Anda di halaman 1dari 15

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK KORBAN PERKOSAAN YANG

MELAKUKAN ABORSI
KERANGKA KONSEPTUAL
1. Konsep Perlindungan Hukum :
a. Definisi dan ruang lingkup perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang
melakukan aborsi
b. Peran hukum dalam melindungi hak-hak anak korban perkosaan
2. Konsep Perlindungan Anak
a. Konvensi Hak Anak dan hak-hak yang harus dilindungi bagi anak korban perkosaan
b. Prinsip-prinsip dasar perlindungan anak dalam konteks kasus aborsi
3. Konsep Korban Perkosaan Anak
a. Karakteristik khusus korban perkosaan anak
b.Dampak psikologis dan emosional yang dihadapi anak korban perkosaan
4. Konsep Aborsi
a. Definisi aborsi dan perspektif hukum terhadap aborsi
b. Penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi anak korban perkosaan dalam
mengambil keputusan aborsi
5. Perlindungan Hukum bagi Anak Korban Perkosaan yang Melakukan Aborsi
a. Penelusuran regulasi dan instrumen hukum yang ada terkait perlindungan hukum bagi
anak korban perkosaan yang melakukan aborsi
b. Evaluasi terhadap efektivitas dan kecukupan perlindungan hukum yang ada
6. Tinjauan Terhadap Kasus-kasus Aborsi Anak Korban Perkosaan
a. Pendekatan studi kasus terhadap beberapa kasus aborsi anak korban perkosaan
b. Analisis tentang bagaimana perlindungan hukum diterapkan dalam kasus-kasus
tersebut

7. Rekomendasi Perlindungan Hukum yang Lebih Baik


a. Identifikasi kelemahan dan kekurangan dalam perlindungan hukum yang ada
b. Memberikan rekomendasi konkrit untuk meningkatkan kebijakan dan praktik
perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi
8. Implementasi dan Dampak Lebih Lanjut
a. Tinjauan tentang implementasi rekomendasi yang diberikan
b. Dampak dari perbaikan perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang
melakukan aborsi pada pemulihan dan kesejahteraan mereka.

KERANGKA TEORITIS
1. Teori Perlindungan Hukum
a. Pengertian dan konsep dasar perlindungan hukum
b. Prinsip-prinsip dasar perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan
c. Teori-teori yang relevan dalam konteks perlindungan hukum bagi anak korban
perkosaan
2. Teori Korban Perkosaan
a. Pengertian dan karakteristik korban perkosaan
b. Teori trauma dan psikologi korban perkosaan
c. Dampak hukum dalam pemulihan dan rehabilitasi korban perkosaan anak
3. Teori Hak Anak
a. Konvensi Hak Anak sebagai instrumen perlindungan anak
b. Hak-hak yang harus dilindungi bagi anak korban perkosaan
c. Prinsip-prinsip dan pendekatan dalam melindungi hak anak korban perkosaan
4. Teori Aborsi
a. Perspektif hukum dan etika tentang aborsi
b. Argumentasi pro dan kontra terkait aborsi
c. Regulasi dan kebijakan terkait aborsi di berbagai negara
5. Teori Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas
a. Hak reproduksi sebagai bagian dari hak asasi manusia dan anak
b. Kesehatan reproduksi dan seksualitas anak korban perkosaan
c. Hubungan antara perlindungan hukum dan kesehatan reproduksi anak korban
perkosaan yang melakukan aborsi
6. Teori Gender dan Kekerasan Seksual
a. Perspektif gender dalam kekerasan seksual dan perlindungan anak korban perkosaan
b. Penyeimbangan antara perlindungan hukum dan stereotipe gender dalam kasus anak
korban perkosaan yang melakukan aborsi
7. Teori Implementasi Kebijakan Publik
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan perlindungan anak
korban perkosaan yang melakukan aborsI
b. Strategi dan pendekatan dalam implementasi kebijakan perlindungan hukum bagi
anak korban perkosaan
8. Teori Sistem Hukum dan Peradilan
a. Peran sistem hukum dan peradilan dalam memastikan perlindungan hukum bagi
anak korban perkosaan yang melakukan aborsi
b. Tantangan dan kendala dalam mengadili kasus perkosaan anak dan aborsi

KERANGKA ALUR PIKIR


1. Pendahuluan
a. Latar belakang
b. Perumusan masalah
c. Tujuan penelitian
d. Keberhasilan dan kebermaknaan penelitian
2. Tinjauan Literatur
a. Konsep perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan
b. Konvensi Hak Anak dan hak-hak yang harus dilindungi bagi anak korban perkosaan
c. Karakteristik khusus korban perkosaan anak
d. Definisi aborsi dan perspektif hukum terhadap aborsi
e. Penelusuran regulasi dan instrumen hukum yang ada terkait perlindungan hukum
bagi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi
3. Metodologi Penelitian
a. Pendekatan penelitian yang digunakan (kualitatif/kuantitatif)
b. Rancangan penelitian yang akan dilakukan (studi kasus, analisis kebijakan,
survey, dll.)
c. Teknik pengumpulan data (wawancara, observasi, analisis dokumen, dll.
d. Populasi dan sampel penelitian
e. Analisis data yang akan dilakukan
4. Analisis Data
a. Pengolahan data yang diperoleh sesuai dengan pendekatan penelitian
b. Interpretasi dan analisis temuan yang relevan dengan perlindungan hukum bagi
anak korban perkosaan yang melakukan aborsi
5. Hasil Penelitian
a. Temuan utama dalam penelitian
b. Hubungan temuan dengan landasan teori yang telah dikaji
c. Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
6. Rekomendasi
a. Rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan perlindungan hukum bagi anak
korban perkosaan yang melakukan aborsi
b. Rekomendasi praktik dan intervensi yang dapat dilakukan dalam upaya
perlindungan hukum yang lebih efektif dan komprehensif
7. Kesimpulan
a. Pernyataan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan
b.Implikasi penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan, kebijakan, dan
praktik
8. Daftar Pustaka
PROBLEMATIKA FILSAFATI
1. Mengapa diperlukan perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan
aborsi?
2. Bagaimana justifikasi etis terkait perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang
melakukan aborsi?
3. Bagaimana konsep hak asasi manusia berperan dalam menentukan perlindungan hukum
bagi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi?
4. Bagaimana pandangan filsafat agama terkait aborsi dan perlindungan hukum bagi anak
korban perkosaan?
PROBLEM YURIDIS
1. Bagaimana status hukum aborsi dalam sistem hukum negara yang relevan dengan
penelitian?
2. Apa perbedaan dalam pengaturan hukum terkait aborsi antara berbagai negara yang
mungkin menjadi perbandingan dalam penelitian?
3. Bagaimana interpretasi dan implementasi hukum yang ada terkait perlindungan hukum
bagi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi?
PROBLEM TEORITIS
1. Apakah terdapat teori hukum yang dapat digunakan untuk merumuskan perlindungan
hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi?
2. Bagaimana implikasi teori perlindungan hukum dan teori aborsi terhadap pemahaman
dan implementasi perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan?
3. Bagaimana teori gender dan kekerasan seksual berperan dalam pemahaman
perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi?
PROBLEM SOSIOLOGIS
1. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap aborsi dan perlindungan hukum bagi anak
korban perkosaan?
2. Bagaimana dinamika sosial dan politik mempengaruhi perlindungan hukum bagi anak
korban perkosaan yang melakukan aborsi?
3. Bagaimana faktor sosial dan budaya memengaruhi persepsi dan tanggapan terhadap
anak korban perkosaan yang melakukan aborsi?

NOVELTI
Disertasi ini mencoba untuk mengeksplorasi dan menganalisis secara komprehensif
perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi. Hal ini
dikarenakan aborsi sering kali menjadi isu sensitif dan kontroversial dalam masyarakat,
termasuk dalam kasus-kasus yang melibatkan anak korban perkosaan. Oleh karena itu,
disertasi ini bertujuan untuk memberikan kontribusi pada pemikiran hukum dan perlindungan
hak asasi manusia, terutama dalam hal jaminan perlindungan hukum yang adil dan sesuai
untuk anak korban perkosaan yang memilih melakukan aborsi.
1. Pemilihan fokus pada anak korban perkosaan: Melalui fokus pada anak korban perkosaan,
disertasi ini menekankan perlindungan khusus yang diperlukan bagi kelompok yang lebih
rentan dalam situasi ini. Hal ini merupakan kontribusi penting dalam memperdalam
pemahaman perlindungan hukum dan perlindungan hak asasi manusia.
2. Pendekatan filsafat, hukum, dan sosiologi: Disertasi ini akan menggunakan pendekatan
multidisiplin untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam melakukan analisis terhadap
perlindungan hukum, disertasi ini akan melibatkan perspektif filsafat, hukum, dan
sosiologi untuk memahami kompleksitas isu ini.
3. Kontribusi pada pengembangan kebijakan: Dalam rangka memberikan kontribusi nyata,
disertasi ini akan memberikan rekomendasi kebijakan yang relevan untuk meningkatkan
perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi. Hal ini
diharapkan akan membantu pemerintah dan stakeholder terkait dalam mengembangkan
kebijakan yang lebih baik dan lebih melindungi hak-hak anak korban perkosaan.

Dengan pendekatan interdisipliner dan pemilihan fokus yang spesifik, disertasi ini
diharapkan akan memberikan kontribusi orisinal dan novel pada bidang perlindungan
hukum, perlindungan hak asasi manusia, dan kebijakan terkait anak korban perkosaan
yang melakukan aborsi.
RUMUSAN MASALAH
1. Hakikat aborsi yang dilegalkan melibatkan berbagai perspektif dan teori yang dapat
digunakan untuk merumuskan masalah dalam konteks ini. Berikut adalah beberapa teori
yang dapat menjadi dasar untuk merumuskan masalah hakikat aborsi yang dilegalkan:
a. Etika:
 Etika Utilitarian: Aborsi dapat dilihat dari sudut pandang konsekuensialisme, di
mana tindakan aborsi dievaluasi berdasarkan dampaknya terhadap kesejahteraan
individu dan masyarakat secara keseluruhan.
 Etika Deontologis: Dalam kerangka ini, aborsi dapat dilihat sebagai pertanyaan
mengenai kewajiban moral dan prinsip yang terlibat dalam menghormati hak asasi
manusia dan martabat manusia.

b. Hak Asasi Manusia:


 Hak Reproduksi: Aborsi dapat dipandang sebagai bagian dari hak reproduksi yang
melibatkan hak individu untuk mengendalikan tubuh mereka sendiri, termasuk
keputusan yang berkaitan dengan kehamilan dan aborsi.
 Hak Hidup: Kontroversi timbul ketika hak hidup janin bertentangan dengan hak
otonomi dan kehidupan wanita hamil.
c. Perspektif Psikologis dan Kesehatan:
 Psikologi Perkembangan: Fokus pada pengaruh aborsi terhadap kesejahteraan
psikologis janin dan wanita hamil.
 Perspektif Kesehatan: Melibatkan pertimbangan konsekuensi fisik dan mental dari
aborsi yang dilegalkan bagi wanita serta akses pelayanan kesehatan yang aman.
d. Perspektif Sosial dan Budaya:
 Perspektif Feminis: Menekankan pentingnya otonomi dan kebebasan wanita dalam
membuat keputusan tentang tubuh mereka sendiri.
 Perspektif Agama dan Moral: Kontroversi timbul ketika keyakinan agama dan
prinsip moral bertentangan dengan legalisasi aborsi.
2. Bagaimana hukum melindungi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi

a. Hak Asasi Manusia:


 Hak Kesehatan: Hukum dapat melindungi hak kesehatan psikis dan fisik anak
korban perkosaan yang memilih untuk melakukan aborsi.
 Hak Privasi: Perlindungan privasi dan kerahasiaan identitas anak korban perkosaan
dapat dipertimbangkan dalam hukum yang mengatur aborsi.
b. Etika:
 Etika Feminis: Hukum yang melindungi anak korban perkosaan yang melakukan
aborsi dapat dilihat sebagai wujud dari solidaritas dan keadilan terhadap wanita dalam
situasi traumatis.
 Etika Pendidikan dan Perlindungan Anak: Melibatkan pertimbangan tentang
kesejahteraan anak, perlindungan mereka dari trauma dan stigmatisasi, serta akses ke
pendidikan dan layanan kesehatan yang aman dan mendukung.
c. Hukum Pidana:
 Ketentuan Perlindungan Korban: Hukum pidana dapat memiliki ketentuan yang
melindungi anak korban perkosaan dari tindakan pemaksaan atau pengekangan untuk
menjalani kehamilan yang tidak diinginkan.
 Keberatan Moral: Dalam beberapa yurisdiksi, hukum dapat menyediakan
pengecualian atau pembatasan pada kasus aborsi untuk anak-anak korban perkosaan.
d. Sistem Peradilan:
 Pendampingan Hukum: Anak korban perkosaan bisa mendapatkan pendampingan
hukum yang memastikan hak-hak mereka terlindungi dalam proses hukum yang
berkaitan dengan aborsi.
 Sandi Perlindungan: Perlindungan terhadap identitas anak korban perkosaan dan
penegakan hukum terhadap pelaku merupakan aspek penting dalam sistem peradilan
yang efektif.
Penting untuk dicatat bahwa perspektif dan pendekatan hukum dalam kasus seperti ini
bervariasi di seluruh negara dan yurisdiksi. Merumuskan masalah terkait perlindungan
hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi akan melibatkan eksplorasi lebih
lanjut terhadap teori-teori ini, serta pemahaman terhadap peraturan hukum yang berlaku
dalam konteks spesifik.
3. Merumuskan masalah terkait apakah hukum kedepan akan terus mempertahankan
penjatuhan pidana untuk anak korban perkosaan yang melakukan aborsi?
a. Perubahan Nilai Sosial:
 Perkembangan Nilai Kesetaraan: Jika nilai-nilai kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan semakin diterima dan dipahami, maka kemungkinan hukum akan
mengakui hak anak korban perkosaan untuk melakukan aborsi tanpa penjatuhan
pidana mungkin meningkat.
 Pengakuan Kesejahteraan Anak: Jika kesadaran akan perlunya melindungi
kesejahteraan mental dan fisik anak korban perkosaan menjadi prioritas, hukum
mungkin berubah untuk menghilangkan penjatuhan pidana bagi mereka yang
memilih aborsi.
b. Perkembangan Hukum dan Kebijakan:
 Pengakuan Hak Reproduksi: Aspek hak asasi manusia dapat terus berkembang,
termasuk pengakuan hak reproduksi bagi anak korban perkosaan untuk
mengambil keputusan terkait aborsi tanpa penjatuhan pidana.
 Reformasi Hukum Aborsi: Perubahan dalam peraturan dan kebijakan mengenai
aborsi bisa saja terjadi di masa depan, dengan fokus pada melindungi anak
korban perkosaan dan memberikan akses yang lebih mudah dan aman atas
layanan aborsi.
c. Pendekatan Restoratif:
 Pendekatan Keselamatan dan Dukungan: Hukum dapat beralih dari
penjatuhan pidana menjadi pendekatan yang lebih berorientasi pada pemulihan
dan pemulihan anak korban perkosaan, yang memprioritaskan akses ke layanan
kesehatan dan dukungan psikososial.
d. Penelitian dan Advokasi:
 Temuan Ilmiah: Penelitian tentang dampak trauma pada anak korban perkosaan
yang memilih untuk melakukan aborsi dapat mempengaruhi perubahan hukum di
masa depan.
 Gerakan Advokasi: Munculnya gerakan advokasi yang memperjuangkan hak
anak korban perkosaan untuk memilih aborsi tanpa penjatuhan pidana dapat
mempengaruhi opini publik dan perubahan hukum.
Perlu dicatat bahwa perkembangan hukum bergantung pada konteks sosial, budaya, dan
politik di setiap negara atau yurisdiksi.

KESIMPULAN
1. Perlindungan hukum yang baik bagi anak korban perkosaan yang memilih untuk
melakukan aborsi sangat penting. Anak korban perkosaan tidak boleh dikenakan
penjatuhan pidana karena memilih aborsi, mengingat kondisi traumatis yang mereka
alami.
2. Perubahan dalam nilai dan kesadaran sosial tentang hak asasi manusia dan kesetaraan
gender dapat mempengaruhi perubahan dalam hukum terkait aborsi. Pengakuan hak
reproduksi anak korban perkosaan harus menjadi prioritas bagi pengambilan keputusan
hukum kedepan.
3. Pendekatan yang lebih restoratif dan berorientasi pada pemulihan serta dukungan anak
korban perkosaan sangat penting dalam konteks perlindungan hukum. Hukum harus
memastikan akses mudah dan aman terhadap layanan kesehatan dan dukungan psikososial
bagi mereka yang memilih aborsi.
4. Penelitian lebih lanjut mengenai dampak trauma pada anak korban perkosaan dan advokasi
yang kuat untuk hak-hak mereka dapat menjadi alat yang efektif untuk mempengaruhi
perubahan hukum di masa depan.

SARAN
1. Melakukan tinjauan kebijakan dan peraturan dalam perlindungan hukum bagi anak korban
perkosaan yang melakukan aborsi di berbagai negara atau yurisdiksi. Hal ini akan
membantu dalam memahami kerangka hukum yang ada dan menemukan contoh terbaik
yang dapat diterapkan.
2. Melakukan analisis perbandingan terhadap kasus-kasus hukum yang relevan dan inisiatif
hukum yang telah diambil di negara yang memiliki perlindungan yang baik bagi anak
korban perkosaan yang melakukan aborsi. Hal ini dapat memberikan wawasan tentang
berbagai pendekatan dan kemungkinan solusi yang dapat diterapkan.
3. Melakukan penelitian lapangan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang
pengalaman anak korban perkosaan dan bagaimana hukum dan kebijakan saat ini
mempengaruhi mereka. Wawancara dengan para ahli, pekerja sosial, dan advokat juga
dapat memberikan perspektif yang berharga.
4. Mengadvokasi perlindungan hukum yang lebih baik bagi anak korban perkosaan yang
melakukan aborsi melalui partisipasi aktif dalam gerakan advokasi dan publikasi hasil
penelitian. Melibatkan pemangku kepentingan, seperti organisasi non-pemerintah dan
pemerintah, juga penting untuk memperjuangkan perubahan hukum yang diperlukan.
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kasus perkosaan pada anak-anak merupakan kejahatan yang sangat serius dan
memilukan. Anak-anak yang menjadi korban perkosaan sering kali mengalami trauma fisik
dan psikologis yang mendalam. Dalam beberapa kasus, anak korban perkosaan tersebut dapat
hamil sebagai akibat dari serangan yang mereka alami. Keberadaan janin yang tidak
diinginkan dalam tubuh mereka membawa beban yang lebih lanjut pada korban. Dalam
situasi seperti ini, anak korban perkosaan dihadapkan pada konflik moral dan hukum yang
rumit. Salah satu pilihan yang sering kali dipertimbangkan adalah melakukan aborsi. Namun,
keputusan ini dihadapkan pada tantangan hukum yang beragam di berbagai yurisdiksi.
Perlindungan hukum yang memadai untuk anak korban perkosaan yang memilih untuk
melakukan aborsi menjadi penting untuk menjaga hak-hak mereka dan memastikan
pemulihan yang tepat.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama disertasi ini adalah melakukan analisis mendalam terhadap perlindungan
hukum bagi anak korban perkosaan yang memilih untuk melakukan aborsi. Dalam konteks
ini, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis kerangka hukum yang ada dalam perlindungan anak korban perkosaan
yang memilih untuk melakukan aborsi di berbagai yurisdiksi.
2. Mengetahui dampak hukum terhadap anak korban perkosaan yang memilih untuk
melakukan aborsi.
3. Menyelidiki kebijakan dan inisiatif hukum yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan
perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi.
4. Memberikan rekomendasi terkait langkah-langkah yang dapat diambil untuk
memperbaiki perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang memilih untuk
melakukan aborsi.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian hukum normatif dan komparatif.
Pendekatan normatif akan digunakan untuk menganalisis kerangka hukum yang ada dan
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan perlindungan anak korban perkosaan yang
melakukan aborsi. Pendekatan komparatif akan digunakan untuk membandingkan berbagai
yurisdiksi dalam hal perlindungan hukum yang diberikan kepada anak korban perkosaan.
Selain itu, penelitian ini juga akan melibatkan survei lapangan, wawancara dengan ahli, dan
juga pengumpulan data-data yang relevan dari organisasi non-pemerintah yang bergerak
dalam bidang perlindungan anak dan hak reproduksi. Data yang dikumpulkan akan dianalisis
dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Struktur Disertasi
1. Pendahuluan: Berisi latar belakang, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan struktur
disertasi.
2. Tinjauan Pustaka: Melibatkan analisis literatur tentang perlindungan hukum bagi anak
korban perkosaan yang memilih untuk melakukan aborsi.
3. Kerangka Hukum yang Ada: Menganalisis kerangka hukum yang ada di berbagai
yurisdiksi dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan perlindungan anak korban
perkosaan yang melakukan aborsi.
4. Dampak Hukum Terhadap Anak Korban Perkosaan: Mengevaluasi dampak hukum
terhadap anak korban perkosaan yang memilih untuk melakukan aborsi.
5. Kebijakan dan Inisiatif Hukum yang Telah Dilaksanakan: Mengkaji kebijakan dan inisiatif
hukum yang telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan perlindungan hukum bagi
anak korban perkosaan yang melakukan aborsi.
6. Rekomendasi: Menyajikan saran dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk
memperbaiki perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang memilih untuk
melakukan

PENDEKATAN MASALAH
Pendekatan masalah yang akan digunakan dalam disertasi ini adalah pendekatan
interdisipliner dan berbasis hak asasi manusia.
1. Pendekatan Interdisipliner: Dalam memahami perlindungan hukum bagi anak korban
perkosaan yang melakukan aborsi, penting untuk mengadopsi pendekatan yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu, seperti hukum, psikologi, sosiologi, dan kriminologi. Pendekatan
interdisipliner akan membantu untuk memperoleh pemahaman yang holistik tentang
dampak perkosaan pada anak, tantangan hukum yang mereka hadapi, serta implikasinya
terhadap kebijakan publik dan praktik penegakan hukum.
2. Pendekatan Berbasis Hak Asasi Manusia: Anak korban perkosaan memiliki hak yang
harus dilindungi sesuai dengan hukum internasional tentang hak asasi manusia.
Pendekatan berbasis hak asasi manusia akan menekankan pentingnya memperlakukan
anak korban perkosaan dengan hormat, mengutamakan kepentingan terbaik mereka, dan
memberikan akses yang memadai terhadap keadilan dan layanan kesehatan reproduksi
yang aman. Pendekatan ini juga akan melibatkan analisis terhadap instrumen hukum
internasional dan regional yang relevan, seperti Konvensi Hak Anak dan Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan.
Melalui kombinasi pendekatan interdisipliner dan berbasis hak asasi manusia, disertasi
ini akan menganalisis perlindungan hukum yang ada, kesenjangan dalam praktik penegakan
hukum, tantangan yang dihadapi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi, serta
rekomendasi kebijakan dan tindakan yang dapat ditempuh untuk meningkatkan perlindungan
mereka dalam kerangka hukum yang lebih efektif dan inklusif.
SUMBER BAHAN HUKUM
1. Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the Child): Sumber utama dalam
melindungi hak-hak anak, termasuk hak untuk hidup, kesehatan, dan keamanan.
Mengandung prinsip-prinsip yang relevan dengan perlindungan hukum bagi anak korban
perkosaan.
2. Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
(Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women -
CEDAW): Merupakan instrumen hukum yang penting dalam mendorong perlindungan
hak-hak perempuan, termasuk hak-hak perempuan yang menjadi korban perkosaan.
3. Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights):
Menyediakan dasar dan prinsip-prinsip umum dalam perlindungan hak asasi manusia,
yang relevan untuk perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan
aborsi.
4. Hukum Kejahatan Seksual: Studi tentang peraturan hukum yang berkaitan dengan tindak
kejahatan seksual, termasuk definisi perkosaan dan perundang-undangan yang melindungi
korban perkosaan, mempertimbangkan pengaruhnya pada perlindungan hukum bagi anak
korban perkosaan yang melakukan aborsi.
5. Hukum Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi: Melibatkan analisis tentang landasan
hukum terkait aborsi, akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi, dan hak-
hak mereka dalam konteks perlindungan hukum.
6. Kasus Hukum: Memeriksa putusan pengadilan atau kasus-kasus yang telah melewati
proses hukum terkait perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan
aborsi. Hal ini dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana hukum diterapkan dan
menunjukkan perubahan kebijakan atau interpretasi hukum yang berlaku.
7. Literatur Akademik: Referensi dari berbagai penelitian, buku, artikel jurnal, dan tulisan
ilmiah lainnya yang membahas topik perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan
yang melakukan aborsi. Mencakup pandangan ahli, analisis kebijakan, dan pendekatan
hukum dalam memperdalam pemahaman tentang isu ini.
Penting untuk menyunting dan memilih sumber-sumber yang relevan dan dapat
diandalkan sesuai dengan tujuan disertasi. Disusun dengan cermat, referensi ini akan
mendukung argumen dan temuan yang kuat dalam disertasi Anda. Dalam menyusun disertasi
mengenai perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi, Anda
dapat menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Berikut ini adalah
penjelasan singkat mengenai keduanya:

1. Bahan Hukum Primer: Merupakan sumber hukum langsung yang mencakup undang-
undang, peraturan, putusan pengadilan, ketetapan, dan perjanjian internasional yang
ditandatangani oleh negara. Beberapa bahan hukum primer yang relevan dalam konteks
disertasi ini termasuk:
a. Undang-Undang tentang Kesehatan Reproduksi dan Aborsi: Mengatur peraturan
mengenai akses dan pelaksanaan aborsi, serta hak-hak anak korban perkosaan yang
ingin melakukan aborsi.
b. KUHP atau perundang-undangan yang terkait dengan kejahatan seksual: Undang-
Undang yang menyangkut definisi dan hukuman tindak perkosaan yang menjadi dasar
perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan.
c. Putusan Pengadilan terkait dengan kasus-kasus perlindungan anak korban
perkosaan yang melakukan aborsi: Menyelidiki putusan pengadilan yang relevan
untuk memahami interpretasi hukum dan langkah-langkah yang telah diambil dalam
kasus serupa.
2. Bahan Hukum Sekunder: Merupakan sumber hukum yang menginterpretasikan,
menjelaskan, dan menganalisis bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder bisa berupa
buku, artikel jurnal, literatur akademik, dan pendapat ahli. Beberapa bahan hukum sekunder
yang dapat digunakan dalam disertasi ini meliputi:
a. Buku atau artikel ilmiah tentang perlindungan anak dan masalah aborsi:
Menerapkan perspektif hukum, kriminologi, etika, atau bidang lain yang relevan
untuk mendalami isu-isu yang terkait dengan perlindungan hukum bagi anak korban
perkosaan yang melakukan aborsi.
b. Laporan penelitian tentang perlindungan anak dan kebijakan aborsi: Menggali
temuan penelitian terbaru dan analisis kebijakan terkait dengan isu ini.
c. Jurnal hukum, terutama yang fokus pada hukum hak asasi manusia, hukum
keluarga, hukum kesehatan, atau hukum anak: Dalam jurnal-jurnal ini, Anda
dapat menemukan artikel-artikel yang memberikan analisis mendalam tentang
perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan aborsi.
BUKU-BUKU
1. "Protecting the Rights of Children: A Multidisciplinary Approach" oleh Ursula
Kilkelly.
Buku ini memberikan perspektif multidisiplin dalam menganalisis perlindungan hak-hak
anak, termasuk anak korban perkosaan yang melakukan aborsi. Buku ini akan membantu
Anda memperdalam pemahaman tentang isu ini dari sudut pandang hukum, psikologi, sosial,
dan lainnya.
2. "Reproductive Rights and the State: Getting the Birth Control, RU-486, and
Morning-After Pills and the Gardasil Vaccine to the U.S. Market" oleh Melissa
Haussman dan Marian E. Dornell.
Buku ini membahas isu-isu hukum terkait hak reproduksi, termasuk akses aborsi bagi korban
perkosaan. Dalam buku ini, Anda dapat menemukan analisis tentang perjuangan yang
dihadapi dalam melindungi hak-hak reproduksi perempuan dan anak-anak.
3. "Constitutional Protection of Children" oleh David B. Wexler.
Buku ini membahas perlindungan konstitusional yang diberikan kepada anak-anak, termasuk
dalam konteks tindakan aborsi oleh anak-anak korban perkosaan. Buku ini akan membantu
Anda memahami landasan hukum dan dasar konstitusional yang melindungi hak-hak anak
dalam kasus tindakan aborsi.
4. "Abortion Law in Transnational Perspective: Cases and Controversies" oleh
Rebecca J. Cook, Joanna N. Erdman, dan Bernard M. Dickens.
Buku ini menawarkan perspektif transnasional dalam memahami isu-isu hukum aborsi di
berbagai negara, termasuk perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan. Dalam buku ini,
Anda dapat menemukan studi kasus dan kontroversi seputar regulasi aborsi di berbagai
yurisdiksi.
5. "Children's Rights" oleh Laura Lundy.
Buku ini mengulas secara komprehensif tentang hak-hak anak dalam berbagai konteks,
termasuk di dalamnya perlindungan hukum bagi anak korban perkosaan yang melakukan
aborsi. Buku ini akan membantu Anda memahami perspektif hak asasi anak dan bagaimana
hal tersebut berhubungan dengan isu aborsi.
PROBLEM FILOSOFI :
 Etika dan moralitas dalam konteks aborsi oleh anak korban perkosaan.
 Pertentangan antara hak hidup janin dan hak reproduksi perempuan.
 Tanggung jawab negara dan masyarakat terhadap anak korban perkosaan yang melakukan
aborsi.
PROBLEMATIKA TEORITIS
 Konsep hak asasi manusia dalam konteks perlindungan anak korban perkosaan yang
melakukan aborsi.
 Penilaian dan interpretasi undang-undang yang berkaitan dengan kebijakan aborsi dalam
melindungi hak-hak anak korban perkosaan.
 Analisis konstitusional terkait keberlakuan aborsi terhadap anak korban perkosaan di
berbagai yurisdiksi.
PROBLEMATIKA YURIDIS
 Perspektif hukum internasional dan nasional terkait aborsi oleh anak korban perkosaan.
 Eksplorasi pengaturan hukum dan kebijakan yang ada, serta evaluasi keefektifannya
dalam melindungi hak-hak anak korban perkosaan.
 Konflik antara hukum pidana dan hukum kesehatan terkait aborsi oleh anak korban
perkosaan.
PROBLEMATIKA SOSIOLOGIS
 Dampak sosial dan psikologis dari aborsi yang dilakukan oleh anak korban perkosaan.
 Faktor-faktor sosial dan budaya yang mempengaruhi tindakan aborsi oleh anak korban
perkosaan.
 Eksplorasi stigmatisasi masyarakat terhadap anak korban perkosaan yang melakukan
aborsi.

Anda mungkin juga menyukai