Anda di halaman 1dari 4

I.

Dalam Islam telah diatur secara gamblang mengenai siapa saja mahram kita atau
secara mudahnya orang-orang yang tidak boleh dinikahi berdasarkan nasab
(keturunan). Ada 12 golongan yang haram dinikahi berdasarkan jalan nasab
(keturunan) sebagaimana dalam Al Quran surat An-Nisa ayat 23 dijelaskan sebagai
berikut:
1. Ibu-ibu kalian
Definisi secara bahasa arab ibu adalah setiap nasab lahirmu yang kembali kepadanya,
termasuk diantaranya sebagai berikut:

Ibu (ibu yang melahirkanmu)

Ibu dari ibu maupun ayah kalian

Nenek dari ibu maupun ayah kalian

Buyut dari ibu maupun ayah kalian, dan seterusnya ke atas

2. Anak-anak Perempuan kalian


Berikut yang termasuk dalam kategori anak perempuan:

Anak perempuan kalian

Anak perempuan dari anak kalian (cucu perempuan)

Cucu perempuan dari anak kalian (cicit perempuan)

Dan seterusnya generasi ke bawahnya

3. Saudara-saudara perempuan kalian


Saudara perempuan yang merupakan mahram adalah sebagai berikut:

Saudara perempuan satu ayah dan satu ibu

Saudara perempuan satu ayah saja

Saudara perempuan satu ibu saja

Jika ayah kita menikah dengan 2 wanita berarti anak-anak dari istri-istri ayah kita
termasuk mahram yang tidak boleh dinikahi.
4. Saudara-saudara perempuan dari ayah kalian

Saudara perempuan ayah satu ayah dan satu ibu

Saudara perempuan ayah satu ayah saja

Saudara perempuan ayah satu ibu saja

Saudara perempuan kakek dari ayah dan ibu

Saudara perempuan buyut dari ayah dan ibu dan seterusnya ke atas

Misalnya ayah kita memiliki istri lebih dari satu berarti saudara-saudara perempuan
ibu-ibu kita juga mahram. Haram menikah dengan mereka.
5. Saudara-saudara perempuan ibu
Saudara perempuan dari pihak ibu juga termasuk mahram, skemanya seperti saudara
perempuan ayah. Biasanya kita menyebut mereka tante / budhe / bulik / dan
semacamnya.
6. Anak-anak perempuan dari saudara laki-laki
Yang termasuk golongan anak-anak perempuan dari saudara laki-laki adalah sebagai
berikut:

Anak perempuan dari saudara laki-laki bse-ayah dan se-ibu

Anak perempuan dari saudara laki-laki se-ayah saja atau se-ibu saja

Cucu dari saudara laki-laki se-ayah atau se-ibu

Cicit perempuan dari saudara laki-laki

Dan seterusnya ke bawah

Secara gampangnya anak perempuan dari saudara laki-laki istilah kita termasuk
keponakan dari saudara laki-laki.
7. Anak perempuan dari saudara perempuan
Golongan ini juga kedudukannya sama dengan poin 6. Keponakan adalah mahram,
baik dari anak saudara laki-laki maupun anak saudara perempuan kita, termasuk juga
cucu, buyut dan seterusnya dari saudara laki-laki maupun saudara perempuan kita.
8. Ibu-ibu yang menyusui kalian
Meskipun tidak ada nasab dengan kita, jika ada ibu-ibu menyusui kalian maka haram
dinikahi, termasuk:

Ibu yang menyusui itu sendiri

Ibu dari ibu yang menyusui

Nenek dari ibu yang menyusui, dan seterusnya ke atas

Termasuk juga anak-anak dari ibu maupun suami yang menyusui itu sendiri adalah
mahram bagi kita dan haram dinikahi. Oleh karena itu menyusui bayi itu tidak boleh
sembarangan agar tidak terjadi masalah dalam pernikahan kelak.
9. Saudara perempuan dari ibu sepersusuan

Perempuan yang kalian disusui oleh ibunya

Perempuan yang menyusu pada ibumu

Kalian atau perempuan itu menyusu pada orang yang sama selain ibu kalian
berdua

Atau perempuan yang menyusu pada istri lain dari suami ibu susuan

Sekali lagi permasalahan saudara sesusuan ini sangat pelik, para wanita harus berhatihati menyusui seorang bayi, meskipun merasa kasihan pada bayi tersebut. Jangan
sampai kita menikahi orang yang seharusnya tidak boleh dinikahi.
10. Ibu istri-istri kalian (mertua)
Ibu dari istri-istri kita disebut dengan mertua. Maka termasuk nasab ke atas adalah
mahram kita, nenek dari istri, buyut dari istri dan seterusnya. Begitu juga dengan ibu
susuan dari istri, dan seterusnya. Kedudukannya sama dengan ibu kandung dari istri.
11. Anak-anak dari istri yang sudah kalian campuri
Anak-anak istri kalian yang berada dalam pemeliharaan kalian dari istri yang sudah
kalian campuri akan tetapi jika belum dicampuri dan sudah cerai atau meninggal
maka boleh dinikahi. Dalam masyarakat kita menyebutnya anak tiri. Jadi seorang lakilaki yang menikah dengan seorang wanita yang sudah mempunyai anak berarti ada
hukum terhadap anak-anak istrinya seperti yang telah disebutkan.
12. Istri-istri dari anak-anak kandung (menantu)
Istri dari anak-anak kandung disebut menantu. Seseorang tidak boleh menikahi
seorang wanita ketika sudah terjadi akad nikah dengan anak-anak kandung kita, tidak
ada perbedaan pendapat dikalangan para ulama. Termasuk juga nasab ke bawahnya,
anak dari menantu, cucu dari menantu dan seterusnya ke bawah.

Demikian 12 golongan yang termasuk mahram kita dan haram dinikahi. Disebutkan
beberapa golongan yang termasuk dalam nasab dan juga selain dari nasab. Akan tetapi
perlu catatan penting ada beberapa golongan yang termasuk dalam nasab keturunan
kita tapi bukan mahram, diantaranya sebagai berikut:

Anak perempuan dari saudara laki-laki ayah

Anak perempuan dari saudara perempuan ayah

Anak perempuan dari saudara perempuan ibu

Anak perempuan dari saudara laki-laki ibu

Atau dengan kata lain SEPUPU kita bukan merupakan mahram dan boleh dinikahi
secara syari. Namun di dalam adat Jawa, biasanya jarang ada pernikahan antara
sepupu. Hal itu tidak mengapa karena urusan pernikahan (mau menikah dengan siapa)
itu tergantung orang tersebut asal jangan sampai adat mengalahkan syariat. Menikah
denggan sepupu itu boleh tidak dilakukan tapi jangan mengingkari kebolehannya

II.



Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu, saudara-saudara
perempuanmu, saudara-saudara perempuan ayahmu, saudara-saudara perempuan ibumu,
anak-anak perempuan dari saudara laki-lakimu, anak-anak perempuan dari saudara perempuanmu, ibu-ibu yang menyusuimu, saudara-saudara perempuan yang satu susuan denganmu,
ibu-ibu isterimu (mertua), anak-anak perempuan dari isterimu (anak tiri) yang dalam
pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum mencampurinya
(dan sudah kamu ceraikan) maka tidak berdosa atasmu (jika menikahinya), (dan diharamkan
bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam
pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau.
Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. [An-Nisaa : 23]

Anda mungkin juga menyukai