2950 5905 1 PB
2950 5905 1 PB
me 2 Nomor 3 20
013
Online : http:///ejournal-s1.unddip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________________
AD
DAPTASI MASSYARAKAT DALAM
D MENNGHADAPI KEERENTANAN
N AIR BERSIH
H AKIBAT PER
RUBAHAN
IKLIM DI KELUR
RAHAN TAND
DANG, KECAMATAN TEMMBALANG, SEEMARANG
Abstraak: Perubahaan iklim merupakan peristiiwa kenaikan suhu bumi sehinggas berddampak penin ngkatan suhu u
udaraa dan peruba ahan pola musim.
m Akibattnya musim kemarau pan njang menyebebabkan bebe erapa daerah h
meng galami kerenta anan air berssih sehingga m masyarakat perlu
p melakuk kan adaptasi.. Pusat Layannan Teknologii
dan RRiset Fakultas Teknik Universitas Diponeggoro (2011) mengatakan
m nilai
n gap Kelurrahan Tandan ng yaitu ‐45,33
menu unjukkan bahw wa kondisi keetersediaan ddan kebutuhan n air termasu uk kategori keesenjangan tingkat tinggi..
Tujuaan penelitian adalah peng gkajian menggenai kapasittas dan prosses adaptasi masyarakat untuk dapatt
bertahhan hidup dallam menghad dapi tantangaan perubahan iklim. Penelitiian menggunaakan pendeka atan kualitatiff
denga an strategi peenelitian stud
di kasus. Metoode pengump pulan data menggunakan ssnowballing sampling
s dann
triang
gulasi. Metodee analisis deskkriptif yang m
membahas meengenai kapassitas adaptasii masyarakat yang menjadii
dasarr terbentuknya a proses adap ptasi masyaraakat dalam menghadapi
m ta
antangan perrubahan kond disi. Penelitian
n
meng ghasilkan temmuan studi yaitu
y adaptassi masyaraka at mengalam mi peningkataan yang dise ebabkan oleh h
peningkatan kapassitas adaptassi yang dipenggaruhi oleh faktor
f interna
al dan ekternaal. Melalui analisis prosess
adapttasi diperoleh 4 tipe keputu usan dan resppon adaptasi. Kondisi semakin membaik karena peran n institusi dann
komu unitas. Adaptaasi yang dilaku
ukan masyaraakat merupaka an adaptasi proaktif sehinggga penelitian
n memberikan n
rekommendasi perlunya rancanga an dilakukannnya adaptasi terencana dengan tahapann pengumpullan informasi,,
perenncanaan, desa ain yang diimpplementasi, m onitoring, dann evaluasi.
Kata K
Kunci: Kerenttanan Air Berssih, Kapasitass Adaptasi da
an Proses Adap
ptasi.
Keyw
words: Clean Water Vulnerrability, Adapptation Capaciity, and Adap
ptation Processs.
Semarang yang mengalami kerentanan air buruk dari perubahan iklim, termasuk
bersih. Artikel ini dimulai dengan pendahuluan variabilitas iklim dan iklim ekstrem
yang membahas mengenai latar belakang Kerentanan tersebut dapat diatas
peristiwa kerentanan air bersih, kajian dengan upaya adaptasi. Menurut IPCC (2001)
literatur berkaitan kerentanan dan upaya adaptasi adalah penyesuaian secara alamiah
adaptasi, metode, kondisi kerentanan air maupun oleh sistem manusia dalam merespon
bersih, hasil dan pembahasan dari analisis stimuli iklim aktual atau yang diperkirakan dan
kapasitas adaptasi dan proses adaptasi, dampaknya, menjadi ancaman yang moderat
kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis atau memanfaatkan peluang yang
serta rekomendasi sebagai masukan. menguntungkan. Adaptasi dapat terjadi secara
spontan atau terencana untuk memberikan
KAJIAN LITERATUR reaksi terhadap perubahan iklim. Adaptasi
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Sumber berpotensi dalam mengurangi dampak
Daya Air perubahan iklim dan meningkatkan dampak
Perubahan iklim global yang dicirikan manfaat, sehingga tidak ada korban. Adanya
oleh perubahan unsur‐unsur iklim seperti strategi adaptasi diperlukan pada semua skala
curah hujan, evaporasi dan transpirasi akan untuk meringankan usaha mitigasi dampak.
berpengaruh secara langsung maupun tidak Strategi adaptasi juga berkontribusi dalam
langsung terhadap respon hidrologi wilayah penyelesaian jangka pendek dan maupun
yang menentukan ketersediaan air untuk jangka panjang, namun masih ada
berbagai kebutuhan. Besaran dan distribusi air keterbatasan dalam implementasi dan
akan mengalami perubahan dalam jangka keefektifannya. Tujuan adaptasi yaitu
panjang kelestarian sumber daya air mengurangi resiko bencana atau kerentanan
memerlukan perhatian yang serius. Kenaikan sosial ekonomi dan lingkungan yg diakibatkan
suhu akibat perubahan iklim akan menaikkan perubahan iklim, meningkatkan daya tahan
laju penguapan tanaman, tanah, danau, (resilience) masyarakat dan ekosistem serta
sungai dan laut yang menyebabkan menjamin keberlanjutan pembangunan
menipisnya ketersediaan air dan berakibat nasional dan daerah. Suatu adaptasi
kerentanan air bersih. digolongkan sebagai adaptasi terencana
IPCC mengemukakan kerentanan menurut Grothmann, dkk (2005) jika terdapat
merupakan fungsi dari karakter, besaran, dan pengumpulan informasi dan kesadaran
kadar dari variasi iklim yang sistem bangunan, perencanaan, dan desain,
perlindungan adalah sensitivitas dan kapasitas implementasi, monitoring, dan evaluasi.
adaptasi. Rumus: Adaptasi yang dilakukan berdasarkan
Kerentanan = kapasitas adaptasi. Menurut Smit dan Pilisofa,
f (pemaparan,sensitivitas,kapasitas adaptasi) 2001 (dalam Torsten Grothmann, dkk, 2005)
yaitu kemampuan suatu sistem untuk
McCarthy, dkk, 2001 (dalam Locatelli, Bruno, menyesuaikan dengan perubahan iklim untuk
dkk. 2009) mengatakan pemaparan dan mengurangi potensi kerusakan, mengambil
sensitif semakin besar maka kerentanan keuntungan dari kesempatan, atau untuk
semakin besar. Pemaparan merupakan menghadapi konsekuensi. Kapasitas adaptasi
tingkatan suatu sistem terpaparkan terhadap ada tujuh yaitu kondisi finansial/sumber daya
variasi iklim. Sedangkan sensitivitas yaitu ekonomi berdasarkan mata pencaharian dan
tingkat suatu sistem dipengaruhi, baik secara pendapatan, kemampuan dilihat dari aktivitas
buruk atau menguntungkan, oleh rangsangan individu sesuai dengan skill yang dimiliki, akses
yang dihubungkan dengan iklim. Kedua hal Informasi untuk mengetahui secara pasti
tersebut yang berdampak pada kerentanan mengenai waktu terjadi bencana dan cara
yaitu tingkat suatu sistem mudah terpengaruh adaptasi, penggunaan teknologi modern
terhadap, atau tidak mampu menghadapi efek untuk memudahkan adaptasi, komunitas yang
bergerak mencukupi kebutuhan air,
yang melihat persoalan ini sebagai sebuah Ada yang sudah merasa cukup dengan
peluang usaha. Muncul gagasan pembuatan layanan komunitas tersebut. Ada pula yang
sumur yang disalurkan ke setiap rumah mengeluhkan pelayanannya. Pelayanan
dengan menggunakan selang. komunitas PAM Tirto Agung yaang berubah
Lingkungan Sosial dan Perilaku Imitasi terjadi saat operator pembagian air terlambat
Masyarakat yang berada di lingkungan membuka keran pembagi air, ketika
dengan adaptasi baru cenderung lebih cepat pemadaman listrik maka pompa tidak dapat
merubah kondisinya untuk ikut menyesuaikan beroperasi dan ketika pompa dalam perbaikan
diri melakukan hal yang sama. Didukung maka waktu pembagian air berkurang
dengan perilaku imitasi dimana ia melakukan sehingga air yang diperoleh berkurang.
adaptasi setelah adaptasi teruji dan telah Akses Informasi dan Teknologi
berhasil diterapkan oleh orang lain. Akses informasi masyarakat masih
Lingkungan Fisik dilakukan dengan cara interaksi langsung.
Lingkungan fisik yaitu jarak lokasi rumah Informasi yang diperoleh dari para pendahulu
dengan sumber air. Masyarakat yang jarak (leluhur), tetangga, dan tempat bekerja.
antara rumah ke sendang lebih jauh maka Perkembangan teknologi menjadikan akses
mereka lebih memiliki dorongan kuat untuk informasi semakin meningkat dengan adanya
menggunakan sumur dangkal. Sebaliknya, telepon. Selain itu teknologi pompa sebagai
masyarakat lokasinya yang lebih dekat dengan alat bantu adaptasi sehingga lebih efisien
sendang maka mereka masih mengandalkan waktu, tenaga, biaya. Mudahnya akses
sendang. informasi menjadikan masyarakat lebih
Kondisi Sumber Air mudah memilih adaptasi yang lebih adaptif.
Kondisi air bergantung pada musim Namun pemberitahuan mengenai
serta kualitas pembuatan sumber air. Ketika tanda‐tanda seperti perubahan cuaca hingga
kualitas pembuatan sumber air baik maka saat ini belum ada sehingga masyarakat
kualitas air yang diperoleh baik. Musim memahami dengan cara melihat perubahan
kemarau kualitas air sendang jernih, waktu musim hujan dan kemarau, perbedaan
sedangkan pada musim hujan kualitas air curah hujan, perubahan dari respon tanaman
kurang baik berwarna kecokelatan. Kualitas air serta perubahan suhu udara.
sumur dangkal ketika musim hujan sama Kontribusi Infrastruktur dalam Adaptasi
dengan kemarau dan tidak ada perbedaan Sistem air bersih sumur artetis
warna. Kualitas sumur artetis sangat baik. menjadikan masyarakat tidak perlu
Namun kualitas air sumur artetis 2 kurang baik mengambil air dengan jarak jauh. Tahun
karena kualitas cashing sumur kurang baik. 1990an jalan sudah berupa aspal dengan
Selain itu dari segi kuantitas air musim dilengkapi jaringan drainase sehingga
kemarau air sendang semakin berkurang memudahkan pergerakan mengangsu air.
dibandingkan dengan musim hujan. Berbeda Selain itu, keberadaam infrastruktur sanitasi
halnya dengan air sumur dangkal, pada saat menjadikan masyarakat tidak lagi melakukan
musim hujan air yang dihasilkan banyak. aktivitas seperti MCK di sendang.
Namun musim kemarau dinilai cukup Jaringan listrik masuk pada tahun 1980
disebabkan sumur kering dan untuk beberapa sehingga membantu penerangan masyarakat
sumur kering sehingga diperlukan dalam mengambil air karena sebelumnya
pendalaman. Kuantitas sumur artetis musim mereka menggunakan obor. Selain itu,
kemarau masyarakat menilai cukup. Mengenai jaringan listrik digunakan untuk menggerakkan
kuantitas sumur artetis terdapat perbedaan pompa sehingga masyarakat tidak perlu
pendapat antara musim kemarau dan hujan. menimba. Jaringan telekomunikasi berupa
Ada yang mengatakan musim kemarau lebih telepon dan handphone memudahkan
sedikit atau sebaliknya. Namun pengurus PAM komunikasi mengenai pelayanan dan
Tirto Agung mengatakan air lebih sedikit. pengelolaan sumur artetis. Di sisi lain sistem
Kepuasan Pelayanan Komunitas persampahan belum dikelola hingga saat ini.
GAMBAR 4
PROSES ADAPTASI MASYARAKAT