Anda di halaman 1dari 7

PELUANG

1. Peluang dibedakan menjadi 2 yaitu


a. Peluang empirik
Peluang empirik yaitu perbandingan antara hasil yang terjadi dengan semua hasil yang mungkin
pada suatu percobaan.
Peluang empirik merupakan peluang yang diperoleh dari percobaan secara langsung.
Contoh:
Perhatikan hasil pelambungan Sebuah dadu berikut.
Mata dadu Banyak muncul (kali)
1 4
2 3
3 6
4 8
5 5
6 1
Tentukan:
a. Banyak pelambungan dadu
b. Peluang empirik muncul mata dadu 3
c. Peluang empirik muncul mata dadu factor dari 6
Jawab :
a. Banyak pelambungan = 4 + 3 + 6 + 8 +5 + 1 = 27 kali
6 2
b. Peluang empirik muncul mata dadu 3 = 27 = 9
c. Mata dadu factor 6 : 1, 2, 3, 6
4+3+6+1 14
Peluang empirik muncul mata dadu factor 6 = 27
= 27
b. Peluang Teoritis (peluang klasik)
Peluang Teoritis adalah rasio dari hasil yang dimaksud dengan semua hasil yang mungkin pada suatu
percobaan tunggal.
Peluang teoritis diperoleh tanpa melalui percobaan langsung.
𝑛(𝐴)
Peluang kejadian A = P(A)=
𝑛(𝑆)
2. Menemukan Konsep Ruang Sampel
a. Kejadian Tunggal
1) Melempar sebuah dadu bermata enam
Kemungkinan mata dadu yang muncul adalah angka 1, angka 2, angka 3, angka 4, angka 5, dan
angka 6.
Titik sampel adalah hasil yang mungkin terjadi dari suatu percobaan.
Ruang sampel adalah himpunan semua titik sampel = 𝑆
Ruang sampel pelemparan dadu = 𝑆 = {1,2,3,4,5,6}
Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel = 𝐾
Kejadian pelemparan dadu : 𝐾1 = {1}, 𝐾2 = {2}, 𝐾3 = {3}, 𝐾4 = {4}, 𝐾5 = {5}, 𝐾6 = {6}
2) Bermain kartu domino
00 01 02 03 04 05 06
11 12 13 14 15 16
22 23 24 25 26
𝑆 = 33 34 35 36
44 45 46
55 56
{66 }
b. Kejadian Majemuk (kombinasi percobaan dengan menggunakan ruang sampel yang ada)
Contoh : Melempar dua buah mata uang koin, dua buah mata dadu, atau memadukan mata dadu dan
koin.

1
1) Melempar dua mata uang koin
Misal
𝐴 ∶ 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎
𝐵 ∶ 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟
Banyaknya ruang sampel dari pelemparan 𝒏 koin = 𝒏(𝑺) = 𝟐𝒏
Ada beberapa cara untuk menyajikan semua kejadian yang mungkin muncul yaitu :
a) Cara mendaftar
𝑆 = {(𝐴, 𝐴), (𝐴, 𝐺), (𝐺, 𝐴), (𝐺, 𝐺)}
b) Diagram Kartesius

A GA AA
Koin I
G GG AG

G A
Koin II

c) Menggunakan table
Koin I Angka Gambar
Koin II (A) (G)
Angka (A) {𝐴, 𝐴} {𝐴, 𝐺}
Gambar (G) {𝐺, 𝐴} {𝐺, 𝐺}

d) Diagram pohon
Lemparan II Ruang sampel

Lemparan I
A AA
A
G AG
Koin
A GA
G
G GG
2) Melempar dua mata dadu
Ruang sampel dua mata dadu
Dadu I
1 2 3 4 5 6
Dadu II
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
Kesimpulan
Banyaknya ruang sampel dari pelemparan 𝑛 dadu = 𝑛(𝑆) = 6𝑛
Banyaknya ruang sampel dari pengambilan n kartu domino = 𝑛(𝑆) = 52𝑛
3. Konsep Peluang
𝑛(𝐴)
𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)
𝑛(𝐴) = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝐴

2
𝑛(𝑆) = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 (𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
𝑃(𝐴) = 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝐴
Misalkan A suatu kejadian dan S adalah ruang sampel dalam sebuah percobaan.
Nilai peluang A terletak pada 0 ≤ 𝑃(𝐴) ≤ 1
𝑃(𝑆) = 1
𝑃(∅) = 0
Contoh
1) pada pelemparan 1 mata dadu
Jawab :
𝑆 = {1,2,3,4,5,6}
Kejadian muncul mata dadu genap = 𝐴 = {2,4,6}
Kejadian muncul angka tidak genap = 𝐴𝑐 = {1,3,5}
Peluang kejadian A adalah
𝑛(𝐴) 3 1
𝑃(𝐴) = = =
𝑛(𝑆) 6 2
Peluang munculnya angka tidak genap
𝑛(𝐴𝑐 ) 3 1
𝑃(𝐴𝑐 ) = = =
𝑛(𝑆) 6 2
Jadi,
1 1 2
𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐴𝑐 ) = + = = 1
2 2 2
Kesimpulan
𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐴𝑐 ) = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃(𝐴) = 1 − 𝑃(𝐴𝑐 )
𝑃(𝐴) = 𝑃(𝑆) − 𝑃(𝐴𝑐 ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃(𝐴𝑐 ) = 𝑃(𝑆) − 𝑃(𝐴)
2) Tentukanlah peluang munculnya mata dadu yang berjumlah kurang dari atau sama dengan 10 pada
pelemparan dua mata dadu.
Jawab :
Kejadian munculnya mata dadu yang berjumlah kurang dari atau sama dengan 10 yaitu berjumlah 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 disebut kejadian A. Maka kejadian bukan A adalah kejadian munculnya mata
dadu berjumlah 11 dan 12 adalah 𝐴𝑐 = {(5,6), (6,5), (6,6)} maka 𝑛(𝐴𝑐 ) = 3
Jadi,
𝑛(𝐴𝑐 ) 3 1
𝑃(𝐴𝑐 ) = = =
𝑛(𝑆) 36 12
Maka
1 12 1 11
𝑃(𝐴) = 1 − 𝑃(𝐴𝑐 ) = 1 − = − =
12 12 12 12
3) Dalam sebuah ujian, peluang seorang peserta tidak lulus adalah 65%. Jika terdapat 200 peserta ujian,
tentukan banyak peserta yang lulus ujian!

4. Pengertian Peluang
a. Percobaan melempar sebuah dadu
Hasil yang mungkin : muncul mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
b. Percobaan mengambil seperangkat kartu bridge
Hasil yang mungkin : terambil kartu As, K, Q, J, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, atau 10
Pada kartu terdapat 4 gambar yang masing-masing berlainan, jadi jumlah kartu seluruhnya ada 52
buah.
c. Percobaan melempar mata uang logam
Hasil yang mungkin : muncul angka atau gambar
1 1
𝑃(𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎) = 2 dan 𝑃(𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟) = 2

3
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑘𝑠𝑢𝑑
𝑭𝒓𝒆𝒌𝒖𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒓𝒆𝒍𝒂𝒕𝒊𝒇 =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛
Uang logam dilempar 20 kali, hasil yang muncul adalah gambar 8 kali dan angka 12 kali.
8 2
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 = = = 0,4
20 5
12 3
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 = = = 0,6
20 5
5. Peluang (Probabilitas/nilai kemungkinan) → bilangan yang didekati oleh frekuensi relative.
� ⪦ �𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑘𝑠𝑢𝑑
𝑃=
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛
Contoh : suatu kantong berisi 10 kelereng merah dan 30 kelereng biru.
Banyaknya kelereng dalam kantong = 40
10 1
𝑃(𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ) = = = 0,25
40 4
30 3
𝑃(𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑟𝑢) = = = 0,75
40 4
Jika yang terambil ternyata 1 kelereng merah, tidak dikembalikan. Kemudian diambil satu lagi kelereng.
Maka
30 10
𝑃(𝐾𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑏𝑖𝑟𝑢) = =
39 13
9 3
𝑃(�𝐾𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ) = =
39 13
6. Ruang sampel (S) → himpunan dari seluruh hasil suatu kejadian (semua kejadian yang mungkin terjadi)
Banyaknya anggota ruang sampel = 𝑛(𝑆)
Kejadian /titik sampel → hasil dari percobaan (anggota ruang sampel/himpunan bagian dari ruang
sampel)
Contoh 1 : melempar mata uang logam 3 kali

Lemparan III
Lemparan II
Lemparan I A AAA
A
G AAG
A
A AGA
G
G AGG
O
A GAA
A
G GAG
G
A GGA
G
G GGG
𝑆 = {(𝐴, 𝐴, 𝐴), (𝐴, 𝐴, 𝐺), (𝐴, 𝐺, 𝐴), (𝐴, 𝐺, 𝐺), (𝐺, 𝐴, 𝐴), (𝐺, 𝐴, 𝐺), (𝐺, 𝐺, 𝐴), (𝐺, 𝐺, 𝐺)} → 𝑛(𝑆) = 12
7. Jika peluang suatu hasil percobaan disebut 𝑃maka nilai kemungkinan hasil itu tidak terjadi sama dengan
𝑃 − 1.
Contoh : hasil pengamatan selama 30 hari, ternyata hujan terjadi dalam 16 hari. Maka
16 16 14
𝑃(ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛) = 30 dan 𝑃(𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛) = 1 − 𝑃(ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛) = 1 − 30 = 30
8. Kisaran nilai peluang
0≤𝑃≤1
9. Hubungan antara peluang empiric dan peluang teoritis
a. Kejadian Majemuk
Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang terdiri dari beberapa kejadian.
𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐴𝑐 ) = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃(𝐴) = 1 − 𝑃(𝐴𝑐 )

4
Contoh :
16 16 14
𝑃(ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛) = 30 dan 𝑃(𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛) = 1 − 𝑃(ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛) = 1 − 30 = 30
b. Kejadian Saling Lepas
Dua kejadian A dan B dikatakan saling lepas jika anggota hasil A tidak ada yang menjadi anggota
hasil B dan sebaliknya.
𝑃(𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) → 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝐵 saling lepas
Contoh
Dua dadu merah dan hitam dilempar bersama-sama. Tentukan
a) Ruang sampel
b) 𝑃(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑑𝑢 = 5)
c) 𝑃(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑑𝑢 = 10)
d) 𝑃(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑑𝑢 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 5 𝑎𝑡𝑎𝑢 10)
Jawab :
a) Ruang sampel
Dadu hitam
Dadu 1 2 3 4 5 6
merah 1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
b) Jumlah mata dadu 5 = {(4,1, (3,2), (2,3), (1,4))}
4 1
𝑃(5) = =
36 9
c) Jumlah mata dadu 10 = {(6,4), (5,5), (4,6)}
3 1
𝑃(10) = =
36 12
4 3 7
d) 𝑃(5 𝑎𝑡𝑎𝑢 10) = 𝑃(5) + 𝑃(10) = 36 + 36 = 36
c. Kejadian tidak saling lepas
Dua kejadian dikatakan tidak saling lepas jika ada anggota kejadian A yang sama dengan anggota
kejadian B.
𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) → 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝐵 tidak saling lepas
Contoh :
Sebuah dadu dilempar 1 kali. Tentukan peluang muncul mata dadu genap atau prima!
Jawab :
Mata dadu genap = {2,4,6}, mata dadu prima = {2,3,5}, mata dadu genap dan prima = {2}
3 3 1
𝑃(𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝) = , 𝑃(𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙) = , 𝑃(𝑔𝑒𝑛�_𝑝 𝑑𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙) =
6 6 6
𝑃(𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝/𝑝𝑟𝑖𝑚𝑎) = 𝑃(𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝) + 𝑃(𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙) − 𝑃(𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 𝑑𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙)
= 3 3 1
+ −
4 6 6
= 5
6

d. Kejadian saling Bebas


Dua kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika munculnya kejadian A tidak mempengaruhi
munculnya kejadian B dan sebaliknya.
𝑃(𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝐵) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵)
Contoh
1. Dua dadu merah dan hitam dilempar bersama-sama. Tentukan

5
a) S
b) 𝑃(3 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ)
c) 𝑃(4 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚)
d) 𝑃(3 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 4 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚)
Jawab :
a) Ruang sampel (S)
Dadu hitam
Dadu 1 2 3 4 5 6
merah 1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
b) Dadu 3 merah = {(3,1), (3,2), (3,3), (3,4), (3,5), (3,6)}
6 1
𝑃(3 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ) = =
36 6
c) Dadu 4 hitam = {(1,4), (2,4), (3,4), (4,4), (5,4), (6,4)}
6 1
𝑃(4 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚) = =
36 6
1 1 1
d) 𝑃(3 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 4 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵) = 6 × 6 = 36
Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan dari suatu kejadian ialah harapan banyaknya muncul suatu kejadian yang diamati dari
sejumlah percobaan yang dilakukan.
𝐹ℎ = 𝑃(𝐴) × 𝑛
Keterangan :
𝐹ℎ = frekuensi harapan
𝑃(𝐴) = peluang kejadian A
𝑛 = banyaknya percobaan
Contoh :
melempar dadu sebanyak 600 kali
1 1
𝑃(5) = maka 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙 𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑑𝑢 5 = × 600 = 100 𝑘𝑎𝑙𝑖
6 6

Peluang dua kejadian bersyarat (Bergantungan)


kejadian B terjadi setelah kejadian A terjadi
𝑛(𝐵⁄𝐴)
𝑃(𝐵⁄𝐴) = ⇔ 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵⁄𝐴)
𝑛(𝑆𝐵 )
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
𝑃(𝐵⁄𝐴) =
𝑃(𝐴)
CONTOH
1. Kantong A berisi 3 bola hijau dan 5 bola merah, sedangkan kantong B berisi 2 bola hijau, 1 bola merah,
dan 2 bola kuning. Satu kantong dipilih secara acak dan satu bola diambil dari dalamnya secara acak
pula.
a. Berapa peluang bola yang terambil adalah bola hijau?
b. Bila bola yang terambil adalah bola hijau, berapa peluang bola itu berasal dari kantong B?
Jawab :
1
a. Pemilihan kantong secara acak, maka𝑃(𝐴) = 𝑃(𝐵) = 2
H = kejadian terambil bola hujau, maka peluang bersyarat :
3
𝑃(𝐻⁄𝐴) =
8

6
2
𝑃(𝐻⁄𝐵) =
5
Menurut Aturan Bayes
1 3 1 2 3 2 15 + 16 31
𝑃(𝐻) = 𝑃(𝐴) ∙ 𝑃(𝐻⁄𝐴) + 𝑃(𝐵) ∙ 𝑃(𝐻⁄𝐵) = ∙ + ∙ = + = =
2 8 2 5 16 10 80 80
b. Peluang bola hijau tersebut berasal dari kantong B = 𝑃(𝐵⁄𝐻 )
1 2
𝑃(𝐵) ∙ 𝑃(𝐻⁄𝐵) ∙ 1 80 16
2 5
𝑃(𝐵⁄𝐻 ) = = 31 = × =
𝑃(𝐻) 5 31 31
80

Anda mungkin juga menyukai