Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Fisika

Vol 4, No 2, Agustus 2023


p-ISSN: 2746-170X
e-ISSN: 2746-3796 DOI: 10.26418/jippf.v4i2.60914

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-MODUL DENGAN MODEL PROJECT


BASED LEARNING BERBASIS STEM SEBAGAI SUPLEMEN PEMBELAJARAN FISIKA
PADA MATERI GERAK PARABOLA

1
*Khalida Putri Urmila, 2Riki Perdana
1,2
Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

*Email Korespondensi: Khalidaputri.2020@student.uny.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRACT

Diterima : 29 Desember 2022 Nowadays education is in industry 4.0 where technology continues to
Direvisi : 22 Januari 2023 develop over time. The development of this technology is very influential in
Dipublikasikan : 31 Agustus 2023
various aspects, one of which is the way a teacher conveys learning.
Emodule is a modification of conventional modules by combining
information technology, so that it can display an interesting and interactive
module. The aim of this research is to develop emodule learning media
with a Project Based Learning model to improve learning concepts in
parabolic motion material that is integrated with science, technology,
engineering and mathematics, so that students do not only focus on the
material. The method used in this research is the 4D development research
method (Design, Develop, Dissaminate). This research was carried out by
distributing validation sheets to experts in the field of physics education to
determine the feasibility of the emodule developed from four aspects,
namely material aspects, illustrations, media quality and appearance, and
attractiveness. Then, data processing is carried out based on criteria on a
scale of 5. The overall average value is based on 4 aspects

Kata Kunci: E-Modul, PBL, STEM, Parabolic Motion

1. Pendahuluan

Dewasa ini pendidikan berada pada industri 4.0 dengan teknologi yang terus berkembang.
Perkembangan teknologi ini bisa berdampak pada banyak aspek, salah satunya yaitu cara seorang guru
dalam menyampaikan pembelajaran. Dunia pendidikan memerlukan sumber daya manusia yang unggul
dalam menyikapi revolusi industri 4.0. Sumber daya manusia ini harus memiliki keterampilan kreativitas,
kolaborasi, dan komunikasi. Oleh karena itu, media pembelajaran yang mampu membentuk sumber
daya manusia tersebut diperlukan untuk menunjang perkembangan pendidikan.
Pendidikan Fisika adalah salah satu bidang ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi
di alam semesta. Fenomena tersebut tak bisa dipelajari hanya dengan pembelajaran konvensional. Salah
satu pendekatan Saintifik yang dapat digunakan untuk menghadirkan suatu fenomena pada
pembelajaran fisika adalah pendekatan STEM.
Jurnal Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Fisika (JIPPF) Halaman 48
STEM merupakan sebuah pendekatan berbasis Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika yang
digunakan untuk memecahkan masalah pendidikan. Melalui pendekatan ini tidak hanya berfokus pada
ilmu pengetahuan, pembelajaran, tetapi juga mengaitkan keempat komponen pada pendekatan
tersebut. Pendekatan ini mampu memberikan peluang bagi seorang guru membuat pembelajaran yang
dilakukan lebih bermakna dan memberi peserta didik pemahaman yang lebih baik terhadap esensi
pembelajaran fisika.
Menurut Siswanto tahun 2018, pendekatan STEM untuk pembelajaran fisika terdiri atas empat aspek
yaitu aspek sains, teknologi, teknik dan matematika. Aspek pertama yaitu aspek sains, yang berarti
penggunaan pengetahuan dan keterampilan proses sains untuk memahami dan mamanipulasi gejala
alam. Aspek kedua adalah aspek teknologi, yaitu menggunakan teknologi dan mengetahui bagaimana
teknologi dapat dikembangkan serta digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Aspek ketiga
adalah aspek teknik, yaitu mengoperasikan, mendesain, merangkai, dengan memperhatikan pada sains
dan teknologi. Kemudian aspek yang keempat aspek matematika, yaitu untuk menganalisis,
menunjukkan bukti, menyelesaikan masalah, menginterpretasikan solusi dari data dan hasil perhitungan
atau komputasi.
Pada penelitian, peneliti menerapkan pendekatan STEM pada materi gerak parabola. Materi gerak
parabola merupakan sebuah materi yang hadir dari fenomena alam, sehingga dalam pembelajarannya
memerlukan sebuah pendekatan STEM agar fenomena gerak parabola dapat dihadirkan. Selain itu,
penelitian ini mengintegrasikan pendekatan STEM dengan model pembelajaran yang berfokus pada
pemecahan masalah, yaitu model pembelajaran Project Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini
mampu menggiring peserta didik dalam menyelesaikan proyek baik secara mandiri maupun bekerja
dengan tim terhadap masalah atau fenomena yang terjadi.
Dalam mengimplementasikan materi gerak parabola berbasis project based learning dengan
pendekatan STEM diperlukan sebuah media, salah satunya yaitu pengembangan emodul. Emodul
merupakan sebuah modifikasi dari modul konvensional dengan memadukan teknologi informasi,
sehinga dapat menampilkan sebuah modul yang menarik dan interaktif. Dengan pengembangan
emodul ini, integrasi antara modul sebagai wadah sebuah materi mampu terintegrasi dengan STEM
karena emodul ini bekerja dengan teknologi.
Bedasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, diperlukan pengembangan media pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik memahami materi bedasarkan konsep. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan media pembelajaran emodul yang didasarkan pada model Project Based Learning
(PBL), dalam meningkatkan konsep pembelajaran tentang materi gerak parabola yang terintegrasi
dengan sains, teknologi, engineering, dan matematika, sehingga peserta didik tidak sekadar
berkonsentrasi pada materi saja.

Jurnal Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Fisika (JIPPF) Halaman 49


2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model
Thiagarajan model 4-D. Tahapan penelitian dan pengembangan menurut Thiagarajan terdiri atas
empat tahapan, diantaranya Define (Pendefisian), Design (Perancangan), Develop
(Pengembangan), dan Disseminate (Penyebasrluasan).Tahapan yang dilakukan pada setiap tahap
pengembangan model 4-D dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Define (Pendefinisian)
Tujuan dari tahap Define adalah untuk mengumpulkan berbagai informasi untuk pengembangan
produk dan menentukan kebutuhan proses pembelajaran. Informasi yang diperoleh merupakan
analisis awal mengenai konsep yang akan menjadi pertimbangan isi materi sesuai dengan kebutuhan
dari peserta didik. Konsep tersebut harus terintegrasi sesuai dnegan KI dan KD serta tujuan
pembelajaran untuk menentukan indikator pencapaian kelulusan.
b. Design (Perancangan)
Pada tahap Design, peneliti membuat sebuah perancangan produk yang ingin peneliti
kembangkan. Perancangan tersebut adalah tindak lanjut dari tahap pendefinisian. Adapun perangkat
pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti seperti LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), dan instrumen penilaian.
c. Develop (Pengembangan)
Pada tahap Develop, peneliti menggunakan salah satu tujuan yaitu expert appraisali, yang
merupakan teknik untuk memverifikasi atau menilai kevalidan atau kepraktisan rancangan atau
desain (rancangan) perangkat pembelajaran. Adapun instrumen yang dipergunakan dalam penelitian
berupa formulir (lembar) validasi yang mengacu pada indikator penilaian validitas isi, konstruk, dan
validitas bahasa. Hasil validasi dinilai menggunakan kriteria skala penilaian, yang menunjukan nilai :
skala 1 (tidak baik), skala 2 (kurang baik), skala 3 (baik), dan skala 4 (sangat baik).
Tabel 1
Instrumen pada kuisioner uji kelayakan

Validasi
No Uaraian
5 4 3 2 1
I Aspek Materi
1. Media E-modul yang digunakan sesuai dengan materi
pembelajaran
2. Media E-modul yang digunakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran
3. Media Emodul yang digunakan sesuai dengan kompetensi dasar
II Ilustrasi
4. Media E-modul yang digunakan dapat memberikan ilustrasi yang
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
5. Media Emodul dapat mempermudah siswa dalam pembelajaran
III Kualitas dan tampilan media
6. Penampilan media E-modul menarik perhatian peserta didik
7. Media E-modul dapat membantu peserta didik memahami
materi yang disajikan
IV Daya tarik

Jurnal Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Fisika (JIPPF) Halaman 50


8. Penggunaan media E-modul digunakan secara maksimal tanpa
mengganggu proses pembelajaran
9. Media E-modul dapat meminimalisir salah persepsi yang terjadi pada
peserta didik

Dalam penelitian ini tanggapan (jawaban) terhadap butir instrumen dikategorikan menjadi 4
pilihan. Setiap indikator diberi skor skala dari 1 hingga 4, berdasarkan skala 4 (sangat layak), skala 3
berarti (layak), skala 2 (kurang layak), dan skala 1 (tidak layak). Untuk lembar validasi akan diisi oleh
tiga validator yaitu mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika. Pengisian validasi ini dilakukan pada 19
Desember 2022 secara online.
Data yang didapatkan dari hasil validasi adalah data ordinal yang diubah menjadi data interval
dengan menggunakan Methode Succesive Internal. Setelah diperolehnya data interval, maka dihitung
data rerata dari setiap aspek dengan menggunakan rumus berikut ini:

̅
Keterangan :
̅ : rata-rata
∑ : nilai total
: jumlah validator
Ketika nilai rata-rata diperoleh, selanjutnya kelayakan dari produk dinilai berdasaran kriteria berikut
(Azwar, S. 2016).

Tabel 2 Kriteria kelayakan produk


Interval Nilai Katagori

𝑋 > 𝑀𝑖 + 1,8𝑆𝑑𝑖 Sangat Layak


𝑀𝑖 + 0,6𝑆𝑑𝑖 < 𝑋 ≤ 𝑀𝑖 + 1,8𝑆𝑑𝑖 Layak
𝑀𝑖 − 0,6𝑆𝑑𝑖 < 𝑋 < 𝑀𝑖 + 1,8𝑆𝑑𝑖 Cukup Layak
𝑀𝑖 − 1,8𝑆𝑑𝑖 < 𝑋 < 𝑀𝑖 − 0,6𝑆𝑑𝑖 Kurang Layak
𝑋 < 𝑀𝑖 − 1,8𝑆𝑑𝑖 Tidak Layak
X merupakan skor aktual. 𝑀𝑖 adalah rata-rata ideal dapat dihitung menggunakan ½ (skor
tertinggi + skor terendah). 𝑆𝑑𝑖 adalah simpangan baku ideal yang dihitung menggunakan 1/6 (skor
tertinggi- skor terendah). Skor tertinggi dalam penelitian ini adalah 5 dan skor terendah dalam
penelitian ini adalah 1. Untuk kriteria penilaian kelayakan yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

Tabel 3 Kriteria kelayakan produk

Interval Nilai Katagori


𝑋 > 4,08 Sangat Layak
3,36 < 𝑋 ≤ 4,08 Layak
2,64 < 𝑋 ≤ 3,36 Cukup Layak
1,92 < 𝑋 ≤ 2,64 Kurang Layak
𝑋 < 1,92 Tidak Layak

Jurnal Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Fisika (JIPPF) Halaman 51


d. Disseminate (Penyebarluasan)
Setelah dilakukan validasi mengenai perangkat pembelajaran yang telah dibuat, tahap terakhir
yang dilakukan adalah penyebarluasan. Tujuan pada tahap ini ialah menyebarluaskan produk. Pada
tahap ini, peneliti menyebarluaskan produk dengan pembuatan artikel.
3. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini menyelidiki pengembangan media emodul yang berbasis problem based learning
(PBL) dengan pendekatan STEM. Adapun model yang digunakan dalam penelitian terdiri dari empat
tahap yaitu: (1) tahap pendefinisian (Define), (2) tahap perencaan (Design), (3) tahap pengembangan
(Develop), dan (3) tahap penyebaran (Dissaminate).

Tahap pertama yaitu pendefiisian (Define), peneliti melakukan analisis kebutuhan untuk memenuhi
beberapa syarat pengembangan produk. Tahap awal yang dapat dilakukan adalah melakukan
identifikasi dan menentukan dasar masalah yang dihadapi dalam proses pebelajaran. Tahap Define
bertujuan untuk menentukan kebutuhan pada proses pembelajaran dan mengumpulkan berbagai
informasi yang diperlukan untuk mengembangkan produk. Adapun Informasi yang akan didapatkan
merupakan pegkajian awal mengenai konsep yang akan menjadi pertimbangan isi materi sesuai
dengan kebutuhan dari peserta didik. Konsep tersebut harus terintegrasi berdasarkan KI (Kompetensi
Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) serta tujuan pembelajaran untuk menentukan indikator pencapaian
kelulusan.

Tahap kedua yaitu tahap Design, peneliti akan menyusun sebuah emodul berbasis project based
learning (PBL) yang menggunakan pendekatan STEM. Analisis pada materi STEM yang akan
digunakan ditunjukan pada tabel berikut.

Tabel 4. Analisis materi STEM


Science  Sains Faktual : Lintasan peluru yang ditembakkan dengan sudut
tertentu membentuk parabola
 Konseptual
a. Komponen kecepatan awal pada sumbu x (horizontal) adalah 𝑣0 =
𝑣0𝑐𝑜𝑠𝜃
b. Komponen kecepatan awal pada sumbu y (vertikal) adalah 𝑣0𝑦 =
𝑣0𝑐𝑜𝑠𝜃
c. Kecepatan horizontal gerak parabola adalah 𝑣 = 𝑣0
d. Kecepaan vertikal gerak parabola adalah 𝑣𝑦 = 𝑣0𝑦 − 𝑔𝑡
e. Waktu untuk mencapai titik tertinggi adalah 𝑡

f. Tinggi maksimum adalah

g. Jarak terjauh adalah

Jurnal Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Fisika (JIPPF) Halaman 52


Technology  Menggunakan internet untuk mendapatkan informasi berupa
vidio/gambar atau buku elektronik
 Menggunakan labolatorium maya untuk praktikum (Phet Simulation)
sebagai simulasi virtual gerak parabola
 Menggunakan LCD/Proyektor untuk kegiatan demonstrasi
Engginering  Menggambar lintasan benda beserta gaya-gaya (besaran) benda
selama bergerak parabola
 Menginterpretasi grafik gerak parabola suatu benda
 Melakukan praktikum simulasi virtual tentang gerak parabola
 Mempresentasikan hasil analisis data yang diperoleh dalam praktikum
simulasi virtual gerak parabola
Mathematics  Mendeskripsikan karakteristik gerak parabola
 Mengaplikasikan gerak parabola dan penerapan konsep mengenai
besaran-besaran yang ada
 Menganalisis data hasil praktikum simulasi virtual gerak parabola

Pada tahap perancangan (Design) peneliti akan menyusun (membuat) sebuah emodul berbasis
project based learning (PBL) dengan pendekatan STEM. Analisis materi STEM yang digunakan yaitu
digambarkan pada tabel 4.

Berikut tampilan e-modul yang disusun oleh peneliti.

Gambar 1. Tampilan emodul gerak parabola berbasi PBL dengan pendekatan STEM

Selanjutnya, yaitu dilakukan tahap pengembangan (Develop). Peneliti melakukan sebuah validasi.
Validasi yaitu Mahasiswa Pendidikan Fisika FMIPA UNY. Hasil analisis validasi media pembelajaran
emodul bisa dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

Jurnal Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Fisika (JIPPF) Halaman 53


Tabel 5 Hasil analisis uji kelayakan bedasarkan kriteria dalam skala 5
Aspek penilaian Rata- rata Katagori Rata-rata Katagori
Keseluruhan
Materi 4,132 Sangat Layak
Ilustrasi 4,081 Sangat Layak
Kualitas dan 3,089 Cukup Layak 3,806 Layak
tampilan media
Daya tarik 3,922 Layak

Tabel 5 menunjukkan data secara rinci dari setiap aspek. Aspek materi yang menyajikan materi
mengenai gerak parabola berbasis projectt based earning dengan pendekatan STEM memiliki rata-rata
tertinggi. Secara berurutan, aspek ilustrasi menempati posisi kedua. Eomdul ini menyajikan beberapa
ilustrasi mengenai gerak parabola yang disajikan dengan gambar maupun suatu keadaan. Kemudian,
aspek daya tarik menempati posisi ketiga. Penggunaan emodul ini memiliki daya tarik tersendiri yang
mampu meminimalisir dalah persepsi yang terjadi pada peserta didik. Penggunaan dari emodul ini dinilai
dapat digunakan dengan maksimal tanpa mengganggu proses pembelajaran. Aspek kualitas dan
tampilan media berada di posisi terakhir dengan katagori cukup layak. Penampilan dari emodul ini cukup
menarik perhatian peserta didik. Selain itu, penggunaan emodul ini dinilai cukup membantu bagi peserta
didik dalam mempelajari materi gerak parabola. Secara keseluruhan, emodul ini layak digunakan dengan
rata-rata nilai 3,806.

4. Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengembangan media
emodul berbasis project based learning (PBL) dengan menggunakan pendekatan STEM, akan menjadi
pilihan yang layak untuk peserta didik jenjang SMA kelas X dipergunakan.

5. Referensi

Josephine, N. E. (2020). Modul Pembelajaran SMA Fisika : Gerak Parabola Fisika Kelas X. Direktorat SMA:
Kementerian pendidikan dan Kebudayaan.

Latifah, N., Ashari, A., & Kurniawan, E. S. (2020). Pengembangan e-Modul Fisika untuk meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains (JIPS), 1(1), 1-7.

Ramadayanty, M., Sutarno, S., & Risdianto, E. (2021). Pengembangan E-Modul fisika berbasis Multiple
Representation untuk Melatihkan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa. Jurnal Kumparan Fisika, 4(1),
17-24.

Yance, R. D. (2013). Pengaruh Penerapan Model Project Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Pillar of Physics Education, 1(1).

Dewi, M., Kaniawati, I., &Suwarma, I. R. (2018). Penerapan Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan
STEM untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa pada Materi Listrik Dinamis. In
Quantum: Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (pp. 381-385).

Jurnal Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Fisika (JIPPF) Halaman 54

Anda mungkin juga menyukai