Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Teeknik PWK Volum

me 2 Nomor 3 20
013
Online : http:///ejournal-s1.unddip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________________

AD
DAPTASI MASSYARAKAT DALAM
D MENNGHADAPI KEERENTANAN
N AIR BERSIH
H AKIBAT PER
RUBAHAN
IKLIM DI KELUR
RAHAN TAND
DANG, KECAMATAN TEMMBALANG, SEEMARANG

Son Kusuma1 dan Jawoto Sih


nia Vianitya K h Setyono2
1
M
Mahasiswa Jurusan
J Pereencanaan Wiilayah dan Kota,
K Fakultass Teknik, Uniiversitas Diponegoro
2
Dosen Jurrusan Perenccanaan Wilayyah dan Kotaa, Fakultas Teknik,
T Univer
ersitas Diponeegoro
emaiil: vianitya@yahoo.co.id

Abstraak: Perubahaan iklim merupakan peristiiwa kenaikan suhu bumi sehinggas berddampak penin ngkatan suhu u
udaraa dan peruba ahan pola musim.
m Akibattnya musim kemarau pan njang menyebebabkan bebe erapa daerah h
meng galami kerenta anan air berssih sehingga m masyarakat perlu
p melakuk kan adaptasi.. Pusat Layannan Teknologii
dan RRiset Fakultas Teknik Universitas Diponeggoro (2011) mengatakan
m nilai
n gap Kelurrahan Tandan ng yaitu ‐45,33
menu unjukkan bahw wa kondisi keetersediaan ddan kebutuhan n air termasu uk kategori keesenjangan tingkat tinggi..
Tujuaan penelitian adalah peng gkajian menggenai kapasittas dan prosses adaptasi masyarakat untuk dapatt
bertahhan hidup dallam menghad dapi tantangaan perubahan iklim. Penelitiian menggunaakan pendeka atan kualitatiff
denga an strategi peenelitian stud
di kasus. Metoode pengump pulan data menggunakan ssnowballing sampling
s dann
triang
gulasi. Metodee analisis deskkriptif yang m
membahas meengenai kapassitas adaptasii masyarakat yang menjadii
dasarr terbentuknya a proses adap ptasi masyaraakat dalam menghadapi
m ta
antangan perrubahan kond disi. Penelitian
n
meng ghasilkan temmuan studi yaitu
y adaptassi masyaraka at mengalam mi peningkataan yang dise ebabkan oleh h
peningkatan kapassitas adaptassi yang dipenggaruhi oleh faktor
f interna
al dan ekternaal. Melalui analisis prosess
adapttasi diperoleh 4 tipe keputu usan dan resppon adaptasi. Kondisi semakin membaik karena peran n institusi dann
komu unitas. Adaptaasi yang dilaku
ukan masyaraakat merupaka an adaptasi proaktif sehinggga penelitian
n memberikan n
rekommendasi perlunya rancanga an dilakukannnya adaptasi terencana dengan tahapann pengumpullan informasi,,
perenncanaan, desa ain yang diimpplementasi, m onitoring, dann evaluasi.

Kata K
Kunci: Kerenttanan Air Berssih, Kapasitass Adaptasi da
an Proses Adap
ptasi.

Abstraact: Climate change


c is the occurrence of earth tempeerature rising. The impact of the climate exchange iss
the in
ncreasing of air
a temperatu ure and the chhange of sea asonal pattern ns. The resultt of long dry season is thee
vulnerrable of wateer in some arreas. Thereforre, the societty needs to do an adaptattion. The servvice center off
Technnology and Research, Engiineering Facuulty, Diponego oro Universityy (2011) claim ms that the gap value off
Tanda ang is ‐45,6 thhat indicates the category oof high level of
o inequality for
f the waterr availability and
a the waterr
supplyy. The purposse of this reseaarch is to reviiew the capaccity and the prrocess of socie
iety’s adaptattion to survivee
in deaaling with thee climate exchhange. Qualitaative approacch is used in thhis research bby employing case study ass
the rresearch strattegy. Snowba alling samplinng dan trian ngulation are the methodds in collectin ng the data..
Descrriptive analysiis method exxamines the ssociety’s adap ptation capaccity that becoomes the priinciple of thee
societty’s adaptatio
on process in facing
f the chaallenge of con nge. The resuult of this ressearch is the
nditional chan e
enhancement of society’s adaptation cauused by the increasing i off adaptationn capacity in nfluenced byy
nal and exteernal factorss. There are four types of
intern o resolution
ns and adapptation respo onses as thee
resultts of the analysis.
a Thee condition becomes better
b becauuse of the role of insttitution and d
comm munity. The society’s
s adaaption is the proactive adaptation. Therefore,
T thiis research recommends
r s
plannned adaptattion which iss needed byy using som me stages, inncluding gatthering the information,
i ,
plannning, implem
menting the design,
d monittoring, and evaluating.
e

Keyw
words: Clean Water Vulnerrability, Adapptation Capaciity, and Adap
ptation Processs.

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3;; 2013; hal. 840-8550 | 840


Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Kerentanan Air Bersih … Sonia Vianitya Kusuma dan Jawoto Sih Setyono

PENDAHULUAN kesenjangan yaitu pertama gap ketersediaan


Peningkatan suhu udara di bumi yang dan kebutuhan air tinggi (‐28,98 sampai ‐
menyebabkan peristiwa perubahan iklim 57,94), kedua gap ketersediaan dan
sehingga memberikan dampak terhadap kebutuhan rendah (‐0,02 sampai ‐28,98) dan
perubahan pola musim di luar siklus pada saat ketiga tidak mengalami kesenjangan
kondisi normal. Hal ini terjadi di daerah tropis (terpenuhi). Dari hasil perhitungan diperoleh
termasuk negara Indonesia ditandai dengan nilai gap Kelurahan Tandang sebesar ‐45,3
kejadian El Nino. El Nino merupakan suatu (lihat lokasi pada Gambar 1). Hal ini
kondisi yang menyebabkan musim kemarau menunjukkan Kelurahan Tandang termasuk
berkepanjangan sehingga berpengaruh pada kategori kesenjangan yang tinggi. Kelurahan
penurunan ketersediaan air tanah. Kondisi ini Tandang yang berkepadatan penduduk sangat
yang akan mengakibatkan beberapa daerah tinggi dengan pertumbuhan penggunaan
mengalami kerentanan air bersih. lahan organis serta didominasi penduduk
Jika kerentanan air bersih dalam jangka dengan rata‐rata penghasilan rendah sehingga
panjang tidak segera ditangani akan berubah termasuk dalam kategori sangat miskin.
menjadi bencana kekeringan. Oleh sebab itu Perekonomian yang sangat miskin ini
sebelum terjadi bencana kekeringan maka menjadikan masyarakat sulit memperoleh air
masyarakat perlu melakukan usaha bersih secara layak, karena minimnya dana
pertahanan diri dengan cara adaptasi yaitu yang dialokasikan untuk kebutuhan air.
penyesuaian diri terhadap perubahan kondisi.
Setiap individu akan beradaptasi sesuai
dengan kapasitas adaptasi masing‐masing.
Jika kapasitas adaptasi baik maka pertahanan
diri terhadap perubahan kondisi semakin baik.
Pusat Layanan Teknologi dan Riset
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro serta
Mercy Crops (2011) melakukan penelitian
yang membahas mengenai kondisi di
beberapa wilayah Kota Semarang akan
mengalami kerentanan air bersih. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kesenjangan
antara kebutuhan dengan ketersediaan air
akan terjadi dengan titik kritisnya pada tahun
2010‐2015 dan kesenjangan berlangsung
hingga tahun 2030. Permasalahan Sumber:Pusat Layanan Teknologi & Riset,FT UNDIP, 2011
kesenjangan timbul karena peningkatan
kebutuhan air setiap tahun akibat peningkatan GAMBAR 1
PETA KESENJANGAN GAP KEBUTUHAN DAN
jumlah penduduk sehingga ketersediaan
KETERSEDIAAN AIR BERSIH SEMARANG
airtidak mencukupi. Ketersediaan air yang
hanya mengandalkan PDAM sebagai sumber Terkait dengan kecenderungan yang
air yang berasal dari air sungai/air permukaan, terjadi, maka muncul pertanyaan penelitian
mata air, sumur pegunungan, dan air tanah mengenai kapasitas dan proses adaptasi
dalam atau sumur perkotaan. Kualitas dan masyarakat dalam menghadapi kerentanan air
kuantitas air tersebut akan dipengaruhi oleh bersih akibat perubahan iklim di Kelurahan
peristiwa perubahan iklim. Tandang. Tujuan dari studi ini yaitu mengkaji
Perhitungan antara ketersediaan air kapasitas dan proses adaptasi yang dilakukan
PDAM dengan permintaan kebutuhan air masyarakat dalam upaya menghadapi
dilakukan untuk mengetahui tingkat kerentanan air bersih akibat perubahan iklim.
kesenjangan. Berdasarkan perhitungan Wilayah penelitian yaitu Kelurahan Tandang
tersebut maka ditemukan tiga kategori yang merupakan dataran tinggi Kota

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 840-850 | 841


Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Kerentanan Air Bersih … Sonia Vianitya Kusuma dan Jawoto Sih Setyono

Semarang yang mengalami kerentanan air buruk dari perubahan iklim, termasuk
bersih. Artikel ini dimulai dengan pendahuluan variabilitas iklim dan iklim ekstrem
yang membahas mengenai latar belakang Kerentanan tersebut dapat diatas
peristiwa kerentanan air bersih, kajian dengan upaya adaptasi. Menurut IPCC (2001)
literatur berkaitan kerentanan dan upaya adaptasi adalah penyesuaian secara alamiah
adaptasi, metode, kondisi kerentanan air maupun oleh sistem manusia dalam merespon
bersih, hasil dan pembahasan dari analisis stimuli iklim aktual atau yang diperkirakan dan
kapasitas adaptasi dan proses adaptasi, dampaknya, menjadi ancaman yang moderat
kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis atau memanfaatkan peluang yang
serta rekomendasi sebagai masukan. menguntungkan. Adaptasi dapat terjadi secara
spontan atau terencana untuk memberikan
KAJIAN LITERATUR reaksi terhadap perubahan iklim. Adaptasi
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Sumber berpotensi dalam mengurangi dampak
Daya Air perubahan iklim dan meningkatkan dampak
Perubahan iklim global yang dicirikan manfaat, sehingga tidak ada korban. Adanya
oleh perubahan unsur‐unsur iklim seperti strategi adaptasi diperlukan pada semua skala
curah hujan, evaporasi dan transpirasi akan untuk meringankan usaha mitigasi dampak.
berpengaruh secara langsung maupun tidak Strategi adaptasi juga berkontribusi dalam
langsung terhadap respon hidrologi wilayah penyelesaian jangka pendek dan maupun
yang menentukan ketersediaan air untuk jangka panjang, namun masih ada
berbagai kebutuhan. Besaran dan distribusi air keterbatasan dalam implementasi dan
akan mengalami perubahan dalam jangka keefektifannya. Tujuan adaptasi yaitu
panjang kelestarian sumber daya air mengurangi resiko bencana atau kerentanan
memerlukan perhatian yang serius. Kenaikan sosial ekonomi dan lingkungan yg diakibatkan
suhu akibat perubahan iklim akan menaikkan perubahan iklim, meningkatkan daya tahan
laju penguapan tanaman, tanah, danau, (resilience) masyarakat dan ekosistem serta
sungai dan laut yang menyebabkan menjamin keberlanjutan pembangunan
menipisnya ketersediaan air dan berakibat nasional dan daerah. Suatu adaptasi
kerentanan air bersih. digolongkan sebagai adaptasi terencana
IPCC mengemukakan kerentanan menurut Grothmann, dkk (2005) jika terdapat
merupakan fungsi dari karakter, besaran, dan pengumpulan informasi dan kesadaran
kadar dari variasi iklim yang sistem bangunan, perencanaan, dan desain,
perlindungan adalah sensitivitas dan kapasitas implementasi, monitoring, dan evaluasi.
adaptasi. Rumus: Adaptasi yang dilakukan berdasarkan
Kerentanan = kapasitas adaptasi. Menurut Smit dan Pilisofa,
f (pemaparan,sensitivitas,kapasitas adaptasi) 2001 (dalam Torsten Grothmann, dkk, 2005)
yaitu kemampuan suatu sistem untuk
McCarthy, dkk, 2001 (dalam Locatelli, Bruno, menyesuaikan dengan perubahan iklim untuk
dkk. 2009) mengatakan pemaparan dan mengurangi potensi kerusakan, mengambil
sensitif semakin besar maka kerentanan keuntungan dari kesempatan, atau untuk
semakin besar. Pemaparan merupakan menghadapi konsekuensi. Kapasitas adaptasi
tingkatan suatu sistem terpaparkan terhadap ada tujuh yaitu kondisi finansial/sumber daya
variasi iklim. Sedangkan sensitivitas yaitu ekonomi berdasarkan mata pencaharian dan
tingkat suatu sistem dipengaruhi, baik secara pendapatan, kemampuan dilihat dari aktivitas
buruk atau menguntungkan, oleh rangsangan individu sesuai dengan skill yang dimiliki, akses
yang dihubungkan dengan iklim. Kedua hal Informasi untuk mengetahui secara pasti
tersebut yang berdampak pada kerentanan mengenai waktu terjadi bencana dan cara
yaitu tingkat suatu sistem mudah terpengaruh adaptasi, penggunaan teknologi modern
terhadap, atau tidak mampu menghadapi efek untuk memudahkan adaptasi, komunitas yang
bergerak mencukupi kebutuhan air,

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 840-850 | 842


Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Kerentanan Air Bersih … Sonia Vianitya Kusuma dan Jawoto Sih Setyono

infrastruktur yang mendorong meminimalisir/ kecil daripada sendang) untuk memenuhi


meningkatkan kerentanan serta institusi yang kebutuhan air. Masyarakat yang menjangkau
membantu proses adaptasi. air dari sendang dan belik ini tidak hanya dari
Kapasitas adaptasi mempengaruhi masyarakat Kelurahan Tandang, melainkan
proses adaptasi. Adapun proses adaptasi daerah lainnya yang lokasinya berdekatan
Risbey, 1999 (dalam Torsten Grothmann, dkk, yaitu Kinibalu dan Rogojembangan.
2005) mengemukakan proses dimulai dari Pada tahun 1980an masih berupa lahan
deteksi tanda‐tanda kekeringan sebagai dasar kosong dan penduduk Kelurahan Tandang
dalam memutuskan apakah akan melakukan semakin sedikit. Masyarakat masih
adaptasi atau tidak melakukan adaptasi. menggunakan sendang sebagai sumber air
Kemudian melakukan evaluasi untuk utama. Sendang digunakan bersama‐sama dan
mengetahui tanda yang diartikan dan dapat ditempuh dengan jalan kaki kemudian dibawa
diduga sebelum konsekuensi yang harus dengan cara tradisional yaitu mengangsu.
dievaluasi. Melalui evauasi tersebut Pada musim hujan kondisi yang dihasilkan air
menghasilkan keputusan dan respon sendang jernih namun kuantitas air
merupakan hasil terlihat dari kebiasaan dan mengalami penurunan hingga pernah
tampilan sistem. Pada akhirnya akan mengalami kekeringan sampai pengambilan
memperoleh umpan balik atau hasil yang air sendang harus mengantri serta menunggu
dapat dilihat dari kesesuain harapan dengan air keluar dari sendang sekitar 10 menit.
manfaat yang diperoleh. Kekeringan bermula dati berkurangnya
sumber air baik dari sendang, bilik, maupun
METODE PENELITIAN aliran air sungai.
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan strategi penelitian studi
kasus. Metode pengumpulan data
menggunakan snowballing sampling dengan
tujuan digunakan karena peneliti belum
mengetahui informan yang memahami
informasi terkait obyek penelitian dan metode
triangulasi. Analisis yang dilakukan untuk
mencapai tujuan:
Analisis Kualitatif Deskriptif
Melalui kualitatif deskriptif pembahasan
dapat dilakukan secara mendalam. Sumber: Hasil Survey, 2013
Pembahasan mengenai pemaparan dan
GAMBAR 2
sensitivitas yang dialami dan dirasakan oleh ALIRAN AIR SUNGAI MENGERING
masyarakat serta dilengkapi dengan data
sekunder. Selanjutnya mengenai kapasitas Pada musim hujan kuantitas air lebih
adaptasi yang menjadi dasar terbentuknya banyak namun air yang dihasilkan keruh
proses adaptasi masyarakat dalam karena tercampur pasir limpasan air hujan dan
menghadapi tantangan perubahan kondisi aliran sungai. Perubahan kualitas air sendang
yang terjadi sesuai dengan kemampuan. yang menjadi keruh karena tidak memiliki
pilihan lain mereka tetap menggunakan
KONDISI KERENTANAN AIR BERSIH sendang. Setahun sekali setiap menjelang
Awalnya daerah Kelurahan Tandang musim kemarau masyarakat bergotong
bernama Ngemplak. Peristiwa perluasan royong membersihkan sendang yang kotor.
wilayah Kota Semarang menjadikan daerah ini Gotong royong dikoordinir oleh para sesepuh.
berganti nama yaitu Kelurahan Tandang. Pada Penduduk yang semakin memadati
tahun 1970‐1980an masyarakat Kelurahan Tandang maka kuantitas air yang
menggunakan sendang dan belik (ukuran lebih dihasilkan semakin tidak dapat mencukupi

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 840-850 | 843


Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Kerentanan Air Bersih … Sonia Vianitya Kusuma dan Jawoto Sih Setyono

kebutuhan masyarakat yang semakin Tahun 2002‐2003 muncul pemenuhan


bertambah dan kualitas air yang menurun. kebutuhan air dengan menggunakan sumur
Penyebab kualitas air sendang menurun artetis. Keberadaan sumur artetis dari
karena adanya aktivitas mencuci, mandi, dan bantuan Pemerintah Kota Semarang ini
buang air besar yang dilakukan di sekitar menjadikan penduduk tidak perlu menyiapkan
sendang dan belik sehingga mencemari dana untuk pemeliharaan sumur dangkal
sumber air. Selain itu, sampah‐sampah yang beserta komponen yang melengkapinya
dibuang di dekat aliran sungai juga mencemari (pompa). Pada awalnya pembayaran sumur
sumber air tersebut. Oleh karena kondisi artetis ini disamakan untuk setiap rumah
tersebut tahun 1990an masyarakat mulai tangga Rp 20.000,00 tanpa melihat perbedaan
terdorong melakukan peralihan sumber air jumlah anggota keluarga di setiap rumah
dengan menggunakan sumur dangkal. tangga. Masyarakat dengan jumlah anggota
Masyarakat membuat sumur dangkal dengan keluarga sedikit dengan kebutuhan air yang
kedalaman sekitar 17‐20meter (dataran yang tidak sebanding dengan pemakaian air dari
lebih rendah) dan 60‐70meter (dataran yang anggota keluarga yang jumlahnya lebih
lebih tinggi). Seiring dengan isu el nino yang banyak merasa keberatan dengan biaya
melanda Indonesia tahun 2000an masyarakat pembayaran yang sama.
membuat sumur artesis yang dimanfaatkan Setelah 1‐2 tahun keberlangsungan
bersama dengan bantuan dari pemerintah penggunaan sumur artetis muncul perubahan
melalui program PAMSIMAS. kebijakan terkait biaya air untuk setiap rumah
tangga akan dibebankan biaya sejumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN volume air yang digunakan dan biaya beban
Analisis Kapasitas Adaptasi setiap rumah tangga Rp 3.500,00/bulan yang
Sumber Daya Ekonomi/Finansial digunakan untuk pemeliharaan aset sumur
Awalnya penduduk tidak perlu artetis. Akhirnya pembayaran air sumur artetis
mengeluarkan dana untuk memperoleh air bervariasi dari kisaran Rp 7000,00,‐Rp
karena sumber air berasal dari sendang. 70.000,00 setiap rumah tangga. Penerapan
Tahun 1980an penggunaan sumur dangkal kebijakan baru menjadikan masyarakat lebih
bagi masyarakat yang belum mampu akan mudah untuk mengalokasi dana sesuai dengan
memilih membuat sumur secara mandiri, ada kondisi perekonomian masing‐masing.
yang meminta dari sumur tetangga secara Dari perkembangan alokasi dana
gratis, ada pula menggunakan sumur adaptasi yang diperlukan di atas maka terlihat
tetangganya dengan membayar Rp 3.000,00‐ bahwa kebutuhan air yang mulanya tidak
Rp 6.000,00/jam. Munculnya pemenuhan perlu mengeluarkan dana saat ini menjadi
kebutuhan air melalui sumur dangkal perhatian masyarakat karena mereka harus
mendesak masyarakat mulai mengalokasikan mulai mengalokasikan dana untuk pemenuhan
dana dalam pemenuhan kebutuhan air. kebutuhan air. Upaya peningkatan
Pembuatan sumur dangkal ini perekonomian yang dilakukan masyarakat
mengeluarkan biaya yang cukup besar bagi agar memiliki kemampuan mengalokasikan
masyarakat, namun pada masa pemakaian dana untuk meningkatkan kapasitas adaptasi
tidak perlu mengeluarkan biaya bulanan salah satunya melalui perolehan pendapatan
seperti penarikan biaya air pada umumnya. dari pekerjaan.
Sumur dangkal pertama kali mengambil air Bagi masyarakat yang bekerja di sektor
dengan cara menimba. Sekitar tahun 1997‐ informal dengan gaji yang tidak tetap tiap
2000 muncul teknologi mesin pompa sehingga bulannya ntuk mencukupi kebutuhan air
masyarakat perlu mengalokasikan dana untuk sehari‐hari mereka berusaha untuk
pembelian pompa sekitar Rp 325.000,00‐Rp mengeluarkan dana paling minimum agar
Rp 500.000,00/pompa, dana pemeliharaan masih dapat terjangkau. Saat ini alokasi dana
pompa jika terjadi kerusakan serta biaya listrik adaptasi sangat diperhitungkan karena jumlah
untuk menghidupkan mesin pompa. anggota keluarga mempengaruhi intensitas air

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 840-850 | 844


Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Kerentanan Air Bersih … Sonia Vianitya Kusuma dan Jawoto Sih Setyono

yang digunakan yang artinya pengeluaran Kemampuan Fisik


kebutuhan air semakin bertambah. Kemampuan fisik berpengaruh terhadap
Penduduk Kelurahan Tandang sebagian pilihan cara adaptasi. Penduduk yang tidak
besar bekerja sebagai buruh bangunan, memiliki kemampuan fisik untuk jalan jarak
namun ada juga sebagai petani. Kemudian ada jauh dengan membawa beban air dari
juga yang beralih profesi sebagai wiraswasta sendang ke rumah maka ia memerlukan orang
namun ada juga yang hanya berprofesi sama lain untuk membantunya, sebaliknya yang
namun ia melakukan perpindahan tempat berkemampuan fisik baik maka ia akan
bekerja.Masyarakat melakukan pergantian mengambil air secara mandiri.
profesi pekerjaan atau peralihan tempat Keterampilan/Keahlian dan Pemahaman
bekerja memiliki tujuan yang sama yaitu Keterampilan/keahlian dan pemahaman
memperoleh pendapatan perekonomian yang yang cukup melakukan adaptasi dapat
cukup agar dapat mengalokasikan dana meminimalisir pengeluaran dana. Contoh
adaptasi sehingga lebih adaptif. penduduk yang memahami cara menggali
Pendidikan tanah untuk membuat sumur dangkal maka
Tingkat pendidikan masyarakat mereka dapat membuat secara mandiri
Kelurahan Tandang rata‐rata lulusan SMA. dengan dibantu kerabat dekat. Namun bagi
Walaupun tingkat pendidikan rendah, mereka masyarakat yang tidak memiliki
mengimbanginya dengan keaktifan keterampilan/keahlian dan pemahaman selain
memperoleh informasi untuk peningkatan harus mengeluarkan dana untuk pembiayaan
kapasitas adaptasi. Hal ini dibuktikan dari bahan dan alat pengadaan sumur maka ia juga
perubahan bentuk adaptasi yang mereka memerlukan alokasi dana pembuatan sumur.
lakukan berdasarkan dari informasi baru yang Hal ini menambah alokasi dana adaptasi.
mereka peroleh kemudian mereka terapkan Alokasi Waktu Adaptasi
sesuai dengan kemampuan masing‐masing. Alokasi waktu adaptasi yang mereka
Pengalaman miliki akan mempengaruhi cara adaptasi. Bagi
Masyarakat Kelurahan Tandang masyarakat yang memiliki waktu yang sangat
cenderung memilih cara adaptasi sesuai cukup untuk berulang kali mengambil air dan
kebiasaan sesuai pengalaman sehingga baginya jika harus mengantri mengambil air,
mereka memahami cara dan bentuk adaptasi hal tersebut tidak menjadi masalah. Berbeda
yang tepat bagi dirinya. Bagi masyarakat halnya dengan masyarakat yang memiliki
penduduk asli mereka telah terbiasa keterbatasan waktu maka mereka memilih
melakukan perjalanan jauh untuk waktu yang tidak banyak digunakan
memperoleh air. Berbeda dengan penduduk masyarakat lain untuk mengambil air sehingga
pendatang sudah mengenal sumur dangkal tidak perlu melakukan antrian.
sebagai sumber air di daerah asal maka Cara Pandang Terhadap Adaptasi
mereka tidak tertarik pengambilan air Cara pandang terhadap adaptasi yang
sendang karena harus mengeluarkan tenaga berbeda‐beda mengakibatkan perbedaan
dan waktu untuk memperoleh air. dalam menyikapi perilaku adaptasi. Perbedaan
Karakter Diri cara pandang terhadap adaptasi
Karakter diri yaitu motivasi melakukan memunculkan alternatif cara dan bentuk
adaptasi baru akibat kejenuhan adaptasi yang adaptasi yang berbeda dan dapat menjadi
kurang efisien akan mendorong untuk mencari solusi bagi masyarakat. Muncul jasa pikulan air
informasi dan melakukan peralihan bentuk keliling berawal dari keprihatinan dirinya
adaptasi baru sesuai dengan kemampuan. kepada masyarakat yang memiliki
Motivasi adaptasi masyarakat Kelurahan keterbatasan fisik memperoleh air. Akhirnya ia
Tandang tergolong sangat baik terlihat pada menjadi jasa mengambil air kepada
keaktifan dan penerimaan informasi baru masyarakat yang membutuhkannya.
mengenai adaptasi yang ditindaklanjuti Seiring berkembangnya perolehan air
dengan perubahan adaptasi. dengan cara menggali tanah. Pelaku adaptasi

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 840-850 | 845


Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Kerentanan Air Bersih … Sonia Vianitya Kusuma dan Jawoto Sih Setyono

yang melihat persoalan ini sebagai sebuah Ada yang sudah merasa cukup dengan
peluang usaha. Muncul gagasan pembuatan layanan komunitas tersebut. Ada pula yang
sumur yang disalurkan ke setiap rumah mengeluhkan pelayanannya. Pelayanan
dengan menggunakan selang. komunitas PAM Tirto Agung yaang berubah
Lingkungan Sosial dan Perilaku Imitasi terjadi saat operator pembagian air terlambat
Masyarakat yang berada di lingkungan membuka keran pembagi air, ketika
dengan adaptasi baru cenderung lebih cepat pemadaman listrik maka pompa tidak dapat
merubah kondisinya untuk ikut menyesuaikan beroperasi dan ketika pompa dalam perbaikan
diri melakukan hal yang sama. Didukung maka waktu pembagian air berkurang
dengan perilaku imitasi dimana ia melakukan sehingga air yang diperoleh berkurang.
adaptasi setelah adaptasi teruji dan telah Akses Informasi dan Teknologi
berhasil diterapkan oleh orang lain. Akses informasi masyarakat masih
Lingkungan Fisik dilakukan dengan cara interaksi langsung.
Lingkungan fisik yaitu jarak lokasi rumah Informasi yang diperoleh dari para pendahulu
dengan sumber air. Masyarakat yang jarak (leluhur), tetangga, dan tempat bekerja.
antara rumah ke sendang lebih jauh maka Perkembangan teknologi menjadikan akses
mereka lebih memiliki dorongan kuat untuk informasi semakin meningkat dengan adanya
menggunakan sumur dangkal. Sebaliknya, telepon. Selain itu teknologi pompa sebagai
masyarakat lokasinya yang lebih dekat dengan alat bantu adaptasi sehingga lebih efisien
sendang maka mereka masih mengandalkan waktu, tenaga, biaya. Mudahnya akses
sendang. informasi menjadikan masyarakat lebih
Kondisi Sumber Air mudah memilih adaptasi yang lebih adaptif.
Kondisi air bergantung pada musim Namun pemberitahuan mengenai
serta kualitas pembuatan sumber air. Ketika tanda‐tanda seperti perubahan cuaca hingga
kualitas pembuatan sumber air baik maka saat ini belum ada sehingga masyarakat
kualitas air yang diperoleh baik. Musim memahami dengan cara melihat perubahan
kemarau kualitas air sendang jernih, waktu musim hujan dan kemarau, perbedaan
sedangkan pada musim hujan kualitas air curah hujan, perubahan dari respon tanaman
kurang baik berwarna kecokelatan. Kualitas air serta perubahan suhu udara.
sumur dangkal ketika musim hujan sama Kontribusi Infrastruktur dalam Adaptasi
dengan kemarau dan tidak ada perbedaan Sistem air bersih sumur artetis
warna. Kualitas sumur artetis sangat baik. menjadikan masyarakat tidak perlu
Namun kualitas air sumur artetis 2 kurang baik mengambil air dengan jarak jauh. Tahun
karena kualitas cashing sumur kurang baik. 1990an jalan sudah berupa aspal dengan
Selain itu dari segi kuantitas air musim dilengkapi jaringan drainase sehingga
kemarau air sendang semakin berkurang memudahkan pergerakan mengangsu air.
dibandingkan dengan musim hujan. Berbeda Selain itu, keberadaam infrastruktur sanitasi
halnya dengan air sumur dangkal, pada saat menjadikan masyarakat tidak lagi melakukan
musim hujan air yang dihasilkan banyak. aktivitas seperti MCK di sendang.
Namun musim kemarau dinilai cukup Jaringan listrik masuk pada tahun 1980
disebabkan sumur kering dan untuk beberapa sehingga membantu penerangan masyarakat
sumur kering sehingga diperlukan dalam mengambil air karena sebelumnya
pendalaman. Kuantitas sumur artetis musim mereka menggunakan obor. Selain itu,
kemarau masyarakat menilai cukup. Mengenai jaringan listrik digunakan untuk menggerakkan
kuantitas sumur artetis terdapat perbedaan pompa sehingga masyarakat tidak perlu
pendapat antara musim kemarau dan hujan. menimba. Jaringan telekomunikasi berupa
Ada yang mengatakan musim kemarau lebih telepon dan handphone memudahkan
sedikit atau sebaliknya. Namun pengurus PAM komunikasi mengenai pelayanan dan
Tirto Agung mengatakan air lebih sedikit. pengelolaan sumur artetis. Di sisi lain sistem
Kepuasan Pelayanan Komunitas persampahan belum dikelola hingga saat ini.

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 840-850 | 846


Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Kerentanan Air Bersih … Sonia Vianitya Kusuma dan Jawoto Sih Setyono

Perkembangan infrastruktur di Kelurahan saran dan kritik dapat tersampaikan dan


Tandang membantu proses adaptasi lebih diputuskan secara bersama. Permasalahan
efisien waktu, tenaga, dan biaya. biaya dengan pembayaran setiap rumah
Sumber Daya Komunitas tangga Rp 20.000,00 tanpa melihat perbedaan
Tahun 1970‐1980 masyarakat berperan jumlah anggota keluarga di setiap rumah
untuk eksistensi keberadaan sendang. tangga. Setelah 1‐2 tahun terlewati komunitas
Semenjak menurunnya perhatian masyarakat melakukan perubahan kebijakan yaitu biaya
terhadap sendang maka bergantilah dengan air yang dibebankan sejumlah volume air yang
kepengurusan yaitu ketua RT dan RW digunakan dan biaya beban Rp 3.500,00 setiap
sehingga berubahlah peran masyarakat. bulannya. Kebijakan baru menjadikan
Dibentuklah komunitas jaringan sistem air masyarakat lebih mudah untuk menyesuaikan
bersih berfungsi melakukan pemasangan pengeluaran dengan dana yang dimiliki.
jaringan sistem air bersih ke setiap rumah Permasalahan penyaluran air yaitu
tangga, pelayanan pembagian aliran air, sebelum air dialirkan tanpa ada pembagian
pengelolaan hingga pemeliharaan aset. waktu aliran air. Hasilnya, masyarakat yang
Di Kelurahan Tandang terdapat 3 sumur berada di lokasi lebih rendah dari sumur
artesis. Sumur artesis pertama melalui dana artetis lebih sering memperoleh air sehingga
pemerintah pada tahun 2005 dengan masyarakat yang berada di lokasi lebih tinggi
kedalaman 148 dan memiliki kualitas bagus. (dari sumber air artetis) jarang memperoleh
Air sumur artesis ini tidak mengalir 24jam air. Hal ini karena air yang langsung mengalir
secara terus menerus, namun penggunaan air ke bawah lebih banyak daripada air. Akhirnya
ini dengan pembagian waktu. Semakin dibuatlah kebijakan pembagian air
bertambah masyarakat yang menggunakan berdasarkan ketinggian lokasi daerah.
sumur artetis sehingga air dari sumur artetis Keberadaan komunitas meringankan beban
pertama tidak dapat mencukupi kebutuhan pikiran, tenaga, waktu serta biaya yang
masyarakat Kelurahan Tandang. Oleh sebab ditanggung masyarakat sehingga mereka
itu dilakukan pembuatan sumur artetis 2 agar hanya perlu melakukan pembayaran perbulan
dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. sesuai dengan volume yang digunakan.
Sumur artesis 2 dibangun sekitar tahun Adanya sanksi jika tidak melakukan
2005‐2006 dengan kedalaman kurang dari pembayaran hingga batas toleransi.
100m. Pendanaannya sebagian sumber dana Peran Institusi
berasal dari pemerintah dan swadaya Pemerintah membantu infrastruktur
masyarakat dari perolehan keuntungan jalan, serta jaringan telepon dan. Tahun 1970
pembayaran air sumur artesis 1. Akan tetapi pemerintah pernah memberikan layanan
sumur artesis 2 memiliki kualitas air yang Pemerintah sistem air bersih. Namun kualitas
rendah karena mengandung zat besi tinggi air kurang baik sehingga masyarakat tidak
dan berwarna kuning sehingga harus disaring puas dengan pelayanan tersebut sehingga
dengan filter sebelum sampai kepada layanan tersebut hanya bertahan satu bulan.
masyarakat. Penyebab terjadinya kualitas air Tahun 2002‐2003 Pemerintah memberi
rendah karena sistem pengeboran sumur tidak bantuan dana jaringan sistem air bersih
tepat. Tahun 2009‐2010 sumur artesis 3 (sumur artetis) yang dikelola masyarakat.
dengan kedalaman 148 meter dibuat Bantuan lain berupa penghijauan untuk
masyarakat dengan dana swadaya. Semua air membantu menjaga kualitas lingkungan
sumur artetis 3 disalurkan ke tower sumur sehingga daya resapan air meningkat. Namun
artetis pertama karena tower sumur artetis 3 program ini tidak ada keberlanjutan.
belum siap untuk digunakan. Keuntungan juga Intervensi pemerintah semakin meningkat
digunakan untuk pembuatan sumur artetis 2, maka adaptasi masyarakat semakin tinggi.
3, dan pembebasan lahan sumur artetis. Jika tidak ada intervensi pemerintah maka
Komunikasi antara pengurus dengan adaptasi sangat minim karena hanya
masyarakat dibangun secara baik sehingga mengandalkan kemampuan individu.

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 840-850 | 847


Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Kerentanan Air Bersih … Sonia Vianitya Kusuma dan Jawoto Sih Setyono

Sumber: Analisis Penyusun, 2013


GAMBAR 3
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS ADAPTASI

Analisis Proses Adaptasi sumur, dana pembelian serta perbaikan


Analisis proses adaptasi masyarakat pompa, biaya listrik, pendalaman sumur.
akan menjelaskan tahapan‐tahapan yang Kedua, individu melakukan adaptasi baru
dilakukan penyesuaian diri. Proses adaptasi dengan menerima sebagian konsekuensi,
menghasilkan variasi pola adaptasi setiap kemudian mencari alternatif solusi lain untuk
individu yang berbeda. Berdasarkan analisis mengalihkan sebagian konsekuensi yang tidak
proses adaptasi secara umum deteksi tanda‐ dapat diterima oleh kemampuan yang dimiliki.
tanda kekeringan mulai mengeringnya sumber Contoh pelaku adaptasi beralih ke sumur
air. Namun pengetahuan mengenai penyebab dangkal dengan sebagian konsekuensi yang
dari kekeringan tergantung pada kejelian diterima yaitu pendalaman sumur jika sumur
pengamatan perubahan obyek, pemahaman kering. Namun tidak menerima konsekuensi
yang dimiliki serta informasi yang diperoleh. selain dari hal itu karena kemampuan finansial
Berdasarkan tanda‐tanda kekeringan tersebut yang terbatas sehingga ia tidak menggunakan
mereka melakukan evaluasi dengan melihat pompa cukup dengan menimba.
kemampuan dan konsekuensi yang diterima Ketiga, individu tidak dapat menerima seluruh
ketika memilih suatu adaptasi. Dari sinilah konsekuensi adaptasi baru sehingga mencari
terlihat perbedaan pertimbangan yang alternatif solusi adaptasi baru lainnya yang
dititikberatkan oleh setiap individu karena sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
mereka memiliki kemampuan yang berbeda. Contoh pelaku adaptasi beralih ke sumur milik
Ditemukan empat tipe keputusan dan respon: tetangga yang disalurkan dengan
Pertama, individu melakukan adaptasi baru menggunakan selang kemudian ia melakukan
dengan menerima seluruh konsekuensi. pembayaran sesuai lama waktu (jam)
Contoh pelaku adaptasi beralih ke sumur pengisian air karena ia tidak menerima
dangkal. Ia menerima seluruh konsekuensi seluruh konsekuensi yang harus dihadapi
kepemilikan sumur dangkal yaitu alokasi lahan apabila memiliki sumur dangkal.

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 840-850 | 848


Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Kerentanan Air Bersih … Sonia Vianitya Kusuma dan Jawoto Sih Setyono

Keempat, tidak dapat menerima seluruh tidak menerima seluruh konsekuensi


konsekuensi adaptasi baru sehingga bertahan kepemilikan sumur dangkal. Keseluruhan
dengan adaptasi yang lama. adaptasi tersebut sama‐sama dilakukan untuk
Contohnya pelaku adaptasi tetap bertahan memperoleh hasil sesuai harapan dan
dengan mengandalkan sendang karena ia kemampuan.

Sumber: Analisis Penyusun, 2013

GAMBAR 4
PROSES ADAPTASI MASYARAKAT

KESIMPULAN sehingga adaptasi dilakukan dengan


Kelurahan Tandang termasuk salah satu tanggungjawab bersama sehingga semakin
wilayah yang rentan terhadap air bersih. Hal meringankan beban masyarakat. Melalui
ini semakin memburuk ketika lahan di analisis proses adaptasi ditemukan empat tipe
Kelurahan Tandang sangat padat permukiman keputusan dan respon adaptasi. Adaptasi yang
mengakibatkan lahan resapan pun berkurang. dilakukan oleh masyarakat termasuk dalam
Kondisi seperti ini menambah kondisi kategori proaktif dimana masyarakat
Kelurahan Tandang semakin rentan air besih. melakukan adaptasi secara sadar dan
Namun masyarakat tetap berusaha melakukan melakukannya sesuai dengan kemampuan
adaptasi agar dapat memenuhi kebutuhan air. masing‐masing, namun adaptasi dikatakan
Berdasarkan analisis kapasitas adaptasi baik apabila adaptasi dilakukan secara
diperoleh faktor internal dan ekternal yang terencana.
juga mempengaruhi adaptasi masyarakat.
Kondisi kapasitas adaptasi Kelurahan Tandang REKOMENDASI
semakin membaik setelah ada peran institusi Terkait dengan hasil penelitian, maka
dalam pengadaan jaringan sistem air bersih rekomendasi yang dapat diusulkan ada;h
dan terbentuknya komunitas pengelolanya perlunya melalukan adaptasi terencana.

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 840-850 | 849


Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Kerentanan Air Bersih … Sonia Vianitya Kusuma dan Jawoto Sih Setyono

Adaptasi dikatakan sebagai adaptasi DAFTAR PUSTAKA


terencana jika terdapat pengumpulan Grothmann, Torsten, dkk. 2005. Adaptive
informasi, perencanaan, desain yang Capacity and Human Cognities : The
diimplementasi, monitoring, dan evaluasi. Process of Individual Adaptation to
Pengumpulan informasi mengenai perkiraan Climate Change. Jerman : Boston
dengan satu sumur artetis dapat mengaliri University.
berapa jumlah penduduk (dengan tetap IPCC, 2001a. Climate Change 2001: The
melihat guna lahan yang ada). Melalui data Scientific Basis. Contribution of Working
tersebut dapat dilakukan perencanaan Group I to the Third Assessment Report
pembuatan sumur artetis yang jumlahnya of the Intergovernmental Panel on
seimbang dengan kebutuhan air yang Climate Change. Cambridge University
dibutukan oleh seluruh penduduknya. Selain Press, Cambridge, UK.
itu juga dilakukan pembentukan wadah bagi Locatelli, Bruno, dkk. 2009. Center for
pengelola jaringan sistem air bersih untuk International Forestry Research :
meningkatkan sumber daya manusia. Bagaimana Hutan dan Manusia
Beberapa hal yang dibahas mengenai sistem Beradaptasi terhadap Perubahan Iklim.
manajemen, teknis pelaksanaan, dan Bogor : CIFOR.
pengelolaan keuangan agar komunitas dapat McCarthy, J.J., Canziani, O.F., Leary, N.A.,
melakukan pengelolaan dan pemeliharaan Dokken, D.J. dan White, K.S. (eds.) 2001
aset sesuai dengan standar atau ketentuan Climate change 2001: impacts,
yang berlaku serta tindakan antisipasi adaptation and vulnerability. Cambridge
terhadap permasalahan yang mungkin terjadi University Press, Cambridge, UK.
pada pengelolaan jaringan sumur artetis. Pusat Layanan Teknologi dan Riset, Fakultas
Selanjutnya pembuatan aturan dan Teknik, Universitas Diponegoro. 2011.
kebijakan yang didalamnya membahas sistem Laporan Final Analisis Data, Gap,
manajemen pengelolaan air bersih, serta Proyeksi, dan Pemilihan Lokasi Studi
kesepakatan pelaksanaan teknis dengan Sistem Permanen Air Hujan
melihat kondisi fisik wilayah dan kemampuan (Rainharvesting) dalam rangka
masyarakat. Berdasarkan aturan dan mengurangi Kerentanan terhadap
kebijakan yang telah disepakati mereka Perubahan Iklm di Kota Semarang.
melakukan implementasi. Kemudian dilakukan Semarang.
monitoring keberlangsungan sistem Rahardjo, Mudjia. 2010. “Mengenal Lebih Jauh
manajemen maupun teknis pelaksanaan. Tentang Studi Kasus”. Tersedia di
Monitoring ini meliputi penjagaan kualitas http://mudjiarahardjo.com/materi‐
sumber air agar tidak ada zat yang mencemari kuliah/203‐mengenal‐lebih‐jauh‐
sumur artetis. Monitoring kualitas sumber air tentang‐studi‐kasus.html. Diakses pada
dimaksud untuk menjaga dan memastikan air tanggal 13 Juni 2012.
sumur artetis layak digunakan secara non Smit, B., Pilifosova, O., 2001. Adaptation to
konsumsi maupun konsumsi. Monitoring ini climate change in the context of
dimaksud untuk menjaga dan memastikan air sustainable development and equity.
sumur artetis layak digunakan secara non In:McCar thy, J.J., Canziani, O.F., Leary,
konsumsi maupun konsumsi. Kemudian N.A., Dokken, D.J., White, K.S. (Eds.),
monitoring aset sumur artetis secara berkala Climate Change 2001:Impacts,
agar fungsi jaringan dapat tetap terjaga serta Adaptation and Vulnerability.
montoring pelaksanaan kebijakan lainnya Cambridge University Press, Cambridge,
terkait implementasi pembagian aliran air dan pp. 877–912.
pembayaran air. Selanjutnya dilakukan Yunus, H.S. 2010. Metode Penelitian Wilayah
evaluasi mengenai hasil yang telah dicapai Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka
sudah sesuai kebijakan yang telah dibuat atau Pelajar.
kondisi tersebut mendesak untuk adanya
perubahan kebijakan.

Teknik PWK; Vol. 1; No. 1; 2012; hal. 1-10 | 850

Anda mungkin juga menyukai