Anda di halaman 1dari 3

ANJUNGAN KOTA LANGSA

1. Biografi
Pada awalnya Langsa merupakan pusat ibu kota dari kabupaten Aceh Timur dan
berstatus Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
1991 tentang Pembentukan Kota Administratif Langsa. Setelah pemekaran dari
kabupaten Aceh Timur, Kota Administratif Langsa diangkat statusnya menjadi Kota
Langsa berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tanggal 21 Juni 2001. Hari jadi Kota
Langsa ditetapkan pada tanggal 17 Oktober 2001. Kota Langsa terkenal sebagai kota
pendidikan, kota perdagangan, kota kuliner, dan kota wisata.

2. Koleksi Anjungan
Terdapat banyak koleksi di Anjungan Langsa, baik berupa rempah-rempah, pakaian
adat, hingga alat-alat yang digunakan dalam adat istiadat di sana. Adapun beberapa
koleksi yang kami amati adalah sebagai berikut:

 Miniatur Burung Elang,  Tombak Kuno


 Miniatur Bambu Runcing  Rencong Aceh Gagang Pucok Reubong
 Miniatur Mangrove Forest Park  Pistol Era Kolonial Belanda
 Miniatur Taman Hutan Kota Langsa.  Tomak Kuno
 Miniatur Pakaian Hias  Rencong Aceh Gagang Pucok Reubong
 Sajian Kecap Asin Khas Langsa  Kamus Aceh-Belanda
 Terasi Khas Langsa  Mata Uang Keuh
 Al-Qur’an Tulisan Tangan  Mata Uang Belanda
 Wadah Pendingin Buah  Perisai
 Guci Peutena

3. Dokumentasi dan Penjelasan


GAMBAR 1: WADAH PENDINGIN BUAH YANG MEGAH
Ini salah satu barang antik yang mempesona di Kota Langsa adalah wadah pendingin buah
yang terbuat dari porselen dengan motif naga dan berwarna merah dan keemasan. Wadah ini
bukan hanya barang antik biasa, melainkan artefak langka yang dulu digunakan oleh raja-raja
dan bangsawan. Kehadiran wadah ini membawa kita kembali ke masa ketika kemewahan dan
keindahan dipandang sebagai tanda kekuasaan.

GAMBAR 2: PERISAI
Perisai yang merukan sebuah benda yg di gunakan pada agresi perang untuk menahan diri
dari serangan musuh dan sebagai benteng bela diri, benda ini terbuat dari kuningan dg bentuk
lonjong dan motif ukuran bintang. benda ini sudah ada sejak abad ke 18 m.

GAMBAR 3: MATA UANG BELANDA-JEJAK KOLONIAL ABAD KE-19 & MATA


UANG KEUH-UANG KECIL DENGAN NILAI BESAR

Mata uang Belanda yang dikeluarkan selama masa penjajahan di Indonesia oleh Belanda
sekitar tahun 1890 adalah salah satu contoh lain dari barang antik yang dapat ditemukan di
Kota Langsa. Mata uang ini terbuat dari logam merah dengan motif aksara Jawa yang
melingkar. Mata uang Belanda ini mencerminkan periode kolonial yang memengaruhi
kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh.
Mata uang keuh adalah alat tukar yang digunakan oleh Kerajaan Aceh sekitar tahun 1559.
Mata uang ini terbuat dari bahan timah dengan bentuk bulat dan bertulisan aksara Arab.Mata
uang keuh memiliki nilai yang unik, di mana 400 keping setara dengan 1 kupang, dan tiap 4
kupang setara dengan 1 dirham. Mata uang keuh menjadi saksi bisu dari sistem ekonomi dan
keuangan yang berkembang di Aceh pada masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai