Anda di halaman 1dari 3

Sumber : Gramedia Blog

“GUERNICA”
PABLO PICASO

Lukisan aslinya dipesan oleh pemerintah Spanyol pada Januari 1937. Lukisan tersebut
diyakini mewakili pemboman dan kehancuran yang dialami di Guernica selama kerusuhan
sipil di Spanyol. Lukisan ini dilukis di atas kanvas berukuran 138″ x 308″. Picasso
menggunakan cat berbahan dasar minyak untuk menciptakan karya seni yang luar biasa ini
dan hanya warna skala abu-abu yang digunakan. Warna-warna ini mirip dengan tinta yang
digunakan untuk mencetak koran pada masa perang saudara di Spanyol. Warna-warna yang
dominan digunakan di seluruh lukisan terdiri dari corak putih dan hitam yang berbeda.
Seniman telah menggunakan penggunaan garis dan pembentukan bentuk geometris yang
dapat dilihat di seluruh cat.

Dalam lukisan ini, teksturnya tidak begitu menonjol seperti pada kebanyakan karya
Picasso. Ini adalah lukisan dua dimensi, di mana semua objek yang dilukis tampak datar. Ini
adalah penyingkapan jelas gaya kubisme Picasso. Pada catatan yang sama, Picasso
memanfaatkan ruang kanvas dengan baik. Mural menempati hampir seluruh ruang di dalam
kanvas dan menjaga keseimbangan yang diperlukan untuk membuat lukisan itu
menyenangkan. Secara visual, karya seni tersebut antara lain berisi gambar seekor banteng,
seekor kuda, seorang prajurit yang memegang pedang patah, seorang wanita yang tertekan
sedang menggendong bayi, dan bentuk oval menyerupai mata dengan bohlam di tengahnya.
Ini adalah representasi akurat dari kekacauan yang muncul ketika hubungan antarmanusia
yang penuh kebencian terjadi dalam suatu masyarakat.

Simbolisme digunakan secara luas di seluruh karya seni ini. Gambaran simbolik
dalam lukisan ini telah disalahartikan oleh berbagai pihak. Secara umum, lukisan tersebut
dipandang sebagai representasi pengeboman yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan
hancurnya harta benda di Guernica, Spanyol. Penggunaan warna hitam putih dimaknai
sebagai representasi kesedihan dan kegelapan yang menyelimuti wilayah ini pada masa
perang saudara. Banteng melambangkan kebrutalan dan kegelapan yang dialami pada masa
itu. Prajurit dengan pedang patah melambangkan semangat yang hancur dan kurangnya
perlawanan di antara masyarakat. Wanita yang menggendong bayi melambangkan
keprihatinan atas hilangnya nyawa. Mata melambangkan Guernica dan bohlam di dalam mata
melambangkan bom yang jatuh dari pesawat tempur Jerman. Kuda melambangkan rakyat.
Kuda yang ditempatkan di tengah-tengah lukisan itu mengalami luka sayatan dan tampak
kesakitan serta kesakitan. Ini melambangkan kekejaman dan viktimisasi yang dihadapi oleh
masyarakat Guernica.

Sebagian besar karya seni dinilai dengan menganalisis kemampuan seniman dalam
mengekspresikan pesannya secara kreatif dan intuitif. Sebagai seorang seniman, Picasso
menyempurnakan karir seninya dengan mengembangkan keterampilannya melalui periode
seni yang berbeda. Oleh karena itu, ia turut membantu berkembangnya gaya seni kubisme
yang terlihat pada sebagian besar karyanya. Namun, sampai batas tertentu, beberapa aspek
lukisan ini tidak sesuai dengan kubisme tradisional. Secara garis besar, gambar-gambar
tersebut cukup menjelaskan dan memberikan gambaran grafis yang memadai tentang
masyarakat yang berada dalam penderitaan dan kekacauan. Seniman berhasil menciptakan
karya seni yang menggugah emosi dan menarik yang tak tertandingi oleh sebagian besar seni
modern. Penegasan ini didukung oleh penggunaan simbolisme yang sangat baik, yang
mendorong pengamat untuk mengonsep lukisan dan berpikir melampaui apa yang dilihatnya.
“Guernica” benar-benar sebuah mahakarya artistik yang berupaya menyampaikan pernyataan
politik dan artistik pada saat yang bersamaan. Ini adalah pengingat bahwa perang
menyebabkan penderitaan, dan merupakan pendukung perdamaian dan persatuan.
Nama : I Gede Bagus Sastra Wiguna
Kelas/Absen : XII MIPA 1/05

Anda mungkin juga menyukai