Tindak Pidana Language Crime Perspektif Lingusitik Forensik
Tindak Pidana Language Crime Perspektif Lingusitik Forensik
Lingusitik Forensik
McMenamin (2002) menyatakan bahwa studi lingusitik forensic adalah studi
ilmiah bahasa yang diterapkan pada konteks forensic untuk tujuan yang berkaitan
dengan forensic (pembuktian hukum). McMenamin (2002) juga menjelaskan
aplikasi lingusitik forensic meliputi identifikasi suara, interpretasi makna yang
dinyatakan dalam hukum dan tulisan-tulisan hukum, analisis wacana dalam
pengaturan hukum, interpretasi makna yang dimaksudkan dalam laporan lisan dan
tertulis (misalnya pengakuan), identifikasi penulis, bahasa hukum, analisis bahasa
ruang siding yang digunakan peserta sidang (misalnya hakim, pengacara, dan
saksi), hukum merek dagang, defamasi (fitnah, penghinaan, pencemaran nama
baik), interpretasi, dan terjemahan ketika lebih dari satu bahasa harus digunakan
dalam konteks hukum.
Adanya keterkaitan antara ilmu bahasa dan pembuktian dalam hukum, muncullah
cabang ilmu linguistik forensic. Lingusitik forensik adalah disiplin linguistik yang
kajiannya erat dengan tujuan hukum dalam sistem peradilan (Aghagolzadeh,
2010: 425). Menurut Endang Sholihatin (2019: 3), satu tujuan ilmu lingusitik
forensic adalah penggunaan bahasa sebagai bukti dalam kasus peradilan seperti
merek dagang, persengketaan kontrak (perjanjian), defamasi (fitnah, pencemaran
nama baik, penghinaan/penistaan), hasutan, konspirasi, penyuapan, sumpah palsu
(keterangan/kesaksian palsu), pengancaman, penyuapan, dan praktik-paktik
penipuan perdagangan. Endang Sholihatin (2019: 5) menyimpulkan bahwa
lingusitik forensic adalah kajian ilmiah bahasa dalam pembuktian hukum yang
bertujuan memecahkan masalah hukum untuk membantu proses penegakan
keadilan. Hal itu menunjukkan bahwa keberadaan ilmu lingusitik penting dalam
kaitannya dengan penyelesaian masalah hukum.