Anda di halaman 1dari 6

Materi Ke-1

Muqoddimah Kelas Pra Nikah


Tidak ada rangkaian ibadah yang lama dan tidak cukup dengan waktu terbatas hanya
semalam atau sebulan kecuali menikah. Tidak ada pula ibadah yang pahalanya dapat
menyempurnakan ibadah lainnya selain nikah. Imam Thawus rahimahullah seorang tabi’in
berkata “Tidak akan sempurna ibadah seorang pemuda sampai ia menikah”. Menikah bukan
hanya sunnahnya umat Rasulullah saja melainkan nikah itu sunnahnya para Rasul.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ada empat perka,ra yang termasuk
sunnahnya para rasul yaitu : rasa malu, memakai wewangian, bersiwak dan menikah. Maka
menikah itu sunnahnya para Rasul. Sebuah pernikahan adalah ibadah yang agung yang terus
dipegang erat walaupun ajal sudah mendekat. Mengingat banyaknya pahala yang terkandung
di dalamnya sampai-sampai sahabat mulia Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau
pernah mengatakan “ seandainya Aku tahu bahwa ajalku tinggal 10 hari lagi dan Aku punya
kemampuan untuk menikah niscaya Aku akan menikah. Karena Aku benci tatkala berjumpa
dengan Allah dalam keadaan membujang.
Pernikahan butuh bekal ilmu. Ilmu pernikahan itu tidak bisa dikuasai secara otodidak
seperti halnya desain grafis. Ada ilmu dalam pra pernikahan, seputar ta’aruf, seputar istikharah,
seputar aib-aib yang perlu disembunyikan dan aib-aib yang perlu diperbincangkan semua ada
ilmunya. Ada ilmu dalam pernikahan seperti hak dan kewajiban suami-istri, ilmu dari buah
pernikahan (Parenting) dan sikap tatkala rumah tangga sedang diujung tanduk dan lain
sebagainya.
Pernikahan itu butuh proses panjang dan pembelajarannya setiap hari dan setiap saat.
Kurikulumnya bukan kurikulum sederhana seperti beli roti kapan terbesit keinginan bisa
langsung cari dan beli. Sebelum memutuskan menikah harus intropeksi terlebih dahulu bukan
karena baper. Harus tahu faktor pendorong untuk menikah sudah kuat seperti pekerjaan
(Ma’isyah) dan Nafkah. Juga ada faktor penghalang seperti persyaratan dari orangtua, ridho
dari orangtua dan lain sebagainya. Jika lolos fase ini apakah sudah ada calongan pasangan yang
sesuai syariat, niat yang harus diluruskan dan taubat sudah dilakukan ketika pernah salah
dimasa lalu.
Perkara yang menjadi bekal pernikahan harus sabar, telaten, dan tidak boleh bosan.
Rasulullah pernah mengatakan : “ Allah itu benci dan tidak suka orang-orang yang ia pandai
urusan dunia pintar dalam perkara dunia tapi bodoh dalam urusan akhirat. Yakinlah dalam
mempelajari ilmu pra nikah ini akan menjadi pribadi yang lebih siap, lebih matang dan lebih
tahu skala prioritas. Para ulama mengatakan “jika kesibukan karena pernikahan lebih
bermanfaat dibandingkan dengan ibadah sunnah yang dilakukan oleh dirinya sendiri”.
Rasulullah bersabda : “Ada tiga golongan yang pasti akan ditolong oleh Allah yaitu: seorang
budak yang mencicil dari usahanya untuk membebaskan dirinya, menikah karena ingin
memelihara kehormatan dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah.
Materi Ke-2
Prioritas Ilmu yang Mesti Disiapkan
Semua ada ilmunya dalam menikah yang meliputi ilmu agama dan ilmu dunia. Jangan
menikah karena baper harus tahu hukumnya. Mengenai hukum menikah yaitu :
1. Madzhab Dzahiri menikah itu hukumnya wajib (Q.S. An-Nisa : 2)
2. Madzhab Syafi’i hukumnya mubah
3. Madzhab Maliki, Hambali dan Hanafi (jumhur) hukumnya sunnah. Alasannya ada nash
dari Nabi jika wajib contohnya ada sahabat yang tidak menikah tapi Nabi tidak
menegur.
Jika ingin menikahi janda lewat persetujuannya dan perawan dari ridhonya (diam).
Hukum asal pernikahan yang rajih adalah sunnah sementara hukum turunannya ketika
berkaitan dengan personal yaitu :
1. Wajib = khawatir berlaku perzinahan, tidak mampu mengendalikan syahwatnya dan
ingin menjaga diri dari pergaulan bebas.
2. Mubah = tidak khawatir zina dan ada kemampuan menahan dan cukup/mampu
nafkah (bekerja).
3. Makruh = karena tidak ada syahwar tanpa membedakan punya harta/tidak
4. Haram = tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Ada kedzaliman dan
penganiayaan.
Haram menikah bagi yang sudah punya pasangan dan masih dalam massa iddah. Juga
poligami jika tidak punya kecukupan dan rasa adil. Yang dapat merusak agama kemaluan,
perut/mulut (keserakahan).
Manfaat menikah :
1. Memenuhi kebutuhan fitrah manusia
2. Melestarikan keturunan
3. Menyempurnakan agama
4. Memperat hubungan keluarga
5. Memperoleh ketenangan
Sebaik-baik perhiasan adalah Wanita yang sholehah. Butuh kemampuan harta berupa
mahar dan walimah. Memberi nafkah dengan cara yang ma’ruf. Harus dilakukan juga
perencanaan yang baik.
Seputar Akad Nikah
Rukun dan Syarat
Disunnahkan untuk memulai dengan khutbatul hajjah yang disampaikan oleh wali
mempelai Wanita, naib/ustadz dengan nasehat taqwa ( 3:102 dan 4:1).
Rukun Akad Nikah :
1. 2 calon mempelai nikah terbebas dari penghalang-penghalang sahnya nikah.
Berkaitan dengan mahrom, sepersusuan, massa iddah dan seseorang yang kafir.
2. Adanya Ijab : saya nikahkan…
3. Adanya Qabul : Saya terima nikahnya…
Tidak membatasi dengan lafal saja bisa bentuk gerakan tubuh/isyarat tubuh bagi yang
tidak mampu mengucapkan dengan lisan.
Syarat Sah Pernikahan :
1. Adanya kejelasan (Ta’yin)
2. Kerelaan diantara dua calon mempelai
3. Wali sah yang menikahkan
Walinya Wanita seperti bapak, kakek, kakak laki-laki, cucu laki-laki, saudara bapak
laki-laki, paman laki-laki dan wali hakim.
4. Adanya saksi dengan kriteria muslim, baligh dan berakal serta adil
Walimatul Ursy (Pesta Pernikahan)
Hukumnya sunnah mu’akad (jumhur) dan sebagian yang lain wajib. Hukum sunnah
mu’akad ini jangan dinodai dari keburukan dan kesombongan, pakaian tamu tidak menutup
aurat, ikhtilath, adanya kemungkaran seperti nyanyian dan musik dan fotografer memotret
pengantin saat bersanding dan sebagainya.
Nasehat kepada Ikhwan/Akhwat yang mau menikah :
1. Tawakal kepada Allah
2. Berdo’a
3. Hadirkan untuk semangat menjaga kehormatan
4. Jadikan ibadah dan ridho Allah
5. Menyelami dan memahami pasangan
Materi Ke-3
Tanda Bahagia Seseorang
Adab dan akhlak sangat penting. Timbangan berat yaitu akhlak mulia. Tidak ada artinya
ibadah tanpa akhlak seperti halnya cuka bercampur madu. Kesantunan tecabut maka akan
menjadi lebih buruk. Baiknya seseorang pemimpin (kepala rumah tangga) ditinjau dari agama
dan akhlak. Akhlak yang terlupakan dalam rumah tangga :
1. Memperbaharui niat karena Allah
2. Bersyukur
3. Menjaga Amanah bersama
Jika menerapkan ketiganya in syaa Allah akan meraih potensi pahala dan keberkahan.
- Orang yang terbunuh dan membunuh sama-sama di neraka. Ada niat ingin
membunuh bagi yang terbunuh (HR. Muslim)
- Ada yang terbunuh dan membunuh keduanya masuk surga. Terbunuh berperang di
jalan Allah dan membunuh kemudia bertaubat dan berperang maka ia syahid seperti
halnya Khalid bin Walid.
Dua hal tersebut karena niat. Begitu sakralnya niat. Ikhlaskan niat mahar, jika tidak
ikhlas maka di hari akhir nanti maka akan dicap sebagai seorang pezina.
Naudzubillah wa iyyadzi billah.
Mengenai syukur tidak boleh dilupakan apapun keadaanya. Allah tidak akan melihat
seorang istri yang tidak berterima kasih kepada suaminya. Esensi syukur ialah taat.
Menjaga amanah bersama dalam hal ini suami sebagai pemimpin yaitu menjaga istri dan
anak-anak (nafkahi makanan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan dan pendidikan). Istri menaati
suami hal yang penting setelah Allah dan Rasul-Nya. Syaikh Muhsin al-Abat mengatakan “
menikahi istri dengan syariat dan amanahnya ada dipundak kalian. Jangan disakiti dan
bergaulah baik dengannya.
Seorang Wanita pemimpin didalam rumah tangga suaminya. Tugas Wanita universal,
permaisuri suami, pelayan, mengurus anaknya, mendidik, mengatur urusan rumah tangga.
Perintah Allah ada hasilnya dan larangan Allah ada solusinya. Hukumnya makruh tanpa izin
dari suami. Wanita itu aurat, apabila keluar rumah maka syetan akan mengikuti dan menjadikan
indah saat diluar rumah. Keadaan terbaik Wanita ada di dalam rumah. Wanita lemah secara
fisik, begitujua akal karena dikuasai perasaan dan agama. Maka Allah menghijabnya dengan
berdiam diri di rumah. Amalan kecil bisa berpahala besar karena niar dan amalan besar bisa
nilainya kecil karena niat.
Materi Ke-4
Hak Istri, Kewajiban Suami
1. Mempergauli istrinya dengan cara yang ma’ruf. Ibnu Katsir berkata
“Sebagaimana engkau memperlakukan maka engkau akan diperlakukan”
2. Memberi nafkah (pakaian, makanan, tempat tinggal)
Nafkah utama dan pesan-pesan yang diamini :
1) Engaku memberi makan ketika engkau makan
2) Engkau memberi pakaian ketika engkau berpakaian. Jangan pukul wajah,
jangan cela ia dan jangan boikot ia kecuali dalam rumah saja.
Abu Sufyan orangnya pelit padahal ia kaya ketika memberi nafkah istrinya Hindu
binti Uthbah dan anak-anaknya sehingga boleh mengambil tanpa
sepengetahuannya dengan seperlunnya dan sesuai kebutuhan saja.
3. Meluangkan waktu untuk bercanda dengan istrinya seperti halnya Rasulullah
yang lomba lari dengan istrinya ‘Aisyah.
4. Menyempatkan waktu untuk mendengarkan istri ketika curhat. Kisah Abu Dzar
yang memperhatikan istrinya sampai ke fisiknya dan dibelikan juga perhiasan.
Materi ke-5
Hak Suami dan Kewajiban Istri
1. Menaati suami, menyenangkan suami dan berhias. Jika istri taat pada suami maka
akan masuk surga dari pintu mana saja. Wanita yang paling baik adalah Wanita yang
engkau senang ketika melihatnya, menaati ketika diperintah dan tidak menyelisihi
suami pada diri dan hartanya. Ketaatan pada suami tidak secara mutlak tapi untuk hal
yang ma’ruf saja.
2. Diam di rumah dan Izin ketika mau keluar rumah. Harus dengan izin suami walaupun
berangkat ta’lim/ pergi ke masjid. Nusyuz bentuk pembangkangan istri kepada
suami. Suami punya hak untuk menahan nafkahnya sebagai bentuk pengajaran.
3. Taat pada suami ketika mau diajak ke ranjang. Jika tidak mau maka istri akan dilaknat
oleh para malaikat.
4. Tidak mengizinkan orang lain masuk ke rumah tanpa izin dari suami.
5. Tidak berpuasa sunnah ketika suami ada kecuali dengan izin suami.
6. Tidak menginfakkan harta suami tanpa izinnya.
7. Berkhidmah pada suami dan anak-anaknya. Contohnya Asma binti Abu Bakar
membantu merawat dan melatih kuda milik suaminya Zubair bin Awwam. Dan juga
Fatimah binti Rasulullah berkhidmah kepada Ali bin Abi Thalib sampai tangannya
lecet karena membuat gandum. Jangan mengeluh karena pahalanya besar.
8. Menjaga kehormatan diri, suami dan anak.
9. Bersyukur atas apa yang telah diberikan suami
10. Tidak mengungkit-ungkit pemberian istri kepada suami
11. Ridho (qona’ah) terhadap yang sedikit karena hikmahnya tidak akan memberatkan
hisab.
12. Tidak menyakiti suami dan tidak membuatnya marah
13. Terus berharap hidup bersama suaminya. Jika perempuan yang menuntut talaq pada
suaminya tanpa alasan yang haq ia diharamkan mencium bau surga.
14. Hendaklah berduka ketika suami meninggal. Masa Iddah 4 bulan 10 hari. “ Tidak
halal bagi Wanita yang beriman pada Allah dan hari akhir berkabung lebih dari tiga
hari kecuali pada suaminya.

Anda mungkin juga menyukai