Larangan Perkawinan Menurut Hukum Islam
Larangan Perkawinan Menurut Hukum Islam
Selanjutnya pada larangan ghairu mu’ abbad sendiri, larangan dikelompokkan menjadi 5
yaitu:
Mengawini dua saudara dalam satu masa (Surat An-Nisa ayat 23)
Pada surat An-Nisa dikatakan:
“Diharamkan atas kamu (mengawini)....;dan menghimpunkan (dalam perkawinan)
dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau..”
Hal ini juda di jelaskan oleh Nabi dalam haditsnya riwayat Abu Hurairah :
1
Mardani Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia Mosern, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011, hal.12
2
“Nasab & Status Anak Dalam Hukum Islam – Nurul Irfan.” 2013.
https://perpustakaan.mahkamahagung.go.id/ Diakses pada 15 Jul 2022
“Tidak boleh dikumpul (dimadu) antara seorang perempuan dengan saudara
perempuan ayahnya. Tidak boleh dikumpulkan seorang perempuan dengan
saudara ibunya.” (HR. Bukhari Muslim)
Jika istrinya telah diceraikan, maka boleh mengawini saudara perempuannya atau
saudara ayahnya atau saudara ibunya.
Dilarang memadu istrinya dengan wanita yang mempunyai hubungan pertalian nasab
sesusun (saudara kandung seayah atau seibu ataupun ketrunannya dan bibi atau
keponakannya)
Dilarang melakukan perkawinan dengan bekas istrinya yang ditalaq tiga atau dengn
seorang wanita yang dili’ an. Hal ini tidak berlaku jika mantan istrinya telah kawin
dengan pria lain kemudian perkawinan tersebut habis masa iddah nya.
Seorang perempuan islam dilarang melakukan perkawinan dengan laki-aki yang tidak
islam.