Anda di halaman 1dari 50

FPB DAN KPK

A. Kelipatan Bilangan
Kelipatan dari suatu bilangan adalah hasil perkalian bilangan tersebut dengan
bilangan asli.
Contoh :
Tentukan kelipatan dari 4!
Penyelesaian :
1x4=4
2x4=4+4=8
3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 12
4 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 = 16, dan seterusnya.
Jadi, kelipatan dari 4 adalah 4, 8, 12, 16, ....

B. Faktor Bilangan
Faktor dari suatu bilangan adalah semua bilangan yang dapat membagi habis
bilangan tersebut.
Contoh :
Tentukan faktor dari 18 dan 20!
Penyelesaian :
18 20 : 1 = 20 20
18 : 1 = 18
18 : 2 = 9 x 20 : 2 = 10 x
18 : 3 = 6 20 : 4 = 5
1 18 1 20
18 : 6 = 3 20 : 5 = 4
2 9 20 : 10 = 2 2 10
18 : 9 = 2
18 : 18 = 1 3 6 20 : 20 = 1 4 5

Jadi, faktor dari 18 adalah Jadi, faktor dari 20 adalah


1, 2, 3, 6, 9, dan 18 1, 2, 4, 5, 10, dan 20

C. Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan yang hanya memiliki dua faktor, yaitu 1 dan
bilangan itu sendiri. Contoh bilangan prima, antara lain : 2, 3, 5, 7, 11, 13, ....
Angka 1 bukan bilangan prima karena 1 hanya mempunyai 1 faktor yaitu 1.
Angka 9 bukan bilangan prima karena 9 mempunyai 3 faktor, yaitu 1, 3, dan 9.
D. Faktor Prima
Faktor prima adalah faktor-faktor dari suatu bilangan yang merupakan bilangan
prima.
Contoh :
Faktor dari 20 adalah 1, 2, 4, 5, 10, dan 20
Faktor prima dari 20 adalah 2 dan 5.

E. Faktorisasi Prima
Faktorisasi prima adalah cara menyatakan suatu bilangan dalam bentuk
perkalian bilangan-bilangan prima. Faktorisasi prima dari suatu bilangan dapat
ditentukan menggunakan pohon faktor.
Contoh :
Tentukan faktorisasi prima dari 24!
Penyelesaian :
24

2 12 Faktorisasi prima dari 24 = 2 x 2 x 2 x 3


= 23 x 3
2 6

2 3

F. Kelipatan Persekutuan
Kelipatan persekutuan adalah kelipatan yang sama (bersekutu) dari dua
bilangan atau lebih. Kelipatan persekutuan dapat ditentukan dengan cara
menuliskan kelipatan setiap bilangan, lalu melingkari kelipatan bilangan yang
sama (bersekutu).
Contoh :
Tentukan kelipatan persekutuan dari 4 dan 6!
Penyelesaian :
Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, ....
Kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, ....
Jadi, kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, 36, ....

G. Faktor Persekutuan
Faktor persekutuan adalah faktor yang sama (bersekutu) dari dua bilangan
atau lebih.
Contoh :
Tentukan faktor persekutuan dari 18 dan 24!
Penyelesaian :
Faktor dar 18 = 1, 2, 3, 6, 9, 18
Faktor dari 24 = 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24
Jadi, faktor persekutuan dari 18 dan 24 adalah 1, 2, 3, dan 6.

H. KPK dan FPB dari Dua Bilangan


Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah kelipatan persekutuan dari dua
bilangan yang nilainya paling kecil di antara kelipatan persekutuan lainnya.
Faktor persekutuan terbesar adalah faktor persekutuan dari dua bilangan yang
nilainya paling besar di antara faktor persekutuan lainnya.
Cara menentukan KPK dan FPB dapat dilakukan dengan pohon faktor atau
teknik sengkedan.

Pohon Faktor Teknik Sengkedan

KPK Mengalikan semua faktor prima. Mengalikan semua faktor


Jika ada faktor prima yang sama, prima yang ada.
pilih faktor prima dengan pangkat
terbesar.
FPB Mengalikan semua faktor prima Mengalikan semua faktor
yang sama dengan pangkat prima yang dapat membagi
terkecil. habis kedua bilangan tersebut.
Contoh :
Tentukan KPK dan FPB dari 30 dan 42!
Penyelesaian :
a. Menggunakan pohon faktor
30 42 30 = 2 x 3 x 5
42 = 2 x 3 x 7
2 15 2 21 FPB = 2 x 3
KPK = 2 x 3 x 5 x 7
3 5 3 7
b. Menggunakan teknik sengkedan

30 42 Catatan :
Lingkarilah bilangan prima yang
2 15 21 membagi habis kedua bilangan.

3 5 7
FPB = 2 x 3 = 6
5 1 7 KPK = 2 x 3 x 5 x 7
7 1 1

I. Pemecahan Masalah yang Berkaitan dengan KPK


Permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK biasanya berisi tentang
kejadian yang dilakukan bersamaan dan terjadi berulang kali.
Contoh :
Ayah membeli pakan ayam setiap 45 hari sekali dan pakan ikan setiap 60 hari
sekali. Pada tanggal 1 Juni, ayah membeli pakan ayam dan ikan secara
bersamaan. Pada tanggal berapakah ayah akan membeli pakan ayam dan ikan
secara bersamaan lagi?
Penyelesaian :
45 60 45 = 3 x 3 x 5 = 32 x 5
60 = 2 x 2 x 3 x 5 = 22 x 3 x 5
3 15 2 30 KPK = 22 x 32 x 5 = 180

3 5 2 15

3 5

Jadi, ayah akan membeli pakan ayam dan ikan secara bersamaan lagi setelah
180 hari, yaitu pada tanggal 28 November.

J. Pemecahan Masalah yang Berkaitan dengan FPB


Permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan FPB biasanya berisi tentang
pengelompokan beberapa jenis benda dengan jumlah yang sama di setiap
kelompok.
Contoh :
Ibu memiliki 24 kue coklat dan 36 kue keju. Ibu akan membagikan kedua jenis
kue tersebut kepada beberapa anak sama banyak. Berapa jumlah anak paling
banyak yang mendapatkan kue dari ibu?
Penyelesaian :
24 36 24 = 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 32
2 12 2 18 FPB = 22 x 3 = 12

2 6 2 9

2 3 3 3

Jadi, ibu dapat membagikan kedua jenis kue dengan masing-masing anak
mendapat jumlah yang sama tiap jenisnya, paling banyak kepada 12 anak.
OPERASI HITUNG PECAHAN

PETA KONSEP

Pecahan

Penyederhanaan Urutan Pengubahan bentuk Penentuan nilai

Desimal, persen

Operasi hitung

Pemecahan masalah

A. Menyederhanakan dan Mengurutkan Pecahan


1. Menulis Nama Lain Pecahan (Pecahan Senilai/ Pecahan yang Sama)
Pembilang dan penyebut suatu pecahan boleh dikalikan atau dibagi dengan bilangan
yang sama tetapi bukan 0 (nol).
Contoh:
× ×
a. =
×
= atau =
×
=

jadi, = atau senilai dengan

× × × ×
b. = = atau = = atau = = atau = =
× × × ×
Catatan:: (Pelajarii lagii Babb I)
jadi, = = = = Ingat 1 (satu) adalah identitas terhadap perkalian,
÷ artinya bilangan berapapun jika dikalikan dengan 1
c. = =
÷ maka hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Dan 1

jadi, = dapat dinyatakan dalam:

1= = = = = dst

÷ ÷
d. = = atau = =
÷ ÷

jadi, = =
2. Menyederhanakan Pecahan
Contoh:
÷
a. =
÷
( 5 adalah FPB dari 10 dan 15 )

÷
b. = ÷
( 6 adalah FPB dari 18 dan 24 )

÷
c. 5 =5 ( 3 adalah FPB dari 12 dan 15 )
÷

=5

÷
d. 2 = 2 ÷
( 2 adalah FPB dari 6 dan 8 )

=2

3. Mengurutkan Pecahan
a. Pecahan-pecahan yang penyebutnya sama, tinggal mengurutkan pembilangnya.
Contoh: Urutkan dari yang terkecil nilainya!
1) , , , urutan dari yang terkecil nilainya adalah , , ,

2) , , , , urutan dari yang terkecil nilainya adalah , , , ,

b. Pecahan-pecahan yang penyebutnya tidak sama, harus disamakan penyebutnya


dengan cara menggunakan KPK dari penyebut-penyebut lama sebagai penyebut
baru.
Contoh: Urutkan dari yang terkecil nilainya!
1) , ,

penyelesaian:
penyebut disamakan
×
= =
×
×
= =
×

jadi, urutannya , , atau , ,


2) , , ,

penyelesaian:
penyebut disamakan
×
= ×
=
×
= ×
=
×
= =
×
×
= =
×

jadi, urutannya , , , atau , , ,

c. Pecahan-pecahan yang berbentuk desimal dibandingkan menurut nilai tempatnya.


Contoh:
1) Urutkan dari yang terkecil nilainya!
a) 6,25 ; 5,25 ; 1,25 ; 3,25 ; 2,25 ; 4,25
b) 8,76 ; 7,63 ; 7,78 ; 8,67 ; 6,78
penyelesaian:
a) 1,25 ; 2,25 ; 3,25 ; 4,25 ; 5,25 ; 6,25
b) 6,78 ; 7,63 ; 7,78 ; 8,67 ; 8,76
2) Urutkan dari yang terbesar nilainya!
a) 20,37 ; 30,37 ; 40,37 ; 60,37 ; 50,37
b) 15,75 ; 17,35 ; 17,27 ; 16,25 ; 16,75
penyelesaian:
a) 60,37 ; 50,37 ; 40,37 ; 30,37 ; 20,37
b) 17,35 ; 17,27 ; 16,75 ; 16,25 ; 15,75

d. Pecahan-pecahan yang bentuknya tidak sama, harus disamakan bentuknya.


Contoh:
1) Urutkan dari yang terkecil nilainya!
0,25 ; ; 3 ; 40% ;

penyelesaian:
0,25 = = 25%
× ,
= = = = 12,5%
× .

( × ) ×
3 = = = =
×
= = 340%

×
= ×
= = 50%

jadi, urutannya 12,5% ; 25% ; 40% ; 50% ; 340%

atau ; 0,25 ; 40% ; ;3

2) Urutkan dari yang terbesar nilainya!

65% ; 6 ; ; 0,5 ;

penyelesaian:

( × ) ×
6 = = = = = = 650%
×

×
= = = 25%
×

×
0,5 = = = = 50%
×

×
= ×
= = 75%

jadi, urutannya 650% ; 75% ; 65% ; 50% ; 25%

atau 6 ; ; 65% ; 0,5 ;

B. Mengubah Bentuk Pecahan


1. Mengubah Pecahan Biasa ke Pecahan Desimal
Contoh:
Ubahlah ke pecahan desimal!
a. c. 5 e. 12

b. d. 7

penyelesaian:
a. =⋯ c. 5 = ⋯ e. 12 = ⋯
0,5 0,375 0,666
2 1,000… 8 3,000… 3 2,000…
0 - 0 - 0 -
10 30 20
10 - 24 - 18 -
0 60 20
jadi, = 0,5 56 - 18 -
40 20
40 - 18 -
0 2
jadi, 5 = 5,375 jadi, 12 = 12,666 …
≈ 12,67
b. =⋯ d. 7 = ⋯

0,75
0,333
4 3,000…
3 1,000…
0 -
0 -
30
10
28 -
9 -
20
10
20 -
9 -
0
10
jadi, = 0,75 9 -
1
jadi, 7 = 7,333 …
≈ 7,333
≈ 7,33
Catatan untuk pembulatan :
Jika yang dibulatkan atau dihilangkan angka-angka 0, 1, 2, 3, atau 4
maka angka didepannya atau disebelah kirinya tetap.
Jika yang dibulatkan atau dihilangkan angka-angka 5, 6, 7, 8, atau 9
maka angka di depannya atau di sebelah kirinya ditambah satu.
“ | “ dibaca “ mendekati”
Contoh:
3718,2539801 | 3718,253980 dibulatkan sampai enam tempat desimal (yang dihilangkan 1)
| 3718,25398 dibulatkan sampai lima tempat desimal (yang dihilangkan 0)
| 3718,2540 dibulatkan sampai empat tempat desimal (yang dihilangkan 8)
| 3718,254 dibulatkan sampai tiga tempat desimal (yang dihilangkan 0)
| 3718,25 dibulatkan sampai dua tempat desimal (yang dihilangkan 4)
| 3718,3 dibulatkan sampai satu tempat desimal (yang dihilangkan 5)
| 3718 dibulatkan sampai satuan terdekat
| 3720 dibulatkan sampai puluhan terdekat
| 3700 dibulatkan sampai ratusan terdekat
| 4000 dibulatkan sampai ribuan terdekat

2. Mengubah Pecahan Biasa atau Desimal ke Bentuk Persen


Contoh:
Ubahlah ke bentuk persen
a. b. c.

d. 0,45 e. 8,75
penyelesaian:
a. = × 100% b. = × 100% c. = × 100%
× % × % %
= = =
% %
= = = 55 %

= 50% = 66 %

d. 0,45 = = 45% e. 8,75 = = 875%

C. Menentukan Nilai Pecahan


Contoh:
Hitunglah!
1. bagian dari 30 kelereng.

2. bagian dari 24 buah.

3. 20% dari Rp. 150.000,00.


4. 11 % dari 9 liter.

5. 0,75 dari 100 butir telur.


6. 0,34 dari 125 buah.

Penyelesaian:
1. bagian dari 30 kelereng artinya × 30 kelereng
×
× 30 = = = 12
Jadi, bagian dari 30 kelereng = 12 kelereng.

2. bagian dari 24 buah artinya × 24 buah.


×
× 24 = = =9

Jadi, bagian dari 24 buah = 9 buah.

3. 20% dari Rp. 150.000,00 = × Rp 150.000,00

= × Rp 150.000,00

= Rp. 30.000,00

4. 11 % dari 9 liter = × 9 liter


×

= × 9 liter

= × 9 liter

= × 9 liter

= × 9 liter

= 1 liter

5. 0,75 dari 100 butir telur = × 100 butir telur


×
= butir telur

= 75 butir telur
6. 0,34 dari 125 buah = × 125 buah
×
= buah

= 42,5 buah

D. Pengerjaan Hitung Bilangan Pecahan


Penjumlahan dan Pengurangan
Syarat dapat dijumlahkan atau dikurangkan adalah penyebutnya harus sama.
Untuk menyamakan penyebut gunakan KPK dari penyebut-penyebutnya.
Contoh:
Hitunglah!

1. + 5. −
2. 52% + 6. 75% –

3. + 0,13 7. 1 – 0,45

4. 1,5 + 30% 8. 0,80 – 35%


penyelesaian:
× ×
1. + = + 5. − =

= +

2. 52% + = + 6. 75% − = −

= + = −

= =

= 0,77 =

= 77%

3. + 0,13 = + 7. 1 − 0,45 = −

= + = −

= =

= 0,21 = 1,3

4. 1,5 + 30% = + 8. 0,80 – 35% = −

= + =

= = 45%

= 1,8 = 0,45
= 180%
Perkalian Pecahan
Pembilang dikalikan dengan pembilang dan penyebut dikalikan dengan penyebut.
Contoh:
×
1. × = ×
=

×
2. ×5= × = = =3
×

×
3. 2 × = × = × =

× × ×
4. 3 ×2 = × = × = = =8
×

Pembagian Pecahan
Contoh:
1. ÷ = × = =1

2. ÷5= ÷ = × =

×
3. 2 ÷ = ÷ = × = ×
= =2

4. 3 ÷ 1 = ÷ = × = =2 =2

×
5. 6 ÷ = 6 × = = = 10

Hitung Campuran
Contoh:
1. 1 + 40% − 0,7 × = + − ×

= + −

= + −

= −

= −

=1

=1
2. 15% × − ÷ = × − ÷

= − ×

= −

= −

=−

=−
SUDUT, SIFAT BANGUN DATAR,

A. SUDUT

 PENGERTIAN SUDUT
Sudut adalah daerah yang terbentuk dari dua garis lurus yang berpotongan di satu titik.
Perhatikan gambar bagian-bagian sudut berikut!
R

Q P
 Dua garis yang membentuk sudut disebut kaki sudut.
 Titik pertemuan antara dua kaki sudut disebut titik sudut.
 Nama sudut di atas adalah sudut PQR atau sudut RQP.
 Kaki sudutnya adalah garis PQ dan RQ.
 Titik sudutnya adalah Q.

Sudut juga dapat ditemukan pada benda-benda di sekitar kita.


Perhatikan gambar berikut!

 JENIS-JENIS SUDUT
Ada beberapa jenis sudut berdasarkan besarnya.
Jenis-jenis sudut, antara lain sebagai berikut.
1. Sudut siku-siku, yaitu sudut yang besarnya 900.
2. Sudut lancip, yaitu sudut yang besarnya kurang dari 900.
3. Sudut tumpul, yaitu sudut yang besarnya lebih dari 900 tetapi kurang dari 1800.
4. Sudut lurus, yaitu sudut yang besarnya 1800.

Sudut siku-siku Sudut lancip Sudut tumpul Sudut lurus


 SUDUT DAN TITIK SUDUT PADA BANGUN DATAR
Pada bangun datar terdapat sudut yang jenis dan jumlahnya berbeda-beda.
Perhatikan sudut pada setiap bangun datar berikut.

Persegi persegi panjang segitiga sama kaki Segitiga siku-siku

Belah ketupat Jajargenjang Trapesium siku-siku Layang-layang

 Sudut siku-siku terdapat pada persegi, persegi panjang, segitiga siku-siku, dan
trapesium siku-siku.
 Sudut lancip terdapat pada segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, belah ketupat,
jajargenjang, trapesium siku-siku, dan layang-layang.
 Sudut tumpul terdapat pada belah ketupat, jajargenjang, trapesium siku-siku, dan
layang-layang.

B. SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR

Setiap bangun datar memiliki ciri atau sifat yang berbeda-beda. Sifat-sifat bangun datar
dapat ditentukan dengan melihat bentuk bangun, banyak sisi, serta banyak dan jenis
sudut yang dimiliki bangun datar tersebut. Berikut sifat-sifat beberapa bangun datar segi
empat dan segitiga.

 SIFAT-SIFAT SEGI EMPAT


Persegi Sifat-sifat persegi, antara lain :
D C  Memiliki 4 sisi sama panjang.
Panjang sisi AB = BC = CD = DA
 Memiliki 4 sudut siku-siku, yaitu sudut A =
sudut B = sudut C = sudut D.

A B
Persegi panjang Sifat-sifat persegi panjang, antara lain :
 Memiliki 2 pasang sisi. Sisi yang berhadapan
S R sejajar dan sama panjang.
Panjang sisi PQ = RS dan PS = QR
 Memiliki 4 sudut siku-siku, yaitu sudut P =
sudut Q = sudut R = sudut S.

P Q
Jajargenjang Sifat-sifat jajargenjang, antara lain :
 Memiliki 2 pasang sisi. Sisi yang berhadapan
N M sejajar dan sama panjang.
Panjang sisi KL = MN dan LM = KN
 Memiliki 2 pasang sudut berhadapan yang
sama besar, yaitu sudut K = sudut M dan
sudut L = sudut N.

K L
Trapesium smaa kaki Sifat-sifat trapesium sama kaki, antara lain :
 Memiliki sepasang sisi yang sama panjang,
yaitu panjang sisi DG = EF.
G F  Memiliki 2 pasang sudut yang sama besar,
yaitu sudut D = sudut E dan sudut G = sudut F.

D E
Belah ketupat Sifat-sifat belah ketupat, antara lain :
 Memiliki 4 sisi yang sama panjang, yaitu
J panjang sisi KH = HI = IJ = JK.
 Memiliki 2 pasang sudut yang sama besar,
yaitu sudut K = sudut I dan sudut H = sudut J.

K I

H
Layang-layang Sifat-sifat layang-layang, antara lain :
 Memiliki 2 pasang sisi yang sama panjang,
M yaitu panjang sisi JK = JM dan sisi KL = LM.
 Memiliki 1 pasang sudut yang sama besar,
yaitu sudut K = sudut M.
J L

K
 SIFAT-SIFAT SEGITIGA

Segitiga sama sisi Sifat-sifat segitiga sama sisi, antara lain :


 Memiliki 3 sisi yang sama panjang, yaitu
R
panjang sisi PQ = QR = RP.
 Memiliki 3 sudut yang sama besar, yaitu
sudut P = sudut Q = sudut R.

P Q
Segitiga sama kaki Sifat-sifat segitiga sama kaki, antara lain :
 Memiliki 2 sisi yang sama panjang, yaitu
M
panjang sisi KM = LM.
 Memiliki 2 sudut yang sama besar, yaitu
sudut K = sudut L.

K L
Segitiga siku-siku Sifat-sifat segitiga siku-siku, antara lain :
 Memiliki 2 sisi yang saling tegak lurus.
C Sisi AB tegak lurus dengan sisi AC.
 Memiliki sebuah sudut siku-siku, yaitu sudut A
 Memiliki 2 sudut lancip, yaitu sudut B dan
sudut C.

A B
Segitiga sembarang Sifat-sifat segitiga sembarang, antara lain :
 Ketiga sisinya tidak sama panjang.
Z  Ketiga sudutnya tidak sama besar.

X Y
A. BANGUN DATAR
Bangun datar adalah sebuah obyek benda dua dimensi
yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau garis lengkung.
Karena bangun datar merupakan bangun dua dimensi,
maka hanya memiliki ukuran panjang dan lebar oleh
sebab itu maka bangun datar hanya memiliki luas dan
keliling. Sebelum membahas mengenai jenis-jenus bangun
datar, berikut ini ada beberapa istilah yang sering
dipakai dalam bangun datar :

1. Sisi

Sisi adalah garis pembatas dari suatu bidang datar.

Contoh : D C

A B

Dari gambar persegi diatas, yang dimaksud dengan sisi


adalah garis AB, BC, CD, dan DA.

2. Sudut

Sudut adalah besaran rotasi antara dua garis, antara


dua bidang atau antara garis dengan bidang.

Contoh: D C

A B
Dari gambar tersebut terlihat bahwa sudut yang
terdapat dalam persegi adalah sudut A, B, C dan D.

3. Diagonal Bidang

Diagonal bidang adalah ruas garis yang


menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada
setiap bidang.

Contoh : D C

A B

Dari gambar diatas, terlihat bahwa diagonal bidang dari


persegi adalah garis AC dan BD.

4. Simetri Lipat

Simetri lipat adalah suatu proses bidang datar


menjadi dua bagian dengan bentuk dan ukuran yang sama
pada setiap bagiannya. Garis yang menjadi garis lipatan
tersebut dinamakan garis simetri atau sumbu simetri.
Beberapa bidang datar ada yang memiliki simetri lipat,
ada pula yang tidak. Banyaknya jumlah cara lipatan yang
terjadi menunjukan banyaknya simetri putar bangun
tersebut.

Contoh :
5. Simetri Putar

Simetri putar adalah suatu proses memutar bangun


datar sebanyak kurang dari satu putaran penuh sehingga
hasil perputaran tersebut tepat pada bentuk semula
bangunan tersebut. Banyaknya jumlah putaran yang
terjadi menunjukkan banyaknya simetri putar bangun
tersebut.

Contoh :
B. Luas Bangun Datar
Bangun datar adalah sebuah obyek benda dua dimensi
yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau garis lengkung.
Karena bangun datar merupakan bangun dua dimensi,
maka hanya memiliki ukuran panjang dan lebar oleh
sebab itu maka bangun datar hanya memiliki luas dan
keliling.

1. Persegi

Persegi adalah segi empat yang keempat sisinya sama


panjang dan sudut–sudutnya siku-siku.
Perhatikan gambar di bawah ini!

D C AB = BC = CD = AD = sisi (s)

Luas ( L ) = sisi × sisi

s =s×s

A B

Sifat-sifat persegi :

a. Memiliki empat sisi serta empat titik sudut


b. Memiliki dua pasang sisi yang sejajar serta sama
panjang
c. Keempat sisinya sama panjang
d. Keempat sudutnya sama besar yaitu 90o ( sudut
siku-siku )
e. Memiliki empat buah simetri lipat
f. Memiliki empat simetri putar
Contoh :
Panjang sisi sebuah
persegi adalah 22 cm.
Berapakah luas persegi
tersebut?

Jawab :
Luas = 𝑠 × 𝑠

= 22 cm × 22 cm

= 484 cm2

Jadi, luas persegi


tersebut adalah 484 cm2

2. Persegi Panjang

Persegi panjang adalah segi empat yang mempunyai


dua pasang sisi yang berhadapan sama panjang dan
sudutnya siku-siku.

Perhatikan gambar di bawah ini!

D C

A B

𝑝
AB = CD = panjang ( 𝑝 )

BC = AD = lebar ( 𝑙 )

Luas ( L ) = panjang × lebar

= 𝑝 × 𝑙

Sifat-sifat persegi panjang :

a. Memiliki empat sisi serta empat titik sudut


b. Memiliki dua pasang sisi sejajar yang berhadapan
dan sama panjang
c. Keempat sudutnya sama besar yaitu 90o ( sudut
siku-siku )
d. Memiliki dua diagonal yang sama panjang
e. Memiliki dua buah simetri lipat
f. Memiliki dua simetri putar

Contoh :
Sebuah persegi panjang
mempunyai panjang 16 cm
dan lebar 9 cm. Tentukan
luas persegi panjang
tersebut! Jawab :
Luas = 𝑝 × 𝑙

= 16 cm × 9 cm

= 144 cm2

Jadi, luas persegi panjang


tersebut adalah 144 cm2
3. Segitiga

Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga


ruas garis yang ujung-ujungnya saling bertemu dan
membentuk sudut. Secara umum segitiga dapat
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Segitiga Siku – Siku

D C

A B

Segitiga siku-siku dapat dibentuk dari sebuah persegi


panjang dengan menarik salah satu garis diagonalnya.

A Ciri-ciri :

 sudut B adalah sudut siku-siku (90o)

B C

b. Segitiga sama kaki


D

A B C
Segitiga siku-siku adalah dua segitiga siku-siku yang
kongruen, sisi BD adalah sisi siku-siku yang sama panjang
dari kedua segitiga. ∆ 𝐴𝐶𝐷 adalah segitiga sama kaki
dengan sisi AD=DC.

Ciri-ciri :

 Dua sisi yang sama panjang, sisi tersebut sering


disebut kaki segitiga
 Dua sudut yang sama besar yaitu sudut yang
berhadapan dengan sisi yang panjangnya sama
 Satu sumbu simetri

c. Segitiga sama sisi


C

A B

Segitiga sama sisi adalah tiga buah garis lurus yang


sama panjang dapat membentuk sebuah segitiga sama
sisi dengan cara mempertemukan setiap ujung garis satu
sama lainnya.

Ciri-ciri :

 Tiga sisi yang sama panjang


 Tiga sudut yang sama besar
 Tiga sumbu simetri
Perhatikan gambar di bawah ini!
𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Luas ( L ) =
2
𝑎 ×𝑡
=
2

Sifat-sifat segitiga :

a. Mempunyai tiga sisi dan tiga titik sudut


b. Jumlah ketiga sudutnya 180o

Contoh :

Jawaban :
Sebuah segitiga 𝑎× 𝑡
mempunyai alas 36cm
Luas =
2
dan tingginya 13cm. 36 𝑐𝑚 × 13 𝑐𝑚
=
Hitunglah luas 2

segitiga tersebut!
= 234 cm2

Jadi, luas segitiga


adalah 234 cm2
4. Jajar Genjang

Jajar genjang adalah segi empat yang mempunyai dua


pasang sisi berhadapan saling sejajar dan sama panjang,
serta sudut – sudut yang berhadapan sama besar.

Luas ( L ) = alas × tinggi


=𝑎×𝑡
a

Sifat-sifat jajar genjang :

a. Memiliki empat sisi dan empat titik sudut


b. Memiliki dua pasangan sisi yang sejajar dan sama
panjang
c. Memiliki dua buah sudut tumpul dan dua buah sudut
lancip
d. Sudut yang berhadapan sama besar
e. Diagonal yang dimiliki tidak sama panjang
f. Tidak memiliki simetri lipat
g. Memiliki dua simetri putar

Contoh :

Sebuah jajar genjang


panjang alasnya 24cm dan
Jawaban :
tingginya 11cm. Berapakah
luas jajar genjang Luas = 𝑎 × 𝑡
tersebut! = 24 × 11

= 264 cm2

Jadi, luas jajar genjang


adalah 264 cm2
5. Belah Ketupat

Belah ketupat adalah jajar genjang khusus yang


keempat sisinya sama panjang.

Perhatikan gambar di bawah ini!

AC = diagonal pertama ( d1 )

BD = diagonal kedua ( d2 )
1
Luas ( L ) = × AC × BD
2

1
= × d1 × d2
2

Sifat-sifat belah ketupat :

a. Memiliki empat buah sisi dan empat buah titik


sudut
b. Keempat sisinya sama panjang
c. Dua pasang sudut yang berhadapan sama besar
d. Diagonalnya berpotongan tegak lurus
e. Memiliki dua buah simetri lipat
f. Memiliki simetri putar tingkat dua
Contoh :

Panjang diagonal-diagonal
belah ketupat adalah 15cm Jawaban :
dan 12cm. Tentukan luas
belah ketupat tersebut! Luas =
1
× d1× d2
2

1
= × 15 × 12
2

= 90 cm2

Jadi, luas belah ketupat


adalah 90 cm2

6. Layang-Layang

Layang-layang adalah segi empat yang mempunyai dua


pasang sisi sama panjang dan diagonalnya berpotongan
saling tegak lurus.

Perhatikan gambar berikut ini!

BD = diagonal pertama ( d1 )

AC = diagonal kedua ( d2 )
1
Luas ( L ) = × BD × AC
2

1
= × d1 × d2
2
Sifat-sifat layang-layang :

a. Memiliki empat sisi dan empat titik sudut


b. Memiliki dua pasang sisi yang sama panjang
c. Memiliki dua sudut yang sama besarnya
d. Diagonalnya berpotongan tegak lurus
e. Salah satunya diagonalnya membagi diagonal yang
lain sama panjang
f. Memiliki satu simetri lipat

Contoh :

Tentukan luas layang-layang tersebut!

Jawab :
1
Luas = × d1 × d2
2

1
= × 30 × 15
2

= 225 cm2

Jadi, luas layang-


layang adalah 225
cm2

7. Trapesium

Trapesium adalah segi empat yang mempunyai


sepasang sisi yang sejajr. Secara umum trapesium dapat
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Trapesium siku-siku

Trapesium siku-siku, yaitu trapesium yang salah satu


sisinya tegak lurus dengan sepasang sisi yang sejajar.

b. Trapesium sama kaki

Trapesium sama kaki, yaitu trapesium yang sisi-sisi


tidak sejajar sama panjang.

c. Trapesium sembarang

Trapesium sembarang, yaitu trapesium yang sisi-sisi


tidak sejajarnya tidak sama panjang.
Perhatikan gambar dibawah ini!

1
Luas ( L ) = × 𝑎+𝑏 ×𝑡
2

𝑎+𝑏
= ×𝑡
2

Sifat-sifat trapesium :

a. Memiliki empat sisi dan empat titik sudut


b. Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak
sama panjang
c. Sudut-sudut diantara sisi sejajar besarnya 180o

Contoh :

Sebuah trapesium panjang sisi


sejajarnya adalah 18cm dan 24cm.
Jika tinggi trapesium 13cm,
tentukan luas trapesium tersebut!
18+24
Luas = × 13
2

= 21 × 13

= 273 cm2

Jadi, luas trapesium


adalah 273 cm2
8. Lingkaran

Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang berjarak


sama terhadap suatu titik tertentu. Titik tersebut
dinamakan titik pusat lingkaran.

Perhatikan gambar dibawah ini :

Titik O adalah titik pusat lingkaran


BC = diameter/garis tengah lingkaran ( d )
AO = OB = OC = jari-jari ( r )
Luas ( L ) = 𝜋 × 𝑟 × 𝑟
2
= 𝜋 ×𝑟
22
𝜋= atau 3,14
7

Sifat-sifat lingkaran :

a. Mempunyai satu sisi


b. Memiliki simetri putar dan simetri lipat tak
berhingga

Jawaban :
Luas = 𝜋 × r2
Contoh :
22
= × 14 × 14
Sebuah roda memiliki 7

diameter 28cm, tentukan


= 616 cm2
luasnya!
C. Keliling Bangun Datar

1. Persegi
D s C

s s

A B

AB = BC = CD = AD = sisi ( s )
Keliling = 4 × s

Contoh :
Panjang sisi sebuah
persegi adalah 15 cm.
Berapakah keliling
persegi tersebut?
Jawab :
Keliling = 4 × s

= 4 × 15cm

= 60 cm

Jadi, keliling persegi


tersebut adalah 60 cm
2. Persegi Panjang

D C
𝑙

A B
𝑝

AB = CD = panjang ( 𝑝 )
BC = AD = lebar ( 𝑙 )
Keliling = 2 × ( 𝑝 + 𝑙 )

Contoh :
Sebuah persegi panjang
mempunyai panjang 6 cm dan
lebar 4 cm. Tentukan keliling
persegi panjang tersebut!
Jawab :
Keliling = 2 × ( 𝑝 + 𝑙 )

= 2 ×(6+4)

= 20 cm

Jadi, keliling persegi


panjang tersebut adalah
20cm
3. Segitiga

b c

a
Keliling = a + b + c

Contoh :

Hitunglah keliling segitiga


tersebut!

6cm Jawab :
Keliling = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐

=6+6+3

3cm = 15 cm
4. Jajar Genjang

Keliling = ( 2 × 𝑎𝑙𝑎𝑠 ) + ( 2 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 )


= 2 ×𝑎 + (2 ×𝑡)

Contoh :

Sebuah jajar genjang


panjang alasnya 10cm dan
tingginya 8cm. Berapakah
Jawab :
keliling jajar genjang
tersebut! Keliling = 2 × 𝑎 + 2 ×𝑡

= 2 × 10 + 2 ×8

= 20 + 16

= 36 cm

5. Belah Ketupat

Keliling = Jumlah panjang sisi

= 4×𝑠
Contoh :

Tentukanlah keliling dari


sebuah belah ketupat yang Jawaban :
memiliki panjang sisi 20
cm. Keliling = 4 × 𝑠

= 4 × 20

= 80 cm

6. Layang – Layang

Keliling = 2 × ( BC + CD )

Contoh :
Jawab :
Hitunglah keliling
Keliling = 2 × ( 12 + 9 )
layang-layang dengan
panjang sisi yang = 2 × ( 21 )
berdekatan berturut-
= 42cm
turut adalah 9cm dan
12cm.
7. Trapesium

Keliling = Jumlah panjang sisi

= 4×𝑠

Keliling =
Sebuah trapesium
AD+BC+AB+CD
sama kaki
= 10+10+16+4 mempunyai sisi yang
berturut-turut AD =
= 40 cm BC = 10cm, AB = 16,
CD = 4, hitunglah
kelilingnya!
8. Lingkaran

Keliling = 𝜋 × 𝑑

Keliling = 𝜋 × 2𝑟

Diketahui sebuah roda


memiliki jari-jari 14cm.
tentukan keliling roda
tersebut!
Keliling = 𝜋 × 2𝑟

22
= 7
× 2 .14

= 88 cm
BANGUN RUANG

Ada berbagai benda di sekitar kita yang berbentuk bangun ruang. Ayo, ingat kembali
macam-macam bangun ruang beserta ciri-cirinya, serta rumus untuk menghitung volume dan
luas permukaannya.

A. KUBUS
Ciri-ciri :
 Memiliki 6 sisi persegi sama luas
 Memiliki 12 rusuk sama panjang
 Memiliki 8 titik sudut
r
Volume = r x r x r = r3

r
Luas Permukaan = 6 x r2
r

Beberapa contoh jaring-jaring kubus :

Contoh :
Hitunglah volume dan luas permukaan kubus berikut!

5 cm

Penyelesaian :
Panjang rusuk (r) = 5 cm
Volume kubus = r x r x r = 5 x 5 x 5 = 125
Jadi, volume kubus tersebut adalah 125 cm3

Luas permukaan kubus = 6 x 5 x 5 = 150


Jadi, luas permukaan kubus 150 cm2

B. BALOK
Ciri-ciri :
 Memiliki 6 sisi, dengan sisi-sisi
yang berhadapan sejajar dan
t sama luas
 Memiliki 12 rusuk, dengan rusuk
yang sejajar sama panjang
 Memiliki 8 titik sudut
l
p Volume = p x l x t

Luas Permukaan = 2 x ((pxl)+(pxt)+(lxt))


Beberapa contoh jaring-jaring balok :

Contoh :
Hitunglah volume dan luas permukaan balok berikut!

48 cm

8 cm
24 cm

Penyelesaian :
p = 24 cm, l = 8 cm, t = 48 cm
Volume balok = p x l x t = 24 x 8 x 48 = 9.216
Jadi, volume kubus tersebut adalah 9.216 cm3

Luas permukaan balok = 2 x ((p x l)+(p x t)+(l x t))


= 2 x ((24 x 8) + (24 x 48) + (8 x 48)
= 2 (192 + 1.152 + 384)
= 2 x 1.728
= 3.456
Jadi, luas permukaan balok adalah 3.456 cm2

C. PRISMA SEGITIGA Ciri-ciri :


 Memiliki 5 sisi, yang terdiri atas
sisi alas, sisi atas, dan 3 sisi tegak
 Sisi alas dan sisi atasnya
berbentuk segitiga, sedangkan
tinggi prisma sisi tegaknya berbentuk persegi
atau persegi panjang
 Memiliki 9 rusuk
 Memiliki 6 titik sudut

Volume = luas alas x tinggi


prisma
alas
Luas Permukaan = (2 x Lalas)+(Kalas x tp)
Beberapa contoh jaring-jaring prisma segitiga :

Contoh :
Hitunglah volume dan luas permukaan prisma segitiga berikut!

Penyelesaian :
Volume prisma = luas alas x tinggi prisma
1
Volume  ( x 4 x 3) x 7
2
 6 x 7  42
Jadi, volume prisma = 42 cm3.

Luas Permukaan = (2 x Lalas)+(Kalas x tp)


= (2 x 6)+((3 + 4 + 5) x 7)
= 12 + 84 = 96
Jadi, luas permukaan prisma = 96 cm2.

D. LIMAS SEGI EMPAT Ciri-ciri :


 Memiliki 5 sisi, yang terdiri atas
sebuah sisi alas dan 4 sisi tegak
tinggi limas  Sisi alasnya berbentuk segi empat
dan sisi tegaknya berbentuk
segitiga
 Memiliki 8 rusuk
 Memiliki 5 titik sudut yang salah
Sisi tegak satunya merupakan titik puncak
(segitiga)
1
Volume  x luas alas x tinggi limas
alas 3

Luas Permukaan = Luas alas + (4 x luas sisi tegak)


Beberapa contoh jaring-jaring limas segi empat :

Contoh :
Hitunglah volume dan luas permukaan limas segi empat berikut!

10 cm

Penyelesaian :
1
Volume  x luas alas x tinggi limas
3
1
Volume  x 12 x 12 x 8  384
3

Jadi, volume limas = 384 cm3.

Luas Permukaan = Luas alas + (4 x luas sisi tegak)


1
 (12 x 12)  (4 x ( x 12 x 10))
2
 144  240  384

Jadi, luas permukaan prisma = 384 cm2.

E. TABUNG

Ciri-ciri :
 Memiliki sisi alas dan tutup
berbentuk lingkaran yang sama luas
 Memiliki 2 rusuk lengkung
 Memiliki sisi lengkung yang disebut
juga sebagai sekimut tabung
 Tidak memiliki titik sudut

Volume = Luas alas x tinggi tabung = π x r2 x t

Luas Permukaan =(2 x luas alas) + luas selimut tabung


Jaring-jaring tabung:

Contoh :
Hitunglah volume dan luas permukaan tabung berikut!

Penyelesaian :
Volume = π x r2 x t
22
 x 14 x 14 x 10
7
= 6.160

Jadi, volume tabung = 6.160 cm3.

Luas Permukaan =(2 x luas alas) + luas selimut tabung


22 22
 (2 x x14x14) (2 x x 14 x 10)
7 7
 1.232  880  2.112

Jadi, luas permukaan tabung = 2.112 cm2.

F. KERUCUT

Ciri-ciri :
 Memiliki sisi alas berbentuk
lingkaran
 Memiliki 1 rusuk lengkung
 Memiliki sisi lengkung yang
disebut juga sebagai selimut
kerucut
 Memiliki 1 titik puncak

1 1
Volume  x luas alas x tinggi kerucut  x π x r 2 x t
3 3

Luas Permukaan = luas alas + luas selimut kerucut


Jaring-jaring kerucut:

Contoh :
Hitunglah volume dan luas permukaan kerucut berikut!

25 cm

Penyelesaian :
1
Volume  x π x r 2 x t
3

1 22
 x x 7 2 x 24
3 7

= 1.232

Jadi, volume kerucut = 2.232 cm3.

Luas Permukaan = luas alas + luas selimut kerucut


22 22
( x7x7) ( x 7 x 25)
7 7
 154  550  704
Jadi, luas permukaan kerucut = 704 cm2.
G. BOLA

Ciri-ciri :
 Memiliki sebuah sisi lengkung
 Tidak memiliki rusuk
 Tidak memiliki titik sudut

4
Volume  x π x r3
3

Luas Permukaan = 4 x π x r2

Contoh :
Hitunglah volume dan luas permukaan bola berikut!

Penyelesaian :
4
Volume  x π x r 3
3

4 22
 x x 21 3
3 7

= 38.808

Jadi, volume bola = 38.808 cm3.

Luas Permukaan = 4 x π x r2
22
4x x 21x 21
7
 5.544

Jadi, luas permukaan kerucut = 5.544 cm2.


 Volume gabungan bangun ruang
Untuk menentukan volume gabungan bangun ruang dapat dilakukan dengan cara
menguraikannya menjadi beberapa bentuk bangun ruang yang lebih sederhana dan lebih mudah
dihitung volumenya. Setelah itu, hitunglah volume setiap bangun ruang penyusunnya. Volume
gabungan bangun ruang diperoleh dengan cara menjumlahkan volume dari bangun ruang
penyusunnya.

Contoh :
Tentukan volume gabungan bangun ruang berikut!

Penyelesaian :
Bangun di atas dapat dibagi menjadi dua bangun yang lebih sederhana, yaitu kubus (bagian kiri)
dan balok (bagian kanan)
Volume gabungan = volume kubus dan volume balok
= (5 x 5 x 5) + (9 x 5 x 18)
= 125 + 810 = 935
Jadi, volume gabungan bangun ruang tersebut adalah 935 cm3.

 Luas permukaan bangun ruang


Luas permukaan gabungan bangun ruang sama dengan jumlah luas seluruh sisi yang
membatasi gabungan bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan gabungan
bangun ruang, kita perlu menentukan terlebih dahulu bangun ruang yang menyusunnya.
Selanjutnya, kita dapat menentukan luas permukaan dari setiap bangun dengan tidak
menghitung luas sisi yang saling berimpit.
Contoh :
Tentukan luas permukaan gabungan bangun ruang berikut!

16 cm

24cm
24 cm

Penyelesaian :
Bangun di atas dapat dibagi menjadi dua bangun yang lebih sederhana, yaitu kubus (bagian
bawah) danlimas segi empat (bagian atas). Sisi atas tutup kubus berimpit dengan alas limas, jadi
bagian tersebut tidak dihitung luasnya.
Luas permukaan gabungan = Luas kubus (tanpa tutup) + luas lumas (tanpa alas)
1
 (5 x 24 x 24)  (4 x x 24 x 16)
2
 2.880  768
 3.648

Jadi, luas permukaan gabungan bangun ruang tersebut adalah 3.648 cm2.

Anda mungkin juga menyukai