Anda di halaman 1dari 55

DAYA DUKUNG DAN

DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN

Wiya Elsa Fitri M.Si


DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

Segala yang ada pada lingkungan dapat


dimanfaatkan oleh manusia untuk
mencukupi kebutuhan hidup manusia,
karena lingkungan memiliki daya dukung.

Daya dukung lingkungannya adalah


kemampuan lingkungan untuk
mendukung perikehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya
PELESTARIAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP

Rangkaian upaya untuk


melindungi kemampuan
lingkungan hidup terhadap
tekanan perubahan dan/atau
dampak negatif yang ditimbulkan
oleh suatu kegiatan agar tetap
mampu mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lain.
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
Dalam kondisi alami, lingkungan dengan segala
keragaman interaksi yang ada mampu untuk
menyeimbangkan keadaannya. Namun tidak tertutup
kemungkinan, kondisi demikian dapat berubah oleh
campur tangan manusia dengan segala aktivitas
pemenuhan kebutuhan yang terkadang melampaui
Batas.
DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN

Kemampuan lingkungan untuk


menampung/menyerap zat energi dan atau
komponen lain yang masuk atau dimasukan di
dalamnya
PELESTARIAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN

Rangkaian upaya untuk


melindungi kemampuan
lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan/atau
komponen lain yang dibuang ke
dalamnya.
Ketersediaan sumber daya alam
untuk memenuhi kebutuhan daya dukung lingkungan ialah
dasar , dan tersedianya cukup kemampuan lingkungan untuk
ruang untuk hidup pada tingkat mendukung perikehidupan
kestabilan sosial tertentu disebut semua makhluk hidup
daya dukung lingkungan
DAYA DUKUNG JUGA DAPAT DIDEFINISIKAN
tingkat maksimal hasil sumber daya
terhadap beban maksimum yang dapat
didukung dengan tak terbatas tanpa
semakin merusak produktivitas wilayah
tersebut sebagai bagian integritas fungsional
ekosistem yang relevan
DI BUMI INI, PENYEBARAN SUMBER DAYA ALAM TIDAK MERATA LETAKNYA

Ada bagian-bagian bumi yang sangat kaya akan


mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik
untuk pertanian ada pula yang tidak
agar pemanfaatannya dapat
berkesinambungan, maka
tindakan eksploitasi sumber
daya alam harus disertai
dengan tindakan
perlindungan
Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup
harus dilakukan dengan cara yang rasional
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air,
tanah dan udara;

2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi


(campuran);

3. Mengembangkan metoda menambang dan memproses


yang efisien, serta pendaurulangan (recycling);

4. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah


hidup secara damai dengan alam.
ANALISIS DAYA DUKUNG WILAYAH
Konsep yang digunakan untuk
memahami ambang batas kritis
daya-dukung ini adalah adanya
asumsi bahwa ada suatu jumlah
populasi yang terbatas yang dapat
didukung tanpa menurunkan
derajat lingkungan yang alami
sehingga ekosistem dapat
terpelihara
DAYA DUKUNG WILAYAH ( CARRYING CAPACITY )

daya tampung maksimum lingkungan


untuk diberdayakan oleh manusia. Dengan
kata lain populasi yang dapat didukung
dengan tak terbatas oleh suatu ekosistem
tanpa merusak ekosistem itu
FUNGSI BEBAN MANUSIA TIDAK HANYA PADA
JUMLAH POPULASI AKAN TETAPI JUGA KONSUMSI
PERKAPITA SERTA LEBIH JAUH LAGI

faktor berkembangnya
perdagangan dan industri secara
cepat
Satu hal yang perlu dicatat, bahwa adanya inovasi
teknologi tidak meningkatkan daya dukung
wilayah akan tetapi berperan dalam meningkatkan
efisiensi penggunaan sumber daya alam
LIMITS ON POPULATION GROWTH

Density Dependent Limits


 Food
 Water
 Shelter
 Disease
Density Independent Limits
 Weather Water and shelter are
 Climate critical limiting factors in
the desert.

Fire is an example of
a
Density independent
Limiting factor.
APLIKASI PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR PDAM MENJADI AIR
MINUM

Prans Water Filter


(PWF-1)

Diujicobakan pada
lingkungan warga RT
05 RW 16,
Mojosongo Surakarta,
peserta kursus Amdal
Penilai di Lembaga
Pelatihan Wanawiyata
Kabupaten Natuna
APLIKASI PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH

Prans Water Filter


(PWF-2)

Diujicobakan pada
lingkungan warga
Kabupaten Sorong-
Jayapura yang
difasilitasi oleh
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Sorong Selatan -
Papua Barat
APLIKASI PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH

Prans Water Filter (PWF-3)

Diujicobakan pada lingkungan


warga Kecamatan Saketi,
Kabupaten Pandeglang,
Provinsi Banten yang
difasilitasi oleh Kementrian
Riset dan Teknologi Republik
Indonesia.
APLIKASI PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINUM

Prans Water
Filter (PWF-4)

Akan
diujicobakan
pada lingkungan
warga Pulau
Kalimantan yang
difasilitasi oleh
Kementrian
Riset dan
Teknologi
Republik
OLEH KARENANYA

Analisis daya dukung ( carrying


capacity analysis ) merupakan suatu
alat perencanaan pembangunan yang
memberikan gambaran hubungan
antara penduduk, penggunaan lahan
dan lingkungan
SEHINGGA

Analisis daya dukung dapat


memberikan informasi yang
diperlukan dalam menilai tingkat
kemampuan lahan dalam mendukung
segala aktifitas manusia yang ada di
wilayah yang bersangkutan
AKHIRNYA
Informasi yang diperoleh dari hasil analisis daya dukung secara umum akan
menyangkut masalah kemampuan (daya dukung) yang dimiliki oleh suatu
daerah dalam mendukung proses pembangunan dan pengembangan daerah itu,
dengan melihat perbandingan antara jumlah lahan yang dimiliki dan jumlah
penduduk yang ada.
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN

Keseimbangan lingkungan dapat


Keseimbangan lingkungan secara
terganggu bila terjadi perubahan
alami dapat berlangsung karena
berupa pengurangan fungsi dari
beberapa hal, yaitu komponen-
komponen atau hilangnya sebagian
komponen yang ada terlibat dalam
komponen yang dapat menyebabkan
aksi-reaksi dan berperan sesuai
putusnya mata rantai dalam
kondisi keseimbangan, pemindahan
ekosistem. Salah satu faktor penyebab
energi (arus energi), dan siklus
gangguan adalah polusi di samping
biogeokimia dapat berlangsung.
faktor-faktor yang lain
PERUBAHAN LINGKUNGAN

Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.

Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya


gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan
menjadi berkurang fungsinya.

Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur tangan manusia dan dapat
pula karena faktor alami.

Dampak dari perubahannya belum tentu sama, namun akhirnya manusia juga yang
mesti memikul serta mengatasinya.
PERUBAHAN LINGKUNGAN
KARENA CAMPUR TANGAN MANUSIA
penebangan
hutan,

pembangunan
dll pemukiman,

penerapan
Pembangunan
intensifikasi
industri
pertanian

Pembangunan
infrastruktur
PENEBANGAN HUTAN
Penebangan hutan yang liar mengurangi
fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya,
daya dukung hutan menjadi berkurang.
Selain itu, penggundulan hutan dapat
menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat
lain adalah munculnya harimau, babi hutan,
dan ular di tengah pemukiman manusia
karena semakin sempitnya habitat hewan-
hewan tersebut
PEMBANGUNAN PEMUKIMAN

Pembangungan pemukiman pada daerah-daerah yang


subur merupakan salah satu tuntutan kebutuhan akan
pagan. Semakin padat populasi manusia, lahan yang
semula produktif menjadi tidak atau kurang produktif.

Pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara


betonisasi mengakibatkan air sulit meresap ke dalam
tanah. Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan
terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan di sekitamya
menjadi kekurangan air sehingga tumbuhan tidak efektif
melakukan fotosintesis. Akibat lebih lanjut, kita merasakan
pangs akibat tumbuhan tidak secara optimal
memanfaatkan CO2, peran tumbuhan sebagai produsen
terha
PENERAPAN INTENSIFIKASI PERTANIAN

Penerapan intensifikasi pertanian dengan cara panca usaha tani, di satu sisi
meningkatkan produksi, sedangkan di sisi lain bersifat merugikan.

Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida dapat menyebabkan pencemaran.


Contoh lain pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu kawasan lahan hanya
ditanami satu macam tanaman, disebut pertaniantipe monokultur, dapat
mengurangi keanekaragaman sehingga keseimbangan ekosistem sulit untuk
diperoleh. Ekosistem dalam keadaan tidak stabil. Dampak yang lain akibat
penerapan tipe ini adalah terjadinya ledakan hama.
PERUBAHAN LINGKUNGAN KARENA
FAKTOR ALAM
Perubahan lingkungan secara alami
disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam
seperti kebakaran hutan di musim kemarau
menyebabkan kerusakan dan matinya
organisme di hutan tersebut. Selain itu,
terjadinya letusan gunung menjadikan
kawasan di sekitarnya rusak.
DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN
PENGERTIAN GLOBAL WARNING

Merupakan peristiwa Berbagai literatur


meningkatnya suhu menunjukkan kenaikan
permukaan bumi melebihi temperatur global – termasuk
rata-rata akibat peningkatan Indonesia – yang terjadi pada
jumlah emisi gas rumah kaca kisaran 1,5–40 Celcius pada
di atmosfer akhir abad 21
TANDA/GEJALA PEMANASAN GLOBAL

Tanah longsor akibat


penggundulan hutan

Munculnya angin topan,


badai, dan tornado menjadi
lebih sering

Meningkatnya suhu bumi

Salju-salju di dataran tinggi


mengalami pelelehan
PENDINGIN UDARA (AC)

Penggunaan pendingin udara yang makin masif


dan intensif pada sebagian besar rumah tangga
di perkotaan secara akumulatif justru
mendorong terciptanya bumi yang makin panas
akibat gas-gas yang dihasilkan oleh pendingin
udara tersebut tidak ramah lingkungan

Memicu meningkatnya kebutuhan listrik yang


terus membesar, sementara listrik tersebut
diproduksi dengan menggunakan bahan bakar
fosil dan memberi kontribusi terbesar pada
pemanasan secara global
EFEK RUMAH KACA

Kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah


kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi

Adalah Suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer


kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca
sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga
temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal,
sekitar 30°C

Atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya


Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua
cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan
keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak,
dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip
rumah kaca).

Tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-


dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya
dinamai sebagai gas rumah kaca, jika konsentrasi karbon-dioksida
dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan
menjadi sangat signifikan.
EFEK RUMAH KACA

Sumber terutama krn


peningkatan konsentrasi karbon-
dioksida, yaitu penggunaan bahan
Karbon-dioksida adalah bakar fosil, ditambah pengaruh
penyumbang utama gas kaca perubahan permukaan tanah
(pembukaan lahan, penebangan
hutan, pembakaran hutan,
mencairnya es)
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-
geofisik, seperti :

- pelelehan es di kutub,
- kenaikan muka air laut,
- perluasan gurun pasir,
- peningkatan hujan dan banjir,
- perubahan iklim,
- punahnya flora dan fauna tertentu,
- migrasi fauna dan hama penyakit,
dsb
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
BAGI AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI-KESEHATAN MASYARAKAT

gangguan
terhadap fungsi (c) gangguan (e) peningkatan
kawasan pesisir terhadap resiko kanker
dan kota permukiman dan wabah
pantai, penduduk, penyakit, dsb)

gangguan (d)
terhadap fungsi pengurangan
prasarana dan produktivitas
sarana seperti lahan
jaringan jalan, pertanian,
pelabuhan dan
bandara
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP
KENAIKAN MUKA AIR LAUT (SEA LEVEL RISE)

Kenaikan muka air laut secara umum akan mengakibatkan dampak


sebagai berikut :
(a) meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir,
(b) perubahan arus laut dan meluasnya kerusakan mangrove,
(c) meluasnya intrusi air laut,
(d) ancaman terhadap kegiatan sosial-ekonomi masyarakat pesisir,
dan
(e) berkurangnya luas daratan atau hilangnya pulau-pulau kecil.
(Desa Itu Akhirnya Tenggelam Akibat Pemanasan Global, Kompas
Selasa, 8 Desember 2009)
BANJIR

Meningkatnya frekuensi dan intensitas


banjir disebabkan oleh :

terjadinya pola hujan yang acak dan musim


hujan yang pendek sementara curah hujan
sangat tinggi (kejadian ekstrim

akibat terjadinya efek backwater dari


wilayah pesisir ke darat
MENINGKATNYA PERMUKAAN AIR LAUT

Peningkatan volume air pada kawasan pesisir akan


memberikan efek akumulatif apabila kenaikan muka air
laut serta peningkatan frekuensi dan intensitas hujan
terjadi dalam kurun waktu yang bersamaan

Kenaikan muka air laut selain mengakibatkan perubahan arus


laut pada wilayah pesisir juga mengakibatkan rusaknya
ekosistem mangrove, yang pada saat ini saja kondisinya sudah
sangat mengkhawatirkan

Meluasnya intrusi air laut selain diakibatkan oleh terjadinya


kenaikan muka air laut juga dipicu oleh terjadinya land
subsidence akibat penghisapan air tanah secara berlebihan
MENINGKATNYA PERMUKAAN AIR LAUT

Gangguan terhadap kondisi sosial-ekonomi


masyarakat yang terjadi diantaranya adalah :

(a) gangguan terhadap jaringan jalan lintas dan kereta api di Pantura Jawa dan
Timur-Selatan Sumatera ;

(b) genangan terhadap permukiman penduduk pada kota-kota pesisir yang berada
pada wilayah Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur, Kalimantan bagian Selatan,
Sulawesi bagian Barat Daya, dan beberapa spot pesisir di Papua ;

(c) hilangnya lahan-lahan budidaya seperti sawah, payau, kolam ikan, dan
mangrove seluas 3,4 juta hektar atau setara dengan US$ 11,307 juta ; gambaran ini
bahkan menjadi lebih ‘buram’ apabila dikaitkan dengan keberadaan sentra-sentra
produksi pangan yang hanya berkisar 4 % saja dari keseluruhan luas wilayah
nasional, dan

(d) penurunan produktivitas lahan pada sentra-sentra pangan, seperti di DAS


Citarum, Brantas, dan Saddang yang sangat krusial bagi kelangsungan
swasembada pangan di Indonesia
MENINGKATNYA PERMUKAAN AIR LAUT

Terancam berkurangnya luasan kawasan pesisir dan bahkan hilangnya pulau-pulau kecil
yang dapat mencapai angka 2000 hingga 4000 pulau, tergantung dari kenaikan muka air
laut yang terjadi
pengurangan luas hutan tropis yang cukup signifikan, baik akibat kebakaran maupun
akibat penggundulan
PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA PADA KAWASAN PESISIR
SELAYAKNYA DILAKUKAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN
BEBERAPA ALTERNATIF YANG DIREKOMENDASIKAN OLEH IPCC
(1990)
Relokasi ; alternatif ini dikembangkan apabila dampak ekonomi dan lingkungan akibat
kenaikan muka air laut dan banjir sangat besar sehingga kawasan budidaya perlu
dialihkan lebih menjauh dari garis pantai. Dalam kondisi ekstrim, bahkan, perlu
dipertimbangkan untuk menghindari sama sekali kawasan-kawasan yang memiliki
kerentanan sangat tinggi.
Akomodasi ; alternatif ini bersifat penyesuaian terhadap perubahan alam atau resiko
dampak yang mungkin terjadi seperti reklamasi, peninggian bangunan atau perubahan
agriculture menjadi budidaya air payau (aquaculture) ; area-area yang tergenangi tidak
terhindarkan, namun diharapkan tidak menimbulkan ancaman yang serius bagi
keselamatan jiwa, asset dan aktivitas sosial-ekonomi serta lingkungan sekitar.
Proteksi ; alternatif ini memiliki dua kemungkinan, yakni
yang bersifat hard structure seperti pembangunan penahan
gelombang (breakwater) atau tanggul banjir (seawalls) dan
yang bersifat soft structure seperti revegetasi mangrove
atau penimbunan pasir (beach nourishment). Walaupun
cenderung defensif terhadap perubahan alam, alternatif
ini perlu dilakukan secara hati-hati dengan tetap
mempertimbangkan proses alam yang terjadi sesuai
dengan prinsip “working with nature”.
KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DALAM RANGKA MENGANTISIPASI DAMPAK PEMANASAN
GLOBAL TERHADAP PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

Mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada kawasan pesisir,


termasuk kota-kota pantai dengan segenap penghuni dan
kelengkapannya (prasarana dan sarana) sehingga fungsi-fungsi
kawasan dan kota sebagai sumber pangan (source of nourishment)
dapat tetap berlangsung. Mengurangi kerentanan (vulnerability)
dari kawasan pesisir dan para pemukimnya (inhabitants) dari
ancaman kenaikan muka air laut, banjir, abrasi, dan ancaman
alam (natural hazards) lainnya. Mempertahankan berlangsungnya
proses ekologis esensial sebagai sistem pendukung kehidupan dan
keanekaragaman hayati pada wilayah pesisir agar tetap lestari
yang dicapai melalui keterpaduan pengelolaan sumber daya alam
dari hulu hingga ke hilir (integrated coastal zone management).
REVITALISASI TATA RUANG

Untuk mendukung tercapainya upaya revitalisasi dan operasionalisasi


rencana tata ruang, maka diperlukan dukungan-dukungan, seperti :
(a) penyiapan Pedoman dan Norma, Standar, Prosedur dan Manual
(NSPM) untuk percepatan desentralisasi bidang penataan ruang ke
daerah - khususnya untuk penataan ruang dan pengelolaan sumber
daya kawasan pesisir/tepi air; (b) peningkatan kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia serta pemantapan format dan mekanisme
kelembagaan penataan ruang, (c) sosialisasi produk-produk penataan
ruang kepada masyarakat melalui public awareness campaig, (d)
penyiapan dukungan sistem informasi dan database pengelolaan
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang memadai, serta (e)
penyiapan peta-peta yang dapat digunakan sebagai alat mewujudkan
keterpaduan pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-kecil sekaligus
menghindari terjadinya konflik lintas batas.
KELESTARIAN LINGKUNGAN

Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam, agar lingkungan tetap lestari, harus
diperhatikan tatanan/tata cara lingkungan itu sendiri.
Dalam hal ini manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya karena manusia memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain
MANUSIA -LINGKUNGAN

Manusia mampu merombak, memperbaiki, dan


mengkondisikan lingkungan seperti yang dikehendakinya
- manusia mampu berpikir serta meramalkan
keadaan yang akan datang
- manusia memiliki ilmu dan teknologi
- manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat
memilih hal-hal yang baik.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan,


pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup
TUJUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :


1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan
hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
UNDANG-UNDANG LINGKUNGAN HIDUP

Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan pokok


per;indungan dan pengelolaan lingkungan hidup disahkan
oleh Presiden Republik Indonesia no 32/2009
Undang-undang lingkungan hidup bertujuan mencegah
kerusakan lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan
hidup, dan menindak pelanggaran-pelanggaran yang
menyebabkan rusaknya lingkungan.
Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak,
kewajiban, wewenang dan ketentuan pidana
UNDANG-UNDANG LINGKUNGAN HIDUP

1. Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang balk dan
sehat.
2. Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah
serta menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan
3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta tersebut diatur dengan
perundang-undangan.
4. Barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya
melakukan perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan
hidup atau tercemamya lingkungan hidup diancam pidana penjara
atau denda. 
KESIMPULAN
 Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian mannusia terhadap alam dapat
menyengsarakan manusia itu sendiri.
 Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan.
 Bumi dan isinya diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan
 Allah SWT melarang umat manusia berbuat kerusakan dimuka bumi

Anda mungkin juga menyukai