Bukan “Muhrim”!?
• Muhrim tidak sama dengan mahram.
• Muhrim: orang yang sedang ihram.
• Mahram: orang yang haram dinikahi karena sebab
tertentu, dengan sejumlah konsekuensi.
• Sebab mahram: kekerabatan, pernikahan, persusuan.
• Jangka waktu mahram: abadi (selamanya), sementara
(bisa menjadi non mahram pada keadaan tertentu).
• Yang sering dianggap mahram padahal bukan: ipar, se-
pupu, suami bibi/istri paman.
• Terdapat ancaman keras agar tidak bersentuhan la-
wan jenis yang bukan mahramnya.
2
Untuk definisi mahram sendiri di dalam KBBI disebutkan, “orang
yang masih termasuk sanak saudara dekat karena keturunan, sesu-
suan, atau hubungan perkawinan sehingga tidak boleh menikah di
antara mereka”.
3
Mahram karena pernikahan ada empat golongan, yaitu:
1. Ibu istri (ibu mertua), nenek istri dan garis keturunan sete-
rusnya ke atas.
2. Anak perempuan istri (anak tiri) dan garis keturunannya ke
bawah.
3. Istri bapak (ibu tiri), istri kakek (nenek tiri), dan garis keturunan
seterusnya ke atas.
4. Istri anak (menantu perempuan), istri cucu, dan seterusnya
ke bawah.
4
mahram yang pada kasus tertentu bisa berubah statusnya menjadi
non mahram. Sebelas golongan mahram yang disebutkan di atas
seluruhnya mahram abadi.
5
2. Bersalaman
Seorang lelaki diperbolehkan bersalaman dengan mahram
abadi yang jumlahnya sebelas di atas. Misal seorang lelaki boleh
bersentuhan tangan dengan bibi dan ibu mertuanya. Adapun untuk
selain mahram abadi yang sebelas, baik itu mahram sementara
(semisal ipar) atau pun orang lain yang sama sekali bukan mahram,
maka tidak boleh bersentuhan tangan.
3. Berdua-duaan
Seorang lelaki diperbolehkan berdua-duaan dengan mahram
abadi yang jumlahnya sebelas di atas selama tidak menimbulkan
fitnah. Misal seorang lelaki boleh berboncengan motor dengan me-
nantu perempuannya atau ibu tirinya. Adapun untuk selain mah-
ram abadi yang sebelas, baik itu mahram sementara (semisal ipar)
atau pun orang lain yang sama sekali bukan mahram, maka tidak
boleh berdua-duaan.
4. Melepas hijab
Seorang perempuan diperbolehkan melepas hijab di hadapan
lelaki yang merupakan mahram abadinya. Begitu juga dengan se-
orang lelaki, diperbolehkan melihat seorang perempuan yang me-
rupakan mahram abadinya. Adapun untuk selain mahram abadi
yang sebelas, baik itu mahram sementara (semisal ipar) atau pun
orang lain yang sama sekali bukan mahram, maka tidak boleh me-
lihat auratnya.
6
Kesimpulan penjelasan di atas bisa dilihat pada tabel di ba-
wah ini.
7
2. Sepupu
Sepupu bukanlah mahram abadi bukan pula mahram sementa-
ra. Tidak boleh seseorang bersalaman, berduaan, dan menampak-
kan aurotnya di hadapan sepupunya. Sebaliknya, seseorang diper-
bolehkan menikah dengan sepupunya.
Penutup
Masih banyak masyarakat kita yang belum paham tentang sia-
pa saja mahramnya. Perlu diingat, seseorang yang merupakan ba-
gian dari keluarga (kerabat) tidak otomatis menjadikannya seba-
gai mahram. Di antara fenomena yang kita sayangkan adalah keti-
ka momen kumpul keluarga, seperti ketika lebaran, banyak orang
yang melanggar aturan-aturan terkait mahram ini, semacam bebas
bersentuhan tangan. Wallahu A’lam.
8
Tambahan:
Larangan bersentuhan kulit dengan non
mahram
Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh
jika kepala seorang laki-laki ditusuk dengan jarum besi lebih baik
baginya daripada dia menyentuh seorang perempuan yang tak ha-
lal baginya.” (H.R. Ath Thabarani, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al
Albani). Referensi: muslim.or.id/27058-larangan-menyentuh-wanita-
yang-bukan-mahram.html
<>
SUSUNAN REDAKSI
Penanggung jawab Ari Wahyudi, S.Si. | Penasihat Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A.| Editor Ahli Ustadz Ammi Nur Baits, S.T., B.A.,
Ustadz Abu Salman, B.I.S., Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A. | Pemimpin redaksi Zulfahmi Djalaluddin, S.Si. | Redaktur pelaksana &
Editor Arif Muhammad N, S.Pd | Layouter Ramane musa .
ALAMAT REDAKSI
Kantor Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari, Jalan Selokan Mataram No. 412 Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I. Yogyakarta, Indonesia