Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

NIKAH DALAM PANDANGAN ISLAM

KETATALAKSANAAN ANGKUTAN LAUT


DAN KEPELABUHANAN
 Nikah adalah ibadah.
 Tujuan nikah antara lain :
1. Bertambah iman (keyakinan).
2. Mempunyai anak (keturunan).
3. Hidup aman dan tentram.
 Nikah menurut syara’ yaitu aqod yang diatur oleh agama, sehingga laki-
laki punya hak milik untuk bebas menikmati perempuan sebagai tujuan
primer.
 Ulama fikih membagi hak milik ada 3 macam.
1. Milkur Raqabah : milik yang bisa di jual oleh yang punya.
2. Milkul Manfaat : milik yang bisa disewakan oleh yang punya.
3. Milkul Intifa’ : milik yang hanya bisa dipergunakan oleh yang
punya saja.
Hukum Nikah
1. Wajib, pendapat ini dipelopori imam Daud Dahiri, Ibnu Hazm, dan
Imam Ahmad.
Surat An-Nisa Ayat 3.
“Maka Nikahilah wanita-wanita yang baik (yang kamu senangi), dua,
tiga atau empat. Maka jika kamu khawatir (takut) tidak dapat berlaku
adil, maka cukup satu saja”.
2. Sunnat, pendapat imam Ahmad dan Imam Abu Hanifah.
3. Mubah, pendapat ini dipelopori Imam Syafi’i.
Pendapat ini paling terkuat, alasannya : Amar tetapi pelaksanaannya
tergantung yang disenangi. Nikahilah wanita-wanita yang kamu sukai
(baik).
Adapun hukum nikah ditinjau dari kondisi perorangan :
1. Fardhu (wajib) : bagi yang nafsunya berkobar-kobar. Kondisinya
cukup ada kesanggupan, jatuh pada perzinahan, yang demikian
hukumnya wajib menikah.
2. Haram, bagi yang yakin istri pasti sengsara / teraniaya. (kalau niat
mau dibunuh).
3. Makruh, jika khawatir istri bakal teraniaya, tidak nikah khawatir jatuh
dalam perzinahan
4. Sunnah, jika hidupnya sederhana, ada kesanggupan, ingin punya
keturunan.
Tapi kalau tidak punya keinginan, dia ahli ibadah – boleh tidak menikah.
Dan kalau bukan ahli ibadah lebih utama nikah (sunnat).
Nikah itu lebih utama dari ibadah-ibadah sunnat (Imam Ahmad).
Rukun nikah ada 5 macam

1. Pengantin laki-laki (calon).


2. Pengantin perempuan (calon).
3. Wali dari pihak perempuan.
4. Saksi dari kedua calon.
5. Ijab dan qabul.
Susunan wali (yang menikahkan).
1. Bapak dari calon pengantin perempuan.
2. Kakek mempelai perempuan
3. Saudara laki-laki seibu sebapak
4. Saudara laki-laki sebapak saja.
5. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang seibu sebapak.
6. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang sebapak saja.
7. Saudara bapak yang laki-laki (paman).
8. Anak laki-laki pamannya.
9. Wali hakim (KUA / petugas).
Hadist Nabi tentang pernikahan:
 Nabi bersabda : tidak sah nikah melainkan dengan wali dan 2 orang
saksi yang adil.

 Rasulullah SAW, bersabda : nikah itu sunnahku, siapa yang tidak


suka terhadap sunnahku, maka bukan golonganku.
Tidak suka maksudnya membenci.

 Nabi bersabda : nikahilah perempuan, maka dengan perkawinan


kamu akan diberi rizki. (HR. Abu Daud).

 Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita


Shalehah (HR. Muslim)
Hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan

1. Tanda-tanda keluarga yang bahagia 2. Tanda istri yang sholihah : (hadits)


~ Istri shalihah (taat). ~ Jika dilihat menyenangkan.
~ Anaknya baik (Sholeh). ~ Jika diperintah mentaati.
~ Lingkungannya bagus. ~ Jika ditinggal pergi, menjaga diri dan
~ Rizki di negara sendiri. (hadits Rasulullah). hartanya

3. Hidup sederhana : (hadits)


~ Aman jiwanya.
~ Sehat badannya.
~ Ada yang dimakan
Sekian &
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai