Anda di halaman 1dari 42

FIKIH PERNIKAHAN

[ Pertemuan pertama : 24 Juni 2020 – Muqoddimah nikah


Kenapa pembahasan fikih pernikahan penting?
- Ayat yang paling sering dibicarakan di Al-Quran adalah tentang hukum, dan dari hukum itu,
yang paling banyak dibicarakan adalah fikih ibadah, kemudian fikih pernikahan
- Kebahagiaan dalam pernikahan dimulai ketika memilih calon pasangan.
Hukum Seputar Muqoddimah Nikah

- Barangsiapa yang memulai sesuatu dengan baik, maka insyaAllah ke depannya juga akan
baik hingga akhir.
- Ketika sudah memasuki usia minimal nikah (di Indonesia untuk perempuan minimal 18th),
maka saat itu sudah mulai untuk mencari ilmu tentang nikah, mengembangkan passion, dsb.
Sehingga ketika nanti saat jodoh sudah datang, kita tidak bingung dan tidak melanggar syariat
Allah.
Menjadi Jodoh Impian : Sifat yang Dianjurkan Ada pada Tiap Pasangan

 Menulis kriteria jodoh terus ditempelkan di kamar (misalnya) itu tidak apa-apa. Tapi,
seharusnya tidak sekedar mencari, tapi juga mempersiapkan diri agar kita pantas untuk
mendapatkan sosok yang diimpikan. Jadi, ketika menulis kriteria jodoh, itu sebenarnya
merefleksikan untuk diri kita. Perkara nanti kapan dan siapa yang datang itu urusan Allah
serta kita harus memasrahkannya.
 Beberapa sifat yang harus diperhatikan ketika memilih pasangan:
1. Agama
Perempuan dinikahi karena 4 hal (harta, nasab, kecantikan, dan agama). Pilihlah
perempuan karena agamanya, maka engkau akan beruntung. Walaupun agama
ada di posisi terakhir, tapi Nabi sudah menegaskan bahwa pilihlah yang pintar
agamanya.
Reminder untuk perempuan, bahwa jika ingin menjadi jodoh impian, sebaiknya
memperbaiki kualitas agamanya. Karena ibu juga sebagai madrasah pertama untuk
anak-anaknya. Nikahkan anak perempuanmu dengan laki-laki yang baik agamanya.
Karena jika laki-laki itu cinta lalu menikahi perempuan, maka dia akan
memuliakannya, dan jika dia tidak menyukai salah satu sifat istrinya, maka dia tidak
akan mendzoliminya, karena dia punya pegangan agama, sehingga tau dan
mengerti bagaimana Rasulullah bersikap sebagai seorang suami. Maka utamanya,
persiapkan ilmu agama yang baik sebagai bekal utama pernikahan.
2. Kufu
Sekufu = sepadan. Kufu bukanlah hal yang wajib atau syarat sah pernikahan, namun
bisa dijadikan sebagai pertimbangan untuk menerima/menolak pertimbangan.
Karena agar tidak terjadi pertikaian hingga menyebabkan perceraian ketika
menikah akibat adanya ketimpangan antar suami istri. Menurut madzhab Syafi’i,
ada beberapa hal yang dianjurkan sekufu antar calon pasangan, yaitu: (1) agama
dan kesolihan; (2) pekerjaan; (3) terjaga dari aib yang dapat menyebabkan rusaknya
akad nikah, mis. Bisu, gila, dll; dan (4) nasab. Jika menikah dengan yang tidak
sekufu, maka suami dan istri harus rela dan siap untuk menghadapi permasalahan
yang mungkin akan muncul akibat tidak sekufu. Semakin banyak hal yang sekufu,
maka juga akan semakin sedikit perbedaan yang dapat menimbulkan konflik.
Nasab juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.
3. Penyayang dan mudah memiliki keturunan
Kedua sifat ini biasanya bisa dilihat dari kondisi kesehatannya atau keluarganya
(jika keluarganya memiliki banyak keturunan, maka anak tsb juga kemungkinan
akan memiliki banyak anak)
4. Kecantikan atau ketampanan
Memasang kriteria cantik atau tampan tidak dilarang dalam Islam. Karena memang
fitrahnya manusia yang menyukai dhohir yang tampak cantik atau tampan. Tetapi,
yang tidak boleh adalah menjadikan penampilan dhohir tsb sebagai kriteria utama,
karena menurut sabda Rasulullah, “jangan nikahi wanita hanya karena faktor
kecantikannya, karena bisa jadi kecantikan tsb menjatuhkannya dalam keangkuhan
dan kesombongan. Dan jangan nikahi mereka karena hartanya, karena harta tsb
bisa menjatuhkan mereka kepada perbuatan maksiat dan perbuatan buruk lainnya.
Tetapi nikahilah perempuan karena ketaqwaannya kepada TuhanNya. Sungguh
perempuan yang mulutnya sobek, kulitnya hitam, tapi memiliki ketaqwaan tinggi
itu lebih baik daripada perempuan merdeka yang tidak memiliki agama atau
ketaqwaan dalam hatinya.”
ANJURAN
Hendaknya calon pasangan bukanlah kerabat yang dekat, misalnya sepupu. Karena
nanti akan menjadikan keturunannya lemah.
Menjadi Jodoh Impian : Persiapan Sebelum Menikah
1. Ilmu
Ilmu adalah cahaya. Sehingga, jika ilmu yang dimiliki belum cukup, belum banyak,
maka rumah yang akan ditempati akan gelap dan tidak nyaman. Oleh karena itu,
perbanyaklah mencari ilmu, utamanya ilmu agama. Ilmu yang penting untuk dicari
dan berguna untuk kehidupan berumah tangga: (1) ilmu keislaman (fikih, shiroh,
dsb.): yang diperlukan seseorang untuk mempertahankan kehidupan rumah
tangganya adalah dengan mengetahui dan mengamlkan ajaran agama islam,
karena dalam islam sudah diatur sedemikian rupa tentang kehidupan berumah
tangga. Tidak usah ‘ngedumel’ jika permepuan di rumah mengurus anak, dsb,
karena itu jika dilakukan dengan tulus, ikhlas juga akan berpahala besar dan bahkan
melebihi pahala jihad laki-laki, atau pahala yang bisa didapatkan oleh laki-laki; (2)
fikih perempuan : tentang haid, nifas, dan istihadhoh. Hukumnya wajib untuk
perempuan (fardhu ain) dan fardhu kifayah untuk laki-laki (suami). Jika suami
belum bisa mengajari istrinya tentang ini, maka wajib membolehkan istrinya untuk
belajar di luar; (3) ilmu tentang manajemen waktu : tidak ada alasan tidak ada
waktu untuk keluarga. Itu hanya alasan karena tidak pandainya mengatur waktu
yang dimiliki; (4) ilmu tentang kehamilan, reproduksi, kesehatan umum : agar
suami istri tidak kaget ketika menjadi orang tua baru; (5) ilmu parenting : tidak
hanya dibebankan kepada istri. Karena ibaratnya, ibu sebagai guru dan ayah
sebagai kepala sekolahnya – saling melengkapi. Upgrade ilmu tentang parenting.
Ajarilah anak-anakmu sesuai jamannya, sehingga tidak bisa menjadi orang tua yang
kolot, harus bisa mendidik anak menjadi generasi islami yang cemerlang. Bahkan
disebutkan dalam Al-quran banyak ayat tentang parenting yang menceritakan
hubungan ayah dengan anaknya; (6) ilmu tentang manajemen komunikasi : karena
menikah itu bersinergi dengan orang lain, maka penting untuk bisa menguasai ilmu
komunikasi dasar agar tidak terjadi kesalahpahaman; (7) ilmu financial : agar tidak
terjadi cekcok tentang keuangan. Karena ini masalah yang sensitif

2. Meluruskan niat
Sesuatu yang baik perlu ditunjang dengan niat yang baik pula. Tidak ada amal
apapun tanpa disertai dengan niat. Segala sesuatu tergantung niatnya. Menikah
harus disertai dengan kesiapan dan restu orang tua, agar ketika menikah tidak
kaget dengan adanya kewajiban-kewajiban baru dan adanya penyesalan di
kemudian hari.
3. Berusaha memperbaiki akhlak
Agar terbiasa ketika sudah menikah pun tetap berusaha memperbaiki diri.
4. Berusaha menjaga amalan sunnah
Agar ketika sudah berkeluarga dapat membangun keluarga yang senantiasa
mengamalkan sunnah Rasulullah.
5. Persiapan fisik
Penampilan fisik itu penting. Menjadi hak diri sendiri juga yang wajib dipenuhi.
Sehingga hal ini penting. Jangan sampai sibuk ibadah tetapi lupa menjaga
penampilan diri (kebersihan, kesehatan).
Jika persiapan diri ini sudah dipersiapkan, maka langkah selanjutnya adalah taaruf.
Seputar Mahram
Mahram : orang-orang yang tudak boleh dinikahi.
Muhrim : orang-orang yang melaksanakan ihrom (umroh/haji).
SECARA UMUM, ADA 2 JENIS MAHRAM :
1. Mahram yang tidak boleh dinikahi selamanya (muabbad)
2. Mahram yang tidak boleh dinikahi dalam jangka waktu tertentu (muaqod).
SEBAB-SEBAB SESEORANG MENJADI MAHRAM MUABBAD :

1. Nasab
a. asalnya manusia : bapak, kakek, orang tua ke atas
b. cabang : anak, cucu, cicit, dst ke bawah
c. saudara sekandung, sebapak
d. urutan pertama dari cabang kakek atau nenek : paman dan bibi
 Untuk laki-laki tidak boleh menikahi :
- ibu, nenek, dst ke atas
- anak, cucu, dst ke bawah
- saudara kandung, sebapak atau seibu
- anak saudara kandung (keponakan)
- bibi (saudara perempuan ayah atau ibu)
 Untuk perempuan tidak boleh menikahi :
- ayah, kakek, dst ke atas
- anak, cucu, dst ke bawah
- saudara kansung
- keponakan
- paman
2. Pernikahan
a. istrinya bapak, kakek, dst ke atas (baik setelah akad atau tidak). Tapi, anaknya
istri bukanlah menjadi mahramnya
b. istrinya anak (menantu – langsung menjadi mahram setelah menikah)
c. orang tua istri – ibu, nenek, dst ke atas(mertua)
d. anak bawaan istri (apabila sudah terjadi hubungan suami istri)
3. Sepersusuan
Mereka yang haram dinikahi karena adanya hubungan darah akibat sepersusuan,
dengan syarat 5x susuan yang mengenyangkan.
- ibu sepersusuan dst ke atas
- anak perempuan sepersusuan
- saudara perempuan sepersusuan
- anak perempuan dari saudara laki-laki atau perempuan sepersusuan
- bibi sepersusuan dari bapak/ibu
- ibu persusuan istri
- anak persusuan istri
- istri dari bapak persusuan

SEBAB-SEBAB SESEORANG MENJADI MAHRAM MUAQOD:


1. Perempuan yang ditalak tiga (3) – talak bain kubro
Perempuan yang ditalak tiga haram dinikah oleh suami yang mentalaknya, kecuali
prp tsb sudah menikah lagi, melakukan hub. Suami istri lalu kemudian bercerai
(dengan catatan hal ini tidak boleh disengaja)
2. Perempuan yang masih menjadi istri orang lain (atau yang masih dalam proses
cerai/masa iddah)
3. Perempuan yang beragama selain islam
4. Saudara perempuan dan mahram dari istri
5. Wanita kelima yang akan dinikahi oleh laki-laki yang telah memiliki 4 istri (boleh
jika salah satu sudah dicerai)
DENGAN MAHRAM AURATNYA : DARI LUTUT SAMPAI PUSAR

PERTANYAAN:

No. Pertanyaan Jawaban


1. Tadi disampaikan bahwa salah satu sifat Selama calon suami mb itu memang
jodoh impian yaitu se kufu dalam hal amanah dan mampu dalam bidang
pekerjaan dan lain sebagainya. Yang ingin pekerjaan di dinas yang akan diisi itu,
saya tanyakan misal kita mendapatkan tidak masalah misalnya menggunakan
calon psangan yang mempunyai orang dalam dsb. Karena kalau tidak
pekerjaan tetapi untuk mendpaatkan diperjuangkan takutnya pekerjaan itu
pekerjaan itu tidak murni usaha sendiri malah akan diisi oleh orang yg tidak
atau misalnya sekarang untuk masuk kompeten di bidangnya.
sekolah kedinasan atau pekerjaan
menggunakan orang dalam dan lain
sebagainya. Bagaimana tanggapan ning
akan hal tersebut?
2. Assalamualaikum kak, mau tanya, tips" Sebagaimana nasihat dr guru-guru
untuk memperkuat iman Islam agar tetap kami; perbanyak baca Al-Qur’an dan
stabil gmn? Apakah ciri jodoh kita begitu dzikir dg hadirnya hati dan adab, lalu
mirip dengan kita? sedikitkan makan (makan diniatkan
menguatkan diri untuk ibadah dan tdk
berlebihan), serta menjauhi mujalasah
(bergaul atau duduk) dengan orang-
orang yang lalai karena teman akan
sangat berpengaruh.
3. Kak mau tanya, yg masalah sekufu, kalo Nggak apa-apa mb. Setidaknya ada
masalah pkerjaan, aku dan mas ku kerja di salah satu hal yang kufu’, agar tidak
sekolahan, tapi untuk masalah nasab / terlalu banyak masalah perbedaan yang
keluarga, bapak ku seorang ustad ( ngajar nantinya timbul setelah menikah.
di madrasah, pendakwah, ngurusi
mushola dan imam musholla ) tapi
keluarga dari mas ku, ibu nya single
parent, dan bapak nya sudah menikah
dengan perempuan lain. Tapi mas ku
walaupun tidak pernah mondok ( ngaji di
pesantren ) cuma dia mainnya dgn orng
pondok, dan prnah silaturahmi jg ke
pondok-pondok. Dan mas ku sosok yg
penyayang, baik, sabar banget jg karena
jadi tulang punggung di rumah.
Bagaimana yah menurut ning Atina balqis
?
4. Bismillah assalamualaikum Ingatkan diri selalu kalau siapapun dia
warahmatullahi wabarakatuh. Izin selama belum ada ikatan pernikahan,
bertanya, Bagaimana, cara kita supaya dia tetaplah ajnabi yang mana berarti
ngerem. Karena calon kita adalah teman kita harus menjaga jarak dalam
kita/kerabat kita kerja/sekolah. Cara bermuamalah (berhubungan sehari-
menghilangkan pikiran kita bahwa calon hari). Jadi ya sebenarnya tidak hanya
kita dulunya rekan, supaya kita bisa selalu kepada calonnya saja, tapi kepada
taat, hormat, kepada calon suami kita. semua lawan jenis harus memaksakan
diri untuk ngerem demi menjaga
kemuliaan kita sebagai seorang
muslim/muslimah. Adapun bagaimana
unt bisa taat dan hormat nantinya dg
suami, dari sekarang gali ilmu tentang
sosok istri shalihah dan apa sj
kewajibannya dalam Islam. Karena
suami memiliki hak besar atas istrinya.
5. Jika ada seorang laki-laki dan perempuan Sesuatu yg baik kl dimulai dg hal yg tdk
saling mencintai, tapi proses mereka baik apalagi smp melanggar aturan
menuju pernikahan tidak menurut syariah, akan sulit mendapat
syariat, keduanya juga menghindari hal- keberkahan nantinya. Jd kl
hal yang mendekati zina. Dari pihak laki- pernikahannya blm dilangsungkan,
laki belum siap jika menyegerakan usahakan untuk merubahnya sesuai dg
menikah karena beberapa hal tidak tuntunan syariah. Dan restu orgtua
direstui orang tua. Jika jalannya sulit, apa sangat penting, jd jangan diabaikan.
bisa dipastikan tidak berjodoh? Baiknya Masalah berjodoh atau tidaknya itu
seperti apa ya ning? rahasia Allah. Jadi jalani dan jangan
putus berdoa minta sm Allah aagar sll
diberikan yg terbaik.
6. Ada seorang laki-laki dan perempuan Bagaimana dg pertimbangan sifat2 yg
sedang menjalankan proses ta'aruf sdh saya jelaskan kemarin? Agamanya
melalui medsos, tiba-tiba pihak bagaimana? Akhlak, nasab? Kalau misal
perempuan dijodohkan dengan laki-laki itu bagus dan si laki2 yg dijodohkan tadi
lain oleh orangtuanya. Laki-laki yang punya i’tikad serius unt membangun
dijodohkan ini sulit dimintai CV dan sulit pernikahan, monggo dilanjutkan. Tapi
dihubungi dengan alasan sibuk kerja. kalau sekiranya tdk ada langkah serius
Orang tua kedua belah pihak sangat dr laki2nya menurut saya ahsan tdk
menginginkan mereka bersama tapi dari usah dilanjutkan.
pihak laki-lakinya sulit dihubungi. Apa
yang harus dilakukan pihak perempuan
ning?
7. Saya seorang perempuan yang jauh dari Jangan putus memperbaiki diri dg ilmu
sifat dan sikap muslimah yang baik, masih dan trs berdoa minta Allah berikan yg
pacaran. Saya pernah pacaran dengan terbaik, juga husnudzon sll sm takdir
seorang laki-laki selama setahun, lalu Allah. Bisa jadi jodoh blm jg datang, krn
kami putus karena laki-laki itu belum siap Allah memberikan mb kesempatan
untuk menikah. Saya belum bisa move on waktu untuk menimba ilmu, mengasah
selama 3 tahun ini. Lalu datang laki-laki yg passion, supaya bisa lebih sukses nnt
membuat saya nyaman dan menjanjikan saat berumah tangga. Kl orangtua
menikahi saya, tapi sampai sekarang sudah mendesak ingin mb segera
belum ada kabar. Saya putus asa, orang menikah, bs ikhtiar datang ke kiai untuk
tua sudah meminta saya untuk menikah, dicarikan laki-laki yg baik dan bisa diajak
sampai saya berfikir saya sepertinya tidak taaruf.
pantas dicintai/mencintai. Apa yang
harus saya lakukan ning?
8. Mengenai pembagian waktu kepada Mungkin bisa dicoba untuk membuat
keluarga. Jadi say baru menikah 7 bulan rileks suami dulu. Bisa dg memberi
kita sama2 bekerja pergi pagi pulang kejutan untuk quality time berdua
malam. Ketika sampai dirumah suami misalnya atau membuatkan makanan
saya malah menghabiskan waktu dengan kesukaannya. Intinya sebelum
bermain game hingga larut malam, saya membicarakn kesalahannya, kita buat
lebih sering dicuekin. Padahal saya ingin suasananya menyenangkan dan santai
sekali me time bareng suami di malam dulu. Setelah itu coba ungkit
hari setelah sibuk bekerja. Namun suami kebaikannya terlebih dahulu, baru
saya tempramen nya tinggi sudah saya masuk pd kesalahan yg ingin kita
coba tegur baik2 malah disangka saya perbaiki. Sambil trs didoakan supaya
ngelarang2 beliau. Mohon masukannya Allah lebih melembutkan hati suaminya
saya sebagai istri harus bagaimana ya mbak.
menyikapinya? Dan cara memberikan
penjelasan kepada suami saya terkait hal
tersebut. Terimakasih sebelumnya
mohon masukannya
9. Adakah syarat batasan usia seorang anak Masalah persusuan ini di pertemuan
(bayi) yg disusui oleh ibu susuan? kedua ‫ إن شاء هللا‬akan saya bahas mbak.
10. Jika seorang perempuan menikah dengan Saudara ipar apalagi suaminya bukan
seorang laki", saudara ipar (yg laki") dari mahram dan termasuk ajnabi. Jadi
suami itu menjadi mahrom kita atau menjaga aurat harus seluruh tubuh.
bukan dan membatalkan wudhu/tidak? Kecuali jika saudara iparnya perempuan
juga bagaimana batasan kita menjaga (sesama jenis) maka auratnya adalah
aurat didepannya? antara pusar dan lutut.
[ Pertemuan kedua : 27 Juni 2020 – Fikih Usroh 1 
(Tambahan) Radha’ah atau Persusuan
Saudara sepersusuan sama dengan saudara senasab.
Untuk kehati-hatian, catat jika nanti memberikan susu ke orang lain
Syarat persusuan:
- dilakukan oleh bayi dibawah usia 2 tahun
- usia ibu yang menyusui minimal 9 tahun
- harus sebanyak 5x kesempatan menyusu (tiap menyusu sudah kenyang)
Ta’aruf
Taaruf bukan pacaran berkedok islami.
Taaruf : proses saling mengenal yang bertujuan hingga ke tahap pernikahan.

Taaruf merupakan proses permulaan nikah (pra nikah), maka jangan sampai dikotori dengan
berkhalwat, dsb. Karena hal ini akan dapat berakibat pada pernikahan ke depannya nanti.
Syara’ (cara) bertaaruf :
1. Mengirimkan seorang yang adil pada seseorang yang ingin dinikahi untuk
melihatnya dan memberi tau sifat orang tersebut (memakai perantara);
2. Melihat langsung pada orang yang ingin dinikahi untuk bertaaruf
(kecantikan/ketampanan, kesuburan badannya – bisa dilihat dari wajah dan
telapak tangan (perempuan), tidak lebih dari itu dan tidak melihat dengan waktu
yang lama secara sengaja)
Dalam taaruf tidak boleh melakukan hal yang melanggar syariat, seperti berduaan,
berkomunikasi berlebihan di luar pembicaraan visi misi pernikahan atau keluar dari
pengenalan sifat-sifat yang ingin diketahui.
Pada intinya, proses taaruf digunakan untuk membantu calon pasangan mengenal satu sama
lain, menyatukan visi misi pernikahan.
Khitbah

Khitbah = lamaran : menyampaikan keinginan menikah kepada perempuan yang telah


ditentukan dan perempuan tersebut memberitahukan kepada walinya.
Setelah proses nadhor (melihat) dalam taaruf dan cocok, maka laki-laki bisa melamar
perempuan yang telah ditaarufi.
Perempuan yang telah menerima lamaran seorang laki-laki, maka dia tidak boleh menerima
lamaran laki-laki lain.
Sesuai Sabda Rasulullah bahwa tidak boleh laki-laki meminang perempuan yang telah
dipinang oleh saudaranya (laki-laki lain), dan janganlah menawar barang yang telah ditawar
saudaranya.
Jadi, sebelum melamar perempuan pastikan dulu bahwa dia bukan tunangan orang lain.
Setelah lamaran calon pasangan boleh melihat sesuai batasan yang telah ditentukan (wajah
dan telapak tangan) dengan catatan tidak boleh berdua saja. Karena, sebelum akad
berlangsung, hukum kedua orang tersebut adalah masih ajnabi, belum halal. Sehingga berlaku
hukum aurat.

Selain itu juga tidak dianjurkan sering pergi meskipun ada yang menemani. Adapun sering
keluar bersama tunangan akan mendatangkan sesuatu yang buruk dan terdapat banyak
bahaya di dalamnya. Sehingga dianjurkan jarak antara lamaran dan pernikahan tidak terlalu
lama, karena terkadang banyak orang yang menggampangkan bahwa hal itu tidak apa-
padahal. Padahal, mau seperti apapun jika belum akad masih berlaku hukum ajnabi, jadi tidak
boleh berduaan (meskipun di sosmed), berpegangan, dll.
Jangan melanggar syariat karena nanti akan beerpengaruh terhadap pernikahannya di
kemudian hari.
Fikih Usroh : Asas Keluarga Samara
Hukum-hukum yang berkaitan antara manusia dan keluarganya.

Jadi, pernikahan dalam islam merupakan sebuah ikatan syar’iyah antara suami dan istri.
Dalam artian, ikatan ini diatur oleh syariat dan sebagai perantara merealisasikan maqashid
(melestarikan tujuan pernikahan dan pembentukan keluarga).
Hal-hal yang menjadi akibat setelah terjadinya akad:
- karena akad istri wajib mendapatkan mahar, nafkah
- kewajiban antara suami dan istri
- permasalahan-permasalahan seperti talak, nusyus, khulu’, fasakh, iddah
Wajib diketahui agar suami istri tidak menganggap remeh peran mereka.

Hak suami memang besar terhadap istri, tapi ketika dia mengetahui apa kewajibannya dalam
keluarga, maka dia tidak akan berani untuk meremehkan atau merendahkan istrinya.
Begitupun dengan istri, ketika dia mengetahui hak atas dirinya, maka dia tidak akan berani
menentang suami, menentang syariat, karena dia akan menuntut kewajibannya terlebih
dahulu sebelum haknya terpenuhi.
Secara singkat, dari fikih usroh yang dapat dipelajari adalah: suami merupakan pemimpin.
Pemimpin yang dalam artian memiliki tanggung jawab atas istrinya, pendidikan anaknya.
Kemudian istri prinsipnya adalah khidmah (mengabdi). Maka, orang jika mengabdi itu tidak
perhitungan. Seorang istri tidak usah itung-itungan dengan suami, anggap itu sebagai
pengabdian.
Mengabdilah kepada suamimu dengan sebaik-baiknya. Karena dalam hadis disebutkan bahwa
salah satu penyebab perempuan masuk surga adalah ketika dia mentaati semuanya.
Begitupun dengan suami, walaupun disebutkan bahwa suami adalah pemimpin bagi istrinya,
pemimpin disini tidak boleh semena-mena. Bukan pemimpin yang seenaknya menyuruh,
menuntut. Tetapi bertanggung jawab atas baik tidaknya istri dan anak-anaknya. Bagaimana
nafkahnya, kebutuhannya, pendidikan istri dan anak-anaknya (pemimpin yang mengayomi
dan menuntun).
Pengertian, Manfaat, dan Resiko Pernikahan
Nikah : harus ada akad yang menunjukkan lafadz nikah.

Pernikahan adalah ibadah dalam jangka waktu yang lama, maka harus matang dalam
mengambil keputusan pernikahan agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari setelah
menikah. Jadi, sering-seringlah istikhoroh untuk menentukan calonnya. Jangan putus
istikhoroh walaupun tidak mendapatkan jawaban dalam mimpi, tapi insyaAllah kalau misal
dia memang jodoh kita akan Allah matangkan, mantapkan hati kita, orangtua kita.
Hukum asal menikah adalah sunnah.
Tujuan pernikahan : lebih menentramkan mata dan kemaluan.

“barang siapa yang belum sanggup menikah, berpuasalah. Karena puasa bisa menjadi
tameng.”
Hukum Menikah:
1. Sunnah : ketika seseorang sudah mampu dan butuh untuk menikah (ex: orang yang
sudah memasuki usia pernikahan kemudian dia juga mampu dalam finansial);
2. Wajib : ketika seseorang meyakini bahwa jika dia tidak menikah maka akan terjatuh
dalam perzinahan;
Manfaat Menikah :
1. Melanggengkan jenis manusia dengan cara yang dicintai Allah dan Rasulullah;
2. Menjalankan sunnah Rasul dan mewujudkan cita beliau untuk mewujudkan
generasi yang dapat dibanggakan di akhirat;
3. Mengharapkan doa dari anak shole;
4. Mendapatkan syafaat dari anak kecil yang meninggal sebelum orangtuanya;
5. Membentengi diri dari setan akibat hawa nafsu;
6. Sarana mujahadah dalam melaksanakan kewajiban rumah tangga (ex. ketika
mengetahui ada beberapa sifat yang sedikit berbeda dengan proses taaruf, sabar
menghadapi rutinitas yang itu-itu saja, menghadapi anak, dan konflik lainnya.
Karena setan akan mengganggu manusia ketika beribadah, termasuk dalam
pernikahan. Jadi, kalau misalnya menikah harus meniatkan itu bermujahadah.
Jangan berfikir enaknya saja).
Resiko (ujian) Pernikahan :
Ujian ini perlu diketahui agar nantinya ketika menikah sudah siap untuk menghadapi
resikonya, yaitu:

1. Adanya kesulitan dalam mencari harta halal dan menjaga diri dari harta yang haram
(suami wajib memberi nafkah dan istri wajib mengatur nafkah yang diberikan suami
agar tercukupi dan tidak menarik suami dalam perbuatan maksiat atau yang
melanggar syariat dalam mencari harta lebih)
Dalam kitab ihya’ bab nikah, Imam Ghozali menceritakan, ada seorang istri sebelum
suami berangkat kerja, beliau selalu berpesan agar mencari harta yang halal (bukan
syubhat atau haram). Saya lebih baik, lebih sanggup sabar tidak makan ketika di
dunia daripada harus menghadapi siksaan di neraka. Saya tidak akan kuat untuk
menghadapi siksaan neraka. Catatan untuk istri juga agar tidak menuntut lebih dari
kemampuan suami. Begitupun suami, harus mengetahui kemampuannya dan
memberi pengertian terhadap istri. Jangan menuntut mengikuti kemauan istri
sampai mencari rezeki yang haram;
2. Dalam memenuhi hak pasangan (menjalankan kewajiban) pasti akan menemui
kesulitan. Tapi, sebisa mungkin bermujahadah disitu untuk melakukan kewajiban
dengan baik. Tidak usah yang sempurna, tapi dilaksanakan dengan sebaik mungkin
(yang terbaik) dari kita untuk pasangan kita dengan cara selain amal juga
mempelajari hak dan kewajiban suami istri. Jalankan dulu kewajiban setelah itu
menuntut hak.
3. Kesabaran dalam menghadapi tabiat buruk pasangan
Baik suami atau istri memiliki porsi yang sama dalam kesabaran.
4. Anak dan suami istri yang bisa menjadi penghalang dalam beribadah.
Sebagaimana dalam Al-Quran disebutkan bahwa:
- jangan sampai hartamu, dan anak-anakmu menghalangimu dari mengingat Allah;
- dari istri-istri dan anak-anakmu bisa menjadi musuh, misalnya ketika istri dan anak
menuntut terlalu banyak di luar syariat dan kemampuan suami hingga suami
tersebut akhirnya melakukan hal yang buruk untuk memenuhi keinginan istrinya
Hak Suami (Kewajiban Istri)

Sesuai Sabda Nabi, “kalau saya boleh memerintahkan manusia sujud kepada manusia lainnya,
maka akan saya perintahkan sujud kepada suaminya”. – menunjukkan besarnya hak suami
atas istrinya.

Kewajiban seorang perempuan jika sudah menikah, maka lebih utama dia mematuhi
suaminya terlebih dahulu kemudian orangtua. Meskipun demikian, hal ini bukan berarti
suami boleh semena-mena terhadap istrinya sampai memutus hubungan istri dengan
orangtuanya.
Jika pernikahan dibangun di atas syariat Allah, maka meski suami memiliki hak penuh
terhadap istrinya, dia tidak akan melarang istrinya untuk berbakti kepada orangtuanya.
Karena dia mengetahui syariat Allah yang mewajibkan anak berbakti kepada orangtuanya.
Kewajiban istri dilakukan kepada suami ketika suami juga telah melaksanakan kewajibannya
untuk memberikan nafkah lahir batin kepada istrinya. Jika belum, maka tidak diwajibkan istri
taat kepada suami.
Kewajiban istri :
1. Taat kepada perintah suami selama tidak bertentangan dengan syariat islam
Ketika suami menyuruh istri untuk melakukan hal di luar syariat, maka hal pertama
yang harus dilakukan istri adalah menasehatinya secara baik-baik, memberikan
pengertian.
2. Tinggal di rumah layak yang disediakan oleh suami dan tidak keluar sebelum
mendapat izin suami.
3. Menjaga harga diri suami dan keluarga dengan cara menjaga penampilan dengan
baik, menunjukkan akhlak yang baik (suami wajib mendidik istri), menjaga harga
diri sendiri saat ditinggal suami. Untuk perempuan yang sudah menikah disarankan
tidak berlama-lama mengobrol dengan tetangga karena nanti berpotensi menjadi
ghibah atau pembicaraan yang dilarang akibat pembicaraan yang terlalu luas.
Maka, saat suami tidak ada wajib menjaga hal tersebut dan wajib menjaga harga
diri keluarganya dengan tidak menyebarkan rahasia keluarga.
4. Menjaga harta dengan tidak seenaknya menggunakan harta di luar izin suami di
luar kadar nafkah. Jika mau membeli sesuatu di luar kadar nafkah maka wajib izin
suami.
5. Khidmah urusan rumah (ex. Menyapu, mencuci, dsb)
Ada khilaf diantara ulama apakah ini kewajiban istri atau hanya sekadar khidmah
(pengabdian). Menjadi kewajiban istri, namun jika istri biasa menggunakan jasa
pembantu, maka suami wajib menyediakannya. Namun, lebih baik jika yang
berurusan langsung dengan suami, maka istrinya sendiri yang menyiapkannya
untuk mengambil pahala dari khidmah tersebut.
6. Berdandan dan berpenampilan bersih, rapi di depan suami
Sebaik-baiknya perempuan adalah ketika seorang istri jika suami melihatnya maka
akan membuatnya senang, atau ketika suami memerintahkannya akan menuruti,
dan ketika suami tidak ada dia akan menjaga harta suami dan dirinya sendiri.
JANGAN TERBALIK. Ketika keluar berpenampilan rapi, namun di rumah
berpenampilan ‘sekenanya’. Karena pada dasarnya seseorang itu menyukai
keindahan. ‘jaga mata suamimu dan penciuman suamimu’. ‘tampillah secantik
yang kamu bisa di depan suamimu’.
7. Istri wajib menerima didikan dari suami jika dilakukan dengan baik
8. Merawat suami yang sakit
Hak Istri (Kewajiban Suami)

Karena pernikahan dibangun atas asas maslahah, maka baik suami atau istri wajib
melaksanakan kewajibannya agar kemaslahahannya dapat dirasakan oleh kedua belah pihak.
Dalam Al-quran, terkait kewajiban suami dijelaskan dalam 2 ayat, “pergaulilah mereka dengan
baik” dan “bagi istri sama seperti kewajibannya. Istri memiliki hak atas suaminya”
Secara rinci, hak istri (kewajiban suami) terbagi dalam 2 macam:
1. Hak yang berkaitan dengan tata krama
 Menggauli istri dengan baik
 Kasih sayang dan lembut (bertutur sapa dengan baik, berlaku baik dalam
semua perbuatan dan berpenampilan yang baik)
 Sesuai teladan Rasulullah bahwa beliau merupakan sosok yang gembira, sering
bermain-main dengan istrinya, bahkan setiap sebelum tidur beliau
mengumpulkan istrinya, keluarganya untuk mengobrol
 Tidak menggunakan kata-kata yang menyakiti istri
 Suami wajib menjaga istri – menyediakan rumah yang layak, menjaga
kehormatan istrinya, tidak mengumbar aib atau rahasia ke orang lain (apalagi
yang berkaitan dengan hubungan intim; haram)
 Harus memiliki rasa cemburu
 Memuliakan istri (pernikahan bukan tentang siapa yang di depan atau di
belakang, tetapi keduanya berjalan berdampingan, menunaikan hak dan
kewajibannya masing-masing untuk kemaslahatan keluarga ke depannya) –
jangan sampai suami merendahkan istrinya walaupun memang dia memiliki
hak yang besar atas istrinya karena dia harus bertanggung jawab terhadap
keluarganya dan tentunya hal ini di akhirat kelak akan dipertanggungjawabkan.
Jadi, berlakulah sebaik mungkin semampu kalian.
2. Hak yang berkaitan dengan materi
 Mahar
Baik tunai atau hutang (asal istri ridho). Tidak boleh tidak memberikan mahar
walaupun istri bilang tidak ada mahar, tetap harus memberikan mahar karena hal
itu wajib dalam pernikahan, walaupun memang tidak menjadi rukun nikah
 Nafkah
Nafkah yang wajib adalah makanan pokok, bahan masakan lain, pakaian yang
menjadi kebutuhan, alat kecantikan kesehatan, dan alat kebersihan
 Menyediakan pembantu bagi suami yang mampu dan istri yang kebiasannya
sebelum menikah dilayani oleh pembantu. Jadi disini salah satu pentingnya
kafa’ah, karena disana ada nafkah yang mengacu pada kebiasaan istri sebelum
menikah
 Tempat tinggal yang layak

PERTANYAAN

No. Pertanyaan Jawaban


1. Bgmn cara menjaga pernikahan jarak a. Yang paling penting melandaskan
jauh agar ttp sakinah mawaddah pernikahan dengan takwa kepada
warohmah. Mengingat kondisi yg Allah, karena jika pasangan telah
sama2 sibuk, dan kondisi pandemi ini menanamkan ini dalam hati dan
jadi blm menentukan kapan bisa menikahnya karena Allah, maka
brkumpul kembali? insyaAllah akan menjadi lapang.
Mereka tidak akan ada perasaan
yang akan memperburuk keadaan
(buruk sangka atau ketakutan yang
berlebihan) karena mereka
memasrahkan segalanya kepada
Allah. (saya menikah karena Allah
jadi insyaAllah, Allah yang akan
membantu saya – jadi tidak ada
pikiran yang tidak-tidak).
b. Tetap komitmen untuk menjalin
komunikasi, karena bagaimanapun
suami istri adalah manusia yang
membutuhkan emosinya terpenuhi,
sekalipun sedang berada dalam
kondisi jarak jauh. Sesibuk apapun,
luangkan waktu untuk menghubungi
istri/suami.
c. Terus mendoakan dan ingat
kewajiban baik suami/istri, yaitu
menjaga diri dan kehormatan diri
disaat jauh dari pasangan.
2. Ada teman yg mengenalkan calon ke Usia tidak termasuk hal yang dianjurkan
saya, tapi statusnya Duda dgn 2 orang untuk sekufu. Jadi, monggo saja jika
anak, tapi kedua anaknya ikut sama merasa nyaman, cocok, dan melihat
ibunya. Lelaki itu sdh cerai 10thn yg dalam diri duda tersebut ada kriteria-
lalu. Usianya dgn saya terpaut cukup kriteria yang diinginkan, khususnya
jauh 15 tahun. Apakah sekufu' itu bisa dalam hal agamanya. Kemudian teliti
termasuk dalam hal usia Ning? dulu penyebab perceraiannya agar tidak
terulang di pernikahan berikutnya.
3. Laki2 tersebut pekerjaannya sangat Harus berusaha untuk upgrade ilmu dari
jauh diatas saya , pendidikannya pun sekarang, dan status pendidikan tidak
sama . Jika akhirnya nnti menikah apa dilihat dari gelar sarjananya saja. Tidak
yang harus saya lakukan jika menikah usah minder dengan gelar. Luangkan
misalkan ada permasalahan yg intinya waktu untuk terus belajar apapun,
saya tidak berpendidikan? Cara tanpa harus risau, ketakutan tidak
menyikapinya bagaimana? Dan beralasan yang berlebih. Mulai sekarang
sebelum itu terjadi saya harus sprti apa upgrade ilmu, ikut majelis ta’lim,
dlu? webinar, dll jika memang tidak dapat
belajar dalam sekolah formal. Yang
penting upgrade ilmu, temukan skill,
agar nanti ketika berumah tangga tidak
akan menyesal karena telah memiliki
ilmu dan skill yang bisa digunakan untuk
membantu suami mendapatkan
penghasilan jika memang dibutuhkan.
Kemudian upayakan upgrade ilmu yang
berkaitan dengan pendidikan pasangan
(suami) atau pekerjaan suami. Karena
laki-laki jika memiliki masalah
cenderung diam dulu, apalagi jika awal
menikah itu masih jarang cerita kepada
istrinya. Kemudian jika melihat istrinya
seperti memahami masalah yang
dihadapi suami, maka dia perlahan akan
memulai bercerita.
4. Ikhtiar kita sebagai muslimah dalam Ikhtiar lahiriah (langkah konkrit) jika
menjemput jodoh, selain secara memiliki guru/kyai, maka bisa sowan
agama kita perdalam nah secara untuk meminta dipilihkan laki-laki sholih
lahirnya apa yang bisa kita upayakan? yang sekiranya bisa diajak taaruf dan
cocok. Karena seorang guru insyaAllah
memahami kita dan menginginkan yang
terbaik untuk masa depan murid-
muridnya. Atau bisa minta dicarikan ke
temannya yang dipercaya. Atau
sekarang juga banyak aplikasi untuk
pencarian jodoh (namun ini kurang
dianjurkan, karena di media sosial
sekarang banyak tipu daya sehingga
lebih susah). Namun jika ikhtiar lahiriah
itu tentang penampilan fisik, mulai
sekarang harus diperbaiki, mulai peduli
dengan penampilan fisik, merawat diri,
bergaya hidup sehat, tidak berlebihan
dalam makan, menjaga penampilan
(tidak berlebihan).
5. a. Seorang ayah mempunyai saudara a. Iya, karena dalam kasus ini adiknya
laki-laki, dan seorang ibu mempunyai sama-sama adik dari ayah dan ibu. Jadi,
saudara perempuan, kemudian adik anak tadi menjadi mahram.
dari ayah dan ibu menikah, hubungan
anak dari ayah dan ibu dengan adik
yang menikah apakah termasuk
mahram?
b. iya, karena hanya 1x, tidak memenuhi
b. Seorang ibu mempunyai bayi, syarat sepersusuan.
kemudian ada saudaranya yg
kebetulan main ke rmh ibu td, dan
anaknya kehausan, karena anak dari
saudara td tdk minum susu dari
ibunya,karena gak tega dengan bayi
saudranya td, akhirnya ibu yg
mempunyai bayi td menyusui anak
saudranya td, apakah bayi saudara td
termasuk saudara persusuan, karena
daru keterangan materi pertemuan 1,
syarat persusuan harus 5 kali susuan
(mohon koreksi nggeh)
6. Adakah batasan seorang wanita untuk Batas usia, atau batas waktu?
menunggu lamaran dari seorang laki2? -
7. a. Seberapa lama sebaiknya proses a. Tidak usah lama-lama jika dia sudah
ta'aruf itu sendiri berlangsung? Dan mengenal karakter, visi misi dari
bagaimana cara mengantisipasi orang tersebut dalam pernikahan.
timbulnya ketidak sesuaian pada saat Jika sudah merasa cocok, maka
ta'aruf dan setelah menikah? lanjutkan ke proses khitbah. Dan jika
merasa dalam proses taaruf sudah
tidak ada kesesuaian, maka tidak
usah dilanjutkan, tidak usah
dipaksakan. Karena nanti akan
berpengaruh pada saat menikah.
b. Nafkah lahir batin yang dberikan
suami kepada istri itu seperti apa? b. insyaAllah akan dibahas dalam bab
nafkah
c.. Bagaimana jika suami istri masih
tinggal serumah dgn mertua? c. sebenarnya tidak apa-apa, tapi
usahakan memiliki ruang privasi.
Karena dalam penelitian disebutkan
bahwa salah satu penyebab konflik
dalam rumah tangga adalah ikut
campurnya mertua dalam urusan RT
anaknya. Jadi, kalau misalnya di
rumah ibu suami, minta tolonglah
kepada suami untuk berbicara
kepada orangtuanya agar
memberikan ruang privasi untuk
rumah tangganya, agar tidak terjadi
konflik yang semakin sulit, tidak
menemukan solusi, akibat tuntutan
mertua yang macam-macam.
8. Apakah proses mengkhitbah perlu Perlu diumumkan agar laki-laki lain yang
diumumkan? *seperti halnya menginginkan perempuan yang telah
engagement moment yg saat ini dikhitbah tau kalau perempuan tsb.
sedang booming di kalangan Sudah menjadi pinangan orang lain
masyarakat. Terima Kasih. (tidak boleh dilamar lagi). Tapi tidak
Wassalamualaikum perlu (tidak dianjurkan) adanya
perayaan yang berlebihan (ex.
Engagement moment). Mungkin
hukumnya mubah, jadi silahkan jika
punya kelebihan finansial. Yang penting
tetap menjaga batasan-batasan syariat
(ex. Penampilan fisik, tidak
bersentuhan, tidak khalwat, dsb).
[ Pertemuan ketiga : 30 Juni 2020 – Fikih Usroh 2
Hukum membatasi keturunan
Membatasi keturunan dalam kacamatan islam ada hukumnya:

a. membatasi keturunan selama-lamanya : tidak boleh


b. disebabkan udzur, seperti ada penyakit yang tidak memungkinkan untuk melahirkan
lagi, atau karena faktor usia : boleh
c. membatasi atau mengatur keturunan (ex. 4th sekali, melihat perkembangan anak
dahulu) : boleh
Hukum aborsi
a. jika dilakukan setelah usia kandungan 120 hari (sudah ditiup ruh) : haram, karena sama
dengan menghilangkan nyawa manusia karena sudah ada ruhnya
b. jika dilakukan sebelum usia kandungan 120 hari : beberapa ulama Syafi’iyah
membolehkan, tetapi dengan hukum makruh yang mendekati haram (jika tidak ada
udzur, maka tidak usah)
Mahar (mas kawin)
Beberapa ulama tidak menghukumi mahar sebagai rukun nikah, tapi mahar menjadi wajib
yang harus diberikan suami pada saat akad nikah.
Mahar merupakan harta yang wajib dibayarkan suami kepada istrinya oleh sebab adanya akad
nikah (mahar wajib bagi suami setelah sempurnanya akad nikah, boleh disebutkan atau tidak.
Jika istri bilang tidak usah, maka kewajibannya gugur, tapi setelah akad, suami tetap wajib
memberikan mahar. Jika istri bilang tidak usah memakai mahar, maka suami wajib
memberikan mahar kepada istri besarnya seperti sebagaimana dia biasa memberi mahar
kepada keluarganya).
Sunnahnya suami memberikan mahar sebelum menggauli istri sebagai bentuk memuliakan
istri, baik separuh atau seluruhnya.
Mahar boleh diberikan secara mencicil, asalkan istri ridho. Karena mahar adalah haknya istri.

Tidak ada ukuran besarnya mahar, yang penting mahar adalah sesuatu yang bisa dijual (ada
harganya) – ketentuan mahar. Dalam Syafi’iyah, mahar (hanya) seperti menghafalkan atau
membaca al-quran itu tidak mencukupi dan harus membayar mahar lain selain itu. Kecuali
jika mengajar al-quran sebagai mahar, karena mengajar itu memiliki nilai.
Memberi mahar yang berlebihan = makruh. Walaupun menurut Mbah Maimoen, kalau bisa
suami memberikan mahar sedidikit banyak karena suatu pekerjaan yang dimulai dengan uang
mahar tersebut akan lebih berkah (boleh memakai uang mahar untuk usaha bersama asalkan
istri ridho), namun dalam fikihnya makruh jika berlebihan, apalagi sampai menyulitkan suami
karena standar maharnya cukup tinggi.
Termasuk barokahnya perempuan adalah memudahkan dalam urusan mahar.
Tujuan kewajiban memberikan mahar : menunjukkan kesungguhan niat suami dalam
menikahi istrinya dan menempatkan istri dalam derajat yang mulia.
Nafkah

Nafkah merupakan kewajiban suami dalam pernikahan (setelah akad nikah) dan juga sebagai
haknya istri setelah istri sudah menyerahkan kepada suaminya untuk digauli. Jika sebelum itu,
maka suaminya belum wajib membayar nafkahnya.
Nafkah terhitung mulai istri menyerahkan dirinya untuk digauli oleh suaminya.
Secara bahasa, nafkah adalah sesuatu yang dikeluarkan.
Secara syariat, nafkah adalah makanan yang wajib dikeluarkan untuk istri, juga pembantunya
atas suami. Atau juga untuk anak, cucu, dst. Atas ibu bapaknya
Kewajiban suami memberikan nafkah bukan karena akad nikah, tetapi setelah istri
menyerahkan diri untuk digauli.
Hak seorang istri atas suaminya:
- makan apabila engkau makan
- pakaian apabila engkau berpakaian
- jangan memukul wajah
- jangan menjelek-jelekkan
- jangan tinggalkan kecuali di dalam rumah (rumah adalah salah satu nafkah dari suami
yang wajib diberikan istri.)
Nafkah memang kewajiban suami, kemudian kewajiban istri adalah mengelola keuangan
sebaik mungkin dan melihat kemampuan suaminya (tidak boleh menuntut suami di luar
kemampuannya).

“ Allah tidak akan melihat seorang istri yang tidak mau bersyukur kepada suaminya dan
tidak merasa cukup“
Nafkah yang wajib diberikan suami:
1. Makanan pokok (termasuk air untuk minum) : tergantung dari kebiasaan setiap
negara
2. Lauk pauk (minyak, ikan, daging, dsb) : sesuai kemampuan suami dan kebiasaan
istri (kafa’ah penting)
3. Pakaian yang layak (baik pakaian luar dan dalam)
4. Alat perawatan tubuh sehari-hari (sisir, alat mandi, dll)
5. Alat masak, makan, perabotan rumah tangga
6. Tempat tinggal yang layak (milik sendiri, atau sewa) : suami tidak berhak memaksa
istri untuk tinggal bersama keluarganya, namun istri juga tidak boleh keterlaluan,
misal baru nikah jika suami belum mampu membeli atau sewa rumah, ya pelan-
pelan, tidak apa-apa jika harus tinggal dengan mertua terlebih dahulu
7. Pembantu (bagi istri yang sebelum menikah sudah terbiasa dibantu), dan
pembantu yang wajib diberikan suami hanya 1. Jika istri minta lebih, maka itu diluar
kewajiban suami
Kadar nafkah berbeda, sesuai kesanggupan suami. Dalam madzhab Syafi’i, dibagi menjadi 3:
1. Suami yang kaya (pemasukan lebih besar dari pengeluaran) : nafkah perhari 2 mud
(1 ¼ kg beras dan lauknya)
2. Suami yang sederhana (pemasukan dan pengeluaran sama) : nafkah perhari 1 ½
mud (9, sekian ons dan lauknya)
3. Suami miskin (pengeluaran lebih besar dari pemasukan) : nafkah perhari 6,25 ons
beras dan lauknya
Jika suami kesulitan memberikan nafkah, istri boleh menunggu sampai 3 hari. Kewajiban
nafkah dihitung perharinya, kalau misal ada hari dimana suami tidak bisa memberikan nafkah
kepada istrinya, maka itu menjadi hutang yang wajib dibayarkn ketika suami sudah memiliki
uang. Ketika dalam masa 3 hari menunggu, setelah itu suami masih belum memiliki uang
untuk memberinya nafkah, maka istri memiliki pilihan untuk mengajukan faskhun nikah jika
sudah tidak kuat atau bersabar (syukur jika istri memiliki skill yang dapat menghasilkan uang
untuk membantu keluarga, karena bagaimanapun perceraian adalah sesuatu yang dibenci
Allah walaupun memang halal. Apalagi jika sudah memiliki anak akan berdampak buruk pada
anaknya).
Nusyus (keluar dari batasan – perbuatan maksiat)
Hukum nusyus = HARAM, baik dari istri ataupun suami
Contoh perbuatan nusyus dari istri:

 Menolak ajakan berhubungan dari suami


 Tabaruj
 Khalwat
 Berhubungan dengan lawan jenis
 Perbuatan lain yang bertentangan dengan syariat
Suami harus mengambil tindakan sebelum nusyus itu terjadi. Artinya, jika sudah melihat
kejanggalan dari istri, sebelum nusyus yang sebenarnya terjadi, sami harus mengambil
langkah untuk mengobati nusyus dari istri.
Cara mengobati nusyus Istri:
1. Menasehati istri dalam keadaan tenang, tidak di depan orang lain (di waktu yang tepat
saat istri bisa menerima nasehat)
2. Pisah ranjang (dalam artian penolakan suami untuk menggauli istri – harus dilakukan
di satu tempat tidur. Jangan pisah kamar walaupun masih serumah, karena akan
menyebabkan orang lain tau sedang ada masalah). Sebagai bentuk pelajaran kepada
istri agar istri sadar jika ada kesalahan yang harus dirubah
3. Memukul (bukan memukul yang menyakitkan, apalagi sampai berdarah atau luka.
Disebutkan hanya memukul memakai siwak. Hanya menunjukkan bahwa suami
sedang marah, bukan pukulan yang brutal, yang berlebihan kepada istri) – memukul
(kasar) bukan hal yang dibenarkan syariat
4. Suami boleh menjatuhkan talak
Jika perempuan khawatir suaminya akan nusyus (jangan nunggu nusyus itu nyata, tetapi
ketika melihat tanda adanya nusyus, maka baik suami atau istri harus mengambil langkah
untuk mencegahnya agar jangan sampai terjadi).
Contoh nusyus suami:

 Mengurangi nafkah wajib (baik lahir atau batin)


Yang harus dilakukan istri jika suami nusyus:

1. Istri mencari tau sebab nusyusnya suami (jika bersumber dari diri sendiri, maka istri
harus merubah sifat yang membuat suami kurang suka)
2. Menasehati dan mengingatkan suami
3. Boleh mengajukan fasakh atau khulu’
Talak (perceraian)

Talak : terlepasnya ikatan pernikahan antara suami istri karena ungkapan talak suami (secara
sadar atau tidak) dan gugatan istri melalui meja pengadilan.

Meskipun talak adalah hal yang diperbolehkan dalam syariat, namun hal ini adalah perkara
halal yang paling dibenci Allah. Jadi, kalau bisa hal ini sangat dihindari, karena juga akan
berdampak negatif, termasuk untuk anak-anaknya. Maka, persiapkan pernikahan dengan
baik, jangan terburu-buru.
Hak talak ada di suami (yang boleh menjatuhkan perceraian adalah suami).
Untuk istri bisa mengakhiri perceraian dengan :

 Faskhun nikah (merusak akad pernikahan yang diajukan kepada hakim dalam kondisi
suami memang telah melakukan aib atau sikap di luar perintah syariat setelah sudah
dinasehati atau istri sudah tidak kuat lagi)
 Khulu’ (istri yang meminta ditalak suami, namun disertasi imbalan. Istri
mengembalikan maharnya kepada suami, lalu suami menjatuhkan talak = hak talak
tetap di tangan suami atas permintaan istri)
Hak talak diberikan suami bukan untuk dipergunakan semena-mena oleh suami, tetapi agar
suami tau bahwa itu adalah tanggung jawab dan hanya dengan beberapa kata saja, seperti
“saya mentalak kamu”, “saya menceraikanmu” itu sudah jatuh talak 1, walaupun itu hanya
gurauan, dan istri menjadi haram untuknya. Istri juga tidak boleh sedikit-sedikit bilang “sudah
ceraikan aku”, dsb.
Talak yang dapat dirujuk hanya 2x, baik dalam satu majelis (kesempatan) atau berbeda. Jika
sudah talak 3x, tidak bisa kembali lagi kepada istrinya. Kecuali istri tsb sudah menikah dengan
laki-laki lain dan kemudian bercerai lagi.
Syarat jatuhnya talak:
1. Orang yang menjatuhkan talak adalah suami yang baligh, berakal, sadar, dan tidak
dipaksa
2. Orang yang menjatuhkan talak atas kehendak sendiri dan memang berniat untuk
menjatuhkan talak (jika dengan bahasa kinayah/sindiran. Ex: sekarang kamu saya
lepas yang disertai niat talak). Jika dengan niat yang sorih (jelas), maka tanpa niat
pun sudah jatuh talak.
Macam-macam talak dari segi ungkapan:

1. Talak sorih : dengan ungkapan yang jelas


2. Talak kinayah : sindiran
Misalnya dengan ungkapan, “kamu saya lepas” yang disertai dengan niat mentalak
3. Talak dengan tulisan
Macam-macam talak dari segi keadaan istri:

1. Talak sunni : dijatuhkan suami kepada istri yang sudah pernah digauli dan pada saat
itu istri dalam keadaan suci dan tidak sedang hamil. Artinya, sesuai dengan anjuran
Rasulullah
2. Talak bid’i : tidak sesuai dengan anjuran Rasulullah, karena talak dijatuhkan pada
saat istri haid atau sedang hamil. Hal ini akan lebih memberatkan istri, karena jika
dijatuhkan pada saat haid iddahnya akan lebih lama dan jika dijatuhkan pada saat
hamil kasian sedang mengandung anak

Macam-macam talak ditinjau dari segi kemungkinan rujuk:


1. Talak Raj’i (talak 1-2x oleh suami sampai masa iddahnya istri belum habis). Masa
iddah istri jika hamil itu sampai melahirkan, jika tidak berarti iddahnya adalah 3x
suci. Kembalinya suami kepada istri tanpa akad yang baru.
2. Talak Ba’in
 Ba’in sughro : talak yang menghilangkan kepemilikan mantan suami
terhadap mantan istri. Tetapi, tidak menghilangkan kebolehan mantan
suami untuk rujuk dengan melakukan akad yang baru. – suami dan istri
sudah tidak bisa rujuk, walaupun masih dalam masa iddah. Biasanya terjadi
saat faskhun nikah atau khulu’.
 Ba’in kubro (talak 3) : mantan suami tidak boleh rujuk kembali, kecuali jika
mantan istri menikah dengan laki-laki lain (tanpa direncanakan untuk
kembali dengan yang pertama) dan sudah digauli, kemudian bercerai lagi
dan masa iddahnya selesai. Baru mantan suami boleh melakukan akad lagi
(akad baru) dengan mantan istri.
Setiap perempuan yang mengalami talak, baik talak hidup (raj’i atau ba’in) atau talak mati
(ditinggal meninggal suami), maka dia memiliki masa iddah (masa tunggu) dari seorang istri
untuk mengetahui kekosongan rahimnya, sekaligus masa dimana seseorang dapat berpikir
ulang dan rujuk kembali (jika talak raj’i).

 Masa iddah talak hidup :


1. Istri dalam keadaan suci dan tidak hamil : 3x suci saat dijatuhi talak
2. Istri dalam keadaan hamil : sampai istri melahirkan
3. Saat istri belum haid atau manopause : 3 bulan
4. Saat istri belum digauli suami : tidak ada masa iddah

 Masa iddah talak mati :


1. Istri dalam keadaan tidak hamil : 4 bulan 10 hari dan wajib ihdad
2. Istri dalam keadaan hamil : sampai melahirkan
Hak dan kewajiban perempuan pada saat masa iddah:
1. Perempuan yang ber-iddah dari talak raj’i berhak mendapatkan tempat tinggal
yang layak, nafkah, pakaian, dll, kecuali perempuan tadi nusyus maka sudah tidak
berhak
2. Perempuan yang ber-iddah dari talak ba’in baik sugho atau kubro, jika tidak dalam
keadaan hamil berhak mendapatkan tempat tinggal saja tanpa nafkah. Jika dalam
keadaan hamil maka berhak mendapat tempat tinggal dan nafkah
3. Perempuan yang ber-iddah karena wafatnya suami, maka tidak berhak
mendapatkan nafkah dan tidak wajib tinggal di tempat tinggal yang diberikan suami

Perempuan yang ditinggal wafat suaminya wajib untuk ihdad (berkabung) : tidak boleh
bersolek, berdandan, menggunakan pakaian yang mencolok, tidak boleh keluar (jika untuk
bekerja tidak boleh berdandan dan mencolok, dan yang penting malamnya tidur di rumah
yang ditempati, tidak boleh tidur di tempat yang lain).
Perempuan yang ditinggal wafat suaminya atau ditalak ba’in wajib untuk selalu di rumah,
kecuali boleh keluar di siang hari untuk berobat atau bekerja. Jika di malam hari boleh keluar
hanya untuk memenuhi kebutuhan, tetapi wajib untuk tetap menginap di rumah.
Perempuan yang sedang dalam masa iddah dari talak raj’i, dalam masa iddahnya tidak boleh
menikah dengan laki-laki lain atau menerima lamaran baru, walaupun lamarannya berupa
sindiran. Namun jika talak ba’in atau ditinggal wafat, jika ada yang melamar walaupun hanya
dengan sindiran, itu boleh diterima.
Hukum perempuan bekerja
Hak antara istri dan suami sebenarnya sama. Hanya saja, kewajiban suami yang utama adalah
memberikan nafkah untuk istri dan keluarganya. Adapun istri, kewajibannya yang utama
adalah urusan rumah.
Semisal jika istri dituntut bekerja, maka diperbolehkan. Di luar rumah pun juga dibolehkan,
dengan ketentuan:
1. Tetap menutup aurat saat bekerja (bukan pekerjaan yang menuntut untuk
membuka aurat)
2. Mendapatkan izin dari walinya jika belum menikah. Jika sudah menikah harus
mendapatkan izin suami
3. Darurat (bekerja menjadi kebutuhan jika penghasilan suami tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan dan dia ridho)
4. Pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan yang diperbolehkan syariat dan sesuai
dengan fitrah perempuan
5. Tidak menelantarkan dan tetap mengutamakan urusan rumah tangga (kebutuhan
suami, pendidikan anaknya, dsb)
Kesimpulan: walaupun ada beberapa ulama yang menyebutkan bahwa sebaiknya seorang
perempuan (istri) tidak bekerja di luar rumah karena akan banyak kesulitan yang dihadapi
sehingga juga berpengaruh terhadap pernikahannya, tetapi perempuan juga memiliki hak
untuk bekerja. Karena kalau menganggur juga tidak enak dan perlu untuk menyalurkan skill,
memberikan manfaat kepada ummat. Jadi, jikalau punya potensi dll, silahkan digunakan,
tetapi tetap mengutamakan kebutuhan dan keperluan suami serta anak-anak. Dan sebelum
bekerja lihat dulu kebutuhan anak, suami sudah terpenuhi atau belum, rumah sudah beres
apa belum, baru kemudian mulai pekerjaan yang penting masih dalam batasan syariat dan
bukan pekerjaan yang mengharuskan khalwat dengan laki-laki lain.

PERTANYAAN

No. Pertanyaan Jawaban


1. Hal apa saja yang memperbolehkan Yang diatur dalam syariat adalah aib yang
istri untuk meminta cerai? sekiranya sudah tidak bisa ditoleransi lagi.
Misalnya: suami impoten, suami memiliki
pekerjaan yang tidak sesuai syariat yang
sudah dinasehati tetapi masih tetap
dipertahankan.

2. Kalau misalkan minta mahar QS. Ar- Tidak harus dibaca pas akad. Namun, karena
Rahman, apakah harus dibaca bacaan al-quran tsb tidak memiliki harga,
ketika akad dan apakah harus full maka harus ada mahar lain yang memiliki
satu surat? harga selain surat Ar-rahman. Sunnahnya
ditunaikan sebelum menggauli istri (berupa
mahar yang memiliki harga).
Ex: maharnya adalah seperangkat alat sholat
dan bacaan surat Ar-rahman, maka surat Ar-
rahman ini seperti hanya untuk tabarrukan
agar rumah tangganya penuh dengan kasih
sayang. Silahkan, yang penting harus ada
sesuatu lain yang diberikan yang ada
harganya selain dari surat Ar-rahman.
Walaupun tidak disebutkan di akad, suami
wajib untuk membayarkan mahar.

3. Kalau talak melalui chat Talak jika melalui chat dengan kata-kata yang
bagaimana? Dan jika tidak tahu sorih itu sudah jatuh talak. Namun, masih
bahwa mengucapkan kata talak perlu diperjelas apakah itu dengan paksaan
“saya cerai cerai cerai” itu sudah atau tidak, dll (hingga memenuhi syarat
talak 3 namun masih tetap satu jatuhnya talak). Jika mengucap talak sampai
rumah dan berhubungan? 3x itu sudah berarti jatuh talak kubro. Oleh
karena itu, perlu pengetahuan istri
(utamanya) suami yang memiliki hak untuk
menjatuhkan talak agar tidak melakukan
kesalahan.

4. Apakah boleh istri menggunakan Boleh apabila suaminya tidak mengeluarkan


uang suami tanpa sepengetahuan nafkah wajibnya. Dan yg diperbolehkan
suaminya? hanya sebatas untuk nafkah wajib saja
5. Kalau dijodohkan orang tua, ikut Jangan buru2 mengikuti perasaan yg tidak
maunya orang tua atau kita ikuti sreg. Bicarakan dengan orangtua terlebih
perasaan kita karena kita ngga sreg dahulu dan lihat dulu calon yg dijodohkan
dengan calon yg dari orang tua? orangtua seperti apa.
Karena sejatinya orangtua tentu
menginginkan yg terbaik untuk anak2nya dan
beliau lebih berpengalaman. Jadi
musyawarahkan dulu sebelum memutuskan
untuk menolak. Karena ridha orangtua adalah
yg penting dalam pernikahan juga.
6. Bismillah pertanyaan saya, kan Karena setelah menikah, nafkah istri wajib
kalau sudah menikah, sepaham atas suami. Dan memang dalam Islam
saya perempuan sebagai istri harus kedudukan suami ialah pemimpin dalma
mengutamakan suami dulu lalu artian ia yg bertanggung jawab atas istrinya.
orangtua, sedangkan suami tetap Sedangkan seorang suami tidak dinafkahi
mengutamakan orangtua (ibu) istrinya.
terlebih dahulu. Kenapa bisa ada Selain itu yg terpenting bahwa itu adalah
perbedaan seperti itu? Terus ketika sudah syariat Islam, jd kewajiban kita
sudah berumah tangga, sejauh apa menjalani hal tersebut dg niat taat kpd Allah
batas emansipasi perempuan dan Rasul-Nya.
dalam hubungan pernikahan
tersebut? Adapun tentang emansipasi, tiap istri
memiliki hak yg sama dg suaminya, dr mulai
hak sosial, ekonomi, dsb. Itulah kenapa dalam
Al-Qur’an disebutkan
‫ولهن مثل الذي عليهن بالمعروف‬.
Meskipun, istri tetap harus menghormati,
mentaati, dan menyenangkan suami sebagai
bentuk ibadah dan ketaatan perintah Allah
seperti yg saya sebutkan td. Sebab itu adalah
perintah syariat.
7. Jika seseorang telah di khitbah, Kalau perempuannya tidak bisa menunggu
hukum khitbah kan tidak boleh lama dan memutuskan untuk membatalkan
untuk dilamar org lain.. lamarannya, boleh saja. Itu hak perempuan,
Nah kalau si laki2nya sudah terlebih kl dirasa waktu menunggu dr
melamar, tpi belum bisa menikahi lamaran ke pernikahan terlalu lama misalnya.
perempuannya karena suatu aturan Tapi sebelum menerima lamaran orang lain,
tertentu.. Hukum khitbah ini sperti harus membatalkan tunangannya dengan
apa? Apa boleh memutuskan dan laki2 yg pertama tadi.
memilih orang lain? Sedangkan si
laki2 ini benar2 serius untuk
menikahinya..
8. Bagaimana meyikapi suami yang Untuk permasalahan seperti ini, ada baiknya
tidak bisa bersikap adil dan bijak cari waktu yang rileks dengan suami. Ajak
mengenai sikapnya kepada ibu suami untuk mendengar atau membaca
kandungnya daripada kepada tentang nasihat2 pernikahan yg
istrinya? dan selalu membela ibu menyebutkan tentang bagaimana kewajiban
nya dibandingkan dengan istrinya? suami istri dalam islam. Salah satu kewajiban
bukankah seharusnya istri juga suami adalah mu’asyarah yg baik kepada istri,
berhak merasa di muliakan oleh menjaga perasaannya, dsb.
suami dan tidak direndahkan oleh
suaminya. Tapi istri juga harus berusaha untuk tidak
terlalu sensitif menanggapi suaminya.
Bersabar, terus berikhtiar, dan doakan
suaminya selalu.
Kiranya itu sedikit masukan dr saya
9. Saya mau bertanya bagaimana cara Dengan mengetahui kalau Islam sdh memberi
membatasi komunikasi dalam rambu-rambu batasan. Kalau kita ingin masuk
bertaaruf? Jika kita bertaaruf dg dlm golongan muslim yg taat, maka patuhi
teman kita sendiri, yg otomatis kita peraturan tersebut.
sdh mempunyai no hp pribadinya Juga isi waktu dengan banyak kegiatan positif
maupun media sosialnya. dan manfaat sebagai persiapan sebelum
menikah. Karena kadang kesempatan
komunikasi berlebihan bisa ada karena waktu
longgar yg terlalu banyak.
10. Saya mau tanya di dalam Islam Sepengatahuan saya hal tersebut (tidak boleh
dijelaskan tidak selang waktu melangkahi kakak) tidak ada dalam aturan
lamaran dengan langkah islam. Saya sendiri dulu menikah sebelum
selanjutnya? kakak laki-laki saya menikah. Jadi saya rasa itu
Soalnya saya sudah lamaran tetapi hanya kepercayaann adat saja. Ada baiknya
ada halangan krna kakak bicarakan baik-baik dg orangtua kl hal
perempuan dari calon suami saya tersebut tidak dilarang dalam Islam/boleh-
belum menikah+belum ada boleh saja.
calonnya, sedangkan kakaknya itu
belum mau untuk mencari
pasangan sampai udah ikhtiar
untuk di jodoh2kan tetapi tetap
tidak mau.
sedangkan ibu dari calon suami
saya mau melanjutkan lamaran
kami kalo kakaknya sudah menikah,
apa yang harus saya lakukan ya kak?
mohon pencerahannya
11. Aku kan udah pernah menikah Agar tidak terjadi kegagalan lagi, ikhtiar untuk
selama 11 tahun. tidak salah pilih calon pendamping hidup.
Emang dari segi ilmu kurang Terus lakukan istikhoroh dan tdk usah
pengetahuan, begitu juga dengan terburu-buru. Jawaban istikhoroh bisa
suami ku dulu. berupa kemudahan urusan dan kemantapan
Aku ajak beribadah gak mau (sesuai hati juga restu orangtua.
dengan resiko pernikahan)
Dengan adanya kelas fiqih ini,
sangat membantu..menambah ilmu
dan pengetahuan.
Yang jadi pertanyaannya...
Gimana sih caranya biar kita tidak
jatuh lagi ke lubang yang sama??
Jujur, aku jadi lebih merasa takut,
khawatir, dengan laki²
12. Apabila ada seorang laki- laki yang Tunggu sampai orangtua merasa mantap
mau ngajak serius kejenjang dengan pertimbangan beliau. Tentu beliau
pernikahan tetapi tanggung jawab lebihh matang utamanya dalm memikirkan
laki-laki tersebut masih banyak. Dia finansial mbak dengan calon pasangan ke
memiliki adek perempuan 2 masih depannya. Jadi wajar sekali kl orangtua tidak
kuliah. Bapak nya sudah meninggal. langsung mengiyakan.
Masalah tersebut yg menjadi
bimbang orang tua saya. Orang tua Kl melihat dr cerita kasusnya, mb harus bisa
saya masih istikhoro juga. merelakan bahwa nnt pendapatanndr suami
Bagaimana saya harus bersikap jg akan dibagi untuk keluarganya suami. Tapi
kepada orang tua saya ? mb harus memastikan kalau pemasukan
suami tidaklah lebih kecil dr kebutuhan yg
Apabila Ketika nanti orang tua saya harus dikeluarkan. Dan kl bisa mb jg mulai
menyetujui. Bagaimana saya membangun skill, supaya nanti sekiranya
memanajemen sikap ketika nanti dibutuhkan untuk membantu keuangan
berumah tangga terutama keluarga kecil mb dengan pasangan, ada
mengatur keuangan keluarga ? income tambahan.
13. Ada sepasang istri bertengkar Apakah suami sampai menjatuhkan kalimat
hebat, sampai sang suami pergi dari thalaq?
rumah, karena ucapan istri yg sudah Kalau iya, dan kalimat talaknya hanya 1-2 kali,
tdk cinta lagi, hingga akhirnya di maka cukup rujuk saja tanpa akad.
bulan ke-2, sang istri sadar atas Pun juga kalau suami tidak menjatuhkan
kekhilafannya, menjemput suami kalimat talak.
untuk pulang, yang ingin saya
tanyakan, apakah suami istri ini
harus melakukan akad ulang, dalam Tapi kalau suami menjatuhkan kalimat talak 3
bahasa jawa "nganyar-nganyari" atau lebih, berarti masuk pd thalaq bain
Atau tajaddud? kubro yg sdh saya jelaskan kemarin.
[ Pertemuan keempat : 03 Juli 2020 – Manajemen Komunikasi dan Konflik
Manajemen komunikasi suami-istri
Komunikasi sangat penting karena menjadi salah satu kunci dalam keberhasilan rumah
tangga. Jika komunikasi antara suami istri tidak lancar, tidak ada keterbukaan, dan banyak
yang disembunyikan, maka kelak akan menimbulkan masalah-masalah.
Perbedaan cara komunikasi
Antara laki-laki dan perempuan, meskipun memiliki potensi yang sama, tetapi terkadang cara
berpikir dan cara komunikasinya berbeda.

Perempuan kerap menggunakan bahasa karet gelang, artinya untuk berkomunikasi,


perempuan tidak benar-benar berbicara dengan jelas (bahasa kiasan, bahasa sindiran).
Sehingga, suami harus mengerti hal ini agar tidak menimbulkan suudzon.
Perempuan biasanya bahasanya implisit dan laki-laki cenderung eksplisit (gamblang, terus
terang, jelas, dan tidak berbelit-belit). Sehingga, satu sama lain harus saling memahami, saling
niteni. Jika suami/istri tidak suka berbicara (misal) berbelit-belit, maka sebisa mungkin jangan
melakukan itu.
Jika sedang berbicara dengan suami, membicarakan hal penting, usahakan langsung to the
point, jangan sampai bikin suami bingung.
Perempuan suka berbicara, sedangkan laki-laki sebaliknya. Ketika suami sedang bekerja,
sibuk, jangan diganggu dengan terus berbicara hal yang sekiranya tidak penting. Begitupun
suami, jika menyadari istrinya banyak berbicara, maka pahami. Karena yang dipermasalahkan
adalah ketika istri banyak berbicara di luar (tetangganya, ruang publik – curhat ke tetangga,
sosmed, dsb). Tapi selama cerewetnya untuk meluapkan fitrah berkomunikasinya, maka
terima saja, yang penting tidak berlebihan. Ketika ada kalimat atau sesuatu yang membuat
tidak nyaman, maka ungkapkan saja. Dan istri, ketika suami mengatakan hal tsb, maka
pahami, intropeksi, terima, dan usaha memperbaiki karena memang laki-laki bukan seperti
perempuan yang mengerti apakah harus menggunakan bahasa yang samar agar tidak
tersinggung atau bagaimana, karena yang diinginkan oleh laki-laki adalah agar permasalahan
cepat selesai.
Perempuan saat menghadapi masalah, mereka lebih ingin membahas masalahnya (curhat).
Sedangkan laki-laki cenderung tidak suka membicarakannya (diam, menyendiri, melakukan
apapun sendiri tanpa mengajak istri, dll) karena tidak ingin terlihat lemah di hadapan orang
lain (utamanya orang yang disayang), sehingga sebagai istri harus memahaminya dan
memberikan jeda terlebih dahulu untuk menenangkan diri dan berpikir. Kalau suami sudah
siap menceritakan masalahnya atau butuh teman berbagi, masukan (ditunjang dengan istri
yang memahami masalah yang dihadapi, sehingga kalau bisa istri harus berusaha
mengimbangi pekerjaan atau bidang suaminya agar memahami dan bisa memberikan solusi
yang tepat) pasti akan menceritakannya.
Apabila seorang istri sedang tahu suaminya sedang ada masalah, maka berikan ruang terlebih
dahulu agar merasa nyaman, jangan ditodong pertanyaan macam-macam, dll. Begitupun
suami jika melihat istrinya sedang ada masalah, maka pinjamkan bahu, telinga untuk
mendengar curhatan istri karena terkadang istri hanya ingin didengarkan agar merasa lega
(istri tidak dianjurkan sering ngobrol dengan tetangga, orang luar, orang tua karena jika sudah
menikah suami adalah tempat pertama bersandar). Selain itu, tempat kembali setelah Allah
adalah suami.

Komunikasi efektif

 Yang membentuk komunikasi efektif antara suami dan istri:


1. Respect
Menunjukkan rasa hormat, tidak hanya saat istri berbicara dengan suami, tetapi
juga ketika suami mendengarkan atau berbicara dengan istri. Respect ditunjukkan
dengan bahasa tubuh yang tidak menjatuhkan. Dengarkan, jangan sampai sibuk
dengan HP ketika mengobrol.
2. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada kondisi yang dihadapi
pasangannya, sehingga memahami apa yang dirasakan oleh pasangan (seolah-olah
ikut merasakan hal yang sama).
3. Audibel
Komunikasi antara suami istri dapat dimengerti oleh pasangannya. Jika tidak,
biasanya akan menyebabkan misskom. Jadi, kalau misalnya perempuan biasanya
menggunakan bahasa gelang karet (samar) maka jika sudah menikah usahakan agar
itu tidak terjadi, apalagi terkait hubungan rumah tangga atau pendidikan anak,
jelaskan secara gamblang.
4. Clarity (keterbukaan dan transparan)
Clarity baik masalah finansial, pendidikan anak, sosial, dsb, usahakan terbuka
antara suami dan istri. Karena menimbun banyak rahasia antara keduanya akan
sangat menimbulkan permasalahan besar di kemudian hari
5. Humble (rendah hati)
Jangan arogans, merasa pintar satu sama lain. Kalau misalnya istri memiliki tingkat
pendidikan, karir, pendapatan yang lebih tinggi, jangan sombong, jangan
merendahkan suami. Begitupun suami, saat mengerti bahwa hak suami sangat
besar terhadap istrinya, jangan semena-mena, semaunya menyuruh atau
memerintahkan istri. Tapi tunjukkanlah kerendahan hati bahwa sebagai makhluk
Allah yang diperintahkan bersikap baik, rendah hati kepada siapapun.
Ingat bahwa rendah hati adalah suatu keharusan. Rendah hati bukan untuk
merendahkan manusia, tetapi untuk menunjukkan bahwa manusia itu mulia
karena tidak sombong, tidak mentang-mentang, agar komunikasi antara suami istri
agar terbuka dan transparan.

 Hambatan suami istri dalam melakukan komunikasi yang efektif :


1. Blaming partner (suami istri yang suka menyalahkan pasangannya)
Menyalahkan berbeda dengan mengoreksi. Jika mengoreksi, itu menunjukkan
kesalahan secara spesifik dan membantu untuk memberi masukan solusi. Kalau
menyalahkan itu tanpa memberi solusi, berpikir matang-matang penyebabnya.
Jadi, kalau emosi tahan dulu, jangan menyalahkan
2. Antipati terhadap kritik
Kritik atau masukan adalah hal yang wajar. Jadi, suami atau istri jangan sampai anti
terhadap kritik
3. Menganggap salah terhadap semua yang dilakukan oleh pasangan
Hal ini tidak boleh. Jangan sampai kesalahan-kesalahan yang dulu jangan
digeneralisir, digabungin lagi dengan kesalahan yang sekarang kemudian
diungkapkan dengan emosi yang meluap-luap. Karena hal ini akan membuat
komunikasi semakin memburuk dan menimbulkan konflik makin besar.

4. Tidak mencari akar masalah


Ini seperti memutuskan tanpa menyelesaikan. Misalnya ketika ada konflik
mengatakan, “ya sudah daripada berantem kita sudahi masalah ini sampai sini”.
Kalau bisa hindari hal ini, karena ke depannya akan susah membangun komunikasi
yang efektif akibat ada masalah yang belum selesai yang tidak dicari akar
masalahnya.
5. Jangkauan pendek, tidak melihat ke depan lebih jauh

 Panduan mengaplikasikan komunikasi yang efektif antara suami istri


1. Tanamkan bahwa suami atau istri adalah bagian hidup kita, bukan orang lain,
apalagi musuh dan saingan. Jadi, mereka itu adalah partner, bagian dari diri kita.
Jika pasangan terluka, kita juga terluka (harus ditekankan). Jangan sampai
menganggap ”saya suami, maka saya harus di depan” atau suami merasa gengsi
ketika karir istri lebih gemilang, dsb. Jika berhasil menanamkan perasaan suami
atau istri adalah bagian dari kita, maka akan lebih mudah untuk menerima kritik,
masukan, nasehat, dari pasangan sebagai hal yang baik untuk keutuhan keluarga
2. Mengedepankan hukum syariat
Jika mengetahui hak dan kewajiban suami istri dalam islam, bagaimana islam
memandang pernikahan, hukum syariat lainnya, dan tunduk terhadap hukum
syariat, maka akan lebih mudah menerima apapun yang disampaikan oleh
pasangan walaupun bertentangan dengan keinginan kita. Karena kita tau misal jika
seorang istri, apapun yang dikatakan suami jika itu tidak melanggar syariat wajib
mematuhi suami yang telah menafkahi.
3. Berupaya memperlakukan pasangan dengan ma’ruf
Hal ini merupakan cabang dari mengedepankan hukum syariat.
Untuk suami harus memegang prinsip bahwa tidak boleh semena-mena, seenaknya
sendiri, dsb.
Untuk istri, harus dipegang bahwa “sebaik-baik perempuan adalah seorang istri
yang baik, jika kamu melihatnya membuatmu gembira, kalau diperintah suaminya
akan mentaati, dan ketika suami tidak ada istri menjaga kehormatannya”.
Syariat-syariat di atas harus dipegang agar dapat melakukan komunikasi yang
efektif dengan pasangan
4. Tidak kaku dalam berkomunikasi
Sikap yang keras dan kaku bisa diluluhkan dengan kelembutan. Jadi, semisal jika
memiliki suami yang keras, atau pasangan yang kaku dalam berkomunikasi, maka
kita harus sabar dan menghadapi dengan lembut. Jangan malah dihadapi dengan
keras juga. Karena batu dengan batu akan pecah. Coba mundur satu langkah untuk
bisa berjalan bersama pasangan.
5. Mendudukkan pasangan sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan
Hal ini akan membantu untuk menerima kesalahan pasangan dengan tetap
berupaya agar tidak terulang dengan cara memberikan nasehat yang baik dan juga
menerima nasehat yang baik dari pasangan
Manajemen konflik

Perlu ditekankan bahwa rumah tangga, pernikahan, itu tidak seperti yang diceritakan di novel-
novel atau film, dsb. Tetapi pernikahan adalah ibadah, jadi tentu ada godaan-godaan yang
mengiringi. Karena setan dari awal manusia diciptakan sudah mengikrarkan diri untuk tidak
berhenti menggoda manusia saat menjalankan kebaikan, apalagi di pernikahan yang menjadi
ibadah dalam jangka waktu panjang dan beribadah bersama pasangan, pasti setan memiliki
segala daya dan upaya untuk menghancurkan ibadah ini dengan berbagai godaan baik lahir
atau batin. Sehingga pasti akan ada konflik yang dihadapi oleh pasangan suami istri. Namun,
sesungguhnya terjadinya konflik ini bisa dicegah.
Jika konflik terjadi

 Saat konflik terjadi, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:


1. Saat ada konflik, redam emosi dalam-dalam.
Jika butuh waktu untuk menenangkan diri (tidak bersama dahulu), silahkan. Tapi
jangan sampai hal itu ditunjukkan ke publik, karena jika sampai publik mancing dan
akhirnya kita menceritakan, akan menimbulkan masalah baru. Jadi, kalau bisa di
rumah saja, dan kalau ada anak, jangan menunjukkan kalau sedang ada masalah.
Redam emosi dalam-dalam, bisa dengan sholat, wudhu, baca quran, atau hal-hal
lain yang sekiranya bisa meredam emosi. Jika emosinya sudah redam, membuat to
do list yang sudah disepakati, maka laksanakan.
2. Hindari menyalahkan pasangan.
Karena ketika hanya menyalahkan pasangan, yang terjadi adalah malah
memperkeruh masalah itu dan tidak ada penyelesaian. Jadi, sebisa mungkin
cobalah tekan ego pribadi dan cari masalah kita terlebih dahulu. Kalau misalnya
memang kesalahan ada di suami, tetapi bisa jadi kesalahan yang diperbuat suami
itu berasal dari kita (istri)
3. Menjaga martabat pasangan.
Menjaga martabat bersama dengan tidak berantem hingga pukul-pukulan, cekcok
lisan di depan anak-anak karena itu akan membekas di memori mereka. Jadi,
apabila setiap pasangan memiliki niat yang baik yakni mencari ridho Allah, maka
saat menghadapi konflik sebesar apapun akan benar-benar menjauhi hal yang
dibenciNya, yaitu perceraian. Maka islah atau damai adalah satu-satunya solusi
agar itu tidak sampai terjadi selain perceraian. Kecuali jika memang ada hal-hal
yang memang tidak bisa ditoleransi lagi, seperti kekerasan yang berulang sampai
membahayakan nyawa atau kebohongan yang terus menerus yang dapat memberi
dampak buruk kepada anak-anak.

 Saat konflik sudah selesai, ada hal-hal yang dapat dilakukan oleh pasangan, yaitu:
1. Minta maaf dan memaafkan
Tidak usah gengsi untuk memaafkan dan jangan sungkan untuk memaafkan.
Karena hal ini merupakan hal yang paling mulia (maaf-maafan).
2. Tidak usah mengungkit konflik yang sudah berlalu
3. Fokus melihat kebaikan pasangan
4. Berpikir positif dan jangan bongkar aib konflik ke orang lain (termasuk orang tua
sendiri). Jadi upayakan tidak membawa orang “ketiga” dalam permasalahan rumah
tangga kita. Solusinya bisa curhat di atas sajadah, karena itu akan lebih
menenangkan. Sesuai anjuran Rasulullah jika sedang ada masalah adalah ambillah
wudhu kemudian sholat 2 rakaat. Nanti di sujud terakhir sebelum tahiyat akhir,
ungkapkan semua apa yang menjadi permasalahan di hati. insyaAllah setelah itu
akan menjadi tenang dan Allah akan membantu menyelesaikan atau memberikan
solusi.

 Tips sederhana untuk mengharmoniskan rumah tangga sebelum/pasca konflik


Setiap hari tulis kebaikan pasangan. Ketika sedang marah dengan pasangan, baca
catatan kebaikan tersebut. insyaAllah hal ini akan mencegah untuk mengingat atau
mengorek kesalahan yang lainnya yang sebelumnya sudah dimaafkan dan tidak
menimbulkan konflik semakin besar

PERTANYAAN

No. PERTANYAAN JAWABAN


1. Boleh apa tidak komunikasi Sangat perlu mb, bahkan menurut
tentang keuangan pada suami, saya itu kebutuhan. Karena dr
dan bagaimana cara penelitian mengungkapkan salah
mengkomunikasikannya? satu penyebab perceraian itu
adalah masalah keuangan.

Kalau bisa dr awal menikah sudah


membuka komunikasi itu dengan
suami. Minta suami untuk terbuka
apapun keadaannya. Dan istri
sampaikan jg kl ‫ إن شاء هللا‬menerima
apa yg diberikan dan akan
mengatur keuangan untuk
kebutuhan rumah tangga dengan
baik dan cukup.
2. Bagaimana cara mengatasi Bisa menerapkan komunikasi
pasangan yang mudah baper dan efektif.
tersinggung? Baik laki-laki dan Saat membahas masalah apapun
perempuan. Lalu gimana caranya (baik baper dsb) usahakan
biar komunikasinya efektif? menasihati tidak pada saat
(pasangan bisa berpendapat kesalahan terjadi atau saat emosi
secara jujur dan bisa diajak meledak-ledak. Karena baik yg
diskusi). menasihati atau yg dinasihati akan
sulit menerapkan komunikasi
efektif.
Jadi cari waktu yg sekiranya bisa
menasihati dengan tenang dan dari
hati. Pasangan pun juga tidak
dalam keadaan marah. Bisa juga
memuji atau mengapresiasi
kebaikan pasangan terlebihh
dahulu baru masuk pada
mengoreksi kesalahannya serta
solusi yg bisa kita berikan.
3. Saat taaruf kan ada batas Pernikahan itu ibadah. Jadi wajar
waktunya, sedangkan kita belum saat ta’aruf atau bulan madu (3
tahu sifat2 calon kita, kita tahunya bulan pernikahan) masih melihat
hanya baiknya, kalau pas nanti yang baik-baiknya dari pasangan.
menikah ketauan sifat aslinya Karena itu masih sedang cinta-
bagaimana? Bagaimana kalau cintanya (cinta membuat buta dan
ternyata ga baik, punya sifat keras tuli). Jika sudah jatuh cinta,
dan kasar? keburukan pasangan tidak terlihat.
Seiring berjalannya waktu, baik
buruk pasangan akan terlihat. Lalu
apa yang harus dilakukan?
Bersabar. Ingat bahwa pernikahan
adalah ibadah. Jadi, tentu akan ada
ujiannya. Dan salah satu ujian
pernikahan adalah sifat-sifat buruk
dari pasangan (baik istri atau
suami). Harus sering dan saling
mengingatkan, namun tidak boleh
merasa paling benar sendiri, tidak
mau diingatkan. Karena manusia
tidak ada yang sempurna. Siapapun
pasti memiliki kekurangan. Jadi
yang perlu dilakukan pasangan
adalah bersabar, mau saling
menasehati dan menerima
nasehat, dan sering-sering
bermuhasabbah agar sebelum
pasangan mengetahui kekurangan
kita, kita sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk
meminimalisir kekurangan
tersebut di depan pasangan.
4. Apa yang harus dilakukan anak Tergantung umur anak. Jika umur
ketika dia mengetahui ada indikasi anak sudah dewasa, bisa menyikapi
orang tuanya selingkuh? apakah dan mengerti apa hukumnya
harus diam atau bertanya kepada selingkuh. Maka, ada baiknya
orang tuanya? untuk dibicarakan dengan
orangtua, tidak boleh diam saja.
Kalau anak sudah bisa
membedakan jika selingkuh
bukanlah hal yang baik, maka tidak
bisa diam saja. Harus menanyakan
kepada orangtuanya. Dan jika dia
sudah cukup dewasa untuk
menasehati orangtuanya, maka
monggo dinasehati, diingatkan.
Karena siapapun pasti bisa
melakukan kesalahan. Syukur jika
orangtua mau jujur kepada
anaknya demi masa depan anaknya
kemudian mau menyadari apa
yang dilakukannya salah dan
berniat untuk berubah.
5. Bagaimana cara memberi tahu Dijelaskan jika ingin taaruf, namun
orang tentang taaruf, sedangkan tidak ingin berduaan. Ingin ada
orang tua masih sangat awam? temannya. Jelaskan hal yang
simpel. Karena bagaimanapun,
meskipun orangtua kurang
mengerti agama, tidak ada
orangtua yang rela membiarkan
begitu saja anaknya sering
berduaan dengan laki-laki
(meskipun nanti akan menjadi
suaminya). Sampaikanlah sesuatu
yang sederhana kepada orangtua
(tidak perlu memakai dalil-dalil),
kalau ada waktu ajak orangtua ke
majelis ilmu yang bisa menjelaskan
tentang taaruf, atau bersama
mendengarkan ceramah tentang
taaruf agar orangtua paham.
6. Setelah khitbah laki-laki boleh Dalam kitab-kitab kenapa kok
melihat wajah dan telapak tangan disebutkan wajah dan telapak
perempuan, dengan batasan tangan, karena selain itu adalah
tertentu. Nah kriteria seperti apa batasan aurat, melihat wajah itu
yang dilihat dari telapak tangan adalah cara melihat ketampanan
dan wajah, menandakan sesuatu atau kecantikan. Sehingga itu
atau bagaimana ya Kak? menimbulkan rasa yang semakin
kuat untuk menikah (tambah
cinta). Kemudian telapak tangan itu
bisa menunjukkan kesuburan
perempuan yang akan dinikahi.
7. Bagaimana untuk kita supaya Seperti ibadah yang lainnya, yang
istiqamah dalam menjalankan perlu dilakukan adalah memaksa
ibadah pernikahan.? diri sungguh-sungguh, sehingga
lama-lama akan terbiasa. Dan
ibadah juga akan sia-sia tanpa ilmu.
Sehingga walaupun nanti sudah
menikah harus selalu upgrade ilmu
agar ingat terus kewajiban sebagai
pasangan, mengetahui siroh
Rasulullah dan Sahabiyah sebagai
sosok istri/suami yang ideal.
Istiqomah itu perlu perjuangan,
kerja keras, dan harus ingat terus
bahwa walaupun sulit insyaAllah
pahalanya sangat besar. Apalagi
dalam pernikahan tersebut bisa
mencetak generasi sholih/sholihah
yang menjadi amal jariyah tidak
terputus dan yang dapat
dibanggakan Rasulullah kelak di
akhirat.
8. Apakah harus mempertimbangan Kalau untuk pertimbangan selain
pekerjaan atau pendapatan agama dan akhlaknya, itu ada 4
seseorang yang akan melamar kita kriteria (rupa, nasab, harta,
?Apa saja yang perlu agama). Agama walaupun
dipertimbangkan dari seorang yg disebutkan terakhir, tetapi menjadi
melamar kita selain yang utama faktor yang diutamakan. Selain itu,
agama dan akhlaknya ? dalam 4 kriteria tsb. Pekerjaan atau
pendapatan juga masuk kriteria.
Walaupun dalam agama sudah
dijanjikan tidak usah takut miskin
ketika menikah, harus tetap
realistis (terutama laki-laki) kalau
misal berniat menikah ya harus
mempersiapkan finansial sebaik
mungkin. Perempuan pun juga
sangat boleh, sangat dianjurkan
menjadikan itu sebagai
pertimbangan, karena nantinya
juga perlu nafkah. Jadi, itu sangat
penting sekali, dan juga sudah
disebutkan bahwa perlu untuk
mempertimbangkan harta
(pekerjaan atau pendapatan).
9. Saya sekarang ada yg ngajak serius Perceraian itu kalau misal sudah
menikah, tetapi saya gak berani biasa terjadi di suatu keluarga, hal
bilang ke ortu karena ortu tau itu tentu akan memberikan efek
keluarga calon ada beberapa yg negatif kepada anak-anak di
cerai. Apakah nasab calon lingkungan tersebut. Mungkin itu
termasuk buruk? tidak mempengaruhi nasab
Keluarga saya semua bilang mreka (kecuali tidak jelas dia
tidak baik. keturunannya siapa atau misal
Saya harus bgaimana menyikapi orangtuanya suka berzina). Tapi
ini? kalau masalah perceraian lebih
kepada dampak negatif terhadap
perkembangan emosional, sosial
anak-anak. Jadi, perlu diperhatikan
masalah perceraian yang terjadi
tersebut disebabkan apa,
bagaimana sikap orangtua yang
bercerai tsb di depan anaknya. Jadi,
harus memperhatikan dan lebih
hati-hati. Namun, jika orangtua
(perempuan yang dilamar)
memiliki firasat yang tidak baik,
maka lebih baik tidak usah
dilanjutkan. Karena orangtua lebih
berpengalaman sehingga lebih
berhati-hati, lebih detail, dan pasti
menginginkan yang terbaik untuk
anaknya.
10. Ibuku sering wa atau sms dengan Mungkin bisa pelan-pelan
laki-laki selain bapak, nah kalo menasehati terlebih dahulu
ditanya ibu jawabnya itu temen dengan perkataan yang tidak
padahal wanya keliatan lebih dari menggurui, tidak menyakiti. Jika
teman, nah hal ini belum diketahui tidak bisa, maka harus melaporkan
sama bapakku, jujur aku sendiri kepada bapak agar hal tsb tidak
sakit banget tau gini, rasanya kaya terjadi berkelanjutan. Karena itu
gak mau nikah kalo ujungnya merupakan perbuatan maksiat.
cuma sakit aja, apalagi sampai Apalagi jika tau kata-kata dalam
menyakiti hati anak, padahal saya chat tsb. Sudah melewati batas
lg proses taaruf dengan ikhwan. wajar.
Bagaimana ya? Hal tsb. Jangan menjadikan tidak
Apa yang harus saya lakukan ke ingin menikah. Tetapi jadikan
ibu, dan bagaimana biar gak muhasabah (saya tau rasanya
overthinking memikirkan menjadi anak ketika dibohongi
pernikahan yg seperti itu? atau orangtua selingkuh, maka
jadikan pelajaran jika nanti saya
menikah, punya anak, saya
menjauhi sikap tsb), upayakan
calon pasangan memiliki
ketaqwaan yang tinggi agar dia
tidak berani berbohong dan
melakukan hal yang melanggar
syariat.
11. Bagaimana cara berkomunikasi Perlu kesadaran dari suami sendiri
dengan suami yang tempramen agar lebih bijak dalam mengatur
tinggi? karna pengalaman saya emosi. Selain itu, yang bisa
jika ada suatu hal yang perlu di dilakukan istri adalah cari timing
diskusikan dengan suami, namun yang tepat yang sekiranya suami
karna tempramen diskusi dengan lagi berada dalam mood yang baik.
suami selalu berujung ribut. kalau Kemudian bisa dipuji dulu dengan
saya memutuskan untuk kebaikan-kebaikan yang dia
membatasi komunikasi dengan lakukan, pilih kata-kata yang tidak
suami pun sepertinya tidak baik. menyinggung, ajak dengar
Mohon solusinya pengajian tentang pentingnya
lemah lembut kepada keluarga
atau siapapun agar ada ilmunya.
Karena suami yang tempramen
tinggi itu karena kurang ilmunya,
kurang pengetahuan bahwa
mengatur emosi itu sangat
dianjurkan dalam islam. Maka,
jangan bosan untuk mengajak dia.
Jangan dulu mengkritik satu
kesalahannya secara setail. Jadi
memang harus pelan-pelan. Selain
itu, harus tetap didoakan.
Dibacakan fatihah setiap habis
sholat, 1/3 malam terakhir, sering
dibacakan “Ya Latif”, surat Al-
insyirah setiap habis sholat,
diniatkan untuk melembutkan hati
suami.
12. Sebelum pernikahan itu kan Yang paling penting adalah niat
biasanya bnyak ujian. Nah untuk dalam melangsungkan pernikahan
menghadapi ujian tsb bagaimana itu apa. Jika niatnya sudah benar,
caranya? Agar diri tetap yakin kpd seberat apapun ujiannya (baik
calon pasangan. sebelum/sesudah menikah),
insyaAllah dapat terlewati dengan
baik. Kemudian juga harus banyak-
banyak berdoa. Jangan sampai
banyak waktu luang sehingga
menyebabkan setan mudah
meniupkan rasa was-was dalam
perasaan. Jadi, sibukkan diri baik
dengan melakukan persiapan
pernikahan ataupun dengan
persiapan ilmu (banyak-banyak
belajar), atau mengembangkan
skill, potensi. Yang penting jangan
terlalu banyak waktu luang
sehingga memudahkan setan
untuk membisikkan hal-hal yang
membuat suudzon (pada calon
pasangan).
13. Komunikasi antar pasangan itu Komunikasi yang terbuka =
kan harus transparan, harus komunikasi yang sekiranya adalah
terbuka. permasalahan yang melibatkan
Komunikasi yg seperti apa yg kedua belah pihak (ex. Finansial,
terbuka itu? pendidikan anak), yang tidak bisa
Karena takut jika terlalu terbuka, dipikirkan satu orang saja.
malah jadi nya ada salah Kemudian masalah-masalah yang
perkataan kpd pasangan dan sekiranya jika tidak dirundingkan
malah jadinya bertengkar. bersama akan menyebabkan
permasalahan yang lebih besar
(bukan hal-hal yang berkaitan
dengan masa lalu yang dapat
menimbulkan kecemburuan,
kenakalan atau keburukan masa
lalu, karena jika terkait hal ini yang
penting masing-masing sudah
berniat untuk merubah itu ketika
sudah menikah).
14. Bagaimana menghadapi pasangan Sebelum mengambil sisi buruk dari
yg terlalu berprinsip? salah satu sikap pasangan, bisa
Semisal ada urusan harus A ambil baiknya terlebih dahulu.
yaudah A. Ndak bisa pindah ke B Karena orang yang berprinsip kuat
atau ndak bisa di ganggu gugat. itu sangat bagus, bahkan sangat
dianjurkan dalam islam. Tetapi ada
kalanya memang harus bisa
fleksibel, tidak bisa mengandalkan
satu pilihan atau planning, tetapi
ada beberapa pilihan yang bisa
diambil sbg opsi cadangan.
Untuk menyikapinya?
1. jangan dipandang sebagai
kekurangan yang menyulitkan;
2. bisa disiati dengan sebelum
permasalahan terjadi, dibicarakan
sejak jauh-jauh hari agar pasangan
tau jika kita ingin fleksibel (disaat
waktu yang tepat dan kata-kata
yang tidak menyinggung), tidak
hanya terpaku pada satu pilihan.
Tetapi berikan pertimbangan
secara jelas dan detail juga, karena
orang yang berprinsip ada kalanya
mereka itu detail.
15. Bagaimana menghadapi pasangan Jika selama bercanda tidak
yang selalu humoris? tapi ketika menyinggung atau menjelekkan
marah, malah ngediemin kita orang lain, itu silahkan. Tidak usah
berhari-hari? terlalu dipikirkan. Kalau bisa malah
bersyukur, karena jarang ada orang
humoris yang bisa menghibur
pasangannya. Jadi ambil
kebaikannya dari satu sisi terlebih
dahulu.
Tetapi kalau marah mendiamkan
berhari-hari? Memang namanya
manusia tidak ada yang sempurna,
setiap pasangan memiliki +/- nya
masing-masing. Jadi kalau misalkan
sedang didiamkan, ingat
kebaikannya jangan keburukannya.
Kalau sudah merasa tenang, cari
waktu yang tepat untuk
membicarakan itu dengan
pasangan. Ingatkan juga hadis
Rasulullah bahwa tidak boleh
mendiamkan saudaranya, apalagi
ini pasangan halalnya lebih dari 3
hari. Jika lebih dari itu maka haram
surga untuknya. Kalau dia memiliki
alasan yang masuk akal, maka
tenangkan diri jika dia memang lagi
butuh waktu sendiri, namun harus
diingatkan bahwa tidak boleh
melebihi waktu yang ditentukan
syariat.
16. Bagaimana menyikapi suami yg Sikap seorang istri kepada
tidak memberi nafkah? Dan suaminya yg tidak memberi nafkah
Karena sesuatu hal yg fatal bisa menunggu sampai 3 hari
(kesalahan istri) malah (dalam fiqh diberi batas maksimal 3
menjadikan nya sebagai alasan hari), jika setelah itu blm memberi
kuat suami untuk semakin nafkah juga pilihan ada pada istri
mengelak ketika istri apakah mau bersabar dengan sikap
menuntutnya untuk menafkahi ? suami dan berusaha untuk
menyelesaikan permasalahan atau
bisa mengajukan khulu’ (minta
dicerai dengan mengembalikan
mahar) jika suami tdk mau
menceraikan jg bisa menggugat ke
hakim untuk dilakukan faskhun
nikah (perusakan akad nikah)
17. Suami gak suka kalau istri nunjukin Memang pada umumnya laki-laki
pengetahuan atau wawasannya seperti itu mb.
ke suami. Mungkin bisa disiasati dengan saat
Suami merasa tersaingi atau santai mengajak suami dengerin
merasa terkalahkan. atau nonton pengajian kiai2 yang
Sedangkan istri tidak bermaksud alhamdulillaah sekarang mulai
seperti itu. banyak tersebar di platform media
Lantas, bagaimana istri harus sosial. Namun juga harus hati2
menyikapi hal semacam itu? dalam memilih kiai atau ulama yg
ditonton pengajiannya agar tidak
malah menimbulkan pemahaman
yg sesat.
Kalau bisa diajak hadir ke majlis
ilmu langsung lebih baik.
18. Bagaimana cara kita menyingkapi Biasanya orangtua ikut campur
apabila orang tua dari kedua belah karena mengetahui ada
pihak yg suka ikut campur urusan permasalahan. Jadi sebisa mungkin
rumah tangga? Padahal kadang pasutri saat hendak berkomunikasi
suami udah memperingati kita dg membicarakn hal yg tdk ingin ada
baik ttg orang tua kita jangan ikut ikut campur pihak lain, lakukan
campur. Terutama ibu. Jangan komunikasi yg sekiranya tdk
nntinya kita jadi anak durhaka dan didengar oleh orangtua.
kita engga baik dengan suami.
19. Sudah menikah secara agama Untuk tidak berhubungan badan
dikarenakan untuk menghindari dibolehkan dengan syarat ada
zina namun untuk bbrp hal udzur (alasan darurat). Tp untuk
mereka blm bisa tinggal/hidup tidak memberikan nafkah nnt
bersama. Apabila mereka jatuhnya menjadi hutang. Jadi
memutuskan untuk tidak berjima misal suami tdk menafkahi selama
dahulu dan tdk menafkahi 3 bulan dan dg persetujuan istri,
masing2, sampai waktu yg nnt saat bisa menafkahi maka yg 3
ditentukan kemudian melakukan bulan td harus dibayarkan.
nikah secara hukum/negara,
apakah diperbolehkan?
20. Dulu sebelum menikah suami saya 1 dan 3. Dalam fikih Syafi’iyah, para
sudah mau memahami kondisi ibu ulama menyamakan talak dengan
saya yg sedang sakit dan tulisan masuk dalam kinayah. Maka
mnyetujui jika nntinya tinggal d jika ada talak dengan tulisan
kediri. Tapi suami tiba2 berubah, disertai niatan, talaknya jatuh. Jika
malah sikapnya demikian dgn dalam sms tsb ada perkataan “saya
orangtua saya. Sudah 2 bulan sya ceraikan kamu, saya talak kamu”,
tidak ada komunikasi dgn suami, maka harus ditanyakan apakah ada
karena dia menutup akses niatan untuk bercerai (jika ada niat,
komunikasi dgn saya. maka jatuh talak). Jika tidak ada
respon dan tidak bisa dihubungi,
Yang saya tanyakan ning, jika mengetahui tempat suami,
1. Hukum scra islam mnceraikan kalau bisa datangi suami (bisa
lewat SMS itu sudah sah apa blm dengan wali) kemudian ajak bicara
nggih? Kalau misal dtanyakan baik-baik. Jika memang tidak bisa
niatan k suami dr suami tdak ad dan banyak mudhorotnya (jarang
respon sm skali dan tdak bisa d sholat, ngaji, dsb) istri memiliki
ajak komunikasi. pilihan untuk bersabar menasehati
agar berubah, mempertahankan
2. Bagaimana sebaiknya saya rumah tangganya (mungkin
mengambil sikap baik kpada dengan pertimbangan anak, dsb).
suami saya maupun orangtua Namun jika memang tidak bisa, dia
saya? sudah melakukan banyak maksiat
kepada Allah (jarang ngaji, sholat,
3. Bgaimana jika sya dsb), bisa mengajukan perceraian
mempertahankan suami saya (faskhun nikah).
tetapi bnyak mudhorotnya sprti
jarang sholat/ngaji dan mmpunyai
2. Pada orangtua tetap berbakti
sifat demikian. dan minta doa. Kalau bisa minta
Mohon berkenan memberikan pertimbangan, karena mungkin
saya saran nggih. orangtua sudah memahami sikap
suami yang seperti itu. Jadi kalau
misalnya orangtua dengan tanpa
emosi, dengan pertimbangan,
menyarankan untuk cerai, suami
tidak bisa diajak berkomunikasi,
dan juga sudah dipikirkan,
dipertimbangkan tidak bisa
dipertahankan, sehingga harus
cerai, maka bisa memilih untuk
berpisah, pernikahan diselesaikan
dengan baik-baik. Tetapi kalau
sekiranya memang ada itikad baik
dari suami, ada alasan kuat yang
membuat suami seperti iti, ada
tawaran solusi untuk membantu
permasalahan suami, maka bisa
dicoba untuk mempertahankan
pernikahan.
21. Kalau calon suami pekerjaannya Kalau misal seseorang bekerja di
ditempat yg ada ribanya, bgmn tempat yang ada ribanya, beberapa
nanti setelah menikah? ulama berpendapat jika dia bekerja
sebagai pegawai, maka gaji yang
didapat karena jerih payahnya,
kerja kerasnya, itu tidak menjadi
haram, walaupun ada
kemungkinan terdapat riba. Jika
yang dimaksud adalah bekerja di
bank, perkreditan, dll. kemudian
mendapat gaji atas kerja kerasnya,
itu tidak apa-apa. Karena ada yang
berpendapat itu halal. Namun, jika
kerjanya seperti mencuri uang
rakyat, harta orang lain, itu haram.
Tetapi kalau bekerja di tempat riba,
selama dia mendapatkan gaji atas
jerih payahnya, dia sudah bekerja
(ex. Menjadi satpam, teller, dsb) itu
tidak apa-apa. Jadi, harus fleksibel
dalam menyikapi hukum. Tidak
boleh sedikit-sedikit bilang “itu
bid’ah, itu haram, itu riba”, karena
akan menyulitkan. Sedangkan
pesan Rasulullah, “permudahlah,
dan jangan dipersulit”.

Anda mungkin juga menyukai