PENDAHULUAN
1
mikroalga adalah limbah vinasse (Golchim et al., 2017; Smith et al, 2020) yang
dapat digunakan sebagai sumber karbon organik terjangkau (Brasil et al., 2017;
Engin et al., 2017) terutama untuk produksi paramylon (Kuroda et al., 2018; Kim
et al., 2020). Vinasse merupakan produk sampingan dari pabrik fermentasi molase
berupa limbah cair berwarna coklat tua, bersifat asam (Bergmann et al., 2018),
kaya akan senyawa organik, nitrogen, fosfor (Ortegón et al., 2016), serta
mengandung kalium, sulfur, magnesium, dan kalsium (Quintero-dallos et al.,
2019). Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa vinasse dapat mempengaruhi
laju pertumbuhan (Candido et al., 2019), meningkatkan jumlah sel dan kandungan
biomassa (Santana et al., 2017), meningkatkan klorofil a dan klorofil b (Trevisan
et al., 2020); lipid (Quintero-dallos et al., 2019); karbohidrat (Megawati et al.,
2022), dan kadar protein pada mikroalga (Saejung dan Puensungnern, 2020).
Salah satu spesies mikroalga yang memiliki potensi tinggi adalah Euglena
sp. yang menarik perhatian banyak peneliti karena mudah dan cepat untuk
dikulturkan (Ingwongwan et al., 2019). Euglena sp. juga memiliki kemampuan
untuk mengakumulasikan berbagai metabolit penting dalam jumlah besar
(Kottuparambil et al., 2019; Konur et al., 2020) seperti asam amino (Hasan et al.,
2019), vitamin (Khatiwada et al., 2020), dan asam lemak tak jenuh ganda (Kim et
al., 2020), sehingga Euglena sp. memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi
bioenergi, pangan fungsional, pakan, obat dan kosmetik (Gissibl et al., 2019).
Euglena sp. dapat menyerap CO2 tinggi hingga 45% (Yadav et al., 2013;
Solovchenko et al., 2013), dan dapat hidup dalam kondisi medium yang asam (Wu,
et al., 2022). Selain itu, Euglena sp. dapat dikultur dalam kondisi fotoautotrofik,
heterotrofik, dan miksotrofik (Wang et al., 2018; Hasan et al., 2019; Kim et al.,
2020; Feuzing et al., 2022). Pertumbuhan dan komposisi sel Euglena sp.
bergantung pada suhu, cahaya, pH, nutrisi, dan kondisi trofik (Wang et al., 2018).
Euglena sp. dapat mengakumulasikan cadangan polisakarida berupa
paramylon (Sun et al., 2018; Ivušić et al., 2022). Paramylon melalui proses
fermentasi, diubah menjadi wax ester yang digunakan sebagai bahan baku biofuel
(Inui et al., 2017). Meskipun kultivasi Euglena sp. sangat efisien, untuk mencapai
produksi metabolit yang hemat biaya pada skala komersial menghadapi
keterbatasan yang mempengaruhi pengembangan produk dalam aplikasi
2
biorefinery (Jeevanandam et al., 2020). Penelitian sebelumnya belum cukup
membahas dampak vinasse terhadap tingkat metabolit Euglena sp. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini limbah vinasse digunakan sebagai medium tambahan yang
ekonomis, dan memiliki nutrisi yang lengkap, sehingga diprediksi dapat
meningkatkan produksi paramylon dan metabolit lain pada Euglena sp.
3
1. Dapat memberikan informasi bagi peneliti lain dengan topik serupa, mengenai
perkembangan Euglena sp. yang berpotensi sebagai agen penangkap karbon
dan pemanfaatannya di bidang industri.
2. Dapat memberikan informasi kepada industri Euglena sp. mengenai
pemanfaatan limbah vinasse sebagai medium tambahan untuk
mengoptimalkan kultivasi Euglena sp. dan produk turunannya.