Anda di halaman 1dari 146

SKRIPSI

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BLENDEED


LEARNING BERBASIS WHATSAPP DI MASA ADAPTASI
KEBIASAAN BARU PADA MATERI DINAMIKA
KEPENDUDUKAN INDONESIA MATA PELAJARAN
GEOGRAFI SMA

OLEH
MUH. ZULHIJA
NIM 171320518

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2021

i
ii
SKRIPSI

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BLENDEED


LEARNING BERBASIS WHATSAPP DI MASA ADAPTASI
KEBIASAAN BARU PADA MATERI DINAMIKA
KEPENDUDUKAN INDONESIA MATA PELAJARAN
GEOGRAFI SMA

Diajukan kepada
Universitas Sembilanbelas November Kolaka
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Pendidikan Geografi

Oleh
Muh. Zulhija
NIM 171320518

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2021

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Muh. Zulhija
NIM : 171320518
Program Studi : Pendidikan Geografi
Fakultas : Keguruan dan ilmu pendidikan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang ditulis ini benar-benar


merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan
maka saya bersedia menerima sansi atas perbuatan tersebut sesuai peraturan yang
berlaku.

Kolaka, 30 Agustus 2021


Yang Membuat Pernyataan

Muh. Zulhija
NIM 171302518

iv
v
vi
MOTTO

“manfaatkan waktumu sebaik mungkin untuk selalu melakukan kebaikan, jangan


pernah puas dengan segala kebaikan yang sudah kamu lakukan”

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia,

nikmat kesehatan, dan kemudahan yang diberikan sehingga Tugas Akhir

Skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda Sumadi (Alm) dan Ibunda Sri

Naningsih, sebagai wujud jawaban atas kepercayaan yang telah

diamanatkan kepada saya serta atas kesabaran dan dukungannya. Terima

kasih segala curahan kasih saying yang tulus dan ikhlas serta

pengorbanan dan doa yang tiada berhenti kepada saya.

2. Kakak saya yang senantiasa mendoakan dan selalu memberikan

semangat dalam menempuh studi saya yang menantikan keberhasilan

adek tercintanya.

3. Pak Dosen, kini mahasiswamu telah genap menjadi sarjana.Tentu ada

banyak kejutan hidup yang menantiku di depan sana. Seluruh bekal ilmu

yang pernah kau bagikan semoga menjadi modal untuk menjawab

tantangan di masa mendatang. Untuk semua kemarahan, kritikan, dan

tuntutan yang diberikan, aku mengucapkan banyak terima kasih. Semoga

kebaikan juga selalu menyertaimu.

4. Skripsi ini saya persembahkan untuk sahabat-sahabat baikku.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu

Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

"Efektivitas Model Pembelajaran Blendeed Learning Berbasis WhatsApp Di Masa

Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Materi Dinamika Kependudukan Indonesia Mata

Pelajaran Geografi SMA”. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad Saw. Keluarga, para sahabat dan orang-orang mukmin yang senantiasa

istiqamah di jalan Allah Swt. dalam menuntut ilmu dan menularkannya kepada

manusia.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dan respon siswa

terhadap model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp di masa

adaptasi kebiasan baru pada materi dinamika kependudukan indonesia mata

pelajaran geografi SMA. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat

menyelesaikan skripsi pada Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sembilanbelas November Kolaka.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada

berbagai pihak atas bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran-saran, serta nasehat

yang tidak ternilai harganya. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada:

1. Bapak Dr. Azhari, S.STP., M.Si selaku Rektor Universitas Sembilanbelas

November Kolaka.

2. Bapak Dr. H. Nur Ihsan HL., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sembilanbelas November Kolaka.

viii
3. Bapak Nasarudin, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Universitas Sembilanbelas November Kolaka.

4. Bapak Suliamin Kasnar, S.Pd., M.Sc selaku Pendiri Program Studi

Pendidikan Geografi sekaligus Dosen Pendidikan Geografi FKIP Universitas

Sembilanbelas November Kolaka.

5. Bapak Andri Estining Sejati, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang

selalu membantu dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

6. Bapak Eko Hariyadi, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, perhatian, dan dukungan untuk

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis hingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

7. Bapak Sudarwin Kamur, S.Si., M.Pd selaku Dosen Penguji I, yang telah

memberikan masukan dan pengarahan guna penyempurnaan penulisan skripsi

ini.

8. Bapak Nasarudin, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Penguji II, yang

telah memberikan bimbingan serta kritik dan saran yang membangun

kepada penulis.

9. Bapak Samsi Awal, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Penguji III yang telah banyak

memberikan saran yang membangun kepada penulis mulai perkuliahan hingga

penyelesaian skripsi.

10. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi FKIP Universitas Sembilanbelas

November Kolaka yang senantiasa memberikan ilmu, bimbingan, pengalaman,

ix
serta nasihat yang sangat berharga bagi penulis selama melaksanakan studi di

kampus Universitas Sembilanbelas November Kolaka dan berguna bagi

kehidupan penulis di masa yang akan dating.

11. Bapak dan Ibu Staf lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sembilanbelas November Kolaka yang telah banyak membantu

pengurusan administrasi selama masa perkuliahan.

12. Teristimewa kepada keluarga besar penulis, yang telah memberikan materi,

dukungan, semangat, nasehat serta perhatian kepada penulis. Tanpa cinta dari

keluarga mungkin skripsi ini tidak dapat diselesaikan,

13. Teman-teman saya yang selalu memberikan support, membuat saya tertawa

dan terima kasih selalu mengingatkan saya untuk bersabar dan mengingatkan

dalam hal kebaikan.

14. Teman-teman mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi khususnya angkatan

2017 yang selalu berbagi rasa dalam suka duka, dan atas segala bantuan serta

kerjasamanya dalam menempuh studi.

15. Buat kamu yang jauh disana, terima kasih sudah hadir dalam hidup saya

memberikan dukungan, kebaikan dan perhatian. Skripsi ini adalah

persembahan saya untukmu, semangat kuliahnya.

Berbagi tawa canda, senang, sedih, hitam, putih, baik, buruk, telah

memberikan goresan warna dalam hidup yang tak akan pernah redup,

berbagi pengalaman yang tak tergantikan dalam hidup penulis. Penulisan skripsi ini

tentunya ada goresan khilaf dan kesalahan.tentunya kita umat manusia sangat naïf

x
untuk sempurna, oleh karena itu mohon dimaafkan, dan kritik yang membangun

dibutuhkan untuk membantu membuat skripsi ini lebih baik kedepannya.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

tentunya bagi pembaca dan penulis khususnya, serta menjadi bahan masukan dalam

dunia Pendidikan. Amin.

Kolaka, 30 Agustus 2021


Penulis

Muh. Zulhija
NIM 171320518

xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi
ABSTRAK ................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 7
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Kajian Teori dan Konsep.......................................................... 9
2.1.1 Konsep Belajar ................................................................ 9
2.1.2 Konsep Pembelajaran ...................................................... 11
2.1.3 Media Pembelajaran ........................................................ 13
2.1.4 WhatsApp ........................................................................ 14
2.1.5 Model Pembelajaran Blendeed Learning ....................... 16
2.1.6 Model Pembelajaran Blendeed Learning Berbasis
WhatsApp ........................................................................ 25
2.1.7 Efektivitas Model Pembelajaran Blendeed Learning ..... 27
2.1.8 Materi Dinamika Kependudukan Indonesia ................... 29
2.2 Penelitian Yang Relevan .......................................................... 30
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis penelitian ......................................................................... 37
3.2 Waktu dan Tempat penelitian................................................... 37
3.2.1 Waktu Penelitian ............................................................ 37
3.2.2 Tempat Penelitian ........................................................... 38
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................... 40
3.3.1 Populasi .......................................................................... 40
3.3.2 Sampel ............................................................................ 40
3.4 Variabel dan Desain Penelitian ................................................ 41
3.5 Devinisi Operasional ................................................................ 42

xii
3.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 43
3.6.1 Tes .................................................................................. 44
3.6.2 Kuisioner ........................................................................ 44
3.6.3 Dokumentasi................................................................... 44
3.7 Instrumen Penelitian ................................................................. 45
3.8 Teknik Analisis Data ................................................................ 47
3.9 Analisis Inferensial ................................................................... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 55
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................ 55
4.1.2 Deskripsi Implementasi Kegiatan .................................. 57
4.1.3 Deskripsi Data ............................................................... 59
4.1.4 Pengujian Hipotesis ....................................................... 65
4.2 Pembahasan .............................................................................. 68
4.2.1 Efektivitas Model Pembelajaran Blendeed Learning
Berbasis WhatsApp ........................................................ 68
4.2.2 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran
Blendeed Learning Berbasis WhatsApp ......................... 71

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................... 73
5.2 Saran ......................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 76


LAMPIRAN .............................................................................................. 84

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Blendeed Learning 1 .................... 18


2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Blendeed Learning 2 ................... 20
2.3 Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang ............... 33
3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 38
3.2 Rancangan Pelaksanaan Penelitian .................................................. 42
3.3 Kisi-Kisi Soal Pre-Test dan Posttest ................................................ 45
3.4 Kisi-Kisi Angket Respon ................................................................. 46
3.5 Kategori Hasil Belajar Siswa ........................................................... 49
3.6 Skala Likert ....................................................................................... 49
3.7 Kategori Respon Siswa .................................................................... 50
3.8 Kriteria Tingkat Normalized Gain ................................................... 53
3.9 Kategori Tafsiran Efektivitas N-Gain .............................................. 54
4.1 Daftar Kelas di SMA Negeri 1 Kolaka ............................................ 55
4.2 Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 1 Kolaka .............................. 56
4.3 Implementasi Kegiatan Penelitian ................................................... 57
4.4 Deskripsi Data Pretest ...................................................................... 60
4.5 Ketuntasan Hasil Pretest .................................................................. 60
4.6 Deskripsi Data Postest ..................................................................... 61
4.7 Ketuntasan Hasil Postest .................................................................. 62
4.8 Skor Total dan Persentase Tiap Item ............................................... 64
4.9 Uji Normalitas Gain Score ............................................................... 66
4.10 Uji Homogenitas Gain Score ........................................................... 66
4.11 Uji Rata-Rata Gain Score ................................................................ 67
4.12 Hasil Uji N-Gain .............................................................................. 68

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Berpikir .............................................................. 36


3.1 Peta Lokasi Penelitian ................................................................... 39

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Program Studi ....................... 85


2. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Lembaga Penelitian
Pengabdian Masyarkat dan Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPPM-PMP) ...................................................................................... 86
3. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Badan Penelitian
dan Pengembangan .............................................................................. 87
4. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari dinas penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ...................................................... 88
5. Surat Keterangan Izin Penelitian ......................................................... 89
6. Surat Pernyataan Mematuhi Protokol ................................................. 90
7. Silabus ................................................................................................. 91
8. Daftar Hadir Siswa .............................................................................. 92
9. RPP Pertemuan 1 ................................................................................ 93
10. RPP Pertemuan 2 ................................................................................ 95
11. Lembar Validasi Soal .......................................................................... 97
12. Instrumen Soal Pretest dan Posttest .................................................... 99
13. Kuisioner ............................................................................................. 100
14. Kisi-Kisi Jawaban ............................................................................... 102
15. Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian ......................................... 104
16. Lembar Jawaban Pretest 1 ................................................................... 106
17. Lembar Jawaban Postest 1 .................................................................. 107
18. Lembar Jawaban Pretest 2 .................................................................. 108
19. Lembar Jawaban Posttest 2 ................................................................. 109
20. Kuisioner 1 .......................................................................................... 110
21. Kuisioner 2 .......................................................................................... 111
22. Skor Pretest dan Posttest .................................................................... 112
23. Skor Tabulasi Kuisioner ...................................................................... 113
24. Hasil Uji Normalitas Gain Score ........................................................ 114
25. Hasil Uji Homogenitas Gain Score ..................................................... 115
26. Hasil Uji Gain Score ........................................................................... 116
27. Hail Uji Rata-rata Gain Score ............................................................. 118
28. Tabel Distribusi T (Rata-Rata Gain Score) ......................................... 120
29. Dokumentasi Penelitian ...................................................................... 122

xvi
ABSTRAK

Zulhija, Muh. (171320518). 2021.Efektivitas Model Pembelajaran Blendeed


Learning Berbasis WhatsApp Di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pada
Materi Dinamika Kependudukan Indonesia Mata Pelajaran Geografi
SMA. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sembilanbelas November Kolaka. Pembimbing
I Andri Estining Sejati, S.Pd., M.Pd. dan Pembimbing II Eko Hariyadi, S.Pd.,
M.Pd.

Penelitian ini dilatarbelakangi keinginan untuk melihat bagaimana efektivitas


dan respon siswa terhadap model pembelajaran blendeed learning berbasis
WhatsApp. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana
efektivitas model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp di masa
adaptasi kebiasan baru pada materi dinamika kependudukan indonesia mata
pelajaran geografi SMA. 2) bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran
blendeed learning berbasis WhatsApp di masa adaptasi kebiasan baru pada materi
dinamika kependudukan indonesia mata pelajaran geografi SMA. Penelitian ini
bertujuan untuk 1) mengetahui efektivitas model pembelajaran blendeed learning
berbasis WhatsApp di masa adaptasi kebiasan baru pada materi dinamika
kependudukan indonesia mata pelajaran geografi SMA. 2) mengetahui respon
siswa terhadap model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp di masa
adaptasi kebiasan baru pada materi dinamika kependudukan indonesia mata
pelajaran geografi SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
jenis pre-experimental, desain penelitian one group pretest-posstest design.
Pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik simple random sampling. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes, kuisiner dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Analisis
inferesial menggunakan uji gain score. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran
dapat terlaksana dengan baik dimana rata-rata pretest sebesar 29,1% dan rata-rata
posstest sebesar 55,5%. Hasil uji N gain termasuk ke dalam kategori tinggi dengan
tafsiran efektif. Hasil respon peserta didik terhadap penerapan
model pembelajaran blended learning berbasis WhatsApp sebagian besar peserta
didik memberikan respon positif, hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase nilai
rata-rata sebesar 78%

Kata Kunci: Efektivitas, Respon Siswa, Blendeed Learning dan WhatsApp

xvii
ABSTRACT

Zulhija, Muh. (171320518). 2021. The Effectiveness of the WhatsApp-Based


Blendeed Learning Model in the Adaptation Period of New Habits on the
Indonesian Population Dynamics Material for High School Geography
Subjects.Undergraduate Thesis, Geography Education Research Program,
Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Sembilanbelas
November Kolaka. Supervisor I Andri Estining Sejati, S.Pd., M.Pd. and
supervisor II Eko Hariyadi, S.Pd., M.Pd.

This research is motivated by the desire to see how the effectiveness and
response of students to the WhatsApp-based blendeed learning model. The
problems studied in this research are 1) how is the effectiveness of the WhatsApp-
based blended learning model in the adaptation period of new habits on the subject
of Indonesian population dynamics in high school geography subjects. 2) how are
students' responses to the WhatsApp-based blended learning model during the
adaptation of new habits to the subject of Indonesian population dynamics in high
school geography subjects. This study aims to 1) determine the effectiveness of the
WhatsApp-based blended learning model in the adaptation period of new habits on
the subject of Indonesian population dynamics in high school geography subjects.
2) find out student responses to the WhatsApp-based blended learning model during
the adaptation period of new habits on the subject of Indonesian population
dynamics in high school geography subjects. This research is a quantitative
research with a pre-experimental type, one group pretest-posttest research design.
Sampling was done by simple random sampling technique. Data collection
techniques in this study used tests, questionnaires and documentation. The data
analysis technique used descriptive statistics. Inferential analysis using gain score
test. The results showed that learning could be implemented well where the average
pretest was 29.1% and the posttest average was 55.5%. The results of the N gain
test are included in the high category with an effective interpretation. The results
of students' responses to the application WhatsApp-based blended learning model
most of the students gave a positive response, this can be seen from the acquisition
of an average score of 78%

Keywords: Effectiveness, Student Response, Blendeed Learning and WhatsApp

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan

digunakan sebagai program untuk meningkatkan daya pikir dan interaksi yang

dapat dilakukan dengan sekolah atau kursus dan sebagainya. Pendidikan memegang

peranan sangat penting dalam kemajuan bangsa sehingaa perlu dilakukan upaya

untuk meningkatkan pendidikan di indonesia. Upaya yang dapat dilakukan yaitu

perubahan kurikulum, peningkatan kualitas pengajar, peningkatan saran dan

prasarana dan inovasi dalam proses belajar mengajar yang mendukung kemajuan

pendidikan di indonesia (Aryani, 2019:17).

Inovasi dalam proses belajar mengajar dapat dilakukan pada saat proses

penyampaian materi, hal ini penting dilakukan untuk kemajuan kualitas pendidikan

yang tidak hanya menekankan pada teori namun bagaimana cara menyampaikan

teori atau mentransfer teori tersebut kepada peserta didik. Maka dari itu, dibutuhkan

inovasi pembelajaran. Proses pembelajaran yang berhasil merupakan hasil dari

proses mengajar, sehingga siswa menunjukkan aktivitas belajar yang tinggi dan

terlihat secara aktif baik fisik maupun mental. Inovasi pembelajaran dapat

1
2

memanfaatkan pesatnya kemajuan teknologi di indonesia termasuk dengan

smartphone untuk mempermudah seseorang untuk mendapatkan informasi dan

berkomunikasi (Nidawati, 2013:4).

Majunya terkonologi yang ada di Indonesia dapat di gunakan dibidang

pendidikan sebagai sumber belajar. Berkembangnya teknologi tidak hanya terjadi

pada alat-alat teknologi, tetapi terjadi pada penggunaan jaringan online pada

pembelajaran. Penggunaan jaringan online tersebut bisa dimanfaatkan guru sebagai

bahan ajar dengan bantuan aplikasi atau platform yang menunjang proses belajar.

Menurut Anggraeni, dkk. (2019:2) Pada kenyataannya pemanfaatan teknologi

sebagai media belajar belum dimanfaatkan secara maksimal oleh guru maupun

siswa.

Sekurang-kurangnya ada tujuh alasan kenapa guru tidak menggunakan

media belajar, yaitu media merepotkan, media canggih dan mahal, tidak bisa

menggunakan media, media mengalihkan perhatian peserta didik dari belajar

serius, tidak tersedia media pembelajaran di sekolah, guru terbiasa berceramah, dan

penggunaan media belajar belum dihargai atasan. Hal inilah yang mendasari guru

untuk tidak menggunakan media dalam proses belajar mengajar (Primasari, dkk.

2014:2).

Era modern ini, banyak media online yang sudah diterapkan di dunia

pendidikan salah satunya adalah WhatsApp. Aplikasi Whatsapp dapat dipahami

sebagai media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi berupa

komputer ataupun smartphone dengan dilengkapi sarana komunikasi internet.

Penyajian aplikasi WhatsApp ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasi


3

pembelajaran juga dapat disajikan secara up-to-date dan real-time. Begitu pula

dengan komunikasinya, meskipun tidak dapat secara langsung tatap muka, tetapi

forum diskusi pembelajara dapat dilakukan secara online sehingga pembelajaran

yang tidak terbatas dengan tempat dan waktu (time and place flexibelity) benar–

benar terjadi (Prajana, 2017:2).

Smartphone adalah alat yang bisa digunakan untuk mengakses sistem

berbasis WhatsApp. Selain itu, smartphone dapat memudahkan peserta didik untuk

mengakses layanan internet yang menampilkan berbagai informasi. Penggunaan

smartphone dikalangan peserta didik menengah atas dapat dimanfaatkan untuk

mengembangkan model pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran

blendeed learning. Model pembelajaran blendeed learning adalah salah satu

alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru pada pembelajaran

baik tatap muka maupun secara daring serta dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan

saja (Anggaraeni, dkk. 2019:2). Pembelajaran online pada blendeed learning

mengupayakan pembelajaran dengan mengintergrasikan teknologi sehingga dapat

meningkatkan kualitas dan efektivtas belajar serta pembelajaran offline dapat

digunakan untuk mengupayakan adanya interaksi secara langsung (tatap muka) di

dalam kelas.

Sekolah menengah atas (SMA) memiliki 2 jurusan yaitu jurusan IPA dan

IPS. Jurusan IPS memiliki beberapa mata pelajaran termasuk Geografi, geografi

merupakan mata pelajaran yang ada di sekolah menengah atas (SMA) khususnya

pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran geografi

membutuhkan kreativitas dalam penyampaian materi untuk mempermudah siswa


4

memahami dan membuat siswa tertarik pada mata pelajaran ini. Peranan serta

pelajaran geografi dalam pendidikan adalah untuk dapat mengembangkan

pemahaman organisasi spasial, masyarakat, tempat–tempat, dan lingkungan pada

muka bumi (Siskawati, 2016:73). Mata pelajaran Geografi pada jenjang SMA kelas

XI IPS pada semester genap mencakup beberapa materi salah satunya adalah

dinamika kependudukan di Indonesia.

Berdasarkan observasi awal di salah satu sekolah yang ada di Kabupaten

Kolaka tepatnya di SMA Negeri 1 Kolaka, pemerintah menerapkan pembelajaran

online pada jenjang Pendidikan, yang disebabkan oleh masuknya wabah covid-19.

Saat itu pula pembelajaran tatap muka ditiadakan dan pembelajaran online

diterapkan hingga kondisi dan situasi dinyatakan kondusif, sehingga akan

berdampak pada siswa, dimana kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang

di berikan dengan sistem daring, sehingga berpengaruh besar terhadap kualitas

pendidikan, peserta didik dan proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa fakta

yang terjadi di lapangan, jika dilakukan secara terus menerus maka akan berdampak

buruk bagi siswa, yaitu siswa kurang mampu dalam memahami materi pelajaran

yang diberikan oleh guru secara daring di masa adaptasi kebiasaan baru, ditambah

lagi dengan kondisi yang ada dengan ketebatasan jaringan sehingga tidak semua

siswa dapat menerima materi pelajaran dengan optimal.

Keterbatasan jaringan dalam pembelajaran daring tersebut membuat para

pengajar harus menentukan dan menggunakan model pembelajaran yang inovatif.

Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran khusunya di adaptasi kebiasaan baru

ini dapat memberikan pengalaman belajar yang sangat menarik yang nantinya
5

akan mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa. Model pembelajaran Blended

learning merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat baik diterapkan,

karena model pembelajaran ini perpaduan dari pembelajaran tatap muka dan

pembelajaran daring. Penerapan blendeed learning dalam pembelajaran dapat

meningkatkan secara perlahan kemauan anak untuk belajar dan juga mengatasi

keterbatasan jaringan, karena dapat dilakukan pembelajaran secara tatap muka.

Sehingga efektivitas dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik (Rantika &

Mukminan, 2019:2).

Penerapan model pembelajaran blended learning di masa adaptasi kebiasaan

baru harus menggunakan aplikasi sebagai medianya dalam pembelajaran daring,

salah satunya adalah aplikasi WhatsApp. Aplikasi ini dapat mempermudah guru

khususnya dalam meng-upload materi, pemberian tugas, siswa juga dapat

menanyakan materi yang tidak di pahami, latihan soal, dan siswa juga dapat

mengumpul tugas. WhatsApp dapat diakses melalui smartphone dengan

memanfaatkan kuota atau pun wi-fi. Model pembelajaran blended learning sebagai

salah satu model pembelajaran sangat baik diterapkan karena dapat meningkatkan

kemampuan berpikir dan bernalar siswa dalam mengenali masalah, menganalisis,

menemukan solusi, dan mengevaluasi permasalahan kependudukan disekitar siswa

sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran yang lebih baik (Afnibar

& Fajriani, 2020:4).

Pernyataan di atas didukung dari beberapa penelitaan yang telah dilakukan.

Berdasarkan penelitian Ulfi, dkk. (2019:128), metode yang digunakan dalam

penelitiannya yaitu penelitian tindakan kelas (PTK), kemudian untuk teknik


6

pengumpulan datanya, menggunakan teknik tes, observasi, dan angket, data yang

diperoleh nantinya akan dianalisi dengan analisis data kuantitatif. Perbedaan dengan

penelitian kali ini adalah metode penelitian yang digunakan yaitu pre-

eksperimental, dengan sampel yang terdiri 2 kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Kolaka.

Kemudian juga menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu blendeed

learning, tapi aplikasinya yang berbeda, penelitian kali menggunakan aplikasi

WhatsApp.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Onta (2018:117), penelitiannya

menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, sampel

yang digunakan yaitu siswa kelas X TKJ-A dengan jumlah 14 orang. Kemudian

untuk teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi partisipasi, refleksi,

penyebaran angket,wawancara, pemberian tugas dan tes tertulis. Bedanya dengan

Penelitian kali ini yaitu peneliti menggunakan metode pre-eksperimental dengan

sampel 2 kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Kolaka yang masing–masing berjumlah 10

orang. Teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan penyebaran angket

secara online.

Penelitian terakhir adalah yang dilakukan oleh Sari, dkk. (2017:8),

penelitiannya dengan menyebarkan kuisioner kepada responden, kemudian data

yang telah dikumpulkan dianalisis dan dideskripsikan. Bedanya dengan penelitian

kali ini yaitu mengumpulkan data hasil belajar siswa pada materi dinamika

kependudukan di Indonesia serta sampel yang digunakan adalah dari kelas XI IPS

SMA Negeri 1 Kolaka.


7

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Blendeed Learning Berbasis

Whatsapp di Masa Adaptasi Kebiasan Baru pada Materi Dinamika Kependudukan

Indonesia Mata Pelajaran Geografi SMA”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas model pembelajaran blendeed learning berbasis

WhatsApp di masa adaptasi kebiasan baru pada materi dinamika kependudukan

indonesia mata pelajaran geografi SMA?

2. Bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran blendeed learning

berbasis WhatsApp di masa adaptasi kebiasan baru pada materi dinamika

kependudukan indonesia mata pelajaran geografi SMA?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini

sebagai berikut:

1. Mengetahui efektivitas model pembelajaran blendeed learning berbasis

WhatsApp di masa adaptasi kebiasan baru pada materi dinamika kependudukan

indonesia mata pelajaran geografi SMA.

2. Mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran blendeed learning

berbasis WhatsApp di masa adaptasi kebiasan baru pada materi dinamika

kependudukan indonesia mata pelajaran geografi SMA.


8

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat pada penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan praktis, manfaat

teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.4 .1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini sebagai beriku:

1. Digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan Pendidikan

Geografi, khususnya yang berkaitan judul penelitian ini dan pula

menjadi referensi bagi penelitian sejenis.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi Siswa, menumbuhkan motivasi belajar siswa dari rumah di masa

adaptasi kebiasaan baru.

2. Bagi guru, sebagai acuan bagi guru untuk lebih meningkatkan

kreativitas pembelajaran di masa adaptasi kebiasaan baru dan

memudahkan guru dalam memberikan materi pembelajaran dengan

siswa.

3. Bagi sekolah, menjadi bahan masukan sekolah untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran khususnya di SMA Negeri 1 Kolaka.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori Dan Konsep

2.1.1 Konsep Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan dalam kepribadian sebagai suatu pola

baru yang berupa kecakapan sikap kebiasaan. Belajar dikatakan sebuah bentuk

edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan

belajar mengajar yang dilakukan dalam hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu (Fakhruzzi, 2018:2).

Salah satu tujuan dari kegiatan belajar adalah untuk memberikan pemahaman

kepada siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru. (Pane & Dasopang, 2017:11)

mengemukakan tujuan belajar sebagai berikut :

a. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah

laku. Misalnya seorang anak kecil yang belum memasuki sekolah bertingkah

laku manja, egois, cengeng, dan sebagainya. Kemudian setelah beberapa bulan

masuk sekolah dasar, tingkah lakunya berubah menjadi anak yang tidak lagi

cengeng, lebih mandiri, dan dapat bergaul dengan baik dengan teman-

temannya. Hal ini menunjukkan bahwa anak tersebut telah belajar dari

lingkungan yang baru.

b. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik.

Contohnya mengubah kebiasaan merokok menjadi tidak merokok,

menghilangkan ketergantungan pada minum-minum keras, atau mengubah

9
10

kebiasaan anak yang sering keluyuran, dapat dilakukan dengan suatu proses

belajar.

c. Belajar bertujuan untuk mengubah sikap dari negatif menjadi positif, tidak

hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang, dan sebagainya. Misalnya

seorang remaja yang tadinya selalu bersikap menentang orang tuanya dapat

diubah menjadi lebih hormat dan patuh pada orang tua.

d. Belajar bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau kecakapan.

Misalnya dalam hal olahraga, kesenian, jasa, tehnik, pertanian, perikanan,

pelayaran, dan sebagainya. Seorang yang terampil main bulu tangkis, bola,

tinju, maupun cabang olahraga lainnya sebagian besar ditentukan oleh

ketekunan belajar dan latihan yang sungguh-sungguh. Demikian pula halnya

dengan keterampilan bermain gitar, piano, menari, melukis, bertukang,

membuat barang-barang kerajinan, semua perlu usaha dengan belajar yang

serius, rajin dan tekun.

e. Belajar bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.

Misalnya seorang anak yang awalnya tidak bisa membaca, menulis, dan

berhitung, menjadi bisa karena belajar.

Belajar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta

membentuk karakter dan perilaku peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,

sehingga peserta didik memiliki pengalaman selama mengikuti proses belajar baik

di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Sekolah atau instansi pendidikan

dalam penyampaian materi akan membentuk suatu proses yaitu belajar mengajar.

Proses belajar mengajar merupakan proses terjadinya interaksi antara peserta didik
11

dengan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan diakhiri dengan proses

evaluasi belajar dalam jangka waktu tertentu. Suatu proses belajar mengajar

dikatakan baik, bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang

lebih efektif (Sari, 2013:11).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan perubahan pemahaman pada

anak, yang pada mulanya tidak tahu dan dengan terjadinya proses belajar maka

seorang anak berubah tingkah laku dan pemahamannya semakin betambah.

Kemudian dalam proses belajar mengajar dikatakan baik, jika proses tersebut dapat

dilaksanakan dengan baik dan efektif sehingga tujuan dari proses belajar dapat

tercapai.

2.1.2 Konsep Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk

belajar. Proses pembelajaran pada dasarnya memberikan stimulus–stimulus kepada

siswa, agar terjadinya respon yang positif pada diri siswa (Suparmi, 2013:197).

Pembelajaran tidak hanya didapat di lingkungan sekolah namun bisa didapatkan di

luar lingkungan sekolah seperti les atau bimbel, kursus dan lain sebagainya.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan, tujuannya

harus searah dengan tujuan belajar siswa dan kurikulum. Tujuan belajar pada siswa

ialah mencapai perkembangan optimal, yang meliputi aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan

oleh para guru dalam menciptakan lingkungan belajar untuk memiliki pengalaman

belajar, dengan kata lain pembelajaran adalah suatu cara atau upaya bagaimana
12

mempersiapkan dan memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik (Pane dan

Dasopang, 2017:5).

Cara atau upaya dalam memberikan pengalaman belajar yang baik terhadap

peserta didik dengan memudahkan dan menyenangkan peserta didik dalam

pembelajaran sehingga memberikan pengalaman belajar siswa pada saat di kelas

yang merupakan tujuan dari efektivitas pembelajaran (Fathurrahman, dkk. 2019:2).

Efektivitas pembelajaran dapat tercapai apabila guru, dapat memberikan

pengalaman belajar yang baik. Menurut Rohmawati (2015:1) mengatakan bahwa

efektivitas pembelajaran merupakan salah satu standar mutu pendidikan dan sering

kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat juga diartikan sebagai ketepatan

dalam mengelola suatu situasi “doing the right things”. Pendapat lain oleh

Fathurrahman, dkk, (2019:2). Mengemukakan pernyataan bahwa efektivitas

pembelajaran adalah prilaku mengajar yang efektif ditunjukan oleh pendidik yang

mampu memberikan pengalaman baru melalui pendekatan dan strategi khusus

untuk mencapai tujuan pembelajaran

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang

pengajar, dengan memberikan stimulus–stimulus kepada siswa dalam menciptakan

lingkungan belajar yang baik dan efektif, sehingga peserta didik memiliki

pengalaman belajar yang menyenangkan di dalam kelas, memberikan tambahan

pengetahuan, keterampilan serta terbentuk sikap yang diinginkan dalam kegiatan

pembelajaran.
13

2.1.3 Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sarana yang digunakan oleh guru untuk

meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Sehingga penerapan sebuah media

sebagai perantara menempati posisi yang cukup strategis dalam rangka

mewujudkan hasil belajar secara optimal (Abror, 2012:61).

Media pembelajaran dimanfaatkan agar dapat membantu guru untuk

menyampaikan materi atau berkomunikasi dengan peserta didik. Proses

komunikasi (penyampaian pesan) harus diciptakan atau diwujudkan oleh setiap

guru dan peserta didik. Untuk membantu penyampaian pesan ini diperlukan

saluran berupa media pembelajaran agar tidak terjadi kesesatan dalam proses

komunikasi (Mulyani, 2017:144).

Media pembelajaran yang digunakan guru bermanfaat untuk

menyampaikan materi kepada peserta didik, bukan cuman untuk menyampaikan

materi tetapi masih banyak lagi manfaat dari media pembelajaran. Menurut

Wijayanti (2016:3) manfaat media dalam pembelajaran yaitu (1) memperjelas

penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistik, (2) mengenai keterbatasan ruang,

waktu dan daya indra, (3) mengatasi sikap pasif anak–anak karena media

menimbulkan kegairahan belajar, serta (4) dapat mengatasi kesulitan yang dialami

guru karena perbedaan latar belakang. Seseorang guru yang akan menggunakan

media harus mempertimbangkan beberapa faktor yaitu tujuan pembelajaran,

keefektifan, siswa, ketersediaan dan biaya pengadaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa media

pembelajran merupakan sarana yang dipilih oleh guru untuk menyampaikan materi
14

dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media dalam pembelajaran sangat

diperlukan agar tidak terjadi dalam proses komunikasi. Bukan cuman untuk

menyampaikan materi.

2.1.4 WhatsApp

2.1.4.1 Pengertian WhatsApp

Media sosial merupakan salah satu media dimana para penggunanya dapat

mencari informasi, saling berkomunikasi dan menjalin pertemanan secara online.

Seperti diketahui ragam media sosial yakni adalah Facebook, Twitter, line,

WhatsApp, Instagram, Snapchat dan beberapa media sosial yang lainnya (Afnibar

dan Dyla, 2020:3).

Ragam media sosial tersebut tersedia pada smartphone yang digunakan

sebagai media komunikasi. Media sosial tersebut dapat di unduh melalui playstore

seperti WhatsApp. Aplikasi WhatsApp merupakan teknologi instant messaging

seperti SMS dengan berbantuan data internet berfitur pendukung yang lebih

menarik. Aplikasi WhatsApp sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai alat

pembelajaran. Pembelajaran di era digital sekarang ini sangat terbantu dengan

kehadiran aplikasi ini. Pembelajaran pada sekolah atau pun pada perguruan tinggi

menjadi salah satu objek tumbuh suburnya penggunaan aplikasi WhatsApp.

Penggunaan WhatsApp sebagai media sosial dalam dunia pendidikan sangat

terbantu seiring dengan kebutuhan guru dan peserta didik (Jumiatmoko, 2016:2).

Salah satu kebutuhan guru dan peserta didik dalam aplikasi WhatsApp

adalah pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh ini bisa dilakukan oleh

siswa dan guru yang tergabung dalam satu grup tertentu. Pembelajaran ini bisa
15

dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan dari guru dan siswanya.

Pembelajaran jarak jauh bisa terjadi, apabila ada pertemuan yang guru itu tidak bisa

untuk mengajar atau ada materi yang tidak di mengerti oleh siswa, maka baik dari

pihak guru atau siswa dapat melaksanakan pembelajaran jarak jauh tersebut

(Sahidillah dan Prarasto, 2019:3).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi WhatsApp

merupakan media sosial yang sangat membantu dalam dunia pendidikan. Salah

satunya adalah dalam proses pembelajaran, dimana guru dapat melaksanakan

proses pembelajaran jarak jauh, apabila ada pertemuan yang guru itu tidak bisa

mengajar atau ada materi yang tidak dipahami oleh siswa, maka dilaksanakan

pembelajaran jarak jauh menggunakan WhatsApp.

2.1.4.2 Kelebihan dan Kekurangan WhatsApp

Kelebihan dan kekurangan dari aplikasi WhatsApp (Anwari, 2020:7) yaitu

sebagai berikut:

1. Kelebihan dari aplikasi ini adalah WhatsApp memiliki fitur yang komplit,

karena dengan whatsapp dapat berkirim teks, gambar, video, suara, dan bisa

berbagi lokasi GPS, aplikasi wahtsapp memiliki fasilitas broadcast dan grup

chat, aplikasi WhatsApp dapat orang berkomunikasi secara besama-sama

dalam kurun waktu yang bersamaan tanpa harus bertemu. Beberapa orang bisa

melakukan diskusi didalam sebuah grup whatsapp.

2. Kekurangan dari aplikasi WhatsApp yaitu Tidak meratanya fasilitas yang

dimiliki pelajar seperti akses internet.


16

2.1.5 Model Pembelajaran Blendeed Learning

2.1.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Blendeed Learning

Sekarang ini banyak model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru

untuk mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Namun, penggunaan model

pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan keadaan lingkungan sekolah, materi

yang akan disampaikan, memperhatikan kondisi siswa, dan fasilitas serta media

yang akan digunakan. Model pembelajaran yang baik harus mampu melibatkan

peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Apabila siswa aktif,

maka akan semakin banyak pengalaman, sehingga terjadi peningkatan pengetahuan

oleh siswa (Hidayah, 2016:50).

Model pembelajaran yang bisa digunakan salah satunya adalah model

pembelajaran blendeed learning. “Blended learning merupakan gabungan dua

istilah Bahasa Inggris, yaitu: blended dan learning. Kata blend artinya campuran,

sedangkan learn yang artinya belajar. Makna dasar sebenarnya mengandung belajar

campuran, sehingga dapat dikatakan pembelajaran yang mengunakan berbagai

macam cara. Para ahli sepakat bahwa istilah blended learning merupakan

perpaduan pembelajaran secara konvensional dan daring. Model pembelejaran

blended learning menggabungkan pembelajaran tatap muka dan pemanfaatan

sumber daya jaringan internet sebagai suplemen pembelajaran, penggunaan metode

ini tergolong baru dalam dunia pendidikan (Wicaksono, 2019:8). Materi

pembelajaran dari berbagai sumber yang mudah diakses memudahkan siswa untuk

merencanakan, dan melaksanakan pembelajaran berbasis masalah. tu pembelajaran

siswa.
17

2.1.5.2 Karakteristik Model Pembelajaran Blended Learning

Karakteristik model pembelajaran blended learning (Tri, 2015:5) yaitu sebagai

berikut :

a. Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampian materi, model

pengajaran, gaya pembelajaran, serta berbagagi media berbasis teknologi yang

beragam.

b. Sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face), belajar mandiri,

dan belajar mandiri via online.

c. Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian,

cara mengajar dan gaya pembelajaran.

d. Guru dan orang tua memiliki peran yang sama penting, guru sebagai fasilitator,

dan orang tua sebagai pendukung.

2.1.5.3 Tujuan Model Pembelajaran Blended Learning

Tujuan model pembelajaran blended learning (Tri, 2015:3). yaitu :

a. Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar,

sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.

b. Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan peserta didik untuk

pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.

c. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan

menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap

muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam pengalaman

interaktif. Sedangkan porsi online memberikan peserta didik dengan konten


18

multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja

selama peserta didik memiliki akses internet.

d. Mengatasi masalah pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui

penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.

2.1.5.4 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Blended Learning

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini,

khususnya perkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya

konsep pembelajaran jarak jauh ini. Ciri teknologi internet yang selalu dapat

diakses kapan saja, dimana saja, multiuser serta menawarkan segala kemudahannya

telah menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi perkembangan

pendidikan jarak jauh selanjutnya. Hal inilah mengapa untuk saat ini sistem

pembelajaran secara blendeed learning masih sangat baik di terapkan di Indonesia

agar lebih dapat terkontrol secara tradisional juga. Adapun langkah-langkah dari

model pembelajaran ini adalah:

Tabel 2.1 Langkah–Langkah Model Pembelajaran Blendeed Learning

Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Blendeed Learning
Tatap Muka Online
1. Melakukan pembuka dengan
berdoa 1. Guru melakukan pembuka
2. Memeriksa kehadiran peserta dengan salam
Pendahuluan didik 2. Guru meng-upload materi
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
pembelajaran serta gambaran
materi ssecara umum
1. Guru membentuk kelompok
belajar serta mengarahkan 1. Guru menginformasikan
siswa untuk berkumpul kepada siswa untuk
Kegiatan inti dengan kelompoknya mempelajari materi yang sudah
masing-masing di-upload oleh guru melalui
2. Guru memberikan suatu aplikasi whatsapp
permasalahan dan 2. Guru membagi kelompok
19

mengarahkan peserta didik 3. Siswa mencari infotmasi


untuk mencari penyebabnya materi dan referensi secara
serta menemukan solusi dari online
permasalahan yang diberikan 4. Guru mempersilahkan
3. Guru membantu peserta didik kelompok siswa membuat
mendefinisikan dan video untuk presentasi
mengorganisasikan tugas 5. Guru meminta kepada siswa
belajar yang berhubungan untuk memberi tanggapan
dengan permasalahan kepada kelompok yang
4. Guru mengarahkan peserta presentasi
didik untuk melakukan
pembahasan yang relevan
dengan permasalahan yang
diberikan
5. Guru mengarahkan peserta
didik untuk membuat laporan
hasil diskusi
6. Setelah itu peserta didik
didalam kelompok diminta
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
7. Kelompok lain diminta untuk
memberi tanggapan atau
bertanya kepada kelompok
yang presentasi

1. Peserta didik Bersama guru 1. Guru dan siswa menyimpulkan


mengambil simpulan atas hasil diskusi
jawaban dari permasalahan 2. Guru memberikan tugas
2. Guru membantu siswa untuk kepada siswa
Penutup
melakukan refleksi dan
evaluasi terhadap hasil
pemecahan masalah yang
diberkaitan dengan materi
Sumber: (Pratiwi, dkk. 2015:3)

Langkah-langkah model pembelajaran blendeed learning yang lain, seperti

pada tabel di bawah ini :


20

Tabel 2.2 Langkah–Langkah Model Pembelajaran Blendeed Learning

Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Blendeed Learning
Tatap Muka Online
1. Memberi salam dan berdoa 1. Guru mengarahkan siswa
2. Guru memeriksa kehadiran melalui group whatsapp tentang
siswa materi
3. Guru menyampaikan tujuan 2. Guru memeriksa kehadiran siswa
Pendahuluan
pembelajaran serta gambaran dengan mengirim link absen di
materi secara umum group whatsapp melalui google
form

1. Peserta didik diberikan 1.Guru memberikan materi yang


penjelasan materi hari ini akan di ajarkan
2. Guru memberikan 2.Kemudian peserta didik
kesempatan kepada peserta dipersilahkan untuk merangkum
Kegiatan inti didik untuk bertanya materi yang telah dibagikan
3. Kemudian guru melempar
kembali kepada siswa yang
terkait pertanyaan yang
diberikan oleh siswa

1. Peserta didik Bersama guru


mengambil simpulan atas 1. Membuat kesimpulan pelajaran
jawaban dari permasalahan tentang point-point penting yang
2. Guru membantu siswa untuk muncul dalam kegiatan
Penutup
melakukan refleksi dan pembelajaran yang baru
evaluasi terhadap hasil
dilakukan.
pemecahan masalah yang
berkaitan dengan materi
Sumber: (Yane, 2013:13)

Menurut Prayitno (2016:8) tentang pengembangan blended learning

mengungkapkan bahwa terdapat tiga model dalam pengembangan sistem

pembelajaran, yaitu model web course, web centric course, dan web enhanced

course yaitu:

1. Model web course adalah penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan,

yang mana peserta didik dan pendidik sepenuhnya terpisah dan tidak

diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi,

penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya


21

disampaikan melalui Internet. Dengan kata lain model ini menggunakan

sistem jarak jauh. Untuk pendidikan guru model seperti ini dapat digunakan

untuk peningkatan “knowledge dan skill”, memperkuat pengetahuannya

tentang materi pelajaran sebagai spesifikasi keilmuannya dan memperkuat

pemahaman tentang metodologi pembelajaran melalui simulasi pembelajaran

yang disajikan melalui internet misalnya video streaming, video conference

dan lain-lain. Intinya, semua aktivitas belajar mengajar dilakukan secara

online tanpa adanya tatap muka sama sekali.

2. Model web centric course adalah penggunaan Internet yang memadukan

antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi

disampaikan melalui tatap muka dan sebagian lagi melalui daring, sedangkan

fungsinya saling melengkapi. Model ini pendidik bisa memberikan petunjuk

pada peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran yang telah dibuatnya.

Peserta didik juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs

yang relevan. Model ini lebih relevan untuk digunakan dalam pengembangan

pendidikan guru, dilihat dari kondisi, kultur dan infrastruktur yang dimiliki

saat ini. Secara substansial materi keguruan identik dengan nilai yang tidak

hanya dapat ditransfer melalui pembelajaran tanpa tatap muka, melainkan

diperlukan direct learning, sehingga unsur-unsur modelling dari seorang guru

dapat diadaptasi dengan baik. Untuk penguasaan materi konseptual, teoritikal

dan keterampilan dapat menggunakan Blended e-learning dengan sistem

jarak jauh.
22

3. Model web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang

peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet

adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik

dengan pendidik, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik

dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pendidik dalam hal ini dituntut

untuk menguasai teknik mencari informasi di Internet, membimbing

mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan

pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati,

melayani bimbingan dan komunikasi melalui Internet, dan kecakapan lain

yang diperlukan.

Penelitian ini menggunakan model pengembangan web centric course.

Alasannya karena peneliti menyesuaikan dengan langkah-langkah model

pembelajaran blendeed learning yang telah dijelaskan pada tabel 2.1 dan tabel 2.2.

2.1.5.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Blended Learning

Model pembelajaran blended learning muncul sebagai jawaban terhadap

kelemahan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online. Namun masing-

masing pembelajaran ini juga memiliki kelebihan-kelebihan. Kelebihan

pembelajaran tatap muka yang utama adalah terjadinya interaksi langsung antara

pendidik dengan peserta didik dan perserta didik dengan peserta didk lainnya.

Interaksi ini membuat terjadinya perasaan lebih kuat terhubung ke instruktur/Guru.

Kelemahan pembelajaran tatap muka adalah proses pembelajaran yang terjadi

dibatasi oleh ruang dan waktu sehingga pembelajaran dirasakan kurang maksimal
23

oleh pendidik apalagi disaat seperti ini pandemi covid-19 belum berakhir sehingga

pembelajaran dilakukan secara daring (online) (Wicaksono, 2019:5).

Pendapat lain mengenai kelebihan dari model pembelajaran ini, Menurut

Wijayanti (2016:6) model pembelajaran blended learning memiliki kelebihan.

Kelebihan ini dapat dimanfaatkan oleh guru, siswa dan wali murid, yaitu:

1) Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional yang keduanya memiliki

kelebihan yang dapat saling melengkapi;

2) Pembelajaran lebih efektif dan efisien;

3) Meningkatkan aksesabilitas;

4) Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri

dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara daring;

5) Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau peserta didik lain

di luar jam tatap muka;

6) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam tatap

muka dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh pengajar;

7) Pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet;

8) Pengajar dapat meminta peserta didik untuk membaca materi atau mengerjakan

tes yang dilakukan sebelum pembelajaran;

9) Pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan

memanfaatkan hasil tes secara efektif;

10) Peserta didik dapat saling berbagi file atau data dengan siswa lain

11) Memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan;

12) Kemudahan implementasi;


24

13) Efisiensi biaya;

14) Hasil yang optimal;

15) Menyesuaikan berbagai kebutuhan pembelajaran; dan

16) Meningkatkan daya tarik pembelajaran.

Model pembelajaran blendeed learning ini juga memiliki kekurangannya

dalam pembelajaran. Menurut Anggraini (2018:7) Selain kelebihan model

pembelajaran blended learning juga memiliki kekurangan. Kekurangan-

kekurangan tersebut antara lain:

1) Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila

sarana dan prasarana tidak mendukung;

2) Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan

akses internet. Padahal, blended learning memerlukan akses internet yang

memadai dan bila jaringan kurang memadai, itu tentu akan menyulitkan

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran mandiri via daring; dan

3) Kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar, peserta didik

dan orang tua) terhadap penggunaan teknologi.

4) Sinyal/koneksi. Karena sinyal/koneksi ini adalah faktor terpenting dalam

pembelajaran blendeed learning, jika tidak ada sinyal/koneksi maka siswa

terkendala dalam mengunduh materi dan tugas yang diberikan oleh guru serta

mengirimkan hasil belajarnya.


25

2.1.6 Model Pembelajaran Blendeed Learning Berbasis WhatsApp

Model pembelajaran blendeed learning merupakan salah satu revolusi di

bidang pendidikan berbasis teknologi internet yang bisa digunakan untuk

pendidikan jarak jauh maupun penunjang pembelajaran. Dalam pelaksanaannya

mesikupun sama-sama memanfaatkan teknologi internet blendeed learning tidak

mewajibkan pembelajaran dengan menggunakan metode online saja, tetapi

pelaksanaan pembelajaran harus tetap dikombinasikan dengan metode tatap muka

(Asdar, 2020:2).

Pembelajaran dengan metode ini, secara umum pengajar menyajikan materi

pembelajaran di internet dan secara berkelanjutan mengelola serta mengadakan

beberapa pertemuan tatap muka langsung dengan peserta didik. Blendeed learning

memberikan pendidikan dan peserta didik lingkungan yang potensial untuk

melaksanakan pembelajaran dengan efektif. Model pembelajaran blendeed

learning digunakan untuk mendukung kelas tradisional yang mengandalkan

pertemuan tatap muka, kelompok kecil, dan kelompok besar, belajar mandiri,

komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, antar peserta didik dengan

peserta didik lainnya (Sari,dkk 2017:7).

Pengguaan model pembelajaran blendeed learning, dilakukan dengan

metode pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka di kelas

dengan pembelajaran melalui aplikasi WhatsApp. Media pembelajaran yang

digunakan dalam model pembelajaran blendeed learning (Amal, 2019:3), antara

lain :
26

1. Software/aplikasi WhatsApp sebagai media untuk berdiskusi dalam online

learning

2. Smartphone digunakan sebagai hardware untuk instalasi aplikasi WhatsApp

3. Paper digunakan untuk acuan presentasi yang berbentuk makalah

4. Perangkat LCD Proyektor beserta komputer, sebagai media pendukung face to

face learning dengan strategi dikusi-presentasi

5. Aplikasi slide power point sebagai media pendukung presentasi pada

pembelajaran face to face.

6. Video pembelajaran yang digunakan dalam online learning sebagai media

pendukung tema diskusi yang harus ditanggapi

7. Aplikasi videoshow yang digunakan sebagai editor video untuk smartphone

android, yang bisa dipakai untuk memotong video, efek suara, pemberian teks

pada video, memperecepat/menambah durasi, efek gambar, compressing size,

penggabungan beberapa video dan lain-lain.

8. Portal web online seperti google cendekia atau wikipedia, portal berita online

(seperti detiknew.com, tempo.co, Kompas.com) atau video online

(youtube.com). blog (worpress atau blongspot).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

Whatsapp dalam pembelajaran blendeed learning bisa secara synchronous dan

asynchronous. Secara synchronous pengajar melakukan percakapan dan membuka

diskusi online dengan peserta didik yang tergabung di dalam group. Pesan yang

dikirim dapat berupa teks, gambar, suara maupun video. Sedangkan secara

asynchronous, komunikasi tertunda karena tidak terhubung secara online pada


27

waktu yang bersamaan, sehingga peserta didik membuka file di waktu yang

berbeda. Umpan balik disampaikan di waktu yang berbeda pula, bahkan terkadang

diberikan ketika pertemuan tatap muka.

2.1.7 Efektivitas Model Pembelajaran Blendeed Learning

Efektivitas pembelajaran adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi

peserta didik yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan

spesifik, ilmu pengetahuan dan sikap dengan mudah, menyenangkan, dan dapat

terselesaikan tujuan pembelajaran sesuai harapan untuk membantu tercapainya

efektivitas pembelajaran (Deassy dan Endang, 2018:2).

Tercapainya efektivitas dalam pembelajaran secara umum ada beberapa

faktor yang harus diperhatikan. (Rohmawati, 2015:3) ada lima faktor dalam

mencapai efektivitas pembelajaran yaitu: 1) Attitude (sikap); 2) Ability to

Understand Instruction (kemampuan untuk memahami intruksi); 3) Perseverance

(ketekunan); 4) Opportunity (peluang); 5) Quality of Instruction (kualitas intruksi).

Dengan mengetahui beberapa indikator tersebut menunjukkan bahwa suatu

pembelajaran dapat berjalan efektif apabila terdapat sikap dan kemauan dalam diri

anak untuk belajar.

Efektivitas penerapan model blendeed learning dalam pembelajaran

geografi berdasarkan pada (Takwin, 2019):

1. Hasil belajar siswa

a. Terdapat perbedaan secara deskriptif sebelum dan sesudah pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran blendeed learning berbasis

WhatsApp.
28

b. Peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp,

minimal berada pada kategori sedang dan berada pada tafsiran efektif.

c. Hasil belajar siswa tuntas secara individual jika mencapai KKM 70 dan

tuntas secara klasikal jika lebih besar sama dengan 80% siswa di kelas

tersebut mencapai nilai minimal 70.

2. Respon siswa

Secara deskriptif rata-rata skor aktivitas siswa terhadap pembelajaran dengan

nenerapkan model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp,

minimal kategori sedang (cukup). Yang dimana respon tersebut dapat dibagi

menjadi beberapa kriteria yaitu peningkatan motivasi, keberanian

mengungkapkan ide dan bertanya, peningkatan pengetahuan, mengasyikan,

dorongan untuk berpikir dan serta peningkatan kemampuan. (Qamar dan

Selamet, 2018:11).

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa efektivitas

merupakan pencapaian tujuan yang telah direncakan dengan apa yang telah

dilakukan. Kriteria atau indikator efektivitas model pembelajaran blendeed

learning dalam penelitian ini adalah berupa hasil belajar siswa minimal kategori

sedang, yang dimana siswa tuntas secara individual jika mencapai KKM lebih besar

sama dengan 70 dan tuntas secara klasikal jika lebih besar sama dengan 80% siswa

di kelas tersebut mencapai nilai minimal 70. Untuk respon siswa tersebut dapat

dibagi menjadi beberapa kriteria yaitu peningkatan motivasi, keberanian


29

mengungkapkan ide dan bertanya, peningkatan pengetahuan, mengasyikan,

dorongan untuk berpikir dan serta peningkatan kemampuan.

2.1.8 Materi Dinamika Kependudukan Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan dengan posisi sumber daya manusia

yang sangat besar. Jumlah penduduk yang tinggal di Indonesia mencapai 256 juta

jiwa (word population data sheet/WPDS. 2015). Jumlah penduduk tersebut

merupakan hasil dari dinamika penduduk. Dinamika penduduk adalah perubahan

jumlah penduduk pada suatu wilayah yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu

kelahiran, kematian dan perpindahan (Syamsidar, 2020:4).

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, ibarat pisau

bermata dua. Apabila dikelola dengan baik penduduk dapat menjadi salah satu

modal dasar pembangunan nasional. Di satu sisi menjadi keuntungan bagi indonesia

dengan jumlah penduduk usia produktif yang berlimpah. Namum di sisi lain bisa

menjadi kerugian bila jumlah penduduk yang besar itu memiliki kualitas yang

rendah, dilihat dari pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan (Buhari, 2014:1).

Penduduk tidak hanya sebagai sasaran pembangunan tapi juga merupakan

perlaku dari pembangunan itu sendiri. sementara itu besarnya jumlah penduduk

yang dimiliki Indonesia, tidak menjamin jaminan keberhasilan pembangunan, tanpa

disertai dengan adanya pengelolaan yang baik. Meningkatkan jumlah penduduk di

bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, pada dasarnya hanya akan

menimbulkan hambatan–hambatan dalam program pembangunan suatu negara.

Materi Dinamika Kependudukan di Indonesia, dalam materi tersebut

terdapat beberapa sub pokok bahasan (Kemdikbud, 2020) yaitu :


30

a. Faktor dinamika dan proyeksi kependudukan

b. Mobilitas penduduk dan tenaga kerja.

c. Kualitas penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia.

d. Bonus demografi dan dampaknya terhadap pembangunan

e. Permasalahan dinamika kependudukan.

f. Sumber data kependudukan.

Penelitian kali ini yang akan dilakukan di SMA Negeri 1 Kolaka,

mengambil beberapa sub materi yang diajarkan yaitu mobilitas penduduk dan

permasalahan dinamika kependudukan, dengan menerapkan model pembelajaran

blendeed learning berbasis WhatsApp.

2.2 Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian sebagai acuan yang relevan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Alfi, dkk. (2016) dengan judul “Pengaruh

Pembelajaran Geografi Berbasis Masalah dengan Blended Learning

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA”. Metode yang

digunakan adalah eksperimen semu, dengan desain pres-test dan posttest

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan pembelajaran geografi

berbasis masalah dengan blended learning berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa. Rata-rata nilai kemampuan berpikir

kritis siswa pada kelas eksperimen atau kelas yang diberi perlakuan lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan

pembelajaran konvensinal. Pembelajaran geografi berbasis masalah

dengan blended learning sebagai salah satu model pembelajaran


31

kontekstual sangat baik diterapkan karena dapat meningkatkan

kemampuan berpikir dan bernalar siswa dalam mengenali masalah,

menganalisis, menemukan solusi, serta mengevaluasi permasalahan

kependudukan disekitar siswa.

2. Penelitian yang dilakukan Anggraeni, dkk. (2019) dengan judul “Pengaruh

Blended Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMA

pada Materi Suhu dan Kalor”. Menggunakan metode eksperimen semu

dengan desain posttest only control group design. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa blended learning dapat memengaruhi kemampuan

berpikir kritis secara signifikan. Dan juga kemampuan berpikir kritis pada

siswa yang belajar dengan menggunakan teknik blended learning lebih

tinggi daripada kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

konvensional. Hal tersebut terlihat dengan perolehan nilai rata-rata posttest

siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riantika, dkk. (2019) dengan

judul “Efektivitas Model Pembelajaran Blended Learning untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Geografi pada Materi Litosfer Kelas X SMA”.

Metode yang digunakan yaitu eksperimen dengan melakukan pre-test dan

posttest. Hasil dari penelitian ini bahwa model pembelajaran yang

digunakan di SMA Islam Surakarta masih bersifat konvensional dan

belum dapat dijadikan sumber belajar untuk mengembangkan

pengetahuan siswa secara luas dan tanpa batas. Model pembelajaran

Blended Learning dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran karena


32

dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas tanpa batasan

tempat dan waktu. Penerapan model pembelajaran blended learning dapat

meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan

4. Penelitian yang dilakukan Achmadi (2015) dengan judul “Pengaruh

Penerapan Blended Learning Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI

Teknik Permesinan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta”. Penelitiannya

menggunakan metode eksperimen semu dengan melakukan nonequivalent

control group design. Hasil dari penelitian ini terdapat peningkatan

prestasi belajar siswa yang signifikan (t hitung = 16,60>t tabel=2,002)

pada mata pelajaran teknik pemesinan bubut di SMK Muhammadiyah 3

Yogyakarta setelah diterapkannya metode blended learning. Terdapat

perbedaan prestasi belajar yang signifikan (t hitung=13,16>t tabel=2,002)

antara kelas XI TP4 yang diajarkan menggunakan metode blended learning

dengan kelas XI TP2 yang tidak menggunakan metode blended learning.

5. Penelitian yang dilakukan Wijayanti, dkk. (2017) dengan judul

“Pengembangan Perangkat Blended Learning Berbasis Learning

Management System pada Materi Listrik Dinamis”. Metode yang

digunakan adalah penelitian dan pengembangan, dengan sepuluh tahap.

Hasil penelitian ini bahwa telah dihasilkan perangkat blended learning

berbasis LMS dengan model inkuri pada materi listrik dinamis, perangkat

yang dihasilkan berupa silabus, RPP, LKPD, handout, soal latihan dan

kelas online; (2) Hasil uji validasi ahli menunjukkan bahwa produk yang

dikembangkan memiliki kualitas sangat valid dan layak digunakan dengan


33

perolehan persentase kelayakan pada setiap aspek perangkat yang dinilai

yaitu sebesar 83,7% dan 84,8%; (3) Hasil uji kepraktisan yang diperoleh

dari penilian tiga guru fisika kelas XII dari SMA yang berbeda berturut-

turut adalah 85, 80 dan 86,67. Sehingga diperoleh rerata skor sebesar

83,89 dengan interpretasi sangat praktis dan layak digunakan.

Berikut ini akan dijelaskan perbedaan penelitian terdahulu dengan

penelitian ini pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.3 Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang

Penelitian Terdahulu Pembeda dengan Penelitian Ini


Alfi, dkk (2016), meneliti pengaruh Penelitian kali ini, akan meneliti
pembelajaran blendeed learning efektivitas pembelajaran dengan
terhadap kemampuan berpikir kritis menerapkan metode pre-eksperimental
siswa dengan menggunakan penelitian yang menggunakan 1 kelas saja yaitu
eksperimen semu yang membagi kelas kelas eksperimen kemudian untuk
menjadi 2 yaitu kelas eksperimen dan pengumpulan data, menggunakan angket
kelas kontrol, yang kemudian atau kuisioner.
melakukan tes awal dan tes akhir.
Anggraeni, dkk (2019) meneliti Perbedaan dengan penelitian ini hanya
pengaruh blended learning terhadap akan meneliti mengenai efektivitas,
kemampuan berpikir kritis siswa Di menggunakan metode pre-
SMA pada materi suhu dan kalor eksperimental dengan membagi angket
dengan menggunakan ekperimen respon siswa serta melakukan tes awal
semu dan melakukan posstest dan tes akhir
Riantika, dkk (2019), meneliti tentang Terdapat pembeda dalam penelitian
efektivitas model pembelajaran kali ini yaitu metode dengan pre-
blended learning untuk meningkatkan ekperimental dengan membagikan
hasil belajar geografi pada materi angket untuk mengetahui respon siswa
litosfer kelas X SMA, dengan terhadap blendeed learning
menggunakan eksperimen semu yang
melakukan tes awal dan tes akhir.
Achmadi (2015) meneliti tentang Perbedaan dengan penelitian kali ini
pengaruh penerapan blended learning hanya meneliti efektivitas
terhadap prestasi belajar siswa kelas pembelajaran dengan metode pre-
XI Teknik Permesinan SMK eksperimen dan membagi 1 kelas saja
Muhammadiyah 3 Yogyakarta, masih yaitu kelas eksperimen. Kemudian
menggunakan metode eksperimen membagikan angket untuk mengetahui
dengan 2 sampel yaitu kelas respon siswa terhadap model
pembelajaran yang diterapkan
34

eksperimen dan kelas kontrol dan


melaksanakan tes awal dan tes akhir
Wijayanti, dkk (2017) meneliti Perbedaan dengan penelitian ini adalah
mengenai pengembangan perangkat meneliti tentang efektivitas
blended learning berbasis learning pembelajaran geografi dengan materi
management system pada materi dinamika kependudukan di indonesia,
listrik dinamis dengan menggunakan dengan melakukan tes hasil belajar
metode penelitian adalah penelitian siswa serta membagikan angket.
dan pengembangan (Research and Sedangkan metodenya menggunakan
Development) pra-eksperimental.

2.3 Kerangka Pemikiran

Proses pembelajaran di sekolah biasanya dilakukan dengan metode

ceramah dan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Proses

pembelajaran yang berlangsung adalah metode ceramah dengan bantuan buku teks

sebagai medianya. Sehingga banyak siswa yang tidak memperhatikan guru pada

saat guru mengajar dna siswa tidak aktif didalam kelas.

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran blended learning

berbasis WhatsApp di SMA Negeri 1 Kolaka. Peneliti menggunakan aplikasi

WhatsApp dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan model blendeed

learning. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang

memadukan pembelajaran tatap muka dan online. Kemudian pemilihan aplikasi

WhatsApp, karena aplikasi ini sangat mudah untuk digunakan, dan juga peserta

didik sudah pasti banyak yang menggunakan aplikasi tersebut. Jadi pada model

pembelajaran blendeed learning ini dilakukan pembelajaran tatap muka terlebih

dahulu, setelah itu dilaksanakan pembelajaran daring (online) berbasis WhatsApp.

Pada pembelajaran daring ini nantinya akan dikirimkan materi yang akan

diajarkan. Tujuan penggunaan model pembelajaran blendeed learning berbasis


35

WhatsApp adalah dapat meningkatkan hasil belajar dan mendapat respon yang

baik oleh siswa sehingga efektivitas pembelajaran dapat tercapai.

Pembelajaran

Model Pembelajaran Blendeed Media Pembelajaran


Learning WhatsApp

Model Pembelajaran Blended Learning


berbasis WhatsApp

1. Hasil belajar siswa materi dinamika kependudukan di


Indonesia
2. Respon siswa terhadap model pembelajaran blendeed
learning

Efektivitas penggunaan model


pembelajaran blended learning berbasis
Whatsapp

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Bentuk penelitian

yang digunakan adalah pre-eksperimental yakni salah satu bentuk desain penelitian

eksperimen yang memanipulasi variabel bebas ikut berpengaruh terhadap

terbentuknya variabel terikat. Pre-eksperimental digunakan untuk memperoleh

informasi awal dan mencari pengaruh variabel satu dengan variabel yang lain

dengan memberikan perlakuan khusus dalam suatu kondisi (Ramdani, dkk. 2015:4).

Bentuk penelitian ini, kelas eksperimen diterapkan pembelajaran blendeed learning

berbasis WhatsApp.

Alasan peneliti menggunakan metode penelitian pre-eksperimental karena

melakukan perbandingan suatu akibat sebelum dan sesudah perlakuan, untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Waktu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dilaksanakan pada

semester genap pada Tahun Ajaran 2020/2021. Observasi awal dilakukan pada

bulan januari 2021, kemudian untuk perlakuan tindakan dan analisis semua data

dilaksanakan pada bulan juni, sehingga diperoleh hasil dari penelitian tersebut.

36
37

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

2020-2021
No Kegiatan Okt Nov 2020 – Mei Jun Jul Agus
2020 Apr 2021 2021 2021 2021 2021

Tahap Persiapan Penelitian


a. Pengajuan Judul

b. Penyusunan
Proposal
c. Seminar
Proposal
Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Perizinan
Penelitian

b. Pengolahan
Data Penelitian
c. Konsultasi
Hasil
d. Seminar Hasil

Tahap Penyusunan Skripsi


a. Konsultasi

b. Ujian Skripsi

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kolaka. Secara administrasi

sekolah ini terletak di Jl. Pendidikan, No. 45, Kel. Laloeha, Kab. Kolaka, untuk

letak astronomisnya SMA Negeri 1 Kolaka terletak antara 4˚3’42,84’’LS dan

121˚37’4,90” BT.
38

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian


39

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan seluruh jumlah dari subjek yang akan diteliti oleh

seorang peneliti. Menurut suvi, dkk. (2016:4) Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS yang berjumlah 120

siswa yang terdiri dari 4 kelas. Alasan penggunaan kelas XI IPS untuk populasi

dalam penelitian ini adalah kondisi kelas XI IPS yang sangat ideal untuk

melakukan penelitian karena mereka telah mengenal kondisi dan situasi

pembelajaran di Sekolah selama satu tahun lebih. Kondisi ini sangat berbeda

dengan kelas X yang baru saja mengenal lingkungan SMA dan sedang dalam

masa peralihan antara kondisi di SMP dan SMA, sedangkan untuk kelas XII,

populasi ini kurang cocok karena memang mereka sedang fokus untuk ujian

sekolah dan ujian nasional. Jadi untuk lebih baiknya populasi ini ditentukan

secara bijak dan diambil jalan tengahnya yaitu siswa kelas XI IPS SMA Negeri

1 Kolaka.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik

dari semua populasi yang diteliti. Menurut Suvi, dkk. (2013:4) Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random


40

sampling. Teknik simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang

dilakukan secara acak (Fitrianingsih dan Musdalifah, 2015:3).

Alasannya pengambilan sampel secara simple random sampling adalah

karena peneliti beranggapan bahwa kedudukan siswa dalam kelas diterapkan secara

acak tanpa melihat peringkat nilai, jenis kelamin, golongan siswa dan siswa juga

mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama serta mendapat waktu pelajaran

yang sama. Tidak hanya itu dalam penelitian ini hanya membutuhkan 1 kelas saja

sebagai kelas eksperimen untuk menerapkan model pembelajaran blendeed

learning.

Berdasarkan teknik simple random sampling dalam pengambilan sampel,

penelitian kali ini sampel berjumlah 30 siswa pada kelas XI IPS 3 sebagai kelas

eksperimen.

3.4 Variabel dan Desain Penelitian

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dapat diperoleh informasi tentang

hal tersebut, dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya (Sari, 2013:38)

Berkaitan dengan penelitian ini, variabel penelitian terbagi menjadi dua

yang terdiri dari variabel dependen dan variabel independen, akan dijelaskan

sebagai berikut :.

1. Variabel independen atau variabel bebas (X) merupakan variabel yang

mempengaruhi variabel dependen, baik yang mempengaruhi secara positif


41

maupun negatif. Penelitian ini variabel yang digunakan adalah model

pembelajaran blendeed learning.

2. Variabel dependen atau variabel terikat (Y) merupakan variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lain dan menjadi pusat perhatian peneliti. Hakekat

sebuah masalah dapat mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel

dependen yang digunakan dalam sebuah model. Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah efektivitas.

3.4.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu one group pretest and posstest.

Digunakan desain ini karena terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil

perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat dibandingkan dengan keadaan

sebelum dan sesudah diberi perlakuan (Fitrianingsih dan Musdalifah, 2015:3).

Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

Tabel 3.2 Rancangan Pelaksanaan Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posstest


Eksperimen O1 X1 O2
Sumber : (Asdar,dkk. 2020:2)
Keterangan
X1: Pembelajaran dengan model blendeed learning berbasis WhatsApp
O1 : pretest untuk kelas eksperimen
O2 : posstest untuk kelas eksperimen

3.5 Devinisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi dari variabel-

variabel penelitian yang secara nyata berhubungan dengan realitas yang akan
42

diukur dan merupakan manifestasi dari hal-hal yang akan diamati oleh peneliti

berdasarkan sifat yang didefinisikan dan diamati sehingga terbuka untuk diuji

kembali oleh penelitian lain (Wulandari, dkk. 2020:3). Berikut penjelasan definisi

operasional variabel penelitian :

1. Model Pembelajaran Blendeed Learning

Penelitian ini model pembelajaran blended learning didefinisikan sebagai

pembelajaran yang mengkombinasikan antara model pembelajaran konvensional

atau tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran daring (online). Pada model

pembelajaran blendeed learning siswa akan diberikan pembelajaran didalam kelas

dengan materi yang sudah tersedia. Diiharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan efektivitas pembelajaran dapat tercapai.

2. Efektivitas

Efektivitas menjadi salah satu fokus dalam penelitian ini. Efektivitas yang

dimaksud adalah pencapian tujuan yang telah direncakan dengan apa yang telah

dilakukan. Kriteria efektivitas dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan respon

positif siswa terhadap model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data adalah salah satu cara peneliti untuk

mengumpulkan data penelitianya. Pengumpulan data penelitian, terdapat berbagai

teknik yang digunakan agar data yang dikumpulkan valid (Krismanto, 2016:30).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
43

1) Teknik Tes

Tes merupakan seperangkat rangsangan yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud mendapatkan jawaban yang dijadikan penetapan

skor. Sehingga peneliti menggunakan tes untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini (Sutyono, 2019:26).

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian

berupa soal pretest dan posttest. Penggunaan soal pretest dan posstest ini

untuk mengetahui perbadingan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah

diterapkannya pembelajaran dengan model pembelajaran blendeed learning

berbasis WhatsApp pada materi dinamika kependudukan di Indonesia.

2) Kuisioner

Pada penelitian ini kuisioner yang digunakan untuk mengetahui

respons siswa terhadap model pembelajaran blendeed learning berbasis

WhatsApp. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data respons tersebut

adalah dengan membagikan angket kepada siswa untuk diisi sesuai dengan

petunjuk yang diberikan.

3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang disimpan

dalam bentuk dokumentasi. Metode ini memiliki ciri yang tidak terbatas pada

ruang dan waktu, sehingga bisa menjadi pelengkap metode penelitian yang

lain (Sutyono, 2019:26). Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini ialah

berupa foto–foto kegiatan selama penelitian.


44

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu untuk mengumpulkan data

penelitian. Menurut Wulandari, dkk. (2020:4) instrumen penelitian merupakan alat

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lengkap dan sistematis

sehingga lebih muda diolah. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah :

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar siswa ini diberikan untuk memperoleh informasi tentang

tingkat pemahaman siswa terhadap materi dinamika kependudukan di Indonesia

melalui model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp. Tes hasil

belajar ini berupa lembar soal pretest dan posstest yang digunakan sebagai

instrumen evaluasi dalam penelitian. Soal pretest dan posstest yang digunakan

adalah soal uraian yang masing-masing berjumlah 5 nomor. Berikut kisi-kisi soal

pretest dan posstest hasil belajar siswa pada materi dinamika kependudukan di

Indonesia:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posstest

Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item

1. Mengidentifikasi faktor dinamika 1,2


kependudukan
2. Mengidentifikasi mobilitas penduduk 3,4

3. Mengidentifikasi permasalahan dari 5


dinamika kependudukan
Sumber: (Kemdikbud, 2020).
45

2. Kuisioner

Kuisioner atau angket respons siswa digunakan untuk mengetahui respons

siswa terhadap model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp. Angket

respons siswa merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp

(Wahyudin dan Nurcahya, 2018:12). Adapaun kisi-kisi angket yang digunakan

peneliti untuk mengukur efektivitas pembelajaran yaitu:

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Respon

No Nomor Pernyataan
Indikator
Positif Negatif
Tanggapan siswa terhadap penerapan model
1 pembelajaran blendeed learning berbasis 1 2
WhatsApp
Penerapan model pembelajaran blendeed learning
2 learning berbasis WhatsApp meningkatkan 3
meningkatkan motovasi belajar
Model pembelajaran blendeed learning berbasis
3 WhatsApp membuat saya lebih berani 4 5
menyampaikan ide dan bertanya
4 Menambah pengetahuan saya 6
Lebih menarik dan mengasyikan menggunakan
5 model pembelajaran blendeed learning berbasis 7,8
WhatsApp
6 Dapat meningkatkan kemampuan 10 9
Sumber: (Qamar dan Selamet, 2018:11).

3. Pengujian Instrumen

Pengukuran soal pretest, posstest dan angket digunakan uji validitas.

Validitas merupakan taraf suatu tes yang mengukur apa yang hendak diukur.

Menurut Nurhidayah (2018:43) validitas adalah kemampuan untuk mengukur

secara tepat sesuatu yang diinginkan diukur, pengukuran validitas disusun


46

berdasarkan materi pelajaran dari para ahli. Pengujian validitas instrumen dibagi

menjadi 3 bagian yaitu validitas isi, validitas kriteria dan validitas konstruksi

(Matodang, 2019:3).

Penelitian kali ini melakukan validitas isi. Validitas isi merupakan validitas

yang diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui

analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui expert judgement

(penilaian ahli), (Hendryadi, 2017:3). Validitas isi dalam penelitian kali ini adalah

dengan meminta pertimbangan tim ahli (expert judgement) dengan mengajukan

soal pretest, posstest dan angket kepada tim ahli.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara untuk mengolah data menjadi informasi.

Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif, yaitu statistik yang berfungsi

untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap faktor yang diteliti

(Ramdani, dkk. 2015:5). Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini adalah hasil

belajar dan respon siswa.

a. Analisis Hasil Belajar

Analisis hasil belajar siswa pada materi dinamika kependudukan

Indonesia dari hasil tes (tes awal dan tes akhir). Adapun rumus yang digunakan:

1) Penskoran nilai

Teknik penskoran nilai pretes dan posstes, yaitu :

𝑅
𝑆 = 𝑥 100
𝑁
Sumber: (Norrazifi, 2019:4)
47

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari);

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

2) Nilai rata-rata (mean)

Mengetahui nilai rata–rata siswa setelah mengikuti pretest dan

posstest, rumus mean yang digunakan sebagai berikut:

∑x
x̅ =
𝑛
Sumber: (Arisa, dkk. 2020:4)

Keterangan

𝑋̅ = Nilai rata-rata

X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

3) Ketuntasan hasil belajar

Hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian belajar secara

individual dan klasikal. Kriteria seseorang siswa dikatakan tuntas belajar

apabila memiliki nilai paling sedikit 70 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh pihak sekola SMA Negeri 1 Kolaka,

sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 80% siswa di kelas

tersebut telah mencapai nilai KKM. Untuk mencari ketuntasan belajar klasikal

dapat menggunakan rumus yaitu:


48

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 70


𝑘𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Sumber: (Djahjadi, 2018:5)

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar

siswa pada materi dinamika kependudukan Indonesia kelas XI IPS 3 di

SMA Negeri 1 Kolaka yaitu:

Tabel 3.5 Kategori Hasil Belajar Siswa

No Nilai Kategori
1 0-64 Sangat Rendah
2 65-74 Rendah
3 75-84 Sedang
4 85-94 Tinggi
5 95-100 Sangat Tinggi
Sumber: (Wahyudin dan Cahya, 2018:3)

b. Analisis Angket Respon Siswa

Langkah-langkah analisis data angket respon siswa sebagai berikut:

1) Membuat skor setiap pilihan jawaban dengan menggunakan skala likert

sebagai beirkut:

Tabel 3.6 Skala Likert


Skor
No Penilaian Keterangan
(+) (-)
1 SS Sangat Setuju 5 1
2 S Setuju 4 2
3 KS Kurang Setuju 3 3
4 TS Tidak Setuju 2 4
5 STS Sangat Tidak Setuju 1 5
Sumber: (Kartini dan Putra, 2020:6)
49

2) Menghitung skor total tiap-tiap item dan menghitung persentase perolehan

skor total peritem, rumus yang digunakan sebagai berikut:

𝑁𝑆
Presentase = 𝑥 100
𝑁𝑆 𝑚𝑎𝑥
Sumber: (Ariyawati, dkk 2017:4)

Keterangan
NS : jumlah skor hasil pengumpulan data
NS max : jumlah skor maksimum
Skor maksimum = n x skor terbaik (5)
n : jumlah responden

3) Setelah persentase didapat kemudian mencocokan ke dalam kriteria pedoman

didasarkan pada tabel pedoman penilaian sebagai berikut yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Respons Siswa


No Presentase Predikat
1 81%- 100% Sangat Baik
2 61%-80% Baik
3 41%-60% Cukup
4 21%-40% Kurang
5 0%-20% Sangat Kurang
Sumber : (Kartini dan Putra, 2020:3)

3.9 Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah Teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data. Analisis statisik inferensial pada bagian ini digunakan untuk

mengetahui apakah efektif penerapan model pembelajaran blendeed learning

berbasis WhatsApp pada materi dinamika kependudukan Indonesia kelas XI IPS 3

di SMA Negeri 1 Kolaka. Analisis ini menggunakan analisis data gain score

dengan berbantuan Software Microsoft excel dan Statcal yaitu sebagai berikut:
50

1) Menguji normalitas gain score dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Pada pembahasan ini, uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnova. Perhitungan

normalitas data menggunakan software Microsoft excel dan Statcal. Dasar

pengambilan keputusan dalam pengujian normalitas data gain score dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnova (Ramdani, dkk 2015:7) yaitu :

a. Jika Pvalue ≥ α = 0,05 maka distribusinya adalah normal.

b. Jika Pvalue < α = 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

2) Menguji homogenitas, peneliti menggunakan uji Levene. Perhitungan

homogenitas dilakukan pada data pretest dan posstest hasil belajar siswa di

kelas eksperimen. Perhitungan homogenitas menggunakan software

Microsoft excel dan Statcal. Kriteria perhitungan homogenitas (Zakiyaah,

dkk. 2017:4) yaitu:

a. Jika Pvalue > 0,05 maka data tersebut homogen.

b.Jika Pvalue < 0,05 maka data yang diperoleh tidak homogen

Jika uji prasyarat statistik uji-t tidak memenuhi normalitas dan

homogenitas maka dilakukan uji non parametrik, yang menggunakan uji

Mann-Whitney dengan bantuan statcal (Arisa, dkk 2020:4), dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Tentukan nilai statistik Mann-Whitney

b. Tentukan nilai kritis Mann-Whitney

c. Ambil keputusan
51

Tingkat signifikannya yaitu:

1. Jika nilai stastisik Mann-Whitney < nilai kritis Mann-Whitney, H0

ditolak, H1 diterima

2. Jika nilai stastisik Mann-Whitney > nilai kritis Mann-Whitney, H0

diterima, H1 ditolak

3) Mengitung rata-rata siswa setelah diajar dengan menggunakan model

blendeed learning dengan nilai rata-rata yang diperkirakan yaitu > 0,3

dihitung dengan menggunakan uji-t one sample test. Perhitungan rata-rata

menggunakan software Microsoft excel (yusuf, 2017:41). Langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Cari rata-rata sampel

2. Hitung standar deviasi

3. Cari harga t hitung

𝑥− 𝜇
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑠
√𝑛

Keterengan:

X = rata-rata sampel (rata-rata N-gain)

µ = rata-rata yang diperkirakan (0,3)

s = standar deviasi

n = jumlah sampel

4. Cari harga t tabel, dengan:

Db = N-1, dengan taraf signifikan: 5% atau 0,05


52

5. Menarik kesimpulan

H0: µ < 0,3 artinya hasil belajar siswa tidak meningkat

H1: µ > 0,3 artinya hasil belajar siswa meningkat

4) Menghitung Normalized Gain. Penghitungan gain normal (Normalized

Gain) dilakukan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

blendeed learning. Setelah hasil pretest dan posstest diperoleh, selanjutnya

dilakukan perhitungan gain normal dengan menggunakan rumus dengan

bantuan Microsoft excel sebagai berikut

𝑆 𝑝𝑜𝑠𝑡−𝑆 𝑝𝑟𝑒
N-𝑔 = 𝑆 𝑚𝑎𝑥−𝑆 𝑝𝑜𝑠𝑡

Sumber: (Setiawan dan Aden, 2020:6)

Keterangan

Spre : nilai pretest

Spost : nilai posstest

Smaks : Skor maksimum yang mungkin dicapai

Untuk klasifikasi Normalized Gain terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Normalized Gain

No Nilai Normalized Gain Kategori


1 g 0,30 Rendah
2 0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
3 g > 0,70 Tinggi
Sumber : (Ramdani, dkk.2015:7)
53

Setelah kategori normalized gain ditentukan, selanjutnya adalah

menentukan kategori tafsiran efektivitas yang dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 3.9 Kategori Tafsiran Efektivitas N-Gain

No Persentase Tafsiran
1 > 76 Efektif
2 56-75 Cukup Efektif
3 40-55 Kurang Efektif
4 < 40 Tidak Efektif
Sumber: (Setiawan & Aden, 2020:6)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kolaka, sekolah tersebut

beralamat di Jalan Pendidikan No.45 Kelurahan Laloeha Kecamatan Kolaka. SMA

Negeri (SMAN) 1 Kolaka, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri

dan merupakan sekolah terfavorit di Kabupaten Kolaka, sama dengan SMA pada

umumnya, masa pendidikan sekolah di SMAN 1 Kolaka ditempuh dalam waktu

tiga tahun pelajaran yakni mulai dari Kelas X sampai Kelas XII, dan pada tahun

pelajaran 2014/2015 telah memiliki 11 ruangan kelas X, 11 ruangan kelas XI, dan

11 ruangan kelas XII. Pada tahun 2007, sekolah ini menggunakan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sebelumnya menggunakan KBK dan pada

tahun 2016 sudah menggunakan kurikulum terbaru yaitu K13. SMA Negeri 1

Kolaka memiliki beberapa kelas yang diberi nama sebagai khas jurusan seperti

nama bunga, sifat dan karakter, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Daftar Kelas di SMA Negeri 1 Kolaka


X XI XII
No
IPA IPS IPA IPS IPA IPS
1 Anggrek Mawar Ekologi Arkeologi Amanah Damai
2 Asoka Melati Ekosistem Ekuitas Anggun Sejahtera
3 Anyelir Seruni Galaksi Patrilineal Bahagia Sukses
4 Bougenvile Teratai Metana Reboisasi Bijak Mulia
5 Cempaka Wijayakusuma Nebula Gembira
6 Edelweis Redoks Mulai
Jumlah 6 5 6 4 6 4
Sumber: Hasil Penelitian (2021)

54
55

SMA Negeri 1 Kolaka sudah berdiri sejak 31 Agustus 1964, sejak awal

pendiriannya sampai saat ini, kepemimpinan SMA Negeri 1 Kolaka telah di pimpin

sebanyak 14 orang. Kepala sekolah SMA Negeri 1 kolaka sekarang adalah Drs.

Abdul Aris, MM.Pd Tahun 2018 s.d sekarang. Setahap demi setahap terus

mengalami perkembangan dan pemugaran bangunannya, ditambah dengan

fasilitas-fasilitas lainnya yakni dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Di SMA Negeri 1 Kolaka

No Sarana dan Prasarana Jumlah


1 Perpustakaan 1
2 Laboratorium Ipa 1
3 Laboratorium Bahasa 1
4 Laboratorium Komputer 1
5 Ruang Dewan Guru 1
6 Ruang Bp/Bk 1
7 Musholah 1
8 Ruang Koperasi 1
9 Ruang Kepala Sekolah 1
10 Tata Usaha 1
11 Aula Serbaguna "Aula Komite - 48 Tamalaki" 1

12 Kelas 31

Sumber: Hasil Penelitian (2012)

Pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 1 Kolaka, langkah pertama peneliti

harus melakukan observasi guna inventarisasi keadaan lokasi. Peneliti mengamati

secara langsung situasi dan kondisi sekolah serta melakukan dialog dengan pihak-

pihak terkait di sekolah. Kegiatan observasi lingkungan sekolah dimaksudkan agar

peneliti mempunyai gambaran yang jelas mengenai situasi dan kondisi baik

menyangkut keadaan fisik maupun non fisik,norma dan kegiatan yang ada di SMA
56

Negeri 1 Kolaka. Hasil dari kegiatan observasi ini selanjutnya menjadi pedoman

untuk penyusunan pelaksanaan penelitian. Diharapkan dengan adanya kegiatan

observasi ini, peneliti dapat lebih mengenal SMA Negeri 1 Kolaka, yang

selanjutnya dapat melancarkan dan mempermudah pelaksanaan penelitian.

4.1.2 Deskripsi Implementasi Kegiatan

Penelitian yang berupa pre-eksperimental ini menerapkan model

pembelajaran blendeed learning berbasis whatsapp di kelas IX IPS 3 untuk mata

pelajaran Geografi dengan materi dinamika kependudukan Indonesia. Sebelum

diberi perlakuan diadakan terlebih dahulu pretest, kemudian diberi perlakuan

dengan model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp setelah itu

diadakan posstest. Peneliti di bantu oleh teman untuk pengamatan di kelas IX IPS

3 SMA Negeri 1 Kolaka. Adapun jadwal implementasi kegiatan penelitian tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Implementasi Kegiatan Penelitian

No Hari/tanggal Kegiatan
Pelaksanaan Pretest (10-00-12.00 shift 1)
Kamis 03 Juni 2021
1 Pelaksanaan Pretest (01.00-03.00 Shift 2)

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka


(10.00-12.00 shift 1)
2 Sabtu, 05 Juni 2021
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka
(01.00-03.00 shift 2)
3 Senin, 07 Juni 2021 Pelaksanaan Pembelajaran Online (10.00-12.00)
Pelaksanaan Posstest dan Pembangian Angket
(08.00-10.00 shift 1)
4 Selasa, 08 Juni 2021
Pelaksanaan Posstest dan Pembagian Angket
(10.00-12.00 shift 2)
Sumber: Hasil Penelitian (2021)
57

Langkah-langkah yang dilakukan selama proses pelaksanaan penelitian yaitu

1. Pertemuan ke-1

Pertemuan pertama, kegiatan dimulai dengan pemberian soal pretest pada hari

kamis, 03 juni 2021, tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan awal

siswa sebelum diberi perlakuan.

2. Pertemuan ke-2

Proses selanjutnya, peneliti mengadakan pembelajaran dengan materi

dinamika kependudukan Indonesia pada kelas eksperimen pada tanggal 05

juni 2021. Kelas eksperimen tersebut menggunakan model pembelajaran

blendeed lerarning. Proses pembelajaran pertama dilaksanakan secara tatap

muka dengan mempelajari materi mobilitas penduduk. Tahap pendahuluan

dibuka dengan peneliti mengintrupsikan untuk berdoa dan dilanjutkan

memeriksa kehadiran, kemudian memberikan motivasi peserta didik untuk

tetap semangat dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah

disampaikan pemerintah agar dapat terhindar dari segala virus. Pada tahap ini

peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan

dipelajari. Kedua, peneliti menyampaikan materi pembelajaran dengan baik

menggunakan tuturkata yang mudah dipahami. Ketiga, peneliti menanyakan

apakah ada yang ditanyakan mengenai materi yang dipelajari. Terakhir

membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi

pelajaran yang baru saja disampaikan.


58

3. Pertemuan ke-3

Pertemuan ketiga, proses pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu

mempelajari permasalahan kependudukan di Indonesia yang dilaksanakan

secara daring melalui aplikasi WhatsApp. Materi yang didiskusikan adalah

materi yang tidak tuntas pada tatap muka. Peneliti melakukan kegiatan awal

dengan mengecek kehadiran siswa. Kegiatan intinya, peneliti membagikan

materi tentang pemasalahan dinamika kependudukan di group Whatsapp

dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab.

4. Pertemuan ke-4

Kegiatan akhir dilaksanakan pada hari selasa, 08 juni 2021, dengan

memberikan kuisioner dan posstest dengan tujuan untuk mengetahui respon

dan hasil belajar siswa setelah perlakuan.

4.1.3 Deskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan respon siswa

terhadap penerapan model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp

melalui tes hasil belajar dan angket respon setelah proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp. Data

mengenai hasil belajar pada materi dinamika kependudukan Indonesia dilihat dari

tes yaitu pretest dan posstest. Deskripsi data respon siswa terhadap model

pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp dan tes hasil belajar geografi

siswa pada materi dinamika kependudukan Indonesia sebagai berikut:


59

a. Hasil Belajar Siswa Kelas IX IPS 3

1. Pretest

Kelas eksperimen terlebih dahulu dilakukan pretest untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum berlangsungnya proses pembelajaran. Tes yang

dilakukan berupa 5 soal esai dengan materi dinamika kependudukan Indonesia.

Data kemampuan awal siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Deskriptif Data Pretest

No Data Statistik Kelas Eksperimen

1 Jumlah Siswa 30
2 Nilai Tertinggi 70

3 Nilai Terendah 0

4 Mean (Rata-Rata) 29,1%

Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Berdasarkan hasil tes awal (pretest) pada Tabel 4.4 hasil belajar siswa pada

materi dinamika kependudukan Indonesia untuk kelas eksperimen (n = 30)

diperoleh nilai rata-rata siswa 29,1%. Kemudian untuk melihat persentase

ketuntasan hasil belajar geografi siswa pada materi dinamika kependudukan

Indonesia sebelum perlakuan (pretest) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Ketuntasan Hasil pretest

No Kategori Frekuensi Persentase %


1 < 70 (Tidak Tuntas) 29 96,7%

2 >70 (Tuntas) 1 3,3%

Jumlah 30 100%
Sumber: Hasil Penelitian (2021)
60

Berdasarkan tabel 4.5 sebelum perlakuan (pretest) dapat digambarkan siswa

yang mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 1 orang dari jumlah keseluruhan

30 orang dengan persentase 3,3%. Data tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan

siswa terhadap materi dinamika kependudukan Indonesia untuk kelas eksperimen

mengalami peningkatan meskipun dalam kategori sangat rendah. Rendahnya hasil

belajar tersebut dianggap wajar karena belum dilakukan kegiatan pembelajaran atau

perlakuan dengan model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp pada

materi dinamika kependudukan Indonesia.

2. Posstest

Setelah berlangsungnya pembelajaran, maka siswa kembali diberikan

posstest hasil belajar. Posstest tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan

akhir hasil belajar siswa. Tes yang diberikan berupa 5 soal esai dengan materi

dinamika kependudukan indonesia. Data posstest hasil belajar siswa dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Deskriptif Data Posstest

No Data Statistik Kelas Eksperimen

1 Jumlah Siswa 30

2 Nilai Tertinggi 85

3 Nilai Terendah 0

4 Mean (Rata-Rata) 55,5%

Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Berdasarkan hasil tes awal (posstest) pada Tabel 4.6 hasil belajar siswa

pada materi dinamika kependudukan Indonesia untuk kelas eksperimen (n = 30)


61

diperoleh nilai rata-rata siswa 55,5%. Kemudian untuk melihat persentase

ketuntasan hasil belajar geografi siswa pada materi dinamika kependudukan

Indonesia sebelum perlakuan (posstest) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Ketuntasan Hasil Posstest

No Kategori Frekuensi Persentase %

1 < 70 (Tidak Tuntas) 19 63,3%

2 >70 (Tuntas) 11 36,7%

Jumlah 30 100%

Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan bahwa jumlah siswa yang telah

mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 11 orang dari jumlah keseluruhan 30

orang dengan persentase 36,7%. Data tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan

siswa terhadap materi dinamika kependudukan Indonesia untuk kelas eksperimen

mengalami peningkatan.

Berdasarkan data pretest menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh

adalah 29,1% dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar yaitu 1

orang atau 3,3% dari total keseluruhan siswa yaitu 30 orang, sedangkan data posstest

memperoleh nilai rata-rata yaitu 55,5% dengan jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan hasil belajar adalah 11 orang atau 36,7% dari total keseluruhan siswa

yaitu 30 orang. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar

pada kelas IX IPS 3 SMA Negeri 1 Kolaka pada materi dinamika kependudukan

Indonesia.
62

b. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Blendeed Learning

Data lain untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran blendeed

learning berbasis WhatsApp melalui kuisioner dengan tujuan untuk mengetahui

respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran blendeed learning berbasis

WhatsApp pada kelas IX IPS 3. Data tersebut diperoleh dari perhitungan hasil

kuisioner atau angket.

Penelitian ini menggunakan angket yang digunakan untuk menentukan hasil

adalah berupa Skala Likert atau Likert Scale. Skala Likert merupakan skala

penelitian yang digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat responden. Dengan

demikian, responden diminta untuk mengisi kuisioner yang berupa beberapa

pernyataan lalu responden akan melakukan persetujuan atas pernyataan tersebut.

Pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini disebut dengan variabel penelitian

dan ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Hasil analisis data respon siswa

terhadap pelaksanaan pembelajaran geografi melalui penerapan model

pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp yang diisi oleh 30 siswa yaitu

siswa kelas IX IPS 3 di SMA Negeri 1 Kolaka, secara singkat ditunjukkan pada

tabel berikut ini:


63

Tabel 4.8 Skor Total dan Persentase Tiap Item

No Pernyataan Skor Persentase Kategori

1 Saya merasa puas dengan adanya model 126 84% Sangat


pembelajaran blendeed learning berbasis
Baik
WhatsApp
2 Model pembelajaran blendeed learning 85 56,7% Cukup
berbasis WhatsApp membuat saya bosan
dalam mengikuti proses belajar
3 Dalam model pembelajaran blendeed learning 122 81,3% Sangat
berbasis WhatsApp motivasi saya untuk
Baik
belajar semakin meningkat
4 Model pembelajaran blendeed learning 117 78% Baik
berbasis WhatsApp membuat saya lebih berani
dalam bertanya mengenai materi
5 Model pembelajaran blendeed learning 102 68% Baik
berbasis WhatsApp membuat saya tidak
percaya diri dalam menyampaikan ide-ide
6 Dengan Model pembelajaran blendeed 129 86% Sangat
learning berbasis WhatsApp menambah
Baik
pengetahuan saya
7 Saya merasa lebih berkosentrasi mengikuti 105 70% Baik
pembelajaran dengan model pembelajaran
blendeed learning berbasis WhatsApp
8 Model blendeed learning berbasis WhatsApp 107 71,3% Baik
lebih mengasyikan dibanding dengan model
lainnya
9. Penerapan Model pembelajaran blendeed 88 58,7% Cukup
learning berbasis WhatsApp tidak dapat
meningkatkan kemampuan berpikir saya
10 Penerapan Model pembelajaran blendeed 123 82% Sangat
learning berbasis WhatsApp membuat saya baik
lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran
Rata-rata 78%
Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa hasil analisis data respon siswa

terhadap pelaksanaan pembelajaran geografi melalui penerapan model

pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp yaitu pada pernyataan pertama


64

84% menyatakan sangat baik, pernyataan kedua 56,7% menyatakn cukup,

pernyataan ketiga menyatakan sangat baik dengan persentase 81,3%, pernyataan

keempat menyatakan baik dengan persentase 78%, pernyataan kelima persentase

68% menyatakan baik, pernyataan keenam dengan pesentase 86% menyatakan

sangat baik, pernyataan ketujuh menyatakan baik dengan pesentase 70%,

pernyataan kedelapan dengan persentase 71,3% menyatakan baik, pernyataan

kesembilan dengan persentase 58,7% menyatakan cukup dan pernyataan kesepuluh

dengan persentase 82% menyatakan sangat baik.

Data diatas menunjukan persentase untuk setiap pernyataan, bahwa dari 30

responden dan 10 butir pernyataan menunjukkan hasil perhitungan dengan

persentase tertinggi yaitu 86% menyatakan sangat baik bahwa model pembelajaran

blendeed learning berbasis WhatsApp menambah pengetahuan, sedangkan

persentase terendah sebesar 56,7% menyatakan cukup bahwa model pembelajaran

blendeed learning berbasis WhatsApp membuat saya bosan dalam mengikuti proses

belajar. Sehingga diperoleh persentase total yaitu 78%. Menurut kriteria respon

siswa pada bab III, dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran

geografi melalui penerapan model pembelajaran blendeed learning berbasis

WhatsApp dengan kategori baik.

4.1.4 Pengujian Hipotesis

4.1.4.1 Uji Nomalitas Gain Score

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel

bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian

data berdistribusi normal atau tidak normal dapat dilakukan beberapa cara. Namun
65

dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas data dilakukan dengan

melihat besaran angka signifikasi Kolmogorof-Smirnov. Sehingga didapat hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.9 Uji Normalitas Gain Score

Statistic Of
P-Value
Variable Kolmogorov- Conclusion Tafsiran
Of Ks
Smirnov

Gain score 0,14 0.54 p-value > 0,05 Normal


Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Hasil uji normalitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan

pada Gain score sebesar 0,54. Maka data tersebut menunjukkan bahwa data gain

score pada kelas eksperimen berdistribusi normal.

4.1.4.2 Uji Homogenitas Gain Score

Setelah melakukan uji normalitas kedua sampel, selanjutnya dilakukan

pengujian homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan apakah

sampel berasal dari varian yang homogen. Hasil homogenitas data

gain score disajikan pada berikut ini:

Tabel 4.10 Uji Homogenitas Gain Score

P-Value
Variable Statistic of Levene Keterangan
of Levene

Gain Score 0,421 0,666 Homogen

Sumber: Hasil Penelitian (2021)


66

Homogenitas diuji dengan menggunakan uji levene, sehingga diperoleh

signifikasi homogenitas yaitu sebesar 0,421 yang lebih besar dari 0,05 atau (0,421

> 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang memiliki

varians sama (homogen).

4.1.4.3 Uji Rata-Rata Gain Score

Hasil perhitungan uji rata-rata dengan one sampel test pada nilai pretest dan

posstes atau (nilai gain score) kelas eksperimen, dapat dilihat pata tabel berikut ini:

Tabel 4.11 Uji Rata-Rata Gain Score

No Variabel Gain Score


1 Jumlah Sampel 30
2 Rata-Rata 0,78
3 Standar Deviasi 0,56
4 t hitung 4,715418281
5 t tabel = db (N-1) 1.69913
Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Hasil perhitungan diperoleh t hitung = 2,193469246 sedangkan t tabel

=1.69913, karena t hitung 4,715418281 > t tabel 1.69913. Maka hasil belajar siswa

meningkat dengan menggunakan model pembelajaran blendeed learning berbasis

WhatsApp.

4.1.4.4 Uji Gain Score

Uji ini digunakan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

blendeed learning berbasis WhatsApp yang diberikan. Efektivitas ini diambil dari

nilai pretest dan posttest yang kerjakan oleh siswa. Perhitungan tersebut yaitu:
67

Tabel 4.12 Hasil Uji Gain Score

No Perolehan Skor Kelas Eksperimen


1 N-Gain Tertinggi 183,3
2 N-Gain Terendah 0
3 Rata-Rata N-Gain 0,78
4 Persentase(%) 78,92
5 Kategori Tinggi
6 Tafsiran Efektif
Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Hasil pengujian normalized gain yang dapat dilihat pada lampiran

menunjukkan bahwa indeks gain = 0,78. Berarti normalized gain berada pada

interval g>0,70, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model

pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp terhadap hasil belajar siswa

memberikan efektivitas yang tinggi terhadap hasil belajar siswa dengan tafsiran

efektif.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Efektivitas Model Pembelajaran Blendeed Learning Berbasis WhatsApp

Setelah melakukan analisis data pada penelitian, maka selanjutnya yaitu

memaparkan pembahasan hasil penelitian yang menggambarkan efektivitas model

blendeed learning berbasiswa WhatsApp pada kelas XI IPS 3. Pengumpulan data

dilakukan dengan diberikan pretes dan posttest. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran blendeed learning berbasis

WhatsApp pada materi dinamika kependudukan Indonesia dalam mata pelajaran

geografi terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Kolaka
68

semester genap Tahun Ajaran 2020/2021. Berdasarkan hasil analisis dilakukan

pembahasan sebagai berikut:

Analisis pertama yaitu uji normalitas, dapat dilihat dari hasil uji normalitas

pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan pada gain score sebesar 0,54

Maka data tersebut menunjukkan bahwa data gain score pada kelas eksperimen

berdistribusi normal. Setalah uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homogenitas

gain score. Hasil uji homogenitas gain score menggunakan uji levene menunjukkan

bahwa varian data homogen dengan 0,421 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

data berasal dari populasi yang memiliki varians sama (homogen).

Berdasarkan hasil analisis data rata-rata gain score dengan menggunakan

uji one sampel test diperoleh hasil bahwa model pembelajaran blendeed learning

berbasis WhatsApp memberikan hasil yang signifikan yaitu berupa hasil belajar

siswa meningkat, hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung 4,715418281 > t tabel

1.69913. Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas IX IPS 3 tentunya memiliki

sebuah tahap atau langkah-langkah yaitu tahap pertama siswa kelas XI IPS 3

diberikan pretest dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan

atau tidak. Pretest dilakukan tidak pada hari yang sama dengan penyampain materi.

Tahap kedua merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp. Kelas

eksperimen tersebut melaksanakan pembelajaran secara tatap muka dan online

dengan materi dinamika kependudukan Indonesia. Proses pembelajaran pertama

dilaksanakan secara tatap muka dengan mempelajari materi mobilitas penduduk.


69

Setelah pembelajaran tatap muka selesai, selanjutnya dilaksanakan pembelajaran

online di Whatsapp dengan metode diskusi. Materi yang didiskusikan adalah materi

yang tidak tuntas pada tatap muka. Pada saat pembelajaran dilaksanakan ada

beberapa siswa yang tetap aktif belajar baik pada saat pembelajaran tatap muka

maupun online.

Tahap terakhir merupakan kegiatan akhir yang dilaksanakan setelah diberi

perlakuan dengan memberikan kuisioner dan potstest dengan tujuan untuk

mengetahui respon dan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Sehingga

didapat hasil belajar siswa pada kelas IX IPS 3 yang mengalami peningkatan

dengan model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp, hal ini dapat

dibuktikan dari nilai rata-rata pretest dan posttest serta dari hasil pengujian rata-

rata. (Riantika dan Mukmina, 2019) mengungkapkan hal yang sama bahwa

implementasi blended learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Hasil pengujian rata-rata diatas diperkuat dengan hasil uji gain score pada

tabel 4.11 untuk kelas eksperimen dengan nilai persentase yaitu 78,92% berada

pada kategori tinggi dan tafsiran efektif. Hasil penelitian ini didukung

oleh (Mufidah dan Surjanti, 2021:10), bahwa penelitian yang dilakukannya

menyatakan model pembelajaran blended learning memberikan hasil yang efektif.

Diperkuat lagi oleh (Wai, dkk, 2014:15) yang menyatakan bahwa proses belajar

mengajar dengan model pembelajaran blended learning efektif meningkatkan hasil

belajar.

Berdasar dari hasil penelitian yang dilaksanakan, dalam model

pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp secara garis besar memiliki


70

kelebihan dan sangat sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini yaitu 1) nilai

positif dari pembelajaran ini, selain dapat menyesuaikan dengan karakteristik cara

belajar siswa, sehingga dalam pembelajaran dapat optimal. Contoh siswa yang

kurang semangat dalam berdiskusi secara tatap muka dapat aktif berdiskusi secara

tertulis di dalam aplikasi. Karena pada dasarnya tidak semua mahasiswa berani

menyampaikan pendapatnya secara langsung seperti di kelas. 2) pembelajaran tidak

hanya bersifat tradisional saja, namun juga memanfaatkan perkembangan teknologi

informasi dan dapat dilakukan secara online. 3) menjadikan proses komunikasi

antara peneliti dan siswa tidak terhalang oleh ruang dan waktu. 4) mengontrol

jalannya pembelajaran dalam kelas yang di ikuti oleh siswa serta dapat serta dapat

mengarakannya. 5)Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara

mandiri dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara daring.

4.2.2 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Blendeed Learning

Berbasis WhatsApp

Berdasarkan hasil analisis data yang peneliti lakukan bahwa respon siswa

kelas IX IPS 3 SMA Negeri 1 Kolaka tentang model pembelajaran blendeed

learning berbasis WhatsApp dari 30 responden dan 10 butir pernyataan

menunjukkan hasil perhitungan dengan persentase tertinggi yaitu 86% menyatakan

sangat baik bahwa model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp

menambah pengetahuan, sedangkan persentase terendah sebesar 56,7%

menyatakan cukup bahwa model pembelajaran blendeed learning berbasis

WhatsApp membuat saya bosan dalam mengikuti proses belajar. Sehingga

diperoleh persentase total yaitu 78%. Menurut kriteria respon siswa pada bab III,
71

dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran geografi melalui

penerapan model pembelajaran blendeed learning berbasis WhatsApp dengan

kategori baik.

Respon baik (positif) siswa terhadap blendeed learning berbasis WhatsApp

pada pembelajaran geografi ini memperlihatkan penerimaan inovasi pembelajaran

dengan teknologi baru pada pembelajaran geografi. Hal ini sesuai dengan temuan

penelitian sebelumnya oleh Agustiani, dkk. (2019:10) yang menyatakan bahwa

alasan respon baik (positif) tersebut adalah kepercayaan siswa bahwa blendeed

learning membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dalam

pembelajaran. Kemudian diperkuat lagi oleh penelitian (Asdar, dkk. 2020:5) yang

menyatakan bahwa model pembelajaran blended learning berbasis WhatsApp

menunjukkan sebagian besar peserta didik tertarik dengan menggunakan model

pembelajaran blended learning ini.

Temuan pada penelitian ini dan juga pada penelitian lain sejalan bahwa

penggunaan model pembelajaran blended learning berbasis WhatsApp lebih efektif

baik dari hasil belajar maupun dari hasil angket respon siswa pada kelas IX IPS 3

SMA Negeri 1 Kolaka.


BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan dalam penelitian yang telah dirumuskan pada Bab I

dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam Bab IV, maka dapat

disampaikan simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan data pretest menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh

adalah 29,1% dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar

yaitu 1 orang atau 3,3% dari total keseluruhan siswa yaitu 30 orang,

sedangkan data posstest memperoleh nilai rata-rata yaitu 55,5% dengan

jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar adalah 11 orang atau

36,7% dari total keseluruhan siswa yaitu 30 orang. Data tersebut

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas IX IPS 3

SMA Negeri 1 Kolaka pada materi dinamika kependudukan Indonesia.

Setelah data pretest dan posstest diketahui, selanjutnya dilakukan uji gain

score untuk menentukan kriteria keefektifan pembelajaran yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka hasil menunjukkan bahwa pembelajaran

geografi melalui penerapan model blendeed learning pada siswa kelas XI IPS

3 SMA Negeri 1 Kolaka terhadap hasil belajar siswa memberikan efektivitas

yang tinggi dengan tafsiran efektif.

2. Pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran blendeed learning

berbasis WhatsApp pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kolaka, mendapat

72
73

respon dengan rata-rata persentase tertinggi yaitu 78%. Hal ini tergolong

respon baik (positif). Respon baik (positif) siswa terhadap blendeed learning

berbasis WhatsApp pada pembelajaran geografi ini memperlihatkan

penerimaan inovasi pembelajaran dengan teknologi baru pada pembelajaran

geografi.

5.2 Saran

Setelah melaksanakan penelitian tentang efektivitas model pembelajaran

blendeed learning berbasis WhatsApp di masa adaptasi kebiasaan baru pada materi

dinamika kependududkan Indonesia yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kolaka,

ada beberapa saran yang diajukan oleh peneliti, antara lain:

1. Model pembelajaran blended learning berbasis WhatsApp dapat

diimplementasikan pada seluruh mata pelajaran, tidak hanya pelajaran

geografi. Karena model pembelajaran blended learning berbasis WhatsApp

efektif untuk diterapkan selama pandemi Covid-19

2. Bagi guru, untuk menerapkan pembelajaran yang bervariasi, seperti model

blended learning berbasis WhatsApp. maka siswa akan selalu antusias

mengikuti pembelajaran sehingga perasaan bosan dan jenuh bisa dihindari.

3. Peserta didik lebih diberikan motivasi dan rangsangan belajar sebanyak

mungkin, agar pada saat pelaksanaan pembelajaran peserta didik memiliki

semangat yang tinggi. Supaya kemampuan berpikir siswa dapat meningkat.

4. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber

maupun referensi yang terkait dengan sarana prasarana pendidikan


74

maupun efektivitas proses pembelajaran agar hasil penelitiannya

dapat lebih baik dan lebih lengkap lagi.

5. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam

proses pengambilan dan pengumpulan dan segala sesuatunya

sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Peneliti

selanjutnya diharapkan ditunjang pula dengan wawancara dengan

sumber yang kompeten dalam kajian sarana prasarana pendidikan

dan efektivitas proses pembelajran.


75

DAFTAR PUSTAKA

Abror, M, Apik B. S., dan Sriyanto.2012.Implementasi Macromedia Flash Sebagai


Media Pembelajaran Geografi Materi Hidrosfer Siswa Kelas VII SMP
Negeri 7 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Edu Geografi.
(Online). Vol.4, No.1, Hal.1-5. (http//:journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ed
ugeo, diakses 4 juli 2012)
Achmadi, T., A. 2015. Pengaruh Penerapan Blended Learning Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI Teknik Permesinan SMK Muhammadiyah 3
Jogyakarta.Skripsi.Yogyakarta: Fakultas Teknik. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Afnibar dan Dyla. F. N., 2020. Pemanfaatan WhatsApp Sebagai Media Komunikasi
Antara Dosen dan Mahasiswa dalam Menunjang Kegiatan Belajara. Jurnal
Komunikasi dan Penyiaran Islam. (Online). Vol.11, No. 1, Hal. 1-14.
(https//:ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/almunir, diakses 4 juni 2020)
Agusatiani, M, Sulis,N dan Anggraeni,A,M. 2019. Respon Mahasiswa terhadap
Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Blended Learning Melalui Edmodo
di Universitas Baturaja. Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan. (Online).
Vol.17, No.02, Hal.1-10. (http://ejournal.upi.edu/index.php/pedagogia,
diakses 17 februari 2019)
Alfi, C. S., dan Ach. A. 2016. Pengaruh Pembelajaran Geografi Berbasis Masalah
dengan Blended Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
SMA. Jurnal Pendidikan. (Online). Vol.1,No.4,. Hal.1-6.
(http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view diakses 14 april 2016).

Amal, B.K. 2019. Pembelajaran Blendeed Learning Melalui Whatsapp Group.


Jurnal Pendidikan. (Online). Vol.3, No.2, Hal.1-3.
(http://digilib.unimed.ac.id/37292/1/06, diakses 3 februari 2019).

Antoni, R. 2020. Respon Siswa Terhadap Penerapan Strategi Predict Observe


Explain Dalam Pembelajaran Ipa Terpadu. Skripsi. Jambi: Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin
Jambi.

Anggraeni, A, Edi. S dan Arif. H. 2019. Pengaruh Blended Learning Terhadap


Kemampuan Berpikir Siswa SMA pada Materi Suhu dan Kalor. Jurnal
Pendidikan. (Online). Vol.4, No.6, Hal. 1-6.
(http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article, diakses 23 juni 2019)
76

Anggraini, E. 2018. Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Menggunakan


Aplikasi Google Classroom terhadap Pemahaman Konsep Matematis pada
Peserta Didik Kelas VIII SMPN 9 Bandar Lampung. Skripsi. Lampung:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
Anwari, M.A. 2020. Implementasi Blanded Learning Dengan Menggunakan
Whatsapp Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas Xi Man Tanah Bumbu.
Skripsi. Kalimanta Selatan: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Arisa, N. Johansyah, M. Khairul A.H. 2020 Keefektifan Model Pembelajaran
Novick Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMK Negeri 17
Samarinda Materi Elastisitas dan Hukum Hooke. Jurnal Literasi
Pendidikan Fisika. (Online). Vol. 1, No.1, Hal.1-11.
(http://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php, diakses 11 januari 2020).
Ariyawati, P.A.M., Joko. W., dan Jekti.P. 2017. Analisis Respon Siswa Terhadap
Model Pairs, Investigation And Communication (Pic) Dalam Pembelajaran
IPA. Jurnal Pembelajaran Dan Pendidikan. (online). Vol. 2, No.1, Hal.1-
7. (http://jurnal.unej.ac.id/index.php/jpps/article, diakses 1 maret 2017)
Aryani, D. 2019. “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Blendeed
Learning Berbasis Quipper School pada Mata Pelajaran Geografi
Materi Hidrosfer dalam Kehidupan Sehari–hari Kelas X SMA
Kesatrian 2 Semarang Tahun Ajaran 2018/2019”. Skripsi. Semarang:
Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Asdar, N.F, Arisona dan Rosliana E. 2020. Penerapan Blendeed Learning dengan
WhatsApp Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep pada Materi
Kelistrikan di Smk Negeri 2 Kendari. Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika.
(Online). Vol. 5, No.3, Hal.1-6. (http://ojs.ac.id/index.php/JIFPI, diakses 3
juli 2020).
Buhari, J. Al. 2014. Karekteristik Mobilitas Penduduk Sirkuler di Kecamatan
Karangkancana Kabupaten Kuningan. Skripsi. Bandung: Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia.
Damanik.W.J dan Edi.S. 2021. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa
Menggunakan Model Discovery Learning. Jurnal Inspiratif. (Online). p-
ISSN: 2442-8876, e-ISSN: 2528-0475.
Deassy, M. A dan Endang.S. 2018.Kompetensi pedagogik guru terhadap efektivitas
pembelajaran dengan variabel control latar belakang pendidikan guru.
Jurnal Pendidikan Manajeman Perkantoran. (Online). Vol.1, No.1, Hal.1-
7.(http://ejournal.upi.edu/inde.php/jpmanper, diakses 7 januari 2018).
77

Djahjadi, M. 2018. Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Tentang


Konsep Wilayah dan Perwilayahan pada Maple Geografi Melalui
Pembelajaran STAD. Jurnal Pendidikan Dasar. (Online). Vol.2, No.2,
Hal.1-11. (http://alpen.web.id/index.php/alpen, diakses 2 desember 2015)
Fakhruzzi. 2018. Hakikat Pembelajaran yang Efektif. Jurnal At-Tarkir. (Online).
Vol.9, No.1, Hal.1-15. (http//:journal.iainlangsa.ac.id/index.php/at, diakses
20 oktober 2018).
Faruqi, D. 2018. Upaya Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Melalui
Pengelolaan Kelas. (Online). Vol.2, No.1, Hal.1-17. (http://e-
journal.staima.alhikam.ac.id, 27 Maret 2018)
Fathurrahman, A et. all. 2019. Peningkatan Efektivtas Pembelajaran Melalui
Peningkatan Kompetensi Pedagogik dan Teamwork. Jurnal Manajemen
Pendidikan.(Online). Vol.7, No.2, Hal.1-8.
(http//:journal.unpak.ac.id/index.php/JMP, diakes juli 2019).
Fitrianingsih, R dan Musdalifah. 2015. Efektivitas Penggunaan Media Video Pada
Pembelajaran Pembuatan Strapless Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Jambu.
Fashion and Fashion Education Journal. (Online). Vol.4, No.1, Hal.1-6.
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ffe, diakses 10 juni 2015)
Hendryadi. 2017. Validitas Isi: Tahap Awal Pengembangan Kuesioner. Jurnal Riset
Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT. (Online). Vol.2,
No.2, Hal.1-10. (http://download.garuda.ritekdikti.go.id, diakses 20 juni
2017)
Hidayah, E. N. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Simulasi Berbatuan
Permainan Geo Explore pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas XI IIS
SMA Negeri 2 Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Semarang.
Hikmah, N. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Penjumlahan
Dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Alat Peraga Mistar Bilanganpada
Siswa Kelas Iv Sdn 005 Samarinda Ulu. Jurnal Pendas Mahakam. (Online).
Vol.1, No.1, Hal.1-6. (http://jurnal.fkip-uwgm.ac.id, diakses 13 juni 2016.
Hima, L.R. 2017. Pengaruh Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Terhadap
Motivasi Siswa Pada Materi Relasi Dan Fungsi. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika. (Online). Vol.2, No.1, Hal.1-11.
(https://media.neliti.com/media/publications/91157-ID-pengaruh-
pembelajaran-bauran-blended-lea.pdf, diakses 28 maret 2017).
Jumiatmoko. 2016. Whatsapp Mesenger dalam Tinjauan Manfaat dan Adab.
Wahana Akademika. (Online). Vol.3, No.1, Hal.1-16.
(htpp//:core.ac.uk/download/pdf/267895408.pdf&ved, diakses 20 desember
2016).
78

Kartini, K.S dan Putra, I.Y.T.A. 2020. Respon Siswa Terhadap Pengembangan
Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Android. Jurnal pendidikan kimia
Indonesia. (Online). Vol. 4, No.1, Hal.1-8.
(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPK/artcile, diakses 26 februari
2020)
Kemdikbud, 2020. Silabus Terbaru Revisi 2020 Geografi Kelas 11. Jakarta Pusat:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kholifah, S.N dan Buditjahjanto.I.G.P.A. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran
Blendeed Learning Terhadap Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa
Kelas XI TEI Pada Mata Pelajaran Komunikasi Data Dan Interface di SMK
Negeri 1 Jetis Mokokerto. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. (Online).
Vol.5, No.3. Hal.1-8. (http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php,
diakses 3 juli 2016)
Krismanto, M. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Melakukan
Pekerjaan Pada Mesin Bubut Melalui Pembelajaran Berbantuan Modul Di
SMK N 1 Sedayu Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Teknik. Universitas
Negeri Yogyakarta
Kurniawan, D. 2013. Tabel Distribusi. Forum Statistika, (11):1-62
Matondang. Z. 2019. Validitas Dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Jurnal
Tabularasa Pps Unimed. (Online). Vol.6 No.1,Hal.1-10.
(https://digilib.unimed.ac.id, 2 Juni 2009)
Mufidah.N.L dan Surjanti.J. 2021. Efektivitas Model Pembelajaran Blended
Learning dalam Meningkatkan Kemandirian dan Hasil Belajar Peserta
Didik pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Ekonomi. (online).
Vol.9, No.1, pp. 187-198. (http//: journal.undiksha.ac.id/index.php/EKU,
diakses 25 juni 2021)
Mulyani, S. 2017. Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Konsep Mutasi Peserta Didik Kelas VII. Jurnal Profesi
Keguruan. (Online). Vol 3, No. 2, Hal.1-6.
(http//:journal.unnes.ac.id/nju/index.php/, diakses 10 September 2017).
Nidawati. 2013. Belajar dalam Perspektif Psikologi dan Agama. Jurnal Pionir,
(Online). Vol.1, No.1, Hal.1-16. (http://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php,
diakses 1 desember 2013)
Nurhidayah, A. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas IV SD Pada Muatan Pelajaran Matematika Tentang
Pembuatan Dalam Pengukuran. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas keguruan dan
ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
79

Norrzifti. S dan Rezky. N.D. 2018. Pengaruh Model Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan
Kelas VII SMPN Haruyan. Jurnal Pendidikan Hayati. (Online). Vol.5,
No.4, Hal.1-9. (https://ojs.unm.ac.id%2Fipaterpadu, diakses 2 januari 2019)
Onta, M.R. 2018. Efektivitas Penerapan Model Blendeed Learning Dengan
Menggunakan Media Pembelajaran Quiper Shcool Ditinjau dari Motivasi
Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Tkj-A SMK Aisis Jakarta Tahun
Ajaran 2017/2018. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pane, A., & M. Darwis. D., 2017. Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-
Ilmu Keislaman. (Online). Vol. 03, No.2, Hal.1-22. (http//:journal.iain-
padangsidimpuan.ac.id/index.php/f, diakses 2 Desember 2017)
Prajana, A. 2017. Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp dalam Media Pembelajaran di
UIN AR-RANIRY Banda Aceh. Jurnal pendidikan dan pembelajaran.
(Online). Vol. 1, No. 2, Hal.1-13. (http://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/cyberspace/, diakses 6 Oktober 2017)
Pratiwi, Y, Parijo dan Warneri. 2015. Penerapan Model Blended Learning
Untuk Meningkatkan Performansi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi
di SMA. Jurnal pendidikan dan pembelajaran. (Online). Vol.5, No.11,
Hal.1-10. (http//:journal.untan.ac.id/index.php/, diakses 2 april 2015).
Prayitno, W. 2016. Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran Pada
Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jurnal pendidikan dan pembelajaran.
(Online). Vol.6, No.1, Hal.1-14. (http//:journal.untan.ac.id/index.php/,
diakses 4 mei 2016).
Primasari, R., Zulfiani & Yanti. H. 2014. Penggunaan Media Pembelajaran di
Madrasah Aliah Negeri Se-Jakarta Selatan. Edusains. (Online). Vol. 6,
No.1, Hal.1-9. (http://journal.unijkt.ac.id/index.php/edusains, diakses 17
september 2014)
Qamar, K dan Selamet.R. 2018. Efektivitas Blendeed Learning Menggunakan
Aplikasi Telegram. Jurnal Ilmu Tarbiyah. (Online). Vol.7, No.1, Hal. 1-16.
(http://www.researchgate.net/publication/325058920, diakses 18 februari
2018).
Ramdani, R. et.. all. 2018. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui
Penerapan Model Creative Problem Sloving pada Siswa Kelas XI SMA
Pesantren Putri Yatama Mandiri Kabupaten Gowa. Jurnal pendidikan dan
pembelajaran. (Online). Vol.3, No.2, Hal.1-10.
(http://media.neliti.com/media/publicationa, diakses 15 desember 2018).
80

Riantika, R. F. P & Mukmina. 2019. Efektivitas Model Pembelajaran Blended


Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi pada Materi Litosfer
Kelas X SMA. Jurnal Edu Geografi. (Online). Vol 4, No.12, Hal.1-7.
(http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view, diakses 26 juli 2019 )
Rohmawati, A. 2015. Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini.
(Online). Vol.9, No.1, Hal.1-18. (http//:doi.org/10.21009/JPUD.091,
diakses 1 april 2015).
Sahidillah, W.M., dan Prarasto. M., 2019. Whatsapp Sebagai Media Literasi Digital
Siswa. Jurnal Vardika. (Online). Vol. 31, No. 1, Hal.1-9.
(https://journal.ums.ac.id/index.php/varidika/artcile/view, diakses 2
oktober 2019)
Saputra, H. 2020. Kemampuan Berfikir Kritis Matematis. Perpustakaan IAI Agus
Salim. (https://www.researchgate.net/publication/340934094, diakses 26
april 2020)
Sari, P. et. all. 2017. Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Pembelajaran Blendeed
Learning dengan Aplikasi Whatsapp Group pada Mahasiswa Insud
Lamongan. Jurnal Manajemen Pendidikan. (Online). Vol. 2, No.1, Hal.1-
21. (http:ejournal.insud.ac.id/index.php/mpi/indeks, diakses 1 januari 2020)
Sari, R. I. P., 2013. Analisis Pengaruh Proses Belajar Mengajar Motivasi Belajar,
dan Hasil Lingkungan Belajar Kampus Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas
Diponegoro.
Setiawan, T.H dan Aden. 2020. Efektivitas Penerapan Blendeed Learning Dalam
Upaya Meningkatkan Kemampuan Akademik Mahasiswa Melalui Jejaring
Schoology Di Masa Pandemic Covid-19. Jurnal pembelajaran matematika
inovatif. (Online). Vol.3, No.5, Hal.1-14.
(http://jurnal.ikipsiliwangi.ac.id/indexphp/jpmi/artcile, diakses 5 september
2020).
Setyawan, E. 2016. Kemampuan Belajar Siswa Kelas Viii Pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Dan Persepsi
Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Di Smp Islam Kedung
Kabupatenjepara Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Siskawati, M, Pargianto & Pujiati. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran
Monopoli Untuk Meningkatkan Minat Belajar Geograsi Siswa.Jurnal Studi
Sosial. (Online). Vol. 4, No. 1, Hal.1-9.
(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSS/, diakses 25 oktober 2016).
81

Suparmi. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran IPA Education Card Berbasis


Sains Edutainment Tema Energi Kelas VII. Skripsi. Semarang: Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang.
Sutyono, I. 2019. Penggunaan Model Pembelajaran Contructivist Teaching
Sequencess (Cts) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep
panas dan Perpindahannya di Kelas V Mi Al-Fath Kendari. Skripsi.
Kendari: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Haluoleo
Kendari
Suvi, M., Mashudi dan Sulistyarini. 2016. Efektivitas Pembelajaran Metode Debat
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Berkomunikasi
pada Mata Pelajaran Ekonomi. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Khatulistiwa. (Online). Vol.5, No.7, Hal. 1-17.
(https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb, diakses 20 juli 2016)
Syamsidar. 2020. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajas IPS Melalui
Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Materi Dinamika
Kependudukan Indonesia pada Materi VII MTS Krueng Raya. Jurnal
Pendidikan dan Pengabdian. (Online). Vol. 1, No.1, Hal.1-10.
(https//:jurnal.serambimekkah.ac.id/JP2V/article, diakes 12 Februari 2020)
Takwin, A.M. 2019. Efektivitas Penerapan Blendeed Learning Setting Kooperatif
Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas X Multimedia Smk Negeri 1
Pinrang. Skripsi. Universitas Negeri Makassar
Tri, Prabowo, H. 2015. Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning
Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Multimedia Siswa Kelas Xi
Multimedia 1 Smk Muhammadiyah 2 Klaten Utara Tahun Ajaran
2013/2014. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Teknik. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Ulfi, M.S, Iis H dan Endang S. 2019. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Melalui Model Pembelajaran Blendeed Learning Berbasis Schoology Di
Sma Muhammadiyah 2 Surabaya. Makalah Disajikan Dalam Seminar
Nasional Pendidikan Matematika. HIMAPTIKA UMSurabaya. Surabaya 2
November .
Wahyudin dan Nurcahya. 2018. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui
Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here (Eth) Pada Siswa
Kelas X Sma Negeri 8 Takalar. Al-Khawarizmi: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Matematika. (Online). Vol.2, No.1, Hal.1-34.
(http://jurnal.ar.raniry.ac.id/index.php/alkhawarizmi/article, diakses 10 juni
2018
82

Wai, C. C., Lim, E., & Seng, K. 2014. Exploring the effectiveness and efficiency of
blended learning tools in a school of business. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 123(2002), 470–476.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1446
Wicaksono, V. D dan Putri. R. 2019. Pembelajaran Blended Learning Melalui
Google Classroom di Sekolah Dasar. In Prosiding Sendika (Vol. 5, Issue 1,
pp. 595–600).

Wijayanti, R. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Bantuan Media


Quipper School. Jurnal Apotema. (Online). Vol. 2, No. 1, Hal.1-8.
(http://publikasi.stkippgri-bkl.ac.id/index.php/APM, diakses 11 januari
2016.

Wulandari, R., Sri.R dan Sulton.N. 2020. Pengaruh Model Problem Based Learning
Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis siswa Materi Keanekaragaman
Hayati. Best journal. (Online). Vol.3 No.1, Hal.1-16.
(http://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/kulidawa, diakses 25 juni
2020).

Yahya, A dan Nur. W.B. 2017. Penerapan Model Kooperatif Student Teams
Achievement Divisions untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Saintifik. (Online). Vol .3 No. 2, Hal.1-19.
(http://jurnal.unsulbar.ac.id/index.php/saintifik, diakses 2 juli 2017)

Yane, Hendarita. 2013. Model Pembelajaran Blendeed Learning dengan Media


Blog. (Online), Vol.2, No.1, Hal 1-8.
(https//:sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets, diakses, 23 september
2013)

Yulyantari.L.M.2017. Penilaian Essai Menggunakan Rubrik Penilaian. Konferensi


Nasional Sistem & Informatika. (Online). Vol.2, No,1 Hal.1-6
(https.//knsi.stikom-bali.ac.id, 10 agustus 2017).

Yusuf.M. 2017. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads


Together (Nht) Dalam Meningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai) Kelas Xi Mia Di SMA Negeri
2 Sungguminasa. Skripsi. Makassar: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan. Uin
Alauddin Makassar

Zakiyaah.E.D, Abas. A dan Udin. S. 2017. Efektivitas Model Pembelajaran


Numbered-HeadsTogether Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Akhlak Kelas X (Studi Quasi Eksperimen Di Kelas X Mipa Sman 7
Bandung). TARBAWY (online). Vol. 4, No.1, Hal.1-8.
(https://media.neliti.com, diakses 3 marert 2017)
83
84

LAMPIRAN 1
85

LAMPIRAN 2
86

LAMPIRAN 3
87

LAMPIRAN 4
88

LAMPIRAN 5
89

LAMPIRAN 6
91

LAMPIRAN 7
SILABUS

Mata Pelajaran : Geografi


Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kolaka
Kelas / Semester : XI /Genap
Tahun Pelajaran : 2020/2021

Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran waktu belajar Penilaian

3.5 Menganalisis DINAMIKA 3.5.1 Mengidentifikasi factor  Membaca buku teks 20 JP  Buku  Tulisan
dinamika kependudukan geografi dan buku Geografi
kelas XI  Piliphan
dinamika kependudukan KEPENDUDUKAN
referensi, dan/atau
di Indonesia untuk DI INDONESIA  Internet
3.5.2 Menghitung proyeksi menyaksikan tayangan Ganda
perencanaan video tentang
pembangunan.  Faktor dinamika kependudukan  Uji kinerja
dan proyeksi kependudukan
kependudukan  Menanalisis masalah dan
4.5 Menyajikan 3.5.3 Mengidentifikasi mobilitas
 Mobilitas penduduk penduduk
mengajukan solusi tentang
data kependudukan  Kualitas penduduk dampak ledakan penduduk
dalam bentuk peta, tabel, dan Indeks 3.5.4 Menghitung pengolahan dan dan bonus demografi.
grafik, dan/atau gambar Pembangunan analisis data kependudukan  Menyajikan hasil
Manusia. pengolahan data dan
 Bonus demografi 3.5.5 Mengidentifikasi sumber informasi terkait masalah
dan dampaknya data kependudukan kependudukan di
terhadap pembanguna Indonesia dilengkapi peta,
 Permasalahan 3.5.6 Menganalisis tabel, grafik, dan/atau
yang diakibatkan permasalahan dampak gambar
dinamika dinamika penduduk  Membuat model piramida
kependudukan. 3.5.7 Mengidentifikasi
 Sumberdata penduduk
permasalahan dinamika
kependudukan kependudukan di Indonesia
 Pengolahan dan
analisis data 4.5.1 Mempresentasikan data
kependudukan. kependudukan dalam
bentuk peta, tabel, grafik,
dan/atau gambar
92

LAMPIRAN 8
93

LAMPIRAN 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Geografi


Kelas/Semester : XI IPS/Genap
Materi Pokok : Dinamika Kependudukan Indonesia

Alokasi Waktu : 2x45 menit (pertemuan 1)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Memahami pengertian dinamika kependudukan di Indonesia
 Mendeskripsikan tentang mobilitas penduduk
B. Kegiatan Pembelajaran
Alat/Bahan : Papantulis dan Laptop
Sumber Belajar : Buku

C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (2 x 45 menit)
Pendahuluan (15 menit)
 Mengucapkan salam dan menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk
salah satu siswa memimpin doa.
 Memberikan motivasi kepada siswa
 Menyampaikan materi ajar secara garis besar
 Menumbuhkan rasa ingin tahu dengan menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (60 menit)
 Menjelaskan materi tentang dinamika kependudukan dan mobilitas penduduk
 Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa untuk bertanya
Penutup (15 menit)
 Siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
 Guru memotivasi peserta didik agar tetap semangat belajar di rumah dan selalu
menjaga kesehatan dan menjaga jarak terkait covid 19.
 Menutup pelajaran dengan salam dan doa

D. Penilaian Hasil Pembelajaran


 Penilaian Pengetahuan berupa tes tertulis pilihan ganda & tertulis uraian, tes
lisan / observasi terhadap diskusi tanya jawab dan percakapan serta penugasan
 Penilaian Keterampilan berupa penilaian unjuk kerja, penilaian proyek,
penilaian produk dan penilaian portofolio.
94
95

LAMPIRAN 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Geografi


Kelas/Semester : XI IPS/Genap
Materi Pokok : Dinamika Kependudukan di Indonesia

Alokasi Waktu : 2x45 menit (pertemuan 2)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Menganalisis permasalahan dinamika kependudukan di Indonesia

B. Kegiatan Pembelajaran
Media : WhatsApp
Sumber Belajar : Internet

C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit)
Pendahuluan (20 menit)

 Memberi salam
 Peserta didik mengisi daftar hadir dengan menulis nama lengkap di kolom chat
pada whatsapp group
 Memberikan motivasi kepada siswa terkait pokok bahasan permasalahan
dinamika kependudukan di Indonesia
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (60 menit)

 Peserta didik diminta memperhatikan materi yang di bagikan melalui whatsapp


group
 Peserta didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal- hal
yang belum dimengeti
 Peserta didik diminta untuk menjawab atau menanggapi pertanyaan yang telah
diajukan oleh siswa lain
Penutup (10 menit)

 Membuat simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam


kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Guru memotivasi peserta didik agar tetap semangat belajar di rumah dan selalu
menjaga kesehatan dan menjaga jarak terkait covid 19.

D. Penilaian Hasil Pembelajaran


 Penilaian Pengetahuan berupa tes tertulis pilihan ganda & tertulis uraian, tes
lisan / observasi terhadap diskusi tanya jawab dan percakapan serta penugasan
 Penilaian Keterampilan berupa penilaian unjuk kerja, penilaian proyek,
penilaian produk dan penilaian portofolio.
96
97

LAMPIRAN 11

LEMBAR VALIDASI SOAL

Judul Penelitian
: Efektivitas Model Pembelajaran Blendeed Learning Berbasis
Whatsapp di Masa Adaptasi Kebiasan Baru pada Materi
Dinamika Kependudukan Indonesia Mata Pelajaran Geografi
SMA.
Nama Mahasiswa : Muh. Zulhija
NIM : 171320518
Program Studi : Pendidikan Geografi
Nama Validator : Nasaruddin, S.Pd., M.Pd
Hari/tanggal : 4 Agustus 2021
Petunjuk:
Berilah tanda checklist (√) pada kolom penilaian yang sesuai dengan penilaian
Bapak/Ibu terhadap soal essay (terlampir) dengan skala penilaian sebagai berikut:
1: Tidak Baik
2: Kurang Baik 4: Baik
3: Cukup Baik 5: Sangat Baik

Nilai Pengamatan
No Aspek yang diamati 1 2 3 4 5
1 Kesesuaian soal dengan tujuan penelitian.
2 Kejelasan maksud soal.
3 Kemungkinan soal dapat terselesaikan.
4 Kesesuaian bahasa yang digunakan pada
soal dengan kaidah bahasa Indonesia.
5 Kalimat tidak mengandung arti ganda.
66 Rumusan kalimat soal menggunakan
bahasa yang sederhana bagi siswa, mudah
dipahami dan menggunakan bahasa yang
dikenal siswa.

Saran: ..............................................................................................................

Bapak/Ibu:
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
98

SOAL

Jenjang / Mata Pelajaran : SMA / Geografi


Pokok Bahasan : Dinamika Kependudukan Indonesia
Jumlah Soal : 5 soal
1. Jelaskan yang dimaksud dengan dinamika kependudukan?
2. Jelaskan yang dimaksud mobilitas penduduk?
3. Sebutkan jenis-jenis mobilitas penduduk
4. Sebutkan 2 upaya untuk mengatasi mobilitas penduduk?
5. Sebutkan 2 permasalahan kependudukan di Indonesia?
99

LAMPIRAN 12

Instrumen Soal Pretest dan Posstest

Jenjang / Mata Pelajaran : SMA/Geografi


Pokok Bahasan : Dinamika Kependudukan Indonesia
Kelas / Semester : XI/Genap
Jumlah Soal / Alokasi Waktu : 5 soal / 120 menit

Jawablah soal berikut ini dengan tepat dan jelas!

1. Jelaskan yang dimaksud dengan dinamika kependudukan?


2. Jelaskan yang dimaksud mobilitas penduduk?
3. Sebutkan jenis-jenis mobilitas penduduk
4. Sebutkan 2 upaya untuk mengatasi mobilitas penduduk?
5. Sebutkan 2 permasalahan kependudukan di Indonesia?

SELAMAT BEKERJA
100

LAMPIRAN 13

Kuisioner Efektivitas Model Pembelajaran Blendeed Learning Berbasis


WhatsApp di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru pada Materi Dinamika
Kependudukan Indonesia pada Mata Pelajaran Geografi SMA

No. Responden : ………..

1. Identitas Responden
Nama : …………………………
Kelas : …………………………

2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan cermat dan pilihlah jawaban
yang benar-benar cocok dengan pilihanmu
b. Berdasarkan penilaian dari anda, berilah tanda checklist () pada salah
satu kolom skor yang tersedia.

Keterangan pilihan jawaban:


 SS : Sangat Setuju
 S : Setuju
 KS : Kurang Setuju
 TS : Tidak Setuju
 STS : Sangat Tidak Setuju

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S KS TS STS
1 Saya merasa puas dengan adanya model
pembelajaran blendeed learning
2 Model pembelajaran blendeed learning membuat
saya bosan dalam mengikuti proses belajar
3 Dalam pembelajaran blendeed learning motivasi
saya untuk belajar semakin meningkat
4 Model pembelajaran blendeed learning membuat
saya lebih berani dalam bertanya mengenai materi
,,,,
5 Model pembelajaran blendeed learning membuat
saya tidak percaya diri dalam menyampaikan ide-
ide
6 Dengan Model pembelajaran blendeed learning
menambah pengetahuan saya
101

7 Saya merasa lebih berkosentrasi mengikuti


pembelajaran dengan model blendeed learning
8 Model blendeed learning lebih mengasyikan
dibanding dengan model lainnya
9. Penerapan Model blendeed learning tidak dapat
meningkatkan kemampuan berpikir saya
10 Penerapan Model blendeed learning Membuat saya
lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran
102

LAMPIRAN 14

Kisi-Kisi Jawaban

1. Dinamika kependudukan adalah perubahan/pertumbuhan jumlah penduduk


dari waktu ke waktu, hal ini disebabkan karena adanya peristiwa kelahiran,
kematian, dan perpindahan penduduk. ( ketiga hal tersebut dikenal dengan
istilah unsur-unsur dinamika penduduk.) Pertumbuhan penduduk secara
umum dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertumbuhan alami,
pertumbuhan migrasi, dan pertumbuhan penduduk total.
2. Mobilitas penduduk adalah gerak perpindahan penduduk dari satu unit
geografis (wilayah) ke dalam unit geografis lainnya. Gejala mobilitas
penduduk merupakan gejala alamiah yang terjadi sebagai respon manusia
terhadap situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Misalnya, desakan
ekonomi, situasi politik, kebutuhan pendidikan, gangguan keamanan,
terjadinya bencana alam di daerah asal, ataupun alasan-alasan sosial
lainnya.
3. Jenis-jenis mobilitas penduduk :
a. Mobilitas nonpermanen
Mobilitas nonpermanen adalah pergerakan penduduk dari satu
wilayah ke wilayah lain yang bersifat sementara atau tidak bertujuan
menetap dalam waktu yang lama

b. Mobilitas permanen (migrasi)


Mobilitas permanen adalah pergerakan penduduk dari satu wilayah ke
wilayah lain yang bersifat menetap dalam jangka waktu yang lama.
Orang yang melakukan migrasi disebut migran
4. Upaya mengatasi mobilitas penduduk
 Merealisasikan pemerataan pembangunan antardaerah, sehingga
kesenjangan pembangunan dapat dikurangi.
 Melaksanakan program-program pembangunan desa, seperti
pelaksanaan IDT (Inpres Desa Tertinggal) dan program Bangga Suka
Desa, sehingga dapat lebih mengoptimalkan pembangunan desa.
103

 Meningkatkan hasil-hasil pertanian melalui intensifikasi pertanian


ataupun ekstensifikasi pertanian.
 Merangsang kegiatan industri di pinggiran kota atau dekat dengan
kawasan pedesaan, sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.
 Melakukan kebijakan “kota tertutup”, yaitu larangan bagi penduduk
(khususnya penduduk pendatang) yang tidak memiliki KTP atau
pekerjaan tetap untuk tinggal di kota yang dituju.
 Melaksanakan pembangunan terpadu antardaerah dalam satu kawasan,
misalnya antara Jakarta dengan Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor
sehingga pusat pertumbuhan tidak hanya memusat di Jakarta.

5. Permasalahan dalam dinamika kependudukan:


a. Persebaran penduduk yang tidak merata
b. Jumlah penduduk yang besar
c. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
d. Kualitas penduduk rendah
e. Tingginya tingkat ketergantungan
f. Kepadatan penduduk
104

LAMPIRAN 15

Pedomen Penskoran

No Butir Pertanyaan Bobot Soal


1. Jelaskan yang dimaksud dengan 15
dinamika kependudukan?

2. Jelaskan yang dimaksud mobilitas 15


penduduk?

3 Sebutkan jenis-jenis mobilitas 20


penduduk?

4 Sebutkan 2 upaya untuk mengatasi 25


mobilitas penduduk?

5 Sebutkan 2 permasalahan 25
kependudukan di indonesia?

Jumlah skor masksimal 100

Rubrik Penilaian

Soal no.1-2

Skor 15 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat


sesuai dengan kajian teori
Skor 10 Jika peserta didik mampu menjawab dengan
jelas/mendekati kajian teori
Skor 5 Jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas/tepat
dengan kajian teori
Skor 0 Jika peserta didik tidak menjawab satupun pertanyaan
yang diberikan

Soal no. 3

Skor 20 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat


sesuai dengan kajian teori
Skor 15 Jika peserta didik mampu menjawab dengan
jelas/mendekati kajian teori
Skor 10 Jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas/tepat
dengan kajian teori
105

Skor 5 Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan kajian


teori
Skor 0 Jika peserta didik tidak menjawab satupun pertanyaan
yang diberikan

Soal no.4-5

Skor 25
Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/tepat
sesuai dengan kajian teori
Skor 20 Jika peserta didik mampu menjawab dengan
jelas/mendekati kajian teori
Skor 15 Jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas/tepat
dengan kajian teori
Skor 10 Jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan kajian
teori
Skor 0 Jika peserta didik tidak menjawab satupun pertanyaan
yang diberikan
Sumber: (Yulyantari, 2017:4)
106

LAMPIRAN 16
Pretest 1
107

LAMPIRAN 17

Postest 1
108

LAMPIRAN 18

Pretest 2
109

LAMPIRAN 19

Postest 2
110

LAMPIRAN 20

Kuisioner 1
111

LAMPIRAN 21

Kuisioner 2
112

LAMPIRAN 22

Skor Pretest dan Posstest Siswa

No Nama Siswa Pre-Test Posstest


1 Andi Umairah Dian S 30 75
2 Annisa febrianti surya syahra 50 75
3 Arif Irwansyah 55 70
4 Arya Pramudya Bahteraman 10 50
5 Bambang Irawan 20 60
6 Dimas 10 65
7 Erfan Jekmei 25 65
8 Evalia 35 45
9 Fauzan Ariano Monapa Tobarasi 65 65
10 Fazya Aisya Azyasabila Rajayasa 0 20
11 Haerul Mujahidin 0 0
12 Hajir 10 15
13 Hergiansyah 50 75
14 Ira Fasira 30 65
15 Khalifatul Aini 15 70
16 Kutut Kristino 20 65
17 Meli Astriani 0 10
18 Muh. Afdhal Ramadan 0 15
19 Muh. Irfan Rahim 0 20
20 Nur Afni Aulia 60 80
21 Ribi Saskia 0 35
22 Risda Anggaraini 55 65
23 Riska 45 50
24 Sahara 70 85
25 Samsidar 65 80
26 Tomy Arjono 50 75
27 Wahyuhidayat 20 60
28 Widia Aminarti 15 65
29 Yudha Prayitna Susanto 15 70
30 Zahwa Aina Ahrab 55 75
113

LAMPIRAN 23

Skor Tabulasi Kuisioner

Nomor Butir Angket


No. Respon
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 1 4 2 2 5 1 3 1 4
2 4 2 3 2 3 4 3 1 3 2
3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
4 4 4 2 5 5 4 2 5 4 4
5 3 3 3 4 5 5 3 3 2 5
6 5 2 5 3 2 4 2 5 3 4
7 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2
8 5 3 5 3 1 3 5 3 5 5
9 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4
10 4 3 4 4 5 4 2 2 5 4
11 5 3 4 4 5 5 4 4 3 4
12 5 2 5 4 4 2 4 4 2 3
13 4 2 5 4 2 5 3 3 3 5
14 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4
15 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
16 4 2 4 5 4 5 4 5 2 5
17 4 2 3 3 2 4 1 3 2 3
18 4 2 4 5 4 5 4 5 2 5
19 4 4 4 4 3 5 4 4 3 5
20 4 2 4 5 4 5 4 5 2 5
21 5 4 4 5 5 5 4 4 3 5
22 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4
23 4 1 5 4 3 5 2 4 1 3
24 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
25 4 2 4 2 2 4 4 4 1 4
26 2 2 4 4 4 4 2 2 4 2
27 4 3 3 4 3 3 4 2 3 4
28 5 1 5 4 1 4 5 4 1 5
29 5 4 4 5 5 5 4 4 3 5
30 4 4 5 5 2 5 4 3 4 5
Skor Total
126 85 122 117 102 129 105 107 88 123
Tiap Item
114

LAMPIRAN 24

Hasil Uji Normalitas Gain Score


115

LAMPIRAN 25

Hasil Uji Homogenitas Gain Score


116

LAMPIRAN 26

Hasil Uji Gain Score

No Nama Siswa Pretest Posstest Posstest-Pretest Skor Maksimum-Posstest Gian Score N-Gain Score (%)
1 Andi Umairah Dian S 30 75 45 25 1.8 180
2 Annisa febrianti surya syahra 50 75 25 25 1 100
3 Arif Irwansyah 55 70 15 30 0.5 50
4 Arya Pramudya Bahteraman 10 50 40 50 0.8 80
5 Bambang Irawan 20 60 40 40 1 100
6 Dimas 10 65 55 35 1.571428571 157.1428571
7 Erfan Jekmei 25 65 40 35 1.142857143 114.2857143
8 Evalia 35 45 10 55 0.181818182 18.18181818
Fauzan Ariano Monapa
9 65 65
Tobarasi 0 35 0 0
Fazya Aisya Azyasabila
10 0 20
Rajayasa 20 80 0.25 25
11 Haerul Mujahidin 0 0 0 100 0 0
12 Hajir 10 15 5 85 0.058823529 5.882352941
13 Hergiansyah 50 75 25 25 1 100
14 Ira Fasira 30 65 35 35 1 100
15 Khalifatul Aini 15 70 55 30 1.833333333 183.3333333
16 Kutut Kristino 20 65 45 35 1.285714286 128.5714286
17 Meli Astriani 0 10 10 90 0.111111111 11.11111111
18 Muh. Afdhal Ramadan 0 15 15 85 0.176470588 17.64705882
19 Muh. Irfan Rahim 0 20 20 80 0.25 25
117

20 Nur Afni Aulia 60 80 20 20 1 100


21 Ribi Saskia 0 35 35 65 0.538461538 53.84615385
22 Risda Anggaraini 55 65 10 35 0.285714286 28.57142857
23 Riska 45 50 5 50 0.1 10
24 Sahara 70 85 15 15 1 100
25 Samsidar 65 80 15 20 0.75 75
26 Tomy Arjono 50 75 25 25 1 100
27 Wahyuhidayat 20 60 40 40 1 100
28 Widia Aminarti 15 65 50 35 1.428571429 142.8571429
29 Yudha Prayitna Susanto 15 70 55 30 1.833333333 183.3333333
30 Zahwa Aina Ahrab 55 75 20 25 0.8 80
Jumlah 875 1350
Rata-Rata 29.16667 55.5 0.789921244 78.99212443
Keterangan Tinggi Efektif
118

LAMPIRAN 27

Hasil Uji Rata-rata Gain Score

No Nama Siswa Pretest Posstest Posstest-Pretest Skor Maksimum-Posstest Gian Score


1 Andi Umairah Dian S 30 75 45 25 1.8
2 Annisa febrianti surya syahra 50 75 25 25 1
3 Arif Irwansyah 55 70 15 30 0.5
4 Arya Pramudya Bahteraman 10 50 40 50 0.8
5 Bambang Irawan 20 60 40 40 1
6 Dimas 10 65 55 35 1.571428571
7 Erfan Jekmei 25 65 40 35 1.142857143
8 Evalia 35 45 10 55 0.181818182
9 Fauzan Ariano Monapa Tobarasi 65 65 0 35 0
10 Fazya Aisya Azyasabila Rajayasa 0 20 20 80 0.25
11 Haerul Mujahidin 0 0 0 100 0
12 Hajir 10 15 5 85 0.058823529
13 Hergiansyah 50 75 25 25 1
14 Ira Fasira 30 65 35 35 1
15 Khalifatul Aini 15 70 55 30 1.833333333
16 Kutut Kristino 20 65 45 35 1.285714286
17 Meli Astriani 0 10 10 90 0.111111111
18 Muh. Afdhal Ramadan 0 15 15 85 0.176470588
19 Muh. Irfan Rahim 0 20 20 80 0.25
20 Nur Afni Aulia 60 80 20 20 1
21 Ribi Saskia 0 35 35 65 0.538461538
119

22 Risda Anggaraini 55 65 10 35 0.285714286


23 Riska 45 50 5 50 0.1
24 Sahara 70 85 15 15 1
25 Samsidar 65 80 15 20 0.75
26 Tomy Arjono 50 75 25 25 1
27 Wahyuhidayat 20 60 40 40 1
28 Widia Aminarti 15 65 50 35 1.428571429
29 Yudha Prayitna Susanto 15 70 55 30 1.833333333
30 Zahwa Aina Ahrab 55 75 20 25 0.8
Jumlah 875 1350
Rata-Rata 29.16667 55.5 0.789921244
Standar deviasi 0,569071291
n 30
µ 0,3
t hitung 4,715418281
120

LAMPIRAN 28

Tabel distribusi t (df = 1- 40)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884

2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712

3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453

4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318

5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343

6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763

7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529

8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079

9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370

11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470

12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963

13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198

14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739

15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283

16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615

17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577

18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048

19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940

20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181

21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715

22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499

23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496

24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678

25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019


121

26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500

27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103

28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816

29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624

30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518

31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490

32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531

33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634

34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793

35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005

36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262

37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563

38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903

39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279

40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

Sumber: (Kurniawan, 2013:8)


122

LAMPIRAN 29

DOKUMENTASI PENELITIAN

Perizinan Penelitian di SMA Negeri 1 Kolaka


123

Proses Pengenalan dan Pelaksanaan Prestest Shift Pertama


124

Proses Pengenalan dan Pelaksanaan Prestest Shift Kedua


125

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka


126

Pelaksanaan Pembelajaran Daring


127
128

Pemberian Kuisioner dan Postest Shift Pertama


129

Pemberian Kuisioner dan Postest Shift Kedua

Anda mungkin juga menyukai