1
1) Melempar dua mata uang koin
Misal
𝐴 ∶ 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎
𝐵 ∶ 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟
Banyaknya ruang sampel dari pelemparan 𝒏 koin = 𝒏(𝑺) = 𝟐𝒏
Ada beberapa cara untuk menyajikan semua kejadian yang mungkin muncul yaitu :
a) Cara mendaftar
𝑆 = {(𝐴, 𝐴), (𝐴, 𝐺), (𝐺, 𝐴), (𝐺, 𝐺)}
b) Diagram Kartesius
A GA AA
Koin I
G GG AG
G A
Koin II
c) Menggunakan table
Koin I Angka Gambar
Koin II (A) (G)
Angka (A) {𝐴, 𝐴} {𝐴, 𝐺}
Gambar (G) {𝐺, 𝐴} {𝐺, 𝐺}
d) Diagram pohon
Lemparan II Ruang sampel
Lemparan I
A AA
A
G AG
Koin
A GA
G
G GG
2) Melempar dua mata dadu
Ruang sampel dua mata dadu
Dadu I
1 2 3 4 5 6
Dadu II
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
Kesimpulan
Banyaknya ruang sampel dari pelemparan 𝑛 dadu = 𝑛(𝑆) = 6𝑛
Banyaknya ruang sampel dari pengambilan n kartu domino = 𝑛(𝑆) = 52𝑛
3. Konsep Peluang
𝑛(𝐴)
𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)
𝑛(𝐴) = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝐴
2
𝑛(𝑆) = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 (𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
𝑃(𝐴) = 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝐴
Misalkan A suatu kejadian dan S adalah ruang sampel dalam sebuah percobaan.
Nilai peluang A terletak pada 0 ≤ 𝑃(𝐴) ≤ 1
𝑃(𝑆) = 1
𝑃(∅) = 0
Contoh
1) pada pelemparan 1 mata dadu
Jawab :
𝑆 = {1,2,3,4,5,6}
Kejadian muncul mata dadu genap = 𝐴 = {2,4,6}
Kejadian muncul angka tidak genap = 𝐴𝑐 = {1,3,5}
Peluang kejadian A adalah
𝑛(𝐴) 3 1
𝑃(𝐴) = = =
𝑛(𝑆) 6 2
Peluang munculnya angka tidak genap
𝑛(𝐴𝑐 ) 3 1
𝑃(𝐴𝑐 ) = = =
𝑛(𝑆) 6 2
Jadi,
1 1 2
𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐴𝑐 ) = + = = 1
2 2 2
Kesimpulan
𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐴𝑐 ) = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃(𝐴) = 1 − 𝑃(𝐴𝑐 )
𝑃(𝐴) = 𝑃(𝑆) − 𝑃(𝐴𝑐 ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃(𝐴𝑐 ) = 𝑃(𝑆) − 𝑃(𝐴)
2) Tentukanlah peluang munculnya mata dadu yang berjumlah kurang dari atau sama dengan 10 pada
pelemparan dua mata dadu.
Jawab :
Kejadian munculnya mata dadu yang berjumlah kurang dari atau sama dengan 10 yaitu berjumlah 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 disebut kejadian A. Maka kejadian bukan A adalah kejadian munculnya mata
dadu berjumlah 11 dan 12 adalah 𝐴𝑐 = {(5,6), (6,5), (6,6)} maka 𝑛(𝐴𝑐 ) = 3
Jadi,
𝑛(𝐴𝑐 ) 3 1
𝑃(𝐴𝑐 ) = = =
𝑛(𝑆) 36 12
Maka
1 12 1 11
𝑃(𝐴) = 1 − 𝑃(𝐴𝑐 ) = 1 − = − =
12 12 12 12
3) Dalam sebuah ujian, peluang seorang peserta tidak lulus adalah 65%. Jika terdapat 200 peserta ujian,
tentukan banyak peserta yang lulus ujian!
4. Pengertian Peluang
a. Percobaan melempar sebuah dadu
Hasil yang mungkin : muncul mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
b. Percobaan mengambil seperangkat kartu bridge
Hasil yang mungkin : terambil kartu As, K, Q, J, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, atau 10
Pada kartu terdapat 4 gambar yang masing-masing berlainan, jadi jumlah kartu seluruhnya ada 52
buah.
c. Percobaan melempar mata uang logam
Hasil yang mungkin : muncul angka atau gambar
1 1
𝑃(𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎) = 2 dan 𝑃(𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟) = 2
3
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑘𝑠𝑢𝑑
𝑭𝒓𝒆𝒌𝒖𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒓𝒆𝒍𝒂𝒕𝒊𝒇 =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛
Uang logam dilempar 20 kali, hasil yang muncul adalah gambar 8 kali dan angka 12 kali.
8 2
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 = = = 0,4
20 5
12 3
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 = = = 0,6
20 5
5. Peluang (Probabilitas/nilai kemungkinan) → bilangan yang didekati oleh frekuensi relative.
� ⪦ �𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑘𝑠𝑢𝑑
𝑃=
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛
Contoh : suatu kantong berisi 10 kelereng merah dan 30 kelereng biru.
Banyaknya kelereng dalam kantong = 40
10 1
𝑃(𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ) = = = 0,25
40 4
30 3
𝑃(𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑟𝑢) = = = 0,75
40 4
Jika yang terambil ternyata 1 kelereng merah, tidak dikembalikan. Kemudian diambil satu lagi kelereng.
Maka
30 10
𝑃(𝐾𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑏𝑖𝑟𝑢) = =
39 13
9 3
𝑃(�𝐾𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ) = =
39 13
6. Ruang sampel (S) → himpunan dari seluruh hasil suatu kejadian (semua kejadian yang mungkin terjadi)
Banyaknya anggota ruang sampel = 𝑛(𝑆)
Kejadian /titik sampel → hasil dari percobaan (anggota ruang sampel/himpunan bagian dari ruang
sampel)
Contoh 1 : melempar mata uang logam 3 kali
Lemparan III
Lemparan II
Lemparan I A AAA
A
G AAG
A
A AGA
G
G AGG
O
A GAA
A
G GAG
G
A GGA
G
G GGG
𝑆 = {(𝐴, 𝐴, 𝐴), (𝐴, 𝐴, 𝐺), (𝐴, 𝐺, 𝐴), (𝐴, 𝐺, 𝐺), (𝐺, 𝐴, 𝐴), (𝐺, 𝐴, 𝐺), (𝐺, 𝐺, 𝐴), (𝐺, 𝐺, 𝐺)} → 𝑛(𝑆) = 12
7. Jika peluang suatu hasil percobaan disebut 𝑃maka nilai kemungkinan hasil itu tidak terjadi sama dengan
𝑃 − 1.
Contoh : hasil pengamatan selama 30 hari, ternyata hujan terjadi dalam 16 hari. Maka
16 16 14
𝑃(ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛) = 30 dan 𝑃(𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛) = 1 − 𝑃(ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛) = 1 − 30 = 30
8. Kisaran nilai peluang
0≤𝑃≤1
9. Hubungan antara peluang empiric dan peluang teoritis
a. Kejadian Majemuk
Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang terdiri dari beberapa kejadian.
𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐴𝑐 ) = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃(𝐴) = 1 − 𝑃(𝐴𝑐 )
4
Contoh :
16 16 14
𝑃(ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛) = 30 dan 𝑃(𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛) = 1 − 𝑃(ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛) = 1 − 30 = 30
b. Kejadian Saling Lepas
Dua kejadian A dan B dikatakan saling lepas jika anggota hasil A tidak ada yang menjadi anggota
hasil B dan sebaliknya.
𝑃(𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) → 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝐵 saling lepas
Contoh
Dua dadu merah dan hitam dilempar bersama-sama. Tentukan
a) Ruang sampel
b) 𝑃(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑑𝑢 = 5)
c) 𝑃(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑑𝑢 = 10)
d) 𝑃(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑑𝑢 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 5 𝑎𝑡𝑎𝑢 10)
Jawab :
a) Ruang sampel
Dadu hitam
Dadu 1 2 3 4 5 6
merah 1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
b) Jumlah mata dadu 5 = {(4,1, (3,2), (2,3), (1,4))}
4 1
𝑃(5) = =
36 9
c) Jumlah mata dadu 10 = {(6,4), (5,5), (4,6)}
3 1
𝑃(10) = =
36 12
4 3 7
d) 𝑃(5 𝑎𝑡𝑎𝑢 10) = 𝑃(5) + 𝑃(10) = 36 + 36 = 36
c. Kejadian tidak saling lepas
Dua kejadian dikatakan tidak saling lepas jika ada anggota kejadian A yang sama dengan anggota
kejadian B.
𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) → 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝐵 tidak saling lepas
Contoh :
Sebuah dadu dilempar 1 kali. Tentukan peluang muncul mata dadu genap atau prima!
Jawab :
Mata dadu genap = {2,4,6}, mata dadu prima = {2,3,5}, mata dadu genap dan prima = {2}
3 3 1
𝑃(𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝) = , 𝑃(𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙) = , 𝑃(𝑔𝑒𝑛�_𝑝 𝑑𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙) =
6 6 6
𝑃(𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝/𝑝𝑟𝑖𝑚𝑎) = 𝑃(𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝) + 𝑃(𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙) − 𝑃(𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 𝑑𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙)
= 3 3 1
+ −
4 6 6
= 5
6
5
a) S
b) 𝑃(3 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ)
c) 𝑃(4 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚)
d) 𝑃(3 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 4 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚)
Jawab :
a) Ruang sampel (S)
Dadu hitam
Dadu 1 2 3 4 5 6
merah 1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
b) Dadu 3 merah = {(3,1), (3,2), (3,3), (3,4), (3,5), (3,6)}
6 1
𝑃(3 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ) = =
36 6
c) Dadu 4 hitam = {(1,4), (2,4), (3,4), (4,4), (5,4), (6,4)}
6 1
𝑃(4 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚) = =
36 6
1 1 1
d) 𝑃(3 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 4 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵) = 6 × 6 = 36
Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan dari suatu kejadian ialah harapan banyaknya muncul suatu kejadian yang diamati dari
sejumlah percobaan yang dilakukan.
𝐹ℎ = 𝑃(𝐴) × 𝑛
Keterangan :
𝐹ℎ = frekuensi harapan
𝑃(𝐴) = peluang kejadian A
𝑛 = banyaknya percobaan
Contoh :
melempar dadu sebanyak 600 kali
1 1
𝑃(5) = maka 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙 𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑑𝑢 5 = × 600 = 100 𝑘𝑎𝑙𝑖
6 6
6
2
𝑃(𝐻⁄𝐵) =
5
Menurut Aturan Bayes
1 3 1 2 3 2 15 + 16 31
𝑃(𝐻) = 𝑃(𝐴) ∙ 𝑃(𝐻⁄𝐴) + 𝑃(𝐵) ∙ 𝑃(𝐻⁄𝐵) = ∙ + ∙ = + = =
2 8 2 5 16 10 80 80
b. Peluang bola hijau tersebut berasal dari kantong B = 𝑃(𝐵⁄𝐻 )
1 2
𝑃(𝐵) ∙ 𝑃(𝐻⁄𝐵) ∙ 1 80 16
2 5
𝑃(𝐵⁄𝐻 ) = = 31 = × =
𝑃(𝐻) 5 31 31
80