Anda di halaman 1dari 70

11/8/16

MODUL 3
PENYAKIT INFEKSI &
AUTOIMUN SISTEM
UROGENITAL

Kelompok 6
Tutor : dr. Julia fitriany M.ked(ped) sp.A
Anggota kelompok:
Dara fitri shafira
Dara ayu ramadhani
Fikri barliansyah lubis
Laila syifa rahmi
Misbahul jannah
Nouva
Ratna sukmawati
Sarah safira
Sartika dwi ananda
Surya gunawan

11/8/16

MALAS MINUM OBAT


11/8/16

Ny.Mia 45 tahun, datang ke puskesmas dengan


keluhan demam yang kadang-kadang disertai
menggigil sejak dua hari yang lalu. Buang air kecil
sering terasa sakit. Dua minggu yang lalu ia dirawat
dengan diagnosis pielonefritis selama tujuh hari dan
pulang diberi resep obat. Namun obat tersebut tidak
diminumnya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39C dan
nyeri ketok costovertebral angle kanan. Pemeriksaan
laboratorium urin menunjukkan albumin positif,
sedimen lekosit >50/LPB, Hb 11,5 g/dL dan leukosit
20.000/m3.
3

11/8/16

Dokter menerangkan tentang penyakitnya dan


menganjurkan untuk kembali dirawat inap. Ny.Mia
menanyakan apakah penyakit ini berhubungan dengan
keputihan dan apakah penyakit ini sama dengan
keponakannya yang masih kecil yang harus rutin
konsumsi obat karena keluhan bengkak akibat
masalah pada ginjalnya. Dari rekam medis yang lalu
didapatkan hasil kultur E.Coli >100.000/cc urin, yang
sensitive dengan cefoperazon dan ciprofloxacin.
Dokter menerangkan penyakit Ny.Mia dan
memberikan nasehat agar minum obat sesuai
petunjuk dokter serta control teratur.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi
pada kasus diatas?

11/8/16

JUMP 1

11/8/16

Pielonefritis
: infeksi bakteri piala ginjal,
tubulus, dan jaringan interstisial dari salah satu
atau kedua ginjal.
Costovertebral angle : sudut yang dibentuk oleh
batas bawah kosta ke-12 dengan processus
transverses vertebra lumbalis.
Albumin
: protein plasma yang paling
banyak dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 5560% dan total kadar protein serum normal adalah
3,8-5,0 g/dl.
6

Keputihan
: cairan yang berlebihan yang
keluar dari vagina.
11/8/16

Cefoperazon :
salah
satu
jenis
antibiotic
sefalosporin generasi ketiga mengobati bakteri
pseudomonas, gram + maupun gram
Ciprofloxacin : antibiotik yang digunakan untuk
menangani berbagai jenis infeksi akibat bakteri,
misalnya infeksi saluran kemih, infeksi pada
saluran pencernaan, infeksi pada mata, dan infeksi
menular seksual.
7

11/8/16

JUMP 2 & 3

11/8/16

1. Apa yang menyebabkan Ny. Mia mengeluh demam


dan kadang-kadang menggigil dan BAK sering
sakit?
-. Demam: Akibat reaksi inflamasi akibat infeksi
sehingga
akan
menaikkan
thermostat
di
hypothalamus
-. Mengigil: agen inflamasi melewati TRP-> TRP
akan mentransfer informasi pada otak bahwa
tubuh membutuhkan lebih banyak panas dan lebih
banyak hasil metabolisme-> sel otot akan di
rangsang untuk bergerak cepat -> menghasilkan
lebih banyak panas.
-. BAK sering sakit: rasa nyeri timbul akibat adanya
infeksi pada saluran kemih.
9

11/8/16

2. Mengapa Ny. Mia mengalami pielonefritis?


Umumnya akibat penjalaran bakteri dari sal.kemih
bag.bawah yang naik ke ginjal melalui uretra.
Jenis Kelamin (perempuan)
Aktivitas Seksual (riwayat analsex pada pria)
Kehamilan
Obstruksi sal.kemih (kerusakan/lesi jar ginjal ->
mudah terinfx)
Disfungsi kandung kemih e.c gang persarafan (stasis
urin di kandung kemih dan pemakaian ureter)
Refluks vesicourethral (permudah refluks bakteri)
Hipertensi, Diabetes melitus
Virulensi bakteri (tipe pili P,mudah menempel di
reseptor jar.ginjal)
Genetik (berkaitan dgn jenis reseptor uroepitel yg
10
rentan dihinggapi pili bakteri)

11/8/16

3. Apakah ada hubungan usia dan jenis kelamin dengan


keluhan yang dialami?
Ada
- Lebih banyak pada wanita -> urethra lebih pendek
- Letak meatus urethra eksternus lebih dekat dengan
anus (wanita)
- Insiden wanita banding pria 2:1
4. Apa dampak dari pengaruh obat yang tidak pernah
diminum oleh Ny.Mia?
Bakteri dapat menetap, sehingga dapat terjadi infeksi
berulang dan bisa menyebabkan resisten bakteri.

11

11/8/16

5. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan lab Ny.Mia?
- Suhu 39C: hipertermia
- Nyeri ketok sudut costovetebral: ada infeksi diparenkim
ginjal (jaringan ginjal)
- Sedimen leukosit >50/LPB: infeksi ISK
- Hb 11,5 gr/dL: Anemia
- Leukosit 20.000/m3: infeksi
6. Apakah penyakit yang dialami Ny.Mia berhubungan
dengan keputihannya?
Ada, karena dekatnya vagina dengan meatus urethra
eksternus dan juga anus. Sehingga mudahnya
perpindahan bakteri E.Coli.

12

11/8/16

7. Mengapa dokter menganjurkan Ny.Mia untuk


melakukan kembali rawat inap?
Untuk diberikan antibiotic secara parenteral, dan diberi
hidrasi yang cukup.
8. Apakah penyakit Ny.Mia sama dengan keponakannya?
Berbeda. Karena penyakit keponakannya dengan keluhan
bengkak, yang kemungkinan berarti suatu kondisi
hypoalbuminemia.
Yang banyak terjadi pada anak-anak: sindrom nefrotik

13

9. Bagaimana interpretasi dari hasil kultur?


Positif, mengalami infeksi saluran kemih dengan hasil
kultur didapatkan E.Coli >100.000/cc urin
lain

yang

11. Apa diagnosis dan DD pada kasus Ny.Mia?


Diagnosis: Pielonefritis akut
DD:
- adneksitis
-Apendisitis
-Colecistitis

dapat

11/8/16

10.Apa pemeriksaan penunjang


dilakukan?
- Urinalisis
- Foto polos abdomen/IVP

14

Komplikasi:
Necrosis papilla ginjal
Hipertensi
Parut ginjal
Hidronefrosis
Gagal ginjal
Sepsis

11/8/16

12. Apa prognosis dan komplikasi pada penyakit Ny.Mia?


Prognosis:
Pada pielonefritis tanpa disertai dengan penyulit dan
komplikasi pemberian terapi yang adekuat dapat
memberikan prognosis yang lebih baik dibandingkan
dengan yang disertai dengan penyulit atau disertai
dengan komplikasi.

15

JUMP 4

Infeksi

Glomerulo
nefritis

11/8/16

GANGGUAN SISTEM
UROGENITAL
- Auto imun
ISK
Urolithiasis
Sindrom
Nefrotik

16

JUMP 5

11/8/16

Mahasiswa mampu mempelajari dan memahami:


1. Penyakit infeksi
2. Penyakit autoimun

17

11/8/16

LO 1. PENYAKIT INFEKSI

18

11/8/16

19

INFEKSI SALURAN KEMIH

DEFINISI

Merupakan invasi mikroorganisme


kemih, mulai dari uretra hingga ginjal

pada

saluran
11/8/16

Istilah dalam ISK


ISK uncomplicated (sederhana) : infeksi saluran kemih
pada pasien tanpa disertai kelainan anatomi pada
struktur saluran kemih
ISK complicated (rumit) : infeksi saluran kemih yang
terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomik
atau adanya penyakit sistemik

20

KLASIFIKASI
11/8/16

Secara anatomis
ISK atas : Pielonefritis, Prostatitis, Abses intrarenal,
Abses perinefrik
ISK bawah : Sistitis, uretritis
Etiologi
Bakteri gram negatif (80%) : Escherichia coli, Proteus
Sp., Klebsiella Sp., Enterobacter Sp.
Bakteri gram positif (10-15%) : Enterococcus Sp,
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis
Lain-lain : Pseudomonas Sp.

21

PATOGENESIS

Bakteri pada kandung kemih dapat dibersihkan


dengan cepat melalui mekanisme wash out.
Mekanisme wash out gagal kolonisasi bakteri
Sel epitel kandung kemih mensekresikan sitokin dan
kemokin (IL6 dan IL8) sel PMN masuk ke epitel
kandung kemih dan urin pada saat terjadi infeksi
Faktor resiko yang dapat
kolonisasi bakteri : Jenis
kelamin (Pr>Lk), aktivitas seksual, kehamilan,
obstruksi, penggunaan Antibiotik

11/8/16

22

DIAGNOSIS
Pielonefritis akut : demam, mual, muntah, nyeri
abdomen, diare, nyeri tekan pada sudut kostovertebra
atau palpasi abdomen dalam
Prostatitis :

11/8/16

Akut

: nyeri pada perineum, demam, prostat membengkak


Kronis : pancaran urin lemah, sulit memulai miksi

Sistitis : trias (disuria, frekuensi, urgensi)


Uretritis : disuria, frekuensi, piuria

23

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis : Piuria, bakteriuria, hematuria, nitrit (+),
leukosit >5/LPB
Kultur urin
Kultur darah : pasien yang demam tinggi dan dicurigai
mengalami komplikasi
Pasien yang dicurigai prostatitis, spesimen yang
diambil : urin pertama kali pagi hari, porsi tengah, dan
urin setelah masase prostat
Pencitraan : USG ginjal, CT Scan abdomen, sistografi

11/8/16

24

TATA LAKSANA
Pada ISK yag tidak memberikan gejala klinis tidak
perlu pemberian terapi
ISK yang memberi keluhan segera berikan Antibiotik
berdasarkan kultur kuman dan tes kepekaan antibiotik
Terapi non farmakologik

11/8/16

Asupan

cairan yang banyak


Penggantian kateter yang teratur pada pasien yang
menggunakannya
Pencegahan rekurensi ISK : menjaga kebersihan dan
hygiene daerah uretra dan sekitarnya

25

SISTITIS

11/8/16

Adalah inflamasi pada mukosa buli-buli (vesica


urinaria) yang sering disebabkan oleh infeksi
bakteria.
Epidemiologi

10-20% wanita pernah mengalami sistitis


Lebih sering pada wanita dikarenakan:
Uretra wanita lebih pendek dari laki-laki
Getah cairan prostat pada pria mempunyai sifat
bakterisidal
26

Etiologi
E

11/8/16

Coli
Enterococci
Proteus
Stafilokokus Aureus
Bahan kimia : detergent yang terkandung didalam
sabun yang digunakan untuk berendam, deodorant yang
disemprotkan pada vulva, atau obat-obatan yang
dimasukkan intravesica untuk terapi kanker buli-buli
(siklofosfamid)

27

Gambaran klinis

11/8/16

Mukosa buli-buli tampak:


kemerahan (eritema) mukosa mudah berdarah
hematuria
Edema
hipersensitif jika buli-buli terisi urin akan mudah
terangsang
untuk
segera
berkontraksi
sehingga
menimbulkan gejala frekuensi.
Kontraksi rasa sakit/nyeri di daerah suprapubik
Jarang disertai demam, mual, muntah, kondisi umum
menurun

Pemeriksaan urin

Berwarna keruh
Berbau
Pada urinalisis : hematuria, bakteriuria
Kultur urin : jenis kuman penyebab infeksi

28

Terapi

Pada

11/8/16

uncomplicated sistitis : antimikroba dosis tunggal


atau jangka pendek (1-3 hari).
Untuk
mencegah
hiperiritabilitas
buli-buli
:
antikolinergik (propantheline bromide)
Sebagai antiseptik buli-buli : fenazopiridin

29

PIELONEFRITIS AKUT
Pielonefritis akut adalah reaksi inflamasi akibat
infeksi yang terjadi di pielum dan parenkim
ginjal.pada umumnya kuman yang menyebabkan
infeksi ini berasal dari saluran kemih bagian
bawah yang naik ke ginjal melalui ureter.kuman
ini adalah E.coli , klebsiella sp dan lain

11/8/16

30

MANIFESTASI KLINIS
11/8/16

Demam tinggi disertai menggigil


Nyeri di daerah perut dan pinggang
Mual dan muntah
Gejala iritasi pada buli yaitu disuria

31

PEMERIKSAAN FISIK
11/8/16

Nyeri pada pinggang dan perut


Suara usus melemah seperti ileus paralitik

32

PEMERIKSAAN PENUNJANG
11/8/16

Pemeriksaan lab:
Leukositosis disertai peningkatan laju endap
darah
Urinalisis
terdapat
piuria,bakteriuria
dan
hematuria
Pemeriksaan foto polos:
Kekaburan
dari bayangan otot psoas dan
mungkin terdapat bayangan radio-opak dari batu
saluran kemih
Pemeriksaan PIV:
Terdapat bayangan ginjal membesar dan terdapat
keterlambatan pada fase nefrogram

33

TERAPI
Diberikan terapi antibiotik spektrum luas yaitu
golongan aminoglikosida yang dikombinasikan
dengan
golongan
aminopenisilin
atau
aminopenisilin dikombinasikan dengan asam
klavulanat atau sulbaktam

11/8/16

34

11/8/16

PROSTATITIS
35

DEFINISI
Prostatitis merupakan reaksi inflamasi pada
kelenjar prostat yang dapat disebabkan oleh
bakteri maupun non bakteri

11/8/16

36

11/8/16

Untuk menentukan penyebab prostatitis diambil


sampel urin dan getah kelenjar prostat melalui 4
uji tabung :
1.
10 cc pertama adalah contoh urine yang
dikemihkan pertama kali (VB1) untuk menilai
keadaan mukosa uretra
2.
Urine porsi tengah (VB2) untuk menilai
keadaan mukosa kandung kemih
3.
Getah prostat yang dikeluarkan melalui
masase prostat untuk menilai keadaan kelenjar
prostat
4.
Urine yang dikemihkan setelah masase prostat

37

KLASIFIKASI
11/8/16

Prostatitis bakterial akut


Prostatitis bakterial kronis
Prostatitis non bakterial kronik atau sindroma
pelvik kronis
Prostatitis inflamasi asimtomatik

38

PROSTATITIS BAKTERIAL AKUT

2.
3.
4.

11/8/16

1.

Bakteri masuk melalui beberapa cara


Ascending dari uretra
Refluks urine yang terinfeksi de dalam duktus
prostatikus
Langsung atau secara limfogen dari organ yang
berada disekitarnya
Hematogen

39

11/8/16

Gambaran klinis
Demam
Menggigil
Rasa sakit didaerah perineal
Adanya gangguan miksi

40

11/8/16

Terapi
Dipilih antibiotik yang sensitif terhadap kuman
penyebab infeksi, contoh : golongan fluroquinolone,
trimetroprim-sulfametoksazol,
dan
golongan
aminoglikosida

41

PROSTATITIS BAKTERIAL KRONIS


11/8/16

Terjadi karena adanya infeksi saluran kemih


uang sering kambuh.
Gejala yang sering: disuri, uergensi, nyeri perineal
dan kadang-kadang nyeri pada saat ejakulasi

42

11/8/16

Terapi
Pemberian anti-mikroba, contoh : karbenisilin,
minosiklin, doksisiklin, dll

43

PROSTATITIS NON BAKTERIAL


11/8/16

Reaksi inflamasi kelenjar prostat yang belum


diketahui penyebabnya. Kategori III dibagi
menjadi 2 subkategori, yaitu kategori IIIA dan IIIB

44

11/8/16

LO 2. PENYAKIT AUTOIMUN

45

SINDROM NEFROTIK
11/8/16

46

DEFINISI
11/8/16

Sindrom nefrotik (SN) kumpulan gejala yang disebabkan


oleh kelainan glomerular dengan gejala :
1. Proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam atau 50
mg/kg/hari atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu
> 2 mg/mg atau dipstik 2+)
2. Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 mg/dL

47

EPIDEMIOLOGI
11/8/16

di Amerika Serikat dan Inggris 2-7 kasus baru per


100.000 anak per tahun, prevalensi berkisar 12 16
kasus per 100.000 anak.
Di negara berkembang insidensnya lebih tinggi.
Di Indonesia 6 per 100.000 per tahun pada anak
berusia < 14 tahun.
laki-laki : perempuan 2:1

48

ETIOLOGI

Kongenital

Primer/
idiopatik

mengikuti
penyakit
sistemik
(lupus
eritematosus
sistemik,
purpura
Henoch
Schonlein,

11/8/16

Sekunder,

49

MEKANISME TERJADINYA EDEMA


PADA SN BERDASARKAN TEORI
OVERFILLED
11/8/16

50

MANIFESTASI KLINIS
11/8/16

edema palpebra atau pretibia.


Bila lebih berat akan disertai asites, efusi pleura, dan
edema genitalia.
Kadang-kadang disertai oliguria dan gejala infeksi, nafsu
makan berkurang, dan diare.

51

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis
11/8/16

52

TATALAKSANA
11/8/16

53

11/8/16

GLOMERULONEFRITIS
54

DEFINISI GNA
11/8/16

Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi imunologis


pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu.Yang sering
terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus.
Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk
menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami
proliferasi dan inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh
suatu mekanisme imunologis. Sedangkan istilah akut
(glomerulonefritis akut) mencerminkan adanya korelasi klinik
selain menunjukkan adanya gambaran etiologi, patogenesis,
perjalanan penyakit.

55

ETIOLOGI GNA
11/8/16

Sebagian besar (75%) glomerulonefritis akut paska streptokokus timbul


setelah infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang disebabkan oleh
kuman Streptokokus beta hemolitikus grup A tipe 1, 3, 4, 12, 18, 25, 49.
Sedang tipe 2, 49, 55, 56, 57 dan 60 menyebabkan infeksi kulit 8-14 hari
setelah infeksi streptokokus, timbul gejala-gejala klinis.
Infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus ini mempunyai resiko
terjadinya glomerulonefritis akut paska streptokokus berkisar 10-15%.
Penyebab lain diantaranya:
1. Bakteri
: streptokokus grup C, meningococcocus, Sterptoccocus
Viridans, Gonococcus, Leptospira, Mycoplasma Pneumoniae,
Staphylococcus albus, Salmonella typhi dll
2. Virus
: hepatitis B, varicella, vaccinia, echovirus, parvovirus,
influenza, parotitis epidemika dl
56
3. Parasit : malaria dan toksoplasma

EPIDEMIOLOGI
11/8/16

Dapat terjadi pada semua kelompok umur,


Tersering pada golongan umur 5-15 tahun,
Jarang terjadi pada bayi.
Dapat terjadi pada laki laki dan perempuan dengan
perbandingan nya adalah 2:1.
Diduga ada faktor resiko yang berhubungan dengan umur dan
jenis kelamin.

57

GEJALA KLINIS

Kerusakan pada kapiler gromelurus mengakibatkan hematuria


dan albuminuria. Kadang-kadang disertai edema ringan yang
terbatas di sekitar mata atau di seluruh tubuh. Umumnya edema
berat terdapat pada oliguria dan bila ada gagal jantung.
Edema yang terjadi berhubungan dengan penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG/GFR) yang mengakibatkan ekskresi air,
natrium, zat-zat nitrogen mungkin berkurang, sehingga terjadi
edema dan azotemia.
Peningkatan aldosteron dapat juga berperan pada retensi air dan
natrium. Dipagi hari sering terjadi edema pada wajah terutama
edema periorbita, meskipun edema paling nyata dibagian anggota
gerak bawah tubuh ketika menjelang siang.
58

11/8/16

GEJALA KLINIS
11/8/16

Suhu badan dapat tinggi sekali pada hari pertama. Kadangkadang gejala panas tetap ada, walaupun tidak ada gejala
infeksi lain yang mendahuluinya.
Gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan,
konstipasi dan diare tidak jarang menyertai penderita GNA.
Hipertensi terdapat pada 60-70% dengan GNA pada hari
pertama, pada akhir minggu pertama menjadi normal kembali.
Bila terdapat kerusakan jaringan ginjal, maka tekanan darah
akan tetap tinggi selama beberapa minggu dan menjadi
permanen bila keadaan penyakitnya menjadi kronis.

59

GEJALA KLINIS
Urinalisis menunjukkan adanya

proteinuria (+1 sampai +4), kadang-kadang tampak adanya proteinuria masif dengan
gejala sindroma nefrotik.
hematuria makroskopik ditemukan hampir pada 50% penderita,
kelainan sedimen urine dengan eritrosit disformik, leukosituria, granular, eritrosit (+
+), albumin (+), silinder lekosit (+) dan lain-lain.
Kadang-kadang kadar ureum dan kreatinin serum meningkat dengan tanda gagal
ginjal seperti hiperkalemia, asidosis, hiperfosfatemia dan hipokalsemia.

11/8/16

Penurunan C3 sangat mencolok pada pasien glomerulonefritis akut


pascastreptokokus dengan kadar antara 20-40 mg/dl (harga normal 50-140
mg.dl). Penurunan C3 tidak berhubungan dengann parahnya penyakit dan
kesembuhan.
Kadar komplomen akan mencapai kadar normal kembali dalam waktu 6-8
minggu. Pengamatan itu memastikan diagnosa, karena pada
glomerulonefritis yang lain yang juga menunjukkan penurunan kadar C3,60
ternyata berlangsung lebih lama.

GEJALA KLINIS
11/8/16

Komplomen hemolitik total serum (total hemolytic


comploment) dan C3 rendah pada hampir semua pasien dalam
minggu pertama, tetapi C4 normal atau hanya menurun sedikit,
sedangkan kadar properdin menurun pada 50% pasien. Keadaan
tersebut menunjukkan aktivasi jalur alternatif komplomen.
Adanya infeksi streptokokus harus dicari dengan melakukan
biakan tenggorok dan kulit. Biakan mungkin negatif apabila
telah diberi antimikroba.
Beberapa uji serologis terhadap antigen sterptokokus dapat
dipakai untuk membuktikan adanya infeksi, antara lain
antistreptozim, ASTO, antihialuronidase, dan anti Dnase B.

61

GEJALA KLINIS HISTOPATOLOGI


11/8/16

Makroskopis ginjal tampak agak membesar, pucat dan terdapat


titik-titik perdarahan pada korteks.
Mikroskopis tampak hampir semua glomerulus terkena, sehingga
dapat disebut glomerulonefritis difusa.
Tampak proliferasi sel endotel glomerulus yang keras sehingga
lumen kapiler dan ruang simpai Bowman menutup, infiltrasi sel
epitel kapsul, infiltrasi sel PMN dan monosit.

62

PATOFISIOLOGI
11/8/16

Terbentuk kompleks antigen-antibodi didalam darah dan kemudian


terperangkap dalam membran basalis komplomen akan terfiksasi
mengakibatkan lesi dan peradangan yang menarik leukosit
polimorfonuklear (PMN) dan trombosit menuju tempat lesi Fagositosis
dan pelepasan enzim lisosom juga merusak endothel dan membran basalis
glomerulus (IGBM) Sebagai respon, timbul proliferasi sel-sel endotel
yang diikuti sel-sel mesangium dan selanjutnya sel-sel epitel Semakin
meningkatnya kebocoran kapiler gromelurus menyebabkan protein dan
sel darah merah dapat keluar ke dalam urine yang sedang dibentuk oleh
ginjal, mengakibatkan proteinuria dan hematuria.
Menurut penelitian yang dilakukan penyebab infeksi pada glomerulus
akibat dari reaksi hipersensivitas tipe III. Kompleks imun mengendap di
membran basalis glomerulus Aktivasi komplomen yang menyebabkan
destruksi pada membran basalis glomerulus.
63

PATOFISIOLOGI
11/8/16

Hipotesis lain yang sering disebut adalah neuraminidase yang


dihasilkan oleh Streptokokus merubah IgG menjadi
autoantigenic terbentuk autoantibodi terhadap IgG yang
telah berubah terbentuk kompleks imun dalam sirkulasi
darah yang mengendap di ginjal.
Streptokinase yang merupakan sekret protein, diduga juga
berperan pada terjadinya GNAPS. Sreptokinase mempunyai
kemampuan merubah plasminogen menjadi plasmin. Plasmin
ini diduga dapat mengaktifkan sistem komplemen sehingga
terjadi cascade dari sistem komplemen.

64

DIAGNOSIS BANDING

Nefritis IgA
Periode laten antara infeksi dengan onset nefritis adalah 1-2 hari,
atau ini mungkin berhubungan dengan infeksi saluran pernafasan
atas.
MPGN (tipe I dan II)
Merupakan penyakit kronik, tetapi pada awalnya dapat
bermanifestasi sama sperti gambaran nefritis akut dengan
hipokomplementemia.
Lupus nefritis
Gambaran yang mencolok adalah gross hematuria
Glomerulonefritis kronis
65
Dapat bermanifestasi klinis seperti glomerulonefritis akut

11/8/16

PENATALAKSANAAN
11/8/16

Istirahat mutlak selama 3-4 minggu.


Pemberian penisilin pada fase akut. Pemberian antibiotika ini tidak
mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi
menyebarnya infeksi Streptococcus yang mungkin masih ada.
Pemberian penisilin ini dianjurkan hanya untuk 10 hari.
Pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1 g/kgbb/hari) dan
rendah garam (1 g/hari). Makanan lunak diberikan pada penderita
dengan suhu tinggi dan makanan biasa bila suhu telah normal
kembali.
Bila ada anuria atau muntah, maka diberikan IVFD dengan larutan
glukosa 10%. Pada penderita tanpa komplikasi pemberian cairan
disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan bila ada komplikasi
seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan oliguria, maka jumlah66
cairan yang diberikan harus dibatasi.

PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap hipertensi:
Pemberian cairan dikurangi,
pemberian sedativa untuk menenangkan penderita sehingga dapat cukup
beristirahat.
Pada hipertensi dengan gejala serebral diberikan reserpin dan hidralazin.
Mula-mula diberikan reserpin sebanyak 0,07 mg/kgbb secara
intramuskular. Bila terjadi diuresis 5-10 jam kemudian, maka
selanjutnya reserpin diberikan peroral dengan dosis rumat, 0,03
mg/kgbb/hari.

Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari
dalam darah dengan beberapa cara misalnya dialisis pertonium,
hemodialisis.

11/8/16

67

KOMPLIKASI

2.

3.

4.

Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi


sebagai akibat berkurangnya filtrasi glomerulus.
Ensefalopati hipertensi yang merupakan gejala serebrum karena
hipertensi.
Gangguan sirkulasi berupa dispne, ortopne, terdapatnya ronki
basah, pembesaran jantung dan meningginya tekanan darah
yang bukan saja disebabkan spasme pembuluh darah,
melainkan juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma.
Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia di samping
sintesis eritropoetik yang menurun.

11/8/16

1.

68

PROGNOSIS
11/8/16

Sebagian besar pasien akan sembuh, tetapi 5% di antaranya mengalami


perjalanan penyakit yang memburuk dengan cepat pembentukan kresen
pada epitel glomerulus.
Diuresis akan menjadi normal kembali pada hari ke 7-10 setelah awal
penyakit, dengan menghilangnya edema dan secara bertahap tekanan
darah menjadi normal kembali.
Fungsi ginjal (ureum, kreatinin) membaik dalam 1 minggu dan menjadi
normal dalam waktu 3-4 minggu.
Komplemen serum menjadi normal dalam waktu 6-8 minggu.
Kelainan sedimen urin akan tetap terlihat selama berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun pada sebagian besar pasien.
Prognosis untuk menjadi sembuh sempurna pada anak sangat baik.
Sebaliknya prognosis glomerulonefritis akut pascastreptokok pada69
dewasa kurang baik.

11/8/16

70

Anda mungkin juga menyukai