MODUL 3
PENYAKIT INFEKSI &
AUTOIMUN SISTEM
UROGENITAL
Kelompok 6
Tutor : dr. Julia fitriany M.ked(ped) sp.A
Anggota kelompok:
Dara fitri shafira
Dara ayu ramadhani
Fikri barliansyah lubis
Laila syifa rahmi
Misbahul jannah
Nouva
Ratna sukmawati
Sarah safira
Sartika dwi ananda
Surya gunawan
11/8/16
11/8/16
11/8/16
JUMP 1
11/8/16
Pielonefritis
: infeksi bakteri piala ginjal,
tubulus, dan jaringan interstisial dari salah satu
atau kedua ginjal.
Costovertebral angle : sudut yang dibentuk oleh
batas bawah kosta ke-12 dengan processus
transverses vertebra lumbalis.
Albumin
: protein plasma yang paling
banyak dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 5560% dan total kadar protein serum normal adalah
3,8-5,0 g/dl.
6
Keputihan
: cairan yang berlebihan yang
keluar dari vagina.
11/8/16
Cefoperazon :
salah
satu
jenis
antibiotic
sefalosporin generasi ketiga mengobati bakteri
pseudomonas, gram + maupun gram
Ciprofloxacin : antibiotik yang digunakan untuk
menangani berbagai jenis infeksi akibat bakteri,
misalnya infeksi saluran kemih, infeksi pada
saluran pencernaan, infeksi pada mata, dan infeksi
menular seksual.
7
11/8/16
JUMP 2 & 3
11/8/16
11/8/16
11/8/16
11
11/8/16
12
11/8/16
13
yang
dapat
11/8/16
14
Komplikasi:
Necrosis papilla ginjal
Hipertensi
Parut ginjal
Hidronefrosis
Gagal ginjal
Sepsis
11/8/16
15
JUMP 4
Infeksi
Glomerulo
nefritis
11/8/16
GANGGUAN SISTEM
UROGENITAL
- Auto imun
ISK
Urolithiasis
Sindrom
Nefrotik
16
JUMP 5
11/8/16
17
11/8/16
LO 1. PENYAKIT INFEKSI
18
11/8/16
19
DEFINISI
pada
saluran
11/8/16
20
KLASIFIKASI
11/8/16
Secara anatomis
ISK atas : Pielonefritis, Prostatitis, Abses intrarenal,
Abses perinefrik
ISK bawah : Sistitis, uretritis
Etiologi
Bakteri gram negatif (80%) : Escherichia coli, Proteus
Sp., Klebsiella Sp., Enterobacter Sp.
Bakteri gram positif (10-15%) : Enterococcus Sp,
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis
Lain-lain : Pseudomonas Sp.
21
PATOGENESIS
11/8/16
22
DIAGNOSIS
Pielonefritis akut : demam, mual, muntah, nyeri
abdomen, diare, nyeri tekan pada sudut kostovertebra
atau palpasi abdomen dalam
Prostatitis :
11/8/16
Akut
23
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis : Piuria, bakteriuria, hematuria, nitrit (+),
leukosit >5/LPB
Kultur urin
Kultur darah : pasien yang demam tinggi dan dicurigai
mengalami komplikasi
Pasien yang dicurigai prostatitis, spesimen yang
diambil : urin pertama kali pagi hari, porsi tengah, dan
urin setelah masase prostat
Pencitraan : USG ginjal, CT Scan abdomen, sistografi
11/8/16
24
TATA LAKSANA
Pada ISK yag tidak memberikan gejala klinis tidak
perlu pemberian terapi
ISK yang memberi keluhan segera berikan Antibiotik
berdasarkan kultur kuman dan tes kepekaan antibiotik
Terapi non farmakologik
11/8/16
Asupan
25
SISTITIS
11/8/16
Etiologi
E
11/8/16
Coli
Enterococci
Proteus
Stafilokokus Aureus
Bahan kimia : detergent yang terkandung didalam
sabun yang digunakan untuk berendam, deodorant yang
disemprotkan pada vulva, atau obat-obatan yang
dimasukkan intravesica untuk terapi kanker buli-buli
(siklofosfamid)
27
Gambaran klinis
11/8/16
Pemeriksaan urin
Berwarna keruh
Berbau
Pada urinalisis : hematuria, bakteriuria
Kultur urin : jenis kuman penyebab infeksi
28
Terapi
Pada
11/8/16
29
PIELONEFRITIS AKUT
Pielonefritis akut adalah reaksi inflamasi akibat
infeksi yang terjadi di pielum dan parenkim
ginjal.pada umumnya kuman yang menyebabkan
infeksi ini berasal dari saluran kemih bagian
bawah yang naik ke ginjal melalui ureter.kuman
ini adalah E.coli , klebsiella sp dan lain
11/8/16
30
MANIFESTASI KLINIS
11/8/16
31
PEMERIKSAAN FISIK
11/8/16
32
PEMERIKSAAN PENUNJANG
11/8/16
Pemeriksaan lab:
Leukositosis disertai peningkatan laju endap
darah
Urinalisis
terdapat
piuria,bakteriuria
dan
hematuria
Pemeriksaan foto polos:
Kekaburan
dari bayangan otot psoas dan
mungkin terdapat bayangan radio-opak dari batu
saluran kemih
Pemeriksaan PIV:
Terdapat bayangan ginjal membesar dan terdapat
keterlambatan pada fase nefrogram
33
TERAPI
Diberikan terapi antibiotik spektrum luas yaitu
golongan aminoglikosida yang dikombinasikan
dengan
golongan
aminopenisilin
atau
aminopenisilin dikombinasikan dengan asam
klavulanat atau sulbaktam
11/8/16
34
11/8/16
PROSTATITIS
35
DEFINISI
Prostatitis merupakan reaksi inflamasi pada
kelenjar prostat yang dapat disebabkan oleh
bakteri maupun non bakteri
11/8/16
36
11/8/16
37
KLASIFIKASI
11/8/16
38
2.
3.
4.
11/8/16
1.
39
11/8/16
Gambaran klinis
Demam
Menggigil
Rasa sakit didaerah perineal
Adanya gangguan miksi
40
11/8/16
Terapi
Dipilih antibiotik yang sensitif terhadap kuman
penyebab infeksi, contoh : golongan fluroquinolone,
trimetroprim-sulfametoksazol,
dan
golongan
aminoglikosida
41
42
11/8/16
Terapi
Pemberian anti-mikroba, contoh : karbenisilin,
minosiklin, doksisiklin, dll
43
44
11/8/16
LO 2. PENYAKIT AUTOIMUN
45
SINDROM NEFROTIK
11/8/16
46
DEFINISI
11/8/16
47
EPIDEMIOLOGI
11/8/16
48
ETIOLOGI
Kongenital
Primer/
idiopatik
mengikuti
penyakit
sistemik
(lupus
eritematosus
sistemik,
purpura
Henoch
Schonlein,
11/8/16
Sekunder,
49
50
MANIFESTASI KLINIS
11/8/16
51
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis
11/8/16
52
TATALAKSANA
11/8/16
53
11/8/16
GLOMERULONEFRITIS
54
DEFINISI GNA
11/8/16
55
ETIOLOGI GNA
11/8/16
EPIDEMIOLOGI
11/8/16
57
GEJALA KLINIS
11/8/16
GEJALA KLINIS
11/8/16
Suhu badan dapat tinggi sekali pada hari pertama. Kadangkadang gejala panas tetap ada, walaupun tidak ada gejala
infeksi lain yang mendahuluinya.
Gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan,
konstipasi dan diare tidak jarang menyertai penderita GNA.
Hipertensi terdapat pada 60-70% dengan GNA pada hari
pertama, pada akhir minggu pertama menjadi normal kembali.
Bila terdapat kerusakan jaringan ginjal, maka tekanan darah
akan tetap tinggi selama beberapa minggu dan menjadi
permanen bila keadaan penyakitnya menjadi kronis.
59
GEJALA KLINIS
Urinalisis menunjukkan adanya
proteinuria (+1 sampai +4), kadang-kadang tampak adanya proteinuria masif dengan
gejala sindroma nefrotik.
hematuria makroskopik ditemukan hampir pada 50% penderita,
kelainan sedimen urine dengan eritrosit disformik, leukosituria, granular, eritrosit (+
+), albumin (+), silinder lekosit (+) dan lain-lain.
Kadang-kadang kadar ureum dan kreatinin serum meningkat dengan tanda gagal
ginjal seperti hiperkalemia, asidosis, hiperfosfatemia dan hipokalsemia.
11/8/16
GEJALA KLINIS
11/8/16
61
62
PATOFISIOLOGI
11/8/16
PATOFISIOLOGI
11/8/16
64
DIAGNOSIS BANDING
Nefritis IgA
Periode laten antara infeksi dengan onset nefritis adalah 1-2 hari,
atau ini mungkin berhubungan dengan infeksi saluran pernafasan
atas.
MPGN (tipe I dan II)
Merupakan penyakit kronik, tetapi pada awalnya dapat
bermanifestasi sama sperti gambaran nefritis akut dengan
hipokomplementemia.
Lupus nefritis
Gambaran yang mencolok adalah gross hematuria
Glomerulonefritis kronis
65
Dapat bermanifestasi klinis seperti glomerulonefritis akut
11/8/16
PENATALAKSANAAN
11/8/16
PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap hipertensi:
Pemberian cairan dikurangi,
pemberian sedativa untuk menenangkan penderita sehingga dapat cukup
beristirahat.
Pada hipertensi dengan gejala serebral diberikan reserpin dan hidralazin.
Mula-mula diberikan reserpin sebanyak 0,07 mg/kgbb secara
intramuskular. Bila terjadi diuresis 5-10 jam kemudian, maka
selanjutnya reserpin diberikan peroral dengan dosis rumat, 0,03
mg/kgbb/hari.
Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari
dalam darah dengan beberapa cara misalnya dialisis pertonium,
hemodialisis.
11/8/16
67
KOMPLIKASI
2.
3.
4.
11/8/16
1.
68
PROGNOSIS
11/8/16
11/8/16
70