Tentu sudah bukan hal yang tabu lagi bagi kita sebagai sobat muslim, jika
mendengar kata mahram. Ini pula yang menjadi tolak ukur kita dengan siapa
harus bergaul dan bersentuhan dan dengan siapa yang dilarang. Ingat!,
mahram hanya terdapat dalam syariat islam, tidak dalam agama yang lain, dan
inilah yang membuktikan betapa agungnya agama islam dalam memuliakan
antar sesama. Terutama dalam mengangkat derajat seorang wanita.
MAHRAM..??
Ibnu Qudamah mengatakan dalam kitabnya al-Mughni (6/555), “Mahram
adalah semua orang yang haram untuk dinikahi selama-lamanya, karena sebab
nasab, persusuan dan pernikahan”
mengatakan “Maaf, kita bukan muhrim”.. Tentu ini merupakan salah kaprah
dalam memaknai kata. Perhatikan!
ْح
1. Muhrim (ٌ)حم ِرم, artinya orang yang melakukan ihram.
PEMBAGIAN MAHRAM
Sobat muda, berikut beberapa batasan tentang Mahram dalam ajaran syariat
islam yang harus kita ketahui. Mahram terbagi menjadi dua bagian:
1. Mahram MUABBAD
Yaitu terlarang pernikahan selamanya karena ada hubungan nasab
(keturunan), rodho’ah (Persusuan) dan mushoharoh (Pernikahan.)
• Nasab. Ada 7 wanita..
1. Ibu. (sampai keatas, nenek, dst..)
2. Anak perempuan. (sampai kebawah, cucu, dst..)
3. Saudara perempuan
4. Bibi dari jalur ayah (ammaat)
5. Bibi dari jalur ibu (khaalath)
6. Anak perempuan dari saudara laki-laki
7. Anak perempuan dari saudara perempuan
• Rodhoo’ah (Persusuan). Ada 9 wanita…
1. Wanita yang menyusui dan ibunya
2. Anak perempuan dari wanita yang menyusui (saudara
sepersusuan)
3. Saudara perempuan dari wanita yang menyusui (bibi
persusuan)
4. Anak perempuan dari anak perempuan dari wanita yang
menyusui (anak dari saudari persusuan)
5. Ibu dari suami dari wanita yang menyusui
6. Saudara perempuan dari suami dari wanita yang menyusui
7. Anak perempuan dari anak laki-laki dari wanita yang menyusui
(anak dari saudara persusuan)
8. Anak perempuan dari suami dari wanita yang menyusui
9. Istri lain dari suami dari wanita yang menyusui
• Mushoro’ah (Pernikahan). Ada 4 wanita…
- Istri dari ayah
- Ibu dari istri (ibu mertua)
- Anak perempuan dari istri (robibah). Dengan syarat si laki-laki
telah menyetubuhi ibunya.
- Istri dari anak laki-laki (menantu).
Semua yang telah disebutkan diatas boleh untuk melihat aurat-aurat mereka,
namun hanya sebatas pada bagian-bagian yang biasa terlihat, seperti bagian-
bagian wudhu. Dan selain mereka tidak boleh sama sekali melihat apalagi
menyentuh aurat mereka, adapun yang melanggarnya maka ia akan
mendapat celaan serta murka Allah seperti yang diperingatkan oleh Rasulullah
dalam haditsnya dibagian penghujung tulisan ini.. Yups, lanjuuutt…
2. Mahram MUAKKAD
Yaitu mahram (dilarang untuk dinikahi) dengan sifat sementara. Dan
mereka ada delapan orang.
1. Saudara perempuan dari istri (ipar)
2. Bibi (dari jalur ayah atau ibu) istri.
3. Istri yang telah bersuami dari istri orang kafir yang telah masuk
islam.
4. Wanita yang telah ditalak tiga. Maka ia tidak boleh untuk dinikahi
oleh suaminya yang dulu sampai ia menjadi istri dari laki-laki yang
lain.
5. Wanita muysrik sampai ia masuk islam
6. Wanita pezina sampai ia bertaubat dan melakukan istibro’
(pembuktian kosong rahim)
7. Wanita yang sedang ihram sampai ia tahallul
8. Tidak boleh menikahi wanita kelima sedangkan ia masih memiliki
istri yang keempat
Semua yang kita paparkan di atas, secara universal telah disebutkan dalam
surat Al-Maidah ayat 23, adapun perinciannya bisa dilihat pada kitab-kitab fikih
para ulama.
ANCAMANNYA…
Jangan pernah meremehkan hal yang kecil, terkadang hal yang kecil dalam
pandangan kita, tapi besar di sisi Allah. Bayangkan dan renungi ancaman bagi
orang yang melanggar dan tidak memperhatikan batasan-batasan mahram
berikut ini.
ْ ح ْ ح ْ ْ ح ْ ح ح َّ ْ ح ح ً ح ح ُّ ح ح ْ ح ْح حح ْ ح
ٌلح
ٌ ٌَتلِ جلٌٌ ِب ِمخيطٌ ِمنٌح ِديدٌخْيٌ ِمنٌأنٌيمسٌامرأةٌال ح
ٌ سٌ ٌر
ٌ ِ فٌ ٌرٌأ ٌط حٌع ح
ٌْ ِ ٌن ٌْ نٌ ٌي
ٌلٌ
“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik
baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya…”
(HR. Thabrani dalam mu’jam Al-Kabir 20/211. Dishahihkan oleh syaikh Al-Albani)