BPP Ibu Pertiwi 3
BPP Ibu Pertiwi 3
UNTUK
SD/MI
KELAS 3
Hak Cipta © 2021 pada PT ASTA Ilmu Sukses (anggota Mentari Group)
Dilarang keras mengutip, menjiplak, atau memfotokopi, baik sebagian atau seluruh, isi buku ini
serta memperjualbelikannya tanpa mendapat izin tertulis dari PT ASTA Ilmu Sukses.
Diterbitkan oleh:
PT ASTA Ilmu Sukses
Rukan Sentra Niaga Puri Indah Blok T1 - 14
Jakarta Barat 11610, Indonesia.
: 0856 9785 6420
: @astailmusukses
: contact@astailmu.com
: www.astailmu.id
Distributor eksklusif:
F
T
A
R Halaman Halaman
1 35
Halaman Unit 1 Berbeda Tetapi Bersatu 1
I Unit
3
Unit
4
S Ci nta Tana h Air S em ang at Kebangsaan
Halaman Halaman
70 105
Unit Unit
5 6
Ber pi kir dan Persatuan I ndonesia
Bersi ka p Opti m is
Halaman Halaman
135 169
IP 3 Unit 6.indd 131 28/10/2021 17.02.51
Kata Pengantar
Ibu Pertiwi adalah program pembangunan karakter bangsa berlandaskan Pancasila.
Program Ibu Pertiwi disusun melalui metode pengajaran yang lengkap, aplikatif, dan
komprehensif dengan memadukan beberapa metode dan variasi kegiatan yang dirancang
secara sistematik. Program ini didesain khusus untuk anak sekolah dasar, mulai dari kelas
1 sampai kelas 6. Dalam rentang periode 6 tahun, anak akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat signifikan, baik secara fisik, mental, dan perilaku. Oleh karena itu,
penyajian materi dalam Program Ibu Pertiwi di setiap tingkat, memperhatikan banyak aspek
antara lain, aspek kebahasaan, logika dan kematangan berpikir, kecerdasan sosial emosional,
pemahaman dan pengenalan nilai-nilai Pancasila, peranan keluarga dan sekolah, serta aspek
adat dan budaya Indonesia yang pada akhirnya akan membentuk anak menjadi Profil Pelajar
Pancasila.
Materi yang ada dalam Program Ibu Pertiwi tiap tingkat, terdiri atas 6 unit yang disusun
secara sistematik agar terbentuk proses pembelajaran yang terakumulasi dari unit 1 sampai
unit 6. Program Ibu Pertiwi menyampaikan materi pendidikan karakter berlandaskan nilai-nilai
Pancasila dengan struktur pembelajaran atau fitur pembelajaran sebagai berikut:
A. Pengenalan Nilai - melalui cerita
B. Pendalaman Nilai - melalui berbagai kegiatan
C. Pemantapan Nilai - melalui berbagai latihan
D. Penerapan Nilai - melalui tugas bersama keluarga dan bersama teman
E. Komitmen Pribadi - melalui ungkapan janji.
Melalui Program Ibu Pertiwi, anak-anak akan mengenal, memahami, menjiwai dan
menghidupi nilai-nilai karakter bangsa berlandaskan Pancasila dan juga nilai-nilai baik
universal lainnya secara menyeluruh yang diintegrasikan ke dalam setiap unit melalui cerita,
kegiatan, tugas, dan latihan-latihan yang menarik dan efektif. Setiap unit dalam program Ibu
Pertiwi memberi penekanan pada pendalamanan nilai karakter tertentu, untuk memastikan
anak memahami dengan utuh dan mampu menerapkan nilai tersebut. Akan tetapi, materi
yang terkandung dalam tiap unit selalu mengandung nilai-nilai lain yang tidak terpisahkan.
Enam dimensi Profil Pelajar Pancasila diberikan dalam kesatuan yang saling melengkapi, saling
terkait, dan saling menguatkan untuk membentuk identitas dan karakter khas anak Indonesia,
yaitu Pancasila, dengan kompetensi sesuai dengan tantangan abad ke-21.
Anak-anak akan mampu mengasah nilai-nilai pendidikan karakter, literasi, dan kecakapan
abad ke-21, High Order Thinking Skill (HOTS), dan 4C (Creativity and Innovation, Critical Thinking
and Problem Solving, Collaboration, Communication), dengan antusiasme yang tinggi untuk
memupuk nilai-nilai luhur Pancasila yang ada di dalam dirinya sendiri dan sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila.
Melalui program Ibu Pertiwi, kita mampu menghasilkan generasi muda yang mampu berpikir
global (think globally) dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa berlandaskan
Pancasila sehingga membentuk generasi muda yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Penerbit
Peta Pembelajaran Ibu Pertiwi
Program Ibu Pertiwi dirancang berdasarkan nilai-nilai karakter bangsa yang berlandaskan Pancasila
ditambah dengan nilai-nilai universal lainnya yang merupakan dasar pembentukan karakter sesuai dengan
Profil Pelajar Pancasila. Program Ibu Pertiwi memberikan nilai-nilai karakter unggul yang lengkap dalam
rentang waktu 6 tahun pembelajaran sebagai berikut:
Program pendidikan karakter dalam Ibu Pertiwi menjadikan Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia, dasar dan ideologi negara yang ingin dibangun dan ditumbuhkan sejak dini dalam generasi
muda sejak usia sekolah dasar (SD). Maka, nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah-mufakat,
dan keadilan adalah nilai-nilai yang akan ditumbuhkembangkan dan diinternalisasikan dalam materi
pembelajaran program ini, untuk memastikan anak dapat menerapkannya di lingkungan keluarganya,
sekolahnya, sekitarnya, dan kelak di kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam menanamkan nilai-nilai karakter baik kepada anak, baik yang bersifat universal maupun
kebangsaan, selalu dihadirkan dalam konteks situasi, agar anak dapat merasakan, mengalami, menganalisis,
dan mengambil keputusan untuk bersikap dan berperilaku berdasarkan nalar pikirnya sendiri. Urutan nilai
diselaraskan dengan perkembangan usia, kemampuan kognitif, bahasa, sosial dan emosional anak.
• Kelas 1, anak dibimbing untuk mengenal kebaikan dan kemurahan Tuhan, serta pengaplikasiannya
dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mengenali diri sendiri, orang lain, dan mengendalikan
diri.
• Kelas 2, anak dikembangkan untuk menumbuhkan sikap karakter baik kepada sesama manusia
serta nilai-nilai kemanusiaan dengan berinteraksi dan peduli kepada orang lain, tanpa membeda-
bedakan.
• Kelas 3, anak diajak untuk mencintai persatuan, kedamaian, dan cinta tanah air walaupun berasal
dari berbagai latar belakang suku dan budaya.
• Kelas 4, anak diasah pola pikirnya untuk menghargai perbedaan pendapat, memperluas
wawasannya dalam mengambil keputusan, dan mengutamakan kepentingan bersama daripada
kepentingan pribadi.
• Kelas 5, anak diajak untuk berbuat lebih, bagi dirinya sendiri maupun bagi orang banyak dan
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Kelas 6, anak diajak untuk mengaitkan nilai-nilai karakter yang sudah dipelajarinya kedalam sila-
sila Pancasila sebagai pedoman hidupnya, agar menjadi anak Indonesia yang produktif, kreatif,
berpikir kritis, dan berinovasi.
Program Ibu Pertiwi menguatkan karakter dan wawasan kebangsaan yang dilakukan melalui
pembentukan sikap dan perilaku anak, yang menekankan harmonisasi aspek sikap, keterampilan, dan
pengetahuan, serta nilai kekeluargaan dan gotong royong.
Unit
1
Berbeda
Teta pi Bersatu
Cinta Damai
Unit Kemampuan berpikir, berkata, dan berperilaku baik,
2 yang menyebabkan terciptanya suasana yang damai,
aman, dan menyenangkan untuk sesama
Semangat Kebangsaan
Unit Kemampuan berpikir, bertindak dan berwawasan yang
4 menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri sendiri atau kelompoknya
Persatuan Indonesia
Unit Semangat dan usaha untuk mewujudkan NKRI yang
6 terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya, agama, dan
kepercayaan yang berbeda
2 Unit 1 Berbeda Tetapi Bersatu
Berbeda Tetapi Bersatu
Pengantar
• Perbedaan adalah hal yang alami dan biasa. Perbedaan pendapat, suku, agama, ras,
golongan, pilihan politik, dan lain-lain tak akan pernah bisa kita hindari. Indonesia adalah
negara yang memiliki jumlah penduduk besar dengan latar belakang budaya dan adat
istiadat yang sangat beragam. Kita hanya perlu usaha yang lebih untuk memperoleh
kesepahaman dan persamaan di antara kita, bukan memperuncing perbedaan.
• Belakangan ini kita melihat hoaks dan ujaran kebencian makin mudah memecah belah dan
mengusik perdamaian. Pertikaian dan konflik yang berpangkal dari perbedaan, dibiarkan
meruncing hingga menjadi perpecahan dan sukar untuk diperbaiki. Risiko terbesarnya adalah
hancurnya persatuan bangsa.
• Persatuan adalah modal terbesar bangsa Indonesia. Maka, harus terus kita perjuangkan dan
pegang teguh, sebagaimana digambarkan oleh Burung Garuda Pancasila yang mencengkeram
erat pita bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna “berbeda-beda tetapi satu jua”. Hal
ini mencerminkan adanya kesadaran bahwa tidak akan ada kemajuan bangsa tanpa persatuan.
• Anak Indonesia adalah masa depan bangsa Indonesia. Mereka harus terbiasa menghidupi
perbedaan dan memperjuangkan persatuan.
Setelah menjalani proses dalam unit ini, diharapkan anak dapat mengerti bahwa:
a) Perbedaan adalah hal yang alami dan biasa, dan perlu disikapi dengan
oo kemampuan mengenali kelebihan diri
oo kemampuan memahami perbedaan di antara sesama
oo sikap menghargai segala bentuk kekuatan dan perbedaan di antara
sesama
b) Persatuan adalah hal yang harus diperjuangkan dan perlu ditunjukkan
dengan
oo kemampuan mengenali kesamaan yang ada di tengah
perbedaan
oo sikap mengedepankan tujuan dan kepentingan bersama
oo kemampuan menerima dan mengatasi perbedaan lewat
berbagai cara yang damai
Tips Penyampaian
• Sebelum membaca cerita, ajak anak mengingat bagaimana rasanya memiliki sahabat.
Dengarkan respons mereka.
• Mintalah anak membacanya sendiri. Tanyakan mengenai kosakata yang belum dimengerti
atau jarang digunakan, misalnya “sekawan”, “oval”, “sukacita”, “penghabisan”, dan lain-lain.
• Usai membaca, ajak anak mengingat dalam keadaan apa saja ia menemukan perbedaan.
Pesan Moral
Kegiatan ini menyediakan wahana dan kesempatan bagi anak untuk merasakan dan mengalami
momen-momen perbedaan bersama teman-temannya. Kemudian, mereka diminta untuk
bersama-sama mengatasi situasi tersebut dengan cara yang baik dan damai, di tengah proses
penyelesaian tugas kelompok mereka.
Materi Kegiatan 1
Sebelum mulai bekerja dalam kelompok, ajak mereka mendiskusikan bagaimana perkakas dapur
dapat menghasilkan musik dan alat dapur apa saja yang dapat digunakan.
• Gambar visual dari internet dapat membantu kita menjalankan diskusi ini. Jadi, anak dapat
mengungkapkan pendapat dan idenya tentang cara-cara menghasilkan bunyi pada tiap
perkakas dapur yang ditayangkan. Misalnya, panci dan wajan dapat dipukul dengan centong
nasi atau sendok sayur, parutan kelapa dapat digesek-gesek dengan sendok atau garpu
logam, dan sebagainya.
• Kemudian, ajak mereka mendiskusikan musik seperti apa yang mungkin dapat menjadi pilihan
untuk ditampilkan oleh kelompoknya, adakah gubahan dari musik atau lagu yang dapat
digunakan, atau mereka akan menciptakan harmoninya sendiri.
• Terakhir, sebelum kerja kelompok, kita ajak anak untuk mendiskusikan:
oo Sikap apa saja yang dibutuhkan agar kerja kelompok berjalan baik?
oo Apa saja yang perlu dilakukan jika ada perbedaan pendapat atau ide?
oo Bagaimana agar semua anggota kelompok mendapatkan peran yang seimbang dan tidak
ada yang terlalu mendominasi?
Pembagian Kelompok:
• Dalam pembagian kelompok, penempatan anggota kelompok agar semua kelompok memiliki
keragaman anggota yang mirip menjadi penting. Hal ini diperlukan untuk menyediakan dan
memunculkan suasana perbedaan bagi anggota kelompok, lalu menjadikannya kesempatan
bagi mereka untuk belajar mengelola dan mengatasi perbedaan tersebut.
• Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembagian kelompok,
antara lain keseimbangan gender, latar belakang ekonomi/budaya/agama, keberagaman
kemampuan. Misalnya, pertama-tama dapat diidentifikasi terlebih dulu anak-anak dengan
musikalitas yang baik. Setelah itu, baru dilakukan pembagian anak-anak yang lain sesuai
komposisi tertentu (gender, ekonomi, agama, budaya, dan lainnya).
Pembagian Tugas:
• Dalam pembagian tugas membawa perkakas dapur, tiap kelompok perlu diingatkan untuk
mengacu pada tabel yang tersedia sehingga dapat diketahui tugas setiap anggota dan
perkiraan ragam bunyi yang akan dihasilkan. Mungkin saja rencana yang dibuat di sekolah
berubah karena mereka menemukan perkakas yang lebih baik dalam menghasilkan bunyi
yang diinginkan di rumah. Oleh karena itu, pengisian tabel daftar perkakas secara lengkap
dapat diselesaikan setelah anak yakin dan benar-benar mencobanya di rumah. Cek apakah
perkakas aman untuk dibawa ke sekolah.
• Setelah menyelesaikan tabelnya, mintalah anak menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Adakah kesulitan saat kelompok memilih alat dapur?
oo Gali lebih dalam:
»» Apakah ada perbedaan pendapat?
»» Mungkin memperebutkan perkakas tertentu?
»» Bila ada, bagaimana menyelesaikannya?
»» Apa yang kamu rasakan? Adakah cara lebih baik untuk menyelesaikannya?
oo Memang terkadang kita harus mengorbankan keinginan pribadi demi tercapainya
tujuan kelompok. Ini berarti setiap anggota kelompok harus mendapatkan
kesempatan dan berani menyampaikan pendapat dan pertimbangannya sebelum
kemudian menyepakati keputusan bersama.
2. Bagaimana membuat agar berbagai bunyi alat dapur itu enak didengarkan?
oo Di tahap ini, kelompok akan membuat rencana untuk mengkreasikan bunyi dari
perkakas dapur mereka agar menjadi sajian menarik.
3. Apakah kelompokmu sudah bekerjasama dengan baik dalam diskusi? Menurutmu, apa
saja yang diperlukan agar kelompok dapat bekerjasama dengan baik?
oo Pada bagian ini, cek pemahaman mereka mengenai ciri-ciri kelompok yang baik dan
berkinerja tinggi.
oo Kelompok yang berkinerja tinggi tak hanya percaya satu sama lain, mereka
peduli dan berkomitmen satu sama lain secara tulus dalam pencapaian tujuan,
mereka mempunyai ikatan antar manusia yang kuat (The Wisdom of Teams, karya
Katzenbach dan Smith, Terbitan Harvard Business School Press, 1993).
oo Jadi, yang diperlukan anggota kelompok adalah saling mengenal dan terus
mengembangkan sikap saling percaya, serta bahu-membahu dalam proses
menyelesaikan tugas. Kegiatan ini memberikan kesempatan untuk itu, terutama
dalam tahap latihan untuk pertunjukan nanti.
Melalui kegiatan ini, anak akan melatih keterampilannya dalam bergotong royong
lewat kolaborasi untuk mencapai tujuan, berbagi tugas atau tanggung jawab, dan
peduli kepada anggota serta kinerja kelompoknya sehingga kegiatan ini mengasah
nilai gotong royong dan akhlak mulia dari Profil Pelajar Pancasila.
Berkebinekaan global (berinteraksi), gotong royong (berkolaborasi), dan mandiri
(bertanggung jawab atas proses dan hasil belajar), merupakan nilai-nilai yang akan
membentuk anak memiliki Profil Pelajar Pancasila.
• Pada bagian ini, orang tua sebaiknya menemani anak untuk belajar merasakan dan
mengalami perbedaan; bahkan mungkin konflik. Luangkan waktu untuk mendengarkan
anak secara aktif, mendorongnya menyatakan pendapat dan perasaannya, dan ajukan
pertanyaan-pertanyaan reflektif, seperti:
oo apa yang membuatmu berpikir begitu?
oo apa yang sebaiknya kamu lakukan?
• Secara sadar, orang tua perlu membuka dialog dengan anak (sebagaimana poin di atas)
dalam setiap kesempatan atau momen yang menampakkan “perbedaan atau keberagaman”
(misalnya, menonton orkestra, debat, panggung seni, dan lain-lain). Ajak anak menyampaikan
perbedaan yang ada dan pendapatnya.
oo Orang tua tidak selalu harus sependapat dengan anak, dan sebaliknya. Bahkan, kita
dapat melatih anak agar mampu merespons perbedaan secara bijak dengan cara
menyampaikan pendapat kita yang berseberangan dengannya.
oo Contoh, ketika anak mengatakan bahwa film yang baru ditonton bagus, kita bisa
menyampaikan bahwa film itu kurang bagus karena pesan moralnya kurang jelas.
Perhatikan reaksi anak. Kemudian, tanyakan alasan anak mengatakan film itu bagus.
Dengarkan jawabannya dan berilah apresiasi atas pendapatnya. Jelaskan bahwa
setiap orang boleh memiliki pendapat yang berbeda-beda karena latar belakang dan
pengalaman setiap orang pun berbeda-beda.
• Sebelum membawa alat atau perkakas dapurnya ke sekolah, anak harus memperoleh izin
dari orang tua. Guru dapat menyiapkan lembar persetujuan yang akan ditandatangani orang
tua masing-masing anak.
• Setelah dibawa ke sekolah, mintalah tiap anak mendemonstrasikan cara menghasilkan
bunyi-bunyian dari alat dapur yang dibawanya.
• Kita perlu menyiapkan rangkaian jadwal latihan yang akan dilalui anak-anak hingga waktu
pertunjukan dan giliran kelompoknya tampil.
Kegiatan ini melatih anak dalam semua dimensi gotong royong, yaitu berkomunikasi,
pencapaian tujuan bersama, rasa saling ketergantungan positif, menyadari peran dirinya
dan peran orang lain dalam kontribusinya mencapai tujuan bersama.
Berkebinekaan global (berinteraksi), gotong royong (berkolaborasi), dan mandiri
(bertanggung jawab atas proses dan hasil belajar), merupakan nilai-nilai yang dibutuhkan
untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila dalam diri anak.
Pesan Moral
1. Sebelum memulai sesi pertunjukan, ajak anak untuk mendiskusikan tentang sikap dan
peran yang harus ditunjukkan saat nanti tampil dan menonton penampilan kelompok lain.
Tanyakan:
• Apakah ketika ada yang tampil, kelompok lain boleh tidak menyimak atau menonton
karena sibuk sendiri mempersiapkan giliran mereka berikutnya?
• Apa rasanya saat kita tidak diperhatikan?
• Mengapa kita harus memperhatikan orang lain?
2. Jelaskan bahwa kegiatan pertunjukan ini adalah bentuk apresiasi dan perayaan kerja keras
kita semua. Tanyakan:
• Apakah kelompok masih perlu waktu untuk menyiapkan diri?
Sepakati waktunya, lakukan sesuai kesepakatan bersama, sehingga ketika pertunjukan
dimulai, semua sudah siap menonton.
Kegiatan Alternatif
• Kegiatan ini dapat pula dimanfaatkan untuk menyediakan kesempatan bagi mereka yang
mau berlatih menjadi panitia pertunjukan yang bertugas mengelola waktu dan menentukan
giliran penampilan tiap kelompok, atau menjadi pembawa acara.
• Bentuk tim yang terdiri atas mereka yang mau menyediakan dirinya masuk dalam tim panitia
pertunjukan ini.
• Berilah kesempatan untuk menampilkan refleksi tiap anak sebagai penghargaan atas kerja
keras mereka dengan memajangnya (misalnya, di ruang kelas, di mading kelas, atau di ruang
kelas virtual).
• Jika jaringan internet tersedia, refleksi dapat dikemas dan dilakukan di ruang virtual melalui
fasilitas aplikasi survei digital daring (Google Form, Survey monkey, dan lainnya).
Pesan Moral
Kegiatan refeksi
akan membuat kita bersikap Nilai-nilai lain yang terkait
optimistis akan masa depan kita dalam diskusi:
karena kita dapat mengetahui • jujur
hal-hal yang sudah baik • percaya diri
maupun yang masih perlu • kerja keras
diperbaiki saat ini, • menghargai orang lain
• reflektif
sebagai bekal peningkatan diri
• disiplin
di masa mendatang.
• terencana
• optimistis
• komunikasi
• Pada kegiatan refleksi ini, anak diajak untuk mengambil pelajaran positif dari penampilan
kelompok mereka dan kelompok lainnya. Oleh karena itu, sebelum mulai mengisi kolom,
tanyakan kepada anak, apa yang dimaksud dengan pelajaran positif.
• Dalam konteks pertunjukan musik dapur, makna dari pelajaran positif adalah sesuatu yang
disukai, baik dari penampilan kelompok lain maupun dari kelompok sendiri.
• Diskusi berikutnya adalah apa yang seharusnya dilakukan setelah mengetahui pelajaran
positifnya. Pelajaran positif dapat ditindaklanjuti dengan menetapkan cara pandang atau
pemahaman baru, atau dengan merencanakan pembiasaan untuk menguatkan dan
menerapkannya.
• Kegiatan refleksi ini dapat juga dilakukan secara terbuka dengan memberikan apresiasi dan
umpan balik positif, usai satu kelompok tampil.
• Tiap kelompok dapat diminta untuk mengidentifikasi satu-dua hal atau hal yang paling
menarik dari penampilan tiap kelompok lain. Kemudian, tiap kelompok yang menonton
menyampaikan kesannya. Hal ini akan menguatkan kepercayaan diri dan rasa pencapaian
yang akan membawa dampak positif bagi tim yang tampil.
• Kita perlu ingat bahwa intensitas 1 komentar negatif, hanya dapat diimbangi oleh 5 komentar
positif. Jadi, jangan biarkan para penampil yang merasa kurang maksimal, setuju dengan
pemikiran mereka sendiri bahwa mereka gagal atau berpenampilan buruk. Berilah komentar
positif untuk membantu mereka turun panggung pertunjukan dengan kepala tegak.
Materi 1
• Perbedaan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dan selalu akan
kita temui sehari-hari di manapun kita berada. Perbedaan agama, suku,
warna kulit, penampilan fisik, bahasa, pendapat, kehebatan, yang ada
di antara manusia adalah hal alami yang tidak perlu dipertentangkan.
Kita justru harus dapat memahaminya terlebih dahulu dengan
mengenali kekuatan diri kita dan orang lain.
• Dalam cerita “Lima Sekawan” anak-anak sudah belajar tentang peran para tokohnya yang
saling melengkapi walaupun secara fisik, sifat, dan fungsi mereka berbeda. Tujuannya sebagai
pemersatu segala bentuk perbedaan yang ada.
• Dalam kegiatan “Musik Dapur yang Heboh”, anak-anak pun belajar tentang beragam bunyi
dan menemukan bunyi yang tepat dari alat dapur mereka, menggambarkan upaya mencari
kekuatan atau kelebihannya. Bunyi-bunyian itu kemudian disatukan untuk menghasilkan
bunyi yang berirama dan dapat dinikmati bersama, sebagai gambaran gotong-royong
menyatukan kekuatan demi pencapaian tujuan.
Tips Penyampaian
Diskusi
Tips Penyampaian
• Biarkan anak melakukan kegiatan ini secara mandiri untuk memastikan pemahamannya
tentang arti perbedaan dan sikap maupun tindakan yang diperlukan untuk membangun
persatuan.
• Berilah bantuan seperlunya, apabila anak membutuhkan penjelasan atas pernyataan-
pernyataan yang tertera.
Pesan Moral
Diskusi
• Sikap saling memahami kelebihan dan kekurangan orang lain, mau menerima pendapat
orang lain yang berbeda dengan kita, menghormati suku, agama, budaya, dan adat istiadat
orang lain, tolong menolong dalam perbedaan suku dan budaya, ikut serta dalam kegiatan
melestarikan budaya bangsa, adalah contoh sikap yang mendukung persatuan.
• Dalam kegiatan ini, anak akan mengasah rasa dalam memahami perbedaan dan memilih
tindakan yang tepat untuk menyikapi perbedaan dan menggalang persatuan.
• Misalnya, anak diminta memilih antara:
oo Dalam kelompokmu ada teman yang membawa alat dapur yang berbeda; kita harus
menerima bunyi yang berbeda itu - √
oo Dalam kelompokmu ada teman yang membawa alat dapur yang suaranya sangat
mengganggumu; kamu tidak mengijinkan dia menggunakannya - X
• Setelah anak selesai mengerjakan kegiatan ini, mintalah anak menjelaskan alasan atas tiap
pilihannya.
Kegiatan Alternatif
• Ajak anak fokus membayangkan dirinya berada dalam konteks yang diberikan di setiap
pernyataan. Minta ia memilih sikap dan tindakan yang akan ditunjukkannya jika berada
dalam tiap pernyataan tersebut.
• Tanyakan kepada anak, bagaimana cara anak membayangkan. Mintalah anak-anak untuk
saling berbagi. Boleh jadi ada yang menggunakan cara memejamkan mata, sedangkan
yang lain hanya cukup membaca saja. Hal ini penting untuk melatih anak memproyeksikan
bagaimana sikap yang kita pilih berpengaruh kepada orang lain.
• Maka, ajak anak untuk selalu mengecek kembali pilihan mereka di tiap pernyataan dengan
pertanyaan:
99 Apa yang akan dilakukan oleh orang lain jika anak memilih sikap/tindakan tersebut?
99 Apakah ada yang mengambil sikap yang berbeda?
99 Adakah yang ingin mengubah pilihannya setelah mendengar pendapat teman lainnya?
Mengapa?
Tips Penyampaian
• Kegiatan ini melibatkan pengambilan keputusan anak secara mandiri. Tujuannya untuk
menunjukkan pemahaman anak atas sikap yang tepat dalam menjunjung tinggi persatuan.
• Maka, mintalah anak membaca dulu kasus pendek yang diberikan. Kemudian, tanyakan
pendapat dan pemahamannya atas apa yang harus dilakukan, dan bantu anak
mengkonfirmasi serta meluruskannya, bila diperlukan.
Diskusi
• Ajak anak membayangkan juga apa respon teman yang tidak mau bermain dan memilih-
milih teman bermain dengan sikap atau tindakan yang dipilihnya.
• Di akhir kegiatan, tanyakan kepada anak, pelajaran (nilai-nilai) apa yang dapat diambil dari
kegiatan ini.
• mengekspresikan sikap dan tindakan yang mencerminkan nilai berbeda tetapi bersatu;
• menghargai kekuatan tiap orang dan menerima keberagaman dalam menguatkan persatuan
Indonesia.
• Mintalah anak untuk mengajak orang tua dan anggota keluarga mereka dalam
mempertimbangkan aksi yang akan mereka pilih. Dorong anak untuk berani mengekspresikan
pilihannya melalui seni serta akar budaya keluarga dan daerahnya.
• Ajak anak untuk menyampaikan pendapat dan perasaannya usai menyelesaikan tugas ini.
Tanyakan kepada anak:
99 Apakah ada perbedaan pendapat dalam menentukan bentuk aksinya?
99 Bagaimana proses negosiasi di antara anggota keluarganya dalam menyepakati bentuk
aksi nyata yang dipilih?
99 Seberapa besar dan apa saja bantuan yang diberikan orang tua dalam proses
penyelesaian tugas ini?
99 Apa yang anak syukuri, banggakan dan sukai, dari proses penyelesaian karya aksi nyata
keluarga ini?
• Sebelum anak-anak dibagi ke dalam kelompok, minta mereka membaca tentang kegiatan ini.
• Tanyakan pendapat dan pemahaman mereka. Bantu meluruskan dan menguatkan
pemahaman mereka.
• Tekankan kepada mereka bahwa poster yang akan dibuat adalah tentang menerima
keberagaman. Maka, dalam proses pembuatannya pun harus mencerminkan hal tersebut.
• Di awal kegiatan, ajak anak untuk memahami tujuan tugas kelompok ini.
• Kegiatan ini membutuhkan banyak ide dan gagasan dari tiap anggota kelompok. Maka,
berilah kesempatan untuk kelompok melakukan curah ide.
99 Minta setiap anggota kelompok menulis ide judul poster sebanyak mungkin dalam waktu
3-5 menit.
99 Sampaikan bahwa tiap anak perlu fokus menuangkan ide, bukan mempertanyakan,
mengomentari, atau mengkritisi ide-ide yang ditulis teman lainnya.
99 Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring sebanyak mungkin ide terlebih dulu.
• Kemudian, dari daftar ide tersebut, mintalah kelompok memilih 3 yang mereka anggap paling
cocok. Di sesi ini, tiap anak dalam kelompok diminta untuk saling menjelaskan, bernegosiasi,
beradu argumen, dengan tetap saling mendukung, demi tujuan kelompok yang sama.
• Setelah diperoleh 3 pilihan, tulislah ketiganya dalam kolom-kolom yang tersedia di dalam
buku.
• Berilah waktu untuk membacanya kembali, lalu minta mereka melakukan proses yang sama
untuk memilih 1 ide saja, yang kemudian akan dikembangkan menjadi poster.
• Tanyakan:
99 Dalam media apa poster kelompok akan disajikan?
99 Apakah poster akan berbentuk fisik? Dari bahan apa saja? Apa yang dibutuhkan?
99 Atau akan berbentuk digital? Akan dicetak atau tidak? Jika tidak dicetak, bagaimana
membagikannya pada komunitas?
99 Berikan waktu kepada kelompok untuk memutuskan dan merencanakan, sebelum
mulai membuat posternya.
99 Ajak semua kelompok untuk mempertimbangkan baik-baik isi pesan dalam poster.
Selain itu, mintalah mereka memikirkan agar mampu membuat poster dengan kualitas
yang baik, tanpa banyak biaya, dan tidak cuma menjadi sekedar ‘sampah’ baru yang
tidak akan terpakai lagi setelah unit ini berakhir.
99 Dorong kelompok untuk mengajukan argumentasi demi mempertahankan isi pesan dan
media yang digunakan untuk poster mereka. Mungkin akan muncul beragam pilihan
mulai dari pilihan poster yang dapat dibuat menggunakan bahan baku bekas, hingga
pilihan pembuatan poster menggunakan media digital tanpa perlu dicetak.
Nilai-nilai lain yang terkait • Kegiatan kelompok ini sangat sarat dengan
dalam diskusi: nilai-nilai yang dapat membentuk karakter dan
• bersahabat Profil Pelajar Pancasila. Anak belajar, antara lain,
• menghargai pendapat tentang:
• kreatif
• Bersikap dan berperilaku positif terhadap teman
• bernalar kritis
(berakhlak mulia kepada manusia)
• toleransi
• kerja sama • Saling menghargai, berkomunikasi dan
• kolaborasi berinteraksi dengan teman (berkebinekaan
• gotong royong global)
• cinta damai • Bekerja sama, berkolaborasi, saling peduli dan
• persatuan berbagi (gotong royong)
• kerja keras • Bertanggung jawab atas proses dan hasil
kerjanya, memahami perannya, dan bekerja
dengan disiplin/regulasi diri (mandiri)
• Menghasilkan poster yang menarik dan
bermanfaat (kreatif)
• Memproses informasi dan gagasan, menganalisis,
mengevaluasi,dan merefleksi gagasan dan proses
pembelajaran dari kegiatan (benalar kritis)
32 Unit 1 Berbeda Tetapi Bersatu
Komitmen
Tips Penyampaian
• Kapan terakhir kali anak-anak diajak ke suatu tempat, situasi, atau keadaan di mana mereka
dapat terpapar oleh perbedaan dan keberagaman?
• Apa yang dapat dipelajari oleh anak-anak dalam kesempatan, keadaan, atau situasi tersebut?
• Apa yang dapat disiapkan oleh sekolah atau keluarga untuk menyediakan peluang belajar
tersebut?
• Apa saja kemampuan yang diperlukan seseorang untuk terampil dalam menghadapi atau
merespons perbedaan dan keberagaman?
Cinta Damai
Unit Kemampuan berpikir, berkata, dan berperilaku baik,
2 yang menyebabkan terciptanya suasana yang damai,
aman, dan menyenangkan untuk sesama
Semangat Kebangsaan
Unit Kemampuan berpikir, bertindak dan berwawasan yang
4 menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri sendiri atau kelompoknya
Persatuan Indonesia
Unit Semangat dan usaha untuk mewujudkan NKRI yang
6 terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya, agama, dan
kepercayaan yang berbeda
36 Unit 2 Cinta Damai
Cinta Damai
Pengantar
• Keadaan damai dalam suatu lingkungan adalah hasil dari upaya semua orang yang berada di
dalamnya. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran penuh dari tiap orang untuk memeliharanya.
• Cinta damai adalah sikap, kemampuan berpikir, berkata, dan berperilaku baik, yang
menyebabkan terciptanya suasana yang damai, aman, dan menyenangkan untuk sesama.
Sikap cinta damai harus dimulai dari diri sendiri dan dipelihara bersama-sama sehingga
tercipta budaya cinta damai.
• Budaya cinta damai menyangkut pola pikir, cara bersikap, perilaku, karakter, mentalitas,
keyakinan, pola hubungan dengan pihak lain, tata kehidupan bersama yang ditandai dengan
nilai-nilai luhur seperti keadilan, kesetaraan, demokrasi, dan solidaritas. Budaya damai itu
menyangkut bagaimana kita menata suatu kehidupan bermasyarakat yang bebas dari
kekerasan, penindasan, maupun peminggiran.
• Anak Indonesia yang cinta damai akan turut membangun budaya ini dan mendukung tujuan
berdirinya bangsa dan negara kita. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa perdamaian
abadi merupakan salah satu dasar yang turut diejawantahkan dalam melaksanakan
ketertiban dunia.
Tips Penyampaian
• Sebelum membaca cerita, ajak anak mengingat bagaimana rasanya berada dalam suasana
yang tertib dan damai.
• Usai membaca, ajak anak mengingat apa saja yang dapat membuatnya marah atau tidak
nyaman, bagaimana responsnya saat itu terjadi, apakah responsnya membuat orang lain
tidak nyaman juga.
• Ajak anak mendiskusikan jawaban pertanyaan-pertanyaan setelah bacaan.
Pesan Moral
Kosakata
Menciptakan kedamaian
dimulai dari gulali: makanan terbuat dari air gula
kental
bagaimana kita mengelola emosi,
luput: tidak kena; meleset
mengontrol pikiran, dan
jengkel: perasaan kesal
memilih respons dan tindakan
yang didasari sikap cinta damai.
Unit 2 Cinta Damai 39
Diskusi Pertanyaan Kritis
1. Cerita ini dibuka dalam suasana yang damai dan menyenangkan. Namun, tiba-tiba terjadi
keributan dan kekacauan. Apa yang telah terjadi?
• Bagian ini bertujuan mendorong anak menemukan tokoh mana (siapa) dan apa yang
dapat dilakukannya agar tidak terjadi kekacauan. Mungkin ada yang menjawab
Miko si gajah. Ya, Miko harus lebih berhati-hati. Namun, ia sudah meminta maaf atas
ketidaksengajaannya. Contoh pertanyaan:
oo Pernahkah kamu mengalami keadaan yang sama dengan Miko yang tidak sengaja
melakukan sesuatu lalu membuat orang lain marah?
oo Apa yang kamu lakukan saat itu? Meminta maaf? Apakah permintaan maafmu diterima?
oo Ajak anak menjadi seperti detektif yang menyelidiki hubungan sebab-akibat, aksi-
reaksi, dari rangkaian kejadian dalam bacaan, mulai dari keadaan tertib-damai ke
keadaan kacau.
oo Dorong penyelidikannya hingga anak dapat menemukan bahwa tokoh Poni lah yang
sesungguhnya dapat mencegah agar kekacauan tidak meluas, atau bahkan tidak
perlu terjadi.
• Contoh pertanyaan lainnya:
oo Siapa saja yang awalnya terlibat pertikaian?
oo Siapa yang memulai dan sebenarnya dapat mencegah keadaan kacau itu meluas?
oo Bagaimana caranya?
2. Seandainya kamu adalah Poni si kuda kecil, apa yang akan kamu lakukan saat kue-kuemu
tidak sengaja dijatuhkan oleh Miko si gajah?
• Ajak anak mendaftar reaksi yang muncul pada Poni akibat kue-kuenya tersenggol Miko.
Mintalah anak menempatkan dirinya sebagai Poni. Biarkan ia menyelami perasaan tidak
menyenangkan yang dirasakan Poni (jengkel, marah, sakit hati, kecewa, dan lainnya).
Reaksi (dalam hal ini perasaan tak nyaman pada Poni) akibat aksi (ketidaksengajaan Miko)
adalah hal yang alami. Poni tidak dapat menghentikan rantai aksi-reaksi, tetapi Poni dapat
memilih apa yang akan ia tunjukkan/katakan/lakukan terhadap Miko. Ini namanya adalah
respons.
• Contoh pertanyaan: Apa saja perasaan tidak menyenangkan yang Poni rasakan?
• Bimbing anak untuk membuat daftar pilihan respon yang dapat dilakukan oleh Poni saat
itu. Pikirkan sikap seperti apa yang dapat Poni tunjukkan, kalimat apa yang dapat Poni
sampaikan sesaat setelah Miko menjatuhkan kue-kuenya, bagaimana sebaiknya Poni
merespon Miko yang sudah meminta maaf.
3. Menurutmu, apa yang harus dilakukan saat teman berbuat kesalahan dan meminta maaf?
• Sebaiknya pertanyaan ini didiskusikan bersamaan dengan pertanyaan sebelumnya
karena berpeluang untuk mempertajam jawaban dan daftar kemungkinan respons yang
dibuatnya.
4. Pernahkah kamu berada dalam situasi yang tidak menyenangkan, seperti pertengkaran atau
perkelahian? Ceritakanlah pengalamanmu.
• Dalam keadaan hening dan khidmat, ajak anak membayangkan situasi tidak
menyenangkan yang pernah mereka alami untuk mengingat reaksi apa saja yang muncul
waktu itu (perasaan, sikap atau mungkin sudah dalam bentuk tindakan). Bagaimana
kemudian suasananya saat itu.
5. Bagaimana cara kita menjaga suasana kelas agar tetap damai dan menyenangkan?
• Dengarkan jawaban anak. Arahkan hingga mereka dapat mengambil makna bahwa
kedamaian itu dimulai dari dan dipelihara oleh diri masing-masing. Kenalkan strategi
STOP*).
6. Tanyakan kepada anak, apa 3 pertanyaan yang akan mereka tanyakan kepada ibu jerapah.
• Mintalah anak menulisnya pada tempat yang tersedia di buku. Ajak anak untuk
membahasnya bersama sekaligus memberikan penjelasan yang mudah dimengerti anak.
Cerita ini memberi kesempatan bagi anak untuk menganalisis dan menyimak kembali
situasi dalam cerita, mengevaluasi dan menyimpulkan apa yang dapat dilakukan agar
situasi penuh kekacauan tidak terjadi (bernalar kritis).
Cerita ini juga mengajarkan tentang berbuat baik terhadap sesama, menyadari situasi
dan meregulasi diri, terutama demi menjaga agar situasi tetap tertib dan damai
(berakhlak mulia dan mandiri). Dengan demikian, anak akan mengasah dirinya untuk
memiliki ciri-ciri Profil Pelajar Pancasila.
• Kemampuan anak dalam mengelola emosinya sangat penting untuk dikembangkan, terutama
anak saat ini sudah berusia sekitar 9—10 tahun. Kemampuan ini dibutuhkan dalam tumbuh
kembang anak sehingga ia akan mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain
secara maksimal.
• Di bagian ini, kita dapat menyediakan waktu khusus untuk mendiskusikan definisi marah
atau kemarahan bersama anak-anak.
99 Ajak anak untuk berbagi, apa yang dimaksud dengan “marah” atau “kemarahan”
menurutnya.
99 Arahkan diskusi agar selaras dengan definisi ilmiahnya.
99 Misalnya, menurut Whitson (2011), marah itu sebuah emosi dasar yang spontan, temporer,
mendalam, biasanya dipicu oleh rasa frustasi dan pengalaman yang tak mengenakkan.
Marah adalah emosi yang nyata, kuat dan alami, tetapi seringkali tidak menunjukkan apa
yang jadi pemicunya. Lyman Abbot menyatakan: “Jangan ajari anak untuk tidak marah;
ajari mereka mengekspresikan kemarahan dengan tepat yang justru dapat meningkatkan
kualitas hubungan antar individu.”
• Beberapa ide kegiatan untuk mengekspresikan diri dan perasaan anak:
99 Mencari dan mencocokkan perasaan dengan gambar
99 Memerankan perasaan anak
• Baca juga:
99 Rogers, V. 2011. Games and activities for exploring feelings with children: Giving children
the confidence to navigate emotions and friendships. London: Jessica Kingsley Publishers.
99 Asta, D.(n.d.). "8 contoh kegiatan eksplorasi anak untuk perkembangannya". Diakses 17
September 2021. https://dosenpsikologi.com/contoh-kegiatan-eksplorasi-anak
• mampu merasakan dampak dari prasangka buruk terhadap persahabatan (dan perdamaian);
• memahami bahwa prasangka buruk dapat diatasi dengan keterbukaan, serta sikap dan hati
yang cinta damai;
• mampu mengendalikan perasaannya jika sesuatu yang buruk terjadi;
• menunjukkan sikap positif dan tidak gegabah dalam bertindak;
• selalu berupaya menciptakan suasana damai di sekolah, rumah, dan tempat lainnya.
Materi Kegiatan 1
3. Pernahkah kalian dan sahabatmu tidak saling bicara, bahkan bermusuhan? Ceritakan
kisahmu dan bagaimana perasaanmu saat itu.
Pertanyaan ini merupakan kesempatan untuk mengajak anak-anak melakukan refleksi diri.
• Jawaban anak-anak atas pertanyaan ini kemungkinan besar akan beragam. Oleh karena
itu, berikan kesempatan kepada mereka untuk saling berbagi dan saling belajar sebagai
bagian dari mengenali beragam upaya yang dapat dilakukan dalam bersikap dan
menunjukkan akhlak baik kepada sesama manusia.
Pesan Moral
Nilai-nilai lain yang terkait
Prasangka (atau asumsi), dalam diskusi:
terutama prasangka negatif, • empati
• bersahabat
adalah sumber dari permasalahan
• rasa hormat
dan perpecahan. Oleh karena itu,
• saling percaya
upayakan segala cara untuk • mandiri
meminimalisasi prasangka negatif. • toleransi
• jujur
• "Kisah Persahabatan Vania dan Ella” dalam kegiatan ini dapat orang tua gunakan sebagai
pintu masuk untuk mendiskusikan emosi dan perasaan anak.
• Mengajari anak untuk mengenali emosi atau perasaannya sendiri sangat penting bagi
pertumbuhan mental anak di kemudian hari. Dengan memahami perasaannya sendiri, anak akan
mampu mengelola atau mengatur emosinya yang dapat memengaruhi sikap, perilaku, ataupun
keputusan yang dibuatnya. Anak yang memahami emosinya, cenderung untuk bertindak tidak
dengan menggunakan amarah, agresi, atau pembangkangan dalam mengekspresikan dirinya.
• Selain itu, mengajari anak tentang emosi akan membantunya memiliki mental yang lebih kuat.
• Berikut ini ada beberapa cara untuk mengajari anak tentang perasaan dan emosi (Amy
Morin, LCSW. Desember 2020. How to Teach Kids about Their Feelings. Diakses dari: https://
www.verywellfamily.com/how-to-teach-kids-about-feelings-1095012#teachable-moments)
oo Tanyakan bagaimana perasaan anak dan bantu anak menjawab dengan menyebutkan
“nama” perasaannya, seperti bahagia, marah, sedih, takut. Diskusikan bersama anak. Hal
ini juga akan membangun rasa empati anak terhadap perasaan orang lain.
oo Ajarkan strategi mengatasi perasaannya, terutama rasa marah, sedih, dan takut. Dengan
kemampuan mengatasi emosi ini, anak akan dapat menyelesaikan konflik dengan damai,
mencegah tindakan agresif, atau perilaku mencari perhatian.
oo Berikan apresiasi dan pujian saat anak dapat mengelola atau mengatur emosinya dengan
baik.
• Dalam cerita pada kegiatan ini, anak akan belajar tentang emosi yang dirasakan oleh Ella.
Tanyakan kepada anak tentang emosi yang dirasakan Ella dalam cerita itu. Menurutnya, apa
“nama” emosi itu, apakah ia pernah merasakan hal yang sama, dan bagaimana ia mengatasinya.
Pesan Moral
Prasangka buruk
dapat membuat persahabatan
atau hubungan antar manusia
merenggang.
Hal ini dapat mengancam
perdamaian dan persatuan.
Oleh karena itu,
kita harus selalu menghindari
prasangka buruk.
Baca Juga
• Djamil, M.S. (2019, 25 Maret). Pendidikan damai. Diakses dari:
https://mediaindonesia.com/opini/225153/pendidikan-damai
• Liputan6.com. (2018, 28 April). Ingin persahabatan tetap harmonis? Coba 8 tips berikut ini.
Diakses dari: https://www.liputan6.com/citizen6/read/3491957/ingin-persahabatan-tetap-
harmonis-coba-8-tips-berikut-ini
• Orang tua perlu selalu melakukan dialog terbuka dengan anak. Keterbukaan kepada anak
akan membuat anak nyaman dan aman.
• Kita dapat berbagi pengalaman dengan anak tentang naik turunnya hubungan persahabatan.
Ceritakan contoh persahabatan yang pernah kita alami sebagai bentuk empati saat anak
sedang merasakan sedih atau kecewa terhadap hubungannya dengan salah satu teman atau
sahabatnya. Kemudian, diskusikan bersamanya tentang cara-cara memperbaiki hubungan yang
sedang kurang baik. Biarkan anak menyampaikan pendapatnya. Dengarkan dengan sepenuh hati.
• Rasa nyaman dan aman di rumah bersama keluarga, merupakan modal dasar bagi anak
dalam memupuk rasa cinta damai. Orang tualah yang harus mampu menciptakan interaksi
sosial yang nyaman sehingga anak merasa betah di rumah. Rumah adalah tempat untuk
menyemai budaya damai sejak usia dini.
• Penanaman budaya damai di rumah tidak dapat dilakukan dengan cara memberi nasihat
kepada anak tentang the do’s and the don’ts. Hal itu harus dicontohkan langsung oleh orang
tua dan seluruh anggota keluarga. Misalnya, saat sedang berselisih, tidak menggunakan kata-
kata kasar; apalagi menggunakan tindak kekerasan.
• Perselisihan yang mungkin terjadi di antara anggota keluarga, harus mampu diselesaikan
dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat. Orang tua dapat berperan sebagai
mediator agar pihak terkait dapat duduk bersama dan berbicara baik-baik tanpa emosi yang
tinggi.
• Bila anak terbiasa tumbuh dan berkembang dalam budaya keluarga yang cinta damai, maka
ia akan menjadi pribadi yang pandai menebar kasih sayang terhadap sesama dan mencintai
perdamaian.
• Bantu anak dan kelompoknya menyiapkan jadwal kegiatan yang akan dilalui anak-anak, sejak
dari pembentukan kelompok, penyusunan skenario, latihan, hingga waktu pertunjukan.
• Berikan contoh format skenario sederhana untuk satu adegan (Gambar 1), untuk membantu
kelompok dalam mengorganisasi penyelesaian tugas mereka.
• Tugas ini terdiri atas beberapa tahap, dari pembagian kelompok, pengembangan ide cerita
drama, penulisan skenario, pembagian tugas dan peran, latihan bersama, sampai pada
penampilan dramanya. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan tugas ini, diperlukan sikap
gotong royong dan keinginan kuat untuk menghasilkan pertunjukan drama yang terbaik.
• Selain ide pokok cerita drama itu bermuatan nilai cinta damai, proses persiapannya pun
mengandung nilai cinta damai.
• Perhatikan dinamika dalam kelompok. Perbedaan pendapat dan perselisihan kemungkinan
bisa terjadi selama bekerja dalam kelompok. Ingatkan kepada anak untuk selalu fokus pada
solusi menyelesaikan perbedaan dan perselisihan secara damai.
Kegiatan main peran dalam pertunjukan drama ini akan memupuk kreativitas anak
dan mengasah keterampilannya dalam bergotong royong.
Selain itu, selama proses persiapan sampai penampilannya, anak juga akan mengasah
nilai-nilai kebinekaan global, kemandirian, dan bernalar kritis. Kelima elemen ini
sangat dibutuhkan anak dalam membentuknya memiliki Profil Pelajar Pancasila.
2. Apa yang dapat kita lakukan untuk berbaikan kembali dengan sahabat setelah bertengkar?
• Berdasarkan pengalamannya dalam proses persiapan pertunjukan drama ini, refleksi
kegiatan-kegiatan sebelumnya, dan pengalaman pribadi lainnya, anak diminta untuk
memikirkan tiga hal yang dapat dilakukannya untuk mempertahankan persahabatan.
• Berilah cukup waktu untuk memikirkannya dan menuangkannya dalam tulisan.
• Kemudian, mintalah anak untuk mengantisipasi kemungkinan respons dari sahabatnya saat
ia melakukan tindakan tersebut. Ajak anak untuk melihat kemungkinan memperoleh respons
yang tidak diharapkannya dari sahabatnya itu, dan menyiapkan pengelolaan emosinya
dengan baik.
Materi 1
• Awali kegiatan pada bagian ini dengan bertanya kepada anak tentang pendapatnya akan
frasa “cinta damai”, sebelum mereka membacanya di buku.
• Kemudian, barulah minta anak membaca artinya di bagian “Pembelajaranku” secara mandiri.
• Lanjutkan pertanyaan dengan: apa pentingnya cinta damai dan apa pendapatnya jika tidak
ada cinta damai.
• Berilah cukup waktu kepada anak untuk mengaitkannya dengan cerita dan kegiatan-kegiatan
yang sudah dikerjakan sebelumnya di unit ini.
Tips Penyampaian
• Berilah waktu kepada anak untuk membaca bagian ini secara mandiri.
• Tanyakan kepadanya apabila ada hal yang kurang dipahaminya, lalu berikan penjelasan
menggunakan kata-kata sederhana agar mudah dipahami.
Diskusi
• Setelah anak selesai membaca bagian ini, tanyakan kepadanya, mengapa menjaga sikap dan
emosi kita tetap positif, merupakan hal penting dalam menciptakan suasana damai.
• Arahkan diskusi sehingga anak memahami makna, mengapa, dan bagaimana kita semua
perlu turut memelihara rasa cinta damai di tengah masyarakat.
• Sebagai penutup, tanyakan kepada anak:
oo Apakah anak pernah melakukan salah satu atau beberapa tindakan yang diberikan
sebagai contoh?
oo Bagaimana situasinya? Mintalah anak menceritakan situasi yang dihadapinya.
oo Adakah contoh lain yang dapat menciptakan suasana damai di lingkungan pergaulannya
dengan teman-temannya? Mintalah ia menjelaskannya.
Tips Penyampaian
Diskusi
• Kegiatan pada bagian ini cukup sederhana, yaitu memberi tanda centang pada pernyataan
yang dirasa cocok dan tanda silang bila tidak cocok. Namun, sampaikan untuk hati-hati
dalam memilih jawaban dan memberikan alasannya, tetapi tetap percaya diri.
• Mintalah anak menjelaskan, apakah pilihan yang dipilihnya itu akan menyelesaikan atau
justru memperpanjang permasalahan saat dijalankan.
• Misalnya, “mengajak semua pihak yang berselisih untuk membuktikan siapa yang paling
benar”.
oo Jika memilih jawaban ini, kemungkinan semua pihak kembali berpikir untuk ‘menang’
dan menjadi ‘paling benar’, yang justru malah tidak mengarah kepada perdamaian.
• Pastikan anak paham makna cinta damai. Tanyakan:
oo Apakah kalian sudah paham akan makna cinta damai?
oo Apakah keadaan tanpa perselisihan dapat terus terjadi?
• Sampaikan bahwa tidak selamanya kita dapat mencegah dan menghindari pertikaian.
Tanyakan, pernyataan mana dari soal-soal ini yang tetap memelihara cinta damai
walaupun perselisihan tak dapat dihindari.
• Jelaskan kepada anak bahwa semua yang telah diberi tanda centang hanyalah sedikit
contoh sikap dan tindakan yang mencerminkan cinta damai. Sikap semacam itu perlu
dibiasakan untuk dilakukan oleh setiap individu sebagai kontribusinya dalam menjaga
suasana bersama yang aman, tertib, dan damai. Jika setiap individu dalam masyarakat
senantiasa mempraktikkannya, maka dapat dibayangkan bagaimana wajah Indonesia
secara keseluruhan. Pastilah akan penuh dengan suasana cinta damai.
Tips Penyampaian
Diskusi
• Sama dengan kegiatan sebelumnya, anak diminta untuk memberi tanda centang pada
pernyataan yang dirasa cocok dan tanda silang untuk yang tidak cocok dengan sikap cinta
damai.
• Sikap cinta damai merupakan hal yang abstrak. Oleh karena itu, setelah anak selesai
mengerjakan latihan ini secara mandiri, ajaklah mendiskusikan jawaban-jawabannya agar
anak lebih yakin akan pemahamannya.
• Diskusikan tiap pernyataan bersama anak:
oo Damai adalah perasaan bebas dari segala kesulitan dan ketidaknyamanan - √
oo Rasa cinta damai dapat memelihara ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat - √
oo Konflik dan pertikaian adalah hal yang tidak mungkin kita hindari. Maka, biarkanlah itu
terjadi - X
oo Persahabatan harus dijaga dengan rasa percaya dan cinta damai dari semua pihak - √
oo Dengan keanekaragaman budaya yang kita miliki, tidaklah mungkin mengedepankan
persaudaraan dan persatuan - X
oo Menciptakan rasa aman dan nyaman untuk dapat melawan kelompok lain - X
oo Menjaga keseimbangan hubungan antara manusia, semua makhluk Tuhan, dan alam - √
oo Menghindari ujaran kebencian di media sosial yang dapat memecah belah masyarakat
kita - √
• Gunakan bahasa yang lebih sederhana untuk memastikan pemahaman anak.
• Anda tidak dapat memisahkan perdamaian dari kebebasan karena tidak ada
yang bisa tenang kecuali dia memiliki kebebasannya. -
Malcom X (Aktivis dari Amerika Serikat: 1925-1965)
• Sebagian besar dari kita merindukan kedamaian dan kebebasan; tetapi
sedikit dari kita yang memiliki antusiasme yang tinggi terhadap pikiran,
perasaan, dan tindakan yang membuat perdamaian dan kebebasan. -
Aldous Huxley (Penulis dari Inggris: 1894-1963)
• Sebelum memulai tugas ini, ajak anak mencari arti kata dalam KBBI daring terlebih dulu, lalu
mintalah ia menyampaikan pendapatnya.
oo damai: tidak ada perang; tidak ada kerusuhan; aman; tenteram; tenang; keadaan tidak
bermusuhan; rukun.
oo aman: bebas dari bahaya; bebas dari gangguan (pencuri, hama, dan sebagainya);
terlindung atau tersembunyi; tidak dapat diambil orang; tidak mengandung risiko;
tenteram; tidak merasa takut atau khawatir.
oo tertib: teratur; menurut aturan; rapi; sopan; peraturan yang baik.
• Dengan mengetahui maknanya, anak akan lebih memahami pentingnya mempertahankan
suasana cinta damai.
• Jelaskan kepada anak bahwa untuk menciptakan semua suasana itu, dibutuhkan kerjasama
dan gotong royong dari segenap anggota keluarga.
• Di awal tugas ini, ajak anak untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya saat berada
dalam keadaan aman, keadaan damai, dan keadaan tertib.
• Biarkan mereka mendefinisikannya sendiri. Kemudian, mintalah anak untuk mengeceknya
dalam kamus atau KBBI daring.
• Jelaskan dalam konteks lingkungan di rumah bersama keluarga.
oo Damai itu terkait dengan kasih sayang antara sesama anggota keluarga.
oo Aman itu bila tidak ada hal yang mengancam keselamatan baik fisik maupun psikis.
oo Tertib itu terkait dengan mengikuti aturan dan kesepakatan yang ada di rumah.
• Bisa saja peran tiap anggota keluarga di rumah berbeda-beda dalam memeliharanya.
Misalnya, terkait dengan keadaan aman, ayah memastikan semua pintu terkunci di malam
hari, sang anak membantu mengingatkan ayah dan menutup tirai jendela.
• Tugas bersama orang tua dan anggota keluarga lainnya ini melibatkan diskusi terbuka
tentang menciptakan suasana aman, damai, dan tertib di rumah.
• Menyiapkan anak, mendidik anak agar menjadi generasi yang cinta damai, termasuk
tanggung jawab orang tua. Prinsip cinta damai perlu ditanamkan sejak usia dini, dengan
melihat karakterisitk bangsa Indonesia yang multikultural.
• Mulailah dari hal-hal kecil. Misalnya, membiasakan anak untuk mengucapkan terima kasih,
selamat, salam, maaf, berdoa saat akan memulai dan mengakhiri kegiatan belajar, selalu
tersenyum kepada siapapun yang ditemui, dan lain-lain. Walaupun seringkali dianggap
sepele, hal-hal itu memiliki nilai-nilai dasar dalam menghargai dan menghormati orang lain,
yang pada akhirnya akan menciptakan suasana yang penuh kedamaian.
• Perspektif damai merupakan cara pandang untuk mengelola perbedaan dengan cara yang
santun, sopan, dan bermartabat. Bukan dengan perselisihan, kebencian, apalagi kekerasan.
Tugas orang tua yang terutama adalah menjadi teladan bagi anak-anaknya dan anggota
keluarga lain di rumah. Orang tua harus selalu wawas diri untuk bersikap dan berperilaku
yang mencerminkan nilai-nilai cinta damai dan menghindari kekerasan.
• Bagilah anak-anak ke dalam beberapa kelompok dengan menghitung sesuai jumlah kelompok
yang ingin dibentuk.
• Sebelum mengerjakan tugasnya, tanyakan kepada anak:
oo Bagaimana cara menciptakan suasana tertib, aman dan damai di sekolah?
oo Siapa saja yang harus menciptakan suasana tersebut?
oo Jika ada yang tidak mau ikut dalam upaya itu, apa yang akan dilakukannya?
• Di awal kegiatan, ajak anak untuk memahami tujuan tugas kelompok ini.
• Sama dengan yang dilakukan anak bersama anggota keluarganya, mintalah anak
mengungkapkan apa yang dirasakan saat berada dalam keadaan aman, keadaan damai, dan
keadaan tertib di kelas dan sekolah.
• Ajak mereka memberikan contoh konkretnya. Misalnya, keadaan aman: tidak saling dorong di
koridor sekolah, keadaan damai: tidak mudah bertengkar, keadaan tertib: antre saat jajan di
kantin sekolah.
• Untuk pembuatan posternya, mulailah dengan kegiatan curah pendapat.
oo Minta setiap anggota kelompok menulis ide judul poster sebanyak mungkin dalam waktu
3—5 menit.
oo Tiap anak fokus pada menuangkan ide, bukan mempertanyakan, mengomentari, atau
mengkritisi ide-ide yang ditulis teman lainnya.
oo Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring sebanyak mungkin ide terlebih dulu.
• Kemudian, dari daftar ide tersebut, mintalah kelompok memilih 3 yang mereka anggap paling
cocok. Di sini tiap anak diminta untuk saling menjelaskan, bernegosiasi, beradu argumen,
dengan tetap saling mendukung demi tujuan kelompok yang sama.
• Setelah diperoleh 3 pilihan, berilah kelompok waktu untuk memilih 1 ide saja yang kemudian
akan dikembangkan menjadi poster.
• Tanyakan:
oo Dalam media apa poster kelompok akan disajikan?
oo Apakah poster akan berbentuk fisik? Dari bahan apa saja? Apa yang dibutuhkan?
oo Atau akan berbentuk digital? Akan dicetak atau tidak? Jika tidak dicetak, bagaimana
membagikannya pada komunitas?
• Berikan waktu pada kelompok untuk memutuskan dan merencanakan, sebelum mulai
membuat posternya.
• Ajak semua kelompok untuk mempertimbangkan baik-baik isi pesan dalam poster. Selain itu,
mintalah mereka memikirkan agar mampu membuat poster dengan kualitas yang baik, tanpa
banyak biaya, dan bagaimana caranya agar poster mereka kelak tidak cuma menjadi sekedar
‘sampah’ baru yang tidak akan terpakai lagi setelah unit ini berakhir.
• Dorong kelompok untuk mengajukan argumentasi demi mempertahankan isi pesan dan
media yang digunakan untuk poster mereka. Mungkin akan muncul beragam pilihan mulai
dari pilihan poster yang dapat dibuat menggunakan bahan baku bekas, hingga pilihan
pembuatan poster menggunakan media digital tanpa perlu dicetak.
Kegiatan kelompok ini sangat sarat dengan nilai-nilai yang dapat membentuk karakter
dan Profil Pelajar Pancasila. Anak belajar, antara lain, tentang:
• Bersikap dan berperilaku positif terhadap teman (berakhlak mulia kepada manusia)
• Saling menghargai, berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman (berkebinekaan
global)
• Bekerja sama, berkolaborasi, saling peduli dan berbagi (gotong royong)
• Bertanggung jawab atas proses dan hasil kerjanya, memahami perannya, dan
bekerja dengan disiplin/regulasi diri (mandiri)
• Menghasilkan poster yang menarik dan bermanfaat (kreatif)
• Memproses informasi dan gagasan, menganalisis, mengevaluasi, dan merefleksi
gagasan dan proses pembelajaran dari kegiatan (bernalar kritis)
Bagian ini bertujuan mendorong anak untuk berpikir secara rasional mengenai sesuatu yang
sederhana sebagai wujud nyata komitmennya untuk menciptakan suasana damai. Bukan
sesuatu yang muluk-muluk, tetapi tak kunjung diwujudkan.
Ajak anak untuk membayangkan suasana damai yang diidamkannya, baik di rumah maupun di
sekolah. Kemudian, mintalah ia menulis bentuk kontribusinya yang dapat dilakukannya segera
untuk mencapai suasana yang diidamkannya tersebut. Anak dapat minta bantuan dari orang tua
atau guru dalam kegiatan ini.
• Kesempatan, keadaan, atau situasi apa saja yang dapat kita adakan atau gunakan bersama
anak-anak untuk berlatih menelaah perasaan dan benak pikirannya? Latih anak untuk
mampu mengendalikan emosinya dan tetap dapat menjaga keadaan damai walaupun
kemarahan mungkin sempat yang datang pada kita ingin memicu perselisihan?
• Apa saja keterampilan yang diperlukan seseorang agar mampu mengelola perasaan, pikiran
dan memberikan respons yang tepat dan menunjukkan sikap cinta damai?
• Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia, maupun anggota masyarakat. - Ki Hadjar Dewantara
• Menaklukkan ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi bisa menaklukkan diri
sendiri disebut penakluk yang brilian. - Bung Karno
• Cinta adalah bentuk paling murni dari jiwa yang damai. - Matthew Donnelly
• Orang picik tidak toleran, egois, dan tidak sabar. Orang bijak tenang, pengasih, dan pengertian.
- Maxime Lagace
Cinta Damai
Unit Kemampuan berpikir, berkata, dan berperilaku baik,
2 yang menyebabkan terciptanya suasana yang damai,
aman, dan menyenangkan untuk sesama
Semangat Kebangsaan
Unit Kemampuan berpikir, bertindak dan berwawasan yang
4 menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri sendiri atau kelompoknya
Persatuan Indonesia
Unit Semangat dan usaha untuk mewujudkan NKRI yang
6 terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya, agama, dan
kepercayaan yang berbeda
71 Unit 3 Cinta Tanah Air
Cinta Tanah Air
Pengantar
• Kekayaan tanah air dan bangsa kita, segala yang terkandung dalam perut bumi, maupun
yang terbentang di permukaannya, beserta segala keragaman budaya dan masyarakatnya
adalah daya tarik dan incaran bangsa lain sejak dahulu kala hingga saat ini. Sikap cinta tanah
air memungkinkan kita untuk bangga sekaligus berani untuk melindungi dan memanfaatkan
kekayaan kita dengan bijaksana.
• Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, berbuat, dan bahkan berkorban, untuk
menunjukkan kesetiaan, kecintaan, dan penghargaan yang tinggi terhadap apa yang
dimiliki bangsa kita (Suyadi, 2013). Tak kenal maka tak sayang, jika kita semakin mengenal apa
yang bangsa kita miliki, maka semakin besar pula cinta kita terhadap tanah air kita.
• Bangsa Indonesia harus memiliki rasa bangga, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa
menghormati dan loyalitas yang tinggi terhadap negara dan diwujudkan dalam perilakunya
sehari-hari.
• Sebagai masa depan bangsa Indonesia, anak Indonesia harus sejak dini mengenal dan
memelihara kekayaan bangsa dan tanah airnya sehingga bersedia untuk turut membela dan
menjaga keberlangsungan dan keberadaan negara Indonesia.
Cerita ini menggambarkan seorang ayah bersama kedua anaknya sedang berolahraga lari
santai. Mereka mampir di pasar hewan yang mereka lalui dan menemukan burung jalak
bali langka yang dijual. Mereka sempat menimbang-nimbang tindakan apa yang paling
tepat untuk mereka lakukan. Akhirnya, mereka rela berkorban dan memutuskan untuk
membelinya. Setelah itu, mereka menyerahkannya kepada yang berwenang, sekaligus
melaporkan penjualan terlarang tersebut .
Tips Penyampaian
• Pertanyaan ini mengajak anak untuk mencari dan menelusuri informasi mengenai cara
melindungi hewan dan tumbuhan langka. Ungkapan “tak kenal maka tak sayang” adalah
ungkapan yang cocok untuk menggambarkan hal ini. Dengan demikian, paling tidak anak
dapat mencari tahu dan mempelajarinya.
• Satu tautan berikut mungkin dapat membantu anak dalam menelusuri sumber-sumber
lain yang serupa di dunia maya: https://kumparan.com/berita-hari-ini/apa-saja-upaya-
untuk-melestarikan-hewan-dan-tumbuhan-yang-hampir-punah-1uIAVyQi2Vs/full. Media
dan teknologi informasi kini memungkinkan kita untuk mengunjungi daerah yang tak
mudah kita kunjungi dan melihat langsung jenis hewan langka di tempat hidup alaminya,
sebagaimana ditunjukkan melalui beberapa video berikut ini.
99 Harimau Sumatra - https://www.youtube.com/watch?v=Y0Q9UUX4A4w
99 Badak cula satu - https://www.youtube.com/watch?v=KWCogxa0BDk
99 Elang Jawa - https://www.youtube.com/watch?v=YDs36PV57mQ
99 Yaki Sulawesi - https://www.youtube.com/watch?v=QsxFplTDgpE
5. Sebagai anak Indonesia, bagaimana cara kita melindungi dan mencintai hewan dan
tumbuhan langka?
• Di dunia, status kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia kini hanya bersaing dengan
Brazil. Ragam ekosistem serta biota darat dan laut Indonesia masih dianggap jauh lebih
banyak. Selain itu, Indonesia juga diakui sebagai negeri adidaya budaya oleh Organisasi
Badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan –
UNESCO. Dunia telah mengakui bahwa kekayaan hayati dan budaya Indonesia begitu
luar biasa. Maka, sebagai bangsa Indonesia yang cinta tanah air, sudah selayaknyalah
kita mencintai segala kekayaannya itu. Konsekuensi logisnya adalah kita harus bijak dan
bertanggung jawab untuk melestarikan kekayaan itu secara berkesinambungan.
Materi Kegiatan 1
• Ajak anak untuk berkomentar dengan pertanyaan: Apakah kamu pernah mendengar kata-
kata ini (gawai, tetikus, saltik, swafoto, salin tempel)? Di mana? Kapan? Mana kata yang kamu
ketahui artinya?
• Diskusikan juga mengenai bahasa yang digunakan di rumah.
oo Bahasa apa yang digunakan di rumah?
oo Bahasa apa yang paling nyaman kamu gunakan?
oo Dari mana kamu belajar bahasa daerahmu?
• Sampaikan kepada anak bahwa bahasa daerah adalah bagian dari identitas individu dan
kekayaan bangsa yang perlu dilestarikan.
• Ajak anak melihat fakta, bahwa ada 718 bahasa di seluruh penjuru Indonesia
(https://petabahasa.kemdikbud.go.id/databahasa.php)
oo Jika tidak ada bahasa Indonesia, bagaimana bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam
suku bangsa dapat berkomunikasi satu sama lain?
oo Jika tidak lagi digunakan, bagaimana nasib 718 bahasa daerah itu?
300
200
100 58 62 72 80
26 10 11
0
Sumatra Jawa dan Bali Kalimantan Sulawesi Papua NTB NTT Maluku
Kegiatan ini mengasah kemampuan anak dalam bernalar kritis (mencari informasi
dari berbagai sumber untuk meningkatkan kemampuannya berbahasa Indonesia),
berkebinekaan global (menghargai bahasa daerah maupun bahasa nasional), dan
mandiri (menyadari kekuatan dan kelemahannya, serta meregulasi diri). Nilai-nilai ini
akan membentuk pribadi anak memiliki ciri-ciri Profil Pelajar Pancasila.
• Sediakan waktu bersama anak untuk melihat, merasakan, dan mengalami keanekaragaman
alam, budaya, dan masyarakat Indonesia. Ajak mereka ke kebun binatang, museum, tugu
peringatan, pasar (berjumpa beragam orang dan suku bangsa), tempat ibadah agama yang
berbeda, dan lainnya.
• Arahkan diskusi agar anak merasakan dan memahami perlunya menjaga dan
mempertahankan keanekaragaman kekayaan Indonesia sebagai anak bangsa. Dengarkan apa
pendapat mereka.
• Contoh pertanyaan pemandu:
1. Yang terkait dengan pancaindra (terlihat, tercium, terasa/pengecap, sentuhan/tekstur/ suhu,
terdengar), misalnya: Apa yang baru kali ini kamu lihat? Apa yang kamu lihat berbeda?
2. Yang terkait dengan perasaan/mood, misalnya: Apa yang kamu rasakan ketika
mendengar/ melihat/...? Apa kira-kira yang membuatmu merasa begitu?
3. Yang terkait dengan materi yang akan didiskusikan, misalnya: Kira-kira kenapa kamu
diajak ke sini? Apa yang cuma kamu bisa pelajari di sini dan tidak bisa dipelajari di kelas?
Apa hubungan tempat/pertunjukan/... ini dengan materi cinta tanah air yang sedang
kamu pelajari?.
Pesan Moral
• Pada dasarnya masyarakat Indonesia adalah multicultural. Dalam kegiatan ini, anak diajak
mengenali dengan menyelidiki keberagaman budaya daerah yang dekat dengannya, atau
berdasarkan pilihannya sendiri.
• Tanyakan kepada anak, suku bangsa apa saja yang ada di daerah asalnya dan termasuk
suku bangsa yang manakah ia?
• Ajak anak untuk berbagi dan menyadari keberagaman yang muncul. Apresiasi hal tersebut
untuk menguatkan jatidiri dan rasa syukurnya karena menjadi bagian dari satu bangsa yang
kaya budaya, Indonesia.
• Sebelum memulai kerja kelompok, ajukan beberapa pertanyaan.
oo Apakah kelompok sudah bersepakat tentang daerah yang akan dipresentasikan?
oo Informasi apa saja yang harus dicari dalam kelompok?
oo Peran apa saja yang diperlukan?
oo Bagaimana agar semua anggota kelompok berkontribusi secara berimbang dan tidak ada
yang mendominasi?
• Biarkan kelompok berkreasi mengenai isi dan bentuk presentasinya. Selain beberapa hal yang
diusulkan di buku, anak boleh menambah hal-hal lain yang dianggapnya unik dan menarik
dari daerah yang akan dipresentasikan.
• Dalam memperkuat rasa cinta anak kepada Tanah Air Indonesia, orang tua dapat
memulainya dengan mengenalkan atau memperdalam pengetahuan anak tentang asal
budaya keluarga.
• Beberapa pertanyaan pemantik dapat digunakan untuk membuka dialog, misalnya:
oo Apa kamu sudah tahu asal budaya keluarga kita dan sejarah keluarga kita?
oo Dari sisi ayah? Dari sisi ibu?
oo Apa saja suku bangsa yang ada di keluarga kita?
• Ceritakanlah kisah sejarah keluarga dari sisi keberagaman atau asal muasal budayanya.
Tunjukkan beberapa foto zaman dulu untuk mengasah rasa ingin tahunya. Atau, mungkin ada
benda-benda peninggalan budaya keluarga di sekitar rumah.
• Anak dapat pula diperkenalkan pada makanan khas daerah asal keluarga, adat istiadat khas
daerah, dan mengajak anak ke beberapa acara yang melibatkan budaya dan adat keluarga,
seperti acara syukuran kelahiran bayi, pernikahan adat, dan lainnya.
• Hal ini akan menumbuhkan kecintaan anak pada budaya daerah dan meningkatkan rasa
syukurnya akan kekayaan budaya bangsa Indonesia, mengapresiasinya, dan menjadikan
sumber kekuatannya bagi persatuan bangsa Indonesia.
• Tayangkan gambar-gambar bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia (gempa, likuifaksi,
tsunami, banjir, longsor, dan lain-lain).
• Tanyakan kepada anak, apa yang paling banyak menjadi penyebabnya.
• Ajak anak melihat bahwa selain ulah manusia, letak dan posisi Indonesia di bumi juga menjadi
penyebabnya.
• Jelaskan kepada anak tentang letak geografis Indonesia menggunakan peta. Kemudian,
diskusikan kelebihan dan kekurangan dari letak Indonesia yang unik ini.
Setelah membaca teks informasi tentang bahaya gempa di Indonesia dan sebelum mulai
membuat poster, mintalah anak mendiskusikan dua pertanyaan yang ada di buku, bersama
teman-temannya.
1. Apa yang dimaksud dengan kata ‘waspada’ dalam judul dan paragraf di atas?
• Diskusikan makna kata ‘waspada’ ini. Biarkan anak mengira-ngiranya, baru mengecek ke
kamus atau KBBI daring. Arti kata waspada adalah berhati-hati; berjaga-jaga; bersiap siaga
(menurut kamus Britannica waspada berarti menaruh perhatian secara berkelanjutan;
sustained attention).
• Ajak anak berdialog. Mengapa kita harus waspada? Waspada terhadap apa?
• Arahkan hingga mereka mengingat beberapa kejadian bencana alam terakhir di negeri ini,
misalnya letusan gunung Merapi, gunung Semeru, dan gunung Sinabung; tsunami Donggala,
Banten, Aceh; dan lainnya. Oleh karena itu, kita harus menguatkan sikap yang diperlukan
untuk merespons dan mengantisipasi bencana.
• Tanyakan kepada anak:
99 Sikap apa yang perlu kita kuatkan jika melihat bencana menimpa saudara kita satu
bangsa?
99 Bagaimana kita menyikapi bencana alam?
99 Apakah kita harus larut dalam kesedihan terus-menerus, menyalahkan pemerintah, dunia
usaha, dan alam?
99 Sikap apa yang dapat kita tumbuhkan dalam diri kita sebagai warga yang tinggal dekat
dengan bencana alam?
• Selain kaya akan sumber daya alam, Indonesia juga memiliki potensi bencana yang beragam.
Kenalkan makna kata "potensi" juga. Menurut KBBI daring, potensi artinya kemampuan yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Dengan kata
lain, potensi dapat disebut sebagai sesuatu yang berkemungkinan besar akan terjadi atau
dimiliki, namun belum diketahui dengan pasti kapan waktunya. Ini berarti, bencana di banyak
tempat di Indonesia pasti akan terjadi. Namun, kita belum tahu kapan waktunya. Yang jelas,
kita harus waspada. Terutama bagi kita yang tinggal di daerah-daerah berpotensi (rawan)
bencana. Jadi, mengenali potensi bencana di sekitar kita adalah wujud kewaspadaan, sebagai
konsekuensi dari sikap cinta tanah air kita.
Dalam kegiatan kelompok ini, anak mengasah kemampuannya dalam bernalar kritis
tentang potensi bencana alam, berakhlak mulia dengan mengantisipasi hal-hal yang
perlu dilakukan saat bencana terjadi, bergotong royong dan kreatif dalam bekerja
sama menyiapkan poster tentang waspada gempa bumi. Dengan memperdalam nilai-
nilai ini, akan terbentuk ciri-ciri Profil Pelajar Pancasila dalam diri anak.
Materi 1
Rasa cinta tanah air itu juga yang mendasari perjuangan pahlawan
kita di zaman dulu. Jika tidak ada rasa cinta tanah air, tidak mungkin
api semangat mereka terus berkobar sampai mampu merebut kemerdekaan. Sebagai penerus
semangat dan perjuangan para pahlawan, anak Indonesia harus terus memperkuat rasa
cintanya terhadap tanah air Indonesia. Demi kemajuan negara kita.
Tips Penyampaian
Diskusi
• Dalam cerita “Misi Menyelamatkan Jalak Bali”, anak-anak diajak merasakan sikap cinta tanah
air yang diwujudkan ke dalam tindakan nyata. Tokoh dalam cerita tersebut mengenali jalak
bali sebagai kekayaan hayati Indonesia yang langka dan terlarang untuk dijual. Mereka
dengan berani kemudian membelinya dan melaporkan penjualan tersebut kepada yang
berwenang. Jika saja mereka tak mengenali jalak bali tersebut sebagai hewan endemik langka
yang dilindungi, maka mereka akan melihatnya sebagai burung biasa yang menarik hati dan
bahkan mungkin akan membelinya tanpa tahu bahwa sesungguhnya itu terlarang.
• Dalam rangkaian kegiatan Bangga Berbahasa Indonesia, Bangga Budaya Indonesia, dan
Bangga sekaligus Waspada hidup di Bumi Indonesia, anak-anak pun belajar bahwa selain
mencintai kekayaannya mereka juga harus menjaga agar semuanya dapat terus dilestarikan.
• Pada bagian ini, ajaklah anak berdiskusi dan berbagi jawaban/pendapat lewat pertanyaan-
pertanyaan:
oo Apa pendapatmu tentang arti dari cinta tanah air yang ditulis di buku?
oo Menurutmu, dalam usiamu sekarang, apa wujud cinta tanah air yang dapat kamu
lakukan/tunjukkan?
• Arahkan diskusi bersama anak untuk mengarah kepada definisinya. Perhatikan kata-kata
yang digunakan anak. Apresiasi respons anak yang selaras dengan makna tersebut. Pastikan
diskusi yang dilakukan dapat menguatkan pemahaman anak akan makna cinta tanah air
tersebut.
• Ajak anak berpikir konkret mengenai apa yang dapat mereka lakukan dari sekarang sebagai
bentuk nyata dari sikap cinta tanah air?
Tips Penyampaian
Diskusi
• Mintalah anak untuk membaca contoh-contoh sikap dan perilaku yang ada di buku.
Kemudian, ajak anak untuk memberi pendapatnya atas contoh-contoh tersebut. Tanyakan
kepada anak tentang contoh lain untuk sikap yang sungguh-sungguh dialaminya dalam
kesehariannya.
• Misalnya:
oo Melestarikan flora, fauna, dan alam di tanah air kita: Pernahkah anak mempelajari flora,
fauna, dan alam di sekitarnya saat jalan santai di sekeliling tempat tinggalnya bersama
orang tua?
oo Menghormati jasa pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan dari kaum
penjajah: Pernahkah anak mengunjungi museum atau tugu perjuangan untuk mengetahui
sejarahnya?
• Tanyakan, apakah contoh-contoh sikap tersebut dapat membantunya menjadi seseorang
yang diinginkannya di masa mendatang? Apa alasannya? Mengapa melakukan hal tersebut
penting dilakukan sejak sekarang?
• Arahkan dialog dan diskusi agar anak paham bahwa untuk menguatkan sikap cinta tanah
air, anak perlu melakukannya sehari-hari secara mandiri sejak usia sekarang, tidak harus
menunggu nanti sesudah dewasa.
Tips Penyampaian
Diskusi
• Di awal kegiatan ini, mintalah anak untuk meninjau makna tiap kata. Setelah itu, berikan
waktu kepada anak untuk membaca kelima kalimat rumpang yang ada di buku.
• Tujuan dari kegiatan ini bukanlah benar atau salah mencocokkan kata dengan kalimatnya.
Yang lebih penting adalah bagaimana anak memaknai pernyataan-pernyataannya setelah
menjadi kalimat lengkap.
• Contoh: Dengan cara mengenal lebih mendalam mengenai budaya, kekayaan alam, dan
berbagai hal yang ada di Indonesia, kita akan makin cinta tanah air.
• Tanyakan kepada anak:
oo Bagaimana cara mengenal budaya kita?
oo Budaya daerah mana yang sudah kamu kenal?
oo Dari mana kamu mengetahui budaya daerah itu?
oo Apa yang paling kamu sukai dari budaya daerah itu?
oo Kalau kamu sudah mengenal budayanya, apakah kamu akan memperkenalkannya
kepada teman atau orang lain?
oo Apakah kamu bangga sudah mengenal budaya daerah itu?
oo Daerah mana lagi yang ingin kamu ketahui budayanya?
Tips Penyampaian
• Biarkan anak melakukan kegiatan ini secara mandiri. Dengan demikian, kita dapat melihat
seberapa jauh pemahaman anak terhadap nilai cinta tanah air ini.
• Berikan cukup waktu bagi anak untuk mencari informasi yang dibutuhkan dalam mendukung
pilihan, sikap, atau tindakannya.
• Setelah anak selesai mengerjakan kelima situasi tersebut, ajak anak untuk menjelaskan
alasannya menentukan tindakan atau pilihannya.
Diskusi
• Kegiatan ini mengasah kemampuan anak dalam mengambil keputusan untuk bersikap dan/
atau bertindak. Untuk dapat melakukannya dengan baik, anak perlu mencari informasi yang
cukup, melakukan pengamatan atau riset kecil sebelum mengambil tindakan/keputusan.
• Setelah anak selesai mengerjakan latihan ini, tanyakan kepadanya:
oo Apa yang kamu lakukan saat harus mengambil keputusan dalam situasi-situasi yang
dihadapi?
oo Apakah kamu membayangkan dirimu dalam situasi tersebut?
oo Apakah ada situasi di mana kamu merasa tidak memiliki cukup informasi?
oo Apakah ada situasi di mana kamu merasa harus mendahulukan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan dirimu? Bagaimana rasanya?
oo Apakah kamu membuat sendiri tindakan yang menurutmu lebih tepat berdasarkan
informasi yang mau temukan? Mintalah anak menjelaskannya.
• Melalui pengalaman mengambil keputusan dalam beberapa situasi ini, anak diarahkan untuk
memahami, memikirkan, dan melihat dengan jelas segala sesuatunya terlebih dahulu sebelum
mengambil keputusan. Informasi yang lengkap akan membantu kita dalam membuat
keputusan yang lebih bijaksana, tidak merusak alam, tidak merugikan diri sendiri maupun
orang lain, dan mencegah perpecahan, serta menguatkan persatuan.
• Latihan ini mendorong anak untuk terbiasa mencari fakta dan informasi dan mengambil
keputusan setelah mendapat cukup informasi. Jadi, secara sadar ia tahu mengapa pilihan
tersebut yang diambilnya.
• Dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air, kadang-kadang kita harus berani mengambil
keputusan yang tepat, misalnya melaporkan perbuatan yang merugikan negara kepada
pihak berwajib, dll.
• mengekspresikan sikap dan tindakan yang mencerminkan nilai cinta tanah air;
• merasakan pentingnya rasa ingin tahu dalam menguatkan cinta pada Tanah Air Indonesia;
• tidak membeda-bedakan orang lain karena warna kulit, suku, agama, dan ras;
• menjunjung tinggi rasa cinta tanah air di manapun;
• menghargai perbedaan dan mengedepankan persatuan dan perdamaian dengan
meningkatkan rasa cinta tanah air.
Pesan Moral
• Orang tua dapat mempertemukan anak dengan dua orang saudara, kerabat, handai taulan,
ataupun tetangga yang berasal dari suku bangsa yang berbeda. Sampaikan kepada anak
bahwa tujuan mewawancarai orang-orang ini adalah untuk mengenali keragaman dan
menerima perbedaan yang ada di tengah bangsa Indonesia.
• Pengenalan budaya bangsa itu sendiri sebenarnya dapat dikenalkan kepada anak lewat hal-
hal kecil dalam keluarga, misalnya mengenai sopan santun, mengenai etika mengucapkan
"terimakasih", mengucapkan "maaf" jika sudah melakukan kesalahan, dan sebagainya. Nah,
apabila budaya dasar diterapkan dalam keluarga dan sudah melekat pada diri anak, maka
hal ini akan mempermudah orang tua dalam mengenalkan beragam seni budaya Indonesia
yang lainnya.
• Memperkenalkan anak kepada silsilah keluarga besar juga akan memberi dampak positif
pada anak. Berikut ini beberapa poin yang dapat digunakan sebagai pertimbangan.
• (Disadur dari laman Bisnis Indonesia, artikel berjudul ” KETAHUI MANFAAT MENGENALI SILSILAH
KELUARGA” - https://bisnisindonesia.id/article/ketahui-manfaat-mengenali-silsilah-keluarga)
oo Dengan mengenal anggota keluarga besar, kita dapat bertegur sapa saat bertemu
di jalan, atau mengetahui sanak keluarga yang dapat dihubungi saat membutuhkan
bantuan di tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya.
oo Memperkenalkan silsilah keluarga dan memahami keberadaan keluarga besar memiliki
dampak psikologis yang baik bagi anak karena keluarga adalah tempat pertama di
mana setiap anak belajar tentang apapun.
oo Pengenalan silsilah keluarga juga akan membuka jendela pengetahuan anak tentang
nilai-nilai hidup, maupun tradisi yang dipupuk di dalam keluarganya. Nilai-nilai tersebut
kemudian dicerna dan dimaknai untuk diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
oo Khusus untuk anak, ketidaktahuan akan silsilah keluarga dapat berimbas secara tidak
langsung terhadap kestabilan psikologis mereka. Makin sedikit personel keluarga besar
yang dikenal, makin minim pula pertautan kasih sayang yang dimiliki seorang anak.
• Festival ini adalah kesempatan bagi anak-anak sekelas untuk menguji kekuatan mereka
dalam bergotong-royong.
• Sampaikan beberapa tujuan kegiatan festival ini, yaitu sebagai sarana anak-anak dalam:
oo menerapkan nilai gotong royong, kerjasama dan kolaborasi
oo mengelola waktu (latihan dan pertunjukan) sehingga acara berjalan tertib
oo menjaga kebersihan dengan membatasi sumber sampah
oo mengenal lebih banyak budaya selain budayanya sendiri
oo melatih kepercayaan diri saat tampil
oo belajar mengambil peran yang aktif dan berkontribusi dalam kelompok
oo dan lain sebagainya
• Ingatkan kepada anak bahwa itu semua akan mereka lakukan dengan alasan yang mendasar,
yaitu demi meningkatkan rasa cinta mereka terhadap tanah air.
• Sebelum memulai persiapan festival ini, ajak anak untuk memahami panduan acara yang
telah disediakan.
• Minta mereka menguraikan tiap bagiannya sehingga setiap anak di kelas mengetahui
apa kontribusinya dalam festival ini. Ingatkan juga agar tidak memboroskan biaya dan
menghasilkan sampah.
• Panduan acara:
1. Membentuk satu kelompok untuk membawakan lagu-lagu nasional atau lagu daerah
2. Membentuk satu kelompok untuk menampilkan tarian tradisional Indonesia
3. Membuat kesepakatan pakaian yang akan dikenakan saat festival, apakah batik ataukah
pakaian adat.
4. Membawa bekal berupa makanan atau kue khas Indonesia dalam jumlah secukupnya,
agar dapat saling berbagi di antara teman-teman.
5. Membentuk satu kelompok yang bertugas mendokumentasikan suasana kegembiraan
dan hasil gotong-royong sekelas sehingga Festival Cinta Indonesia dapat terwujud dan
berjalan baik.
• Di akhir acara, minta mereka melakukan refleksi atas jalannya persiapan, kerja sama dalam
kelompok, hasil kerja mereka, dan hal-hal yang perlu dicatat sebagai pembelajaran untuk
dapat menyelenggarakan kegiatan semacam ini dengan lebih baik lagi.
• Pada akhir unit ini, ajak anak rileks untuk mengingat kembali tentang apa yang telah
dipelajarinya di unit ini.
• Ajak anak membuka halaman-halaman di buku. Lihat kembali jawaban-jawaban yang telah
ditulisnya dan ingat kembali berbagai diskusi yang dilakukannya.
• Mintalah anak melihat ke dalam dirinya sendiri. Tanyakan, apa yang membuatnya bangga
pada Indonesia dan bagaimana ia akan menunjukkan rasa cintanya kepada Indonesia.
• Berilah waktu untuk hening agar anak dapat membayangkannya sebelum menulisnya.
Cinta Damai
Unit Kemampuan berpikir, berkata, dan berperilaku baik,
2 yang menyebabkan terciptanya suasana yang damai,
aman, dan menyenangkan untuk sesama
Semangat Kebangsaan
Unit Kemampuan berpikir, bertindak dan berwawasan yang
4 menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri sendiri atau kelompoknya
Persatuan Indonesia
Unit Semangat dan usaha untuk mewujudkan NKRI yang
6 terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya, agama, dan
kepercayaan yang berbeda
Semangat Kebangsaan
Pengantar
• Hidup manusia digerakkan oleh semangat. Semangatlah yang mendorong kita untuk
bergerak, berkarya, dan berprestasi.
• Di unit ini kita akan mengajak anak untuk menumbuhkan semangat yang spesial, yaitu
semangat untuk bersama-sama mencintai bangsa dan Tanah Air Indonesia. Semangat
yang sama diharapkan ada di dalam hati setiap insan Indonesia untuk selalu berbuat,
bersikap, bekerja dan berjuang demi kemajuan bangsa Indonesia. Semangat untuk selalu
memberikan yang terbaik dari dirinya untuk Indonesia. Itulah semangat kebangsaan.
• Semangat kebangsaan ini pulalah yang telah berhasil dikobarkan oleh para pahlawan
nasional dan kemerdekaan kita, sehingga mampu membawa bangsa Indonesia ke
era kemerdekaan. Banyak yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu kita untuk
membawa bangsa Indonesia diperhitungkan di kancah dunia. Maka, dengan semangat
kebangsaan pulalah kita harus terus membangun bangsa ini, mempertahankan
kejayaannya dan memperjuangkan perannya dalam keputusan-keputusan strategis
untuk warga dunia.
• Anak Indonesia adalah wajah bangsa di masa depan, karena itu sangatlah penting
menanamkan semangat kebangsaan sejak dini agar semangat ini dapat terbentuk dan
berakar kuat hingga dewasa.
• Bila masyarakat Indonesia memiliki semangat kebangsaan yang kuat, kita akan mampu
menghasilkan kekuatan besar untuk secara bersama-sama menciptakan bangsa dan
negara Indonesia yang tangguh, bersatu, dan unggul.
Tips Penyampaian
• Sebelum anak mulai mengisi beberapa pertanyaan dan melengkapi kalimat yang tersedia,
ajaklah anak untuk menceritakan cita-citanya.
• Tanyakan kepada mereka, ingin menjadi apa atau menjadi siapa bila sudah dewasa?
Antisipasi jawaban yang bervariasi atau tidak lazim.
• Biarkan anak mengutarakan pendapatnya tentang cita-citanya.
• Berilah waktu untuk memikirkannya sebentar dan mengungkapannya secara verbal.
Pesan Moral
Referensi Video:
Ajak anak-anak mencari berita dan kabar mengenai prestasi (anak) Indonesia di tingkat dunia.
Video berikut mungkin dapat membantu anak menemukan informasi yang terkait dengan cita-
cita mereka:
• Prestasi Children's Choir The Resonanz di kejuaraan paduan suara dunia tahun 2017 di Italia
https://www.youtube.com/watch?v=moLbBXIkvtI
• Prestasi Tim Madrasah Technonatura Depok dalam Robotics Competition Dunia tahun 2019 di
Australia https://www.youtube.com/watch?v=8rIXV9hJyTw
Materi Kegiatan 1
Pesan Moral
• Kunci pada kegiatan ini membawa anak masuk dalam situasi dan potongan-potongan cerita
yang disajikan.
• Bimbing anak untuk melakukan visualisasi dengan merespon pertanyaan yang kita
sampaikan. (lihat bagian “Tips Pelaksanaan Kegiatan”)
• Contoh: Pada Kotak 1:
oo Kamu sedang tidur dan bermimpi.
oo [Bayangkan keadaan di mana biasa kamu tidur. Di kamar sendiri? Bersama saudara-
kakak/adik? Nikmati rasa nyaman dan ketenangannya. Kamu pun tersenyum menikmati
mimpi tersebut].
oo Dalam mimpi itu dadamu dipenuhi rasa bangga sekaligus syukur.
oo [Coba perhatikan: Apa yang kamu rasakan ketika mendengar kata “syukur”? Apa yang
kamu rasakan di dada sekarang? Apakah hangat? Atau degupan jantung terasa semakin
cepat? Atau masih sukar untuk dikatakan? Tidak mengapa].
oo Kamu membuat semua orang dan mereka yang kamu sayangi bangga.
oo [Bayangkan wajah-wajah mereka, siapa saja mereka? Lihat senyum mereka. Apa yang
mereka ucapkan padamu?].
oo Hari itu kamu berhasil____________________
oo [Nah, bayangkan apa yang telah kamu capai. Apa yang telah kamu dapatkan sehingga
mereka semua bangga padamu? Tulislah dalam kolom yang tersedia].
• Ajak anak untuk berimajinasi dan larut dalam situasi yang ada. Mintalah anak
membayangkannya sehingga dapat melanjutkan kisah yang ada dengan imajinasi dan
kreativitasnya sendiri.
• Kemudian, anak diajak untuk menuangkannya dalam gambar komik. Sebagian anak lebih
mudah mengungkapkan perasaannya lewat gambar. Berilah cukup waktu kepada anak
untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya.
• Mintalah anak untuk melanjutkan dan menyelesaikannya sampai pada kotak yang ketiga.
• Sampaikan kepada anak bahwa tidak ada yang salah dalam semua imajinasi dan tulisannya.
Berilah semangat untuk membuat kisah yang menarik dan menginspirasi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menimbulkan semangat untuk mencapai cita-cita, meraih
prestasi, dan mengharumkan nama Indonesia, negara kita tercinta.
Kegiatan ini akan mengembangkan aspek kemandirian dan kreativitas anak dengan
menuangkan visi, cita-cita, dan upaya-upayanya untuk dapat berprestasi dan
mengharumkan nama bangsa (akhlak kepada negara). Dengan nilai-nilai tersebut, akan
terbentuk ciri-ciri Profil Pelajar Pancasila dalam diri anak.
Pesan Moral
• Ajak setiap kelompok untuk memikirkan, apa masalah-masalah yang sering terjadi di
lingkungan sekolah. Jika memungkinkan, mintalah mereka berkeliling sekolah untuk
menemukan hal-hal bermasalah dan untuk menyegarkan ingatan mereka.
• Kemudian, minta mereka membuat daftarnya sebanyak mungkin. Setelah itu, minta mereka
memilih 3 saja yang menurut mereka, bila dapat diatasi, akan memberikan dampak paling
besar bagi mereka, kelas/sekolah mereka, dan masa depan Indonesia.
• Bantu anak untuk menyiapkan alat (kamera, gawai, atau tablet) untuk merekam gambar dan
suara mereka.
• Bimbing anak untuk dapat memindahkan ide-ide mereka dari materi presentasi menjadi
naskah menarik dalam bentuk vlog.
• Pertimbangkan di mana mereka akan mengambil video, tentukan latar belakang video dengan
tingkat pencahayaan dan suara yang cukup sehingga tidak mengganggu hasil video mereka.
Pesan Moral
Pengembangan daya kreativitas anak merupakan hal yang penting untuk menggali
potensi anak dan mengasah kemampuannya.
Selain itu, melakukan refleksi atas proses yang dialami, berkolaborasi dan
bergotong royong, berkebinekaan global, dan bernalar kritis, juga merupakan
poin pembelajaran yang penting bagi anak. Proses pembelajaran dalam kegiatan
kelompok ini akan mengasah nilai-nilai yang dibutuhkan anak untuk memiliki ciri-ciri
Profil Pelajar Pancasila.
Materi 1
Tips Penyampaian
Diskusi
Tips Penyampaian
Kosakata sulit
• menjunjung tinggi: memuliakan (meletakkan pada tempat utama);
menghargai
• bumi pertiwi: tanah air
• duta bangsa: wakil atau utusan bangsa
Diskusi
• Ajak anak untuk merespons. Sampaikan bahwa tidak ada pendapat yang salah. Upayakan agar
anak nyaman menyampaikan pendapat dan sudut pandangnya sendiri. Simak respons anak.
• Diskusikan kata-kata sulit yang mungkin belum dipahami anak. Kata-kata ini akan banyak
ditemui dalam kalimat-kalimat yang mencerminkan semangat kebangsaan.
• Kemudian, ajak anak untuk memberi pendapatnya tentang contoh-contoh yang diberikan di
buku. Tanyakan kepada anak tentang contoh lain yang mencerminkan sikap sungguh-sungguh
dan dapat diterapkan dalam kesehariannya.
• Arahkan dialog dan diskusi agar anak paham bahwa untuk meningkatkan semangat
kebangsaan, anak perlu melakukannya sehari-hari.
Tips Penyampaian
• Ajak anak membaca kalimat demi kalimat dan memperkirakan kata yang cocok untuk
digunakan. Persilakan anak mencoba-coba.
• Setelah semua kalimat lengkap, minta anak membacanya dengan intonasi berpidato.
Diskusi
Kegiatan Alternatif
• Tantang anak untuk membuat pidatonya sendiri dalam rangka hari kemerdekaan.
• Beri kesempatan anak untuk memikirkan apa yang ingin disampaikannya.
• Berilah waktu untuk membuat rencananya, mencatat kata-kata penting yang akan
digunakannya dalam pidatonya agar orang yang mendengarkan tergugah semangat
kebangsaannya.
Tips Penyampaian
• Pastikan anak melakukan kegiatan ini secara mandiri untuk mengecek pemahamannya
tentang semangat kebangasaan sejauh ini.
• Apabila ada kosakata yang tidak dipahami, bantu anak dengan menjelaskannya
menggunakan kata-kata yang dimengertinya.
Diskusi
• Tekankan kembali kepada anak bahwa kalimat-kalimat tersebut adalah contoh praktis sikap
yang mencerminkan semangat kebangsaan.
• Tanyakan kepada anak, apakah ada contoh-contoh lain yang pernah dialaminya atau dilihatnya
yang mencerminkan semangat kebangsaan. Mintalah anak berbagi dengan temannya.
Sebagai panduan, kunci untuk kegiatan ini:
oo (1) rajin, (8) berdoa, (4) prestasi, (9) sabar, (6) solusi, (3) perdamaian, (2) tertib, (10) lancar, (7)
menghormati, (13) disiplin, (15) kesehatan, (14) daya tahan, (11) perlihara, (5) mengurangi,
(12) terbebas
• Ajak anak untuk membuat gambar ilustrasi yang cocok. Namun, manfaatkan kesempatan ini
juga untuk berbagi rasa dengan saudara/anggota keluarganya.
• Untuk setiap gambar, anak diminta untuk membayangkan dirinya berada dalam situasi
tersebut. Bantu ia merinci gambaran keadaannya. Makin rinci gambarannya, makin
lengkap pula gambar yang akan dibuat dalam kotak-kotak yang tersedia.
• Setelah itu, minta anak mengenali perasaan yang muncul, baik saat membaca teksnya,
maupun saat membuat gambarnya.
• Misalnya pada kotak 1:
Di suatu pagi, aku sedang berjalan kaki di atas trotoar dan terkejut melihat mobil yang
melintas di jalan membuang sampah sembarangan ke pinggir jalan.
oo Bantu anak merinci gambaran keadaannya: mobilnya seperti apa, dibuang ke bagian
mana dari trotoar, ada apa/siapa saja di trotoar itu.
oo Bantu juga anak untuk mengenali perasaannya: apa sih perasaan terkejut itu, apa ada
perasaan lain saat melihat hal tersebut (mungkin jengkel, marah, heran), dan lain-lain.
• Kegiatan ini membantu anak mengenali perasaannya, dan kaitannya dengan suatu perilaku,
sikap, atau keadaan, terutama perasaan yang muncul mengiringi semangat kebangsaan
(misalnya, rasa bangga, takjub, kagum, syukur, senang, dan lain-lain).
• Jika ini terus dibiasakan, maka anak akan lebih sadar dalam mengenali keadaan dan
perasaannya sebelum mengambil keputusan (yang tepat) untuk merespons keadaan tersebut.
• Ajak anak untuk menulis tekad dan janjinya untuk mewujudkan Indonesia sesuai dengan
harapan yang juga dicanangkannya sendiri.
• Ajak anak berdialog mengenai apa yang akan dan telah mereka tulis itu.
• Berikan semangat dan doa demi tercapainya janji dan harapan mereka untuk Indonesia.
Bacaan Pendukung
Teladan perjuangan tokoh bangsa dalam mengejawantahkan karakter luhur yang selaras
dengan Pancasila. Latif, Y. (2014). Mata air keteladanan: Pancasila dalam perbuatan. Mizan.
Kisah semangat, sikap, dan perjuangan para tokoh dari berbagai bangsa. Tantyo, D. (2017).
Leiden is lijden: Inspirasi hidup, perjuangan, kepemimpinan, dan mata air keteladanan
founding fathers. Elex Media Komputindo.
• Kesempatan, keadaan, situasi atau tempat apa saja yang dapat membangkitkan semangat
kebangsaan anak-anak? Kapan terakhir kali anak-anak diajak terlibat dalam kesempatan,
keadaan, situasi atau tempat tersebut?
• Apa yang dapat disiapkan secara kolaboratif antara guru, orang tua, dan sekolah untuk
menghadirkan pengalaman yang membangkitkan semangat kebangsaan anak-anak?
• Apa saja yang diperlukan anak untuk mengenali talentanya dan menentukan cita-citanya
agar kelak menjadi warga negara yang berkontribusi aktif dalam menjaga kebesaran nama
bangsa dan negara Indonesia?
• BrilioNews. 2019. “Aries Susanti ‘Spiderwoman’, Atlet Panjat Tebing Putri Tercepat Dunia”. Video
YouTube, diakses 27 September 2021. https://www.youtube.com/watch?v=382WfidAjDo
• Christiyaningsih. 2018. “Lima Cara Seru Mengajarkan Nasionalisme kepada Anak”. Diakses
27 September 2021. https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/parenting/18/08/29/
pe6tor423-lima-caraseru-mengajarkan-nasionalisme-kepada-anak
• Halida, 2021. “Menanamkan Semangat Kebangsaan pada Anak Sekolah Dasar”. Diakses 12
Desember 2021. https://www.kompasiana.com/halida8041/60ab3b53d541df4ffa0074c2/
menanamkan-semangat-kebangsaan-pada-anak-sekolah-dasar
• Kelana, N.S. 2020. “Pentingnya Implementasi Wawasan Kebangsaan Bagi Generasi Muda”.
Diakses 27 September 2021. https://siedoo.com/berita-33414-pentingnya-implementasi-
wawasan-kebangsaan-bagi-generasi-muda/
• KompasTV. 2016. “Prestasi Bulutangkis Indonesia dari Masa ke Masa - Kita Bisa eps 1 bagian
2”. Video YouTube, diakses 27 September 2021.
https://www.youtube.com/watch?v=ZWcxC4a4268
• Latif, Y. 2014. Mata air keteladanan: Pancasila dalam perbuatan. Jakarta: Mizan.
• Portal Peace Generation. Diakses 27 September 2021. https://peacegen.id/
• Sari, E.N. 2020. “Nasionalisme”. Diakses 27 September 2021.
https://pusdiklat.bps.go.id/diklat/bahan_diklat/BA_2841.pdf
• Tantyo, D. 2017. Leiden is lijden: Inspirasi hidup, perjuangan, kepemimpinan, dan mata air
keteladanan founding fathers. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Cinta Damai
Unit Kemampuan berpikir, berkata, dan berperilaku baik,
2 yang menyebabkan terciptanya suasana yang damai,
aman, dan menyenangkan untuk sesama
Semangat Kebangsaan
Unit Kemampuan berpikir, bertindak dan berwawasan yang
4 menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri sendiri atau kelompoknya
Persatuan Indonesia
Unit Semangat dan usaha untuk mewujudkan NKRI yang
6 terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya, agama, dan
kepercayaan yang berbeda
136 Unit 5 Berpikir dan Bersikap Optimis
erpikir dan Bersikap Optimis
B
Pengantar
• Optimis adalah keyakinan diri dan semangat pantang menyerah, berpikir positif, dan
percaya bahwa keberhasilan akan dicapai. Sikap optimistis pasti disertai dengan sikap selalu
berpengharapan terbaik dalam menghadapi segala hal.
• Memang kadang-kadang sulit untuk tetap memiliki sikap optimistis, apalagi saat kita sedang
menghadapi kesulitan. Oleh sebab itu, kita harus terus menjaga sikap optimistis itu agar tidak
pernah luntur. Kita perlu terus melatih diri dan selalu berpikir positif.
• Kita perlu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan diri sehingga kita menjadi
cakap dalam mengatasi segala kesulitan. Kecakapan ini juga akan menumbuhkan sikap optimistis.
Sikap optimistis dapat diolah melalui pikiran positif dan kontrol diri supaya tidak terpengaruh oleh
kondisi eksternal dari diri kita yang bisa berubah dan penuh tantangan.
• Sikap optimistis perlu ditanamkan kepada anak sebagai bekal untuk tumbuh menjadi manusia
dewasa yang produktif dan mampu berdaya guna bagi lingkungannya, teman dan keluarga.
Orang yang memiliki sifat optimistis percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan yang akan
membantunya berupaya mencapai kesuksesan.
• Begitu juga dalam memandang masa depan bangsa dan negara kita, anak-anak harus diasah rasa
optimistisnya untuk dapat turut membangun Indonesia yang maju.
Tips Penyampaian
• Sebelum membaca cerita, ajak anak untuk menyampaikan cita-cita dan keinginannya ketika
sudah dewasa nanti. Berilah respons yang membesarkan hatinya, walaupun mungkin yang
mereka sampaikan terdengar mustahil.
• Cerita ini sangat menarik. Ceritakan kepada anak di kelas dengan intonasi dan ekspresi yang
sesuai, sehingga anak dapat larut dalam cerita. Anak diharapkan dapat merasakan apa yang
dialami Puguh.
• Untuk membuat suasana semakin hidup, gunakan alat peraga/gambar sehingga anak-anak
mendapat visualisasi yang tepat.
• Kemudian, bayangkan orang-orang dalam hidupmu yang pernah mengejek dan tidak
percaya bahwa kamu akan mencapai cita-citamu itu. Apa yang akan kamu katakan
kepada mereka?
• Arahkan diskusi agar anak memahami pentingnya bersikap optimis, fokus, dan
konsisten dalam berupaya merintis jalan ke arah pencapaian sebuah cita-cita. Tentu
kita akan merasa bahagia dan bangga bila semua jerih payah kita membuahkan hasil
yang kita harapkan.
• Pada akhir sesi, ajak anak untuk menulis beberapa pertanyaan lagi terkait dengan sikap
Puguh dalam cerita, atau pun pertanyaan lain seperti tentang bersikap dan berpikir
optimis.
• Ingatkan kepada anak bahwa bertanya adalah salah satu ciri dari berpikir dan bersikap
optimis karena akan memperoleh pengetahuan baru yang akan membuat kita
semangat dan yakin akan mencapai apa yang kita inginkan.
Referensi tambahan:
• Mars. Novel karya: Aishworo Ang. Terbitan Divapress, Desember 2011 (388 halaman).
Kisah novel ini mirip kisah Puguh si burung Pungguk. Pada tahun 2016 diangkat jadi
sebuah film yang sangat emosional berjudul "Mars: Mimpi ananda raih semesta“ dan
bercerita tentang anak perempuan dari Gunung Kidul yang menghadapi kesulitan
hidup sejak kecil bersama ibunya. Namun, mereka tetap optimis, bercita-cita tinggi,
berhasil mencapainya, dan lulus kuliah dari Oxford University di Inggris.
Materi Kegiatan 1
3. Apa pesan yang ingin disampaikan melalui lagu “Laskar Pelangi” kepada kita?
• Diskusikanlah bersama anak tentang pesan yang disampaikan oleh lagu tersebut untuk anak.
• Simpulkan bahwa kita harus mengejar mimpi dan cita-cita kita dengan gigih dan berbahagia
serta menikmati proses pencapaiannya.
• Tanyakan kepada anak, mengapa lagu ini membahas mimpi dan apa peran mimpi dalam
kehidupannya?
• Arahkan jawaban anak bahwa mimpi dapat berperan sebagai bahan bakar dan semangat
hidup.
• Orang tua, bersama-sama dengan anak, dapat berdiskusi tentang cita-cita anaknya.
• Pada usia anak sekarang ini, menentukan cita-cita adalah tentang memberi kesempatan
kepada anak untuk mengeksplorasi sebanyak mungkin ragam cita-citanya. Tanamkan
pemahaman kepada anak bahwa sebuah cita-cita tidak hanya untuk memuaskan dirinya
sendiri. Ajak anak untuk berpikir bagaimana cita-citanya itu dapat membawa manfaat
bagi sesama dan semesta.
• Pada bagian ini, anak sedang belajar mengenai bagaimana bersikap dan berpikir optimis.
Satu hal yang dapat menjadi pegangan dalam berlatih optimis adalah berpegang pada
mimpi atau cita-cita hidup.
• Mungkin usia anak kita masih begitu belia, tetapi tidak ada ruginya untuk mulai
mengenalkan mereka pada berbagai profesi dan cita-cita.
• Satu kegiatan yang dapat dilakukan bersama anak adalah “berburu” cita-cita. Kegiatan ini
dapat dilakukan dengan beraneka ragam cara, misalnya dengan menanyakan pendapat
dan aspirasi anak setiap kali bertemu dengan orang berprofesi tertentu, atau pekerjaan
seseorang, ketika membaca majalah, menonton TV, melalui media online, dan lain-lain.
Tanyakan apakah anak ingin menjadi seperti itu. Intinya, kita perlu membuka lebih banyak
kesempatan bagi anak kita untuk berdialog mengenai cita-citanya.
• Ajak anak untuk memainkan peran seolah-olah memang sedang menghadapi situasi-situasi
yang disajikan. Hal ini merupakan bentuk latihan untuk berempati yang sangat penting
terutama dalam mengembangkan pola pikir positif.
Pesan Moral
Referensi tambahan:
• Rahmawati, D. (2020, 30 Januari). 11 cara berpikir positif yang sebaiknya mulai anda
lakukan. Diakses dari:
https://www.sehatq.com/artikel/11-cara-berpikir-positif-yang-sebaiknya-mulai-anda-lakukan
• Nandy. (2021, Juni). Positive thinking [berpikir positif]: Pengertian, manfaat & cara
berpikir. Diakses dari: https://www.gramedia.com/best-seller/berpikir-positif/
• Bacakan ceritanya dan ajak anak masuk ke situasi sehari-hari di mana seolah-olah
sekolahnya terletak dekat dan dapat dicapai dengan berjalan kaki saja.
• Silakan dramatisasi sedikit dalam cara membacakan ceritanya.
• Ajak anak memejamkan mata, sehingga bayangan cerita muncul dalam benak mereka.
Pancaindra perasa mereka, untuk merasakan apa yang ada dalam perjalanan dari rumah ke
sekolah. Baru kemudian masuk ke cerita.
Pesan Moral
• Setelah membaca cerita atau mendengarkan cerita dibacakan, ajak anak memanfaatkan
kreativitas, pemikiran positif, dan optimisme mereka untuk menyusun cerita lanjutannya.
• Diskusikan bersama anak, apa makna yang dapat diambil dari kisah yang sudah
dilanjutkannya itu. Tanyakan juga, bagaimana kegiatan melanjutkan cerita ini membantunya
menilai keadaan atau situasi yang dihadapinya. Arahkan diskusi bahwa semua upaya
menyusun tulisan (narasi) positif itu diperlukan dalam melatih sikap dan berpikir optimis.
• Mimpi atau cita-cita tidak akan mudah dicapai. Perlu keterampilan membangun narasi
positif untuk dirinya sendiri agar tetap maju pantang menyerah, memperjuangkan
pencapaiannya. Jangan biarkan pikiran negatif mengendalikan kita, ambil alih kendali
pikiran kita.
• Di akhir kegiatan di bagian ini, ajak anak menelaah bahwa latihan-latihan ini semuanya
tidak sungguh terjadi pada mereka, namun perasaan dan pikiran yang mereka sampaikan
adalah nyata.
• Oleh karena itu, ajak anak melihat bahwa jika terus berlatih, kita dapat memilih pikiran kita
dan mengelola perasaan kita terlebih dulu, sebelum merespon suatu keadaan. Kita menjadi
makin sadar dan lebih bijaksana dalam menilai serta merespons keadaan.
• Sangat penting bagi orang tua untuk mendidik anaknya menjadi pribadi yang optimis. Hal ini
akan membuat anak selalu berusaha dan tak mudah menyerah untuk mendapatkan sesuatu.
Selain itu, anak menjadi lebih percaya diri dalam melakukan suatu hal.
• Pola asuh yang positif akan mendorong anak untuk selalu berpikir postif pula. Berpikir positif
merupakan landasan bagi anak untuk mampu bersikap optimis. Bagaimana kita dapat
memberikan pola asuh yang positif kepada anak? Berikut ini beberapa tips yang dapat kita
lakukan dalam mendidik dan membimbing anak di rumah.
1. Hindari banyak mengeluh di depan anak.
oo Tanpa kita sadari, mungkin kita sering mengeluhkan suatu permasalahan di depan
anak. Mungkin masalah keuangan, masalah pekerjaan, masalah keluarga, dan
lainnya. Hal ini dapat membuat anak belajar untuk melakukan hal yang sama.
oo Berbicaralah kepada anak tentang hal-hal yang seru, menyenangkan, ataupun hal
buruk yang terjadi sebagai pelajaran bersama.
oo Hindari kebiasaan menggerutu dan fokus pada hal-hal yang positif saja.
2. Percayakan anak dalam menyelesaikan tugasnya, sesuai perkembangan usianya.
oo Anak tidak akan dapat mengembangkan sikap optimistisnya sendiri tanpa diberi
kesempatan untuk membuktikan kemampuannya.
oo Menurut Tamar Chansky, Ph.D., seorang psikolog anak dan penulis “Freeing Your
Child From Negative Thinking”, orang tua perlu memberi kepercayaan kepada anak
untuk menyelesaikan tugas yang membuatnya merasa mampu. Tugas-tugas yang
diberikan harus disesuaikan dengan usia anak, karena tujuan memberi tugas kepada
anak adalah agar ia dapat melaksanakannya dengan baik.
3. Berikan kesempatan anak mengambil risiko.
oo Sebagai orang tua, kita pasti selalu berusaha melindungi anak kita dari perasaan
kecewa atau sakit hati. Namun, itu tidak berarti kita harus membatasi kegiatannya
karena dapat menyebabkan rendahnya keterampilan anak, yang dapat berakibat
pada rendahnya rasa percaya diri anak.
oo Biarkan anak bermain sendiri di halaman depan atau pergi berjalan-jalan tanpa perlu
kita dampingi secara langsung. Kita awasi saja dari jauh. Cara ini akan membuat
anak lebih banyak mengeksplorasi dirinya.
4. Berikan pujian yang tulus.
oo Memberi pujian dan apresiasi kepada anak memang dianjurkan. Anak akan
berkembang menjadi pribadi yang percaya diri saat diberitahu betapa bagusnya hasil
kerjanya. Namun, menurut Martin Seligman, PhD, penulis “The Optimistic Child”,
terus-menerus memuji anak dapat menjadi bumerang.
oo Jadi, agar anak memiliki sikap optimistis, tetapi tidak besar kepala, kita perlu
memberi pujian saat anak telah melakukan sesuatu dengan baik. Akan tetapi, jika
anak belum berhasil melakukannya, akui dan sampaikan juga hal itu dengan baik
kepada anak. Kemudian, jangan lupa untuk mendiskusikan cara-cara untuk
meningkatkan kemampuannya.
5. Luangkan waktu untuk mendengarkan masalah anak.
oo Mendengarkan masalah anak mencerminkan sikap dukungan Anda. Tanggapi dengan
serius, tetapi jangan menghakimi. Tunjukkan bahwa Anda mengerti apa yang
disampaikannya, terutama saat anak sedang mengatasi rasa sedih dan kecewa.
oo Mendengarkan anak adalah bagian dari hubungan yang penuh kepedulian, yang juga
merupakan elemen penting dalam memelihara harapan dan optimisme anak.
Materi 1
Di bagian kedua, anak mencermati beberapa contoh sikap optimis yang dapat diterapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Tips Penyampaian
Diskusi
Di bagian ini kita akan memastikan pemahaman anak tentang makna kata optimis.
• Tanyakan apakah ia pernah mendengar kata optimis, kapan dan di mana mendengarnya.
Mintalah anak menjelaskan dengan kata-katanya sendiri.
• Bimbing anak hingga menuju definisi optimis yang ada di buku, lalu ajak anak untuk
bersama-sama mengulas paparan di buku tersebut. Tanyakan apa pendapat mereka?
• Ajak juga anak menelaah kapan sikap optimis itu ia lakukan sehari-hari, dengan pertanyaan:
oo Pernahkah kamu merasa takut salah?
oo Apakah kamu meminta maaf pada orang lain?
oo Apakah kamu sering mencoba hal-hal baru?
oo Apakah kamu sering merasa yakin dan percaya diri?
• Diskusikan bersama anak tentang arti berpikir positif
oo Berpikir positif bukan berarti menjadi gampang percaya begitu saja. Berpikir positif justru
harus kritis dan berani menemukan dan mengungkap kebenaran dari suatu situasi.
Di bagian berikutnya, anak diminta untuk membaca beberapa contoh bersikap optimis.
• Tanyakan apakah ada contoh yang sudah ia lakukan, contoh yang mana, dan mintalah anak
menjelaskannya.
• Diskusikan hal-hal yang belum mampu dilakukannya.
oo Mengapa ia belum mampu melakukannya?
oo Apa kendalanya?
oo Bantuan apa yang dibutuhkannya agar ia mampu melakukannya?
oo Adakah contoh-contoh lain yang mencerminkan kemampuannya dalam bersikap
optimis? Ajak anak untuk menjelaskannya.
• Untuk menutup bagian ini, kita perlu mengingatkan anak bahwa contoh-contoh yang ada di
buku adalah contoh bersikap dan berpikir optimis yang mungkin saja dirasakan anak tidak
nyaman untuk mempraktikkannya. Ajak anak untuk berani mencobanya walaupun sedikit
demi sedikit.
Tips Penyampaian
• Sebelum mengerjakan bagian ini secara mandiri, ajak anak memikirkan dan
membayangkan cita-cita atau harapannya di masa depan.
• Tanyakan perasaan apa saja yang muncul ketika ia memikirkannya. Boleh jadi ada rasa
khawatir, antusias, resah, senang, dan lainnya. Biarkan anak mengungkapan perasaannya.
Diskusi
• Mintalah anak menelaah terlebih dulu mana pilihan jawaban yang menunjukkan pikiran positif.
• Jelaskan bahwa dalam tugas ini anak perlu fokus pada pikiran yang postif. Dalam setiap
situasi pasti akan muncul pikiran negatif, tetapi kita harus selalu mengalihkannya ke arah
yang positif.
• Berilah waktu kepada anak untuk memikirkan jawabannya. Biarkan anak melakukannya
secara mandiri lebih dulu.
• Setelah anak selesai mengerjakan, ajaklah anak mendiskusikan jawaban-jawabannya.
• Contoh Situasi 1:
•
Situasi 1:
Kamu bertengkar dengan saudaramu di rumah. Kalian berebut mainan favorit.
Pikiran/perasaan/perbuatan negatif:
Saudara saya itu memang egois. Ia tidak pernah mau mengalah dan ingin menang
sendiri. Saya benci kepadanya.
Pikiran/perasaan/perbuatan positif:
Saudara saya sedang ingin main sendiri. Saya akan cari mainan lain saja sekarang.
Saudara saya memang sukar diajak bermain bersama. Saya akan rebut mainan itu
darinya nanti.
Biar saya yang mengalah karena saya menyayanginya. Nanti pelan-pelan akan saya
bujuk dia untuk bermain bersama.
•• Tanyakan
Ajak anak kepada
memikirkan
anak,dan membayangkan
apakah cita-cita
pikiran negatif sempatatau harapan
muncul mereka disaat
di pikrannya masa depan.
membaca
• situasinya.
Tanyakan perasaan apa saja
Jelaskan bahwa yang
hal muncul
itu wajar, ketika
tetapi kitamereka memikirkan
harus cepat hal tersebut?
mengalihkannya ke Boleh
bagianjadi
ada rasa: khawatir, antusias,
”pikiran/perasaan/sikap resah, senang, dan lainnya.
positif”.
• oTanyakan
o Diskusikan
apapilihan-pilihan yang tersedia
yang dapat membantu setelah
mereka beralih
berpikir danke pikiran optimis?
bersikap yang positif.
Misalnya:
odukungan
o Pilihan kedua jelas tidak positif bacaan/literatur/sumber
teman/orangtua/guru, karena berniat ‘merebut’ informasi
mainan. Tinggal adaragam
mengenai pilihancita-
cita,pertama dan ketiga. Karena situasi tersebut terjadi dalam konteks sebuah keluarga, maka
dan lainnya.
untuk menentukan tindakannya dari kedua pilihan itu, ajak anak mendiskusikan, mana
yang mengedepankan kebersamaan dan dapat menguatkan persaudaraan.
oo Pilihan pertama dapat dianggap sebagai menghindari permasalahan, sedangkan pilihan
Profil
ketiga Pelajar
dapat Pancasila
dilihat anak seperti kalah dari saudaranya. Jadi, ajak anak berpikir, apakah
mengalah berarti kalah? Diskusikan hingga anak dapat menyimpulkan bahwa mengalah
Pada kesempatan
adalah ini, anak
jalan yang dapat belajar
diambil menguatkan
untuk mencapai dimensi Berkebinekaan
tujuan dan kesepakatanglobal
kedua belah
dengan berlatih membuat pertimbangan dan menumbuhkan berbagai sudut
pihak.
• Tanyakanpandang
jugapositif, sehingga
perasaan apa yangmengurangi prasangka.
muncul jika ia benar-benar berada dalam situasi seperti itu,
apa saja yang harus menjadi pertimbangannya dalam memilih jawaban yang paling tepat.
oo Dalam contoh di atas, mungkin anak harus mempertimbangkan bahwa rasa sayang
pada saudara harus melebihi rasa jengkel yang dirasakannya, sehingga pilihan akhir
anak adalah “mendamaikan” bukan “mempertajam pertikaian”.
oo Rasa empati, berpikir luas, optimis, dan bekerja sama adalah beberapa kemampuan yang
dibutuhkan anak di era sekarang.
• Paparkan (mengacu tulisan Tim Brown di Harvard Business Review) pada anak bahwa dunia
inovasi dan kreatif di zaman sekarang semakin memerlukan orang yang dapat berempati,
berpikir luas/integratif, optimis, berani mencoba/bereksperimen, dan pandai bekerjasama.
Tips Penyampaian
Pesan Moral
Diskusi
• Untuk tiap situasi, mintalah anak memikirkan dan membayangkan lebih dulu tentang keadaan
yang diharapkan terjadi.
• Biarkan anak larut dengan harapan dan pikiran positifnya dan memikirkan tindakan yang
akan dilakukannya sebagai cerminan sikap optimis dan wujud tekad yang kuat untuk
mencapainya.
• Contoh:
1. Saya sering kalah dalam permainan bulutangkis, tetapi saya yakin akhirnya nanti
akan menang juga karena saya akan ...............................................................................................
.................................................................................. secara rutin setiap hari.
oo Bagian yang kosong itu dapat diisi dengan kalimat yang menggambarkan tekad dan
upaya yang akan dilakukan anak.
• Setelah anak selesai mengerjakan tiga situasi yang ada, ajaklah anak mendiskusikan
jawaban-jawabannya.
• Contoh:
oo Dalam situasi 1, tanyakan kepada anak:
99 Apa yang harus kamu lakukan agar dapat menang dalam pertandingan berikutnya?
99 Apa saja yang diperlukan agar dapat bermain bulutangkis dengan baik?
99 Apakah kalimatmu mencerminkan hal itu?
Jadi, kalimat lanjutannya dapat berbunyi seperti misalnya: “...terus berlatih meningkatkan
keterampilan dan mempertajam strategi bertanding saya…” atau kalimat lainnya.
• Sikap dan berpikir optimis ini harus dihidupi, bahkan jika kita sedang berada dalam keadaan
terpuruk sekalipun. Dengan menghidupi sikap dan berpikir optimis ini, maka kita akan
memiliki semangat dan pengharapan positif yang kemudian dapat membawa kita keluar dari
kesulitan dan tantangan hidup yang dihadapi.
Kegiatan ini melatih anak meningkatkan dimensi nilai berkebinekaan global, dan
berakhlak mulia, dan bergotong royong, dengan memberikan respons yang tepat
dalam berbagai situasi terkait orang lain dan lingkungannya. Selain itu, melalui latihan
bersikap optimis, anak juga dilatih kemandirian dan kemampuannya berpikir kritis dan
positif. Kelima dimensi nilai ini merupakan ciri-ciri Profil Pelajar Pancasila.
• Ajak anak membayangkan ketika cita-citanya terwujud, misalnya sebagai arsitek, apa yang
dapat mereka upayakan bagi keluarga, sekolah, dan lingkungan saat ia kelak telah menjadi
seorang arsitek. Boleh jadi seperti “membangun sekolah yang ramah energi dan pengolahan
air secara berkelanjutan yang terintegrasi”, dan lainnya.
• Diskusikan beberapa contoh lainnya bersama anak.
• Tugas ini bertujuan mendorong anak berpikir mengenai apa yang harus dilakukannya sejak
sekarang agar cita-citanya terwujud dan kelak bermanfaat bagi keluarga/sekolah/lingkungan.
• Pertama, ajak anak untuk memikirkan kembali tentang cita-citanya. Dengan dukungan orang
tua dan keluarga, anak dapat memilih satu cita-cita yang ingin diraihnya.
• Kemudian, juga dengan bimbingan orang tua dan keluarganya, anak membayangkan
saat kelak dirinya mampu meraih cita-citanya, apa yang akan dilakukannya untuk
keluarganya,sekolahnya, dan lingkungannya.
• Bantu anak dengan menanyakan:
oo Apa yang dibutuhkan keluarga/sekolah/lingkunganmu?
oo Apa yang dapat membahagiakan keluarga/sekolah/lingkunganmu?
oo Apa manfaat menjadi orang yang kamu cita-citakan bagi keluarga/sekolah/lingkunganmu?
• Arahkan pemahaman anak bahwa cita-cita bukan hanya berkaitan dengan prestasi diri, tetapi
yang lebih penting adalah manfaat dari cita-cita tersebut bagi orang lain dan lingkungan di
sekitarnya.
• Setelah anak selesai membayangkan dan menulis manfaat-manfaat dari cita-citanya, ajak
anak mendiskusikan rencananya untuk mencapai cita-cita yang bermanfaat tersebut.
• Anak akan membuat rencana, melakukannya, dan menulis refleksinya.
• Bersama keluarga dan orang tuanya, anak perlu berdialog dan berdiskusi, terutama
tentang cara memfasilitasinya, menentukan cita-citanya, dan menguatkan tekad untuk
mewujudkannya.
• Arahkan diskusi agar anak memahami bahwa dalam mewujudkan cita-cita perlu dimulai dari
kegiatan rutin setiap hari. Karakter dan pola pikir tidak dapat tumbuh dalam satu malam,
melainkan tumbuh lewat pembiasaan.
• Sebagai contoh, jika anak ingin menjadi arsitek, kita dapat bantu dengan pertanyaan untuk
merincikannya seperti:
oo Apa yang sekolahmu butuhkan dari seorang arsitek?
oo Apa saja yang harus kamu kuasai jika ingin menjadi arsitek?
oo Kebiasaan apa yang dapat dilatih sejak sekarang untuk membantumu menjadi arsitek?
(Boleh jadi jawabannya adalah berlatih matematika 1 jam setiap hari).
• Dengan demikian, dorong juga anak untuk memikirkan tindakan kecil yang konkret dan dapat
dilakukan secara rutin atau dikuasai dalam durasi tertentu.
Referensi tambahan:
• Nareza, M. (2020, 16 April). Ini cara menjadi pribadi yang optimis.
Diakses dari: https://www.alodokter.com/ini-cara-menjadi-pribadi-yang-selalu-optimis
• Steinhilber, B. (2017, August 24). How to train your brain to be more optimistic.
Diakses dari: https://www.nbcnews.com/better/health/how-train-your-brain-be-more-
optimistic-ncna795231
• Pemasangan poster di lingkungan sekolah ini adalah kesempatan bagi anak-anak untuk
melatih sikap gotong-royong. Tuntun dan fasilitasi anak dalam proses kerja kelompok mereka.
• Pastikan mereka mendapatkan pengalaman positif dalam berkolaborasi. Ajak mereka
melakukan refleksi untuk mengapresiasi proses kolaborasi mereka.
• Ajak anak untuk memahami dulu bagaimana bentuk poster yang baik dan
cara mengemas informasi dan pesannya agar banyak orang yang tertarik
membacanya.
• Bantu mereka menelusuri dan menganalisis ragam contoh poster yang
sesuai untuk menyampaikan pesan. Kemudian, dorong mereka menyusun
konten pesan sesuai rancangan poster mereka.
• Tugas ini melatih keterampilan kerjasama dan kreativitas anak.
• Agar poster menjadi informatif dan menarik, anak dapat diarahkan
untuk menggunakan kata kunci infografis pendidikan dan telusuri
fitur gambar pada alat pencari online (https://www.google.com/
search?q=infografis+pendidikan).
• Sebelum difinalisasi, guru dan orang tua dapat lebih dulu memilih dan
memilah contoh poster yang layak, tidak memiliki unsur SARA, ataupun
melanggar norma budaya setempat.
• Beberapa tautan berikut dapat ditelusuri terlebih dahulu oleh guru dan
orang tua untuk memilih contoh-contoh poster yang baik bagi anak:
oo https://id.pinterest.com/pin/612067405582083059/
oo https://id.pinterest.com/tirtoid/_created/
Kegiatan kelompok ini mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk karakter dan
Profil Pelajar Pancasila. Anak belajar, antara lain, tentang:
• Bersikap dan berperilaku positif terhadap teman (berakhlak mulia kepada manusia)
• Saling menghargai, berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman
(berkebinekaan global)
• Bekerja sama, berkolaborasi, saling peduli dan berbagi (gotong royong)
• Bertanggung jawab atas proses dan hasil kerjanya, memahami perannya, dan
bekerja dengan disiplin/regulasi diri (mandiri)
• Menghasilkan poster yang menarik dan bermanfaat (kreatif)
• Memproses informasi dan gagasan, menganalisis, mengevaluasi, dan merefleksi
gagasan dan proses pembelajaran dari kegiatan (benalar kritis)
• Ajak anak menulis hal yang sederhana tetapi dapat dilakukan secara rutin sebagai wujud
pembiasaan berpikir dan bersikap optimis.
• Untuk membantu menajamkan tulisan mereka, tanyakan juga kepada mereka, jika ingin
belajar berpikir dan bersikap optimis, apa yang harus mereka lakukan setiap hari?
• Sejak kapan anak-anak terlihat sudah menghidupi sikap dan pikiran optimis? Bagaimana kita
mengetahuinya?
• Kapan terakhir kali anak-anak diajak memimpikan masa depan dan cita-cita mereka?
• Dalam kesempatan apa saja dialog mengenai cita-cita ini dapat dilakukan bersama anak
sekelas atau semua anggota keluarga di rumah?
• Apa yang perlu disiapkan oleh guru, orang tua, dan sekolah untuk membesarkan hati anak
dalam bermimpi dan menentukan cita-cita?
• Apa saja keterampilan yang diperlukan anak untuk menemukan cita-cita dan optimis dalam
mencapainya?
• Anderson, B. 2018. Think happy to stay happy: The awesome power of learned optimism. Mango
Publishing Group, Coral Gables, USA. (Kumpulan pemikiran, kutipan serta afirmasi berwawasan
luas tentang cara terbaik untuk tetap bahagia).
• Ashley, K. 2021. “7 things you should know to reach your dreams”. Diakses 12 September 2021.
https://www.lifehack.org/articles/productivity/7-things-you-should-know-reach-your-dreams.html
• Calling All Optimists. 2020. “The Importance of Optimism During Challenging Times”. Diakses 10
September 2021.
https://www.callingalloptimists.com/the-importance-of-optimism-during-challenging-times/
• De Rantau, J dan Ang, A. 2016. “Mars: Mimpi ananda raih semesta”. Film. Sutradara: Sahrul Gibran.
Produksi: Multi Buana Kreasindo, Leica Production, Harry Global Production, Silent D Picture.
• Dweck, C.S. 2006. Mindset. Balantine Books.
• Fadli, R. 2020. “Cara Mengajarkan Anak Mejadi Pribadi yang Optimis”. Diakses 11 September
2021. https://www.halodoc.com/artikel/cara-mengajarkan-anak-mejadi-pribadi-yang-optimis
• Francis, N. “The importance of optimism”. Diakses 10 September 2021.
https://www.neil-francis.com/blog-1/the-importance-of-optimism
• Guiang-Myers, G. 2019. “Tips for Teaching Realistic Optimism”. Diakses 10 September 2021.
https://www.edutopia.org/article/tips-teaching-realistic-optimism
• Nandy. 2021. “Positive thinking [berpikir positif]: Pengertian, manfaat & cara berpikir”. Diakses 11
September 2021. https://www.gramedia.com/best-seller/berpikir-positif/
• Nareza, M. 2020. “Ini cara menjadi pribadi yang optimis”. Diakses 12 September 2021.
https://www.alodokter.com/ini-cara-menjadi-pribadi-yang-selalu-optimis
Cinta Damai
Unit Kemampuan berpikir, berkata, dan berperilaku baik,
2 yang menyebabkan terciptanya suasana yang damai,
aman, dan menyenangkan untuk sesama
Semangat Kebangsaan
Unit Kemampuan berpikir, bertindak dan berwawasan yang
4 menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri sendiri atau kelompoknya
Persatuan Indonesia
Unit Semangat dan usaha untuk mewujudkan NKRI yang
6 terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya, agama, dan
kepercayaan yang berbeda
Persatuan Indonesia
Pengantar
• Indonesia adalah negara yang sangat luas, terdiri dari ribuan pulau, dengan penduduk yang
sangat beragam, terdiri atas berbagai suku bangsa, latar belakang sejarah, budaya, agama
dan kepercayaan.
• Kita patut bersyukur bahwa para pendahulu kita mampu mendirikan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Mereka mampu mewujudkannya dengan semangat persatuan. Tanpa
adanya jiwa persatuan, bangsa Indonesia tidak dapat mencapai kemerdekaan dan para
pemuda Indonesia pada zaman itu akan lebih sulit merebut kemerdekaan Indonesia.
• Persatuan Indonesia merupakan pernyataan dan kesadaran akan mutlaknya keberagaman
di Indonesia. Persatuan Indonesia adalah ungkapan perasaan dan sikap untuk menjadi
bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Sikap ini harus selalu tertanam dalam benak tiap
warga Indonesia, diperkuat, dan dihidupi, agar bangsa kita tetap dapat mempertahankan
persatuannya di tengah indahnya keberagaman.
• Persatuan Indonesia merupakan salah satu sila dari Pancasila yang harus dijunjung tinggi dan
merupakan hal yang terpenting dalam mencapai kemakmuran dan perdamaian sesuai cita-
cita bangsa Indonesia.
• Rasa persatuan ini perlu ditanamkan sejak dini agar generasi masa mendatang dapat terus
berjuang mewujudkan cita-cita bangsa dan negara.
Seorang penemu mesin waktu (Profesor Adi) mengajak cucunya (Domi) untuk turut serta dalam
perjalanan kembali ke masa lalu saat peristiwa bersejarah Sumpah Pemuda terjadi. Mereka berada
di sana dan merasakan suasana khidmat dalam Kerapatan Besar Pemuda Indonesia (KBPI).
Mereka pun merasakan semangat yang menggelora saat momen Sumpah Pemuda dibacakan.
Mereka melihat para peserta dari beragam suku bangsa memiliki semangat dan kerinduan
bersama sebagai satu bangsa, satu tanah tumpah darah, dan menjunjung satu bahasa, Indonesia.
Tips Penyampaian
• Sebelum membaca cerita, tanyakan kepada anak apa yang mereka ketahui tentang peristiwa
Sumpah Pemuda.
• Mintalah anak melakukan riset singkat terkait peristiwa bersejarah tersebut.
Pesan Moral
Tautan-tautan daring berikut ini dapat digunakan untuk membantu anak memulai riset
tentang peristiwa Sumpah Pemuda:
• https://www.grid.id/read/04961009/5-fakta-di-balik-peristiwa-sumpah-pemuda-yang-
diperingati-setiap-28-oktober-ternyata-pesertanya-masih-berbahasa-belanda?page=all
• https://tirto.id/isi-makna-sejarah-hari-sumpah-pemuda-28-oktober-1928-eku2
Kegiatan Alternatif
• Cerita dapat dibuat menjadi kegiatan main peran yang melibatkan beberapa anak, sehingga
mereka dapat merasakan semangat para pemuda di masa itu.
• Cerita dapat pula dibacakan dengan intonasi yang dramatis untuk menghadirkan semangat
perjuangan yang terkandung dalam cerita.
• memahami bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun dari keberagaman (suku
bangsa, bahasa, agama, asal wilayah, dan lainnya);
• memahami bahwa persatuan diperlukan untuk mengelola keberagaman, bukan untuk
menyeragamkan perbedaan;
• memiliki rasa lebih mencintai Indonesia;
• menjunjung tinggi persatuan dan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.
Materi Kegiatan 1
Mintalah anak-anak mengungkapkan apa yang dirasakan saat menyanyikan lagu itu. Tanyakan
bagian syair mana yang paling disukainya dan mengapa mereka menyukainya.
• Biarkan anak-anak menentukan sendiri pilihannya dan mengungkapkan alasannya dengan
kata-katanya sendiri.
• Setiap anak memiliki perasaan terkoneksi pada masing-masing bagian atau syair tertentu
dari sebuah lagu. Hal ini sangat bergantung pada pengalaman pribadinya dan juga pada
pendalaman rasa kebangsaan yang terbentuk dari kegiatan sebelumnya.
“Dari Sabang sampai Merauke, Berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, Itulah
Indonesia.”
Menurut kalian, apa yang menyambungkan jajaran pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke
sehingga menjadi satu?
• Ajaklah anak berpikir dalam aspek yang dapat dilihat secara fisik maupun yang tidak terlihat.
• Dalam aspek yang dapat dilihat, mungkin anak akan menyampaikan bahwa ada air laut di
antara pulau-pulau. Perspektif yang perlu kita bangun adalah bahwa air laut itu bukannya
memisahkan pulau-pulau, tetapi justru menyambungkan pulau-pulau menjadi satu kesatuan.
• Aspek lain yang tidak terlihat, ada yang terkait dengan teknologi komunikasi dan informasi
(misalnya internet) atau yang terkait dengan hal yang sifatnya emosional, seperti semangat
sebagai satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air. Jadi, walaupun terpisah lautan, kita
sesungguhnya tetap satu, satu Indonesia.
“Indonesia tanah airku, Aku berjanji padamu. Menjunjung tanah airku, Tanah airku
Indonesia.”
Apa yang dapat kalian lakukan untuk menunjukkan bahwa kalian menjunjung tinggi
tanah air Indonesia?
• Bagian ini memberikan contoh sikap yang menunjukkan bagaimana menjunjung
Tanah Air Indonesia sebagai anak-anak.
• Tuntunlah mereka untuk mencari jawabannya dari kegiatan dan kehidupan
sehari-harinya, misalnya ketika mereka mau berteman dengan siapa saja tanpa
membedakan suku, ras, dan agama, belajar setiap hari secara tekun, atau meraih
suatu prestasi.
• Ajak mereka memperlihatkan hubungan kegiatan tersebut dengan “menjunjung
tinggi tanah air”, atau dapat kita sebut juga dengan “mendahulukan kepentingan
negara”.
Jadi menurutmu, mengapa persatuan diperlukan di Indonesia?
• Pertanyaan itu dapat diubah menjadi: apa gunanya persatuan bagi Indonesia?
• Ajak anak untuk berdialog.
• Minta anak membayangkan bagaimana keadaan kelas jika setiap anak melakukan apa
pun yang mereka mau lakukan tanpa mempertimbangkan adanya kepentingan atau
kesepakatan bersama.
• Tanyakan, apa kepentingan atau kesepakatan bersama yang ada di dalam kelas.
Jika di kelas kita punya pegangan kesepakatan bersama, maka perbedaan yang ada
tinggal dikelola agar tidak melanggar kesepakatan bersama.
• Sama seperti di Indonesia, ada Sumpah Pemuda. Tekad satu tumpah darah, satu
bangsa, satu bahasa adalah kesepakatan bersama kita. Itulah pegangan untuk
menghargai keberagaman dan perbedaan yang ada, untuk mengelola keberagaman
dan perbedaan, dan untuk menggalang persatuan. Tanpa persatuan, pasti akan
datang kekacauan. Negeri yang kacau tidak akan maju dan berkembang.
• Ajak anak untuk menyanyikan lagu “Dari Sabang sampai Merauke” bersama keluarga di
rumah.
• Menyanyikan lagu-lagu wajib menjadi salah satu hal yang dilakukan saat peringatan hari
besar kenegaraan. Lagu-lagu itu biasanya berisi lirik yang menceritakan tentang perjuangan
untuk menumbuhkan rasa nasionalisme.
• Selain itu, penting sekali untuk mengenalkan lagu-lagu nasional pada anak agar ia mampu
memahami jati dirinya sebagai anak Indonesia.
• Sempatkan waktu untuk menanyakan lagu-lagu wajib atau nasional lain apa yang sudah
diketahui anak dan nyanyikanlah bersama dalam suasana kekeluargaan.
• Fasilitasi anak-anak untuk memaknai kata demi kata bersama-sama. Kemudian, mintalah
mereka menyimpulkan arti keseluruhannya.
• Ajak mereka mencocokkan arti peribahasa itu menurut kesimpulan mereka dengan arti yang
diberikan di beberapa situs di dunia maya
(satu di antaranya: https://id.wikiquote.org/wiki/Daftar_peribahasa).
Pesan Moral
Gotong-royong merupakan
wujud persatuan dan bentuk kegiatan
yang mencerminkan peribahasa
“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.
• Tanyakan kepada anak, sejauh mana mereka memahami arti peribahasa tersebut.
99 Apakah kamu sudah pernah mendengarnya?
99 Menurutmu, apa artinya? Benarkah artinya?
99 Darimana kamu memperoleh informasi tentang arti tersebut?
• Mintalah anak mengikuti panduan yang diberikan di buku dalam mencari makna peribahasa
dan menjelaskan contoh-contoh perilaku yang mencerminkannya.
• Tekankan kepada anak tentang pentingnya mengecek arti sesungguhnya dari berbagai
sumber. Pembiasaan untuk mencari informasi dari sumber yang terpercaya adalah hal
penting untuk mengasah anak berpikir kritis.
• Ajak anak mengingat berbagai kegiatan yang pernah dilakukan di sekolah (misalnya, upacara
bendera, pentas seni, kerja bakti, dan lainnya). Kemudian, diskusikan mana saja yang dapat
dianggap sebagai perwujudan dari peribahasa “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.
• Awali penugasan dengan membagi anak dalam kelompok yang berimbang. Tidak hanya
seimbang dalam jumlah, tetapi juga dalam kemampuan dan latar belakang.
• Berilah kesempatan tiap kelompok untuk mendiskusikan tema khusus apa yang akan
ditampilkan, tokoh dan jalan ceritanya, serta perlengkapan penampilan yang diperlukan.
• Minta tiap anak untuk berkontribusi dan mengambil peran dalam kelompoknya.
• Jika waktunya cukup di antara perencanaan dan penampilan, anak dapat menyiapkan
perlengkapan penampilan yang lebih kreatif di rumah, sehingga ketika penampilan dapat
membantu para penonton merasakan suasananya.
Pesan Moral
• Dalam bekerjasama, bimbing mereka untuk memfokuskan perhatiannya pada bagaimana tiap
anggota kelompok dapat berkontribusi dan menjadi pemain tim yang baik, saling membantu
tanpa diminta, dan bagaimana kelompok dapat menghasilkan skenario dan pertunjukan
drama sebaik mungkin. Proses bekerjasama, berkolaborasi, dan bergotong royong ini sangat
penting dalam upaya mencapai hasil yang maksimal.
oo Perhatikan bagaimana mereka menentukan peran masing-masing
oo Motivasi anak untuk dapat bekerja dengan timnya.
oo Jelaskan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan secara berkelompok akan berhasil bila
semua anggotanya bersatu, menghargai pendapat orang lain, dan mengutamakan
kepentingan kelompok.
• Rasa persatuan ini penting dijaga agar dapat menyelesaikan sebuah tugas dengan tepat
waktu dan dengan hasil yang mengagumkan.
• Minta anak untuk berlatih beberapa kali agar tiap pemeran dapat menghayati perannya
masing-masing.
oo Tanyakan kepada mereka apa yang perlu diperbaiki setiap kali mereka selesai berlatih.
Kemudian, minta mereka berlatih lagi.
oo Berikan masukan yang positif dan memotivasi agar mereka bersemangat untuk
oo menampilkan yang terbaik.
• Berilah cukup waktu kepada anak dan kelompoknya untuk melakukan refleksi pembelajaran
dari kegiatan bermain drama sebelumnya.
• Ajak mereka mendiskusikan tentang tujuan melakukan refleksi. Arahkan diskusi sehingga anak
paham bahwa mereka harus selalu belajar dari pengalamannya dan menggunakan poin
pembelajarannya untuk meningkatkan diri.
• Diskusikan juga pertanyaan:
oo Apa tujuan melakukan apresiasi menurut mereka?
oo Mengapa kita harus mengapresiasi orang lain?
• Arahkan diskusi agar anak dapat mengambil kesimpulan pentingnya menghargai prestasi
orang lain, mengasah kepercayaan dirinya, dan membangkitkan kebanggaan atas prestasi
yang sudah dicapainya.
Setelah mengikuti bagian ini, diharapkan anak akan dapat lebih memahami
Materi 1
• Dengan dasar pemahaman atas nilai berbeda tetapi bersatu, anak akan mampu menghargai
perbedaan yang ada dalam masyarakat Indonesia. (unit 1)
• Dengan menghargai perbedaan suku bangsa, agama, budaya, latar belakang, dan juga
perbedaan pendapat orang lain, anak akan mampu menciptakan kedamaian di antara
sesama. (unit 2)
• Anak yang mencintai kedamaian dalam keberagaman yang ada dalam masyarakat,
mencintai kebudayaan dan sejarahnya, akan mencintai tanah airnya, dan bangga sebagai
bangsa Indonesia. (unit 3)
• Kebanggaannya sebagai bangsa Indonesia selanjutnya akan diwujudkan dengan semangat
kebangsaan untuk ikut berkontribusi dalam memajukan negaranya. (unit 4)
• Kemajuan yang diupayakan harus disertai dengan rasa optimisme tinggi, cita-cita dan
harapan yang juga tinggi, sehingga akan terbentuk tekad yang bulat untuk menjadikan
Indonesia yang lebih baik. (unit 5)
• Kelima hal di atas, bila dilakukan secara bersama-sama, bergotong royong, dan bersatu
padu, dengan menggalang rasa persatuan yang kuat, akan mampu mewujudkan persatuan
Indonesia. (unit 6)
Tips Penyampaian
• Akan sangat membantu jika diskusi dilakukan secara visual, sehingga anak dapat meninjau
dan melihat keterkaitan antara nilai satu dengan nilai lainnya.
• Ambil waktu untuk meninjau pemahaman anak. Berilah penguatan atau konfirmasi kepada
anak, ketika kata-kata kunci yang terkait dengan nilai-nilai yang telah dipelajari muncul.
Misalnya, munculnya kata cita-cita, harapan, usaha dapat dikaitkan dengan rasa optimistis di
unit 5.
Diskusi
Nilai-nilai lain yang terkait
• Sebelum masuk materi bagian ini, ajak anak dalam diskusi:
memikirkan kembali makna Persatuan Indonesia • mandiri • cinta
menurut versi mereka. • reflektif tanah air
• Berilah waktu kepada anak untuk membaca • percaya diri • semangat
bagian Pembelajaran ini dan mengingat kembali • disiplin kebangsaan
cerita di awal unit dan kegiatan-kegiatan yang • berpikir kritis
sudah dikerjakannya. Kemudian, tanyakan
kembali mengapa Persatuan itu penting untuk
Indonesia. Unit 6 Persatuan Indonesia 189
Materi 2
Tips Penyampaian
• Bagian ini berupa sesi diskusi, jadi awali dengan apa yang mereka ketahui tentang simbol
hingga anak dapat menyimpulkan kemudian mengapa pohon beringin tepat untuk
menggambarkan Persatuan Indonesia.
• Oleh karena itu, akan membantu jika anak dapat diajak melihat atau mencari gambaran visual
di dunia maya mengenai pohon beringin dan bagian pohon yang dijelaskan di buku
(https://www.fitnessformen.co.id/2020/10/ciri-ciri-pohon-beringin.html).
Diskusi
Di bagian ini, anak diajak untuk meninjau makna simbol sila ketiga Pancasila dan
hubungannya dengan persatuan Indonesia.
Dalam prosesnya anak akan terasah nilai-nilai kemandiriannya (menjelaskan
pemahamannya), berkebinekaan global (melakukan refleksi), dan bernalar kritis
(memproses informasi serta menyimpulkannya), yang akan membentuknya memiliki
ciri-ciri Profil Pelajar Pancasila.
Merefleksi Nilai-nilai: berbeda tetapi bersatu, cinta damai, cinta tanah air, semangat
kebangsaan, dan optimistis
Pada bagian ini anak diminta untuk menilai kemajuan pemahamannya atas nilai-nilai yang sudah
dipelajarinya sejak dari Unit 1 hingga Unit 5.
Tips Penyampaian
Tips Penyampaian
• Bagian ini juga merupakan momen bagi anak untuk melakukan refleksi. Maka, berikan cukup
waktu bagi anak untuk mengerjakan kegiatan ini secara mandiri dan saksama.
• Untuk tiap soal, jawaban bisa lebih dari satu.
Diskusi
• Biarkan anak melakukan kegiatan ini secara mandiri. Ini merupakan kesempatan bagi anak
untuk memastikan dirinya sudah memahami arti persatuan dan Persatuan Indonesia.
• Setelah selesai mengerjakan, berikan pertanyaan-pertanyaan tambahan agar anak
memeriksa kembali jawaban dan soal-soalnya, misalnya:
o Apakah sudah kamu yakin dengan pilihanmu?
o Adakah pilihan lain yang juga bisa kamu anggap benar?
o Apa yang melatarbelakangi pilihanmu itu?
• Untuk setiap soal, jawaban yang cocok bisa lebih dari satu.
• Ada kemungkinan anak tidak memilih semua jawaban yang benar atau memilih jawaban yang
justru salah. Kalau hal itu terjadi, jangan buat kecil hatinya.
• Berikan pertanyaan-pertanyaan tambahan agar anak memeriksa kembali jawaban dan soal-
soalnya, misalnya: Apakah sudah kamu yakin dengan pilihanmu? Adakah pilihan lain yang juga
bisa kamu anggap benar? Apa yang melatarbelakangi pilihanmu itu?
Tips Penyampaian
• Berikan waktu pada anak untuk membaca tugas sehingga dapat memikirkan “contoh lain”
yang dekat dengannya atau pernah dialami sebelumnya untuk melengkapi tugas di buku.
• Bantu anak bila menemukan kesulitan. Arahkan untuk melihat situasi yang terdekat, seperti
misalnya di lingkungan sekolah atau di rumah.
Diskusi
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai kegiatan mandiri agar anak dapat memahami makna dan
penerapan sila ketiga Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari. Bagian ini menuntut anak
untuk melihat ke dalam diri mereka sendiri. Sarankan anak untuk membuka diri dan memori atas
pengalaman yang pernah dilaluinya selama ini.
• Setelah anak selesai mengerjakannya, barulah ajak anak mendiskusikan contoh-contoh yang
ditulisnya dalam tiap situasi.
• Tanyakan pertanyaan reflektif, seperti:
oo Apakah ada pengalaman yang dapat dijadikan “contoh lain” untuk melengkapi tugas di
buku?
oo Apa alasan memilihnya?
• Tutup bagian ini dengan menanyakan anak, apakah mereka menemui kesulitan dalam
mencari contoh lain, apa kesulitannya, dan apa pembelajaran yang mereka ambil dari
kegiatan ini.
• Beri waktu bagi anak untuk mengungkapkan pendapatnya.
• menyampaikan pesan yang mendukung penguatan nilai persatuan Indonesia dengan cara
yang beragam;
• menghidupi nilai-nilai yang telah dipelajari sebelumnya, baik di unit 1 sampai 6, maupun di
kelas-kelas sebelumnya, dalam kehidupan sehari-hari.
• Kemampuan berkolaborasi dengan orang lain adalah hal yang penting dalam upaya kita
mengembangkan kemampuan anak untuk menciptakan hal-hal yang berdampak bagi orang
banyak.
• Pembiasaan di rumah oleh orangtua menjadi faktor utama dalam menumbuhkan rasa
kebersamaan, bergotong royong, dan berkolaborasi. Biasakan melakukan diskusi dan
kegiatan curah pendapat bersama anak.
• Dalam tugas ini, tanyakan pendapat anak tentang bentuk yang paling efektif untuk mencapai
sasarannya, yaitu meningkatkan nilai-nilai persatuan bersama keluarga. Gali lebih dalam atas
jawabannya:
oo Mengapa ia memilih bentuk sajian tersebut
oo Apa yang disukai dari bentuk tersebut?
oo Apa yang dibutuhkan untuk membuat sajian tersebut menjadi hasil yang luar biasa?
oo Apa hambatan yang perlu diantisipasi?
oo Bagaimana keluarga secara bersama-sama dapat mengatasi hambatan tersebut?
Kegiatan kelompok ini mengandung nilai-nilai yang Nilai-nilai lain yang terkait
dapat membentuk karakter dan Profil Pelajar Pancasila. dalam diskusi:
Anak belajar, antara lain, tentang:
• gotong royong
• Bersikap dan berperilaku positif terhadap teman
• kolaborasi
(berakhlak mulia kepada manusia)
• Saling menghargai berkomunikasi berinteraksi • kreatif
dengan teman, dan melakukan refleksi • berbeda tetapi bersatu
(berkebinekaan global) • bersahabat
• Bekerja sama,berkolaborasi,saling peduli dan
• toleransi
berbagi (gotong royong)
• percaya diri
• Bertanggung jawab atas proses dan hasil kerjanya,
memahami perannya, dan bekerja dengan disiplin/ • tanggung jawab
regulasi diri (mandiri) • disiplin
• Menghasilkan karya yang menarik dan menguatkan • kerja keras
rasa persatuan (kreatif)
• Memproses informasi dan gagasan, menganalisis,
mengevaluasi, dan merefleksi gagasan dan proses
pembelajaran dari kegiatan (bernalar kritis)
Unit 6 Persatuan Indonesia 201
Komitmen
• Tugas ini termasuk sulit untuk dikerjakan secara mandiri untuk anak seusianya.
• Maka, bantulah anak dengan mengajaknya membaca kembali bagian “Pembelajaranku” dan
mengambil beberapa contoh yang ada di bagian itu.
• Sarankan anak untuk menulis sesuatu yang dekat dengannya dan dapat dilakukan secara
rutin atau diselesaikan dalam periode tertentu.
• Persatuan tanpa kejujuran tidak lebih baik dari konspirasi. - John Trapp
• Semua untuk satu dan satu untuk semua. - Alexandre Dumas
• Bahkan yang lemah menjadi kuat ketika mereka bersatu. - Friedrich von Schiller
• Kemampuan kita untuk mencapai kesatuan dalam keberagaman akan menjadi keindahan
dan ujian bagi peradaban kita. - Mahatma Gandhi
• Nugroho, F.T. 2021. “7 Makna Sila Persatuan Indonesia Beserta Contoh Penerapannya dalam
Kehidupan Sehari-hari”. Diakses 17 September 2021.
https://www.bola.com/ragam/read/4490275/7-makna-sila-persatuan-indonesia-beserta-contoh-
penerapannya-dalam-kehidupan-sehari-hari
• Nugroho, F.T. 2021. “Manfaat Persatuan dan Kesatuan, Ketahui Maknanya bagi Bangsa
Indonesia”. Diakses 17 September 2021. https://www.bola.com/ragam/read/4486526/manfaat-
persatuan-dan-kesatuan-ketahuimaknanya-bagi-bangsa-Indonesia
• Pusdatin. 2021. “Membumikan Kembali Pancasila di Kalangan Milenial”. Diakses 16 September
2021. https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/713/membumikan-kembali-pancasila-di-kalangan-
milenial.html
• Sembiring, T., W. Praptiningsih, & R. Primahendra. 2018. Revitalisasi Pancasila: Warisan agung
pendiri bangsa. Perkumpulan Amerta: hlm. 78-98.
• Tribune News. 2020. “Cara Mudah Menanamkan Nilai Pancasila Pada Anak Sejak Kecil”.
Diakses 17 September 2021. https://www.tribunnews.com/nasional/2020/12/10/cara-mudah-
menanamkan-nilai-pancasila-pada-anak-sejak-kecil