Anda di halaman 1dari 37

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU

DI SMP NEGERI 3 INDRALAYA SELATAN,

KABUPATEN OGAN ILIR

Proposal Skripsi Oleh :

Lista Sastra Pratiwi

01011181419002

Manajemen

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih

Gelar Sarjana Ekonomi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI

2017
1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah modal dasar untuk menciptakan sumber daya manusia

yang unggul. Setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan

tidak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan. Karena pendidikan menyangkut

kepentingan semua orang, bukan hanya menyangkut investasi, kondisi dan

suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan

upaya perbaikan dan tuntutan kehidupan masyarakat. Dunia pendidikan yang

utama adalah sekolah, Sekolah merupakan salah satu lembaga alternatif pelayanan

pendidikan. Di dunia pendidikan guru memegang posisi yang sangat strategis

dalam upaya menciptakan lulusan yang profesional dan berkualitas sehingga dapat

memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang profesional (Hasanah, 2010).

Disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

guru. Dengan demikian, sekolah yang di dalam proses belajar- mengajar tumbuh

kedisiplinan, akan berfungsi sebagai pembentuk nilai dan norma individu,

penguasaan diri, sikap dan tanggung jawab bagi guru. Kurang disiplinnya guru-

guru dalam melaksanakan tugas, seperti datang ke sekolah terlambat, bersikap

masa bodoh terhadap siswa berakibat kualitas peserta didik menjadi rendah.

Rendahnya tingkat kedisiplinan guru dapat menghambat kegiatan belajar-

mengajar di sekolah. Dari organisasi atau instansi sendiri juga berperan dalam

mengelola guru agar mematuhi segala peraturan, norma yang telah ditetapkan oleh

sekolah sehingga para guru bekerja dengan disiplin dan efektif. Kedisiplinan

adalah kesadaran dan kesediaan seseorang dalam mentaati semua peraturan

organisasi dan norma sosial yang berlaku. ( Hasibuan, 2011).

1
Selain itu, berbagai aturan atau norma yang ditetapkan oleh suatu lembaga

memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kedisiplinan agar para

pegawai atau karyawan dapat mematuhi peraturan tersebut. Aturan atau norma itu

biasanya diikuti sanksi yang diberikan bila terjadi pelanggaran. Sanksi tersebut

bisa berupa teguran baik lisan atau tertulis, skorsing, penurunan pangkat bahkan

sampai pemecatan kerja tergantung dari besarnya pelanggaran yang dilakukan

oleh pegawai atau karyawan. Hal itu dimaksudkan agar para pegawai bekerja

dengan disiplin dan bertanggung jawab atas pekerjaannya.

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010,

Kinerja guru adalah hasil penilaian terhadap proses dan hasil kerja yang dicapai

guru dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja seorang guru akan baik jika guru

telah melaksanakan unsur-unsur yang terdiri atass kesetiaan dan komitmen yang

tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran,

kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya. Hal tersebut dapat terlaksana

merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting.

Karena semakin baik disiplin karyawan, maka semakin tinggi prestasi kerja yang

dapat dicapainya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi sebuah organisasi mencapai

hasil atau kinerja yang optimal. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan

seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target

atau sasaran atau criteria yang telah ditentukan yang telah disepakati bersama

(Rivai dan Basri, 2005:50).

2
SMP Negeri 3 Indralaya Selatan adalah sekolah SMP Negeri yang terletak.

di Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Ogan Ilir tepatnya di Jl. Pulau

Pendidikan, Sukaraja Baru, Kec. Indralaya Selatan, Kab. Ogan Ilir Propinsi

Sumatera Selatan. Sekolah ini memiliki jumlah guru sebanyak 36 orang dan

sekolah ini dituntut untuk memiliki guru yang profesional, yaitu guru yang

mempunyai kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas dan meningkatkan

kualitas kerja seiring dengan perkembangan zaman, maka dibutuhkan disiplin

kerja yang tinggi untuk meningkatkan kinerja guru.

Fenomena yang terjadi di SMP Negeri 3 Indralaya Selatan ini yaitu

dimana setiap bulan masih ada guru yang tidak hadir ke sekolah. Hal ini dapat

dilihat dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun 2016 persentase tingkat

kehadiran guru yang tidak hadir setiap bulan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Jumlah guru yang tidak hadir ke sekolah di SMP Negeri 3 Indralaya

Selatan, Ogan Ilir Januari - Juni 2016

Bulan Jumlah guru yang tidak hadir

Januari 4
Februari 4
Maret 5
April 7
Mei 7
Juni 9

Sumber: Data primer yang diolah

3
Tabel 1.1 Dari 36 orang guru yang ada di SMP Negeri 3 Indralaya Selatan,

masih terdapat banyak guru yang tidak hadir. Hal ini dapat dibuktikan bahwa

jumlah guru yang tidak hadir dari bulan Januari – Juni 2016 mengalami

peningkatan tiap bulannya, dimana yang tertinggi yaitu pada bulan Juni 2016

sebanyak 9 guru yang tidak hadir ke sekolah dan terendah 5 orang guru pada

bulan Januari 2016. Adanya beberapa guru yang tidak hadir menunjukkan bahwa

disiplin kerja guru relatif rendah. Dampak lain ketidakhadiran guru ini bukan

hanya merugikan siswa di kelas itu, melainkan juga terganggunya proses

pembelajaran di kelas lain. Indikasi dampak ketidakhadiran tersebut ditegaskan

pula oleh (Ivatts 2013) bahwa tingginya tingkat ketidakhadiran guru berakibat

pada hilangnya waktu belajar siswa, penurunan semangat belajar siswa dan

merusak reputasi sekolah. Tingginya ketidakhadiran guru tersebut terbukti

menjalar pada tumbuhnya citra sekolah yang negatif di mata masyarakat, karena

sekolah dinilai kurang disiplin. Tingkat ketidakhadiran guru juga

mengindikasikan ketaatan guru terhadap disiplin dan tata tertib serta aturan

lainnya baik yang digariskan oleh sekolah, pemerintah daerah maupun aturan

disiplin serta kepegawaian lainnya, termasuk Peraturan Pemerintah Nomor 46

Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.

Masalah-masalah kedisiplinan lain yang ada di SMP Negeri 3 Indralaya

Selatan ini yaitu terutama masalah disiplin guru masuk kedalam kelas pada saat

kegiatan pembelajaran dikelas. Misalnya pada jam pertama masuk kegiatan

belajar mengajar (KBM) dimulai pada pukul 07.30 WIB, akan tetapi masih ada

beberapa guru yang belum siap mengajar, bahkan ada beberapa guru yang belum

4
hadir pada pukul 07.30 tersebut. Salah satu faktor penyebabnya adalah jarak

tempat tinggal guru dengan sekolah rata-rata di atas 3-5 km. Hal ini berdampak

pada stabilitas sekolah seperti alokasi waktu pelajaran jadi berkurang, siswa

berkeliaran di lingkungan sekolah, otomatis prestasi belajar siswa rendah.

Padahal, disiplin kerja sangat penting dalam suatu organisasi, dengan disiplin

kerja para guru dapat melaksanakan tugas-tugasnya guna mewujudkan tujuan

organisasi.

Berikut data statistik hasil ujian nasional SMP Negeri 3 Indralaya Selatan,

Kabupaten Ogan Ilir dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.2

Perbandingan Data Statistik Hasil Ujian Nasional SMP Negeri 3

Indralaya Selatan, Kab. Ogan Ilir

Tahun Ajaran 2013/2014 – 2015/2016

Nilai Rata - rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah

2014 69,15 77,95 66,15

2015 67,35 72,10 57,00

2016 42,54 52,30 36,10

(Sumber : SMP Negeri 3 Indralaya Selatan, data primer yang diolah)

Berdasarkan dari tabel 1.2 diatas terlihat hasil rekapitulasi yang diperoleh

dari SMP Negeri 3 Indralaya Selatan, Kab. Ogan Ilir, UN tahun 2014 dengan

jumlah peserta 96 dengan nilai rata-rata hasil pencapaian 69,15, nilai tertinggi

77,95 dan nilai terendah 66,15. Hasil UN tahun 2015 dengan jumlah peserta 94

5
dengan nilai rata-rata hasil pencapaian 67,35, nilai tertinggi 72,10 dan nilai

terendah 57,00. Hasil UN tahun 2016 dengan jumlah peserta 94 dengan nilai rata-

rata hasil pencapaian 42,54, nilai tertinggi 52,30 dan nilai terendah 36,10. Dari

tabel tersebut hasil yang dicapai dari tahun ke tahun adalah menurun, Hal ini

menunjukkan adanya penurunan dalam kinerja guru jika dilihat dari hasil ujian

nasional para muridnya

Dari hasil wawancara yang saya lakukan dengan beberapa orang siswa

sekitar 3 bulan yang lalu, bahwa menurut mereka disekolah ini masih terlihat

adanya masalah kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran dimana guru masih

ada yang belum membuat persiapan pembelajaran sebelum mengajar. Selain itu

juga terlihat masalah yang berhubungan dengan kinerja guru dalam pelaksanaan

pembelajaran belum menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga

yang terjadi pelajaran jadi membosankan bagi siswa dan kinerja yang dihasilkan

guru pun belum optimal.

Disiplin kerja mengatur seorang pegawai untuk mentaati segala norma,

kaidah dan peraturan yang berlaku dalam organisasi. Ini jelas akan mempengaruhi

proses belajar mengajar di kelas yang pada akhirnya adalah terganggunya proses

belajar mengajar di sekolah. Akibat dari guru yang tidak masuk kerja, datang

terlambat atau meninggalkan jam-jam pelajaran maka banyak komplain dari

peserta didik tentang layanan pendidikan yang mereka terima yang berdampak

pada tingkat kedisiplinan siswa baik pada jam masuk pelajaran atau tingkat

pelanggaran pada tata tertib sekolah yang sering dilakukan. Hal ini mungkin

dikarenakan tidak adanya tindakan atau sanksi yang tegas dan kurangnya

6
pengawasan kepala sekolah serta jarak tempat tinggal dan tempat kerja yang jauh

sehingga menyebabkan guru sering terlambat dan bermalasan dalam bekerja.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa meningkatnya disiplin kerja yang

disebabkan oleh kehadiran guru yang tepat waktu, tidak pernah pulang sebelum

jam kerja selesai, baik dalam menyampaikan materi kepada siswa, mampu

menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, mampu menggunakan waktu secara efektif,

bekerja dengan kualitas kerja baik, mengikuti prosedur dan instruksi kerja dari

atasan, hadir dalam setiap rapat dan berpenampilan sopan dan berpakaian sesuai

aturan yang ada maka dapat menyebabkan meningkatnya kinerja guru.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap

Kinerja Guru Di SMP Negeri 3 Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir”.

1.2. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah dalam peneilitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh disiplin

kerja terhadap kinerja guru di SMP Negeri 3 Indralaya Selatan, Kab. Ogan Ilir?”

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penulisan ini adalah: “Untuk

mengetahui apakah ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru di SMP

Negeri 3 Indralaya Selatan, Kab. Ogan Ilir?”

1.4. Manfaat Penelitian

7
1. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan

pertimbangan berkaitan dengan disiplin kerja untuk meningkatkan kinerja

guru.

2. Manfaat teoritis

Untuk menambah wawasan atau pengetahuan khususnya dalam

bidang manajemen sumber daya manusia.

STUDI PUSTAKA

8
2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Disiplin Kerja

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seorang mentaati semua

peraturan perusahaan dan norma – noma sosial yang berlaku. Disiplin yang baik

mencerminkan besarnya tanggung jawab terhadap tugas – tugas yang diberikan

kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja dan terwujudnnya tujuan organisasi

(Hasibuan, 2013)

Menurut (Simamora, 2008) dalam buku Manajemen Sumber Daya

Manusia Edisi III menyatakan bahwa :

“Disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena

melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri

karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan

tim kerja di dalam suatu organisasi”.

Sementara Keith Davis dalam (Mangkunegara, 2009) mengemukakan

bahwa ”Dicipline ismanagement action to enforce organizationstandards”.

Berdasarkan pendapat Keiht Davis, disiplin kerja dapat diartikan sebagai

pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.

(Sutrisno, 2011) mengemukakan bahwa disiplin menunjukkan suatu

kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan

ketetapan perusahaan.Dengan demikian bila peraturan atau ketetapan yang ada

dalam perusahaan itu diabaikan, atau sering dilanggar, maka karyawan

mempunyai disiplin kerja yang buruk.Sebaliknya, bila karyawan tunduk pada

ketetapan perusahaan, menggambarkan adanya kondisi disiplin yang baik.

9
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah

sikap dan perbuatan guru dalam mentaati semua pedoman dan peraturan yang

telah ditentukan untuk tercapainya tujuan organisasi. Disiplin berkaitan erat

dengan perilaku karyawan dan berpengaruh terhadap kinerja.

2.1.2. Macam-Macam Disiplin Kerja

Menurut Mangkunegara (2009) mengemukakan macam-macam displin

kerja dalam organisasi, yaitu yang bersifat preventif dan bersifat korektif:

1. Disiplin Preventif

Disiplin Preventif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai

untuk mengikuti dan mematuhi pedoman kerja. , aturan – aturan yang

telah digariskan oleh peusahaan .tujuan dasarnya adalah untuk

menggerakan pegawai berdisiplin diri. Disiplin preventif adalah suatu

sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian

sistem yang ada dalam organisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah

menegakan displin kerja.

2. Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam

menyatukan suatu peraturan dan mengarakan untuk tetap mematuhi

peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada

disiplin korektif pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi

sesuai dengan peraturan yang berlaku.tujuan perbaikan sanksi adalah

untuk memperbaiki pegawai melanggar , memelihara peraturan yang

berlaku dan memberikan pelajaran pada pelanggar.

10
2.1.3. Indikator Disiplin Kerja

Menurut (Singodimejo dalam sutrisno, 2011) pada dasarnya banyak

indikator kedisiplinan seorang pegawai, di antaranya :

1. Taat pada aturan waktu.

Dilihat dari jam masuk kerja, jam pulan, dan jam istirahat yang

tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di perusaan.

2. Taat pada peraturan perusaan.

Peraturan dasar tentang cara berpakain, dan bertingkah laku dalam

pekerjaan.

3. Taat terhadap aturan prilaku dalam perkejaan.

Ditunjukan dengan cara-cara melakukan pekerjaan-pekerjaan

sesuai dangan jabatan, tugas dan tangung jawab serta cara berhubungan

dengan unit kerja lain.

4. Taat pada peraturan lainnya di perusahan.

Aturan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh para

pegawai dalam perusahaan.

2.1.4. Faktor yang mempengaruhi Disiplin Kerja

Menurut Keith Davis dan Mangkunegara (2004) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi disiplin yaitu.

1. Jam kerja

11
Jam kerja adalah jam datang karyawan ke tempat kerja maupun

pulang kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Izin karyawan

Izin karyawan adalag karyawan yang meninggalkan pekerjaan pada

jam kerja atau jam kantor , baik untuk kepentingan perusahaan begitu

juga karyawan yang mengambil cuti.

3. Absensi karyawan

Absensi karyawan adalah tingkat kehadiran karyawan ke tempat

kerja yang diadakan perusahaan untuk melihat kehadiran para karyawan

untuk bekerja.

Menurut (Singodimedjo dalam sutrisno, 2011) faktor yang

mempengaruhi disiplin guru adalah :

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi.

2. Ada tidaknya keteladanan kepala sekolah.

3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.

4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.

5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.

6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan.

7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

8. Pengembangan struktur organisasi yang sehat.

9. Adanya suatu program yang lengkap atau baik untuk memelihara

semangat dan disiplin guru.

12
Disiplin merupakan fungsi operatif dari Manajemen Sumber Daya Manusia

yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan semakin tinggi prestasi

kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi

mencapai hasil yang optimal.Pada umumnya apabila orang memikirkan tentang

disiplin, yang terbayang adalah berupa hukuman berat, padahal hukuman hanya

sebagian dari seluruh persoalan disiplin. Dengan disiplin kerja yang baik

diharapkan akan terwujud lingkungan yang tertib, berdaya guna dan berhasil guna

melalui seperangkat peraturan yang jelas dan tepat. Umumnya disiplin ini dapat

dilihat dari indikator seperti : guru datang ke tempat kerja tepat waktu ;

berpakaian rapih,sopan, memperhatikan etika cara berpakaian sebagaimana

mestinya seorang pegawai; guru mempergunakan alat-alat dan perlengkapan

sesuai ketentuan, mereka bekerja penuh semangat dan bekerja sesuai dengan

aturan yang ditetapkan lembaga. Kebiasaan kebiasaan di atas akan terwujud kalau

para pegawainya mempunyai disiplin yang baik. Penanaman disiplin ini tentunya

perlu diterapkan oleh seorang pemimpin terhadap bawahannya untuk menciptakan

kualitas kerja yang baik.

Penerapan disiplin kerja di lingkungan kerja, memang awalnya akan

dirasakan berat oleh para pegawai, tetapi apabila terus menerus diberlakukan akan

menjadi kebiasaan, dan disiplin tidak akan menjadi beban berat bagi para

pegawai. Disiplin ini perlu diterapkan di lingkungan kerja, karena seperti telah

disinggung di atas bahwa disiplin tidak lahir begitu saja, tetapi perlu adanya

pembinaan-pembinaan dalam menegakkan disiplin kerja ini. Disamping itu untuk

membina selanjutnya telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No 53 tahun 2010

13
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, disebutkan ada tiga tingkatan dan jenis

hukuman disiplin pada pegawai negeri sipil. Hukuman disiplin terdiri dari :

1) Hukuman disiplin ringan

2) Hukuman disiplin sedang, dan

3) Hukuman disiplin berat.

2.1.5. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan atau disumbangkan seorang

karyawan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab kepada organisasi

atau perusahaan (Mangkunegara, 2010).

Kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang atau kelompok

seperti standar hasil kerja, target yang ditentukan selama periode tertentu yang

berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan fungsi yang

telah ditetapkan atau yang berlaku dalam perusahaan (Torang, 2013; Bangun,

2012).

Menurut (Sutrisno, 2010) kinerja adalah kesuksesan seseorang

dalammelaksanakan tugas, hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atausekelompok masing - masing atau tentang bagaimana seseorang diharapkan

dapatberfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah

dibebankankepadanyaserta kuantitas, kualitas dan waktu yang digunakan dalam

menjalankan tugas.

14
Menurut Rivai (2010) kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan

setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawansesuai dengan

perannya dalam perusahaan.Menurut Mangkunegara (2010) kinerja karyawan

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapaioleh seseorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya.

(Sedarmayanthi, 2010) menyampaikan tujuh tujuan penilaian kinerja,

yaitu, sebagai berikut :

1. Mengetahui keterampilan dan kemampuan karyawan.

2. Sebagai dasar perencanaan bidang kepegawaian khususnya penyempurnaan

kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja.

3. Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan karyawan seoptimal

mungkin, sehingga dapat diarahkan jenjang/rencana kariernya, kenaikan pangkat

dan kenaikan jabatan.

4. Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara atasan dan

bawahan.

5. Mengetahui kondisi organisasi secara keseluruhan dari bidang kepegawaian,

khususnya kinerja karyawan dalam bekerja.

6. Secara pribadi, karyawan mengetahui kekuatan dan kelemahannya sehingga

dapat memacu dan mengenal bawahan atau karyawannya, sehingga dapat lebih

memotivasi karyawan.

15
7. Hasil penelitian pelaksanaan pekerjaan dapat bermanfaat bagi penelitian dan

pengembangan di bidang kepegawaian.

Menurut (Nurlaila, 2010) kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu

proses.

Menurut (Bangun, 2012) penilaian kinerja karyawan, standar pekerjaan

harus dapat diukur dan dipahami secara jelas melalui:

1. Jumlah pekerjaan

Jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu atau kelompok sebagai

persyaratan yang menjadi standar pekerjaan.Setiap pekerjaan memiliki

persyaratan yang berbeda sehingga menuntut karyawan harus memenuhi

persyaratan tersebut baik pengetahuan, keterampilan, maupun kemampuan yang

sesuai.

2. Kualitas pekerjaan

Setiap karyawan dalam perusahaan harus memenuhi persyaratan tertentu

untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang dituntut suatu pekerjaan

tertentu.Setiap pekerjaan memiliki standar kualitas tertentu yang harus

disesuaikan oleh karyawan untuk dapat mengerjakannya sesuai

ketentuan.Karyawan memiliki kinerja baik bila dapat menghasilkan pekerjaan

sesuai persyaratan kualitas yang dituntut pekerjaan tersebut.

3. Ketepatan waktu

16
Jenis pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu, karena memiliki

ketergantungan atas pekerjaan lainnya. Jadi, apabila pekerjaan pada suatu bagian

tertentu tidak selesai tepat waktu akan menghambat pekerjaan pada ba-gian lain,

sehingga mempengaruhi jumlah dan kualitas hasil pekerjaan.

4. Kehadiran

Ada tipe pekerjaan yang menuntut kehadiran karyawan selama delapan

jam sehari untuk lima hari kerja seminggu. Kinerja karyawan ditentukan oleh

tingkat ke-hadiran karyawan dalam mengerjakannya.

5. Kemampuan kerja sama

Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh dua orang

karyawan atau lebih, sehingga membutuhkan kerja sama antar karyawan sangat

dibutuhkan. Kinerja karyawan dapat dinilai dari kemampuannya bekerja sama

dengan rekan sekerja lainnya.

2.1.6. Kinerja Guru

Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara

mengerjakannya (Wibowo, 2010). Menurut (Dessler, 2003),kinerja adalah tingkat

terhadap mana individu mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.

Kinerja guru adalah hasil dari kegiatan seorang guru dalam mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, mengevaluasi peserta didiknya.

Dalam pedoman sistem kinerja guru, terdapat tujuh unsur yang dinilai yaitu:

kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan

17
inisiatif. Keberhasilan kinerja guru dalam suatu sekolah dilihat dari tolak ukur

seberapa semangatkah para guru untuk datang kesekolah dan juga memberikan

suatu kontribusi yang baik kepada siswa dan sekolah tersebut.

Menurut (Hasibuan, 2011) ada 11 kriteria yang dinilai, dalam penelitian ini

hanya 4 kriteria yang akan diteliti yaitu:

1. Prestasi Kerja

Adalah kinerja seorang guru secara perorangan. Dimana komponen-

komponen yang dinilai mendukung keberhasilan dalam proses belajar

mengajar seperti cakap sesuai dengan bidang tugas yang berhubungan dan

terampil dalam melaksanakan tugas.

2. Kerja Sama

Adalah kemampuan seseorang untuk bekerja sama-sama dengan

orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah

ditetapkan, sehingga mencapai daya dan hasil guna yang sebesar-besanya.

3. Insiatif

Adalah kemampuan seseorang dalam memberikan ide-ide atau gagasan

terhadap suatu masalah, biasanya inisiatif dengan tindakan kreatif.

Misalnya tanpa menunggu perintah guru dapat menyelesaikan suatu

masalah

4. Tanggung Jawab

Adalah kesanggupan seseorang dalam menyelesaikan tugas dan

pekerjaan yang diserahkan kepadamya dengan sebaik-baiknya dan tepat

18
waktu serta berani menanggung resiko atas keputusan yang telah

diambilnya atau yang telah dilakukannya.

Kinerja guru bila mengacu pada pengertian (Mangkunegara, 2005)

bahwa tugas yang dihadapi oleh seorang guru meliputi : membuat

perencanaan program pengajaran, pelaksanaan pembelajaran dan

melakukan evaluasi.

Penilaian kinerja seorang guru merupakan bagian penting dari

seluruh proses kinerja guru yang bersangkutan. Menurut (Martinis

Yamin ; Maisah, 2010) beberapa sumber penilaian tenaga kependidikan

adalah: (1) penilaian atas diri sendiri; (2) penilaian oleh siswa; (3)

penilaian oleh rekan sejawat; dan (4) penilaian oleh atasan langsung.

Menurut Undang- Undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, pada bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa :

“Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

Selanjutnya pada Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa :

Kompetensi Guru terbagi menjadi Kompetensi Pedagogik dan Profesional

yang menjadi Indikator dari kinerja guru:

Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang

mutlak perlu dikuasai guru.Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah

19
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi

Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan

profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil

pembelajaran peserta didiknya.

Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar

secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon

guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi

keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.

Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek

yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik. Berikut ini disajikan ketujuh

aspek kompetensi pedagogik :

1. Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan

menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk

membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek

fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial

budaya.

2. Pengembangan kurikulum. Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan

tujuan terpenting kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan

dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan

menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

3. Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menyusun dan

melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap.

Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan

20
kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan

berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan

karakteristik peserta didik.

4. Pengembangan potensi peserta didik. Guru mampu menganalisis potensi

pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan

potensi peserta didik melalui program embelajaran yang mendukung

siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan

kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik

mengaktualisasikan potensi mereka.

5. Komunikasi dengan peserta didik. Guru mampu berkomunikasi secara

efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan

positif. Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan

kepada komentar atau pertanyaan peserta didik.

6. Penilaian dan Evaluasi. Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses

dan hasil belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas

efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil

penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.

Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses

pembelajarannya

Sedangkan Kompetensi Professional adalah salah satu unsur yang harus

dimiliki oleh guru yaitu dengan cara menguasai materi pembelajaran secara luas

dan mendalam.

21
Guru merupakan perencana, pelaksana sekaligus sebagai evaluator

pembelajaran di kelas (Saondi dan Suherman, 2010).

(Sanjaya, 2005) menjelaskan lebih lanjut bahwa salah satu tugas guru

adalah mengelola sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar, dan hal ini

senada dengan pendapat (Usman, 2002) yang menjelaskan bahwa guru memiliki

peran sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran.

Kualitas pembelajaran dipengaruhi juga oleh kemampuan guru mengelola

pembelajaran dan hal ini seperti yang dikemukakan oleh (Mulyasa, 2005)

menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks yang

melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Aspek-

aspek yang saling berkaitan tersebut, antara lain: guru, siswa, bahan ajar, sarana

pembelajaran, lingkungan belajar.

Pengertian kemampuan mengelola pembelajaran menurut penjelasan di atas,

maka salah tugas guru adalah mengupayakan dan memberdayakan semua aspek

yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: guru, siswa, bahan ajar, sarana

pembelajaran, dan lingkungan belajar sehingga proses pembelajaran dapat

berlangsung efektif. Pernyataan tersebut dipertegas lagi oleh (Usman, 2002)

bahwa pengelolaan pembelajaran terkait dengan upaya guru untuk men ciptakan

kondisi pembelajaran yang efektif sehingga proses pembelajaran dapat

berlangsung, mengembangkan bahan ajar dengan baik, dan meningkatkan

kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

22
Kondisi pembelajaran yang efektif dapat tercapai jika guru mampu mengatur

siswa dan sarana pembelajaran, mampu menjalin hubungan interpersonal dengan

siswa serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang efektif akan

mempengaruhi kualitas pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan mengelola

pembelajaran merupakan upaya guru dalam mengelola pembelajaran selama

proses pembelajaran berlangsung dengan dimensi: (1) menciptakan dan

memelihara kondisi pembelajaran yang optimal, (2) melaksanakan kegiatan

pembelajaran, (3) membina hubungan yang positif dengan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

2.1.7. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Menurut (Mathis dan Jackson,

2006) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

1. Kemampuan mereka,

2. Motivasi,

3. Dukungan yang diterima,

4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan

5. Hubungan mereka dengan organisasi.

Berdasarkaan pengertian di atas, bahwa kinerja merupakan kualitas dan

kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu

aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang

diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.

23
Kinerja yang paling lazim dinilai dalam sebuah perusahaan adalah kinerja

karyawan, yakni bagaimana karyawan melakukan segala sesuatu yang

berhubungan dengan pekerjaannya tersebut. Adapun indikator Menurut

(Mangkunegara, 2005) menyatakan bahwa kinerja meliputi beberapa aspek yaitu:

1. Kuantitas Kerja

Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang

perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat

diselesaikan.

2. Kualitas Kerja

Kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian

dan kesiapan.

3. Ketepatan waktu

Berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan dengan tepat pada

waktunya.Ketepatan waktu menunjukan efektivitas penggunaan alokasi

waktu yang tersedia.

4. Kemampuan

Menunjukan kapasitas anggota organisasi dalam melakukan tugas

dan fungsinya yang baik.

2.2. Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja Guru

Kedisiplinan adalah sifat seorang yang secara sadar mematuhi aturan dan

peraturan organisasi tertentu.Kedisiplinan sangat mempengaruhi kinerja guru dan

organisasi.Kedisiplinan seharusnya dipandang sebagai bentuk-bentuk kewajiban

24
bagi guru dalam melaksanakan aturan-aturan organisasi.Semakin tinggi disiplin

kerja seorang guru, maka semakin tinggi kinerja guru tersebut.

Disiplin pegawai yang baik akan mempercepat tercapainya tujuan

organisasi dengan kinerja yang tinggi, sedangkan disiplin yang rendah akan

menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan organisasi karena

kinerjanya menurun (Moekijat, 2010).

2.3. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Matrik Penelitian Terdahulu

Rencana Peneliti
No Judul Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan

1 Bungawati, Berdasarkan hasil Variabel X = Variabel X =


Syafaruddin penelitian menunjukkan Kepemimpina
(2016) melakukan bahwa koefisien pengaruh Disiplin n, Motivasi
penelitian yang disiplin kerja terhadap Kerja
berjudul “Pengaruh kinerja guru sebesar 0,301
Kepemimpinan, atau berada padakategori
Variabel y =
Motivasi Kerja, dan rendah dengan nilai p =
Kinerja Guru
Disiplin Kerja 0,008 < 0,05. Ini
terhadap Kinerja menunjukkan bawa disiplin
Guru SMKN 7 kerja berpengaruh signifikan
Makassar”. (Jurnal) positif terhadap kinerja guru,
namun pengaruh disiplin Objek
kerja terhadap kinerja guru Penelitian
kurang atau rendah. Hal ini
dapat diartikan bahwa
disiplin kerja yang
merupakan sikap, tingkah
laku, dan perbuatan guru
yang sesuai dengan peraturan
sekolah baik tertulis maupun

25
tidak tertulis dengan
indikator yaitu kehadiran,
pelaksanaan tugas dan tindak
lanjut berpengaruh terhadap
kinerja guru SMKN 7
Makassar akan semakin
meningkat.
2 Aninditya Sri Hasil penelitian menemukan Variabel X =
Nugraheni, Ratna bahwa adanya pengaruh yang Disiplin
Rahmayanti (2016) positif dan signifikan Kerja
melakukan peneliti an terhadap kinerja guru di
yang berjudul “ Madrasah Ibidaiyah Al Islam
Pengaruh Disiplin Tempel dan Madrasah
Variabel Y = Objek
Kerja terhadap Ibtidaiyah Al Ihsan Medari,
Kinerja Guru Penelitian
Kinerja Guru di MI dan terlihat dari nilai thitung
Al Islam Tempel dan (Variabel X-Y (7,450 >
MI Al Ihsan Medari. 2,262)). Dari nilai R Square
(Jurnal) terlihat besaran sumbangan
0,686 atau 68,9% = 31,1%)
dipngaruhi oleh factor lain
yang tidak diterliti.

3 Didik Widiyanti Hasil penelitian menemukan Variabel Y = Variabel X =


(2015) meneliti bahwa : Ada pengaruh antara Kinerja Disiplin Kerja
“Pengaruh Disiplin Variabel Disiplin Kerja
Kerja, Motivasi Kerja dengan variable kualitas
dan Gaya kinerja karyawan dengan Variabel X =
variabel X =
Kepemimpinan kerja memperoleh nilai Motivasi
Gaya
terhadap kualitas signifikansi thitung = 3,230 < Kerja
Kepemimpin
kinerja karyawan 0,05dan koefisien regresi
an
Dinas kesehatan yang bernilai positif. Objek
Kabupaten Sragen”. Sehingga hipoesis pertama Peneltian
(Jurnal) (H1) yang menyatakan
bahwa Disiplin Kerja
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas kinerja
karyawan dan terbukti
kebenarannya.

26
2.4. Kerangka Konseptual Penelitian

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Disiplin Kerja (X)


Kinerja Guru (Y)
1. Taat pada aturan
1. Prestasi kerja
waktu
2. Kerja sama
2. Taat pada peraturan
3. Inisiatif
organisasi
4. Tanggung
3. Taat terhadap aturan
Jawab
waktu dalam

2.5. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan

diatas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

Ho : Disiplin Kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri

3 Indralaya Selatan, Kab. Ogan Ilir.

Ha : Disiplin Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3

Indralaya Selatan, Kab. Ogan Ilir

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penulisan proposal ini, penulis menentukan salah satu objek

penelitian yaitu pada Sekolah SMP Negeri 3 Indralaya Selatan, yang berlokasi di

27
Jl. Pulau Pendidikan, Sukaraja Baru, Kec. Indralaya Selatan, Kab. Ogan Ilir

Propinsi Sumatera Selatan. Dengan pertimbangan untuk memudahkan penulis

dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan.

3.2. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian asosiatif. Menurut (Sugiyono, 2003).

Metode asosiatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode ini berfungsi

untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala atau peristiwa.

Menggambarkan bagaimana disiplin kerja mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja guru di SMP Negeri 3 Indralaya Selatandengan metode

kuantitatif yang didukung dari data kualitatif. Penelitian ini memperoleh

gambaran tentang variabel-variabel penelitian, kemudian dilakukan analisis

dengan menguji hipotesis untuk mengetahui hubungan serta pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terkait. Sedangkan untuk menganalisis hasil kuesioner

dalam penelitian ini dilakukan kuantitatif dengan menggunakan skala likert.

3.3. Jenis dan Sumber Data

3.3.1. Jenis Data

1. Data Kualitatif

Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam

bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik

28
pengumpulan data yaitu wawancara, analisa dokumen, diskusi

terfokus, atau observasi yang dituangkan dalam catatan lapangan.

2. Data Kuantitatif

Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka atau

bilangan. Teknik perhitungan data kuantitatif diolah dan dianalisis

menggunakan statistik atau matematika, maka data tersebut harus

diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel -

tabel tertentu, untuk mempermudah dalam menganalisis dengan

menggunakan program SPSS.

3.3.2. Sumber Data

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumber aslinya. Data primer secara khusus dikumpulkan untuk

menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini data primer

didapat dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada guru di SMP

Negeri 3 Indralaya Selatan, Kab. Ogan Ilir.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak

langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya telah dikumpulkan

oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat

pengguna data (Sugiyono, 2002). Data penelitian ini adalah data

29
sekunder yang diperoleh dari jurnal, skripsi, dan buku-buku referensi

serta organisasi yang bersangkutan.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian yang digunakan adalah semua guru yang ada di SMP

Negeri 3 Indralaya Selatan yang berjumlah 36 orang. Sampel dalam penelitian ini

adalah semua guru yang ada di SMP Negeri 3 Indralaya Selatan, Kab. Ogan Ilir

yang berjumlah 36 orang dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling

jenuh atau istilah lain sensus adalah dimana semua anggota populasi dijadikan

sampel apabila populasi relative kecil (Sugiyono, 2012).

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.5.1. Definisi Operasional

Definisi operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah Disiplin Kerja. Disiplin kerja

adalah tingkat ketaatan atau kepatuhan pegawai terhadap aturan yang ada.

b. Variabel terikat (Y) dari penelitian ini adalah Kinerja Guru. Kinerja Guru

adalah perilaku nyata yang ditampilkan oleh guru sebagai prestasi kerja

berdasarkan standar yang ditetapkan dan sesuai dengan perannya di

sekolah.

Secara keseluruhan definisi operasional variabel dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3.1

Tabel Operasional Variabel

30
Variabel Dimensi Indikator Skala Kuesioner

Taat terhadap  Jam masuk kerja Ordinal 1-2


aturan waktu  Jam pulang kerja
Taat terhadap  Sopan santun 3-4
aturan  Kepatuhan
perusahaan
Disiplin
Kerja (X) Taat terhadap  bertingkah laku 5-7
aturan perilaku  tanggung jawab
dalam pekerjaan  kesesuaian pekerjaan
dalam kemampuan
Taat terhadap  Norma yang berlaku 8
peraturan
lainnya

Kinerja Prestasi kerja  Prestasi kerja guru di Ordinal 1-2


Guru (Y) sekolah

Kerja sama 
Kemampuan guru 3-5
bekerja sama
Inisiatif  Inisiatif guru dalam 6-7
memberikan materi
Tanggung jawab  Tanggung jawab 8-9
guru di sekolah
Sumber :Singodimedjo dalam Sutrisno (2011) dan Hasibuan (2011)

3.5.2. Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji,

setiap jawaban akan diberi skor (Sugiono, 2008).

Tabel 3.2

Skor Pendapat Responden

No Jawaban Skor

31
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dengan kata lain, instrumen

penelitian merupakan alat ukur dalam penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat 2 instrumen, yaitu :

1) Instrumen untuk mengukur variabel Disiplin kerja

2) Instrumen untuk mengukur variabel Kinerja Guru

Jenis instrumen penelitian yang digunakan peneliti di dalam penelitian ini

adalah berupa daftar pertanyaan hasil formulasi dari variabel, dimensi variabel,

dan indikator-indikator, yang selanjutnya pengumpulan data dilakukan melalui

kuesioner. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya dan merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan

responden.

3.7. Teknik Analisis Data

3.7.1. Uji Instrumen Penelitian

32
Instrumen penelitian yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang

penting yaitu valid dan reliable (Arikunto, 2012).

3.7.1.1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Kriteria dalam menentukan validitas suatu

instrumen adalah sebagai berikut :

Jika > maka pertanyaan tersebut valid

Jika < maka pertanyaan tersebut tidak valid

3.7.1.2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama

(reliabel) dalam setiap pengukuran. Pengujian reliabelitas instrumen penelitian

dilakukan dengan metode analisis Cronbach’s Alpha.

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika Reliability Coefficient (Alpha)

nilainya > 0,60 (Cronbach’s Alpha> 0,60), maka variabel dan butir yang diukur

dapat dipercaya atau diandalkan (Ghozali, 2008).

3.7.1.3 Deskripsi Profil Responden

33
Deskripsi profil responden akan memberikan informasi mengenai jumlah

pilihan terbanyak oleh responden berdasarkan masing-masing kriteria.

3.7.2. Uji Hipotesis

3.7.2.1. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien Determinan () bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Besarnya R

square berkisar antara 0-1 yang berarti semakin kecil besarnya R square, maka

hubungan kedua variabel semakin lemah. Sebaliknya, jika R square semakin

mendekati 1, maka hubungan kedua variabel semakin kuat.

3.7.2.2. Uji Statistik F (Uji-F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

Hipotesis pada pengujian ini adalah :

 Ho : = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

 Ha : ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Statistik uji yang akan digunakan adalah Uji-F dari distribusi F-Snedecor

melalui daftar ANOVA (analisis ragam). Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika <pada α = 5%

Ha diterima jika >pada α = 5%

34
3.7.3. Analisis Regresi Sederhana

Metode regresi linier sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh

Disiplin kerja terhadap kinerja Guru.

Y = a + bX + ε

Dimana:

Y = KinerjaGuru

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X = Disiplin Kerja

ε = Standart Error

DAFTAR PUSTAKA

Bungawati, Syafaruddin (2016.Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja, dan


Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru SMKN 7 Makassar. Jurnal
Competitiveness, Vol. 10, Nomor 2.

35
Aninditya Sri Nugraheni, Ratna Rahmayanti (2016).Pengaruh Disiplin Kerja
terhadap Kinerja Guru di MI Al Islam Tempel dan MI Al Ihsan Medari. Jurnal
Pendidikan Madrasah, Volume 1, Nomor 2.

Arikunto.S (2012).Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Didik Widiyanti (2015).Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja dan Gaya


Kepemimpinan kerja terhadap kualitas kinerja karyawan Dinas kesehatan
Kabupaten Sragen.

Edy Sustrisno (2011) Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga


Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Fathoni.Abdurrahmat (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit :


Rineka Cipta, Jakarta.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:


Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hasibuan. Melayu S.P (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia,Jakarta : PT.


Bumi Aksara.

Henry. Simamora (2008).Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit STIE


YKPN, Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen. Diambil tanggal 27 Maret 2015 dari
http://sa.itb.ac.id/ketentuanLain/UUNo142005guruDosen.pdf

36

Anda mungkin juga menyukai