Anda di halaman 1dari 3

5.

Data:

 Kapasitas produksi: 150.000 unit/tahun


 Harga jual per unit: Rp 25.000
 Biaya bahan langsung: Rp 405.000.000
 Biaya tenaga kerja: Rp 690.000.000
 Biaya overhead variabel: Rp 480.000.000
 Biaya overhead tetap: Rp 300.000.000
 Biaya pemasaran variabel: Rp 180.000.000
 Biaya pemasaran tetap: Rp 200.000.000
 Penawaran PT Hasil Bumi: Rp 15.000 per unit
 Pendapatan sewa mesin: Rp 200.000.000
 Kapasitas pemasaran: 50.000 unit/tahun

A. Membuat Sendiri Produknya

 Total biaya produksi (TBP):


o Biaya bahan langsung + Biaya tenaga kerja + Biaya overhead variabel + Biaya
overhead tetap
o TBP = 405.000.000 + 690.000.000 + 480.000.000 + 300.000.000 = Rp
1.875.000.000
 Laba kotor:
o Harga jual total - TBP
o Laba kotor = 150.000 x 25.000 - 1.875.000.000 = Rp 375.000.000

B. Membeli dari PT Hasil Bumi dan Membiarkan Fasilitas Produksi Tidak Terpakai

 Total biaya pembelian:


o 150.000 x 15.000 = Rp 2.250.000.000
 Kerugian:
o Total biaya pembelian - Harga jual total
o Kerugian = 2.250.000.000 - (150.000 x 23.000) = Rp 450.000.000

C. Membeli dari PT Hasil Bumi dan Menyewakan Fasilitas Produksi

 Total biaya pembelian:


o 150.000 x 15.000 = Rp 2.250.000.000
 Penerimaan sewa mesin: Rp 200.000.000
 Penghematan biaya tetap:
o 25% x 300.000.000 = Rp 75.000.000
 Laba:
o Penerimaan sewa mesin + Penghematan biaya tetap - Total biaya pembelian
o Laba = 200.000.000 + 75.000.000 - 2.250.000.000 = - Rp 1.975.000.000
D. Membeli dari PT Hasil Bumi dan Membuat Produksi Tambahan

Pilihan ini melibatkan pembelian produk jadi dari PT Hasil Bumi untuk memenuhi pesanan
Pemda DKI sebanyak 150.000 unit. Namun, PT Persada Indah tetap menjalankan sebagian
produksinya sendiri untuk memenuhi kapasitas pemasaran yang tersisa, yaitu 50.000 unit.

Analisis Keuangan:

 Biaya pembelian: 150.000 unit x Rp 15.000/unit = Rp 2.250.000.000


 Biaya produksi tambahan: (Total Biaya Produksi / Kapasitas Produksi) x Produksi
Tambahan
o (Rp 1.875.000.000 / 150.000 unit) x 50.000 unit = Rp 625.000.000
 Laba kotor produksi tambahan: (Harga Jual - Biaya Produksi Tambahan) x Produksi
Tambahan
o (Rp 25.000 - Rp 625.000.000 / 50.000 unit) x 50.000 unit = Rp 1.250.000.000
 Laba: Laba Kotor Produksi Tambahan - Biaya Pembelian
o Rp 1.250.000.000 - Rp 2.250.000.000 = - Rp 1.000.000.000 (Kerugian)

6. Data:

 Kapasitas produksi: 40.000 unit/tahun


 Harga jual per unit: Rp 14.000
 Biaya produksi per unit:
o Bahan langsung: Rp 3.000
o Tenaga kerja langsung: Rp 3.500
o Overhead variabel: Rp 2.500
o Overhead tetap: Rp 2.400
o Pemasaran variabel: Rp 2.000
o Pemasaran tetap: Rp 700
o Administrasi tetap: Rp 900
 Total biaya per unit: Rp 14.000
 Kerugian per unit: Rp 0
 Pendapatan sewa fasilitas: Rp 45.000.000/tahun

Analisis:

a. Terus beroperasi dengan menderita kerugian:

 Kerugian per tahun: 40.000 unit x Rp 0 = Rp 0


 Risiko:
o Kerugian terus berlanjut
o Kehilangan kepercayaan investor
o Kesulitan keuangan
b. Menghentikan operasinya dan membiarkan semua fasilitas produksi tidak digunakan:

 Penghematan biaya tetap: 60% x (Rp 96.000.000 + Rp 28.000.000 + Rp 36.000.000) =


Rp 93.600.000
 Biaya tetap yang tidak dapat dihindarkan: 40% x (Rp 96.000.000 + Rp 28.000.000 + Rp
36.000.000) = Rp 62.400.000
 Kerugian per tahun: Rp 62.400.000
 Risiko:
o Penurunan nilai aset
o Kesulitan memulai kembali operasi di masa depan

c. Menghentikan operasinya dan menyewakan produksi kepada pihak lain:

 Pendapatan sewa: Rp 45.000.000


 Penghematan biaya tetap: 25% x (Rp 96.000.000 + Rp 28.000.000 + Rp 36.000.000) =
Rp 39.600.000
 Biaya tetap yang tidak dapat dihindarkan: 75% x (Rp 96.000.000 + Rp 28.000.000 + Rp
36.000.000) = Rp 72.000.000
 Kerugian per tahun: Rp 72.000.000 - Rp 45.000.000 - Rp 39.600.000 = Rp 27.600.000

Berdasarkan analisis di atas, pilihan terbaik untuk PT Sumber Rejeki adalah menghentikan
operasinya dan menyewakan fasilitas produksi kepada pihak lain. Alasannya:

 Kerugian yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan dengan dua pilihan lainnya.
 Perusahaan masih dapat memperoleh pendapatan dari sewa fasilitas.
 Aset perusahaan tetap terjaga nilainya.
 Perusahaan memiliki opsi untuk memulai kembali operasi di masa depan jika kondisi
pasar membaik.

Anda mungkin juga menyukai