Proposal Penelitian Skripsi
Proposal Penelitian Skripsi
SKRIPSI
OLEH:
180413620671
SEPTEMBER 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam masa kepemimpinan lama kurang lebih 15 tahun dinilai tidak ada
perkembangan dalam kualitas pendidikan pada Lembaga SMP Darussalam Kepanjen.
Hal ini dilihat dari beberapa aspek seperti akreditasi sekolah, jumlah peminat setiap
tahun, turnover tenaga pendidik tinggi, banyaknya keluhan dari murid maupun wali
murid, dan tidak ada prestasi sekolah. Penyebab dari kondisi perkembangan sekolah
yang stagnan dan cenderung tidak ada perkembangan tersebut diperkirakan karena
proses rekrutmen dan seleksi yang kurang profesional sehingga menyaring tenaga
pendidik yang kurang berkompeten. Dengan dilakukan reformasi struktur
kelembagaan dan sistem manajemennya, diharapkan dapat membawa perkembangan
yang lebih baik bagi Lembaga SMP Darussalam Kepanjen dan siswanya.
1. Secara Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan tambahan referensi dan
literasi untuk penelitian berikutnya khususnya tentang analisis proses
rekrutmen dan seleksi karyawan atau tenaga pendidik berbasis kompetensi.
2. .Secara Praktisi
A. Penelitian Terdahulu
B. Landasan Teori
1. Tenaga Pendidik
a. Pengertian Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik adalah salah satu komponen penting dalam
sistem pendidikan. Mereka berperan sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran dan bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan
dan pengajaran kepada peserta didik. Dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tenaga pendidik
didefinisikan sebagai tenaga kependidikan yang berkualifikasi menjadi
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, pelatih,
fasilitator, dan sebutan lain yang sejenis, serta berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Menurut Mulyasa (2012), tenaga pendidik adalah orang yang
memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Sedangkan menurut Menurut Nurgiyantoro
(2013), tenaga pendidik adalah orang yang bertanggung jawab untuk
merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran agar
peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Agustina (2016) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa tenaga pendidik adalah orang yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang sesuai dengan bidang keahliannya serta memiliki
komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu, Menurut
Hidayat (2017), tenaga pendidik adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar dapat memberikan pendidikan yang
berkualitas kepada peserta didik.
Berdasarkan beberapa pemaparan di atas dapat disimpulkan
bahwa tenaga pendidik adalah orang yang berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan dan bertanggung jawab merencanakan
pendidikan sesuai kebutuhan peserta didik, melaksanakan
perencanaannya dalam proses pembelajaran, kemudian menilai proses
pembelajaran tersebut dan mengarahkannya untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tenaga pendidik harus memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang baik sesuai dengan bidangnya, juga harus memiliki
kesiapan untuk terus beradaptasi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar tetap bisa memberikan pembelajaran
yang optimal.
b. Kompetensi Tenaga Pendidik
Pada Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen menjelaskan kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Dalam undang – undang ini disebutkan ada 4
kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Setiap kompetensi ini dibahas lebih lanjut melalui Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008, yaitu:
1. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang -
kurangnya meliputi:
i. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
ii. Pemahaman terhadap peserta didik;
iii. Pengembangan kurikulum atau silabus;
iv. Perancangan pembelajaran;
v. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
vi. Pemanfaatan teknologi pembelajaran;
vii. Evaluasi hasil belajar;
viii. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian sekurang - kurangnya mencakup
kepribadian yang:
i. Beriman dan bertakwa;
ii. Berakhlak mulia;
iii. Arif dan bijaksana;
iv. Demokratis;
v. Mantap;
vi. Berwibawa;
vii. Stabil;
viii. Dewasa;
ix. Jujur;
x. Sportif;
xi. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
xii. Secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan m.
mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
3. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat yang sekurang - kurangnya meliputi kompetensi
untuk:
i. Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara
santun;
ii. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi
secara fungsional;
iii. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan
pendidikan, orang tua atau wali peserta didik;
iv. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang
berlaku; dan
v. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat
kebersamaan.
4. Kompetensi profesional ialah kemampuan guru dalam
menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang -
kurangnya meliputi penguasaan:
i. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai
dengan standar isi program satuan pendidikan, mata
pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan
diampu; dan
ii. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau
seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi
atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata
pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan
diampu.
2. Rekrutmen
a. Pengertian Rekrutmen
Hasibuan (2008) menjelaskan bahwa rekrutmen merupakan
usaha mencari dan mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar
lowongan pekerjaan yang ada. Sementara menurut (Decenzo dan
Robbins, 2013) rekrutmen adalah proses menemukan kandidat
potensial untuk lowongan organisasi yang aktual atau yang
diantisipasi. Atau, dari sudut pandang lain, ini adalah kegiatan yang
menghubungkan antara mereka yang memiliki pekerjaan untuk diisi
dan mereka yang mencari pekerjaan.
Selain itu (Thamrin, 2019) menyatakan rekrutmen merupakan
sebuah proses pencarian dan pemikatan terhadap calon karyawan.
Menurut (Mondy, 2008) mendefinisikan rekrutmen merupakan proses
menarik orang – orang pada waktu yang tepat dalam jumlah yang
cukup dan persyaratan yang layak untuk mengisi lowongan dalam
organisasi.
Dari keempat kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa
rekrutmen adalah proses untuk menarik orang yang memiliki potensi
untuk mengisis lowongan yang sedang kosong pada organisasi, sesuai
jenis jabatan dan jumlah posisi yang dibutuhkan.
b. Tujuan Rekrutmen
Saat melakukan rekrutmen, harus tahu apa tujuan dilakukannya
proses rekrutmen. Menurut (Simamora, 1995) rekrutmen memiliki
tujuan antara lain:
1. Untuk memikat sebagian besar pelamar kerja sehingga
organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar
untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon pekerja yang
dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
2. Tujuan pasca pengangkatan adalah penghasilan karyawan-
karyawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan
akan tetap bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu
yang masuk akal.
3. Meningkatkan citra umum organisasi, sehingga para pelamar
yang gagal mempunyai kesan-kesan positif terhadap organisasi
atau perusahaan.
c. Kriteria Seleksi
Setiap perusahaan pasti akan berharap mendapat calon
karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dari segi karakter
dan kompetensinya. Kriteria seleksi menurut Simamora (2004) pada
umumnya dapat dirangkum dalam beberapa kategori yaitu :
1. Pendidikan
2. Pengalaman kerja
3. Kondisi fisik
4. Kepribadian
4. Kompetensi
a. Pengertian Kompetensi
Menurut (Sutrisno, 2016), kompetensi sebagai suatu
kemampuan yang dilandasi oleh ketrampilan, dan pengetahuan yang
didukung oleh sikap kerja, serta penerapannya dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan di tempat kerja, dengan mengacu pada persyaratan
kerja yang ditetapkan. Menurut (Wibowo, 2014), kompetensi adalah
suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan pengetahuan
serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Sedangkan kompetensi oleh Spencer yang dikutip oleh
(Moeheriono, 2014) adalah sebagai karakteristik yang mendasari
seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam
pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki
hubungan kasual atau sebagai sebab akibat dengan kriteria yang
dijadikan acuan.
6. Isu Emosional
Perassaan tentang kewenangan dapat mempengaruhi keampuan
komunikasi dan menyelesaikan konflik dengan manajer.
Seseorang mungkin mengalami kesulitan mendengarkan orang
lain apabila mereka tidak merasa didengar.
7. Kemampuan Intelektual
Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti
pemikiran konseptual dan pemikiran analitis, tidak mungkin
memperbaiki setiap intervensi yang diwujudkan suatu
organisasi.
8. Budaya Organisasi
Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya
manusia dalam kegiatan: (a) Praktik rekruitmen dan seleksi. (b)
System penghargaan mengomunikasikan pada pekerja. (c)
Praktik pengambilan keputusan. (d) Flosofi organisasi misi,
visi dan nilai-nilai berhubungan dengan semua kompetensi. (e)
Kebiasaan dan prosedur memberi informasi kepada pekerja
tentang berapa banyak kompetensi yang diharapkan. (f)
Komitmen pada pelatihan dan pengembangan
mengomunikasikan pada pekrja tentang pentingnya
kompetensi tentang kepemimpinan.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu
pendekatan kualitatif, dimana pendekatan ini digunakan untuk mendeskripsikan
kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan peneliti untuk
mendapatkan data yang objektif. Menurut Moleong (2009), penelitian kualitatif
adalah “Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.,
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah”. Penelitian kualitatif yang dilakukan bermaksud untuk memahami latar
belakang suatu persoalan, atau interaksi individu dalam suatu unit social atau
mengenai suatu kelompok individu secara mendalam, utuh holistik, intensif dan
naturalistik (Yusuf, 2014).
Studi kasus digunakan karena individu, karakteristik atau atribut dari individu,
aksi, interaksi, kondisi serta peristiwa atau insiden tertentu dapat dipahami. Melalui
pendekatan studi kasus, peneliti dapat memperoleh pemahaman utuh dan terintergrasi
mengenai interrelasi berbagai fakta dan dimensi dari kasus khusus tersebut. Alasan
digunakan studi kasus ini karena riset studi kasus memungkinkan peneliti
mengumpulkan informasi yang detail yang mencakup dimensi sebuah kasus tertentu
atau beberapa kasus kecil dalam rentang yang luas Dengan demikian, peneliti
memilih menggunakan desain penelitian kualitatif dengan strategi studi kasus sebagai
metode yang paling tepat dalam melakukan penelitian ini.
A. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari informan
atau pihak pertama, seperti hasil wawancara tentang masalah penelitian
(Sugiyono, 2010). Data diperoleh dengan terjun langsung ke lapangan tanpa
adanya perantara dari pihak lain.
B. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh penulis dari
informan, melainkan data diperoleh dari pihak lain (Sugiyono, 2010). Dalam
penelitian ini penulis menggunakan data sekunder seperti gambaran umum
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, aktivitas/operasional perusahaan.
Sumber pada data sekunder dalam penelitian ini merupakan pihak pengelola
yayasan SMP Darussalam Kepanjen.
A. Wawancara
Peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur didalam penelitian
ini. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data atau hasil terkait proses
rekrutmen dan seleksi tenaga pendidik berbasis kompetensi sebagai pokok
permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti. Data yang diperoleh dari
wawancara adalah data pendukung untuk hasil data yang diperoleh dari
observasi atau pengamatan, dan juga merupakan data-data tambahan yang
diperlukan guna mendukung penjelasan mengenai topik penelitian.
B. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara yang bisa digunakan untuk
mendapatkan informasi dan data dari arsip, buku, dokumen gambar atau
tulisan dan juga informasi untuk mendukung penelitian. Dokumen yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu profil perusahaan, struktur
organisasai perusahaan, dan data-data lain yang berhubungan mengenai
analisis proses rekrutmen dan seleksi tenaga pendidik berbasis kompetensi
pada SMP Darussalam Kepanjen.
A. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti
mengenai aspek-aspek yang harus digali, serta apa yang sudah atau belum
ditanyakan. Adanya pedoman wawancara juga akan memudahkan peneliti
membuat kategorisasi dalam melakukan analisis data, pedoman wawancara
yang didasari oleh kerangka teori yang ada, guna menghindari penyimpangan
dari tujuan yang dilakukan.
B. Handphone
Digunakan untuk memotret informan atau sumber data. Dengan
adanya foto ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih
terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data. Dan juga
untuk menggambarkan kejadian dan situasi ketika proses terjadinya
wawancara dan seluruh respon nonverbal yang diperlihatkan oleh informan.
A. Reduksi Data
Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan -
kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data, data
kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam
cara melalui seleksi ketat, ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya
dalam satu pola yang lebih luas dan sebagainya.
B. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk teks
naratif untuk memudahkan memahami apa yang terjadi dan kemudian
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
C. Menarik Kesimpulan
Menarik kesimpulan adalah kegiatan analisis terakhir dalam
menganalisis data. Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan makna dari data
yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan atau perbedaan,
guna menarik kesimpulan tentang masalah yang ada.
A. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
yang dilakukan dengan pengecekan data yang didapatkan melalui beberapa
sumber (Prabowo, 2012). Teknik triangulasi sumber dilaksanakan dengan
memverifikasi data yang telah dikumpulkan melalui wawancara terhadap
narasumber yang berbeda. Sumber triangulasi diperoleh dari informan yang
berbeda yaitu Kepala Yayasan YPSI Darussalam Al – Machfudz, Kepala
Sekolah SMP Darussalam Kepanjen, Kabag Kurikulum SMP Darussalam
Kepanjen.
B. Triangulasi Metode
Triangulasi metode merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan cara mengecek data menggunakan teknik yang berbeda-beda
(Sugiyono, 2014). Teknik triangulasi metode dilaksanakan dengan
membandingkan hasil wawancara dengan data yang diperoleh dari hasil
observasi langsung di lapangan dan dokumentasi.
2.10 Tahap-Tahap Penelitian
Menurut (Moleong, 2012) terdapat tiga tahap dalam pelaksanaan penelitian
antara lain: tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data.