Anda di halaman 1dari 3

Wayang Potehi: Cinta yang Pupus

Adegan 1: Pertunjukan Wayang

Latar: Panggung wayang dengan dalang yang memasukkan tangannya ke dalam kantong dan
menggerakkan boneka wayang. Musik gembreng dan tambur dipukul diiringi gesekan rebab
yang melengking menyayat telinga. Penonton bersorak-sorai.

Dalang: (menggerakkan wayang) Lakon yang mengangkat novel See Yu Ki, Journey to The West,
telah dibuka. Tokoh kera sakti bergerak lincah, meloncat ke sana-kemari. Bunyi ”trok-trok” dari
Piak-kou membuat suasana jadi meriah.

Penonton: (bertepuk tangan) Bravo!

Adegan 2: Pertemuan di Beranda Kos

Latar: Beranda kos dengan sinar mentari yang menembus hujan. Penjual bakmi keliling melewati
depan kos setelah Isya. Mei Wang dan Joko Sudiro duduk di beranda, masing-masing membaca
buku.

Joko Sudiro: (menunggu sambil melihat Mei Wang) Aku masih bersarung dan berpeci. Tak mau
ganti baju, takut keburu penjual bakmi itu pergi.

Mei Wang: (tertunduk membaca) Suara Piak-kou selalu kita tunggu. Esoknya aku bersiasat. Aku
ingin berkenalan denganmu!

Joko Sudiro: (berdebar, melangkah ke luar pagar) Aku ingin berkenalan denganmu!

Mei Wang: (ragu) Tanganmu telah menyentuh pintu pagar tapi lantas terdiam.
Adegan 3: Pertemuan dengan Penjual Bakmi

Latar: Penjual bakmi keliling dan Mei Wang berdiri di halaman kos. Mei Wang sedang membaca.

Penjual Bakmi: (mengulurkan tangan) Ayo pada kenalan. Sudah pada kenal belum?

Mei Wang: (mengulurkan tangan dengan malu-malu) Mei Wang.

Joko Sudiro: (terkejut dan senang) Mei Wang...

Penjual Bakmi: (tawa) Hore!

Adegan 4: Pertemuan di Beranda Kos

Latar: Beranda kos dengan sinar merkuri yang menunduk di tepi jalan. Mei Wang dan Joko
Sudiro duduk bersama.

Mei Wang: (tersenyum) Wajah berlianmu makin berkilau oleh cahaya merkuri.

Joko Sudiro: (merasa bahagia) Hatiku jadi hangat, penuh suka cita.

Mei Wang: (menundukkan kepala) Joko Sudiro...

Adegan 5: Pertemuan Terakhir di Pertunjukan Wayang Potehi

Latar: Panggung pertunjukan wayang potehi dengan penonton yang hening. Mei Wang dan Joko
Sudiro menatap satu sama lain.
Mei Wang: (mata berbinar) Joko Sudiro...

Joko Sudiro: (terkejut) Mei Wang...

Mei Wang: (air mata jatuh) Tubuhku bergetar hebat!

Penonton: (mengikuti emosi) Terharu oleh pertemuan mereka yang tak terduga.

Anda mungkin juga menyukai