dengan ketentuan yang sudah di targetkan. Misalkan kelas 1-2
menghafal 3-4 ayat dalam setiap harinya, sedangkan kelas 3-6
menghafal 7 ayat atau sehalaman dalam setiap harinya”.2
2. Perlunya motivasi dari guru, keluarga , dan lingkungan

2
Wawancana dengan Koordinator Tahfizh, Ustadzah Wiaam M. Syairozi, M.Ed, di
SD Azhari Islamic School Rasuna, 09 juli 2019
84

Motivasi itu sangat penting untuk para penghafal Al-Qur’an,


maka bagi para penghafal Al-Qur’an harus mempunyai motivasi
dari guru, keluarga, dan lingkungan.
“Motivasi dari guru dalam menghafal Al-Qur’an agar
mendapat nilai yang terbaik dalam tahfizh nya maka siswa
harus memilki kemampuan yang baik pula di SD Azhari
Islamic School, untuk motivasi dari orang tua memberikan
hadiah jika anaknya mendapatkan hafalan yang baik,
sedangkan dari lingkungan yaitu mendapatkan teman yang
rajin dalam menghafal Al-Qur’an”3
Selain memiliki kelebihan, menghafal Al-Qur’an juga
mempunyai beberapa faktor penghambat. Adapun faktor
penghambat yaitu:
1. Malas mengulang hafalan
Kendala para penghafal Al-Qur’an adalah turunnya semangat
dalam proses menghafal.
“Maka cara menghilangkan malas dengan cara memotivasi
diri sendiri, mendapat motivasi dari guru dan keluarga, serta
lingkungan yang mendukung ia untuk menghafal”
2. Adanya rasa putus asa
Rasa putus asa itu menjadi salah satu rintangan dalam
menghafal Al-Qur’an, maka sebagai penghafal Al-Qur’an harus
mempunyai semangat yang tinggi dalam menghafalnya.
c. Proses menuju keberhasilan
Di SD Azhari Islamic School Rasuna ini memang mempunyai
target minimal 18 juz selama 6 tahun, namun target tersebut
diwajibkan dalam sekolah ini dan mengutamakan standar bacaan
yang baik dan benar. Bagi setiap siswa pada tiap kenaikan kelasnya
harus mencapai target yang ditentukan oleh sekolah. Data target

3
Wawancara dengan Siswa kelas V SD, Alfarisa tori dan Raisa Hanifa, di SD Azhari
Islamic School Rasuna, 17 juli 2019
85

hafalan siswa SD Azhari Islamic School Rasuna adalah sebagai


berikut:
Tabel Data Target Hafalan Siswa

HARI PEKAN HARI, TANGGAL SURAT AYAT


1 Rabu, 17 Juli 2019 Al Anbiya 1\6
2 1 Kamis, 18 Juli 2019 Al Anbiya 7\13
3 Jum'at, 19 Juli 2019 Al Anbiya 14\21
4 Senin, 22 Juli 2019 Al Anbiya 22\27
5 Selasa, 23 Juli 2019 Al Anbiya 28\32
6 2 Rabu, 24 Juli 2019 Al Anbiya 33\38
7 Kamis, 25 Juli 2019 Al Anbiya 39\43
8 Jum'at, 26 Juli 2019 Al Anbiya 44\48
9 Senin, 29 Juli 2019 Al Anbiya 49\57
10 Selasa, 30 Juli 2019 Al Anbiya 58\65
11 3 Rabu, 31 Juli 2019 Al Anbiya 66\73
12 Kamis, 1 Agustus 2019 Al Anbiya 74\78
13 Jum'at, 2 Agustus 2019 Al Anbiya 79\83
14 Senin, 5 Agustus 2019 Al Anbiya 84\89
15 Selasa, 6 Agustus 2019 Al Anbiya 90\94
16 4 Rabu, 7 Agustus 2019 Al Anbiya 95\101
17 Kamis, 8 Agustus 2019 Al Anbiya 102\105
18 Jum'at, 9 Agustus 2019 Al Anbiya 106\112
Selasa, 13 Agustus
19
2019 MUROJAAH
20 5 Rabu, 14 Agustus 2019
Kamis, 15 Agustus
21 Al Hajj 1\4
2019
Senin, 19 Agustus
22 Al Hajj 5
2019
Selasa, 20 Agustus
23 Al Hajj 6\11
2019
24 6 Rabu, 21 Agustus 2019 Al Hajj 12\17
Kamis, 22 Agustus
25 Al Hajj 18\22
2019
Jum'at, 23 Agustus
26 Al Hajj 23\26
2019
27 7 Senin, 26 Agustus Al Hajj 27\30
86

2019
Selasa, 27 Agustus
28 Al Hajj 31\35
2019
29 Rabu, 28 Agustus 2019 Al Hajj 36\39
Kamis, 29 Agustus
30 Al Hajj 40\43
2019
Jum'at, 30 Agustus
31 Al Hajj 44\48
2019
Senin, 2 September
32 Al Hajj 49\53
2019
Rabu, 4 September
33 Al Hajj 54\57
2019
8
Kamis, 5 September
34 Al Hajj 58\62
2019
Jum'at, 6 September
35 Al Hajj 63\67
2019
Senin, 9 September
36 Al Hajj 68\72
2019
Selasa, 10 September
37 Al Hajj 73\76
2019
Rabu, 11 September
38 9 Al Hajj 77\78
2019
Kamis, 12 September
39
2019
Jum'at, 13 September
40 MUROJAAH
2019
Senin, 16 September
41 10
2019
Senin, 30 September Al
1 1\13
2019 Mu'minun
Al
2 14\20
Selasa, 1 Oktober 2019 Mu'minun
Al
3 11 21\26
Rabu, 2 Oktober 2019 Mu'minun
Al
4 27\32
Kamis, 3 Oktober 2019 Mu'minun
Al
5 33\40
Jum'at, 4 Oktober 2019 Mu'minun
Al
6 41\49
12 Senin, 7 Oktober 2019 Mu'minun
7 Selasa, 8 Oktober 2019 Al 50\61
87

Mu'minun
Al
8 62\70
Rabu, 9 Oktober 2019 Mu'minun
Kamis, 10 Oktober Al
9 71\78
2019 Mu'minun
Jum'at, 11 Oktober Al
10 79\89
2019 Mu'minun
Senin, 14 Oktober Al
11 90\98
2019 Mu'minun
Selasa, 15 Oktober Al
12 13 99\104
2019 Mu'minun
Jum'at, 18 Oktober Al
13 105\111
2019 Mu'minun
Senin, 21 Oktober Al
14 112\118
2019 Mu'minun
Selasa, 22 Oktober
15
2019
16 14 Rabu, 23 Oktober 2019 MUROJAAH
Kamis, 24 Oktober
17
2019
Jum'at, 25 Oktober
18 An Nur 1\5
2019
Senin, 28 Oktober
19 An Nur 6\11
2019
Selasa, 29 Oktober
20 An Nur 12\18
2019
21 15 Rabu, 30 Oktober 2019 An Nur 19\22
Kamis, 31 Oktober
22 An Nur 23\27
2019
Jum'at, 1 November
23 An Nur 28\30
2019
Senin, 4 November
24 An Nur 31
2019
Selasa, 5 November
25 An Nur 32\34
2019
Rabu, 6 November
26 16 An Nur 35\38
2019
Kamis, 7 November
27 An Nur 39\42
2019
Jum'at, 8 November
28 An Nur 43\47
2019
88

Senin, 11 November
29 An Nur 48\53
2019
Selasa, 12 November
30 An Nur 54\57
2019
Rabu, 13 November
31 17 An Nur 58\60
2019
Kamis, 14 November
32 An Nur 61
2019
Jum'at, 15 November
33 An Nur 62\64
2019
Senin, 18 November
34
2019
Selasa, 19 November
35 MUROJAAH
2019
Rabu, 20 November
36 18
2019
Kamis, 21 November
37 Al Furqon 1\5
2019
Jum'at, 22 November
38 Al Furqon 6\11
2019
Senin, 25 November
39 Al Furqon 12\17
2019
Selasa, 26 November
40 Al Furqon 18\20
2019
Rabu, 27 November
41 19
2019
Kamis, 28 November
42 MUROJAAH
2019
Jum'at, 29 November
43
2019
1 Senin, 6 Januari 2020 Al Furqon 21\28
2 Selasa, 7 Januari 2020 Al Furqon 29\36
3 20 Rabu, 8 Januari 2020 Al Furqon 37\43
4 Kamis, 9 Januari 2020 Al Furqon 44\50
5 Jum'at, 10 Januari 2020 Al Furqon 51\57
6 Senin, 13 Januari 2020 Al Furqon 58\63
7 Selasa, 14 Januari 2020 Al Furqon 64\70
8 21 Rabu, 15 Januari 2020 Al Furqon 71\77
9 Kamis, 16 Januari 2020 MUROJAAH
10 Jum'at, 17 Januari 2020 As Syu'ara 1\13
89

11 Senin, 20 Januari 2020 As Syu'ara 14\23


12 Selasa, 21 Januari 2020 As Syu'ara 24\35
13 22 Rabu, 22 Januari 2020 As Syu'ara 36\48
14 Kamis, 23 Januari 2020 As Syu'ara 49\63
15 Jum'at, 24 Januari 2020 As Syu'ara 64\78
16 Senin, 27 Januari 2020 As Syu'ara 79\94
17 Selasa, 28 Januari 2020 As Syu'ara 95\111
18 23 Rabu, 29 Januari 2020 As Syu'ara 112\126
19 Kamis, 30 Januari 2020 As Syu'ara 127\141
20 Jum'at, 31 januari 2020 As Syu'ara 142\155
21 Senin, 3 Februari 2020 As Syu'ara 156\168
22 Selasa, 4 Februari 2020 As Syu'ara 167\183
23 24 Rabu, 5 Februari 2020 As Syu'ara 184\194
24 Kamis, 6 Februari 2020 As Syu'ara 195\206
25 Jum'at, 7 Februari 2020 As Syu'ara 207\217
Senin, 10 Februari
26 As Syu'ara 218\227
2020
Selasa, 11 Februari
27 MUROJAAH
2020
28 25 Rabu, 12 Februari 2020 An Naml 1\9
Kamis, 13 Februari
29 An Naml 10\15
2020
Jum'at, 14 Februari
30 An Naml 16\20
2020
Senin, 17 Februari
31 An Naml 21\26
2020
Selasa, 18 Februari
32 An Naml 27\35
2020
33 26 Rabu, 19 Februari 2020 An Naml 36\40
Kamis, 20 Februari
34 An Naml 41\47
2020
Jum'at, 21 Februari
35 An Naml 48\55
2020
Senin, 24 Februari
36 An Naml 56\60
2020
Selasa, 25 Februari
37 27 An Naml 61\64
2020
38 Rabu, 26 Februari 2020 An Naml 65\72
39 Kamis, 27 Februari An Naml 73\81
90

2020
Jum'at, 28 Februari
40
2020 MUROJAAH
41 28 Senin, 2 Maret 2020
1 Senin, 16 Maret 2020 An Naml 82\88
2 Selasa, 17 Maret 2020 An Naml 89\93
3 29 Rabu, 18 Maret 2020 MUROJAAH
4 Kamis, 19 Maret 2020 Al Qasas 1\6
5 Jum'at, 20 Maret 2020 Al Qasas 7\11
6 Senin, 23 Maret 2020 Al Qasas 12\15
7 Selasa, 24 Maret 2020 Al Qasas 16\21
30
8 Kamis, 26 Maret 2020 Al Qasas 22\25
9 Jum'at, 27 Maret 2020 Al Qasas 26\29
10 Senin, 30 Maret 2020 Al Qasas 30\33
11 Selasa, 31 Maret 2020 Al Qasas 34\38
12 31 Rabu, 1 April 2020 Al Qasas 39\43
13 Kamis, 2 April 2020 Al Qasas 44\47
14 Jum'at, 3 April 2020 Al Qasas 48\53
15 Senin, 20 April 2020 Al Qasas 54\58
16 32 Selasa, 21 April 2020 Al Qasas 59\63
17 Rabu, 22 April 2020 Al Qasas 64\70
18 Senin, 27 April 2020 Al Qasas 71\75
19 Selasa, 28 April 2020 Al Qasas 76\79
33
20 Rabu, 29 April 2020 Al Qasas 80\84
21 Kamis, 30 April 2020 Al Qasas 85\88
22 Senin, 4 Mei 2020 MUROJAAH
23 Selasa, 5 Mei 2020 Al 'Ankabut 1\7
34
24 Rabu, 6 Mei 2020 Al 'Ankabut 8\12
25 Kamis, 7 Mei 2020 Al 'Ankabut 13\17
26 Senin, 11 Mei 2020 Al 'Ankabut 18\23
27 Selasa, 12 Mei 2020 Al 'Ankabut 24\27
35
28 Rabu, 13 Mei 2020 Al 'Ankabut 28\32
29 Kamis, 14 Mei 2020 Al 'Ankabut 33\37
30 Selasa, 2 Juni 2020 Al 'Ankabut 38\40
31 Rabu, 3 Juni 2020 Al 'Ankabut 41\45
36
32 Kamis, 4 Juni 2020
MUROJAAH
33 Jum'at, 5 Juni 2020
91

Dari data siswa kelas 5 SD diatas dapat disimpulkan bahwa hasil


untuk hafalan setiap harinya sudah ditentukan dan wajib disetorkan setiap
pertemuannya, agar hafalannya tercapai pada setiap tahun nya. Bagi siswa
yang memiliki kemampuan menghafal yang lambat maka guru tahfizh
memberikan waktu lebih untuk menghafal nya dan disetorkan setelah waktu
KBM selesai. Maka hasil pencapaian tersebut akan sama dengan siswa
menghafal yang cepat atau lambat.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan data dan analisis yang telah dikemukakan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi penerapan berfungsi untuk memudahkan seseorang dalam
mencapai sesuatu yang diinginkan. Strategi juga sebagai jalan
seseorang dalam mencapai target yang diinginkan. Dalam menghafal
Al-Qur’an tidak semerta-merta seseorang itu langsung hafal Al-
Qur’an dan selesai 30 juz. Strategi pelaksanaan tahfizh Al-Qur’an di
SD Azhari Islamic School sebagai berikut: Satu hari setoran minimal
4-5 ayat, setengah halaman, atau sehalaman yang akan disetorkan
pada guru tahfizh, membuat target yang jelas, menghafal dari bagian
juz belakang ke depan, mengulang hafalan sebelum masuk KBM,
setelah shalat dzuhur, dan sebelum pulang sekolah, menambah
hafalan ketika waktu KBM pada pagi hari, setiap kelasnya akan di
bagi 2 kelompok dan hafalan tersebut disetorkan pada guru tahfizh,
untuk guru tahfizh dalam mengajar memiliki standar kemampuan
menghafal minimal 18 juz dan lebih diutamakan yang menghafal 30
juz Al-Qur’an, untuk siswa yang kurang mampu dalam menghafal
diberikan waktu kesempatan dalam menghafal di luar jam sekolah.
2. Dalam pencapaian target hafalan siswa SD Azhari Islamic School
mampu menyelesaikan 18 juz selama 6 tahun, maka siswa harus
mempunyai semangat dalam menghafalnya. Adapun untuk kelas 1 SD
menghafal juz 30, kelas 2 SD menghafal juz 29 dan 28, kelas 3 SD
menghafal juz 27-25, kelas 4 SD juz 24-21, kelas 5 SD menghafal juz
20-17, kelas 6 SD menghafal juz 16-13. Maka setiap tahunnya wajib
menyelasaikan target yang sudah disesuaikan. Untuk cara menguji

92
93

ujian hafalan siswa dengan cara mengikuti ujian lisan dan ujian tulis
dalam persemester nya.
B. Saran
1. Bagi SD Azhari Islamic School Rasuna
Peneliti berharap SD Azhari Islamic School Rasuna dapat mencetak
buku yang membahas pencapaian target hafalan dengan metode
talaqqi dan murajaah yang telah diterapkan di Sekolah ini ataupun di
Sekolah lainnya.
2. Bagi Guru tahfizh
Hendaknya semakin kreatif dan inovatif dalam mengelola kelas
ataupun dalam proses pembelajaran serta terus memberikan motivasi
kepada para siswa agar selalu bersemnagat dalam menghafal Al-
Qur’an.
3. Bagi para siswa SD Azhari Islamic School
Siswa hendaknya harus mempunyai semangat dalam menghafal untuk
mencapaikan target yang telah ditentukan dan harus selalu mengulang
hafalan yang sudah dihafalkan.
4. Bagi sekolah dan lembaga tahfizh lainnya
Semoga pelaksanaan program tahfizh dalam pencapaian target
hafalan siswa dapat dijadikan rujukan oleh sekolah lain.
5. Bagi peneliti selanjutnya
Hendaknya hail penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang
berkaitan dengan upaya guru tahfizh dalam strategi tahfizh Al-Qur’an
dalam pencapaian target hafalan siswa.
Setelah terselesaikannya penelitian ini, dengan rendah hati
penulis sangat menyadari akan berbagai kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, selanjutnya penulis mengharapkan kritik dan saran dari
94

berbagai pihak, serta memohon maaf yang sebesar-besarnya dalam


penulisan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA

Al Munawar, Said Agil Husin. Al-Qur’an Membangun Tradisi


Kesalehan Hakiki. Jakarta: Ciputat Press. 2002.
Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail. Shahih Bukhori
Kitab Bad al-Wahyu. Mesir: dari al-Syu’bah,1407 H. juz 6. h.
236
Al-Hafidz, Ahsin W. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta:
Bumi Aksara. 2005.
An-Naisaburi, Imam Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj. Shahih
Muslim. h. 684. juz 9. hadits ke-2699

Anshori. Ulumul Qur’an Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan.


Jakarta: Rajawali Pers. 2013.
Arikunto, Suharsim. Prosedur Suatu Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT. Bineka Cipta. 2002.
As-Sirjani, Raghib dan Abdurrahman Abdul Khaliq. Cara Cerdas
Menghafal Al-Qur’an. Solo: Aqwam. 2007.
Daud, Abu. Sunan Abu Daud Kitab Man Ahaqqu bi al-Imamah. Beirut:
Darr al-Kitab al-‘Araby.
Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta. 2010.
Drajat, Zakiah dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:
Bumi Aksara. 2013.
Eldeeb, Ibrahim. Be A Living Qur’an Petunjuk Praktis Penerapan
Ayat-ayat Al-Qur’an dalam Kehidupan Sehari-hari
.Tangerang: Ummul Qura. 2009.

95
96

Fattah, Yahya Abdul. Revolusi Menghafal AL-Qur’an. Solo: Insan


Kamil. 2010.
Mahfudhon, Ulin Nuha. Jalan Penghafal Al-Qur’an. Jakarta: Pt Elex
Media Komputindo. 2017.
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.,
2001.
Majah, Sunan Ibnu. jilid 2 h. 1315 hadits 3976. At-Turmidzi. jilid 4 h.
558 hadits 2317 dari Abu Hurairah R.A.

Makhyaruddin, Deden. Rahasia Nikamtnya Menghafal Al-Qur’an.


Bandung: Mizan Media Utama. 2013.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung::
Remaja Rosdakarya. 2009.
Muhammad, Ahsin Sakho. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an.
Jakarta: Bumi Aksara. 2010.
Muhammad, Ahsin Sakho. Menghafalkan Al-Qur’an. Jakarta: PT. Qaf
Media Kreativa. 2017.
Sanjaya, Wina. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006.
Sugiarto, Rachmat Morado. Cara Gampang Menghafal Al-Qur’an.
Jakarta: Wahyu Qolbu. 2019.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2010.
Susanto, Happy. Panduan Praktis Menyusun Proposal. Jakarta: Trans
Media Pustaka. 2008.
Taqiy, Abu Firly Bassam. Cara Cepat Belajar Baca Tulis Al-Qur’an.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2017.
97

Undang-undang Sisdiknas. Sistem Pendidikan Nasional,. Jakarta: sinar


Grafika. 2003.
Wahyudi, Rofi’ul dan Ridhoul Wahidi. Sukses menghafal Al-Qur’an
meski sibuk kuliah. Yogyakarta: Semesta Hikmah. 2016.
Wawancana dengan Siswa kelas V SD. Alfarisa Tori dan Raisa Hanifa.
di SD Azhari Islamic School Rasuna. 17 juli 2019
Wawancana dengan Koordinator Tahfizh. Ustadzah Wiaam M.
Syairozi, M.Ed. di SD Azhari Islamic School Rasuna. 09 juli
2019
Wawancara dengan Kepala Sekolah. Ustadzah Nur faizah Dimyathi,
MA. di SD Azhari Islamic School Rasuna. 08 juli 2019
Yanggo, Huzaemah T. Pedoman Penulisan Skripsi. Tesis dan
Disertasi. Jakarta: IIQ Press. 2011.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian. Jakarta: Prenadamedia. 2017.
Zamani, Zaki dan M. Syukron Maksum. Metode Cepat Menghafal Al
Qur’an. Yogyakarta: Al Barokah. 2014.
Zarkasyi, Abdullah Sukri. Gontor dan Pembaharuan Pendidikan
Pesantren. Jakarta: raja Grafindo Persada. 2005.
Zen, A. Muhammad. Metode Pengajaran Tahfizh Al-Qur’an. Jakarta:
Percetakan Online. 2012.
Zen, A. Muhammad. Tahfizh Al-Qur’an Metode Lauhun. Tangerang:
Transpustaka. 2013.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis ini bernama Nur Maulida. Lahir pada tanggal


05 Agustus 1996 di Jakarta. Penulis biasa disapa
dengan panggilan Maulida, ia merupakan anak ketujuh
dari tujuh bersaudara dari pasangan bapak bernama
Abdul Gani dan ibu bernama Maimunah.

Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan SD pada tahun 2008 di SD


Ma’had Al-Muqoddasah, SMP pada tahun 2011 di SMP Ma’had Al-
Muqoddasah, SMA pada tahun 2014 di SMA Ma’had Al-Muqoddasah.
Setelah lulus Sekolah di Ma’had Al-Muqoddasah litahfidzil Qur’an Maulida
memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang S1 dengan menghafal Al-Qur’an
juga maka masuklah di Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta Fakultas Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Adapun alasan memilih di IIQ Jakarta karena penulis ingin kuliah


dengan mendalami bidang agama dan tetap istiqamah bersama Al-Qur’an. Di
IIQ Jakarta penulis bertemu dengan orang-orang luar biasa yang selalu
berinteraksi dengan Al-Qur’an. Para dosen dan guru-guru besar IIQ Jakarta
adalah orang-orang hebat dalam bidangnya masing-masing, seperti: Naghom,
Ilmu Qiraat, Tafsir Hadits, bahkan ilmu pendidikan yang tak kalah hebatnya
seperti, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan pendidikan lainnya. Penulis
bersyukur kepada Allah SWT, atas kesempatan menuntut ilmu kepada para-
para ahlinya di IIQ Jakarta.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih, banyak kepada seluruh pihak


yang mendukung dalam menyelesaikan skripsi inii. Mohon maaf apabila
banyak kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi
ini dapat bermanfaat dikemudian hari dan dapat diembangkan lebih baik lagi.
Wawancara kepada Guru Tahfizh
Nama: Ustadzah Wiaam M. Syairozi, M.Ed
Tempat dan tanggal: SD Azhari Islamic School Rasuna dan 10 juli 2019

1. Sejak kapan ustadzah mulai mengajar sebagai guru tafizh di SD


Azhari Islmic School?
Jawab: Sejak tahun 2012
2. Bagaimana kurikulum tahfizh di SD Azhari?
Jawab: Kurikulum tahfizh di SD Azhari Islamic School memakai
kurikulum Al-Azhar Cairo
3. Berapa juz target hafalan siswa mencapai kurikulum di SD Azhari
sesuai yang ditentukan Al-Azhar Cairo?
Jawab: Target hafalan siswa untuk SD 18 juz, yang di fokuskan
pada kemampuan menghafal, membaca, dan menulis. Setiap
kelasnya akan di bagi menjadi 2 kelompok kecil dan didampingi
dengan guru hafizh dan hafizhah
4. Dalam persemester berapa juz target siswa SD Azhari yang wajib
mereka hafal?
Jawab: Untuk kelas 1SD menghafal juz 30, persemester nya
mencapai setengah juz, kelas 2SD menghafal juz 29 dan 28
persemesternya mencapai 1 juz, untuk kelas 3SD menghafal juz
27-25 persemesternya mencapai 1 setengah juz, untuk kelas 4SD
menghafal juz 24-21, kelas 5SD menghafal juz 20-17, kelas 6SD
16-13 persemesternya mencapai 2 juz
5. Metode apa yang guru tahfizh pakai di SD Azhari dalam proses
mengajar tahfizh kepada siswa?
Jawab: Metode talaqqi dan metode murajaah
6. Bagaimana cara guru tahfizh dalam mengatasi kesulitan dalam
membaca serta menghafal Al-Qur’an agar siswa bisa mencapai
target sesuai dengan kurikulum?
Jawab: Setiap siswa berbeda-beda dalam menghafal, maka bagi
siswa yang sulit menghafal diperbolehkannya oleh guru tahfizh
dengan cara memberi waktu kesempatan siswa dalam menghafal
di luar jam sekolah
7. Bagaimana proses setoran hafalan dan takrir di SD Azhari?
Jawab: Untuk proses setoran hafalan ini dilakukan pada waktu
KBM di mulai yaitu pada jam pertama atau kedua, karena siswa
masih mempunyai semangat untuk menghafal Al-Qur’an, dan
untuk murajaah nya setelah pembacaan doa, setelah shalat dzuhur,
dan sebelum pulang sekolah
8. Berapa minimal siswa dalam menyetorkan hafalan Al-Qur’an nya
dalam guru tahfizh?
Jawab: Untuk menyetorkan hafalan kepada guru tahfizh
tergantung pada siswa, karena kemampuan iswa yang berbeda-
beda. Jika kelas 1 dan 2 SD hanya 3 ayat sedangkan kelas 3-6 SD
mendapat 7 ayat atau sehalaman dalam Al-Qur’an
9. Bagaiamana waktu pelaksanaan tahfizh di SD Azhari sesuai
dengan kurikulum Al-Azhar Cairo?
Jawab: waktu pelaksanaannya dilakukan pada waktu KBM dan di
luar KBM
10. Bagaimana evaluasi ujian tahfizh di SD Azhari Islamic School?
Jawab: Untuk ujian tahfizh kelas 1 dan 2 SD hanya dengan lisan
saja, dan untuk kelas 3-6 SD ujiannya dengan lisan dan tulisan,
agar siswa bisa memahami apa yang dibacakan nya ketika menulis
seperti Imla’
11. Apakah siswa mampu menyelesaikan target hafalan sesuai waktu
yang ditentukan?
Jawab: Siswa mampu menyelesaikan target hafalan sesuai waktu
yang ditentukan
12. Kendala apa yang ustadz/ustadzah alami selama mengajar?
Jawab: Untuk kendala selama mengajar tahfizh yaitu kurangnya
orang tua dalam membantu hafalan siswa
13. Faktor apa saja yang ada pada hafalan siswa?
Jawab: Untuk faktor pendukung adalah membuat perencanaan
target yang jelas, perlunya motivasi dari guru, keluarga, dan
lingkungan agar bisa menjadi penentu pencapaian target hafalan,
mengikuti perlombaan hafalan Al-Qur’an, dan lain-lain. Untuk
faktor penghamabat adalah malas di tengah proses mengahafal,
putus asa, terpengaruh pada perkataan yang negatif dari keluarga,
guru, teman, malas mengulang hafalan, waktu yang disia-siakan.
14. Strategi apa yang dilakukan untuk memenuhi motivasi siswa?
Jawab: Strategi untuk memotivasi siswa agar selalu semangat
menghafal dengan cara menyemangati harus memiliki nilai
hafalan yang baik.
15. Bagaimana target kelulusan dan strategi pencapaian dalam
menghafal Al-Qur’an?
Jawab: target pencapaian hafalan siswa setiap tahun nya akan
selalu berbeda, karena setiap kenaikan kelas selanjutnya siswa
harus mempunyai target yang sudah ditentukan dan untuk target
kelulusan nya memakai ujian lisan tahfizh dan ujian tulis tahfizh
nya.
16. Bagaimana guru menilai tahfizh siswa dalam keseharian dan
ujiannya?
Jawab: guru menilai tahfizh siswa dalam keseharian dan ujiannya
dengan melihat sikap sopan santun, baik
17. Bagaimana strategi guru tahfizh dalam mencapaikan target hafalan
siswa?
Jawab: strategi guru tahfizh dalam mencapaikan target hafalan
siswa dengan cara disetorkan pada guru tahfizhnya, siswa harus
memakai satu mushaf Al-Qur’an, siswa harus mengulang-ulang
hafalan nya baik di sekolah maupun di rumah, siswa tidak boleh
beralih pada ayat selanjutnya jika ayat yang sebelumnya belum
benar-benar hafal.
Wawancara kepada Siswa
Nama: Raisa Hanifah
Kelas: V A
Tempat dan tanggal: SD Azhari Islamic School Rasuna dan 17 juli 2019

1. Apakah anda senang menghafal Al-Qur’an?


Jawab: ya
2. Apakah punya cita-cita menjadi hafizh Al-Qur’an?
Jawab: ya
3. Apakah anda siap untuk dites hafalannya? Berapa hafalannya?
Jawab: ya, 10 juz
4. Apakah anda di rumah mengulang-ulang hafalan? Apakah dengan
orang tua?
Jawab: ya,
5. Dalam menghafal Al-Qur’an apakah dibimbing orang tua sebelum
di setor ke guru?
Jawab: tidak
6. Apa motivasi anda ingin menjadi penghafal Al-Qur’an?
Jawab: ingin membahagiakan kedua orang tua
7. Bagaimana cara anda membagi waktu untuk mengahafal Al-
Qur’an ditengah padatnya waktu belajar dan tugas-tugas sekolah?
Jawab: caranya dengan mengulang hafalan di rumah yang sudah di
hafal disekolah
8. Metode apa yang anda pakai dalam menghafal Al-Qur’an?
Jawab: metode talaqqi, murajaah (mengulang)
9. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menghafal?
Jawab: ya
10. Bagaimana cara anda mengatasi kesulitan dalam menghafal?
Jawab: Dengan cara mengulang sebanyak 10 kali lebih sampai
hafalan itu melekat
11. Motivasi apa yang anda dapatkan dari guru tahfizh dan orang tua
dalam menambah semangat menghafal Al-Qur’an?
Jawab: motivasi dari guru tahfizh agar mendapat nilai yang
terbaik untuk tahfizh di sekolah SD Azhari Islamic School, dan
motivasi dari orang tua
12. Bagaimana cara anda dalam mengulang-ulang hafalan agar tidak
lupa melanjutkan ke halaman berikutnya?
Jawab: mengulang hafalan di rumah sehabis maghrib sekitar satu
surat, jika satu surat itu belum hafal maka tidak menambah surat
selanjutnya.
Wawancara kepada Siswa
Nama: Alfarisa Tori
Kelas: V B
Tempat dan tanggal: SD Azhari Islamic School Rasuna dan 17 juli 2019
1. Apakah anda senang menghafal Al-Qur’an?
Jawab: ya
2. Apakah punya cita-cita menjadi hafizh Al-Qur’an?
Jawab: tidak
3. Apakah anda siap untuk dites hafalannya? Berapa hafalannya?
Jawab: ya, 10 juz
4. Apakah anda di rumah mengulang-ulang hafalan? Apakah dengan
orang tua?
Jawab: ya, tidak
5. Dalam menghafal Al-Qur’an apakah dibimbing orang tua sebelum
di setor ke guru?
Jawab: tidak
6. Apa motivasi anda ingin menjadi penghafal Al-Qur’an?
Jawab: ingin membahagiakan kedua orang tua
7. Bagaimana cara anda membagi waktu untuk mengahafal Al-
Qur’an ditengah padatnya waktu belajar dan tugas-tugas sekolah?
Jawab: caranya dengan mengulang hafalan di rumah yang sudah di
hafal disekolah
8. Metode apa yang anda pakai dalam menghafal Al-Qur’an?
Jawab: metode talaqqi, murajaah (mengulang)
9. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menghafal?
Jawab: ya
10. Bagaimana cara anda mengatasi kesulitan dalam menghafal?
Jawab: mengulangnya berulang-ulang kali sampai hafalan nya
melekat
11. Motivasi apa yang anda dapatkan dari guru tahfizh dan orang tua
dalam menambah semangat menghafal Al-Qur’an?
Jawab: Motivasi dari guru tahfizh agar mendapat nilai yang terbaik
untuk tahfizh di sekolah SD Azhari Islamic School, dan motivasi
dari orang tua diberi hadiah
12. Bagaimana cara anda dalam mengulang-ulang hafalan agar tidak
lupa melanjutkan ke halaman berikutnya?
Jawab: Mengulang hafalan di rumah sehabis maghrib sekitar satu
juz, tetapi jika satu surat itu belum hafal maka tidak menambah
surat selanjutnya.
Wawancara kepada Kepala Sekolah
Nama: Ustadzah Faizah Dimyathi, M.A
Tempat dan tanggal: SD Azhari Islamic School Rasuna dan 09 juli 2019
1. Sejak kapan SD Azhari Islamic School berdiri?
Jawab: Berdiri Sekolah Dasar Azhari Islamic School sejak
bulan juli 2007
2. Apa Visi, Misi, dan Tujuan SD Azhari Islamic School?
Jawab: Visi: Menjadi acuan sistem pendidikan Islam
sebagai dasar peradaban
Misi:
a. Membimbing dan mengajar siswa untuk memiliki
keimanan yang kuat, berwawasan luas, berakhlak mulia,
terampil, kreatif, berpikiran bebas, dan berkarya.
b. Menggunakan dan mengembangkan kurikulum Al-
Azhar Cairo.
c. Mengimplementasikan nilai-nilai keislaman dan
keilmuwan sebagai bagian masyarakat global
3. Bagaimana target kelulusan dan strategi pencapaian dalam
menghafal Al-Qur’an?
Jawab: target pencapaian hafalan siswa setiap tahun nya
akan selalu berbeda, karena setiap kenaikan kelas
selanjutnya siswa harus mempunyai target yang sudah
ditentukan dan untuk target kelulusan nya memakai ujian
lisan tahfizh dan ujian tulis tahfizh nya.
4. Apa program sekolah SD Azhari Islamic School?
Jawab: Program sekolah SD Azhari Islamic School Rasuna
memakai kurikulum kemendiknas (kurtilas), kurikulum
Cairo (Mesir), dan memakai buku-buku Singapura
5. Apa program tahfizh di SD Azhari Islamic School?
Jawab: Kelas 1SD menghafal juz 30
Kelas 2SD menghafal juz 29 dan 28
Kelas 3SD menghafal juz 27, 26, dan 25
Kelas 4SD menghafal 24, 23, 22, dan 21
Kelas 5SD menghafal 20, 19, 18, dan 17
Kelas 6SD menghafal 16, 15, 14, dan 13
Tahfizh di SD Azhari Islamic School memakai metode
talaqqi dan murajaah.
6. Bagaimana latar belakang kompetensi persyaratan menjadi
guru tahfizh di SD Azhari Islamic School?
Jawab: Menjadi guru tahfizh di SD Azhari Islamic School
terutama harus mempunyai hafalan 30 juz, jika tidak
minimal 18 juz. Harus mempunyai kosakata bahasa Arab
dan Inggris minimal 2000 kata
7. Apa materi kurikulum di SD Azhari Islamic School?
Jawab: Materi kurikulum di SD Azhari Islamic School
yang dipakai adalah kurikulum 2013 yaitu tematik yang
didalamnya ada pelajaran Matematika, IPS, IPA, Bahasa
Indonesia, PKN, dan lain sebagainya. Kurikulum Cairo
(Mesir) yaitu tahfizh, Islamic, dan Arabic, serta memakai
buku-buku Singapura yaitu Science, English dan Math.
LAMPIRAN FOTO-FOTO

Gambar 1.3: Wawancara dengan Siswa kelas V SD Azhari Islamic School Rasuna

Gambar 1.4: Wawancara dengan Koordinator Tahfizh Al-Qur’an di SD Azhari


Islamic School Rasuna

Anda mungkin juga menyukai