Anda di halaman 1dari 3

STUDY ETNOGRAFI BUDAYA PADA FILM DOKUMENTER “NGAWITAN

NGARIKSA JAGAT”

Disusun Oleh
Yusron Ibramsyah - 121206017

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN
UNIVERSITAS PARAMADINA
JAKARTA
2023
ABSTRAK

Alasan saya mengambil judul penelitian tersebut karena yang pertama ini film garapan rekan-rekan
seperjuangan dan sepermainan dan juga film ini menarik untuk diulik lebih dalam dikarenakan
penyampaian pesan oleh masyarakat adat yang sangat amat penting bagi kita semua sebagai manusia
dan makhluk sosial. Objek penelitian nya nanti adalah mengenai kebudayaan dan kebiasaan yang
dilakukan oleh masyarakat adat sunda wiwitan yang bisa mempengaruhi kehidupan karena pesan
yang ingin disampakan pada film ini menceritakan tentang nilai-nilai spiritualitas masyarakat Adat
Karuhun Urang (Akur) Sunda Wiwitan dalam menjaga kelestarian alam.

Dengan penelitian yang berfokuskan pada materi studi Etnografi dan melakukan penelitian melalui
film dokumenter ini saya yakin akan menemukan penemuan-penemuan yang terbarukan nantinya dan
saya juga bisa lebih mengenalkan mengenai agama penghayat ini kepada masyarakat agar tidak terjadi
lagi diskriminasi kepada kaum-kaum yang termarjinalkan karena kurangnya pengetahuan ataupun
mendapatkan pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

DAFTAR LITERATUR

1. Kadek Nara Widyatnyna, I Wayan Rasna (2023) Tayangan Film Dokumenter “The Bajau”
Karya Watchdoc: Sebuah Kajian Etnopedagogi, Singaraja, Universitas Pendidikan Ganesha

2. Sapuani, (2023) Analisis Naratif Perlawanan Masyarakat Adat Dalam Menjaga Hutan Pada
Film Dokumenter “Kinipan”, Universitas Lambung Mangkurat

3. Gian Saputra, Matin Setyawan (2015) Perancangan Film Dokumenter ‘Siwaluh Jabu (Studi
Kasus: Rumah Adat Suku Karo, Sumatera Utara), Universitas Kristen Satya Wacana

4. Fitria Reza Agustin (2023), Sudut Pandang Mitodologi Mayarakat Atar Melalui Penciptaan
Film Dokumenter “Talago Biru”, Universitas Islam Neger Mahmud Yunus Batusangkar

5. Sariya (2021), Analisis Semiotika Representasi Budaya Dalam Film Dokumenter Cerita
Budaya Desaku Paya Dedep, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (JIMSIPOL)

KELEMAHAN JURNAL

Kelemahan Jurnal yang bisa saya temukan pada Analisis Semiotika Representasi Budaya Dalam Film
Dokumenter Cerita Budaya Desaku Paya Dedep, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
(JIMSIPOL) adalah keterbatasan dalam pendekatan Metodologi hanya menggunakan satu metode
analisis yaitu analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Pendekatan semiotika ini mungkin tidak
cukup mendalam untuk menggali semua aspek representasi budaya dalam film dokumenter tersebut.
Menggabungkan beberapa metode analisis kualitatif lainnya seperti analisis wacana atau analisis
naratif mungkin dapat memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang representasi budaya
dalam film.

Kelemahan lainnya adalah keterbatasan dalam sampel data Penelitian hanya menggunakan film
dokumenter sebagai sampel data, yang mungkin tidak mencakup semua aspek budaya yang ada di
desa Paya Dedep. Hal yang bisa dilakukkan lainnya dengan penambahan sumber data lain seperti
wawancara dengan penduduk lokal atau observasi langsung di lapangan dapat memberikan sudut
pandang yang lebih komprehensif.
KEUNGGULAN PENELITIAN

Keunggulan pada penelitian ini ada pada pengumpulan sampel data nya karena dari mulai pra hingga
pasca produksi dilakukan langsung oleh teman-teman sehingga ada beberapa wawancara dengan
penduduk lokal yang bisa digunakan untuk keperluan penelitian dan sempat mengikuti observasi
langsung di lapangan sehingga dapat memunculkan sudut pandang yang jauh lebih komprehensif dan
kebetulan saya juga merupakan keturunan dari keluarga sunda wiwitan jadi ada beberapa keluarga
yang nantinya bisa ditanyai lebih mengenai keunikan dan pengetahuan lainnya yang belum sempat
terpublish dalam film dokumenter yang baru screening dalam beberapa bulan lalu ini.

Anda mungkin juga menyukai