Anda di halaman 1dari 56

Sistem Otomasi

Produksi
Ika Anggraeni K.K, ST., MT
Pokok Materi Pembahasan
• Sistem Otomasi Produksi
• Manual Assembly System and Line Balancing
• Automated Assembly System and Line Balancing
• Otomasi di Produksi
• Computer Numerical Control
Pustaka yang digunakan
1. “Automation Production System and Computer Intergrated Manufacturing”,
Manufacturing”,
Mikell P Groover, Prentice Hall Inc., 1987.
2. “Automated Manufacturing System”,
System”, S. Brian Morris, McGrawhill, 1995.
3. “Analysis and Design of Manufacturing Systems”.
Systems”.
4. “Pneumatics handbook”,
handbook”, FESTO inc.
5. “Computer Numerically Control Handbook”,
Handbook”, EMCO Inc.
Tujuan Pembelajaran
• Memberikan pemahaman kepada mahasiswa bagaimana sistem produksi.
• Memberikan pemahaman kepada mahasiswa bagaimana sistem otomasi
dalam produksi.
• Memberikan pemahaman kepada mahasiswa komponen dan peralatan
otomasi di sistem produksi.
• Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa bagaimana
sistem pemrograman CNC.
Manufaktur, Produksi dan Operasi

• Produksi → Merupakan keseluruhan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk


memproduksi barang (manufaktur) dan jasa.

• Contoh → Produksi tidak hanya dilakukan oleh perusahan penghasil Mobil /motor tetapi juga
Service Center yang menghasilkan perawatan terhadap mobil/motor yang telah dibeli. Dimana
dalam Service Center tersebut terdapat proses produksi untuk menghasilkan jasa perawatan
Mobil/Motor.
Manufaktur, Produksi dan Operasi

• Manufaktur → Merupakan proses fisik untuk memproduksi barang, dan tidak tergolong jasa,
Dilihat dari ruang lingkupnya, manufaktur mempunyai lingkup yang lebih sempit dibanding
proses produksi.

• Contoh → Perusahaan penghasil mobil/motor merupakan perusahaan manufaktur sedangkan


service center tidak tergolong perusahaan manufaktur.
Manufaktur, Produksi dan Operasi

• Operasi → merupakan keseluruhan fungsi atau kegiatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
rencana strategis agar perusahan dapat terus beroperasi. Secara tradisional operasi terdiri dari
fungsi pembelian, pengelolaan material, produksi, kontrol persediaan dan kualitas, serta
pemeliharaan. Fungsi operasi meliputi fungsi produksi dan manufaktur.
Manufaktur, Produksi dan Operasi
Produksi

Produksi Basic Converter Fabricator


producer

Sumber Alam Bahan Mentah Bahan Baku Bahan Jadi

Op. produksi Op.produksi Op.Produksi

Menurut operasi produksi, industri dibagi menjadi:


➢ 3 golongan industri : Basic producer, Converter dan Fabricator
➢ 2 golongan industri :
▪ Industri proses : Chemical manufacturing seperti : petrolium
▪ Industri manufacturing : mobil, kapal, dll.
Classification of Part or Product Quantities Produced

• Low Production → Quantities Range of 1-100 Units


• Medium Production → Quantities Range of 100-10.000 Units
• High Production → Quantities Range of 10.000-1.000.000 Units
Classification of Part or Product Layout
Fixed Position Layout Cellular Layout

Process Layout Product Layout


Produksi
Mass
Production
Batch Production
Job Shop

Production quantity

Production rate

Labor skill level

General Equipment Special

Special tooling
Process Plant layout Product flow
Facilities and Layout
Sistem Produksi Terotomasi
Otomasi

The technology concerned with the application of complex mechanical, electronics, and computer based
systems in the operation and control of production (Groover)

The process of following a predetermined sequence of operations with a little or no human labour, using
specialized equipments and devices that perform and control manufacturing processes (Kalpakjian)
Otomasi

Proses
Elektronik Proses Mekanik

Dukungan
Sistem
Komputer Ruang Lingkup:
•Peralatan mesin otomatis
Kebutuhan Sistem dan Peralatan •Sistem material handling otomatis
Khusus •Mesin perakitan otomatis
•Sistem kendali otomatis
•Sistem terkomputerisasi

Pengendalian dan Operasi

Sistem Manufaktur
Latar Belakang Otomasi

Meningkatkan produktivitas (demand rate tinggi)

Meningkatkan kualitas produk

Meningkatkan safety bagi pekerja

Mengurangi atau menghilangkan pekerjaan rutin manual

Mengurangi waktu produksi (manufacturing lead time)

Melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan cara manual

Menghindari biaya tinggi jika tidak ber-otomasi


Pengaruh Otomasi terhadap Manajemen

Manajemen harus menyelidiki,


Manajemen harus dpt memastikan
merencana dan menganalisa dengan
pasar yg cukup luas bagi produk yg
teliti, hati-hati dan cermat agar tidak
dihasilkan.
gagal.

Manajemen harus memahami bahwa


otomasi membutuhkan tenaga yang
mempunyai technical skill maupun
manajerial skill, agar tidak merugi.
Dampak Otomasi

Make some work easier and faster

High end Car


Dampak Otomasi

Waste
Gridlock/traffic jam

Flood
Man VS Machine
Speed

Repeat
ability
Power

Accuracy
Flexibility

Judgement
Learning

Human

Machine
Klasifikasi Otomasi menurut Diagram P-Q
( Mikell P. Groover hal. 12)

Product Variety
Progammable
Automation
Flexible
Automation

Manual Fixed
Production Automation

1 100 10.00 1.000.000


0
Production Quantity
( unit per years )
Fixed Automation (Otomasi Tetap)
Otomasi tetap adalah sistem otomasi yang ditentukan dengan urutan proses
operasi yang tetap berdasarkan konfigurasi peralatannya.

Ciri-ciri fixed automation (otomasi tetap):


1. Cocok untuk mass production
2. Tingkat investasi peralatan yang tinggi/mahal
3. Kecepatan produk tinggi
4. Relatif kurang fleksibel untuk mengakomodasi perbahan variasi produk

Contoh : transfer lines, automatic assembly lines, penyulingan minyak, pabrik


rokok.
Programmable Automation (Otomasi Terprogram)

Otomasi terprogram adalah sistem otomasi dengan peralatan produksi yang dirancang memiliki
kemampuan terhadap perubahan urutan operasi untuk mengerjakan konfigurasi produk-produk berbeda .

Ciri-ciri programmable automation (otomasi terprogram) :


1. Tingkat investasi peralatan yang mahal
2. Kecepatan produk yang lebih rendah daripada fixed automation
3. Fleksibel terhadap perubahan variasi produk
4. Lebih cocok untuk batch production
5. Setting dan pemrograman harus diubah diantara pekerjaan (batches)

Contoh : produksi yang menggunakan mesin CNC, NC, Assembly Robot


Flexible Automation (Otomasi Fleksibel)

Otomasi fleksibel adalah penyempurnaan otomasi terprogram yang selalu disempurnakan sehingga mampu
memproduksi produk-produk bervariasi tanpa kehilangan waktu proses pemindahan dari produk satu ke lainnya.

Ciri-ciri flexible automation (otomasi fleksibel) :


1. Tingkat investasi peralatan yang mahal
2. Kecepatan produk medium
3. Lebih fleksibel terhadap perubahan variasi produk
4. Continous production terhadap macam-macam produk

Contoh : General Dynamics, di Forth Worth adalah contoh sebuah FMSs. Fasilitas ini
digunakan dalam mesin-mesin untuk lebih dari 80 bagian berbeda untuk aircraft F-16.
Integrated Automation (Otomasi Terintegrasi)

Otomasi Terintegrasi adalah sistem otomasi yg mempunyai lingkup rancangan organisasi yg logik, seperti
engineering, production, testing, marketing dan fungsi distribusi ke dalam sistem komputer terintegrasi..

Contoh : Computerized Integrated Manufacturing (CIM)

Information Processing
Product Design Activities

Business Function Manufacturing Planning

Raw Material Factory Physical Finished Product


activities

Automation
Manufacturig

Control
Strategi penerapan otomasi

• Specialization of operations
merancang penggunaan peralatan khusus untuk satu jenis pengoperasian dengan efisiensi pengerjaan yang
tinggi (berarti butuh pekerja dengan skill yang tinggi)
• Combined operations
Dipakai pada produksi pengerjaan berurutan yaitu dengan penyederhanaan jumlah mesin produksi atau
workstation yang berbeda.
• Simultaneous operations
Pada saat yang sama dilakukan 2 atau lebih pengoperasian secara serentak pada work part sama sehingga
akan menghemat total waktu operasi.
• Integration of operations
Pemindahan bahan diantara dua workstation menggunakan peralatan otomatis menjadi sistem mekanisme
tunggal sehingga beberapa bagian bahan kerja dapat diproses secara simultan.
Strategi penerapan otomasi
• Increased flexibility
Ditujukan untuk memperoleh peralatan mesin yang maksimal pada job shop dan produksi dengan volume
medium dengan peralatan yg sama untuk beberapa variasi produk.

• Improved material handling & storage ( mengurangi Tno,MLT,WIP)


Meningkatkan teknik penanganan dan penyimpanan material (dengan menggunakan peralatan MH dan
storage otomatik)
• On-line inspection ( mengurangi Tno,Q )
Pengawasan mutu kerja dilakukan setiap proses selesai, tidak setelah menjadi produk jadi.
• Process control and optimization ( mengurangi To,Q )
Mencakup teknik pengendalian untuk mengoperasikan proses-proses individual dengan peralatan-peralatan
yang terkait agar lebih efisien.
Strategi penerapan otomasi

• Plant operations control (mengurangi Tsu,MLT, U meningkat)


Kendali pada tingkat plant, untuk mengatur dan mengkoordinasikan agar pengopersian peralatan efisien.
• Computer integrated manufacturing (CIM) ( mengurangi MLT,design time, production planning time, U
meningkat)
Mirip pada plant operation control, tetapi mencakup perancangan teknik dan aspek-aspek bisnis lainnya.
Aplikasi Sistem Otomasi

Otomasi dalam produk (hasil industri)


➢ Mobil
➢ Kendali peralatan (kaca jendela, tempat duduk, radio, )
➢ Kendali motor (pengatur sirkulasi udara)
➢ ABS, brake-by-wire, steer-by-wire
➢ Kurang lebih 20% harga karena tambahan feature elektrik (meningkat 10% per tahun)

Kendali avionics pesawat


➢ Kendali penerbangan, auto-pilot
➢ Manajemen penerbangan (jumlah penumpang, dll)
➢ Rekaman penerbangan (termasuk black box)
➢ Fly-by-wire (fixed route)
Aplikasi Sistem Otomasi

Otomasi dalam Manufaktur Fleksibel


➢ Konveyor
➢ Mesin CNC
➢ Robot
➢ Logistik (Automated Warehouse)
Aplikasi Sistem Otomasi

Otomasi dalam Pembangkit Listrik

➢ Penyediaan bahan baku; proses utama (tenaga uap, tenaga angin); keamanan personal, pabrik
dan lingkungan sekitar; dampak lingkungan; proses pembangkitan (voltage dan frekuensi);
distribusi energi.
Aplikasi Sistem Otomasi
Otomasi dalam Oil, Gas dan Petrochemical
Upstream
Downstream
Produksi di permukaan bumi
Dari perut bumi ke refinery
Isu: Lingkungan berpotensi ledakan ekstrim
Isu: tekanan tinggi, air laut,
perlindungan lingkungan

Downstream Upstream

Distribution Distribution
Penyaluran hasil produksi
Isu:
Perlindungan lingkungan
Otomasi Pada Bidang Jasa
Contoh:
▪ Airlines – air traffic control, passenger reservation
▪ Banks – ATMs, computerized bank statements
▪ Gas Stations – automated payment (pay-at-the-
pump)
▪ Health Care – MRI system, AGVS for waste disposal
▪ Grocery Store – self-service checkout stations
▪ Real Estate – web based house-for-sale tour video
Memutuskan Implementasi Otomasi
▪ Faktor ekonomi
1. Efek terhadap pangsa pasar
2. Efek terhadap kualitas produk/jasa
3. Efek terhadap kelenturan manufakturing
4. Efek terhadap hubungan buruh
5. Waktu yang diperlukan untuk penerapan
6. Efek penerapan terhadap produksi yang sedang berlangsung
7. Modal yang diperlukan
Memutuskan Implementasi Otomasi
▪ Pendekatan Skala Peringkat
Alternatif otomasi diranking, misalnya skala 5 pada variasi faktor, misalnya:
1. Ukuran ekonomi
2. Efek terhadap pangsa pasar
3. Efek terhadap mutu produk
4. Efek terhadap kelenturan manufakturing
5. Efek terhadap hubungan buruh
6. Lama waktu untuk penerapan
7. Efek terhadap produksi yang sedang berlangsung
Analisis Ekonomi
▪ Analisis ekonomi akan selalu penting, bahkan faktor dominan dalam memutuskan diantara pilihan otomasi.
▪ Pendekatan yang sering digunakan adalah:
1. Break-even analysis
2. Financial analysis
▪ Dengan menggunakan analisis ekonomi, faktor penting lainnya diabaikan.
▪ Example 1: Valley Hospital is planning to install a new linen retrieval system. Two alternatives being
considered are: a continuous vacuum (CV) system and a batch robotic/chute (BR/C) system. The following
estimates were prepared:

CV BR/C
Annual Fixed Costs ($000) $2,690 $975

Average Variable Cost per Ton $1,660 $2,590


Analisis Ekonomi
At a forecast annual operating level of 2,000 tons of linen, which alternative should be
chosen based only on total annual cost?
TCCV = 2,690,000 + 1,660(2,000) = $6,010,000
TC= Cf + Cv(Q)
TCBR/C = 975,000 + 2,590(2,000) = $6,155,000
➢ The continuous vacuum (CV) alternative has a lower total annual cost.
The annual volume of linen has to increase or decrease to what level in order for the
BR/C alternative to be favored?
TCCV = TCBR/C
= 2,690,000 + 1,660(Q) = 975,000 + 2,590(Q)
= 830Q = 1,715,000
Q = 1,844.1 tons
Annual volume must decrease to 1,844 tons
Manual Vs Automated Production Case

Two production methods are being compared, one manual and the other automated.
• The manual method produces 10 pc/hr and requires one worker at $15.00/hr. Fixed cost of
the manual method is $5,000/yr.
• The automated method produces 25 pc/hr, has a fixed cost of $55,000/yr, and a variable cost of
$4.50/hr.
Determine the break-even point for the two methods; that is, determine the annual production
quantity at which the two methods have the same annual cost. Ignore the costs of materials used in
the two methods.
Solution of Manual Vs Automated Production Case
➢ Manual ❖ At the break-even point TCm = TCa:
✓ The variable cost of the manual method is 5,000 + 1.50Q = 55,000 + 0.18Q
Cv = ($15.00/hr) / (10 pc/hr) = $1.50/pc 1.50Q - 0.18Q = 1.32Q = 55,000 - 5,000 = 50,000
✓ Annual cost of the manual method is 1.32Q = 50,000Q = 50,000/1.32 = 37.879 pc
TCm = 5,000 + 1.50Q It is of interest to note that the
➢ Automated manual method operating one shift (8 hr), 250 days per
✓ The variable cost of the automated method is year would produce 8(250)(10) = 20.000 pc/yr,
Cv = ($4.50/hr) /(25 pc/hr) = $0.18/pc which is less than the break-even quantity of 37.879 pc.
✓ Annual cost of the automated method is On the other hand,
TCa = 55,000 + 0.18Q the automated method, operating under the same
conditions, would produce 8(250)(25) = 50,000 pc, well
above the break-even point.
Break Even Point’s Graph

Conclusion : Automation Has an advantage for High Quantities


Manufacturing Lead Time
Total waktu yang dibutuhkan untuk memproses sebuah produk melalui seluruh mesin
Manufacturing Lead Time (MLT) dibagi menjadi 2 bagian :
1. Waktu Operasi (Operation Time) / To
Waktu Operasi (To) adalah yang dibutuhkan selama workpart berada pada mesin
2. Waktu Non-operasi (Non-operation Time) / Tno
Waktu non operasi (Tno) adalah waktu selain dari waktu operasi, misalnya : storage, handling dll.

Secara garis besar untuk menghitung Manufacturing Lead Time (MLT):


To : Waktu operasi (menit/detik)
Tno : Waktu non operasi (menit/detik)
Nm : Jumlah Work Station (mesin)
Q : Jumlah workpart (unit/item)
Tsu : Waktu Setup (jam/menit/detik)
Manufacturing Lead Time

Sehingga untuk produksi dengan sistem batch :


Nm
MLT =  (Tsui + Q.Toi + Tnoi ) ➔ Tidak termasuk barang berada di Gudang
1=i
i = jumlah operasi
Apabila dianggap Tsui = To = Tno ➔ untuk masing-masing operasi / mesin maka
rumus diatas menjadi :
MLT = Nm(Tsu + Q.To + Tno)

Untuk Produksi dengan sistem jobshop :


maka ➔ Q = 1
MLT = Nm(Tsu + To + Tno)
Untuk Mass production
MLT = Nm(TransferTime + LongestTime)
Manufacturing Lead Time

Sebuah produksi yang mempunyai sistem produksi batch dengan lot size 50 unit memerlukan 8 operasi secara
berurutan didalam suatu pabrik. Rata-rata waktu setup 3 jam dan rata-rata waktu operasi permesin 6 menit
serta rata-rata waktu non operasi 7 jam. Hitung berapa hari diperlukan untuk produksi , asumsi pabrik
beroperasi 7 jam per hari ?
Jawab :
Diket :
Nm = 8 operasi, Q = 50 unit, Tsu = 3 jam, To = 6 menit = 0,1 jam, Tno = 7 jam
Pabrik beroperasi = 7 jam / hari
MLT = Nm(Tsu+ Q.To + Tno)
= 8 (3+(50. 0,1 + 7 ) = 120 jam
120 𝑗𝑎𝑚
= = 17 hari
7 𝑗𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
Production Rate

Untuk proses manufakturing / assembly biasanya diexpresikan sebagai rate / rata-rata produksi perjam.
Pada kasus Batch time persamaan yang lalu mencerminkan waktu set up ditambah jumlah batch
production
Batchtime/machine = Tsu + Q To
Apabila dimungkinkan adanya scrap (q) maka rumus diatas berubah menjadi :
QTo
Tsu +
(1 − q)
Sehingga dapat dihitung production time (Tp)
Batchtime QTo
Tsu +
Tp = Machine = (1 − q) Time/Unit
Q Q
Sehingga dapat dihitung production rate (Rp) dengan cara :
Rp =
1 Unit/Time
Tp
Production Rate
Average Hourly Production Output for the plant

Rpph = Average Hourly Plant Production Rate


Rpij = production rate of machine i when processing part j, pc/hr
noj = the number of operations required to produce part j

Tpij = Average production time for part j on machine i, min/pc;


Tsuij = setup time for part j on machine i, min/batch
Qj = batch quantity of part j, pc/batch.

Weekly plant production rate for the plant


Rppw = weekly plant production rate for the plant, pc/wk
Hpw = number of hours the week
Production Rate Case

A small machine shop has two machines and works 40 hr/wk. During a week of interest, four
batches of parts were processed through these machines. Batch quantities, batch times, and
operation sequences for the parts are given in the table below.

Determine (a) weekly production output of the shop and (b) whether this represents the weekly
plant capacity.
Production Rate Case

❖ Solution
a) To determine the weekly production output, the fij values are determined as follows, given 40 hr per
week: f1A = 12/40 = 0.30, f1B = 20/40 = 0.50, f2A = 10/40 = 0.25, f2C = 24/40 = 0.60, and f2D = 6/40
= 0.15. The fraction of idle time on machine 1 is = 8/40 = 0.20. Noting that part A has 2 operations in
its operation sequence and the other parts have 1, the hourly production rate of parts completed in the
plant
𝟎,𝟑(𝟐𝟓) 𝟎,𝟐𝟓(𝟑𝟎)
Rpph = + 𝟎, 𝟓 𝟏𝟎 + + 𝟎, 𝟔 𝟕, 𝟓 + 𝟎, 𝟏𝟓 𝟐𝟎 = 𝟐𝟎 𝒑𝒄/𝒉𝒓
𝟐 𝟐

✓ Weekly Production Output Rppw = 40(20) = 800 pc/wk


b) Machine 2 is operating the full 40 hr/wk. Given the part mix in the problem, machine 2 is the
bottleneck in the plant, and so the 800 pc/wk represents plant capacity: PCw = 800 pc/wk.
Komponen dari Operation Time

Waktu yang dibutuhkan untuk memproses suatu produk pada suatu mesin.

To = Tm + Th +Tth
Dimana :
Tm = Machine time
Th = Handling time
Tth = Tool handling
Kapasitas Produksi (PC)

Kapasitas pabrik adalah kemampuan maximum pabrik untuk dapat memproduksi sesuai
dengan fasilitas yang tersedia

PC = W. Sw. H. Rp
Dimana :
W = Jumlah work station
Sw = Jumlah shift per minggu
H = Jumlah Jam pershift
Rp = Production Rate
Kapasitas Produksi (PC)
Contoh soal:
Sebuah perusahaan mempunyai 6 mesin yang memproduksi suatu bagian mesin yang
sama, setiap seksi dioperasikan 10 shift setiap minggu. Jumlah rata jam pershift 6,4 , hal
ini dikarenakan adanya kelambatan operator dan mesin yang mengalami kerusakan.
production rate 17 unit per jam. Tentukan kapasitas produksi dari mesin tersebut ?

PC = W Sw H Rp = 6 x 10 x 6,4 x 17 = 6528 unit / week.

• Apabila hal tersebut diberlakukan untuk batch production, sehingga setiap produk
melalui Nm mesin, rumus capacity plant akan berubah menjadi :
W .Sw.H .Rp
PC =
Nm
• Apabila ditinjau dari kebutuhan produksi perminggu, maka persamaan akan
menjadi: W .Sw.H .Rp Sehingga W .Sw.H = Dw.Nm
Dw =
Nm Rp

Dw = Kebutuhan atau permintaan mingguan (Weekly Demand)


Kapasitas Produksi (PC)
Kalau production rate telah diketahui secara pasti pada manufacturing proses maka ada
tiga kemungkinan untuk menyesuaikan kebutuhan mingguan yaitu :
1. Merubah jumlah dari work center (W). Hal ini dapat dilakukan dengan cara
penggunaan mesin-mesin yang tidak digunakan dahulu dan menambah tenaga
kerja.
2. Merubah jumlah shift per minggu, mungkin dengan cara menmabah hari kerja
misalkan hari sabtu/minggu.
3. Merubah jam kerja per shift (mungkin overtime).
Pada kasus production rate berbeda dikarenakan produk yang berbeda maka persamaan
diatas akan berubah menjadi sbb:
Dw.Nm
W .Sw.H = 
Rp
Kapasitas Produksi (PC)
Tiga produk diproses melalui suatu work center. Data yang didapat adalah sbb:
Product Weekly demand Production rate (unit/h)
1 600 10
2 1000 20
3 2200 40
Tentukan jumlah work center yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan, diketahui
pabrik beroperasi 10 shift per week dan terdapat 6,5 jam tersedia setiap work center dan
setiap shift. Nilai untuk Nm = 1.
Jawab :
Produk 1: Dw/Rp = 600/10 = 60 jam.
Produk 2: Dw/Rp = 1000/20 = 50 jam.
Produk 3: Dw/Rp = 2200/40 = 55 jam.
Total jam yang diperlukan =165 jam
Karena setiap work center dioperasikan 10 shift /week X 6,5 h/shift atau 65 h/week.
Maka jumlah work center adalah :
W = 165/65 = 2,54 work center. Atau 3 work center.
Utility

Utilitas diartikan sejumlah output dari suatu fasilitas produksi relatif terhadap
kapasitasnya.
Output
U =
Capacity
Hal ini dapat diaplikasikan untuk pabrik secara keseluruhan, suatu mesin atau sumber
produktif lainnya (labor, etc.) hal tersebut juga dapat didefinisikan sebagai waktu yang
dipergunakan untuk beroperasi dibandingkan dengan waktu yang tersedia.
Utility
Contoh soal :
Mesin produksi dioperasikan 65 jam / minggu pada kapasitas penuh. Production rate
nya adalah 20 unit per jam selama seminggu. Mesin memproduksi 1000 good parts sisa
waktunya hanya menunggu.
a. Tentukan kapasitas produksi dari mesin tersbut ?
b. Bagimana utilitas dari mesin tersebut ?
Jawab :
Cara I : Cara II :
PC = 65 x 20 = 1300 units/week Untuk memproduksi 1000 unit, mesin
U = 1000/1300 =0,7692 = 76,92% dipergunakan dalam waktu :
H = 1000/20 = 50 h
U = 50/65 = 76,92%
Thank You

Anda mungkin juga menyukai