Anda di halaman 1dari 83

KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG

BADAN PERTANAHAN NASIONAL


KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT
BAB 2
KEGIATAN
b PENANGANAN
AKSES
BAB 2REFORMA
KEGIATANAGRARIA
PENANGANAN AKSES

2.1 Penetapan Lokasi Penanganan Akses Reforma Agraria

Penetapan lokasi dilakukan untuk menentukan lokasi desa/kelurahan,


tempat dilaksanakannya kegiatan Penanganan Akes Reforma Agraria.
Berdasarkan SK Penlok Kantor Pertanahan Kabupaten Garut Nomor: 372/SK-
32.05.UP.02.03/III/2023 Tanggal 31 Maret 2023 telah ditetapkan lokasi
Penangan Akses Reforma Agraria Tahun 2023 yaitu di Kecamatan Pasirwangi
yang meliputi Desa Padaawas dengan total target sebanyak 500 KK dan Desa
Karyamekar dengan total 100 KK serta Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan
Karangpawitan dengan total 200 KK. Berikut evidence dari kegiatan penetapan
lokasi kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-1
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Gambar 2.1 Penetapan Lokasi Penanganan Akses Reforma Agraria


Kabupaten Garut

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-2
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Gambar 2.2 Berita Acara Kegiatan Penetapan Lokasi Reforma Agraria


Kabupaten Garut

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-3
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-4
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Gambar 2.3 Daftar Hadir Rapat Penetapan Lokasi


Penanganan Akses Reforma Agraria Kabupaten Garut

2.2 Penyuluhan Penanganan Akses Reforma Agraria


Penyuluhan sebagai bentuk usaha peningkatan pengetahuan kepada
individu atau kelompok masyarakat yang dilakukan secara sistematik,
terencana dan terarah dalam perubahan perilaku yang berkelanjutan demi
tercapainya peningkatan nilai tambah produksi, pendapatan, dan perbaikan
kesejahteraan. Pelaksanaan Penyuluhan dalam rangka Akses Reforma Agraria
ditujukan kepada penerima Akses Reforma Agraria dan perangkat daerah
setempat yang terkait, yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan didampingi
oleh Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses Pendukung di Kantor Pertanahan.
Penyuluhan dilakukan sebelum kegiatan lapangan dilaksanakan di kantor
desa/kelurahan lokasi setempat. Kantor Pertanahan menyampaikan
undangan kepada aparat desa setempat, perangkat daerah terkait dan
masyarakat calon subjek Penanganan Akses Reforma Agraria.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-5
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

A. Desa Karyamekar
Pelaksanaan Penyuluhan Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria
Kota Garut Tahun Anggaran 2023 telah dilaksanakan di Aula Kantor Desa
Karyamekar, Kecamatan Pasirwangi pada tanggal 12-13 Mei 2023. Berikut
evidence penyuluhan dalam rangka Penaganan Akses Reforma Agraria
berupa notulensi rapat, dokumentasi rapat dilihat dibawah dan daftar
hadir peserta penyuluhan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 2.4 Notulensi Penyuluhan Penanganan Akses Reforma Agraria


Desa Karyamekar

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-6
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Gambar 2.5 Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan Desa Karyamekar

B. Desa Padaawas

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-7
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Pelaksanaan Penyuluhan Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria


Kota Garut Tahun Anggaran 2023 telah dilaksanakan di Aula Kantor Desa
Padaawas Kecamatan Pasirwangi pada tanggal 23-26 Mei 2023. Berikut
evidence penyuluhan dalam rangka Penaganan Akses Reforma Agraria

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-8
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

berupa notulensi rapat, dokumentasi rapat dilihat dibawah dan daftar


hadir peserta penyuluhan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 2.6 Notulensi Penyuluhan Penanganan Akses Reforma Agraria


Desa Padaawas

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-9
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Gambar 2.7 Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan Desa Padaawas

C. Kelurahan Lengkongjaya
Pelaksanaan Penyuluhan Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria
Kota Garut Tahun Anggaran 2023 telah dilaksanakan di Aula Kantor
Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan pada tanggal 2-4 Mei
2023. Berikut evidence penyuluhan dalam rangka Penaganan Akses
Reforma Agraria berupa notulensi rapat, dokumentasi rapat dilihat pada
halaman selanjutya dan daftar hadir peserta penyuluhan dapat dilihat pada
Lampiran 1.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-10
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Gambar 2.8 Notulensi Penyuluhan Penanganan Akses Reforma Agraria


Kelurahan Lengkongjaya

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-11
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Gambar 2.9 Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan


Penanganan Akses Reforma Agraria Kelurahan Lengkongjaya

2.3 Pemetaan Sosial


Pemetaan sosial adalah proses pengumpulan dan penggambaran data,
informasi, potensi, kebutuhan dan permasalahan sosial, ekonomi, teknis serta
kelembagaan untuk menemukenali dan mendalami kondisi masyarakat.
Pemetaan Sosial sudah dilaksanakan kepada 800 KK yang berada di tiga desa
yaitu Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan, Desa Padaawas dan
Desa Karyamekar Kecamatan Pasirwangi. Adapun Hasil Pemetaan Sosial
sebagai berikut:
2.3.1 Potret Kesejahteran Penerima Manfaat
Memuat informasi mengenai data tingkat pendapatan dan pengeluaran
rumah tangga penerima manfaat. Informasi ini juga disangdingkan dengan
data akses terhadap pemenuhan kebutuhan, usaha sampingan, hunian, dan
akses terhadap permodalan usaha.
2.3.1.1 Jumlah Subjek Akses Reforma Berdasarkan Gender
Subjek Penanganan Akses Reforma Agraria (PARA) adalah
perorangan (Kepala Keluarga) yang memiliki tanah dan telah bersertipikat
maupun belum bersertipikat untuk menjadi penerima manfaat kegiatan

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-12
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Penanganan Akses Reforma Agraria. Subjek Akses Reforma berdasarkan


gender menjelaskan keadaan dimana individu yang lahir secara biologis
sebagai laki-laki dan perempuan yang kemudian memperoleh pencirian
sosial sebagai laki-laki dan perempuan melalui atribut-atribut maskulinitas
dan feminitas yang sering didukung oleh nilai-nilai atau sistem dan simbol di
masyarakat yang bersangkutan. Berdasarkan hasil pemetaan sosial, Jumlah
Subjek Akses Reforma Agraria berdasarkan gender di Desa Karyamekar
Kecamatan Pasirwangi, Desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi dan
Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan dijelaskan sebagai
berikut:
A. Desa Karyamekar
Subjek Akses Reforma berdasarkan gender di Desa Karyamekar dapat
dilihat pada grafik diagram berikut:

Subjek Akses Reforma Agraria


70

60
60

50

40
40

30

20

10

0
Laki-Laki Perempuan

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar, 2023


Gambar 2.10 Grafik Jenis Kelamin Responden Desa Karyamekar

Berdasakan data tersebut dapat terlihat bahwa responden terbanyak


adalah Laki-Laki sebanyak 60 responden. Hal ini merupakan modal
berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan Sumber Daya Manusia.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-13
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

B. Desa Padaawas
Subjek Akses Reforma berdasarkan gender di Desa Padaawas dapat
dilihat pada grafik diangram berikut:

Subjek Akses Reforma Agraria


350
307
300

250

200 193

150

100

50

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Padaawas, 2023


Gambar 2.11 Grafik Jenis Kelamin Responden Desa Padaawas

Berdasakan data tersebut dapat terlihat bahwa responden terbanyak


adalah Laki-Laki sebanyak 307 responden. Hal ini merupakan modal
berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan Sumber Daya Manusia.

C. Kelurahan Lengkongjaya
Subjek Akses Reforma berdasarkan gender di Kelurahan Lengkongjaya
dapat dilihat pada grafik diangram berikut:

Subjek Akses Reforma Agraria


140

120
120

100

80
80

60

40

20

0
LAKI-LAKI PEREMPUAN

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Kelurahan Lengkongjaya, 2023


Gambar 2.12 Grafik Jenis Kelamin Responden Kelurahan Lengkongjaya

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-14
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Berdasakan data tersebut dapat terlihat bahwa responden terbanyak


adalah Perempuan sebanyak 120 orang. Dalam situasi yang setara ini tidak
adanya diskriminasi berdasarkan jenis kelamin seseorang dalam
memperoleh kesempatan dan alokasi sumber daya, manfaat atau dalam
mengakses pelayanan. Dengan mempunyai kedudukan yang sama, maka
setiap individu mempunyai hak-hak yang sama, menghargai fungsi dan
tugas masing-masing, sehingga tidak ada salah satu pihak yang mereka
berkuasa, merasa lebih baik atau lebih tinggi kedudukannya dari pihak
lainnya.
2.3.1.2 Upah Minimum Regional Kabupaten Garut
Upah Minimum Regional (UMR) adalah standar minimum yang
digunakan oleh pemberi kerja dalam pengupahan buruh atau pekerja.
Tujuan ditetapkannya Upah Minimum Regional (UMR) adalah untuk
memastikan agar para pekerja mendapatkan upah sebagai penghasilan yang
layak. Setiap daerah di Indonesia memiliki standar UMR yang berbeda-beda
tergantung kebijakannya. Penetapan Upah Minimum Regional (UMR) 2023
tertuang dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 561.7/Kep.776-
Kesra/2022 Tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten 2022. Komponen
UMR upah minimum regional bisa terdiri dari gaji pokok saja tanpa
tunjangan tetap atau gaji pokok yang sudah termasuk tunjangan tetap untuk
karyawan.
Upah minimum ini biasanya ditinjau selambat-lambatnya setiap dua
tahun sekali, dan ditetapkan dengan beberapa pertimbangan sebagai
berikut:
 Kebutuhan hidup di suatu daerah;
 Nilai Indeks Harga Konsumen (IHK);
 Kemampuan, perkembangan, dan kelangsungan sebuah
perusahaan;
 Upah pada umumnya yang berlaku di daerah tertentu dan antar
daerah;
 Kondisi pasar kerja saat itu dan

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-15
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

 Tingkat perkembangan perekonomian negara dan pendapatan per


kapita negara

Upah Minimum Kabupaten (UMK) 2023 di Kabupaten Garut, Jawa


Barat sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker)
Nomor 18 Tahun 2022 yang besarnya berada di tengah-tengah antara usulan
pengusaha dengan buruh. Upah Minimun Regional (UMR) di Kabupaten
Garut pada tahun 2022 sebesar Rp.1.975.220,- dan mengalami kenaikan
pada tahun 2023 sebesar Rp.142.098,- menjadi Rp.2.117.318,-.

2.3.1.3 Jumlah Subjek Akses Reforma Berdasarkan Mata Pencaharian


Mata pencaharian adalah kegiatan pekerjaan atau aktivitas yang
dilakukan oleh penduduk yang termasuk dalam golongan bekerja, sedang
mencari pekerjaan, dan pernah bekerja dengan tujuan mendapatkan
penghasilan, dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup selama minimal
seminggu sebelum waktu pencatatan data. Subjek Akses Reforma Agraria
berdasarkan mata pencaharian menjelaskan terkait salah satu struktur
penduduk yang umumnya memberikan corak tingkat sosial ekonomi,
klasifikasi dan tahap-tahap pembangunan ekonomi di suatu wilayah. Jumlah
Subjek Akses Reforma Agraria berdasarkan mata pencaharian di Desa
Karyamekar Kecamatan Pasirwangi, Desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi
dan Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan dijelaskan sebagai
berikut:
A. Desa Karyamekar
Hasil pemetaan sosial subjek Akses Reforma berdasarkan mata
pencaharian di Desa Karyamekar sesuai jenis sektor usaha dapat dilihat
pada gambar berikut:
Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar, 2023

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-16
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Mata Pencaharian Masyarakat


45
41 41
40

35

30

25

20

15

10 8 8

5
0 1 1
0
PETANI UMKM PETERNAK JASA PETANI & JASA & UMKM LAINNYA
UMKM

Gambar 2.13 Grafik Diagram Mata Pencaharian Desa Karyamekar

Gambar diatas menunjukan mata pencaharian di Desa Karyamekar


didominasi oleh Petani sebanyak 41 responden, hal ini dikarenakan
luasnya lahan pertanian di Desa Karyamekar. Sebagian besar masyarakat
sudah memiliki sertipikat untuk lahan pertaniannya yang ditanami jenis
hortikultura. Selain itu mayoritas mata pencaharian lain di Desa
Karyamekar adalah bidang jasa sebanyak 41 responden yaitu buruh tani
dan ojek angkutan hasil tani. Hal ini dikarenakan masih banyak
masyarakat yang tidak memiliki lahan untuk bertani tetapi memiliki
keahlian di bidang pertanian sehingga mereka ikut mengelola atau bekerja
sebagai buruh tani di masyarakat yang telah memiliki lahan pertanian,
selanjutnya sebanyak 8 responden bekerja disektor UMKM dan lainnya
yang tergabung dari (PNS dan Wiraswsta), lalu mata pencaharian sebagai
Petani & UMKM, Jasa & UMKM masing-masing sebanyak 1 responden.
B. Desa Padaawas
Hasil pemetaan sosial subjek Akses Reforma berdasarkan mata
pencaharian di Desa Padaawas sesuai jenis sektor usaha dapat dilihat pada
gambar berikut:

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Padaawas, 2023

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-17
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Mata Pencaharian Masayarakat


350 333

300

250

200

150
125

100

50
20 20
0 1 1
0
PETANI UMKM PETERNAK JASA PETANI & PETANI & LAINNYA
UMKM PETERNAK

Gambar 2.14 Grafik Diagram Mata Pencaharian Desa Padaawas

Gambar diatas menunjukan mata pencaharian di Desa Padaawas


didominasi oleh jasa yang terdiri dari buruh tani dan buruh harian lepas
sebanyak 333 responden, hal ini dikarenakan masyarakat yang tidak
memiliki lahan pertanian namun memiliki keahlian di bidang pertanian
ikut mengelola sebagai buruh tani di masyarakat yang telah memiliki lahan
pertanian. Selanjutnya sebanyak 125 responden dengan mata pencaharian
sebagai Petani, lalu responden dengan mata pencaharian di sektor UMKM
sebanyak 20 responden, selain itu yang tergabung dari sektor mata
pencaharian Lainnya (PNS dan TNI) sebanyak 20 responden, yang terakhir
(Petani & UMKM) dan (Petani & Peternak) masing-masing sebanyak 1
responden.
C. Kelurahan Lengkongjaya
Hasil pemetaan sosial subjek Akses Reforma berdasarkan mata
pencaharian di Kelurahan Lengkongjaya sesuai jenis sektor usaha dapat
dilihat pada gambar berikut:

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-18
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Sumber: Hasil Pemataan Sosial Kelurahan Lengkongjaya, 2023


Gambar 2.15 Grafik Doagram Mata Pencaharian
Kelurahan Lengkongjaya

Gambar diatas menunjukan mata pencaharian di Kelurahan


Lengkongjaya didominasi oleh sektor jasa sebanyak 112 responden yang
menjadi pekerja harian atau buruh di industi kulit. Hal ini dikarenakan
masyarakat masih sulit untuk mendirikan usaha sendiri karena
keterbatasan modal sehingga masyarakat bekerja pada industri kulit yang
sudah ada. Selanjutnya sebanyak 33 responden bekerja disektor UMKM
kulit, lalu responden dengan mata pencaharian Petani sebanyak 32
responden, sektor lainnya yang tergabung dari PNS, Pensiunan, Karyawan
Honorer sebanyak 13 responden, serta di sektor Jasa dan UMKM sebanyak
7 responden, sektor Peternakan 2 responden dan responden yang terakhir
Petani dan UMKM sebanyak 1 responden.
2.3.1.4 Total Pendapatan Satu Bulan
Kesejahteraan masyarakat dapat ditinjau dari beberapa aspek antara
lain data tingkat pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, fase yang
dimiliki, dan lain-lain. Masyarakat dikatakan mampu jika dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari keluarganya. Tingginya kebutuhan sebuah keluarga
yang tidak diimbangi dengan penghasilan yang tetap, akan menjadi sebuah
permasalahan dalam kesejahteraan sebuah keluarga. Ketidakmampuan
seseorang untuk mencukupi kebutuhan dapat menjadi salah satu faktor
penting penyebab kesejahteraan rumah tangga itu terganggu. Minimnya

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-19
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

pendidikan serta kurangnya keterampilan bekerja merupakan salah satu


penyebab terhambatnya masyarakat dalam mendapatkan penghasilan yang
tetap sehingga kebutuhan keluarga tidak dapat dipenuhi dengan maksimal.
Berdasarkan hasil pemetaan sosial, total pendapatan satu bulan di Desa
Karyamekar Kecamatan Pasirwangi, Desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi
dan Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
A. Desa Karyamekar
Sektor usaha merupakan penggerak perekonomian, salah satu indikator
ekonomi dilihat dari adanya perputaran uang yang dihasilkan dan
dikeluarkan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Adapun penghasilan
responden di Desa Karyamekar sesuai jenis sektor usaha dapat dilihat pada
gambar berikut:

Penghasilan Masyarakat
60

50 48

40

30

20 16
11
10 7
3 4 4
1 2 2 2
0

<Rp.500.000 Rp.500.001 – Rp.1.000.000 Rp.1.000.001 – Rp.1.500.000


Rp.1.500.001 – Rp.2.000.000 Rp.2.000.001 – Rp.2.500.000 Rp.2.500.001 – Rp.3.000.000
Rp.3.000.001 – Rp.3.500.000 Rp.3.500.001 – Rp.4.000.000 Rp.4.000.001 – Rp.4.500.000
Rp.4.500.001 – Rp.5.000.000 >Rp.5.000.001

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar, 2023


Gambar 2.16 Pendapatan Satu Bulan Responden Desa Karyamekar

Hasil pemetaan sosial di Desa Karyamekar didominasi oleh pendapatan


dikisaran >Rp.5.000.001 sebanyak 48 orang. Lalu pendapatan
<Rp.500.000 sebanyak 1 responden, Rp.500.001-Rp1.000.000 sebanyak 3
responden selanjutnya pendapatan Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 sebanyak
16 responden, Rp1.500.001-Rp.2.000.000 sebanyak 11 responden,

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-20
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Rp.2.000.001-Rp2.500.000 sebanyak 7 responden, Rp.2.500.001-


Rp.3.000.000 sebanyak 4 responden, Rp.3.000.001-Rp.3.500.000
sebanyak 4 responden, Rp.3.500.001-Rp.4.000.000 sebanyak 2
responden, Rp.4.000.001- Rp.4.500.000 sebanyak 2 responden,
Rp.4.500.001-Rp.5.000.000 sebanyak 2 responden. Dari data tersebut
dapat dilihat bahwa responden di Desa Karyamekar masih didominasi oleh
masyarakat dengan penghasilan diatas UMK Regional Kab. Garut yaitu
berada di Rp2.117.318.
B. Desa Padaawas
Sektor usaha merupakan penggerak perekonomian, salah satu indikator
ekonomi dilihat dari adanya perputaran uang yang dihasilkan dan
dikeluarkan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Adapun penghasilan
responden di Desa Padaawas sesuai jenis sektor usaha dapat dilihat pada
gambar berikut:

Penghasilan Masyarakat
250
214
200

150

100
59 64
50 37 40 38
11 11 15
5 6
0

<500.000 500.001 – 1.000.000 1.000.001 – 1.500.000 1.500.001 – 2.000.000


2.000.001 – 2.500.000 2.500.001 – 3.000.000 3.000.001 – 3.500.000 3.500.001 – 4.000.000
4.000.001 – 4.500.000 4.500.001 – 5.000.000 >5.000.000

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Padaawas, 2023


Gambar 2.17 Pendapatan Satu Bulan Responden Desa Padaawas

Hasil pemetaan sosial di Desa Padaawas didominasi oleh pendapatan


dikisaran Rp.1.000.001 sebanyak 214 orang. Lalu pendapatan
<Rp.500.000 sebanyak 37 responden, Rp.500.001-Rp1.000.000 sebanyak
59 responden selanjutnya pendapatan Rp.1.500.001-Rp.2.000.000

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-21
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

sebanyak 64 responden, Rp2.000.001-Rp.2.500.000 sebanyak 40


responden, Rp.2.500.001-Rp3.000.000 sebanyak 38 responden,
Rp.3.000.001-Rp.4.000.000 masing-masing sebanyak 11 responden,
Rp.4.000.001-Rp.4.500.000 sebanyak 5 responden, Rp.4.500.001-
Rp.5.000.000 sebanyak 6 responden, >Rp.5.000.000 sebanyak 15
responden. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa responden di Desa
Padaawas masih didominasi oleh masyarakat dengan penghasilan diatas
UMK Regional Kab. Garut yaitu berada di Rp2.117.318.
C. Kelurahan Lengkongjaya
Sektor usaha merupakan penggerak perekonomian, salah satu indikator
ekonomi dilihat dari adanya perputaran uang yang dihasilkan dan
dikeluarkan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Adapun penghasilan
responden di Kelurahan Lengkongjaya sesuai jenis sektor usaha dapat
dilihat pada gambar berikut:

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Kelurahan Lengkongjaya, 2023


Gambar 2.18 Pendapatan Satu Bulan Responden
Kelurahan Lengkongjaya

Hasil pemetaan sosial di Kelurahan Lengkongjaya didominasi oleh


pendapatan dikisaran Rp.5.000.001-Rp.1.000.000 sebanyak 36 orang. Lalu
pendapatan <Rp.500.000 sebanyak 27 responden, pendapatan

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-22
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 sebanyak 32 responden, Rp1.500.001-


Rp.2.000.000 sebanyak 21 responden, Rp.2.000.001-Rp2.500.000
sebanyak 25 responden, Rp.2.500.001-Rp.3.000.000 sebanyak 26
responden, Rp.3.000.001-Rp.3.500.000 sebanyak 1 responden,
Rp.3.500.001-Rp.4.000.000 sebanyak 7 responden, Rp.4.000.001-
Rp.4.500.000 sebanyak 3 responden, Rp.4.500.001-Rp.5.000.000 sebanyak
3 responden, >Rp.5.000.000 sebanyak 19 responden. Dari data tersebut
dapat dilihat bahwa responden di Kelurahan Lengkongjaya masih
didominasi oleh masyarakat dengan penghasilan diatas UMK Regional
Kabupaten Garut yaitu berada di Rp2.117.318.

2.3.1.5 Total Pengeluaran Pengeluaran Pangan Satu Bulan


Pengeluaran pangan menggambarkan proporsi pengeluaran yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan, makanan merupakan salah satu
indkator ketahanan pangan yang mencerminkan kesejahteraan. Berdasarkan
hasil pemetaan sosial, total pengeluaran pangan satu bulan di Desa
Karyamekar Kecamatan Pasirwangi, Desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi
dan Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
A. Desa Karyamekar
Adapun total pengeluaran pangan responden sesuai jenis sektor usaha
masing-masing rumah tangga dapat dilihat pada Gambar berikut:

TOTAL PENGELUARAN PANGAN


35

30 29

25
22
21
20

15
11
10
6
5
5 3 3
0 0 0
0

<500.000 500.001 – 1.000.000 1.000.001 – 1.500.000 1.500.001 – 2.000.000


2.000.001 – 2.500.000 2.500.001 – 3.000.000 3.000.001 – 3.500.000 3.500.001 – 4.000.000
4.000.001 – 4.500.000 4.500.001 – 5.000.000 >5.000.001

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-23
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar, 2023


Gambar 2.19 Pengeluaran Pangan Responden Desa Karyamekar

Hasil pemetaan sosial total pengeluaran pangan di Desa Karyamekar


selama satu bulan didominasi kisaran Rp.1.000.001- Rp.1.500.000
sebanyak 30 responden. Lalu pengeluaran pangan < Rp.500.000 sebanyak
4 responden, Rp.500.001 – Rp1.000.000 sebanyak 9 responden selanjutnya
pendapatan, 1.500.001- 2.000.000 sebanyak 25 responden, Rp.2.000.001-
Rp2.500.000 sebanyak 8 responden, Rp.2.500.001-3.000.000 sebanyak 17
responden, Rp.3.000.001- 3.500.000 sebanyak 3 responden, Rp.3.500.001-
Rp.4.000.000 sebanyak 3 responden, Rp.4.000.001-Rp.4.500.000 sebanyak
1 responden, dan tidak ada pengeluaran pangan dikisaran Rp.4.500.001-
Rp.5.000.000.
B. Desa Padaawas
Adapun total pengeluaran pangan responden sesuai jenis sektor usaha
masing-masing rumah tangga dapat dilihat pada Gambar berikut:

Pengeluaran Pangan Masyarakat


180
157
160 145
140
120
100 84
80
60 47
40 31
19
20 4 6 2 2 3
0

<500.000 500.001 – 1.000.000 1.000.001 – 1.500.000


1.500.001 – 2.000.000 2.000.001 – 2.500.000 2.500.001 – 3.000.000
3.000.001 – 3.500.000 3.500.001 – 4.000.000 4.000.001 – 4.500.000
4.500.001 – 5.000.000 >5.000.000

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Padaawas, 2023


Gambar 2.20 Pengeluaran Pangan Responden Desa Padaawas

Hasil pemetaan sosial total pengeluaran pangan di Desa Padaawas


selama satu bulan didominasi kisaran Rp.1.000.001- Rp.1.500.000

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-24
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

sebanyak 157 responden. Lalu pengeluaran pangan <Rp.500.000 sebanyak


4 responden, Rp.500.001 – Rp1.000.000 sebanyak 84 responden
selanjutnya pendapatan, 1.500.001- 2.000.000 sebanyak 154 responden,
Rp.2.000.001-Rp2.500.000 sebanyak 47 responden, Rp.2.500.001-
3.000.000 sebanyak 31 responden, Rp.3.000.001- 3.500.000 sebanyak 19
responden, Rp.3.500.001-Rp.4.000.000 sebanyak 6 responden,
Rp.4.000.001-Rp.4.500.000 sebanyak 2 responden, pengeluaran pangan
Rp.4.500.001-Rp.5.000.000 sebanyak 2, dan >Rp.5.000.000 sebanyak 3
responden.
C. Kelurahan Lengkongjaya
Adapun total pengeluaran pangan responden sesuai jenis sektor usaha
masing-masing rumah tangga dapat dilihat pada Gambar berikut:

Sumber: Hasil Pemataan Sosial Kelurahan Lengkongjaya, 2023


Gambar 2.21 Pengeluaran Pangan Responden
Kelurahan Lengkongjaya

Hasil pemetaan sosial total pengeluaran pangan di Kelurahan


Lengkongjaya selama satu bulan didominasi kisaran Rp.1.000.001-
Rp.1.500.000 sebanyak 64 responden. Lalu pengeluaran pangan <
Rp.500.000 sebanyak 20 responden, Rp.500.001 – Rp1.000.000 sebanyak
42 responden selanjutnya pendapatan, 1.500.001- 2.000.000 sebanyak 29

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-25
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

responden, Rp.2.000.001-Rp2.500.000 sebanyak 23 responden,


Rp.2.500.001-3.000.000 sebanyak 14 responden, Rp.3.000.001- 3.500.000
sebanyak 6 responden, Rp.4.000.001-Rp.4.500.000 sebanyak 1 responden,
>Rp.5.000.000 sebanyak 1 responden, serta yang tidak ada pengeluaran
pangan dikisaran Rp.3.500.000-Rp.4.000.000 dan Rp.4.500.001-
Rp.5.000.000.

2.3.1.6 Total Pengeluaran Non Pangan Satu Bulan


Pengeluaran non pangan adalah banyaknya uang yang dikeluarkan
untuk konsumsi non pangan yang meliputi pemenuhan kebutuhan sandang,
rumah, rekreasi dan lainnya dalam satu bulan. Berdasarkan hasil pemetaan
sosial total pengeluaran non pangan satu bulan di Desa Karyamekar
Kecamatan Pasirwangi, Desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi dan
Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
A. Desa Karyamekar
Adapun total pengeluaran non pangan satu bulan untuk responden di
Desa Karyamekar sesuai jenis sektor usaha masing-masing rumah tangga
dapat dilihat pada gambar berikut:

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-26
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

TOTAL PENGELUARAN NON PANGAN


35

30 29

25
22
21
20

15
11
10
6
5
5 3 3
0 0 0
0

<500.000 500.001 – 1.000.000 1.000.001 – 1.500.000 1.500.001 – 2.000.000


2.000.001 – 2.500.000 2.500.001 – 3.000.000 3.000.001 – 3.500.000 3.500.001 – 4.000.000
4.000.001 – 4.500.000 4.500.001 – 5.000.000 >5.000.001
Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar, 2023
Gambar 2.22 Grafik Total Pengeluaran Non Pangan Satu Bulan
Desa Karyamekar

Hasil pemetaan sosial total pengeluaran non pangan di Desa


Karyamekar selama satu bulan didominasi kisaran <Rp.500.000 sebanyak
29 responden. Lalu pengeluaran non pangan Rp.500.001–Rp.1.000.000
sebanyak 21 responden, selanjutnya pengeluaran non pangan
Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 sebanyak 22 responden, Rp.1.500.001-
Rp.2.000.000 sebanyak 11 responden, Rp.2.000.001-Rp2.500.000
sebanyak 6 responden, Rp.2.500.001-Rp.3.000.000 sebanyak 3 responden,
Rp.3.000.001-Rp.3.500.000 sebanyak 3 responden, >Rp.5.000.001
sebanyak 3 responden dan tidak ada pengeluaran non pangan dikisaran
Rp.3.500.001-Rp.5.000.000.

B. Desa Padaawas
Adapun total pengeluaran non pangan satu bulan untuk responden di
Desa Padaawas sesuai jenis sektor usaha masing-masing rumah tangga
dapat dilihat pada gambar berikut:

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-27
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Pengeluaran Non Pangan Masyarakat


250

197
200

152
150

100 84

50 31
13 9 6
2 4 0 2
0

<500.000 500.001 – 1.000.000 1.000.001 – 1.500.000


1.500.001 – 2.000.000 2.000.001 – 2.500.000 2.500.001 – 3.000.000
3.000.001 – 3.500.000 3.500.001 – 4.000.000 4.000.001 – 4.500.000
4.500.001 – 5.000.000 >5.000.000

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Padaawas, 2023


Gambar 2.23 Grafik Total Pengeluaran Non Pangan Satu Bulan
Desa Padaawas

Hasil pemetaan sosial total pengeluaran non pangan di Desa Padaawas


selama satu bulan didominasi kisaran <Rp.500.000 sebanyak 197
responden. Lalu pengeluaran non pangan Rp.500.001–Rp.1.000.000
sebanyak 152 responden, selanjutnya pengeluaran non pangan
Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 sebanyak 84 responden, Rp.1.500.001-
Rp.2.000.000 sebanyak 31 responden, Rp.2.000.001-Rp2.500.000
sebanyak 13 responden, Rp.2.500.001-Rp.3.000.000 sebanyak 9
responden, Rp.3.000.001-Rp.3.500.000 sebanyak 2 responden,
Rp.3.500.000 – Rp.4.000.000 sebanyak 4 responden, Rp.4.500.000 –
Rp.5.000.000 sebanyak 2 responden, >Rp.5.000.001 sebanyak 6 responden
dan tidak ada pengeluaran non pangan dikisaran Rp.3.500.001-
Rp.4.000.000.
C. Kelurahan Lengkongjaya

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-28
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Adapun total pengeluaran non pangan satu bulan untuk responden di


Kelurahan Lengkongjaya sesuai jenis sektor usaha masing-masing rumah
tangga dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Kelurahan Lengkongjaya, 2023


Gambar 2.24 Grafik Total Pengeluaran Non Pangan Satu Bulan
Kelurahan Lengkongjaya

Hasil pemetaan sosial total pengeluaran non pangan di Kelurahan


Lengkongjaya selama satu bulan didominasi kisaran <Rp.500.000 sebanyak
72 responden. Lalu pengeluaran non pangan Rp.500.001–Rp.1.000.000
sebanyak 71 responden, selanjutnya pengeluaran non pangan
Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 sebanyak 34 responden, Rp.1.500.001-
Rp.2.000.000 sebanyak 12 responden, Rp.2.000.001-Rp2.500.000
sebanyak 4 responden, Rp.2.500.001-Rp.3.000.000 sebanyak 1 responden,
Rp.3.000.001-Rp.3.500.000 sebanyak 1 responden, Rp.4.000.000-
Rp.4.500.000 sebanyak 3 responden, >Rp.5.000.001 sebanyak 3
responden, serta yang tidak ada pengeluaran non pangan dikisaran
Rp.3.500.001-Rp.4.000.000 dan Rp.4.500.000-Rp.5.000.000.
2.3.1.7 Jumlah Program Bantuan yang Diterima Berdasarkan Kepala
Keluarga
Tujuan bantuan sosial yaitu penanggulangan kemiskinan atau
program/kegiatan/kebijakan yang dilakukan untuk

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-29
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

individu/keluarga/kelompok sosial yang tidak memiliki mata pencaharian


atau tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.
Sehingga tidak semua masyarakat mendapatkan program bantuan karena
harus memenuhi kriteria penerima bantuan.
A. Desa Karyamekar
Program bantuan di Desa Karyamekar, masyarakat yang akan
mendapatkan bantuan memerlukan kartu khusus yaitu Kartu Kombo
sebagai tanda penerima bantuan. Sistem yang dipakai Kartu Kombo
memiliki multi fungsi, salah satunya sebagai e-wallet dengan basis server
yang dapat menyimpan data-data penyaluran bantuan PKH serta data-data
penyaluran bantuan PKH. Bantuan PKH (Program Keluarga Harapan)
adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga
Miskin yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Penerima
PKH diprioritaskan memperoleh bantuan Rasta (beras sejahtera), Kartu
Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Pemberian Makanan
Tambahan (PMT), Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan KUBE.
Berdasarkan hasil pemetaan sosial di Desa Karyamekar bantuan yang ada
di Desa Karyamekar dapat dilihat pada Gambar dibawah.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-30
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Jumlah Program Bantuan yang Diterima Berdasarkan Kepala


Keluarga

PKH 28
BELUM PERNAH
BLT
BPNT
PKH
BELUM PERNAH 67
BPNT 3
BLT 2

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar, 2023


Gambar 2.25 Jumlah Program Bantuan yang Diterima Berdasarkan
Kepala Keluarga Desa Karyamekar

Diagram diatas menunjukkan jumlah responden yang mendapatkan


bantuan di Desa Karyamekar pada tahun 2023. Berdasarkan jenis bantuan
pada diagram menunjukkan sebanyak 28 responden mendapatkan
bantuan PKH, 3 responden mendapatkan bantuan BPNT dan 2 responden
mendapatkan bantuan BLT. Sebanyak 67 responden Desa Karyamekar
tidak mendapat bantuan dari pemerintah.
B. Desa Padaawas
Program bantuan di Desa Padaawas, masyarakat yang akan
mendapatkan bantuan memerlukan kartu khusus yaitu Kartu Kombo
sebagai tanda penerima bantuan. Sistem yang dipakai Kartu Kombo
memiliki multi fungsi, salah satunya sebagai e-wallet dengan basis server
yang dapat menyimpan data-data penyaluran bantuan PKH serta data-data
penyaluran bantuan PKH. Bantuan PKH (Program Keluarga Harapan)
adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga
Miskin yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Penerima
PKH diprioritaskan memperoleh bantuan Rasta (beras sejahtera), Kartu
Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Pemberian Makanan
Tambahan (PMT), Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan KUBE.

Berdasarkan hasil pemetaan sosial di Desa Padaawas bantuan yang ada


di Desa Padaawas dapat dilihat pada Gambar berikut:

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-31
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Jenis Program Bantuan yang Diterima Berdasarkan Kepala


Keluarga

PKH 48
PKH BPNT BLT 1
45
PKH &BPNT 1
BPNT

BLT

PKH & BPNT


BELUM PERNAH 405
BELUM PERNAH

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Padaawas, 2023


Gambar 2.26 Jumlah Program Bantuan yang Diterima Berdasarkan
Kepala Keluarga Desa Padaawas

Diagram diatas menunjukkan jumlah responden yang mendapatkan


bantuan di Desa Padaawas pada tahun 2023. Berdasarkan jenis bantuan
pada diagram menunjukkan sebanyak 48 responden mendapatkan
bantuan PKH, 45 responden mendapatkan bantuan BPNT, 1 responden
mendapatkan bantuan BLT, 1 responden mendapatkan bantuan PKH dan
BPNT. Sebanyak 405 responden Desa Padaawas tidak mendapat bantuan
dari pemerintah.

C. Kelurahan Lengkongjaya
Program bantuan di Desa Lengkongjaya, masyarakat yang akan
mendapatkan bantuan memerlukan kartu khusus yaitu Kartu Kombo
sebagai tanda penerima bantuan. Sistem yang dipakai Kartu Kombo
memiliki multi fungsi, salah satunya sebagai e-wallet dengan basis server
yang dapat menyimpan data-data penyaluran bantuan PKH serta data-data
penyaluran bantuan PKH. Bantuan PKH (Program Keluarga Harapan)
adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga
Miskin yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Penerima
PKH diprioritaskan memperoleh bantuan Rasta (beras sejahtera), Kartu

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-32
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Pemberian Makanan


Tambahan (PMT), Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan KUBE.
Berdasarkan hasil pemetaan sosial di Kelurahan Lengkongjaya bantuan
yang ada di kelurahan tersebut dapat dilihat pada Gambar berikut
Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Kelurahan Lengkongjaya, 2023

Gambar 2. 27 Jumlah Program Bantuan yang Diterima Berdasarkan


Kepala Keluarga Kelurahan Lengkongjaya

Diagram diatas menunjukkan jumlah responden yang mendapatkan


bantuan di Kelurahan Lengkongjaya pada tahun 2023. Berdasarkan jenis
bantuan pada diagram menunjukkan sebanyak 23 responden
mendapatkan bantuan PKH, 6 responden mendapatkan bantuan BPNT, 3
responden mendapatkan bantuan BLT dan 2 responden mendapatkan
bantuan BPNT & PKH. Sebanyak 166 responden Kelurahan Lengkongjaya
tidak mendapat bantuan dari pemerintah.

2.3.2 Potret Sebaran dan Produktifitas Sektor Ekonomi


Memuat informasi mengenai gambaran sektor ekonomi yang diusahakan
oleh penerima manfaat, pola pemanfaatan lahan, kondisi usaha yang sedang
dijalankan dan kendala maupun hambatan usaha ekonomi.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-33
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

2.3.2.1 Sumber Status Tanah


Tanah sangat penting untuk pembangunan, dan memiliki berbagai nilai
budaya dan sosial. Dalam budaya Indonesia, sulit membayangkan
masyarakat tanpa hak kepemilikan sebagai pendorong utama pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi. Properti bukan hanya aset ekonomi, hak
kepemilikan yang aman juga memberikan rasa identitas dan rasa memiliki.
Tanah merupakan sumber penting bagi Indonesia. Sebagai negara agraris,
ekonomi berbasis lahan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah memberi
perhatian serius pada pengembangan dan pengelolaan lahan.

A. Desa Karyamekar
Sumber status tanah di Desa Karyamekar dari total 100 responden
pemetaan sosial keseluruhan responden berasal dari Redistribusi Tanah
Objek Landreform lama yang sudah terdaftar pada program redistribusi
tanah pada tahun 2022 oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Garut, sehingga
dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan dapat tercapai apabila pemilikan
dan penguasaan tanah oleh responden dapat dimanfaatkan dan dapat
mencukupi kebutuhan hidupnya.

SUMBER STATUS TANAH DESA KARYAMEKAR


100

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10 0 0

0
REDISTRIBUSI PRONA PTSL

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar, 2023


Gambar 2.28 Sumber Status Tanah Desa Karyamekar

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-34
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Produksi tanah responden dapat mencukupi kebutuhan hidup satu


keluarga apabila pemilikan dan penguasaan tanah yang cukup luas.
Pemanfaatan tanah yang luasannya kecil kurang memberikan kontribusi
bagi kesejahteraan responden, sedangkan penguasaan tanah yang luasannya
lebih besar akan dapat lebih memberikan pendapatan yang memadai untuk
mencukupi kebutuhan hidup responden yang akhirnya akan membawa
kesejahteraan.
B. Desa Padaawas
Sumber status tanah di Desa Padaawas dari total 500 responden
pemetaan sosial keseluruhan responden berasal dari Redistribusi Tanah
Objek Landreform lama yang sudah terdaftar pada program redistribusi
tanah pada tahun 2022 oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Garut, sehingga
dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan dapat tercapai apabila pemilikan
dan penguasaan tanah oleh responden dapat dimanfaatkan dan dapat
mencukupi kebutuhan hidupnya.

SUMBER STATUS TANAH DESA PADAAWAS


500

500
450
400
350
300
250
200
150
100
0
0
50
0
REDISTRIBUSI PRONA PTSL

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Padaawas, 2023


Gambar 2.29 Sumber Status Tanah Desa Padaawas

Produksi tanah responden dapat mencukupi kebutuhan hidup satu


keluarga apabila pemilikan dan penguasaan tanah yang cukup luas.
Pemanfaatan tanah yang luasannya kecil kurang memberikan kontribusi
bagi kesejahteraan responden, sedangkan penguasaan tanah yang luasannya

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-35
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

lebih besar akan dapat lebih memberikan pendapatan yang memadai untuk
mencukupi kebutuhan hidup responden yang akhirnya akan membawa
kesejahteraan.
C. Kelurahan Lengkongjaya
Sumber status tanah di Kelurahan Lengkongjaya dari total 200 responden
pemetaan sosial keseluruhan responden berasal dari Tanah Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) tahun 2020 oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten Garut, sehingga dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan dapat
tercapai apabila pemilikan dan penguasaan tanah oleh responden dapat
dimanfaatkan dan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Kelurahan Lengkongjaya, 2023


Gambar 2.30 Sumber Status Tanah Kelurahan Lengkongajaya

Produksi tanah responden dapat mencukupi kebutuhan hidup satu


keluarga apabila pemilikan dan penguasaan tanah yang cukup luas.
Pemanfaatan tanah yang luasannya kecil kurang memberikan kontribusi
bagi kesejahteraan responden, sedangkan penguasaan tanah yang
luasannya lebih besar akan dapat lebih memberikan pendapatan yang
memadai untuk mencukupi kebutuhan hidup responden yang akhirnya
akan membawa kesejahteraan.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-36
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

2.3.2.2 Status Tanah


Status tanah merupakan kedudukan tanah berdasarkan hukum
yang berlaku. Status tanah ini penting untuk mengetahui apakah ada
hubungaan hukum di antara subjek hak dengan objek hak dan bilamana
ada, sejauhmana hubungan hukum yang terdapat di antara subjek hak
dengan objek hak. Ada tidaknya hubungan hukum ini penting diketahui
untuk menentukan sejauhmana kedalaman Hak Menguasai dari Negara
(HMN) atas tanah berlaku terhadap bidang tanah atau bentang lahan atau
kawasan tertentu. Luas lahan tidak terlepas dari kepemilikan sertipikat,
pemanfaatan luas lahan responden di Desa Karyamekar, Desa Padaawas dan
Kelurahan Lengkongjaya sangat beragam mulai dari tempat tinggal, lahan
pertanian, UMKM, dan perkebunan. Berikut merupakan luas lahan di Desa
Karyamekar, Desa Padaawas dan Kelurahan Lengkongjaya.

Tabel 2.1 Luas Lahan Berdasarkan Penerima Akses Reforma Agraria


Kabupaten Garut Tahun 2023

Luas Tanah
Target
Luas Penerima
Penerima
No Kecamatan Desa/Kelurahan Desa Akses
Akses Reforma
(Ha) Reforma
Agraria
Agraria (Ha)
305,44
1 100 KK Karyamekar 2,36
Pasirwangi 9
800 KK
2 500 KK Padaawas 1.250 24,6
3 200 KK Karangpawitan Lengkongjaya 299 3,6
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Garut dan Hasil Pemetaan Sosial, 2023

A. Desa Karyamekar
Kesadaran hukum suatu masyarakat harus didukung dengan budaya
hukumnya. Kelalaian baik disengaja maupun tidak tentu akan berimbas
kepada ketidakpastian akan status kepemilikan hak atas tanah tersebut.
Maka sosialisasi dari Badan Pertanahan Nasional sebagai penyelenggara
pendaftaran tanah diharapkan lebih bersifat terus menerus dan tanpa
henti, karena minimnya informasi betapa pentingnya sertipikat hak atas
tanah akan menjadi masalah dalam penyelesaian kasus sengketa
kepemilikan hak atas tanah.
Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar, 2023

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-37
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

STATUS TANAH DESA KARYAMEKAR


100

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10 0 0

0
HAK MILIK HGU HGB

Gambar 2.31 Status Tanah Msyarakat Desa Karyamekar

Dari gambar diagram di atas menunjukan bahwa responden di Desa


Karyamekar status tanahnya adalah Hak Milik. Berdasarkan Pasal 20-27
Undang-Undang nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (UUPA) hak milik merupakan hak yang turun temurun,
terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Dengan
demikian responden di Desa Karyamekar lebih sadar dengan kepemilikan
hak atas tanah berdasarkan hukum demi tertibnya administrasi
pertanahan untuk jaminan kepastian hukum pemegang hak atas tanah.

B. Desa Padaawas
Kesadaran hukum suatu masyarakat harus didukung dengan budaya
hukumnya. Kelalaian baik disengaja maupun tidak tentu akan berimbas
kepada ketidakpastian akan status kepemilikan hak atas tanah tersebut.
Maka sosialisasi dari Badan Pertanahan Nasional sebagai penyelenggara
pendaftaran tanah diharapkan lebih bersifat terus menerus dan tanpa
henti, karena minimnya informasi betapa pentingnya sertipikat hak atas
tanah akan menjadi masalah dalam penyelesaian kasus sengketa
kepemilikan hak atas tanah.
Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Padaawas, 2023

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-38
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

STATUS TANAH DESA PADAAWAS


500

500
450
400
350
300
250
200
150
100
0
0
50
0
HAK MILIK HGU HGB

Gambar 2.32 Status Tanah Masyarakat Desa Padaawas

Dari gambar diagram di atas menunjukan bahwa responden di Desa


Padaawas status tanahnya adalah Hak Milik. Berdasarkan Pasal 20-27
Undang-Undang nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (UUPA) hak milik merupakan hak yang turun temurun,
terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Dengan
demikian responden di Desa Karyamekar lebih sadar dengan kepemilikan
hak atas tanah berdasarkan hukum demi tertibnya administrasi
pertanahan untuk jaminan kepastian hukum pemegang hak atas tanah.

C. Kelurahan Lengkongjaya
Kesadaran hukum suatu masyarakat harus didukung dengan budaya
hukumnya. Kelalaian baik disengaja maupun tidak tentu akan berimbas
kepada ketidakpastian akan status kepemilikan hak atas tanah tersebut.
Maka sosialisasi dari Badan Pertanahan Nasional sebagai penyelenggara
pendaftaran tanah diharapkan lebih bersifat terus menerus dan tanpa
henti, karena minimnya informasi betapa pentingnya sertipikat hak atas
tanah akan menjadi masalah dalam penyelesaian kasus sengketa
kepemilikan hak atas tanah.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-39
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Kelurahan Lengkongjaya, 2023


Gambar 2.33 Status Tanah Masyarakat Kelurahan Lengkongjaya

Dari gambar diagram di atas menunjukan bahwa responden di


Kelurahan Lengkongjaya status tanahnya adalah Hak Milik sebanyak 200
responden. Berdasarkan Pasal 20-27 Undang-Undang nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) hak milik merupakan
hak yang turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang
atas tanah. Dengan demikian responden di Keluraha Lengkongjaya lebih
sadar dengan kepemilikan hak atas tanah berdasarkan hukum demi
tertibnya administrasi pertanahan untuk jaminan kepastian hukum
pemegang hak atas tanah. Luas lahan tidak terlepas dari kepemilikan
sertipikat, pemanfaatan luas lahan responden di Desa Padaawas sangat
beragam mulai dari tempat tinggal, lahan pertanian, UMKM, dan
perkebunan. Berikut merupakan luas lahan di Desa Padaawas:

2.3.2.3 Pengelola Tanah


Undang-undang Pokok Agraria menyebutkan bahwa semua hak atas
tanah mempunyai fungsi sosial. Ini berarti, bahwa hak atas tanah apapun
yang ada pada seseorang tidaklah dapat dibenarkan, bahwa tanahnya itu akan
dipergunakan (atau tidak dipergunakan) semata-mata untuk kepentingan
pribadinya, apalagi kalau hal itu menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan keadaannya dan sifat daripada

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-40
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

haknya, hingga bermanfaat baik bagi kesejahteraan dan kebahagiaan yang


mempunyainya maupun bermanfaat pula bagi masyarakat dan negara.
A. Desa Karyamekar
Pengelolaan tanah di Desa Karyamekar berdasarkan diagram dibawah
dimanfaatkan oleh responden sendiri atau keluarga. Hal ini berdasarkan
pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah tujuan pembangunan sangat
penting memperhatikan hak-hak petani/penduduk asli dengan tanpa
menghilangkan mata pencaharian petani/penduduk asli dari sumber
kehidupannya yaitu tanah, jika hal tersebut diabaikan, masa depan
keluarga petani akan terancam. Oleh sebab itu praktek-praktek land
grabing (perampasan tanah) yang dilakukan untuk pertumbuhan ekonomi,
pembangunan ketahanan pangan, atau alasan lainnya perlu dilakukan
secara terukur dan tetap memperhatikan kehidupan masyarakat.
PENGELOLA TANAH DESA KARYAMEKAR

100

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10 0

0
SENDIRI/KELUARGA DISEWA

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar, 2023


Gambar 2.34 Diagram Pengelola Tanah di Desa Karyamekar

B. Desa Padaawas
Pengelolaan tanah di Desa Padaawas berdasarkan diagram dibawah
dimanfaatkan oleh responden sendiri atau keluarga. Hal ini berdasarkan
pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah tujuan pembangunan sangat
penting memperhatikan hak-hak petani/penduduk asli dengan tanpa
menghilangkan mata pencaharian petani/penduduk asli dari sumber

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-41
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

kehidupannya yaitu tanah, jika hal tersebut diabaikan, masa depan


keluarga petani akan terancam. Oleh sebab itu praktek-praktek land
grabing (perampasan tanah) yang dilakukan untuk pertumbuhan ekonomi,
pembangunan ketahanan pangan, atau alasan lainnya perlu dilakukan

PENGELOLA TANAH DESA PADAAWAS

500

500
450
400
350
300
250
200
150
100 0
50
0
SENDIRI/ KELUARGA DISEWA

secara terukur dan tetap memperhatikan kehidupan masyarakat.

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Padaawas, 2023


Gambar 2.35 Diagram Pengelola Tanah di Desa Padaawas

C. Kelurahan Lengkongjaya
Pengelolaan tanah di Kelurahan Lengkongjaya berdasarkan diagram
dibawah sebanyak 200 responden pengelolaan tanah oleh responden
sendiri atau keluarga. Hal ini berdasarkan pertumbuhan ekonomi sebagai
sebuah tujuan pembangunan sangat penting memperhatikan hak-hak
petani/penduduk asli dengan tanpa menghilangkan mata pencaharian
petani/penduduk asli dari sumber kehidupannya yaitu tanah, jika hal
tersebut diabaikan, masa depan keluarga petani akan terancam. Oleh
sebab itu praktek-praktek land grabing (perampasan tanah) yang dilakukan
untuk pertumbuhan ekonomi, pembangunan ketahanan pangan, atau
alasan lainnya perlu dilakukan secara terukur dan tetap memperhatikan
kehidupan masyarakat.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-42
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Kelurahan Lengkongjaya, 2023


Gambar 2.36 Diagram Pengelola Tanah di Kelurahan Lengkongjaya

2.3.2.4 Penggunaan Sertipikat


Sertipikat tanah adalah tanda bukti kepemilikan tanah yang otentik
dan sah berdasarkan hukum aturan yang berlaku. Berdasarkan UUPA No. 5
Tahun 1960 dijelaskan bahwa pendaftaran tanah yang diadakan oleh
pemerintah dalam rangka menerbitkan sertipikat sebagai tanda kepemilikan
hak milik (tanah milik), maka sertipikat tanah merupakan jaminan hukum,
keperluan perekonomian sosial dan politik bagi pemegangnya, dengan
mudah dapat membuktikan bahwa dirinya sebagai pemegang hak milik
secara otentik dibuktikan dengan data fisik dan data yuridis yang telah
didaftarkan dalam buku tanah.
A. Desa Karyamekar
Penggunaan sertipikat di Desa Karyamekar berdasarkan grafik dibawah,
mayoritas responden tidak mempergunakan sertipikat sebagai jaminan
permodalan di bank, hal ini dikarenakan responden di Desa Karyamekar
kurang mengetahui terkait akses permodalan yang dapat diajukan melalui
perkreditan bank. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna
mengembangkan kegiatan usaha yang dikembangkan secara mandiri.
Karena untuk mengembangkan suatu usaha harus mempunyai atau
membutuhkan modal dana yang cukup besar. Kebutuhan terhadap modal

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-43
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

dana ini seringkali menjadi kendala bagi setiap orang, dimana dana besar
tersebut hanya bisa diperoleh melalui pinjaman secara kredit atau disebut
dengan hutang, baik pinjaman kredit melalui Bank, maupun pinjaman dari

PENGGUNAAN SERTIPIKAT DESA KARYAMEKAR

98

100

80

60

40
2
20

0
DISIMPAN DIRUMAH DIJAMINKAN

orang-perorangan

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar 2023


Gambar 2.37 Penggunaan Sertipikat Desa Karyamekar

B. Desa Padaawas

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-44
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Penggunaan sertipikat di Desa Padaawas berdasarkan grafik dibawah,

PENGGUNAAN SERTIPIKAT DESA PADAAWAS

499

500
450
400
350
300
250
200
150
100 1
50
0
DISIMPAN DIRUMAH DIJAMINKAN

mayoritas responden tidak mempergunakan sertipikat sebagai jaminan


permodalan di bank, hal ini dikarenakan responden di Desa Padaawas
kurang mengetahui terkait akses permodalan yang dapat diajukan melalui
perkreditan bank. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna
mengembangkan kegiatan usaha yang dikembangkan secara mandiri.
Karena untuk mengembangkan suatu usaha harus mempunyai atau
membutuhkan modal dana yang cukup besar. Kebutuhan terhadap modal
dana ini seringkali menjadi kendala bagi setiap orang, dimana dana besar
tersebut hanya bisa diperoleh melalui pinjaman secara kredit atau disebut
dengan hutang, baik pinjaman kredit melalui Bank, maupun pinjaman dari
orang-perorangan. Berdasarkan hasil pemetaan sosial, penggunaan
sertipikat di Desa Padaawas hanya ada satu sertipikat yang dijaminkan.

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Padaawas, 2023


Gambar 2.38 Penggunaan Sertipikat Desa Padaawas

C. Kelurahan Lengkongjaya
Penggunaan sertipikat di Kelurahan Lengkongjaya berdasarkan grafik
dibawah, mayoritas responden tidak mempergunakan sertipikat sebagai
jaminan permodalan di bank, hal ini dikarenakan responden di Kelurahan
Lengkongjaya kurang mengetahui terkait akses permodalan yang dapat

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-45
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

diajukan melalui perkreditan bank. Guna mencukupi kebutuhan hidup


serta guna mengembangkan kegiatan usaha yang dikembangkan secara
mandiri. Karena untuk mengembangkan suatu usaha harus mempunyai
atau membutuhkan modal dana yang cukup besar. Kebutuhan terhadap
modal dana ini seringkali menjadi kendala bagi setiap orang, dimana dana
besar tersebut hanya bisa diperoleh melalui pinjaman secara kredit atau
disebut dengan hutang, baik pinjaman kredit melalui Bank, maupun
pinjaman dari orang-perorangan.

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Kelurahan Lengkongjaya, 2023


Gambar 2.39 Penggunaan Sertipikat Kelurahan Lengkongjaya

2.3.2.5 Pihak Penjamin Sertipikat


Jaminan didefinisikan sebagai sesuatu yang diberikan kepada
pemberi pinjaman (kreditur) untuk menimbulkan keyakinan bahwa penerima
pinjaman (debitur) akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan
uang yang timbul dari suatu perjanjian. Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata mengatur secara umum tentang jaminan. Lembaga Penjamin
merupakan lembaga keuangan khusus yang berperan mendorong
kemandirian usaha dan pemberdayaan dunia usaha serta meningkatkan
akses bagi dunia usaha, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) dan koperasi dan usaha prospektif lainnya kepada sumber

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-46
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

pembiayaan. Terdapat 3 pihak yang terkait dalam kegiatan penjaminan, yaitu


Penjamin, Penerima Jaminan, dan Terjamin.
A. Desa Karyamekar
Selain untuk memberi kepastian dan perlindungan hukum pada
pemegang hak atas suatu bidang tanah, sebagian masyarakat Desa
Karyamekar yang telah memiliki sertipikat tanah menjadikan sertipikat
tersebut sebagai jaminan untuk melakukan pengajuan penambahan modal
usaha kepada pihak penjamin yang dapat disebut dengan bank.
Penjamin Sertipikat diberikan kepada masyarakat berpenghasilan
tetap/rutin, pengusaha mikro/kecil dan petani dengan jaminan sertipikat
tanah setingkat SHM dan HGB.

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar 2023


Gambar 2.40 Diagram Pihak Penjamin Sertipikat Desa Karyamekar

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa hanya ada dua


responden yang sertipikat tanahnya dijaminkan kepada pihak Bank dan
mayoritas masyarakat menyimpan sertipikatnya di rumah.
B. Desa Padaawas
Selain untuk memberi kepastian dan perlindungan hukum pada
pemegang hak atas suatu bidang tanah, sebagian masyarakat Desa
Padaawas yang telah memiliki sertipikat tanah menjadikan sertipikat

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-47
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

tersebut sebagai jaminan untuk melakukan pengajuan penambahan modal


usaha kepada pihak penjamin yang dapat disebut dengan bank.
Penjamin Sertipikat diberikan kepada masyarakat berpenghasilan
tetap/rutin, pengusaha mikro/kecil dan petani dengan jaminan sertipikat
tanah setingkat SHM dan HGB.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-48
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

PIHAK PENJAMIN SERTIPIKAT


600

499
500

400

300

200

100

1
0
TIDAK DIJAMINKAN BANK BRI

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Padaawas 2023

Gambar 2.41 Diagram Pihak Penjamin Sertipikat Desa Padaawas

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa hanya ada satu


responden yang sertipikat tanahnya dijaminkan kepada pihak Bank dan
mayoritas masyarakat menyimpan sertipikatnya di rumah.
C. Kelurahan Lengkongjaya
Selain untuk memberi kepastian dan perlindungan hukum pada
pemegang hak atas suatu bidang tanah, sebagian masyarakat Desa
Lengkongjaya yang telah memiliki sertipikat tanah menjadikan sertipikat
tersebut sebagai jaminan untuk melakukan pengajuan penambahan modal
usaha kepada pihak penjamin yang dapat disebut dengan bank.
Penjamin Sertipikat diberikan kepada masyarakat berpenghasilan
tetap/rutin, pengusaha mikro/kecil dan petani dengan jaminan sertipikat
tanah setingkat SHM dan HGB.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-49
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Kelurahan Lengkongjaya, 2023


Gambar 2. 42 Diagram Pihak Penjamin Sertipikat
Kelurahan Lengkongjkaya

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat tidak ada responden yang


sertipikat tanahnya dijaminkan dan mayoritas masyarakat menyimpan
sertipikatnya di rumah.
2.3.2.6 Pemanfaatan Tanah
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2004 Tentang Pemanfaatan Tanah menyatakan bahwa Penggunaan tanah
adalah wujud tutupan permukaan bumi baik yang merupakan bentukan
alami maupun buatan manusia (Pasal 1 Ayat (3)). Pemanfaatan tanah adalah
kegiatan untuk mendapatkan nilai tambah tanpa mengubah wujud fisik
penggunaan tanah (Pasal 1 Ayat (4)). Berdasrkan Pasal 16 Ayat (1)
menyatatakan bahwa terdapat hak-hak atas tanah antara lain; hak pakai;
hak sewa; hak membuka tanah; dan hak memungut hasil hutan. Akses
refom adalah pemberian kesempatan akses permodalan maupun bantuan
lain kepada subyek reforma agraria dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan tanah atau disebut dengan
pemberdayaan tanah masyarakat.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-50
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

A. Desa Karyamekar
Tanah merupakan komponen penting bagi masyarakat desa karena
tanah merupakan penghasilan terbesar bagi perekonomian di desa. Sektor
utama masyarakat Desa Karyamekar merupakan pertanian. Selain untuk
dijadikan sektor pertanian, pemanfaatan tanah dapat dijadikan sebagai
jaminan mendapatkan nilai tambah tanpa mengubah fungsi tanahnya.
Berdasarkan data yang didapat pada kegiatan pemetaan sosial yang telah
dilakukan, didapat hasil sebagai berikut.

PEMANFAATAN TANAH
100
89
90

80

70

60

50

40

30

20

10 6 4
1
0
PERTANIAN PERTANIAN-PERKEBUNAN TEMPAT TINGGAL UMKM/TEMPAT USAHA

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar, 2023


Gambar 2.43 Pemanfaatan Tanah Desa Karyamekar

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa di Desa Karyamekar


mayoritas responden memanfaatkan tanahnya sebagai tempat tinggal yaitu
sebanyak 89 responden dan sebagian merupakan lahan pertanian dan
perkebunan yaitu sebanyak 6 responden, lahan pertanian dan perkebunan
sebanyak yaitu 4 responden dan UMKM yaitu sebanyak 1 responden.
B. Desa Padaawas
Tanah merupakan komponen penting bagi masyarakat desa karena
tanah merupakan penghasilan terbesar bagi perekonomian di desa. Sektor
utama masyarakat Desa Padaawas merupakan pertanian. Selain untuk
dijadikan sektor pertanian, pemanfaatan tanah dapat dijadikan sebagai

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-51
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

jaminan mendapatkan nilai tambah tanpa mengubah fungsi tanahnya.

PEMANFAATAN TANAH
450
410
400

350

300

250

200

150

100 86

50
4
0
TEMPAT TINGGAL PERTANIAN PERTANIAN- PERKEBUNAN

Berdasarkan data yang didapat pada kegiatan pemetaan sosial yang telah
dilakukan, didapat hasil sebagai berikut.

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Padaawas, 2023


Gambar 2.44 Pemanfaatan Tanah Desa Padaawas

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa di Desa Padaawas


mayoritas responden memanfaatkan tanahnya sebagai tempat tinggal yaitu
sebanyak 410 responden dan sebagian merupakan lahan pertanian dan
perkebunan yaitu sebanyak 86 responden, dan pertanian yaitu sebanyak 4
responden.
C. Kelurahan Lengkongjaya
Tanah merupakan komponen penting bagi masyarakat desa karena
tanah merupakan penghasilan terbesar bagi perekonomian di desa. Sektor
utama masyarakat Kelurahan Lengkongjaya merupakan pertanian. Selain
untuk dijadikan sektor pertanian, pemanfaatan tanah dapat dijadikan
sebagai jaminan mendapatkan nilai tambah tanpa mengubah fungsi
tanahnya. Berdasarkan data yang didapat pada kegiatan pemetaan sosial
yang telah dilakukan, didapat hasil sebagai berikut.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-52
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

2.3.2.7 Jenis dan Kondisi Sektor Usaha


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah pertanian
dan bahkan mungkin kita sudah berhubungan dengan kegiatan pertanian
tersebut. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia utuk menghasilakan bahan pangan, bhan-bahan
industru atau sumber energi, serta untuk mengellola lingkungan hidupnya.
Aktivitas pertanian di Indonesia dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu
pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan perkebunan.
Berdasarkan sensus pertanian 2023, lapangan usaha pertanian di bagi
menjadi 7 (tujuh) subsector atau cakupan kegiatan pertanian di antaranya:
 Tanaman Pangan
 Hortikultura
 Perkebunan
 Peternakan
 Perikanan
 Kehutanan
 Jasa Pertanian
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak yang lain, pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik)
dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Dalam ilmu ekonomi, jasa
atau layanan adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi
dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak
menghasilkan transfer kepemilikan. Sektor jasa berperan sangat penting
terhadap perekonomian di Indonesia. Karena sektor jasa merupakan sektor
penunjang terpenting dalam membantu peningkatan dan pertumbungan
ekonomi di Indonesia.
UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan
usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. UMKM memiliki
peranan yang cukup besar bantuannya dalam kehidupan masyarakat, yaitu
sebagai salah satu fasilitas untuk mengurangi kemiskinan, sebagai alat dalam
proses lebih pemerataan tingkat perekonomian masyarakat kurang mampu

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-53
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

serta sebgai salah satu sumber pendapatan negara. Selain itu UMKM berperan
dalam pemerataan tingkat perekonomian rakyat sebab berada di berbagai
tempat. UMKM bahkan menjangkau daerah-daerah pelosok sehingga
masyarakat tidak perlu ke kota untuk memperoleh penghidupan yang layak.

A. Desa Karyamekar
Sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat
Desa Karyamekar. Jenis lahan pertanian yang ada di Desa Karyamekar
adalah ladang (huma). Rata-rata para petani melakukan 3 kali masa
tanam/panen dalam satu tahun. Hasil panen yang didapatkan sebagian
ada yang dikonsumsi sendiri dan dijual ke pengepul/tengkulak atau
langsung ke konsumen.

Gambar 2.45 Pertanian di Desa Karyamekar

Selain sektor pertanian, sektor jasa merupakan mata pencaharian


masyarakat Desa Karyamekar. Jenis jasa yang dikelola yaitu sebagai
buruh tani dan buruh harian lepas di sektor pertanian. Rata-rata para

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-54
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

buruh melakukan pekerjaannya setiap hari dan diberi upah langsung.


Upah tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kendala utama yang dihadapi responden sebagai pelaku usaha
pertanian lahan ladang (huma) adalah harga pupuk dan obat-obatan
tanaman yang mahal, hal ini diakibatkan karena jauhnya jarak dari
pusat kota ke desa yang membutuhkan tambahan biaya logistic
sehingga harga pupuk yang dijual lebih tinggi. Sehingga responden
belum memiliki kesadaran terhadap penggunaan pupuk
organik/kompos dan penggunaan pestisida organik yang bisa dibuat
dari bahan-bahan yang ada di sekitar Desa Karyamekar. Kemudian
cuaca yang berubah-ubah yang mengakibatkan bibit membusuk dan
tidak tumbuh dengan sempurna membuat hasil panen yang
menurun/tidak maksimal. Selain di sektor pertanian, kendala utama
yang dihadapi responden sebagai buruh tani adalah pekerjaan yang
didapatkan tidak berkelanjutan dan upah yang diberikan tergolong
rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dapat
dikatakan responden belum memiliki keterampilan yang lain sehingga
sangat bergantung terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan di wilayah
Desa Karyamekar.
Tabel 2.2 Permasalahan Sektor Pertanian Desa Karyamekar
No Permasalahan Keterangan
Pupuk dan obat-obatan
1 Perawatan
mahal
2 Pasca Panen/Penjualan Harga jual rendah
Kesulitan mendapatkan
3 Permodalan
modal usaha
Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar, 2023

B. Desa Padaawas
Sektor jasa merupakan mata pencaharian utama masyarakat Desa
Padaawas. Jenis jasa yang dikelola yaitu sebagai buruh tani. Rata-rata
para buruh melakukan pekerjaannya setiap hari dan diberi upah
langsung. Upah tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-55
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

sehari-hari. Selain jasa, sektor pertanian merupakan mata pencaharian


utama masyarakat Desa Padaawas.

Gambar 2.46 Sektor Pertanian Desa Padaawas

Kendala utama dihadapi responden sebagai pelaku usaha pertanian


lahan ladang (huma) adalah harga pupuk dan obat-obatan tanaman
yang mahal, hal ini diakibatkan karena jauhnya jarak dari pusat kota ke
desa yang membutuhkan tambahan biaya logistik sehingga harga pupuk
yang dijual lebih tinggi. Sehingga responden belum memiliki kesadaran
terhadap penggunaan pupuk organik/kompos dan penggunaan pestisida
organik yang bisa dibuat dari bahan-bahan yang ada di sekitar Desa
Padaawas. Kemudian cuaca yang berubah-ubah yang mengakibatkan
bibit membusuk dan tidak tumbuh dengan sempurna membuat hasil
panen yang menurun/tidak maksimal. Selain di sektor pertanian,
kendala utama yang dihadapi responden sebagai buruh tani adalah
pekerjaan yang didapatkan tidak berkelanjutan dan upah yang
diberikan tergolong rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Dapat dikatakan responden belum memiliki keterampilan
yang lain sehingga sangat bergantung terhadap ketersediaan lapangan
pekerjaan di wilayah Desa Padaawas.

Tabel 2.3 Permasalahan Sektor Pertanian Desa Padaawas

No Permasalahan Keterangan
Pupuk dan obat-obatan
1 Perawatan
mahal
2 Pasca Panen/Penjualan Harga jual rendah
Kesulitan mendapatkan
3 Permodalan
modal usaha
Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Padaawas, 2023
C. Kelurahan Lengkongjaya
Sektor jasa merupakan mata pencaharian utama masyarakat
Kelurahan Lengkongjaya. Jenis jasa yang dikelola yaitu sebagai buruh

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-56
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

tani dan buruh harian lepas di sektor industri kulit (penjahit kulit).
Rata-rata para buruh melakukan pekerjaannya setiap hari dan diberi
upah langsung. Upah tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Selain jasa, sektor pertanian merupakan mata pencaharian
utama masyarakat Kelurahan Lengkongjaya.
Kendala utama yang dihadapi responden sebagai buruh adalah
pekerjaan yang didapatkan tidak berkelanjutan dan upah yang
diberikan tergolong rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Sehingga responden belum memiliki keterampilan yang lain
sehingga sangat bergantung terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan
di wilayah Kelurahan Lengkongjaya.

Gambar 2.47 Pengrajin Kulit Kelurahan Lengkongjaya

Sektor UMKM di Kelurahan Lengkongjaya mayoritas penduduknya


merupakan pengrajin kulit. Kendala yang selalu dihadapi oleh responden
adalah kurangnya modal dan penjualan yang tidak mengalami peningkatan
sehingga mengakibatkan perputaran keuangan yang tidak stabil, hal
tersebut membuat para responden berharap agar adanya kegiatan atau
program yang bertujuan untuk mengakses permodalan.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-57
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

2.3.2.8 Jenis dan Jumlah Pendampingan


Pendampingan Masyarakat adalah suatu proses pemberian
kemudahan yang diberikan pendamping kepada masyarakat dalam
mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan masalah serta mendorong
tumbuhnya inisiatif dalam proses pengambilan keputusan, sehingga
kemandirian dapat diwujudkan dalam rangka pengembangan kapasitas
masyarakat. Peran pendamping merupakan seorang yang memberikan
dorongan ataupun motivasi terhadap masyarakat. Berperan sebagai
fasilitator dalam pendampingan sosial, dapat membantu masyarakat yang
didampinginya dalam memenuhi semua kewajibannya dalam kegiatan sosial
yang diikuti.
A. Desa Karyamekar
Potensi yang terdapat di Desa Karyamekar sangat beragam mulai dari
bidang pertanian maupun bidang pariwisatanya. Masyarakat di Desa
Karyamekar sampai saat ini belum pernah mendapatkan pendampingan
yang dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah/ Kelembagaan. Maka
daripada itu responden di Desa Karyamekar berharap adanya bantuan
serta pendampingan dari Organisasi Perangkat Daerah/Kelembagan yang
bisa diterima langsung oleh masyarakat, baik dalam bentuk bantuan
ataupun pelatihan.
B. Desa Padaawas
Potensi yang terdapat di Desa Padaawas sangat beragam mulai dari
bidang pertanian. Masyarakat di Desa Padaawas sampai saat ini sudah
pernah mendapatkan pendampingan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian,
BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) dan Dinas Sosial. Maka
daripada itu responden di Desa Padaawas berharap adanya pendampingan
yang berkelanjutan sehingga potensi dan sumber daya manusia yang ada di
Desa Padaawas dapat berkembang.
C. Kelurahan Lengkongjaya
Potensi yang terdapat di Kelurahan Lengkongjaya sangat beragam mulai
dari bidang UMKM maupun bidang pertaniannya. Masyarakat di Kelurahan

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-58
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Lengkongjaya sampai saat ini belum pernah mendapatkan pendampingan


yang dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah/ Kelembagaan. Maka
daripada itu responden di Kelurahan Lengkongjaya berharap adanya
bantuan serta pendampingan dari Organisasi Perangkat
Daerah/Kelembagan yang bisa diterima langsung oleh masyarakat, baik
dalam bentuk bantuan ataupun pelatihan.
2.3.3 Kelembagaan Ekonomi
Kelembagaan ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari
pengaruh dan peranan institusi formal dan informal terhada kinerja ekonomi
baik pada tataran makro maupun mikro. Fungsi utama lembaga ekonomi ada
dua, yaitu:
 Mengatur maslah hubungan antar pelaku ekonomi dan meningkatkan
produktivitas ekonomi semaksimal mungkin
 Mengatur masalah distribusi serta konsumsi barang dan jasa yang
dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia.

2.3.3.1 Jumlah dan Jenis Kelembagaan


Kelembagaan adalah suatu sistem sosial yang melakukan usaha
untuk mencapai tujuan tertentu yang memfokuskan pada perilaku dengan
nilai, norma, dan aturan yang mengikutinya, serta memiliki bentuk dan area
aktivitas tempat berlangsungnya. Kelembagaan Desa merupakan kumpulan
orang-orang yang melakukan Kerjasama, tergabung dalam Lembaga atau
organsasi desa dan mempunyai tujuan serta mempunyai fungsi dalam
menyokong, membantu pelaksanaan kewenangan desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

A. Desa Karyamekar
Pemetaan sosial penting untuk mengidentifikasi jenis kelembagaan yang
ada di wilayah Desa Karyamekar untuk memahami dinamika sosial,
ekonomi, dan budaya (sistem kelembagaan dan individu), hal tersebut
dilakukan melalui penelitian lapangan dan pengumpulan data. Hasil dari
pemetaan sosial terdapat beberapa jenis kelembagaan yang berjalan di

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-59
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Desa Karyamekar digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan dan

rancangan model pemberdayaan tanah masyarakat yang selanjutnya akan


digunakan sebagai acuan untuk melakukan kegiatan pendampingan pada
responden Akses Reforma Agraria.

Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Karyamekar, 2023


Gambar 2.48 Jenis Kelembagaan Desa Karyamekar

Berdasarkan diagram diatas jenis kelembagaan yang tersapat di Desa


Karyamekar yaitu Kelompok Tani dan BUMDES. Kelompok Tani di Desa
Karyamekar berjumlah 10 yaitu Kelompok Tani Berkah Tani, Bina Raksa,
Ciherang, Karayalestari, Karya Mandiri Karyamekar, Karyamekar 1, Mekar
Tani, PHBM Mekar Lestari, Pusaka Tani dan Sumber Abadi Tani. Terdapat
1 BUMDES yaitu Mekar Mandiri.
B. Desa Padaawas
Pemetaan sosial penting untuk mengidentifikasi jenis kelembagaan yang
ada di wilayah Desa Padaawas untuk memahami dinamika sosial, ekonomi,
dan budaya (sistem kelembagaan dan individu), hal tersebut dilakukan
melalui penelitian lapangan dan pengumpulan data. Hasil dari pemetaan
sosial terdapat beberapa jenis kelembagaan yang berjalan di Desa
Padaawas digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan dan rancangan
model pemberdayaan tanah masyarakat yang selanjutnya akan digunakan

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-60
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

sebagai acuan untuk melakukan kegiatan pendampingan pada responden

Akses Reforma Agraria.


Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Desa Padaawas, 2023
Gambar 2.49 Jenis Kelembagaan Desa Padaawas

Berdasarkan diagram diatas jenis kelembagaan yang diikuti oleh


responden Desa Padaawas diantaranya Kelompok Tani, BUMDES dan
Karang Taruna. Kelompok Tani di Desa Padaawas berjumlah 20 terdiri dari
Agro Jaya Makmur, Agro Makmur, Aman Sejahtera, Berkah Mandiri,
Berkah Tani Pratama, BM Generasi, KWT Assalam, KWT Dahlia, Mekar
Sari, Mulyasari, Mulyasari Mandiri, Padahurip, Padatani, Padepokan Yudha
Wiyogra, Pemuda Tani BAPELING, Sawargi Tani, Sinar Pusaka, Sinar Tani
2, Sukatinggal dan Tani Sari.
C. Kelurahan Lengkongjaya
Pemetaan sosial penting untuk mengidentifikasi jenis kelembagaan yang
ada di wilayah Kelurahan Lengkongjaya untuk memahami dinamika sosial,
ekonomi, dan budaya (sistem kelembagaan dan individu), hal tersebut
dilakukan melalui penelitian lapangan dan pengumpulan data. Hasil dari
pemetaan sosial terdapat beberapa jenis kelembagaan yang berjalan di
Kelurahan Lengkongjaya digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan
dan rancangan model pemberdayaan tanah masyarakat yang selanjutnya

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-61
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

akan digunakan sebagai acuan untuk melakukan kegiatan pendampingan

pada responden Akses Reforma Agraria.


Sumber: Hasil Pemetaan Sosial Kelurahan Lengkongjaya, 2023
Gambar 2.50 Jenis Kelembagaan Kelurahan Lengkongjaya

Berdasarkan diagram diatas jenis kelembagaan yang terdapat di


Kelurahan Lengkongjaya yaitu Kelompok UMKM, Kelompok Tani, Karang
Taruna dan BUMDES. Kelompok tani di Kelurahan Lengkongjaya
berjumlah 5 yang terdiri dari Kelompok Tani Pananggungan, Tanjungpura
1, Tanjungpura 2, Citeras dan Sukatani. Terdapat 1 kelompok UMKM yaitu
Komunitas Bangkit Berkah Mandiri.
2.3.3.2 Kondisi Kelembagaan
Kelembagaan atau organisasi di pedesaan mempunyai tujuan dan
fungsi sebagai wadah partisipasi masyarakat dan penyalur aspirasi
masyarakat dalam berbagai aspek serta sebagai mitra pemerintah desa
sesuai dengan peraturan.
A. Desa Karyamekar
Desa Karyamekar belum mempunyai kelompok tani yang didirikan
langsung oleh desa tersebut. Keberadaan kelompok tani saat ini
merupakan kelompok tani yang berasal dari kelompok tani desa lain.
Sehingga dalam kepengurusannya tidak dijalankan di Desa Karyamekar
yang mengakibatkan segala sesuatu yang bersangkutan dengan kegiatan

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-62
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

kelompok tani tidak diketahui oleh responden di Desa Karyamekar, hal ini
menjadi penyebab kurangnya keikutsertaan responden terhadap kelompok
tani.
Berdasarkan hal tersebut maka bentuk program kegiatan yang
diharapkan dapat dilaksanakan di Desa Karyamekar merupakan kegiatan
pembentukan kelembagaan berupa kelembagaan kelompok tani dan
koperasi tani. Pembentukan kelompok tani dan koperasi tani disini untuk
mewadahi para petani yang ada di Desa Karyamekar, selain itu
dibentuknya kelompok serta koperasi tani diharapkan dapat membantu
dalam hal permodalan, pupuk, obat pertanian dan masalah pendistribusian
hasil pertanian.
B. Desa Padaawas
Pembentukan kelembagaan di Desa Padaawas dibentuk atas dasar
tujuan serta kepentingan hidup bersama masyarakat, Desa Padaawas
sudah memiliki tiga kelembagaan yang didirikan langsung oleh masyarakat
dan kelurahan tersebut. Kondisi kelembagaan di Desa Padaawas sudah ada
namun tugas pokok dan fungsinya belum berjalan dengan baik sehingga
kelembagaan di wilayah tersebut perlu adanya penguatan kelembagaan. Di
Desa Padaawas petani belum bisa memanfaatkan kartu tani untuk
melakukan transaksi di kios yang ditunjuk, sehingga perlu dirumuskan
kembali strategi implementasi bagi petani yang tergabung dalam kelompok
tani, selain itu belum terdapatnya kelembagaan petani yang berbadan
hukum.
Berdasarkan hal tersebut maka bentuk program kegiatan yang
diharapkan dapat dilaksanakan di Desa Padaawas merupakan kegiatan
pembentukan kelembagaan berupa kelembagaan koperasi tani.
Pembentukan koperasi tani disini untuk mewadahi kelompok tani yang ada
di Desa Padaawas, selain itu dibentuknya koperasi tani diharapkan dapat
membantu dalam hal permodalan, pupuk, obat pertanian dan masalah
pendistribusian hasil pertanian, sehingga seluruh masyarakat dapat

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-63
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

memanfaatkan keberadaan lembaga tersebut dan dapat menjalankan tugas


pokok dan fungsinya secara maksimal.

C. Kelurahan Lengkongjaya
Pembentukan kelembagaan di Kelurahan Lengkongjaya dibentuk atas
dasar tujuan serta kepentingan hidup bersama masyarakat, Kelurahan
Lengkongjaya sudah memiliki empat kelembagaan yang didirikan langsung
oleh masyarakat dan kelurahan tersebut. Kondisi kelembagaan di
Kelurahan Lengkongjaya sudah ada namun tugas pokok dan fungsinya
belum berjalan dengan baik sehingga kelembagaan di wilayah tersebut
perlu adanya penguatan kelembagaan. Di Kelurahan Lengkongjaya belum
terdapatnya kelembagaan yang berbadan hukum yang dapat mewadahi
kelompok atau pelaku UMKM di Kelurahan Lengkongjaya.
Bentuk program kegiatan yang diharapkan dapat dilaksanakan di
Kelurahan Lengkongjaya merupakan kegiatan penguatan kelembagaan
pertanian dan pembentukan kelembagaan koperasi UMKM. Pembentukan
koperasi disini untuk mewadahi kelompok UMKM dan tani yang ada di
Kelurahan Lengkongjaya, selain itu dibentuknya koperasi UMKM
diharapkan dapat membantu dalam hal permodalan dan masalah
pendistribusian hasil produk UMKM. Selain hal tersebut dibentuknya
koperasi ini dapat melebar ke sektor lain seperti pertanian, dimana
diharpakan koperasi ini pun dapat membantu para petani dalam hal
permodalan, pupuk, obat hingga masalah pendistribusian hasil tani
mereka.

2.3.4 Potret Pengalaman Pelaksanaan Program


Memuat informasi mengenai bantuan dan kegiatan pemberdayaan yang
sedang/pernah didapatkan baik dari pemerintah/swasta (jenis tahun
frekuensi dalam setahun)
A. Desa Karyamekar
Kegiatan pemberdayaan sempat diterima secara umum oleh masyarakat
di Desa Karyamekar, tepatnya kegiatan pemberdayaan dari pihak swasta

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-64
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

yaitu PT Starenergy berupa penanaman pohon durian yang ditanam pada


sepanjangan DAS Cimanuk di RW 03 sampai RW 07, pemberdayaan
tersebut dilaksanakan pada tahun 2017. Secara khusus subjek responden
Reforma Agraria di Desa Karyamekar belum pernah menerima bantuan
ataupun kegiatan terkait pemberdayaan, hal ini karena terbatasnya jumlah
kapasitas penerima bantuan atau kegiatan pemberdayaan tersebut, selain
itu juga mayoritas responden Reforma Agraria adalah penerima manfaat
redistribusi tanah sehingga sampai sejauh ini belum ada pengalaman
pelaksanaan program bantuan dan kegiatan pemberdayaan dari Dinas,
Lembaga maupun pihak Swasta.
B. Desa Padaawas
Kegiatan pemberdayaan sempat diterima secara umum oleh masyarakat
di Desa Padaawas, tepatnya kegiatan pemberdayaan dari Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Barat memberikan bantuan berupa bibit kayu mala,
bibit buah mangga, dan bibit buah nangka pada Tahun 2020 dan 2022,
selanjutnya pemberdayaan dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut berupa
bantuan pupuk Tahun 2021, pada Bulan Desember 2022 Dinas Peterakan
Kabupaten Garut memberikan bantuan Bibit Ikan Nila kepada masyarakat
yang memimiliki usaha pada sektor perikanan dan bantuan pemberdayaan
lainnya yaitu dari Dinas Sosial Kabupaten Garut berupa program stunting
yang dilaksanakan pada Tahun 2023. Secara khusus subjek responden
Reforma Agraria di Desa Padaawas belum pernah menerima bantuan
ataupun kegiatan terkait pemberdayaan, hal ini karena terbatasnya jumlah
kapasitas penerima bantuan atau kegiatan pemberdayaan tersebut, selain
itu juga mayoritas responden Reforma Agraria adalah penerima manfaat
redistribusi tanah sehingga sampai sejauh ini belum ada pengalaman
pelaksanaan program bantuan dan kegiatan pemberdayaan dari Dinas,
Lembaga maupun pihak Swasta.
C. Kelurahan Lengkongjaya
Kegiatan pemberdayaan sempat diterima secara umum oleh masyarakat
di Desa Lengkongjaya, tepatnya kegiatan dari Dinas Kesehatan dan Dinas

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-65
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Ketahanan Pangan Kabupaten Garut berupa program bantuan penurunan


stunting yang diberikan pada Tahun 2023 dan terdapat bantuan juga dari
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Garut berupa uang tunai untuk
masyarakat yang memiliki sektor usaha UMKM. Secara khusus subjek
responden Reforma Agraria di Kelurahan Lengkongjaya belum pernah
menerima bantuan ataupun kegiatan terkait pemberdayaan, hal ini karena
terbatasnya jumlah kapasitas penerima bantuan atau kegiatan
pemberdayaan tersebut, selain itu juga mayoritas responden Reforma
Agraria adalah penerima manfaat redistribusi tanah sehingga sampai
sejauh ini belum ada pengalaman pelaksanaan program bantuan dan
kegiatan pemberdayaan dari Dinas, Lembaga maupun pihak Swasta.
2.3.5 Permasalahan dan Kebutuhan Pengembangan Program
Memuat informasi mengenai kondisi dan permasalahan atas bantuan
dan kegiatan pendampingan yang pernah dan sedang dilaksanakan di lokasi
penanganan akses.
A. Desa Karyamekar
Bantuan yang diberikan PT Starenergy dan Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Garut, secara khusus subjek responden Reforma Agraria di
Desa Karyamekar belum pernah menerima bantuan ataupun kegiatan
terkait pemberdayaan, hal ini karena terbatasnya jumlah kapasitas
penerima bantuan atau kegiatan pemberdayaan tersebut, selain itu juga
mayoritas responden Rerforma Agraria adalah penerima Program
Redistribusi Tanah Tahun 2022 sehingga sampai sejauh ini belum ada
pengalaman pelaksanaan program bantuan dan kegiatan pemeberdayaan
dari Dinas, Lembaga maupun pihak Swasta. Oleh sebab itu tidak ada
informasi mengenai kondisi dan permasalahan atas bantuan dan juga
kegiatan pendampingan yang dapat diberikan.
B. Desa Padaawas
Bantuan yang diberikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Dinas
Peternakan Kabupaten Garut, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa
Barat dan Dinas Sosial Kabupaten Garut, secara khusus subjek responden

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-66
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Reforma Agraria di Desa Padaawas belum pernah menerima bantuan


ataupun kegiatan terkait pemberdayaan, hal ini karena terbatasnya jumlah
kapasitas penerima bantuan atau kegiatan pemberdayaan tersebut, selain
itu juga mayoritas responden Rerforma Agraria adalah penerima Program
Redistribusi Tanah Tahun 2020 sehingga sampai sejauh ini belum ada
pengalaman pelaksanaan program bantuan dan kegiatan pemeberdayaan
dari Dinas, Lembaga maupun pihak Swasta. Oleh sebab itu tidak ada
informasi mengenai kondisi dan permasalahan atas bantuan dan juga
kegiatan pendampingan yang dapat diberikan.
C. Kelurahan Lengkongjaya
Bantuan yang diberikan Dinas Kesehatan dan Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Garut dan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Garut, secara
khusus subjek responden Reforma Agraria di Kelurahan Lengkongjaya
belum pernah menerima bantuan ataupun kegiatan terkait pemberdayaan,
hal ini karena terbatasnya jumlah kapasitas penerima bantuan atau
kegiatan pemberdayaan tersebut, selain itu juga mayoritas responden
Rerforma Agraria adalah penerima Program Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) 2020 sehingga sampai sejauh ini belum ada pengalaman
pelaksanaan program bantuan dan kegiatan pemeberdayaan dari Dinas,
Lembaga maupun pihak Swasta. Oleh sebab itu tidak ada informasi
mengenai kondisi dan permasalahan atas bantuan dan juga kegiatan
pendampingan yang dapat diberikan.

2.3.6 Peta Stakeholder


Memuat informasi mengenai peta stakeholder yang berpotensi untuk
terlibat dalam kegiatan pendampingan dan peta tokoh masyarakat yang
berpotensi terlibat dalam pengorganisasian kegiatan pendampingan di tingkat
desa.
A. Desa Karyamekar
Stakeholder merupakan individu, kelompok atau institusi yang
berpengaruh terhadap usulan kebijakan atau hasil kebijakan (negatif
maupun positif). Dalam kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria ini

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-67
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

telah melibatkan berbagai stakeholder. Untuk lebih memahami faktor yang


berpengaruh terhadap kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria maka
akan dilakukan stakeholder mapping. Menurut WHO (2007) dalam Lembaga
Administrasi Negara (2017:113) menyebutkan bahwa Stakeholder Mapping
merupakan teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan
menilai kepentingan dari pihak-pihak kunci, kelompok, atau institusi yang
dapat mempengaruhi kesuksesan dari sebuah kegiatan termasuk
pemberdayaan masyarakat. Metode yang digunakan dalam Stakeholder
Mapping dalam kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria di Kantor
Pertanahan Kabupaten Garut adalah Power Versus Interest Grid, dimana
power berasal dari potensi stakeholder untuk mempengaruhi kebijakan
sedangkan interest seorang stakeholder terhadap sebuah kebijakan atau
proyek tertentu akan diukur melalui tingkat keaktifannya. Berikut ini
merupakan pemetaan stakeholder yang terlibat dalam kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria di Kabupaten Garut Tahun 2023.

Tabel 2.4 Analisis SWOT Stakeholder Desa Karyamekar

Kepentingan
Tinggi Rendah
Kantor Pertanahan Kabupaten Garut
Tinggi

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Dinas Kesehatan Kabupaten Garut


Garut Bank BRI
Pengaruh

Dinas Pertanian Kabupaten Garut


Rendah

Pelaku UMKM Perangkat Kelurahan (Lurah, Ketua


Petani RW) dan Tokoh Masyarakat

Sumber: Hasil Analisis, 2023


Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa stakeholder dalam
kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria di Kabupaten Garut berdasarkan
tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh dapat dibagi menjadi 4 kuadran
yaitu:

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-68
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

1. Stakeholder dengan tingkat kepentingan tinggi dan tingkat pengaruh


besar.
Untuk stakeholder dengan tingkat kuadran ini terdiri dari Kantor
Pertanahan Kabupaten Garut, Dinas Koperasi dan UKM, serta Dinas
Pertanian Kabupaten Garut. Stakeholder ini berpeluang menjadi pemangku
kepentingan yang paling berperan dengan kepentingan dan kekuatan yang
tinggi. Pasalnya, potensi yang berhasil ditemukenali berkaitan dengan
Perdagangan (UMKM) dan Pertanian, dimana kedua dinas tersebut yang
paling bertanggungjawab dalam pengembangan program dan kegiatan
yang ada di Kabupaten Garut.
2. Stakeholder dengan tingkat kepentingan tinggi dan tingkat pengaruh
kecil.
Stakeholder dengan kuadran tersebut terdiri dari Pelaku UMKM dan
petani. Stakeholder ini mempunyai kepentingan yang tinggi terhadap
keberhasilan kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria namun
pengaruh mereka tergolong kecil dalam kegiatan ini.
3. Stakeholder dengan tingkat kepentingan rendah dan tingkat pengaruh
besar.
Stakeholder ini diantaranya Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dan Bank
BRI. Stakeholder ini memiliki tingkat pengaruh besar terutama dalam
pemberian dana bantuan baik untuk pembangunan infrastruktur maupun
untuk pendampingan dan pelatihan SDM.
4. Stakeholder dengan tingkat kepentingan rendah dan tingkat pengaruh
kecil.
Stakeholder dengan tingkat kepentingan rendah dan tingkat pengaruh kecil
terdiri dari Perangkat Kelurahan (Lurah, Ketua RW) dan Tokoh
Masyarakat.
Upaya koordinasi diharapkan mampu dilakukan oleh seluruh pemangku
kepentingan yang terlibat dalam kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria Kabupaten Garut tahun 2023. Kantor Pertanahan Kabupaten

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-69
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Garut menjalankan fungsi pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan


pendampingan yang berjalan.

B. Desa Padaawas
Menurut WHO (2007) dalam Lembaga Administrasi Negara (2017:113)
menyebutkan bahwa Stakeholder Mapping merupakan teknik yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai kepentingan dari pihak-
pihak kunci, kelompok, atau institusi yang dapat mempengaruhi
kesuksesan dari sebuah kegiatan termasuk pemberdayaan masyarakat.
Metode yang digunakan dalam Stakeholder Mapping dalam kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria di Kantor Pertanahan Kabupaten Garut
adalah Power Versus Interest Grid, dimana power berasal dari potensi
stakeholder untuk mempengaruhi kebijakan sedangkan interest seorang
stakeholder terhadap sebuah kebijakan atau proyek tertentu akan diukur
melalui tingkat keaktifannya. Berikut ini merupakan pemetaan stakeholder
yang terlibat dalam kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria di
Kabupaten Garut Tahun 2023.
Tabel 2.5 Analisis SWOT Stakeholder Desa Padaawas

Kepentingan
Tinggi Rendah
Kantor Pertanahan Kabupaten Garut Dinas Lingkungan Hidup
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Dinas Sosial
Garut Bank BRI
Dinas Pertanian Kabupaten Garut PT. Indofood
Pengaruh
Tinggi

Dinas Perikanan dan Peternakan


Kabupaten Garut.

Petani Perangkat Kelurahan (Lurah, Ketua


Rendah

Kelompok Tani RW) dan Tokoh Masyarakat


Pelaku UMKM
Pembudidaya Ikan
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan bagan di atas dapat diketahui bahwa stakeholder dalam


kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria di Kabupaten Garut berdasarkan
tingkat kepentingan dan tingka pengaruh dapat dibagi menjadi 4 kuadran
yaitu:

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-70
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

1. Stakeholder dengan tingkat kepentingan tinggi dan tingkat pengaruh


besar.
Untuk stakeholder dengan tingkat kuadran ini terdiri dari Kantor
Pertanahan Kabupaten Garut, Dinas Koperasi dan UKM , Dinas Pertanian
dan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut. Stakeholder ini
berpeluang menjadi pemangku kepentingan yang paling berperan dengan
kepentingan dan kekuatan yang tinggi. Pasalnya, potensi yang berhasil
ditemukenali berkaitan dengan Perdagangan (UMKM), Pertanian dan
Pembudidya Perikanan dimana dinas tersebut yang paling
bertanggungjawab dalam pengembangannya di Kabupaten Garut.
2. Stakeholder dengan tingkat kepentingan tinggi dan tingkat pengaruh
kecil.
Stakeholder dengan kuadran tersebut terdiri dari Petani, Kelompok Tani,
Pelaku UMKM dan Pembudidaya Ikan. Stakeholder ini mempunyai
kepentingan yang tinggi terhadap keberhasilan kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria namun pengaruh mereka tergolong kecil dalam kegiatan
ini.
3. Stakeholder dengan tingkat kepentingan rendah dan tingkat pengaruh
besar.
Stakeholder ini diantaranya Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sosial, Bank
BRI dan PT. Indofood. Stakeholder ini tingkat pengaruh besar terutama
dalam pemberian dana bantuan baik untuk pembangunan infrastruktur
maupun untuk pendampingan dan pelatihan SDM.
4. Stakeholder dengan tingkat kepentingan rendah dan tingkat pengaruh
kecil.
Stakeholder dengan tingkat kepentingan rendah dan tingkat pengaruh kecil
terdiri dari Perangkat Kelurahan (Lurah, Ketua RW) dan Tokoh
Masyarakat.
Upaya koordinasi diharapkan mampu dilakukan oleh seluruh pemangku
kepentingan yang terlibat dalam kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria Kabupaten Garut tahun 2023. Kantor Pertanahan Kabupaten

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-71
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Garut menjalankan fungsi pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan


pendampingan yang berjalan
C. Kelurahan Lengkongjaya
Menurut WHO (2007) dalam Lembaga Administrasi Negara (2017:113)
menyebutkan bahwa Stakeholder Mapping merupakan teknik yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai kepentingan dari pihak-
pihak kunci, kelompok, atau institusi yang dapat mempengaruhi
kesuksesan dari sebuah kegiatan termasuk pemberdayaan masyarakat.
Metode yang digunakan dalam Stakeholder Mapping dalam kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria di Kantor Pertanahan Kabupaten Garut
adalah Power Versus Interest Grid, dimana power berasal dari potensi
stakeholder untuk mempengaruhi kebijakan sedangkan interest seorang
stakeholder terhadap sebuah kebijakan atau proyek tertentu akan diukur
melalui tingkat keaktifannya. Berikut ini merupakan pemetaan stakeholder
yang terlibat dalam kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria di
Kabupaten Garut Tahun 2023.

Tabel 2.6 Analisis SWOT Stakeholder Kelurahan Lengkongjaya

Kepentingan
Tinggi Rendah
Kantor Pertanahan Kabupaten Garut Dinas Lingkungan Hidup
Dinas Pertanian Kabupaten Garut Bank BRI
Tinggi

PT. Star Energi


Pengaruh

Petani Perangkat Kelurahan (Lurah, Ketua


Rendah

Kelompok Tani Hutan RW) dan Tokoh Masyarakat


Kelompok Wanita Tani

Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan bagan di atas dapat diketahui bahwa stakeholder dalam


kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria di Kabupaten Garut berdasarkan
tingkat kepentingan dan tingka pengaruh dapat dibagi menjadi 4 kuadran
yaitu:

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-72
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

1. Stakeholder dengan tingkat kepentingan tinggi dan tingkat pengaruh


besar.
Untuk stakeholder dengan tingkat kuadran ini terdiri dari Kantor
Pertanahan Kabupaten Garut dan Dinas Pertanian Kabupaten Garut.
Stakeholder ini berpeluang menjadi pemangku kepentingan yang paling
berperan dengan kepentingan dan kekuatan yang tinggi. Pasalnya, potensi
yang berhasil ditemukenali berkaitan dengan Pertanian dimana dinas
tersebut yang paling bertanggungjawab dalam pengembangannya di
Kabupaten Garut.
2. Stakeholder dengan tingkat kepentingan tinggi dan tingkat pengaruh
kecil.
Stakeholder dengan kuadran tersebut terdiri dari Petani, Kelompok Tani
Hutan, dan Kelompok Wanita Tani. Stakeholder ini mempunyai
kepentingan yang tinggi terhadap keberhasilan kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria namun pengaruh mereka tergolong kecil dalam kegiatan
ini.
3. Stakeholder dengan tingkat kepentingan rendah dan tingkat pengaruh
besar.
Stakeholder ini diantaranya Dinas Lingkungan Hidup, Bank BRI, dan PT
Star Energi. Stakeholder ini tingkat pengaruh besar terutama dalam
pemberian dana bantuan baik untuk pembangunan infrastruktur maupun
untuk pendampingan dan pelatihan SDM.
4. Stakeholder dengan tingkat kepentingan rendah dan tingkat pengaruh
kecil.
Stakeholder dengan tingkat kepentingan rendah dan tingkat pengaruh kecil
terdiri dari Perangkat Kelurahan (Lurah, Ketua RW) dan Tokoh
Masyarakat.
Upaya koordinasi diharapkan mampu dilakukan oleh seluruh pemangku
kepentingan yang terlibat dalam kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria Kabupaten Garut tahun 2023. Kantor Pertanahan Kabupaten

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-73
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Garut menjalankan fungsi pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan


pendampingan yang berjalan.

2.3.7 Pembelajaran Pelaksanaan Program


Memuat informasi mengenai pembelajaran terbaik dan pengalaman-
pengalaman dari pemberian bantuan maupun kegiatan pemberdayaan dari
berbagai instansi terkait. Di samping itu, sub-bab ini juga dapat memuat
informasi mengenai perencanaan serta upaya-upaya yang diperlukan untuk
persiapan pembentukan/penguatan kelembagaan dan pengembangan usaha
serta akses pemasaran.
A. Desa Karyamekar
Minimnya informasi mengenai pembelajaran dan pengalaman dari
pemberian bantuan maupun kegiatan pemberdayaan dari berbagai instansi
terkait dikarenakan belum adanya kegiatan pemberdayaan yang pernah di
terima oleh responden Reforma Agraria. Namun berdasarkan dilihat dari
hasil wawancara yang telah dilakukan dengan responden Reforma Agraria
di Desa Karyamekar, untuk kegiatan pemberdayaan dapat dilakukan
pendampingan dalam pembentukan kelembagaan berupa kelompok tani.
Hal tersebut dikarenakan Desa Karyamekar belum mempunyai kelompok
tani yang didirikan langsung oleh desa tersebut. Keberadaan kelompok tani
saat ini merupakan kelompok tani yang berasal dari kelompok tani desa
lain, sehingga dalam kepengurusannya tidak dijalankan di Desa
Karyamekar yang mengakibatkan segala hal yang terkait dengan kegiatan
kelompok tani tidak diketahui oleh responden di Desa Karyamekar, hal
tersebut menjadi penyebab kurangnya keikutsertaan responden terhadap
kelompok tani. Kelembagaan yang belum berjalan di Desa Karyamekar
dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan dan rancangan
model pemberdayaan tanah masyarakat yang selanjutnya akan digunakan
sebagai acuan untuk melakukan kegiatan pendampingan pada responden
akses reforma agraria.
B. Desa Padaawas

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-74
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Minimnya informasi mengenai pembelajaran dan pengalaman dari


pemberian bantuan maupun kegiatan pemberdayaan dari berbagai instansi
terkait dikarenakan belum adanya kegiatan pemberdayaan yang pernah di
terima oleh responden Reforma Agraria. Namun berdasarkan dari hasil
wawancara serta hasil diskusi dengan tokoh desa, bentuk program kegiatan
yang diharapkan dapat dilaksanakan di Desa Padaawas merupakan
kegiatan pembentukan kelembagaan berupa kelembagaan koperasi.
Pembentukan koperasi disini untuk mewadahi kelompok tani yang ada di
Desa Padaawas, selain itu dibentuknya koperasi tani diharapkan dapat
membantu dalam hal permodalan, pupuk, obat pertanian dan masalah
pendistribusian hasil pertanian. Selain hal tersebut dibentuknya koperasi
ini dapat melebar ke sektor lain seperti umkm, dimana diharpakan
koperasi ini pun dapat membantu para pelaku umkm yang ada di Desa
Padaawas.
C. Kelurahan Lengkongjaya
Minimnya informasi mengenai pembelajaran dan pengalaman dari
pemberian bantuan maupun kegiatan pemberdayaan dari berbagai instansi
terkait dikarenakan belum adanya kegiatan pemberdayaan yang pernah di
terima oleh responden Reforma Agraria, namun berdasarkan dari hasil
wawancara serta hasil diskusi bersama Ketua RW di Kelurahan
Lengkongjaya, bentuk program kegiatan yang diharapkan dapat
dilaksanakan di Kelurahan Lengkongjaya merupakan kegiatan penguatan
kelembagaan pertanian dan pembentukan kelembagaan koperasi.
Pembentukan koperasi disini untuk mewadahi kelompok UMKM dan tani
yang ada di Kelurahan Lengkongjaya, selain itu dibentuknya koperasi
UMKM diharapkan dapat membantu dalam hal permodalan dan masalah
pendistribusian hasil produk UMKM. Selain hal tersebut dibentuknya
koperasi ini dapat melebar ke sektor lain seperti pertanian, dimana
diharpakan koperasi ini pun dapat membantu para petani dalam hal
permodalan, pupuk, obat hingga masalah pendistribusian hasil tani
mereka.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-75
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

2.4 Penyusunan Model Pemberdayaan


Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Model Pemberdayaan
Akses Reforma Agraria merupakan suatu rangkaian pendekatan yang dipakai
sebagai strategi intervensi pemberdayaan berdasarkan analisis pemetaan
sosial, analisis permasalahan, analisis potensi, analisis situasi dan arah
kebutuhan yang akan menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan tanah
masyarakat. FGD tersebut dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 12 Juni
2023 di Aula Kantor Pertanahan Kabupaten Garut yang dihadiri oleh:
 Kepala Bidang Sarana Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan
Perkebunan pada Dinas Pertanian;
 Kepala Bidang Pengembangan Usaha Koperasi dan Usaha Mikro pada
Dinas Koperasi dan UKM;
 Kepala Bidang Pemerintahan Desa pada Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa;
 Kepala Bidang Pemberdayaan Koperasi pada Dinas Koperasi dan UKM;
 Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian pada Dinas Pertanian;
 Kepala Bidang Kelembagaan pada Dinas Koperasi dan UKM;
 Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Garut;
 Koordinator Sub Penata Gunaan Tanah pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Garut;
 Koordinator Sub Landreform dan Pemberdayaan Tanah Masyarakat
pada Kantor Pertanahan Kabupaten Garut;
 Kepala Desa Karyamekar Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut;
 Kepala Desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut dan
 Kepala Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan Kabupaten
Garut.
Adapun beberapa hal yang dibahas dalam Focus Group Discussion,
meliputi:

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-76
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

1. Hasil olahan data pemetaan sosial berdasarkan analisis SWOT di Desa


Padaawas dan Karyamekar Kecamatan Pasirwangi serta Keluarahan
Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan meliputi potret kesejahteraan,
potret sebaran dan produktivitas sektor ekonomi serta potensi yang ada
di desa-desa tersebut.
2. Rencana konsep model pemberdayaan yang dipakai yaitu:
 Model Pertanian Korporasi dipilih karena model tersebut sesuai dengan
kebutuhan di Desa Karyamekar dan Padaawas karena sesuai dengan
kebutuhannya yaitu belum terdapatnya kelembagaan petani yang
berbadan hukum sehingga perlu penguatan kelembagaan dan
pembentukan kelompok tani.
 Model Pertanian Korporasi dan Pengembangan UMKM Terintegrasi
Melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) dipilih karena model
tersebut sesuai dengan kebutuhannya yaitu belum terdapatnya
kelembagaan yang berbadan hukum yang dapat mewadahi kelompok
atau pelaku UMKM di Keluarahan Lengkongjaya dan penguatan
kelembagaan pertanian.
3. Rencana aksi Penanganan Akses Reforma Agraria di Kabupaten Garut
telah disepakati oleh Stakeholder terkait yang mana membahas program
yang dibutuhkan subjek Akses Reforma Agraria untuk 3 tahun kedepan,
adapun evidence rencana aksi Penanganan Akses Reforma Agraria dapat
dilihat pada Lampiran 2.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-77
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Gambar 2.51 Undangan Focus Group Disscusion


Penyusunan Model Pemberdayaan

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-78
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Gambar 2.52 Daftar Hadir Kegiatan Focus Group Discussion


Penyusunan Model Pemberdayaan

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-79
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Gambar 2.53 Dokumentasi Focus Group Discussion


Penyusunan Model Pemberdayaan

2.5 Penyusunan Data Penerima Akses Reforma Agraria


Tahap akhir pelaksanaan kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria
adalah penyusunan penerima akses Reforma Agraria serta ditindaklanjuti
dengan penyusunan arahan dan program melalui rapat di Kantor Pertanahan
sesuai dengan DIPA Kantor Pertanahan masing-masing dengan melibatkan
stakeholder terkait. Pelaporan kegiatan penanganan akses Reforma Agraria
disusun dalam bentuk rekapitulasi data dengan penyajian data yang terisi

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-80
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

dalam Aplikasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat termasuk lampiran berupa


Data Arahan dan Program. Berikut merupakan evidence dalam kegiatan
Penyusunan Data Penerima Akses Reforma Agraria Kantor Pertanahan
Kabupaten Garut Tahun 2023.

Adapun beberapa hal yang dibahas dalam Rapat Penyusunan Data


Penerima Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun 1 Kabupaten Garut,
meliputi:
1. Pembahasan laporan akhir pelaksanaan kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria yang dilaksanakan di Kantor Pertanahan selama 1
(satu) tahun anggaran.
2. Rencana Tindak Lanjut di Desa Karyamekar dan Desa Padaawas
Kecamatan Pasirwangi
 Penguatan kelembangaan kelompok wanita tani dan kelompok
tani;
 Membentuk gabungan kelompok tani dan koperasi tani;
 Pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran hasil
pertanian, UMKM Madu Hutan dan Pariwisata;
 Pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran hasil
pertanian dan UMKM Sale Pisang;
 Pengembangan sumberdaya manusia mengenai manajemen
pariwisata dan pelatihan pengelolaan sampah dan
 Fasilitasi akses permodalan.
3. Rencana Tindak Lanjut di Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan
Karangpawitan
 Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani;
 Pembentuka koperasi tani dan koperasi UMKM;
 Pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran hasil
pertanian, UMKM keripik singkong dan pengrajin kulit dan
 Fasilitasi akses permodalan.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-81
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Notulensi Penyusunan Data Penerima Akses Reforma Agraria dapat dilihat

pada Lampiran 4.

Gambar 2.54 Dokumentasi Kegiatan Penyusunan Data Penerima


Akses Reforma Agraria

2.6 Infografik
Inforgafik kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria berisikan tentang
informasi – informasi singkat mengenai Lokasi Desa dalam Penanganan Akses
Reforma Agraria serta kegiatan yang telah dilakukan dan jumlah target subjek
pemberdayaan dan kegiatan pendampingan yang sudah dilaksanakan. Berikut
merupakan infografik Desa dalam Penanganan Akses Reforma Agraria.

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-82
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Gambar 2.55 Infografik Penanganan Akses Reforma Agraria


Kabupaten Garut

LAPORAN AKHIR
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
2-83

Anda mungkin juga menyukai