Anda di halaman 1dari 7

STRAIN UROPOETIK.. Meningkatnya jumlah TEM paling banyak dihasilkan oleh E.coli.

bakteri di urin, dapat disebabkan karena beberapa Adanya mutasi serine menjadi glisine pada posisi
faktor antara lain, komponen dari urin itu sendiri 238 enzim β laktamase mengakibatkan
yang banyak mengandung nutrien yang disukai oleh terbentuknya enzim yang disebut SHV-1. ESBL
bakteri, keadaan penderita dimana terjadi penurunan ditemukan pertama kali tahun 1983 dan merupakan
fungsi berkemih yang bisa disebabkan karena turunan dari SHV ini. SHV umumnya dijumpai pada
adanya sumbatan, kelainan struktur saluran kemih Klebsiella spp. Sama halnya dengan TEM, perubahan
dan pemakaian kateter, serta kemampuan bakteri itu satu asam amino mengakibatkan terbentuknya
sendiri untuk dapat menempel pada perineum dan enzim baru. Sampai saat ini dikenal 140 turunan
mukosa uroepitelial dan menghasilkan eksotoksin. SHV.
Strain uropathic dari Escherichia coli memiliki pili Selain kedua enzim diatas dijumpai juga CTM-X
tipe I, pili yang sensitif terhadap manosa, yang yang lebih dominan resisten terhadap cefotaxime.
berperanan dalam kolonisasi bakteri di saluran Banyak kejadian outbreak ESBL diakibatkan
kemih. Pili tipe P biasanya menyebabkan kolonisasi turunan CTM-X. Sampai saat ini terdapat 130
pada ginjal. Pili-pili ini dikode oleh gen pap turunan CTM-X. CTM-X merupakan ESBL yang
(pyelonephritis-associated pili). Pili tipe P dibagi paling sering dijumpai saat ini. Antibiotik β
lagi ke dalam beberapa tipe antigenik sampai ke α- laktamase inhibitor asam clavulanat kurang efektif
D-Gal-(1,4)-β-D-Gal (globobiose). Ekspresi dari terhadap ESBL CTM-X ini. Adapun enzim β
gen pap ini akan mengubah respon terhadap laktamase yang lain dikenal dengan OXA β laktamae.
beberapa stimulus, termasuk stimulus temperatur OXA beta laktamase dapat menghidrolisis oksasilin
dan konsentrasi glukosa. Pada penempelan bakteri dan kurang efektif terhadap asam clavulanat. ESBL
pada mukosa uroepitelial, akan menurunkan OXA banyak dijumpai pada Pseudomonas
kemampuan makrofag melakukan aeroginosa. Enzim beta laktamase yang lain, seperti
fagositosis.Bakteri gram-negatif yang menghasilkan PER, VEB, dan GES telah dilaporkan tetapi sangat
endotoksin memiliki aktivitas yang sinergis dengan jarang dan terutama ditemukan pada P.aeruginosa
pili tipe P. Strain uropathogenic menghasilkan dan hanya didapati pada daerah geografis tertentu.
eksotoksin yang ditandai dengan RTX hemolisin. Enzim ESBL lainnya, yang juga cukup jarang, dan
ditemukan di Enterobacteriaceae antara lain BES,
ESBL adalah enzim yang dapat menyebabkan SFO, dan TLA.
resistensi terhadap hampir seluruh antibiotik β Bakteri yang dapat menghasilkan enzim ESBL
laktam termasuk penisilin, sefalosporin dan umumnya bakteri gram negatif, seperti Klebsiella
monobaktam. Enzim β laktamase yang pertama pneumonia, Klebsiella oxytoca, Eschericia coli,
ditemukan dinamakan TEM-1. TEM ditandai dengan Acinetobacter, Burkhlorderia, Citobacter,
adanya asam amino serine pada bagian aktifnya. Enterobacter, Morganella, Proteus, Pseudomonas,
Adanya mutasi satu asam amino pada TEM-1 Salmonella, dan Seratia spp.
mengakibatkan terbentuk enzim baru disebut TEM-
2 namun tidak mengubah kemampuan hidrolisisnya SOAL.
terhadap antibiotik β laktam. Setiap adanya mutasi Seorang wanita (27 th) datang keluhan sensasi
akan menghasilkan suatu enzim baru dengan terbakar selama urinasi. Frekuensi dan urgensi
kemampuan hidrolisis cincin betalaktam yang meningkat telah dirasakannya selama 1 hari.
berbeda Keluahan lain ada kotoran seperti darah di akhri
TEM-1 dan TEM-2 menghidrolisis penicillin dan urinasi. Gejala makin parah setelah 6 jam
sefalosporin spektrum sempit, seperti sefalotin atau belakangan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
sefazolin. Namun, tidak efektif terhadap nyeri suprapubik. Diduga pasien mengalami cystitis
sefalosporin generasi yang lebih tinggi dengan (ISK). Hasil pemeriksaan bakteriologi terhadap
rantai samping oxyimino, seperti sefotaksim, sedimen urin didapatkan hitung kuman 10.000,
ceftazidim, seftriakson, atau sefepim. Akibatnya, basil gram negatif, dengan koloni marna merah
sefalosporin generasi ketiga mendapat tempat yang dengan zona lisis pada media Mac Conkey.
luas dalam penggunaan klinis pada awal 1980an.
TEM-3 dilaporkan pertama kali tahun 1989. TEM-3 Bakteri penyebab ISK adalah:
inilah bakteri penghasil enzim β laktamase pertaa A. Escherichia coli
yang masuk kedalam golongan bakteri ESBL dari B. Pseudomonas aeruginosa
variant TEM. Sejak saat itu telah terdapat lebih dari C. Klebsiella spp.
200 mutasi pada TEM. TEM paling banyak D. Proteus vulgaris
dihasilkan oleh E.coli. ceftazidim, seftriakson, atau E. Serratia
sefepim. Akibatnya, sefalosporin generasi ketiga
mendapat tempat yang luas dalam penggunaan Diagnosis Cyscitis didasarkan pada:
klinis pada awal 1980an. TEM-3 dilaporkan pertama 1. Disuria 3.Frekuensi
kali tahun 1989. TEM-3 inilah bakteri penghasil 2. Urgensi 4. Darah di akhir urinasi
enzim β laktamase pertaa yang masuk kedalam
golongan bakteri ESBL dari variant TEM. Sejak saat Faktor predisposisi seseorang mengalami ISK
itu telah terdapat lebih dari 200 mutasi pada TEM. dengan agen penyebab utama seperti diatas :
1. Kemampuan bakteri untuk segera menempel terdapat nyeri kostovertebral ringan di atas daerah
pada mukosa melalui pilli. ginjal. Hasil kultur pada media LAD tampak koloni
2. LPS bakteri mampu menginduksi reaksi radang bakteri infektif, koloni ”swarming” dan mukoid,
3. Faktor host, adanya aktivitas seksual dan hasil tes H2S positf. Hasil mikroskopis tampak basil
obstruksi. Gram negatif.
4. Pemakaian spermisida .
Pernyataan di bawah ini berkaitan dengan kasus
Faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami infeksi saluran kemih di atas :
ISK : 1. Pasien menderita ISK yang disebabkan
1. Vesiko-urethral Refluks kateterisasi.
2. Kehamilan 2. Pasien mengalami bakteriemia sekunder
3. Diabetes mellitus dengan syok.
4. Neurogenik disfungsi vesika urinaria. 3. ISK terjadi secara nosokomial
4. Pasien menderita Pyeloefritis
Faktor yang terkait dalam mekanisme pertahanan
pada ISK adalah : Hasil kultur agen penyebab menggambarkan:
1. Faktor urine (pH, konsentrasi urea, osmolaritas) 1. Bakteri infektif menandakan adanya satu jenis
2. Faktor Hidrokinetik (periodik eksresi urine, bakteri batang Gram negatif sebanyak >103
pengenceran sisa urin dari aliran ginjal, CFU/mL urin.
pengosongan urine vesika urinaria) 2. Sifat ”swarming” menandakan ”motility”
3. Faktor Mukosa (sel epitel dan mukus pada bakteri dengan flagel petritik.
mukosa vesika urinaria) 3. Agen penyebab adalah Proteus sp.
4. Faktor efek antribakteri (sekret prostat, sekresi 4. Agen penyebab adalah Klebsiella sp.
lokal IgA , peroksidase lapisan
mukosa) Gangguan respon imun pada ISK, dapat disebabkan
oleh:
Di bawah ini terkait sampel dan pemeriksaan 1. Persistent : bakteri tetap dalam urine (abses
bakteriologi yang mengarah pada ISK: perinefrik, infeksi prostat, corpus alinum)
1. Jumlah sel bakteri yang menunjukkan adanya 2. Relaps : infeksi berulang sesudah terapi
sedimen positif adalah >20sel bakteri. berakhir
2. Jumlah sel leukosit yang menunjukkan Pyuria 3. Reinfeksi oleh spesies bakteri yang berbeda
positif adalah >10 leukosit per lapang pandang 4. Infeksi rekurent, berfluktuasi.
3. Jumlah bakteriuri infektif menunjukkan ISK
adalah100.000sel bakteri/ mL urine. Faktor Patogenisitas agen penyebab dengan
4. Hasil uji nitrat positif terjadinya obstruksi saluran kemih adalah : E
1. Agen penyebab menghasilkan protease
Metode pemeriksaan bakteriologi terhadap sampel 2. Agen penyebab menghidrolisis urea menjadi
urin adalah: amonia dan CO2.
1. Pour plate 3. Obstruksi saluran kemih dapat mengakibatkan
2. Streak plate batu saluran kemih.
3. Dip slide 4. Adanya batu dan calculus menyebabkan
4. Standard Culture obstruksi saluran kemih

Medium yang digunakan untuk identifikasi dan Jenis bakteri penyebab


menghitung angka kuman pada uji Dip Slide adalah : 1. Escherichia coli
1. Mac Conkey 2. Proteus sp.
2. Nutrien agar 3. Klebsiella sp
3. LAD 4. Pseudomonas sp.
4. BHI
Bila agen penyebab ISK adalah strain uropathic
Seorang laki-laki (60 tahun) mengalami demam dan Escherichia coli, maka proses infeksi melibatkan :
syok, setelah reseksi transurtral pada kelenjar 1. Pili tipe I , berperanan dalam kolonisasi
prostatnya yang membesar. Riwayat pasien 2 bakteri di saluran kemih.
minggu sebelumnya mengalami obstruksi kencing 2. Pili tipe P, berperan dalam kolonisasi pada
dengan retensi sekunder sampai pembesaran; telah ginjal.
didiagnosis hipertropi prostate jinak. Dua hari 3. Gen pap (pyelonephritis-associated pili).
setelah operasi mendapatkan kateterisasi drainase 4. Pili tipe antigenik - α-D-Gal-(1,4)-β-D-Gal
tertutup, pasien mengalami demam dan pada hari (globobiose).
ke 3, ada gejala disorientasi (waktu dan tempat)
dan menggigil. Hasil pemeriksaan fisik : 39ºC, nadi Ekspresi gen pap (pyelonephritis-associated pili)
120/menit, pernapasan 2/menit, dan tekanan darah dapat mengubah respon terhadap:
90/40 mmHg. Jantung, paru dan abdomen normal, 1. Stimulus temperatur
2. Stimulus konsentrasi glukosa.
3. Penempelan bakteri pada mukosa Jenis bakteri selain E.coli yang relevan sebagai
uroepitelial agen penyebab adalah:
4. Menurunkan kemampuan makrofag 1. Serratia spp
melakukan fagositosis. 2. Enterococcus sp.
3. Peudomonas aeruginosa
Bila agen penyebab adalah Strain uropathogenic 4. Proteus mirabilis
P.aeruginosa, maka proses infeksi melalui
mekanisme: Seorang wanita (27 th) datang keluhan sensasi
1. Endotoksin terbakar selama urinasi, Frekuensi dan urgensi
2. Sinergitas LPS dengan pili tipe P. meningkat telah dirasakannya selama 1 hari;
3. Eksotoksin terdapat darah di akhir urinasi. Hasil pemeriksaan
4. RTX hemolisin. fisik didapatkan nyeri suprapubik. Klinisi
memberikan antibiotik sesuai dosis. Kasus yang
Seorang perempuan (21 tahun) datang ke klinik dialami pasien sering terjadi pada wanita usia aktif
dengan keluhan gatal pada vulva yang sangat sexual. Hasil pemeriksaan bakteriologi dari
mengganggu dan keluar sekret dari vagina yang specimen urin porsi tengah, didapatkan bakteruria
tebal berwarna putih selama beberapa hari. infekstif, dengan ciri/sifat agen penyebab basil
Sebelumnya pasien mengaku telah menjalani gram negatif, pada media Mac Conkey didapatkan
beberapa terapi antibiotik untuk infeksi sinus yang koloni berwarna marna merah dan zona lisis.Hasil
dideritanya. Hasil pemeriksaan mikroskop terkonfirmasi sesuai metode dip slide bacteriuria.
ditemukan pseudohifa. Diduga pasien mengalami
vulvovaginitis. Pasien mengalami kelainan :
A. Uretritis
Agen penyebab infeksi terkait kasus di atas adalah : B. Cystitis
A. Enterobacter D. E. coli C. Prostatitis
B. Candida albicans E. N.gonorhoae D. Pyelonefritis akut
C. Haemophylus ducreyi E. Pyelonefritis kronis

Faktor risiko sesorang dapat mengalami infeksi Agen penyebab :


seperti kasus di atas : A. Escherchia coli
1. Kehamilan B. Pseudomonas aeruginosa
2. Penggunaan antibiotik spektrum luas. C. Enterobacter aerogenes
3. Penggunaan kortikosteroid D. Salmonella typhi
4. Penderita diabetes mellitus E. Serratia marcescens

Data laboratorium yang mengarah pada infeksi Bakteriuria infektif ditandai:


seperti skenario diatas adalah : A. Bakteriuria >102 CFU patogen polimikroba /mL,
1. Dari sampel swab vagina secara mikroskopis nyeri supra pubik
tampak pseudohifa B. Bacteriuria >103 CFU patogen potensial/mL,
2. Pertumbuhan koloni pada media Sabauraud nyeri suprapubik
tampak koloni swarming berwarna krem, C. Bakteriuria >103 CFU patogen polimikroba/mL,
lembek. leucocyte estrase urin positif
3. Hasil perttumbuhan pada Corn Meal Tween 80 D. Bakteriuria >105 CFU patogen potensial/mL,
Agar(CMT agar), tampak blastokonidia. leucocyte estrase urin positif
4. Hasil pengecatan Gram atau metilen biru tampak E. Bakteriuria <103 CFU patogen potensial/mL,
pesudomisellium. Jumlah patogen potensial ≤ jumlah flora
kontaminan
Seorang pasien laki-laki (56 tahun) datang dengan
keluhan demam, nyeri pada bagian perut dan Kandungan medium pada metode uji Dip Slide
punggung bawah saat duduk, kadang-kadang nyeri selain Mac Conkey adalah :
pada penis dan rektum, serta retensi urin. Keluhan A. Eosin methhilen blue
sudah dirasakan sekitar 1bulan lebih. Hasil B. Agar Nutrien
pemeriksaan didapatkan suhu tubuh 39℃, nyeri C. Agar darah
raba perineum, pembesaran prostat, dan sepsis. D. Agar mannitol
Pada pemeriksaan colok dubur akan teraba kelenjar E. Agar laktosa
prostat yang halus, lembut, membengkak dan panas.
Faktor virelensi strain uropathic agen penyebab di
Pasien diduga mengalami kelainaa: atas adalah:
A. Uretritis D. Prostatitis 1) Pili tipe I
B. Pyelonefritis E. Ureteritis 2) Pili tipe P
C. Cystitis 3) Gen pap
4) Pili tipe antigenik - α-D-Gal-(1,4)-β-D-Gal H2S dan motility positf. Hasil mikroskopis tampak
(globobiose) basil Gram negatif, berflagel.
Jawaban benar:
A. Nomor 1,2,3 Pasien mengalami kelainan:
B. Nomor 1 dan 3 A. Uretritis
C. Nomor 2 dan 4 B. Prostatitis
D. Nomor 4 saja C. Pyelonefritis
E. Nomor 1,2,3, dan 4 D. Ureteritis
E. Cystitis
Seorang pasien laki-laki (56 tahun) datang dengan
keluhan demam, nyeri pada bagian perut dan Agen penyebab sesuai ciri hasil pemeriksaan
punggung bawah saat duduk, kadang-kadang nyeri labolatorium adalah:
pada penis dan rektum, serta retensi urin. Keluhan A. Serratia marcescens
sudah dirasakan lebih sebulan. Hasil pemeriksaan B. Enterococcus faecalis
fisik suhu 39℃, nyeri raba perineum, pembesaran C. Peudomonas aeruginosa
prostat, dan sepsis. Pada pemeriksaan colok dubur D. Proteus vulgaris
teraba kelenjar prostat yang halus, lembut, E. Escherichia coli
membengkak dan panas. Hasil pemeriksaan
bakteriologi didapatkan basil gram negatif, LAD ẞ- Faktor risiko kelainan yang dialami pasien adalah::
hemolisis, oksidase dan katalase positif, 1) Kateterisasi >24 jam
menghasilkan pigmen piosianin dan pioverdin. 2) Bakteriemia, syok.
3) ISK nosokomial (complicated)
Pasien diduga mengalami kelainan: 4) Obstruksi kencing
D. Uretritis
E. Prostatitis Jawaban benar:
F. Pyelonefritis A. Nomor 1,2,3, dan 4
G. Ureteritis B. Nomor 4saja
H. Cystitis C. Nomor 1 dan 2
D. Nomor 3 dan 4
Agen penyebab adalah: E. Nomor 1,2, dan 3
5. Serratia marcescens
6. Enterococcus faecalis Faktor patogenitas agen penyebab adalah :
7. Peudomonas aeruginosa 1) Menghasilkan protease
8. Proteus mirabilis 2) Menghidrolisis urea
9. Escherichia coli 3) Adanya batu, calculus
4) Obstruksi saluran kemih
Faktor virulensi Strain uropathogenic dari agen Jawaban benar:
penyebab adalah: A. Nomor 1,2,3
1.Endotoksin; 2. Pili tipe P; 3. Eksotoksin; B. Nomor 1 dan 3
4.RTX hemolisin C. Nomor 2 dan 4
Jawaban benar: D. Nomor 4 saja
A. Nomor 1,2,3, dan 4 E. Nomor 1,2,3, dan 4
B. Nomor 4saja
C. Nomor 1 dan 2 Seorang wanita (30 tahun) datang ke klinik dengan
D. Nomor 3 dan 4 keluhan gatal pada vulva yang sangat mengganggu
E. Nomor 1,2, dan 3 keluar sekret vagina yang tebal berwarna putih
selama beberapa hari, padahal masa haid sudah
Seorang laki-laki (60 tahun) datang dengan keluhan lebih dari seminggu. Riwayat pasien DM dan sedang
mengalami demam dan syok, setelah reseksi menjalani beberapa terapi infeksi sinus yang
transurtral pada kelenjar prostatnya. Riwayat dideritanya . Hasil pemeriksaan mikroskopis
pasien 2 minggu sebelumnya mengalami obstruksi dengan metilen blue ditemukan pseudomiselium
kencing dengan retensi sekunder danFak dan hasil uji germ tube positif mengarah pada agen
didiagnosis hipertropi prostate jinak. Dua hari penyebab.
setelah operasi mendapatkan kateterisasi
indwelling,pasien mengalami demam dan pada hari Pasien mengalami kelainan:
ke 3, ada gejala disorientasi (waktu dan tempat) A. Vulvovaginitis
dan menggigil. Hasil pemeriksaan fisik : 39ºC, nadi B. Uretritis
120/menit, pernapasan 2/menit, dan tekanan darah C. Cystitis
90/40 mmHg. Jantung, paru dan abdomen normal, D. Prostatitis
terdapat nyeri kostovertebral ringan di atas daerah E. Pyelonefritis
ginjal. Hasil kultur pada media LAD tampak koloni
bakteri infektif, koloni ”swarming” dan mukoid, uji Agen penyebab infeksi terkait kasus di atas adalah :
D. Enterobacter Mutasi serine menjadi glisine pada posisi 238 enzim
E. Serratia sp. β laktamase pada Klebsiella membentuk enzim :
F. Candida albicans A. SHV
G. Nesseria .gonorhoae B. TEM
H. Haemophylus ducreyi C. TLA
D. BES
Faktor risiko dibawah ini sesuai untuk kasus di E. SFO
atas :
A. Kehamilan dan diabetes melitus Jenis pemeriksaan untuk menentukan bakteri
B. Obesitas dan kehamilan penghasil ESBL adalah pemeriksaan:
C. Penggunaan kortikosteroid dan antibiotik 1.Hemoglobin; 2.Leukosituria; 3.Bakteriuria;
spektrum luas 4.C-reaktif protein
D. Obesitas dan penggunaan kostikosteroid
E. Penggunaan antibiotik spektrum luas dan Jawaban benar:
diabetes melitus A. Jawaban 1, 2, dan 3
B. Jawaban 1 dan 3
Tanda hasil uji Germ tube positif, setelah C. Jawaban 2 dan 4
penambahan serum pada media uji adalah: D. Jawaban 4 saja
A. Koloni yeast pada SDA, 37℃ E. Jawaban 1,2,3, dan 4
B. Koloni swarming pada YMA, 37℃
C. Pseudohifa dengan pemeriksaan KOH Resistensi bakteri terhadap antibiotik ẞ-laktam
D. Klamidospora pada CMA, 25-37℃ dapat diperoleh dengan rute transformasi yaitu:
E. Arthokonidia pada CMA, 25℃ A. Melalui baktriofag
B. Melalui intergrons
Uji Germ tube, merupakan uji cepat membedakan C. Melalui konjugasi plasmid
antara 2 spesies yeast, yaitu D. Melalui konjugasi transposons
A. C. albicans dengan C. dubliniensis E. Melalui plasmid ke dalam kromosom
B. C. tropicalis dangn C. pseudotropicalis
C. C.stelatoidea dengan C. casei Antibiotik dikelompokkan berdasarkan fitur
D. C. albicans dengan C.casei struktural bersama, cincin ẞ-laktam, yaitu:
E. C.stelatoidea dengan C.dubliniensis 1.Penisilin 2.Sefalosporin 3.Cephamycin
4.Carbapenems 5.Monobactams
Hasil pemeriksaan scrining adanya bakteri Jawaban benar:
penghasil enzim extended spektrum β laktamase A. Nomor 1,2,dan 3
(ESBL) dari beberapa specimen urin pasien di B. Nomor 1 dan 3
labolatorium mikrobiologi, dengan metode difusi C. Nomor 2 dan 4
Kirby Bauer didapatkan rentang zona radikal 14mm D. Nomor 4 dan 5
-16mm pada sefotaksim 30ug, seftazidim 30ug, E. Nomor 1,2,3,4 dan 5
setriakson 30ug, aztreonam 30ug dan sefpodoksim
10ug. Hasil identifikasi didapatkan isolat bakteri Hasil pemeriksaan scrining adanya bakteri ESBL
ESBL. ESBL adalah enzim yang dapat menyebabkan dari beberapa specimen urin di labolatorium
resistensi terhadap hampir seluruh antibiotik β mikrobiologi, melalui uji kepekaan antibiotik
lactam.Mutasi gen bakteri dengan cincin β sefotaksim 30ug, seftazidim 30ug, setriakson 30ug,
laktamase akan menghasilkan suatu enzim baru aztreonam 30ug dan sefpodoksim 10ug, didapatkan
dengan kemampuan hidrolisis cincin betalaktam rentang zona radikal 14mm -16mm. Hasil
yang berbeda-beda. identifikasi kultur didapatkan pertumbuhan isolate
bakteri khas pada media selektif dan uji fermentasi,
Mutasi Escherichia coli menghasilkan ESBL: mengarah pada jenis-jenis bakteri ESBL penyebab
A. TEM ISK. Dari hasil screening diketahui jenis kelamin
B. SHV wanita dan usia lebih dari 65 tahun berisiko ISK
C. CTM-X oleh bakteri ESBL.
D. OXA β laktamase
E. BES Mutasi gen bakteri dengan cincin β laktamase akan
menghasilkan suatu enzim baru dengan
Jenis ESBL yang resisten terhadap cefotaxime kemampuan hidrolisis cincin betalaktam yang
adalah: berbed; ,Jenis enzim nya yaitu:
A. SFO 1. Enzim TEM, resisten penicillin dan
B. SHV sefalosporin spektrum sempit
C. CTM-X 2. Enzim SHV, resisten sefalosporin generasi yang
D. TLA lebih tinggi
E. BES 3. Enzim CTM-X, resisten terhadap cefotaxime.
4. OXA β laktamae. resisten asam clavulanat
os servikal yang memerah, nyeri abdomen bawah,
Jenis bakteri penghasil enzim extended spektrum β nyeri adnexal, nyeri goyang serviks
laktamase (ESBL) berkaitan dengan penyebab ISK Uterus, tuba falopi, dannyeri ovarium tapi tidak
adalah: membesar. Hasil pemeriksaan penunjang lab.
1. E.coli diadapatkan kokus gram negatif dengan cirri khas
2. Entorobacter spp multifikasi sel bentuk jubah (cloak). Pasien diduga
3. P.aeruginosa menderita P.I.D. (pelvic inflamatory disease)
4. Proteus mirabilis
Agen penyebab terkait infeksi pada skenario di atas
Faktor resiko kejadian ESBL pada ISK yaitu: adalah
1. ISK yang berulang A. Chlamydia trachomatis
2. Penggunaan antibiotik sebelumnya B. Tichomonas vaginalis
3. Diabetes mellitus C. Haemophylus ducreyi
4. Kateterisasi urin. D. Staphylococcus saprophyticus
E. Streptococcus Grup.B
Pemeriksaan labolatorium dasar untuk menentukan
ISK akibat ESBL yaitu: Tanda klinis PID sesuai skenario adalah:
1. Pemeriksaan hemoglobin 1. Nyeri adnexal 3. nyeri goyang serviks
2. Pemeriksaan leukosituria 2. discharge vagina 4. Os servix memerah
3. Pemeriksaan Bakteriuria
4. Pemeriksaan CRP Diagnosis lab. yang sesuai untuk scenario di atas
adalah:
Seorang perempuan (31 th) datang dengan keluhan 1. Pengecatan Gram dari discharge
demam subfebris, malaise, dan ruam. Dari riwayat 2. Pengecatan Giemsa dari discharge
pasien pernah memiliki banyak partner sexual, 1 3.Pemeriksaan Direk antibody fluoresen dg
bulan sebelum keluhan ini pernah mengalami ulser Sitobrush
pada vulva yang tidak terasa sakit dan ulser 4.Pemeriksaan mikroskop lapang pandang negatif.
sembuh pada 10 hari tanpa pengobatan klinis. Hasil
pemeriksaan fisik : T 38,1°C, P 90/mnt, BP 124/72, Selain PID infeksi yang ditimbulkan oleh agen
terdapat limfadenopati inguinal, ruam di telapak penyebab adalah:
tangan dan kaki, lesi pustular kutaneosa dan 1. Trachoma 3. Inclusion conjunctivitis
condyloma lata di wajah. Ditunjang hasil 2. Gonore 4. Spilis
pemeriksaan mikroskopis terhadap sampel klinis,
diduga pasien mengalami “secondary syphilis”. Seorang laki-laki (26 th) datang dengan keluhan
adanya luka yg sakit dan rasa gatal (berlepuh) di
Agen penyabab infeksi terkait skenario di atas batang penis, juga keluahan demam subfebris,
adalah: malaise, dan sakit kepala ringan. Pasien tidak punya
A. Treponema pallidum RPD signifikan. Riwayat pasien 3 hari sebelum telah
B. Escherichia coli melakukan sex yang tidak terproteksi. Pasien
C. Tichomonas vaginalis mengalami lesi vesicular, didapatkan eritem, lesi
D. Haemophylus ducreyi vesicular di batang penis, discharge jernih dari
E. Staphylococcus saprophyticus uretra, limfadenopati inguinal lunak. Hasil
pemeriksaan lab dengan sampel discaharge dan
Tata laksana pemeriksaan lab. yang menunjang swab lesi, tidak didtemukan adanya pertumbuhan
diagnosis pada skenario di atas adalah: mikroba penyebab pada media konvensional.
1. Sampel klinis berupa eksudat lesi selaput lendir
2. Hasil pewanaan gram negatif. Agen penyebab terkait kasus diatas adalah:
3. Pemeriksaan serodiagnosis A. Herves Simplex Virus tipe 1
4. Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap atau B. Herves Simplex Virus tipe 2
fluoresensi C. Chlamydia Haemopilus ducreyi
D. Schistosoma hematobium
Seorang perempuan (27 th) datang ke IGD dengan E. Haemophylus ducreyi
keluhan nyeri perut bagian bawah, discharge
vagina, dan disuria selama 1 minggu. Juga PENGINGAT
mengalami demam dan menggigil selama 2 hari. Infeksi Saluran Reproduksi
Riwayat pasien mengatakan pernah melakukan a. Lesi Genital Vesikular Yang Mengalami ulserasi
hubungan pranikah tanpa kondom dengan 4 dan sering kambuh, disertai nyeri saraf sebelum
partner dan belum pernah diterapi selama 2 tahun. muncul. AP? Di mana latennya? Virus
Hasil pemeriksaan fisik : 39ºC, nadi 120/ menit, herpes simpleks 2; laten di S-2, S-3
pernapasan 2/menit, dan tekanan darah 90/40 b. Kutil genital. AP? Serotipe paling sering?
mmHg. Pemeriksaan pelvis : Virus papiloma manusia; 6 dan 11
c. Pada gadis prapubertas, urerritis atau yang i. Duh vagina berbau; biasanya memburuk
vaginitis; pada wanita pascapubertas, servisitis, seteleh hubungan kelamin karena ejakulat
endometriosis, PRP, atau perihepatitis; pada bersifat basa; hubungan kelamin biasanya
laki- laki, epididimitis; pada kedua jenis tidak nyeri. Duh bersifat homogen dan agak
kelamin, mungkin sindrom Reiter (uretritis, lengket, serta umumnya memberi hasil uji
iridosiklitis, dan artritis, kadang – kadang amin positif. Pemeriksaan mikroskopik
kambuh). Biakan negatif pada semua medium memperlihatkan peningkatan jumlah
bakteri. Diagnosis dengan probe genetik atau kokobasil. Terdapat “clue cells” (sel epitel yang
biakan jaringan. AP? Mengapa reinfeksi?  ditutupi oleh bakteri) AP? Penyakit? 
Chlamydia trachomatis. Reifeksi sering terjadi Gardnerella vaginalis dengan jumlah ynag
karena banyak serotipe (D-K). lebih besar daripada normal; vaginosis
d. Pada perempuan, asimtomatik atau uretritis, bakterialis.
endoservisitis, atau PRP; pada laki – laki,
terutama uretritis. Diplokokus Gram-negatif. A. Contoh Kasus Kanker Terkait Infeksi
AP? Uji mutakhir untuk diagnosis? Medium Kanker Yang Berkaitan Dengan Virus
dan kondisi biakan?  Neisseria A. Kanker serviks. Agen terkait (AT)?
gonorrhoeae; uji probe genetik untuk diagnosis; Mekanisme karsinogenesis? Penularan?
biakan pada agar Thayer-Martin dengan CO 2 Berkaitan dengan karsinoma lain apa? 
tinggi. Strain virus papiloma manusia (HPV) 16 dan
e. Terutama dijumpai pada perempuan pengguna 18 mengandung gen – gen yang
obat terlarang intravena atau pekerja seks, atau menghasilkan protein dini yang mengganggu
pada laki -= laki homoseks yang sering berganti fungsi gen penekan tumor normal. E6
pasangan. Lesi genital berindurasi yang tidak menganggu p53 dan E7 mengganggu Rb
nyeri yang mengalami ulserasi dengan tepi (p110). Virus – virus ini ditularkan melalui
yang relatif bersih (tidak compang camping). hubungan kelamin dan juga berkaitan dengan
Chancre primer ini mungkin sembuh spontan karsinoma penis.
tetapi penyakit (tanpa pengobatan) dapat B. Limfoma Burkitt AT?  Virus Epstein-
berkembang menjadi lesi mukokutis diseluruh Barr (EBV) di daerah endemi malaria. Pada
permukaan tubuh, termasuk telapak tangan dan orang yang mengalami infeksi bersama EBV
kaki. Lesi kulit adalah makulopapular; selaput dan Plasmodium, dapat terjadi translokasi
lendir sering memperlihatkan lesi yang keabu- kromosom yang menimbulkan limfoma.
abuan, hipertrofik, papular, dan lebih besar C. Karsinoma hati AT dan jenis infeksi? 
kemungkiannya menularkan penyakit Hepatitis B atau infeksi kronik C
dibanding lesi kulit yang lebih kering. Juga D. Leukemia atau limfoma sel T manusia. AT?
terdapat tanda – tanda sistemik seperti demam,  Virus
limfadenopati, Malaise, dan pembesaran limpa. leukemia sel T manusia (human T-cell
Pewanaan gram terhadap semua lesi akan leukemia virus, HTLV)
negatif (berarti tidak ada patogen penting yang
terlihat, berbeda dengan “tampak bakteri Gram- Kanker Yang Berkaitan Dengan Parasit
negatif”). AP? Penyakit?Bagaimana a. Karsinoma kandung kemih. AT? Infeksi
menegakkan diagnosis?  Treponema kronik Schistosoma haematobium
pallidum; sifilis; serodiagnosis disertai b. Plasmodium. Keterkaitan karsinoma?
pemeriksaan mikroskop lapangan gelap atau Limfoma Burkitt.
fluoresensi terhadap eksudat chancre atau lesi
sekunder di selaput lendir; tidak dibiak di lab
klinik.
f. Chancre lunak yang nyeri; lambat sembuh, dan
meningkatkan risiko penularan AIDS. AP?
Jelaskan organismenya.  Haemophilus
ducreyi, batang Gram-nagatif
g. Pada perempuan vaginitis asimtomatik atau
disertai gejala iritasi dengan duh hijau
kekuningan berbau (banyak PMNs); pH duh 5-
6 dan mungkin memberi hasil uji amin positif
(whiff test) apabila dicampur dengan KOH;
vagina membengkak atau memperlihatkan
perdarahan pungtata. Pada pria, uretritis
AP? Trichomonas vaginalis.
h. Vulvovaginitis gatal dan nyeri dengan pH
normal (4-4,5) dan tampak pseudohifa pada
pemeriksaan mikroskopik. AP?  Candida
albicans.

Anda mungkin juga menyukai