Anda di halaman 1dari 3

Mahrom.

Nikah yang tidak diperbolehkan antara suami dan istri karena masyarakat atau keluarga,
yang disebut nikah mahrom, dapat menimbulkan dampak negatif pada calon suami, istri, keluarga,
dan lingkungan tetangga. Larangan pernikahan ini dapat meningkatkan kemungkinan tidak
mendapat jodoh yang tepat, kawin lari, perzinaan, dan bunuh diri. Untuk mengatasi masalah ini,
perlu dilakukan pengembangan hukum perkawinan. Yang lebih efektif dan berdasarkan hukum yang
sesuai dengan perkembangan zaman,

Mahram diambil dari kata bahasa Arab: mahram adalah semua orang yang dilarang/haram untuk
dinikahi selamanya karena sebab keturunaan, persusuan dan pernikahan dalam syari’at islam.

Maksud larangan dalam pernikahan pada pembahsan ini ialah larangan untuk menikahi (kawin)
antara seorang pria dan wanita, menurut syara’ larangan tersebut dibagi dua: yaitu halangan abadi
dan halangan sementara.

Diantara halangan-halangan abadi yang telah disepakati dan adapula yang masih diperselisihkan.
Halangan yang telah disepakati ada tiga, yaitu:

1. Nasab (keturunan)
2. Pembebasan (karena pertalian kerabat semenda)
3. Sesusuan²

Sedangkan yang diperselisihkan ada dua, yaitu:

1. Zina
2. Li’an
halangan-halangan sementara ada delapan, yaitu:

1. Halangan bilangan
2. Halangan mengumpulkan
3. Halangan kehambaan
4. Halangan kafir5. Halangan ihram
5. Halangan sakit
6. . Halangan iddah (meski masih diperselisihkan segi kesementaraannya)
7. Halangan perceraian tiga kali bagi suami yang menceraikan
8. Halangan peristrian

https://id.wikipedia.org/org/wiki/mahram (diakses pada 21 Januari 2016)


Tihami dan Sohari Sahrani, Fiqh Munakahat (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), p. 63

. Mahram Muabbad yang disebabkan oleh persusuan, diantaranya: wanita yang menyusui
dan ibunya, anak perempuan dari wanita yang menyusui (saudara persususuan), saudara
perempuan dari wanita yang menyusui (bibi persusuan), anak perempuan dari anak
perempuan dari wanita yang menyusui (anak dari saudara persusuan), ibu dari suami dari
wanita yang menyusui, saudara dari suami dari wanita yang menyusui, anak perempuan dari
anak laki-laki dari wanita yang menyusui (anak dari saudara persusuan), anak perempuan
dari suami dari wanita yang menyusui, istri lain dari suami dari wanita yang menyusui.
Tihami dan Sohari Sahrani, Figh,... pp. 63-64
Dampak nikah muabad pernikaham wanita dengan laki-laki:

• Li’an: Apabila terjadi li’an di antara suami dan istri, maka satu bagi yang lain akan haram
sepanjang masa. Li’an adalah sejenis mubahalah di antara suami dan istri, dimana suami
menuduh istrinya melakukan zina demi menampik hukum had dan menafikan anak.

• Talak tiga istri: Menurut fikih Syiah, apabila suami mentalak istrinya sebanyak tiga kali,
maka ia tidak berhak kawin lagi dengannya kecuali setelah istrinya menjalani muhallil (lelaki
lain kawin dengan wanita itu, lalu diceraikannya).

• Ifdha’: Apabila seorang lelaki melakukan ifdha’ kepada wanita yang belum mencapai batas
usia balig,

Maka baginya wanita itu haram selama-lamanya.Ifdha’ artinya membuat saluran air seni dan
darah haid menjadi satu (robek). Zina: Menurut fatwa yang masyhur di kalangan fukaha,
apabila seorang lelaki melakukan zina dengan

Ibu atau anak dari istrinya sebelum menikahi wanita tersebut, maka baginya wanita itu
haram sepanjang masa. Begitu juga perzinaan lelaki dengan wanita bersuami dan wanita
yang sedang menjalani iddah raj’i, menyebabkan keharaman abadi di antara wanita dan
lelaki tersebut. • Liwat: Apabila seorang lelaki bersodomi dengan anak laki-laki, saudara atau
ayah dari seorang wanita sebelum menikahi wanita tersebut, maka baginya wanita itu
haram spanjang masa.

• Nikah dalam masa iddah: Tidak boleh menikah dengan wanita yang dalam masa iddah.
Karena itu,

Apabila pernikahan ini dilakukan dengan bekal pengetahuan bahwa ia sedang dalam masa
iddah dan

Bahwa kawin dalam keadaan ini diharamkan, maka wanita itu bagi lelaki tersebut akan
haram selama lamanya meskipun belum terjadi hubungan badan. Namun jika ia tidak tahu,
maka wanita itu akan haram sepanjang masa bagi lelaki tersebut apabila terjadi hubungan
badan, hanya saja akad

Pernikahannya batal dan tidak sah. Maka setelah masa iddahnya selesai, ia bisa kawin
dengan wanita tersebut.

• Ihram: Pernikahan lelaki atau perempuan dalam keadaan ihram adalah haram dan batal.
Pernikahan pada keadaan ini dengan mengetahui keharamannya akan menyebabkan
keharaman abadi di antara wanita dan lelaki meskipun tidak terjadi hubungan badan. Bila
tidak tahu, maka menurut fatwa masyhur hanya menyebabkan kebatalan akad nikah
meskipun telah terjadi hubungan badan.
https://id.wikishia.net/view/Haram_Muabbad

mahram muabbad juga terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan sebabnya


Mahram Muabbad Karena Nasab

Nasab adalah kata yang digunakan untuk mengungkapkan percampuran antara sperma laki-laki dan
ovum perempuan berdasarkan prosedur syara’ (melalui akad pernikahan yang sah). Akibat yang
ditimbulkan dari hubungan nasab adalah masalah mahram, mawaris, dan perwalian. Nah, mahram
muabbad yang dipengaruhi oleh nasab yaitu.

 Ibu: Termasuk dalam kategori ini adalah ibu dan nenek dengan segala tingkatannya, baik dari
pihak bapak maupun pihak ibu.

 Anak perempuan: Termasuk dalam kategori ini adalah anak kandung dan tiri, cucu, cicit, dan
semua tingkatannya.

 Saudara perempuan: perempuan yang lahir dari orangtua yang sama, baik keturunan dari
pihak ayah dan ibu maupun dari salah satunya.

 Bibi dari jalur ayah (Ammah): perempuan yang menjadi saudara kandung ayah, atau saudara
perempuan ayah dari keturunan salah satu orangtua ayah.

 Bibi dari jalur ibu (Khalah): perempuan yang menjadi saudara kandung ibu, atau saudam ibu
yang perempuan dari keturunan salah satu orang tua ibu.

 Anak perempuan dari saudara laki laki: keponakan, baik anak kandung maupun anak tiri.

 Anak perempuan dari saudara perempuan: Keponakan, baik anak kandung maupun anak tiri.
Nasab dalam Perspektif Tafsir Ahkam tulisan M. Jamil (2016), Al-Qurthubi

Anda mungkin juga menyukai