OLEH:
DI WONOSOBO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahram ini berasal dari kalangan wanita, yaitu orang-orang yang haram dinikahi oleh
seorang lelaki selamanya (tanpa batas). (Di sisi lain lelaki ini) boleh melakukan safar
(perjalanan) bersamanya, boleh berboncengan dengannya, boleh melihat wajahnya,
tangannya, boleh berjabat tangan dengannya dan seterusnya dari hukum-hukum mahram.
Lantas, siapa saja yang disebut muhrim untuk laki-laki ?Untuk menjawab pertanyaan
inilah kami membuat makalah ini, semoga pembahasannya cukup memuaskan.
B. Perumusan Masalah
Didalam pembuatan makalah ini ada permasalah yang akan ditinjau dan dijadikan
bahan penerangan dalam makalah ini, terdari dari :
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Mahram (mahramun) merupakan orang-orang yang haram untuk dinikahi oleh laki-
laki. Adapun mahram dibagi menjadi dua, yaitu mahram muabbad (haram untuk dinikahi
selama-lamanya) dan mahram muaqqat (haram untuk dinikahi sementara waktu). Mahram
yang haram untuk dinikahi selamanya disebabkan karena pertalian nasab, rodlo’ah
(karena hubungan sepersusuan) dan karena hubungan mushaharah (hubungan pernikahan
atau besan).
Mahram muaqqat (haram dinikahi untuk sementara waktu) disebabkan oleh hal
tertentu, bila hal tersebut sudah tidak ada, maka larangan tersebut tidak berlaku lagi,
seperti:
a. Karena mengumpulkan dua orang wanita yang ada hubungan mahram.
b. Karena terikat dengan hak orang lain.
c. Larangan karena beda agama.
d. Karena telah di talak tiga kali.
e. Karena mengawini lebih dari empat wanita.
Larangan perkawinan karena hubungan darah dalam agama dan secara medis
diharamkan sebab dapat mengakibatkan keturunannya kelak kurang sehat dan cacat.
Bahkan intelegensinya kadang-kadang kurang cerdas. Sedangkan larangan perkawinan
karena rodlo’ah dimaksudkan air susu yang telah di telan oleh si bayi akan menjadi darah
dan daging untuk membentuk fisik bayi.